You are on page 1of 30
Gelombang Eiektromagnetik A. Pendahuluan Di dalam Fisika Dasar, khususnya pada pembahasan listrik statis, Kita dapat memperoleh beseran medan listrik E tanpa kehadiran medan magnet B, misalnya medan listrik E yang disebabkan oleh muatan Q. Demikian pula kita dapat memperoleh besaran medan magnet B tanpa kehadiran medan listrik E, misalnya medan magnet B yang ditimbulkan oleh penghanter panjang berarus, Kedua gejala torsebut bisa terjadi karena medan listrik E dan medan magnet B tidak berubah terhadap waktu. Selanjutnya untuk pembahasan E dan B yang berubah dengan waktu, keberadaan medan listrik E selalu disertai medan magnet B, dan sebaliknya. Keterkaitan antara keduanya diungkapkan dengan persamaan Maxwell. Persamaan Maxwell merupaken hukum yang mendasari teori medan elektromagnetik. Peranannya di dalam teori medan elektromagnetik seperti Hukum Newton di dalam mekanika. Energi dah momentum gelombang clektromagnetik dibawa olch medan listrik E dan medan magnet B yang dapat menjalar melalui vakumkan. Sumber gelombang ini berupa muatan-muatan listrik yang berosilasi dalam atom, dalam molekul, atau mungkin juga del atu antene pemancar radio. Peda bab ini akan ditunjukkan penurunan persamaan persamaan Maxwell, yang sebenamya secara sendiri sendiri sudah kita kenal dari Fisika Dasar. Kemudian akan dibahas penerapannya dalam penjalaran gelombang FM untuk ruang hampa dan medium. dan diakhiri dengan gejala pandu gelombang B, Persamaan Maxwell Persamaan Maxwell dirumuskan dalam besaran medan lisuik E dan medan magnet B. Seluruh persamaan Maxwell terdiri dari 4 persamaan medan, yang masing masing dapat dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusi sumber, baik sumber muztan ataupun sumber arus. Untuk ruang vakum tanpa sumber muatan, persamaan Maxwell dalam satuan $I dirumuskan sebagai berikut: 1 V-E=6 2 V-B+0 Sgr : 6.1) ao cy 4, xB = 160" Persamaan pertama merupakan ungkapan dari hukum Gauss, yang menyatakan bahwa : Jumlah garis gaya medan listik yang menembus suatu permukean tertutup, sebanding dengan jumlah muatan yang dilingkupi permukaan tersebut. Secara matematis hukumn Gauss ini dituliskan dengan : (Eada =D (5.2.2) ° QE-fida 5.2.) fE-nda = (5.2.0) Melalui teorema divergensi, ruas kiri persamaan (5.2.c) dapat Kite tuliskan menjadi: fv-Eav =—[pav (53.a) ae ata yv-Eet (6.3.4) fo Untuk ruang vakum, karena tidak ada sumber maka p = 0, sehingga = Vv-E=0 (5.4) Persamaan Maxwell kedua merupakan hukum Gauss magnetik, yang menyatakan fluks medan magnet yang menembus suatu permukaan tertutup sama dengan nol, tidak adanya sumber medan berupa muatan magnetk. Atau dengan kata lain garis gave medan magnet selalu tertutup, tidak ada muatan magnet monopole. Melalui teorema Gauss, persemaan Maxwell kedua ini dapat Kita tuliskan dalam bentak integral sebegai berikut © 88 ©, =4B-AdA =6 gB-ida=0 (5.5) Dengan menggunakan teorema divergensi, maka persamaan di atas dapat Kita tuliskan menjadi: V-B=0 (6.6) Persamaan Maxwell ketiga, mengungkepkan pengaruh medan magnet yang berubah dengan waktu, yang tidak lain merupakan hukum Faraday-Lenz sebagai berikeut : poe oe (5.7.a) == 7.a) a Bi €=-— [B-dA G.7b) at Dari Fisika Dasar, kita sudah peroleh bahwa € =—[E-d2, sehingga persamaan (5.7.b} tersebut dapat kita tuliskan menjadi : fe-n=2 fa-aaa (6.8) a : Kemudian melalui teorema Sokes, ruas kiri dapat kita tuliskan menjadi : {¥xE Ada =-2 jm faa (5.9.2) OB Vuk = —— $5.9.b = a G.9.b) Persamean Maxwell keempat merupskan hukum Ampere. Seperti yang sudah kita pelajari pada Fisika Dasar, hukum Ampere ini diramuskan dengan: 4B-dh= poi 6.10) Melalui penerapan teorema Stokes pada ruas kiri, dan dengan mengingat hubungan i= {JAA maka persamaan di atas dapat Kita tuliskan menjadi bentuk : JVxBAdA =p fJ-idA @.lLa) VxE=pod (5.11.b) sedangkan rapat arus J a ‘ nee & , sehingga persamaan (5.11.b) menjadi : ee (6.12) é VxB= p86 90 Dari persamaan Maxwell 3, Kita dapat menarik kesimpulan bahwa medan listrik timbul karena perubahan medan magnet. Dan dari persamaan Maxwell 4 mengungkapkan medan magnet timbul karena perubahan medan listrik. Interaksi antara kedua medan ini akan menghasilkan gelombang clektromagnetik, baik diruang vakum maupun dalam suatu bahan. B.1 Persamaan Gelombang Elektromagnetik Persamaan gelombang elektromagnetik dapat diturunkan dari persamaan Maxwell. Dari persamaan Maxwell 3 : vans a Kemudian ruas kiri dan ruas kanan kita differensialkan dengan operasi rots! akan diperoleh = V(x) = EB) (5.13) Dengan mengingat vektor identitas Vx(VxE)=V(V-E) -WE, maka persamaan 45.13) dapat kita tuliskan menjadi : U9-E)-VE=-2(yB) 6.14) Kemudian persamaan Maxwell 1 dan persamasn Maxwell 4, Kita substitusikan kedalam persamaan (5.14), akan diperoleh (5.15.a) atau yr ees (6.15.6) _, kecepatan gelombang elektromagnetik di ruang vakum. Metalui cara yang sama, untuk medan magnet B, dapat Kitz turunkan dari persamaan Maxwell 4, dan akan diperoleh : 1 a pee (5.16) 2 a Persamaan (5.15) dan (5.16) ini adalah persamaan gelombang elektromagnetik dalam bentuk differensial. Mzsing masing mengandung tiga persamaan differensial yang terpisah sebagai berikut : Untuk medan listrik : (5.17.2) (5.17) (5.17) a (5.18.2) fe Ae =O (5.18) 5-55). =0 6.180) Solusi yang paling sederhana dari persamaan (5.15) dan (5.16) tersebut adalah : EG,0 =E, cos(kz — ot) (6.19) B(z,t) = B, eos(kz— ot) 6.20) Bentuk solusi ini merupakan comtoh eksplisit dari bentuk umom f{(kz-wt), yang dikenal sebagai gelombang dater (plain wave), yang merambat dengan kecepatan v = o/k, dengan sifat-sifat sebagai berikut : -. Mempunyai arah jalar tertentu (dalam persamaan tadi, arah 2), -. Tidak mempunyai Komponen pada arah rambat. 92 -. Tidak ada komponen E dan B yang bergantung pada koordinat transversal (pada contoh ini koordinat tranversalnya adalah x dan y , Sehingga dengan mengacu pada sifat ersebut, solusi persamaan gelombang menjadi Es TEx (2) + JEy@)+h EZ) (S21) B=iB.(z.0+ 1B.) +k BZ) (5.22) Sebutan datar berkaitan dengan bentuk muka gelombangnya yang berbentuk bidane datar tegak lurus pada &,, jadi bidang ini dinyatakan dengan = kz=kons tan (5.23) dan ditunjukan seperti pada gambar 5.1 Gambar 5.1 Ilistrasi muka gelombang dari gelombang datar B.2 Transversalitas Gelombang Elektromagnetik Sifat lain dari gelombang datar adalah transversalitasnye. Untuk memperlihatken hal ini. Kita substitusikan persamazn (5.21) ke dalam persamaan Maxwell 1, diperoleh CEx(Z) oe oe Zt A S25 - . 625) Suku pertama dan kedua ruas kiri dari persamagan (5.25) sama dengan nol, sehingsa (8.26) Dari persamaan (5.26) ini. berarti bahwa F, tidak bergantung pada z Kemudian dengan mensubstitusikan persamaan (5.22) dan (5.23) kedalam persamaan Maxwell 4, Kita akan peroleh : @By ab, aE, Soe ee 627) Ruas kiri same dengan nol, sehingga aE, (z 220 _9 a (5.28) Hal ini berarti bahwa E, tidak bergantung pada t. Dari persamaan (5.26) dan (5.28), dapat ditarik kesimpulan bahwe E2(z,t) = konstan ~ ©. Dengan kata lain arah getar dari gelombang medan listrik adalah tegak lurus pada arah rambatnya, kerena medan listrik E hanya mempunyai komponen-komponen pada arah yang tegak lurus pada arah rambat. Cara yang sama dapat Kita tururken untuk gelombang medan magnetnya, dan akan diperoleh kesimpulan bahwa arah getat gelombang medan magnetpun tegak Jurus terhadap arah rambataya, Schingga dapat Kita simpulkan bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang transversel. Sekarang akan dicari hubungan matematis antara medan listrik dan medan magnet dari gelombang elektromegnetik. Untuk itu dimisalkan gelombang menjalar dalam arah z. dan ditunjukkan seperti pada gambar 5.2. berikart ini. Gamber 5.2 Gelombang elektromagnetik menjalar dalam arah z od Pada gelombang ini dapat Kita tuliskan untuk medan listrik : E, =E; E,=E,=0; dengen : E = E, cos(k.z-ot) (5.29) dan untuk medan magnet : By =B; B,=B,=0; dengan : B=B, cos(k.z-ct) (530) Persamaan (5.29) Kita substitusikan ke dalam persamaan Maxwell 3, akan diperoleh : Z) fiz, 20s2-an}= 1B, cos(ke-«n) kx E,=oB, menginget © ~ ke, maka : kxE=cB (531.a) atau: E,=cB, (531) Persamaan (5.31.a) de (5.31.b) dapat pula Kita peroleh dengan cara mensubstitusikan persamaan (5.30) Kedalam persamaan Maxwell 4. Dari pembahas di atas, maka hubungan antara vektor propagasi k, medan listrik E. dan medan magnet B, dapat ditunjukkan seperti pada gambar 5.3 alee hg a tm (b) Gambar 5.3 Hubungan antara Kecamatan, E dan B (a) arah rambat ke kanan. (b) arah rambat ke Kiri, B.3. Vektor Poynting dan Kekekalan Energi Energi medan elektromagnetik merupakan jumlah dari energi medan listrik dan energi medan magnet. Rapat energi medan magnet sudah Kita peroleh, yaitu : ae Hl UL { ug =——B Us Up eile Poe ees ee 2 UG ge 2 9 Schingga rapat energi medan elektromagnetik dapat Kita tuliskan dengan U=Up+up aye PBs BP 4s eg? (5.32) Perubahan rapat energi terhadap waktu, atau laju perubahan rapat energi, adalah : du 1. BB cE Sa B+ e,b 5.33. Se a os ‘ > ees) ay (5.33.b) dt ty Ho Dengan mengingat vekior identitas V-(Ex B)=B-(VxE)-E-(V«B), maka persamaan (5,33.b) dapat Kita tuliskan menjadi : VX: 96 (5.34.a) dengan : disebut vektor Poynting, yang mengungkapkan besamya energi persatuan waktu per satuan Iuas yang dibawa oleh medan elektromagnetik. Persamaan (5.34.b), merupakan ungkapan kekekalan energi. Coba Kita bandingkan dengan persamaan kontinuitas - vided at Tampak adanya kesetaraan antara kedua persamaan tersebut. Rapat muatan p digantikan dengan rapat energi u, rapat arus J digantikan dengan vektor Poynting S. Jelas bahwa vektor Poynting mengungkapkan aliran energi, analog dengan rapat arus yang mengungkapkan aliran muztan. C. Gelombar z Elektromagnetik Dalam Medium Ketika Kita mempelajari persamaan Maxwell di depan, diasumsikan bahwa rapat muztan p = 0, dan rapat arus J = 0, hal ini berlaku untuk vakum dan medium dielektrik. Di dalam medium konduktif rapa arus J tidak sama dengan. nol, besarnya sebanding dengan meden listrik E, yang secara matematis diungkapkan dengan hukum Ohm: J =.0 E. Di dalam medium, dengan hanya memperhatikan muatan bebas dan arus bebas saja, persamazn Maxwell menjadi : C.1 Gelombang Elektromagnetik Pada Medium Konduktif Di dalam medium konduktif yang hebas sumber, dengan mengingat hubungan B = tH dan D = cE, persamaan Maxwell 4 berubah bentuk menjadi : VxB ape (5.36) Untuk mencari bentuk persamaan gelombangnya, dapat Kita turunkan seperti yang sudah dibicarakan pada bagian B.1, dan akan Kita peroleh : as a 52) WE Be (5.37) ae Kemudian dengan mengingat bukum Ohm = J=0E 6.38) maka persamaan (5.37) dapat Kita tuliskan menjedi : 2) VE cp — no = 6.39) ew Solusi dari persamaan ini adalah gelombang bidang dengan persamaan : EZ) = E, cos (xz-t) atau dalam bentuk komplek Ez) =E, 5.40) Substitusi persamaan (5.40) ke dalam persamazn (5.39), akan menghasilkan persamazn x? — peo? +ipco = 0 atau x? = p20? - ipoa 6.41) 8 Dari persamaan (5.41) jelas babwa bilangan gelombang « berupa bilangan komplek Bilangan gelombang « ini dapat Kita tentukan dengan memisalkan x = a + i b. Kemudian Kita kalikan dengan konyugetnya, maka akan diperoleh : 6.42) 2 ah et. a(S) | (5.43) 2 \ leo | Dan besamya bilangan gelombang /x/ adalah = ix? = pea" (2) (5.44) ee . Persamaan ini menyatakan bahwa x merupakan fungsi dari o. Karena berkaitan dengan cepat rambat, maka pada medium kendultif, cepst rambat gelombang bergantung pada fickuensi. Medium yang demikian sudah kita kenal dan disebut dengan medium dispersif. seperti sudah dijelaskan pada bab 2. Untuk medium yang berkondubtifitas tinggi, maka ¢ besar. Jika o jauk lebih besar dar: 4, naka dari persamaan (5.42) dan persamaan (5.43) diperoleh : (5.45) dengen i— 5.46 ee (5.46) Besaran § ini disebut dengan tebal kulit (skin depth). Untuk medium yang konduitivitasnva rendah (konduktor buruk), 0 jauh lebih keeil dari oe. Pada medium ini, skin depth menjadi : De (5.47) 99 yang tidak lagi bergantung pada frekuensi Bilangan gelombang x untuk medium dengan konduktifitas tinggi, pada frekuensi rendah, adalah : 48) Dari pembahusan ini, maka solusi persamaan gelombang pada medium konduktif dapat Kita tulisken menjadi : E(z2,1) = E, cllfab)z-ot] (5.49.2) E(z,t) = Ege elem) (5.49.b) atau: 2 { 0} E(z,t)=E,e be (5.49.0) Dati persamaan (5.49.c) ini, dapat Kita tafsitkan bahwa setelah menempuh jarak sebesar 5, maka amplitudo gelombang skan berkurang menjadi + dari amplitudo semula, e Kembali ke persamaan (5.42): dengan mengingat kv — o, maka persamaan ini dapat Kita tuliskan dalam bentuk : Ke Peay T|y'*bee) —Wi2 k o) | iE t(2) y 6.50) as—I+ Coba Kita perhatikan persamaan terakhir ini, jelas bahwa nilai a>k, hal ini berarti bahwa kecepatan fase gelombang pada medium konduktif lebih kecil dari pada 100 Kecepatan fase gelombeng pada medium non konduktif. Kemudian dengan mengingat hubungan = (551) maka dengan mensubstitusikan persamaan (5.50) ke dalam persamaan (5.49) Kita peroleh persamaan gelombang medan magnetnya sebagai berikut = BU.t) = AB eo e costar at) (5.52) Dengan memperhatikan persamaan (5.52) di atas, tampak bahwa medan listrik E dan medan magnet B ‘ak lagi mempunyai fase yang sama seperti pada medium non konduktif. Kitapun dapat menentukan besamya vektor Poynting untuk medium konduktif ini sebagai berikut : ef eter at) (5.53) Persamaan (5.53) ini mengungkapkan bahwa faktor redaman dalam perambatan energi oF adalahe 6. C2 Elektron Bebas di dalam Konduktor dan Plasma Elektron bebas di dalam konduktor tidak terikat pada atom atau molckul, schingga- model pembahasan seperti di depan dapat Kita gunakan. Dari persamaaa Maxwel vxE=-2 a ~ VE = =o 101 abe es Me THofo Hear (5.54) Gerakan elektron dapat Kita ungkapkan dengan persamaan : dv m—=q,E 55; ae } dengan v menyatakan kecepatan elektron Kemudian ruas kiri dan nias kanan dari persamaan (5.5) ini Kita kalikan dengan Nae, dengan N : rapat jumlah elektron, diproleh : mae) ia.) (6.56) sedangkan J = vg.N , maka persamaan (5.56) menjadi a 2 & =Nq.)E 5.57) nae (5.57) Persamaan (5.57) Kita substitusikan kedalam persamaan (5.54), sehingga Kita peroleh #E 2 VE-ny oe wee =O (5.58) Misalkan solusi persamaan gelombang E(z,t) = E, cos (kz-at}, dan bila Kita substitusikan ke dalam persamaan (5.58), akan diperoleh : a “2 tn,e,0? -u, AGE = 0 (3.59.2) k (5.59.b) (5.59.0) maka persamean (5.59.c) dapat Kita tuliskan menjadi : z Ney? (5.60) 2 mee Berdasarkan definisi indcks bias n=c/v. maka dari persemaan (5.60) tersebut dapat ditentukan indeks bias plasma: dengan Besaran @ ini disebut dengan frekuensi plasma. Coba Kita perhatikan kembali persamaan (5.61) dan persamaan (5.62) di tas Bilao oo By(r.t) = Boy costs ot) = Bo 1? Fad a By(r,t) = By at -o)-Bae (5.63) Bo ik3.F-ot) B3(z,t) = Bo3 cost. ot) = Bp3 ¢ dengan : kf sin(ay)—} cos(oy)] s ky an Pea cos(a2)} 4 ‘ (5.64) k; ake sin (a3) ~ } cos(a3)] ) = Ixt Jy a Harga-harga dari ky, ko, ky dan r pade persamaan (5.64) Anda substitusiken kedalam persamaan gelombang medan magnet (5.63), diperoleh : 104 By (r,t) = Boy eltsix stented) ott Beta. Bas ellkztx sin(ay)-y cos(a2)}-o) (5.65) B3(F,t) = Bo3 ellka x sinas)-y costa) -ot) Dengan menesapan syarat batas di y = 0, akan diperoleh hubungan : By Bax = Bsx B, cos(cry) ~ By cos(a2) = Bs cos(e3) sehingga persamaan (5.65) menjadi: Bo cos(ex,)-elkkt% S461 _Bgp cosicra)-e8™ sin(az)] = Bp3 cos(ar3) elts*sin(aa)] (5.66) Ummuk menyelesaikan persamaan (5.66) ini, Anda perhatikan hubungan matematis sebagai berikut : Ae* +Be™ = Ce™ kemudian dengan menggunakan deret Taylor, persamaan ini dapat Anda tuliskan menjadi ( ze \ ae cane us 2 ae vo eaftobes 2 } q Dengan mengabaiken suku Ke tiga-dan suku-suku selasjutnya dalam tanda kurung ()- maka diperoleh persamaan : A+B=C dan Aax +Bbx = Cex > Aax+Bbx =(A +B)ex Persamaan ini akan lebih mudah diselesaikan bila dinyatakan dalam bentuk matrik [a alla af? Dari persamaan matrik ini diperoleh bahwa : sebagai berikut : a=b=c Dengan memperhatikan contoh hubungan matematis terscbui, maka dari persamaan (5.66), jelas bahwa : Ay sin(au) = ko sin(a2) Karena gelombang datang dan gelombang pantul berada didalam medium yang sama, yaitu medium 1, make k; = ky. Sebingga dari persamaan terekhir Anda peroleh hubungan : a= 03 (5.67.a) Kemudian dari persamaan (5.66) tadi, kita pun memperoleh hubungan ky sin(cx) = ky sinfors) karena k=2=2%y, jadi kon, maka ky dan kj pada persamaan terakhir dapat es diganti dengan n; dan ns. sehingga persamaan terakhir tersebut dapat kita tuliskan menjadi : ny Sin(Gy) = nz sin(o;) (5.67.b) Persamaan (5,67.a) dan (5.67.b) disebut dengan hukum Snellius, seperti yang sudah kita kenal dari bab 2. D.2. Persamaan Fresnel Setelah Anda jelas tentang hukum Snellius ini, sekarang akan ditunjukkan perbandingan amplitudo gelombang pantul dan gelombang bias terhadap amplitudo gelombang datang, hubungan ini dikenal dengan persamaan Fresnell, Untuk itu Anda perhatikan kasus Transverse Magnetic (TM) seperti ditunjukkan pada gambar 5.5. Gelombang pada gambar ini disebut TM, karena medan magneinya tegak lurus bidang datang, 106 medium 1 = 4401 medium 2 > juts . Oe Gambar 5.5 Kasus TM, gelombang datang dari medium 1 menuju medium 2 Syarat batas di y~0. Anda memperoleh hubungan Untuk medan listrik Ex - Ex (E +E) cos(a) = E5 cos(0) 6.68) Untuk medan magnet, : p/e di vakum, atau B=E/v di dalam medium. Ingat bahwa B=! Kerena +o: n. maka : v ny (E1-Ey)= m Es 6.692) _ O (EB; -E2) (5.69.b) ny E3 Persamaan (5.69.b) disubstitusikan kedalam persamazn (5.68), Anda peroleh : (B)+ Ea)eas(a) ==, a) 2 ( a (np F,] cos(a) + —bcos(@) |= Bae v ny ny Selanjutnya didefinisikan Kocfisien refleksi R, sebagai perbandingan medan pantul terhadap medan datang, Jadi : ot ees Cosa) Rae aa eos Mey eal ng = BCos(8) =p Coste) 5.10) TM ~ fy Cos(6) +03 Cos(ct) vO Dari persamaan (5.69.0), Anda juga memperoleh hubengan : ay (E;- E2)= m2 E py SEVEV ez Es 671) By Persamean (5.71) ini Anda substitusikan kedalam persamaan (5.68), diperoteh E, cos(a) +E oS = 02 F3 cog(ar) = F3 £05(8) Sclanjutnya didefinisikan Koefisien transmisi T, sebagai perbandingen medan bias terhadap medan Catang. Jadi : Es 2m Costa) E, my -Cos(@)+n9.Cos(a) Tim = (6.72) Untuk Kasus tansvers electric (TE), dengan cara yang sama dapat Anda turunkan, dan akan diperoleh : 2ny.cos(cr) 6.73) tee ee ny.cos(@) +n .c0s(8) ny.cos(a) — np. a pycos(a.) +n9.cost) 108 Persamaan (8.70), (8.72), . dan (5.74) dikenal dengan persamaan Presnell Apsbila nom dan sudut bias 0 = 90°, maka dar hokum Snellius persamaan (5.78) diperoleh hubungan : sin(«) (5.75) Ay Sudut datang yang menghasilkan sudut bias 90° ini, disebut dengan sudut britis. Bila sgudut datang lebih besar dari sudut kritis, maka terjadt pemantolan total Apabila c+ 0 = 90°. maka dari hukum Snellius pessamain (5.67) diperoleh bubungan + tan(oe) = (5.76) Sat daung yang merevonien @ £6 - 90 is. SiseHit dengan sudut Brewster. Pada keadaan ini Koefisien pantul Rry1= 0. artinya gelombang pantul akan terpolarissi FE. Pandu Gelombang Sekarang Kita akan mempelajari_peujalaran gelombang ¢lektromagnetik di dalam selubung konduktor Kosong. Selubung vang ujung-ujangnya dibatasi oleh permukaan digebut dengan rongea (cavity). Sedangkan bila ujung-ujungnya tidak dibatasi oleh permukaan, disebut dengan pandu gelombang (wave guide) seperti pada gambar 5 6, Ce oe ee ee G-— Gamber 5.6 Pandu Gelombang Diasumsikan bahwa pandu gelombang benar-benar konduktor semparma, sehinege didalam bahan material tersebut berlaku E = 0 dan B = 0. Selanjutnya dimisalkan eclombang elektromegnetik merambat dengan bentuk fungsi sebagai berikut E(x,y.2.t) = Eg (yz) : (5.77) B(x, y.2,0 = By(y.z) OD Persamaan gelombang ini Kita substitusikan kedalam persamaan Maxwell 3 dan persamaan Maxwell 4, akan diperoleh : (S.78.a) (5.78.b) (5.78.c) (5.78.4) Be. iB, = (5.78) Fite, (S788) Dari persamaan (5.78.b), (5.78.c), (5.78.¢), dan (5.78.1), akan menghasilkan solusi untuk Ey. E,, By, dan B, sebagai berikut : if, Be ay ee ee 5.79.) Y ier 2 & } E (5.79) y 5.79.) B, ; (5.79.4) 33] Dari persamaan (5.79) tersebut tampak bahwa bila komponen longitudinal E, dan By diketahui, maka Komponen lainnya dapat ditentukan. Dengan kata lain, untuk memecahkan persamaan Maxwell, Kita cukup menentukan komponen longitudinalnya 110 Kemudian dengan mensubstitusikan persamaan (5.79) ke dalam persamaan Maxwell, Kita juga akan peroleh persamazn differensial dari Komponen longitudinal sebagai berikut : (6.80.2) (5.80.b) Dengan menggunakan syarat batas pada permukaan konduktor sempuma, yaitu : fA-B=0,dan ixB=0 (5.81) dengan A adalah vektor satuan normal pada konduktor, maka akan Kita peroleh : E,=0 (di permukean) (5:82.a) BB, oe =0 (di permukaan ) (5.82.b) Bila Ey < 0, disebut gelombang TE (Transverse electric), bila By = 0, disebut gelombang TM (Tranverse magnetic). dan bila Ex = 0 dan Bx = 0, discbut gelombang, TEM (Transverse electrik magnetic). Pada pands gelombang berbentuk selubung, kasus TEM tidak perah terjadi, hal ini dapat drunjulckan sebagai berikut : Bila Fy = 0, maka menurut hukum Geuss haruslah berlaku hubungan - OEy we oe (5.83) dan bila Bx = 0, maka menurut hukum Faraday berlaku hubungan : (5.84) Karena E= 0 di permukaan loge, rnaka potensial listrik V = konstan pada permukaan logam, Menurut hukum Gauss atau persamaan Laplace untuk V, beriaku pula V = feemen di chien conese bi bemell EO Gi dalam rorgee Pen pone oe xE, berari B tidak bergantung waktu, Dengan demikian, tidak eda gelombang di dalam rongea i E.1 Pandu Gelombang dengan Penampang Segi Empat Sckarang kita perhatikan pandu gelombang dengan bentuk penampung segi empat seperti pada gambar 5.7 Gambar 5.7 Pandu gelombang segi empat Masalab ini merupakan penyelesaian persamaan (5.80.b) dengan syarat batas seperti pada persamean (5.81). Kita dapat menyelesaikennya dengan separasi variabel sebagai berikut: Misalkan : B,(y,z)= Y(y) Z(z) 6.85) Substitusi ke dalam persamaan (5.80 ), menghasilkan : 22 #2 [fey re ee a Ve} Ruas kiri dan ruas kanan persamaan (5.86), Kita bagi dengan YZ : i¥Z=6 (5.86) 2: 2 2 Jay 182 fey | (6.87.4) Yay? Zaz? [le Persamaan (5.87.a) dapat Kita tuliskan dalam bentuk : oY Ke -d-(2) -k=0 (5.87) y a) dengan * ro % (S.8d. Solusi dari persamaan (5.88.4) adalah - Y =A sin(ky) + B cos(kyy) (5.89) ee a¥ d ; ‘ Kemudian kita terapkan syarat batas as 0, di y=0 dan di y=a, diperoleh iy x oY 4, Acos(kyy) ky Bsinikyy) ee ay Ny O=k, Apmake A=0. = ky B sin(k, 2), maka k,a = mn dengan m = 0,1, 2,3.- atau : G90) Dengan cara yang sama, kita terapkan pada persemaan (5.88.6), akan menghasiikan ; k,-— 6.91) ‘Sehingga persamaan (5.85) menjadi : B,(v.z)=B cof My) co Fs) (5.92) : a b Untuk mencari bilangan gelombang k, Kita substitusikan persamaan (5.90) dan persamaan (5.91) ke dalam persamaan (5.87.b), akan diperoleh J -ey-6) 695) (6.93.b) 13 dengan o : | (5.94) disebut frekuensi pancung. Frekuensi pancung terendah terjadi pada m = 1 dan n= 0, jadi on Frekuensi ini merapakan ferekuensi ambang, gelombang dengan fiekuensi di bawah frekuensi pancung co, tidak akan dirambatkan di datam pandu gelombang, Kemudian Kita dapat mencari kecepatan group, yang merupakan laju dimana energi dirambatkan, yaitu: do dk atau Kecepatan group ini dapat disederhanakan, yakni dengan mendifterensialkan persamaan (5.936) terhadap ©, kemudian hasiinya disubstitusikan kedalam persamaan terakhir, akan peroleh j-(2m) 6.95) E.2 Pandu Gelombang Jalur Transmisi Koaksial Gambar 5.7 memperlihatkan pandu gelombang berupa jalur transmisi koaksial (coaxial transmilton line), terdiri dari kawat panjang yang diselimuti konduktor selinder. Kawat panjang ini terlctak tepat pada sumbu sclinder: Dengan mengacu pada persamaan (5.78), dapat Kita tuliskan : cB,= By dan ¢B, G97) (5.98.a) (5.98.b) (5.98.c) (5.98.4) Gambar 5,7 Pandu gelombang jalur transmisi koaksial Persamaan (5.98) di atas dapat Kita cari solusinya dengan menggunakan sistim koordinat selinder. Dalam sistim koordinat ini : Dengan mensubstitusikan persamaan ini ke dalam persamaan (5.77), serta dengan mengambil bagian realnya, akan Kita peroleh : costs — 0) - r Ean, (5.99) Eq costix = att) g (5.100) c y F. Soal Latihan: 1. Dengan menggunaken teorema Stokes dan teorema Gauss. tiliskan persamasn- persamaan Maxwell dalam bentuk integral Nw _ Suatu gelombang elekwomagnetik mempunyai persamean untuk medan listrikma sebagai berikur 15 E = 1K, Costwz,ue —at) + j/Egy/ue Sin(oz pie ~ at) Tentukcan: a. persamaan gelombang medan magnetnya adalah b. vektor Poyntingnya Konduktor Gengan panjang L dan jari-jarinya R, dialiri arus I. Hitung harga vektor Poyntingnya. . Sumber laser memancarkan gelombang monokromatik yang berkasnya sejajar. Bila daya sumber 1 W dengan diameter 1 mm. Tentukan amplitudo maksimum dan medan magnet berkas laser tersebut Gelombang elektromagnetik bidang atau gelombang datar merambat di dalam suatu bahan yang permitivitasnya € = 4£, Bila amplitudo medan listriknya 10 Vim. Hinung : a. indeks bias bahan. b. cepat rambat gelombang di dalam bahan tersebut. c. amplitudo medan magnetnya d. energi setiap detik yang jatuh tegak lurus pada permukaan seluas 10 cm’. Cahaya yang terpolarisasi linier jatuh pada pelat gelas (n=1,5) dengan sudut datang 45", Hitang kocfisien pantul dan Koefisien transmisi, bila medan listrik gelombang tersebut : a. pada bidang gambar. b. tegak Iurus pada bidang gambar. . Untuk air laut diketahui pp =p, = 47.107 N/A®, & = 70 & = 6.10" C2Nm? dan 6 =5(Q.m)", Temiasuk konduktor buruk atau konduktor baikkah air laut tersebut untuk cahaya tampak? T. “kin depth-nya! Gelombang clektromagnetik datang menuju pelat tembega dengan rapat jumlah elektronnya 1029 m-3. Berapa frekuensi paling kecil yang harus dimiliki gelombang terschut agar dapat menembus pelat tembaga tersebut ? 9. Pada ketinggian antara 56 sampai 1000 km, atmosfer kaya akan ion karena ionisasi oleh sinar ultraviolet dari matahari. Daerah ini sering disebut dengan ionosfer. Rapat elektron pada daerah ini sekitar 10!! m®. Tentukan frekuensi plasma untuk daerah tersebut ! 10. Gelombang elektromagmetik dengan panjang gelombang di ruang bebas 3 cm, merambat ke dalam pandu segi empat sama sisi. Hitung lebar a agar gelombang terscbut merambat di dalam pandu gelombang dengan laju 95% dari laju cehaya. 7

You might also like