PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT:
PENDEKATAN BIOLOGE MULLT KEKINIAN
DAN INDIGENOUS WISDOM
UNIVERSITAS GADJAU MADA.
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
pada Fakultas Kedaktersin Gigi
Universitas Gadjah Mada
Disampaikan di depan Rupat Terbuka Majelis Guru Besar
Universitas Gadjak Mada
pada Tanggat 10 Agustus 2009
di Yogyakarta
Oleh:
Prof. Dr. drg. Regina TC. Tandelilin, M.Se.Yang rerhormiat,
Ketua dan Anggoia Majelis Wali Araanat,
Ketua, Sekreiaris dan Anggota Mafells Guru Besar,
Ketua, Sekreiaris dan Anggota Senat Akadenik,
Relcar, para Wakil Rekior daa pura Deka,
Dekan, pura Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigh, dan segenap
Sivitas Akademika Universitas Gadjah Mada
Para tana undangan, teman sefawet, sorta koluarga tercinta
Selamat pogi, sctami dalam kasih Tuhan dan semoga berkatNYA
senantiasa menyertal kita semua
Puji syukur kepada Allah Maha Kasih, atas porkcnanNVA pagi
ini kita diljinkan berkumpaf bersama pada Rapat Tebuke Mejelis,
Guru Besar Universitas Gadjah Mads dalam keadaan sohat, Atas
karuniaNVA pula saya dapat berdiri disini, dan dengan seijin Majetis
Guru Besar Universitas Gadjah Mada, saya mendapat kehonmatan
guna menyampaican picato pengulthen sebagai Guru Besar dalam
imu Biologi Mulut pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gadjah Mada dengan judu!:
PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT:
PENDEKATAN BIOLOGI MULUT KEKINIAN
DAN INDIGENOUS WISDOM
Hadivin yang muic,
Menghadapi kemajuan teknoiogi kedokieran yang begitu pesat,
pemahaman tentang perkembangan biclegi mulut akan sangat
mendasari perawatan gigi dan mulut yang beckualitas, Pendekatan
riset secara klasik menghasilkan gambaran fuktor penting torjadinya
proves virvlensi dan seluler suatu penyokit auulut, mamun tidek
mendalam pada (ahapan prosesnya. Sebaliknya. pemahaman yang
lebih dalam scharusnya dapat dicapai melalui pendekatan kekinian
diantaranya yaitu genctik, molekuler, scluler dan bicinfornratika
Sarana tetscbut akan memberikan informasi globai tentang perbedaan
faktor ekspresi gen miktoorganisma oral yang menyandi dan prosesyang menycbabkan patogenesis suatu penyakit mulul. Reyitu pula
digunakannya Lvidewee Based Dentisire dan incliginccs wisdom
sebsyai pendekatan kebijskan perawatan juga akan mentmjang
peningkatan kualitas kesehatan muilut dan gigi
Metode diggnostik berbasis, selider, genetikt dan molekuler
merupakan riser Biologi Mulul dalam menunjang perkembangan
Kedokteran Gigi Kiinis disernpiag Kebijakan riset melibat respon
biologi rongga mulut terbadap adanya sustu infeksi atau ponyakit
setola ditetapi dengan buhsn tumbukan atau herbal sctempat
Beberapa hasit penelition dasar Biolegt Mulut telah mondakung
kemajiun perkembangen Fuidence Based Dentistry (EBD) guma
membanty menjelaskan masalah Klinik dan juga pengembanyan
Proscs pembelajaran maasiswa berbasis penelitian. Metalui
Tridharma Perguruan Tinggi, kite dapat herperan besa guna
mewujudkan twsyarakat schat, Untuk mencapai uyjuan tersebut
diperlukan peningkaten llmu pengetahuan dan teknologi. Kerjasama
Jintas sektoral, serta jeiaring kemitraan hingea mencapai riple heli.
Sclaajutaya, pidato ini akan inembakas firma isu peran Biclogi
Mulu: kekinian dan indigenous wisdom dalam perawatan keschatan
gigi dan mulut. Gagian pertama menjelaskan peran mulut sebagei
comin kesehaten tuhuh, Bagicn kedua menjelaskan peran Evidence
Based Dentistry. Bagian ketiga membshas penggunaan genesik dan
molekuler mikrobiologi oral delam pengembangan teknologi. agian
keempet menjclaskan penygunaan genomik dan preteomik.
mikrobiologi oral. Bagian terakhir merabahas aspek pendekaran untuk
pencegahan maupun terapi
Bagian pertama; Mutut cermin kesehatan tubuh,
Hadivin yang terhormat,
Rongg? mulul merupakan cermin kesehstan tubuh katona mulut
merupakanbagien integral buh, Dalam keadaan sehat, mulut
ditempati oteh beberapa ratus miiiyar miktoorganisma yang dapat
dikenali dengan zroma mutui kite pada wakiu bangun dur di page
Qari. Jumlah mikroorgamisina ini akan meningkay ketika wulut kits
tidak dibersihkan sebagsimans mestinya, Saliva (ludah) dan caivan
celah gusi merupakan nutisi wlsinanya dan bahkan bakteti-bakteritersebut dapat mengancam kesebatan bils dibiarkan tumbuh tak
terkendali, Bermacam bakteti itu membentuk kluster dalam. bentuk
lapisan tipis dan melokat pada permukeaa mukosa mulut dan gigi
‘yang disebut biafilm.
Penyakit karies terjadi kerena bakreri plak pada permokeao gigi
memproduksi asam dan menycbabkan demineralisasi gigi dan
meraungkinkan —terbentuknya lubang. — Sementara_—_gingivitis,
(peradangan gusi) terjadi ketika hakteri plak gigi maupun biotin
terkembang diak dianiare gigi dan gusi menimbulkan_iritasi,
peradangan dan perdarahan, Periodontitis merupakan radang kronis
dan sudeh menunjukkan adanya hubangan dua-areh dengan penyakit
sistemik yang dapat membahayakan kesehatan tubuh sehubnungan
akumulasi oleh bakicr’ gram negatif dengan mediator radang yang
cihasilkannya bila memasuki sisiem peredaran darah, Bakteri tersobut
menstimutasi hati dan sel carat putih untuk meningkatkan produksi
Protein tadang seperti C-reactive profem (CRP), sitokin redang GL
18, TNF-a, IL-6), keagulasi darah dan faktor adhesi sorta
meningkamnya jumlah lipida darah (Wu dkk., 2000). Jumlah CRP
citemukan 30% lebih tinggi pade pendetita periodontitis dibandingkan
yang sebal (Osterweil, 2007). Moleku!-molckul tersebut dalam datah,
diatasberhebungan dengan meninghatnya risiko perkembangan
penyskit cardiowtseular dan laimya (Ridker dkk., 2002), seperti
acherosclerosis, serangan jantng, kegagalan jantuag Kongestif dan
penyakit artori koroner (Wu dkk., 2000), dan rhemathoid arthritis
(Mercado dck., 2003). Lemak pada lesi athermanous karotis dan artari
koroner mengandung 40% antigen patogen periodontium antara lain
yaitu Forphorymonas gingivalis, Tannevelta forsythensis dun
Prevetelia imermedia, Bakteri P. gingivalis inilah yang dapat
beraklivitas memuiai proses terjadinva pembekvan yang merupzkan
(ahap pertama pada sorangan jantung dan stroke (Gurealian, 2006),
Meningkataya kejadin dan keparahan penyakit periodontitis
tersebut discbabhan adanya modifikasi respon imun tubuh tcrhadap
bakteri periodontium bersama produknya (Bagg dkk., 2003).
Gingivitis, periodontitis, peningkatan terjudinya kariss, ponumpatan
dan kehilangan gigi hethubungan pula dengan ekses beral badan,
osteoporosis dan obesitas (Weed dk. 2003), Beberapa data
menunjukkan berhubungan dengan pendorita diabetes, resisten insulindan penyakit pemafasan (Searnapieeo den Ho, 2001). Pata penderita
diabetes yang juga mendenita periodantitis akan lebih sulit mengontrol
jumlak gula darabrya. Baik gingivitis maupun periodontitis akan lebih.
parah pada anak penderita diabetes dibandingken pada anak yang
tidak menderita peoyakit rersebut (Amaliya dkk., 2007), Disamping
itu, perempuaa hamil dengan periodontitis betisiko akan melahirkan
bayi premature: yang betberat badan rendah serta komplikasi pada
kehamilannya (Krejei daa Biesada, 2002).
Diketahui rongge mulut dan trektus pernafasan berbagi rusng
udare. Dilaporkan bahwa penyckit cbstruksi para kronis dan
Preamonia hertmubungan dengan buruknya keschetan mulut
(Gurenlian, 2006). Radang kronis berisiko menjadi faktor untuk
beberana jenis kanker, diantaranya Epstein-Barr virus dengan non-
itodgin's bmphoma, Human papitioma virus dengan kanker serviks
dan mulut (Smith, 2607 dalam Barbare 2008). Kejadian pada mulut
menunjukkan penyakit Lichen planes tejadi 1-2% pada pasion
dewasa dan WEO telch mampertimbangkannya sebagai penyakit yang,
berpotensi premalignant, ramun secarz klinis relevan berabah
menjadi oral squamous cell carcinoma yang biase disebut OSCC
terutama pada lidah (Gsterweil, 2007). Penderita periodontitis baik
Kategori sedang maupun parah yang diseriai targealnya gigi, 64%
ein berisike kanker pankreas (Fedele, 2007), Sementara itu,
manifestasi HIV pada rongga mulut dapat berupa candidtasis, Hairy
Jeuboplakia, Kaposi's sarcoma (human herpes virus-SIHHV-8), Non-
Hadgins’s lympoma dan penyakit periodontitis (Bagg dtk., 2003).
Haduria yang berbakagia,
imunitas rongga mulut
Fungsi utama sistem imun rongga mulut adalah melindungi
eligi, rahang, gusi dan makesa mulut guna iclawan infeksi. Mukosa
tulut lersebut bersifat lunak, halus dan dilapisi se! epitel yang terjaga
kelembabannya den didvkumy oleh lapisan jaringan ikat schingga
dapat berkontak dengan lingkengan cksternal. Pertahanan sel pejarut
bervariasi torgantuag perbodaan Lingkungan yang dipresentasikan oleh
mukos: rulut, saliva maupun celah gusi beserta cairunnya (gingival3
crevicuiar fluid — GCF). Komponen seluler tama GCF adalah
neutropil dan sedikit sel limposit B dan T. Lebih dari 80% neuropil
pada celdh gus sangal berfungsi dan mampu menelan
mikrvorganisma. Alican saliva mempunyai efek mekanik melumasi
mukosa mulut terhadap intasi dan membantu fangsi bicera maupan
penelanaa (Bagg ckk., 2003),
Saliva. mengancung bahan anti-mikroorgenisma, dan 85%
antibodi secretory IgA (S-IgA), yung berfungsi menghambat
perlekatan, aglutinasi bakten dan menetalisir virus. Sementars [yA
sendiri lebih banyak ditemukan pada cairan celah gusi. Saliva juga
‘mengendung laktoferin untuk pengikat besi dan dersifat bakteriostatik
Kandungan lainnya seperi lisosim sangat efekti? berguna inclawan
bakteri Streptococcus nusans bakteri utana penychab gigi karies,
Dalam saliva terdapat pula agglutinin, sisiim mpelopereaidase, sistim
salivary peraxsidase, complements dan 98% leukosit. Pada gingiva
sehatpun, selalu ada lala lintas yang kontinyu olek neutropil (sel darah
sebagai pertahanan) dari kapiler gingiva masuk ke celah gingiva yang
tergerak baik oleh peptida bakteri plak gigi maupun IL-8 epitel
gingiva dan sel tersebut akan berfungsi aktif serta herkemampuan
membaseni mikroorganisma (Page, 1998), Belum lama ini Oudofr
dkk. (2008) menemukan fesiaria sua protein kecil yang Lerkendung
dalam saliva mcrupakan Komponen yang berranggung jawab wotuk
penyembuhan. Penemuan terscbut tidak hanya menjawab pertanyaan
mengepa binalang selalu menjilati lukanya sordiri, namun juga
menjelaskan mengspa luka dalam rongya mulul seperti pencabutan
gigi, metunjukkan sembub lebih cepat dibandingkan luka pada kulit
‘manpun tutang (Weissman, 2008 editor Jamal FASEB)
Pormukaan geligi den rongga mulut sebagai agian integral
bab dipengaruhi oleh mekanisme imunitas saliva yang diperantarai
oleh s-[gA dan imunitas sistemik yang miclibatkan semua variasi
Komponen imunitas dalam daa. Masing-masing komponen anatont
dalam rongga mulut dengan yigi-geligi serta ylatdula salivarius
mempunysi lingkungan mikro yang berbeda dalom spesialisasi sistem
imunnya dan ini telah terancang sedemikian rups untuk meajaga
Keschetas maulut. Integfilas mukosa mulut, limponodi, saliva dan
cairan celab gusi serta imunitas seluler dan humoral adalah kunci
tama untuk Kesehatan rongea mulut (Bagg dik., 2003).6
Tkologi kevehatan rongga mudut
Penyzkit mulut seperti aries dan periodontitis harus
dipertimbangkan pula sebagai konsekuensi ckologi karena tidak
adanya keseimbangan mikroorganisma mulut pads biofilm. Karies,
terjadi_kavena pH lingkungan yang sangal rendah. Sementara itu
komunitas mikroorganisma yang terlibat pada periodontitis
disehabkan meningkatnya aliran cairan celah gusi dan mutrisi serta
perubahan pH. Ekologi Kesehatan merupakan jejaring hidup yang
unik, dan inipun berkaitan antara individu cengen liagkungannya
ataupun dengan komunitas sosialnya. Fkologi kesehatan mulut
merupakan interaksi padz semua tingkal organisasi pada rongga mulut
tetapi konsckuensinya dapat terjadi tidak scbatas pada mulut.
Keschatan mulut pada aras molekuler tergantung pada imunitas yang
melibatkaa interaksi kompleke antara antigen haik humoral maupun
seluler.
Struktur Kesehatan yang membentuk rongga moulut yaitu
misalnya gigi geligi termasuk perlexatannya pada tulang rahang,
imukosa mulut dan lidah tela membertuk suatu wujad Kompleksitas
yang sedemixian baik dan mampu menjalankan fungsinya. Keschatan
rongya mulut tersebut sangat tergantung pada fuktor intemal (imunitas
dan mikroorganisma), saliva dengan pencernaan, pelumas dan bahan
lain serta faktor lainnye seperti mutrisi, kebiasaan dan gaya hidup
termasuk stress den kegagalan. Adiksi merokok masih metupakan
catatan torbaik sebagei faktor penentu keschatan malur (Jhonson dan
Buin, 2000). Di samping itu, faktor sosial dar. budaya juga dapat
herpengaruh baik langsung dan tidak langsting pada kesehetan, mulut
Hadirin yi
Gaya hidup biofilm
Mikroorganisma rongga melut kitapun mempunyei gaya hidup
yang menarik pula untuk dicermati. Moda bentuk pola pertumbuhan,
biofilm sepertinya sangat_menguntungkan untukaya. Biofilm ini
ferbentuk oleh Komunitas berstriktur tiga dimensi yang dilengkapi
dengan saluran cairan untuk transport substrat, produk limbah dan
sinyal molekul (Costerton, 1999). Matriks yang memegang erat
mutiaken,
ig san7
biofilm tersebat adalah campuran polisakarida, protein din DNA
(deoxyribonucleaie acid adalah bahan genctik) yang tersekzesi oleh scl
(Shutheriand, 2001). Telah ditemukan bahwa bakteri Psetdonronas
aeruginosa secara aktif menjage bentuk strukiur tersebut dengan
melepaskan moleku) surfaktan untuk mencegah mikroorganisma lain
menyumbat sistem saturan, Scmua sel yang tidak berkemampuaa
mermproduksi surfakian juge rupanya tidak mampu menjaga
Karakteristik arsitektur biefilm yang dibuuhkan guna meojalarkan
Fangs! biofilm (Davey dkk., 2003).
Ketika mikroorganisma terorgenisasi sedemikion baiknya
mempu beracaptasi sesuai dengan ekologinya dalam biofilm, temyata
mikroorganisma tersebut Kurang sensitif’ terhadap bahan arti-
mixroorganisma dan bahkan lebih kebal terhadap mekanisine imunitas
(Davies, 2003), Daya kekebalan terhadap bahall anti-mikroorganisma
ini dapat menjelaskan mengapa cukup banyek balan propilaksis oral
dapat terprediksi lebilt enanjur pala penguiian in vizro, wetapi sedikit
memperlibathan efek klinis, Hal ini dikerenakan ketambanan staupan
kurang lengkapnya bahen propileksis terschul berpenctrasi ke biofilm,
Kemungkinan lain mengemukakan bakwa mikroorganisma yang,
borada diaatara biofilm secara fisislogis dapat berubah Karena adanya
petbedcan ekspresi gon (Davies, 2003). Ghigo (2001) juga sudah
menanjukkan bakwa peran biofilm sangut bermakna pada tansier
_genetik secara horisontal diantars anggota sel-sel yang teragregasi.
Hadirin yang terhormat
Bagian kedua: Evidanced-based dentisry
Kegunaan dan kepentingan Evidenced-based dentistry (EBD)
telah dikenalkan beberepa tahun yang Jalu. Pertanyaan yang muncul
kemudian adalah bagaimana poran Bagian Biolog) Mulut dalam
pendidikan dan penelitian schubungan dengan perkembangan EBD
guna menunjang perawatan ? Perawatan Klinik kedokteran gigi
sekarang sudzh setmakin canggih dan menarik dengan paradigms bart
yang tidak lagi sekedar hanya menetima atau menunjukkan pada
pasiennya alas “how and telling”. EBD adalah paradigma har untuk
praktek kedokteran gigi paca abad ini dan sejerah perjalananmya telah8
memperlihatkan bahwa perawatan pasien menjadi jauh lebih baik
(Chappell dkk., 2003). Adapun tyjuan pelaksanaan EBD adalah
meningkatkan penanganan perawacan pasica berdasarkan pengetahuan
termasuk hasil penelitian dan tcknologi kedokteran gigi terbaru yan
diantaranya berbasis molehuler. Pada kenyataennya EBD tidak mucah
dilaksanakan tetapi memberikan jaminen pengambilen keputusun yang
Aebih baik dalam penanganan pesien perscorangan Karena EBD
merupakaa pola pembekalan pelayznan pads praktek kedokteran gigi
muutakbir yang terbaik.
Aplikasi genetik dan bioteknologi diketahui meningkat tajam
untuk pemakaman aphkasinys pada ilmy Kesehatan dan penyakit
khususnya di tingket molekuier. Seperti halnya kedokterae,
kedokteran gigi telab pula memasuki era diagnosis molekuler dan
tcrapicbiotckno. Hal inilah yang mungkin biasa dikatakan dinegara
maju sebagai paradigma bar bidang kedokteran gigi besbasis
mnolekuler yang tentu Saja tolah meleweti penolitian sistematis,
Para praktisi kesehatan ntulut dan gigi sangat dihareplan untuk
memperimbangkan perggumsannya pada asus ‘ertentu guna
menunjang diagnosis maupun wrapi pasiennya, Beberapa praktisi
sebenamya sndah tidak ragi lagi mongaplikasikan bakan misalnya
bone morphogenic proteins (Douglass, 2003) untuk menginduksi
perlumbuban tlang Tandelilin dkk. (2006) melaporkan, allogra’t
demineralized bone marrix (DBM) yang vaiuable pada prosedut bedal.
dapat incvingkatkan kepadaian kolagen tulang, Ditambahkannya,
bahwa dapat pula menginduksi pertumbuhan osteoblast sebagai sel
pembentak (ulang dan juga dapat menururikan aktivitas dan ekspresi
Gelatinase B atau matric metalloprotemuseS (MMP-9) dengan
meningkatkan aktivitas dan ekspresi issue iahibiter matrix
metalioproteinase-2. (Tandelilin, 2006 a dan b), MMP berkemampuan
mendegradasi kolagen, fotoncktin, clastin dan inti protein (Hoekestra
dkk., 2001 dalam Tandelifin, 2005) don berpantisipasi pula pada
proses remodeling tulang, dan peayembuhan wlany (Wossriet, 1991
dalam Tandelilin, 2605). Cntuk kepentingan rekayasa jaringan, Ana
dan Tanéelilin (2008, belum dipublikasikan) melaporkan behwa hasil
sintesis kimiawi Calciun-Phosp hate berdasarkan analisis spektea infra
merah temyata dapat diaplikasikan dan terbukti mampu menginduksi
proliferasi dan diforensiasi sel uniuk regenerasi jaringan tulang.4
Perawatan berbasis paradigms Kiasik semtata tempaknya lebih
menguntungkam kerena berisiko kecil pada pasien, Scbaliknys
paradigma perawaian berbasis molekuler walaupun mempucyai
kelebihan, bukan berarti betas risiko pada kasus lertentu, Dengan
mempertimbangkan adanya peningkatan risiko, tentunya dibutuhkan
perubahan bermakna paca mangjemen teknolog! klinisi kedokteran
gigi. Berbekal data cmpiris saja tidak akan cukup mencukuny
penggunaan terapi molekuler, Praktch berbasis EBD juga metibatkan
penggunaan gralik/stalistik, centralized database, pengetelucan
software muanegement, Gan kualites sumber daya manusia dalam
poncapsias perawatan Kesehuten raulut dan gigi yang efektif
Mengingal kemampuatiaya untuk mengintegrasikan keablian Klinik
perseorangan dengan bukti klinik cksternal terbaik yang ada, dengan
demikizn EBD akan menjadi norma. Ada haiknya dan sepantasnye
para dokiergigi utamanya staf pengajar perln memzhami pernyataan
Margaret Mead (dalam Douglass. 2003) scorang pencidik:
“We are now at the poit where we must educate people in whee
nobody knew yesterday, end prepare in our schools for what no one
Knows yet but what some people must know tomorrow”.
Harapan berpulang pada kita para pendidik dalam melaksatiakan
dan memberi yang torbuik kepada teman sojawat, mahesiswa dan
masyarakat. Berbagi husil penelitian kita disamping pads forum
nasionaL/internasiona, juga dibesikan dalam kuliah manpun prakikum
sangal menunjang proses pembelajaran berbasis penelitian yang telah
dicanangkan Universitas Gadjah Matta sebagai World Class Research
University. Unik in: mahasiswa perle cidoromg guna bemikir,
berdiskusi, mencliti dan bahkan maimpu memiprediksi berdasarkan
skela priorilas. Oleh karcna iu, kita hendakutya berperan sebagai
fasilitator dalam mengembangkan pols pikir dan pemahaman materi
yang dicanangkan. Perlunys poningkaten kualitas dokter gigi baik
utamanys sebagai pendidik ataupun sebagai praktisi untuk era
globalisasi imi sudah tidak dapat ditawar lagi. Dengan demik:an
Perawatan paradigma herbasis EBD akan meningkatkan tanggung
jawab para dokter gigi sebagai penegek diagnosis dan menyediakan
kesempatan hersama dengan pasien berhagi penangaaan yang bersifat
komprehensif:10
Hedirin yang saya mativkan,
Bagian ketiga: Penggunaan genetik dan molekuler_mikrobiologi
oral untuk pengembangan tcknologi
Kemudien sckarang timbul pemikiran, bagaimana tindakan kita
vntuk moningkatkan kualitas dokter gigi memju penanganan yang
Kompreheasif? Permintaan untuk pengujian/penelitian Klinis guna
mempelajati peryakit gigi dan mulut, serta kreniofasial dengan segala
kondisi yang ditimbulkannya ditengarai meningkat tajam sejak tima
tahun yeng lalu. Perkembangen genomik dan proteomik bersamaan
dengan pengembangan teknologi baru semakin momperlues
pengetahuan kila tentang ctiologi dan patogenesis penyaki,, Hel
tersebul sangat menunjang kita memaswki wawasan baru mendesain
dan melaksanakan riset monggunakan metode yang memungkinan
lebih efisien dan aman pada pengujian don’ aplikasinya untuk
keseliatan gigi dan mulut di Klinik.
Biomarker dan surrogate marker
Risct_merupakan kebutuon mendessk dan mendasar gun
Penanganan perawataa pasien yang lebih cepat, komprehensit’ dan
adckuat serta untuk kepentingan tindakan preventif; Porkembangan
terakhir pada tingkat molckuler sepecti genomic dan proreamic,
berdampingan dengan perkembangan —bicinformatika, akan.
memberikan informas; perbedaan fakior ekspresi yen mikroorpanisma
yang menyandi dan juga proses yang menyebabkan lerjadinya
Patcgenesis suata penyakil, Lebih jauh, meneliti perbandingan antat
genomik sangat meinbantu gana memabami pemuncalan dan adanya
evolusi patogen pada imanusia, Pendekatan terscbut akan lebib
lengkap menggambarkan proses patogenesispenyakit can
memfasilitasi pola kedepan perkembengan diagostik, preventif can
‘erapi ponyakit unulut maupus tindakan. promotif untuk Kesehatan gigi
dan raulut yang lebih efisien.
Untuk meneapai efisienst perawatan kesehalan gigi dan mulut
tersebul, dibutuhkan biomarker ataupun surrogate marker dan juga
Pomilihan tekrologi terbaru untuk percohaan can aplikast kliniknya.
“iperlukaa Konsep pemahamen yang bener untuk menyeleksipenggunacnnya berdasarkan perencanzan yang mateng dan tepat
penempatennya pada riset Klinik. Sebagai contoh, sejauh ini salivapun
dapat pula digunakan sebagai balan skrining untuk deteksi alkohol
obat, nikotin dan hormon sorta toksin, Saliva dapat juga dipakai untuk
deteksi beberapa antibodi vieus seperti HIV, Hepatitis A dan B.
Hu dik. (1 Oktober 2008) telah mendeteksi OSCC yaitu kanker
Pada rongga miulut dengan menggunakan test sederhana gum
mendetcksi protein pada saliva. Penelitian tersebut melibatkan saliva
dari 64 pasien OSCC dan 64 orang schat. Lima Aéomarder telah
digunaken dalam penetitian lersebut dengan wknik fmunoassay
M2BP, MRP14, CD59, profiling dan cwialase dan hasilnya mampu
memvalidasi 93% kanker mulut. Hasi] tersebut merspakan penelitian
pertama yang secura menyeluruh mengevaluasi level protein pada
saliva penderitz kanker mult Melihat begit sedechana cukup
menggunakan cairan saliva, maka penemuan Siomarker torsobut
sangat diharapkan dapat dijadikan alat deicksi Klinik guna diagnosa
kanker mulut_xoniavaasive dimasa mendatang. Penelitian (ersebut
masih berlaajut dan Aiomarker tersebut masih belum mudah
didapatkan di pasar. Pemneriksaan dini untuk diagnosis dan manajemen
penanganan kanker mulut derkorclasi dengan meningkatnya
kesernpatan hidup.
Dr. Adel El-Nagear dari Universitas Texas berpendapat baliwa
suatu surrogate biomarker yang potensial sebaikaya: (1) berhubungan
dengan patogenesis ponyakit; (2) objektif dan repruducible: (3)
parameter Klinik yang berdiri seadiri; (4) tervalidasi oleh test klinik;
(5) mudsh diaplikasikan dan didapat; (6) rotap terkontrol kualitas dan
mutunya dalan Bamett dan Philstrom, 2004). Tujuan penggunaan
surrogite marker adalah: (1) menetapkan status suaty penyskit (2)
menetapkan intervensi, misalnya menjelasken mekanisme aksi, ofek
yang tidak diinginkan, onset, durasi dan besamya cfek; serta (3)
memprediksi Keuatungan preklinik dan klitik, Datanya harus mampu
menunjukken derajad keparahan penyakit berdasarkan data ¢ross-
sectional dan perkerbangan proses penyembuhan sebagai respon
terhadap pemberian abat (US Food and Drug Administration, 2004).
Deteksi mikroba dalam rongga mulut dapat mengguaakan DNA
microchips. DNA microarray torscbut dikombangkan untuk; (1)
mengidentifikasi biomarker molckulee di saliva dan pada plek baikLQ
supra maupun subging:va. (2) untuk menetapkan ekpresi gen vinulen
mikroorganisma ora! dn (3) dan fakior yang terlibat Komunikasi antar
sel pembentuk biolilm, Teknik tersebut sangat peming untuk
menganalisis perubakan geretik, respon jaringan tcrkadap infeksi.
tmenetapkan tahapen tumor dan ckspresi sualu jaringan, Kerakterisasi
mikrocrganisma oral pada congga riulut dapat dilakukan dengan
pendokatan yenomik molekuler yang datanya menyediakat realitas,
Kemudahan, dan informasi “yang mendalam seta moudah
pengukurannya, Korelasi siatus mikroflora komensal dengan profil
ekspresi gen sel pojanu akin menghasitkan Ketajaman analisis guna
peningkatan rencana pengujian hlintk penyakit mulut.
Hadlirin yang terkasih datam Tukon,
Ragian keempat: Genomik dan proteomik mikrobiologi aral
Untuk sckarany ini, sudah sangat umum sual laboratociuan
modem dilengkapi fasilitas homputer umuk “wine genomic
databases”, polymerase chain reaction (PCR) dan freezer yang penuh
Gengan stok enzim restriksi dan fasifitas Iain untuk mengakses
microarray. Hol tersebut rnerupakan indikes! dampak berkembangnya
riset gonettk molekuler dan tidak terkecuali Bagian Biclogi Mulutpun
juga telah menjalaaken soloh sutu strategi perspektitnya diantaranya
mengembangkan perelitian gencmnik patogen otal
Tandelilin (1998) menunjukkau teknik molecidar genotyping
menggunakan Rapid Amplifving Polymorphism DNA mampu
mengkarakterisasi Cundide alhicers yang beisifai patogen di rongga
maulur pada penderita kanker dactah kepala dan Ieher. Tandelilin dan
Asmara (2001) memperlihatken genetie tool tersebut dapat
membuktikan kepada para penderita kanker bahia walaupun dengun
Penyebab mikscorganisma yang sama dan dirawal di dalam mang di
Tumah sakit yang sama. tctepi masing-masing temyata mempunyai
profil karakteristik genotipik C. albicuns yang unik berbeda. Hal ini
membuktikan bahwa mikroorganisma patogenl - tersebut dak
dirulacken atau tidak terjadi in feksi aosokomiel (silang) di rumah sehit
terscbut. Selanjutnya, hasil tersebut mengindikasiken pula balwa
serotipnya dapat terkarekterisasi sama atau berbeda bahkan secaraB
geografis. Ditambublean olch Tandetilin (2007) bahwa dengan teknik
cluster analysis berdasarcan hirarsi didapatkan hubunyan kekerabatan
spersamaan genctik antar C. albfeans. Dengan cemikian penggunaan
wknix genetik motekuler tidak sebatas untuk identilisasi suru
penyakit sampai pada serotype saja, tetapi juge bermanfaat untuk
spidemiologi penyekit yang bergura untuk mencegah diseminasi
mikroorgarisma mavpun pada penyakit yang persisien, sebingea
praktisi dapat membetiken perawatan yang lebih komprehensif,
Ketika teknologi DNA tekombinan menjadi lebih mudah
didapatkaa, maka So nutans dan So sobrinus menjech kandidat
(eruinggi untuk dieksploitasi proscs mekanisme virulensinya sebagai
patogen oral. informasi genomik dan bioinfonmalik melalui Gensares
Oniine Database (GOLD) yang menghadirkan genom lenekep
diauaranya S. muteny UALS9 telah menyediakan inforinasi gicbal
dasar seperti komposisi gen, elemen genctik yang berpotensi evolusi.
dan mekanisme serta elemen yang terlibut dalam transfer gen secata
horizontal. Genom pertama baktori oral yang berhasil diungkapkan
adalah P, gingivalis dan S.mudems (Aidic dkk., 2002). Sementara iva,
Po gingivalis, W83 digumakan untuk mengitentitikasi gen-yen
organisma yang memberi sinyal pada permukean scl protein yang
berpotensi. Ifasilnya menunjukkan sebagian gen menjadi imunogenik
dan berpoisnsi untuk dikeabanghan sebagai vaksin anti P, gingnatis,
(Ross dhk., 2001}
Aktivitas biokimis dan molekuler yang berbubuogan dengan
Kesehatan mulut dan poayukit lebih mudsh untuk dipahami dan
diklasifikasikan dengan adanya pita/tapak DNA maupun protein yang
keduanya dapat terkarakterisast menggunakan teknoloss microarray
Teknik tersebut dapat untuk mengklasifixasi peaYakit atau. penictipik
rolekuler dan mempelajari fungst_gen yang Derhubungan dengan
icjaring regutatornya ataupur fungsi genomiknya (Spelman kk,
1998). Juga dapat untuk mempelajari pengembangan sualu cbat
dengan kemampuan prodiksi etas Kemenjuran dan toksisilas ata.pun
parmakogenomiknya, seria untuk pengembangan biologi. Aphkasi
microarray i bidang Kedokteran Gigi dapat lebih dikembea
in lagi
Untuk saeneliti lebih dalam pada substansi terapi antibiotik, lesi malat
dan bahkan juga untuk mempelajari disfungsi persendian rahang
(omporo mandibular dvsfienction IMD).Scperti umum telah banyak mengetahui bahwa terapi antibiotik
guna pencegahan infeksi Kini menjadi somakin rumit dengan
meningkainya sirain (galur) hakteri yany resisten tothadap antibiotk
Bakteri menjadi resisten baik secara alami maupun karena bebotapa
macam obat. ini dapat terjadi melakut beberapa cara diantaranya
pasien tidak penuh mengkonsumsi obat sesuai durasi ataupon Kurang,
memenuhi dosisnya. Kemungkinan bakter’ berkembang nienjadi
resisten terhadap bebcrapa obat secara spontan dapat terjadi melale
mutasi yaitu suata perubahan yang berlangsung pada DNA baker
Perubahan terscbut memberi kesempatan bakteri untuk tidak
mengaktifkan antibiotik. Bakteri dapat juga menjadi resisten melalui
gen-gon bakteri lain yang sudah resisten (erlebid dabulu. Multiplikasi
bakteri yang Sangat cepat, diduga akan dapat menycbabkan ancaman
resistensi tersebul dapat segera menyebar ke generasibakten
berikutnya, Dengan domikian beranti dapat diduga pula menjadikan
bakteri mengembangkan resistensi terhadap berbagai kelas antibiotik.
Penyakit lain soperti TMD tersebut diatas ecalah problem yang
cukup monantang bagi prektisi spesialisasi bidang Kedokteran Gigi,
Umurrmya diagnosis dan rencatia terapinya berdasarkan pada kejadian
perubahan analomi yang berhubungen dengan gejala dan rasa sakit
yang timbul, keluhan pada {ungsi persendiannya, atau dapat juga
mungkin karena kedua faktor tcrsebut. Karcna TMD merupakan kasus
komplcks dengan multi faktor, para pencliti dapat mompelajari pada
proses mediator dan produk penyakit diantaranya cairay perscadian
tersebur untuk secara biologik dapat dikembangkan erdasarkan
pendekatan diagnoss din terapinys, Sehingga kelak dengan teknik
Protein array terscbut dapat tmembuktken betapa _pentingnys
biomarker. Harapan kita suai saat, dapat mengirimkan spesimen
abses, biopsi, saliva ataupun aspirat cairan seudi ke laboretorium dan
longsung mominta aplikasi tckaolgi yang tepat dalam pernesiksaaa
anslisis ekspresi gen guna menegakkan diagnosis.
Hadirin yang berbahagia,
Bagian kelima: Pendekatan ws tuk pencegahan dan terapi
Bagaimana scbciknya pondeketan yang sehailnya dilekukan
untuk pencegahan dan terapi penyakit gigi dan mulut? Disamping
melakukan pendekatan kekinian terscbut diatas, dapat dimnngkinkanpula pendckatan melihat respon biologik mulut untuk pencegshan
penyakit ataupun sotclah diterapi cermasuk dengen baban tanaman
sebagai obat tradisional. Kita selama ini telah menggunakan sexyawa
kimia (ebat-obatan) yang berasal dari tumbuhan dan dari
kandungatinya dapai diyji lanjut untuk melihat peran keberadsan
senyawa aktifickstrak aktif pada patogenasis ataupua virulensinya
satu penyakit mulut.
Untuk pencegahan, perkembangan vaksin anti_—_caries
sebagaimana anti-periodomtitis merupakan strategi yang dapat
digunakan untuk menetralisir patogen oral. Di samping memang pada
kenyatzanmya vaksin menggunakan antigen 5. mutants wotuk anti-
aries benar-benar efektif pada model hewan coba (Taubman, 2001),
ataupun P. gingivalis guna melinduagi pusien deri kebilangan atau
lepasnya tulaag (Sharma dkk.. 2001). Kesemustiya sejauh ini bolum
fimal dicobakar paca manusia mengingat deberapa pertimbengan balk
dampak sistemik maupun pada sistem irunitasnya yang masih dalam
penelitian lenjut. Kemungkinan yang masih menjadi persoalan adalat,
apakah sistemik ataukah sistem imunitas mukosé yang harus
distimulesi, Vaksin auti-karies berdasarkan antigen SpaP dan G1E
masih menarik untuk teap dilanjutcan guna mengoptimasi mute
imunisisasi (Michalck dkk., 2001), Ponggunaan vaksin DNA guna
melowan karies gigi dapat mowskili pendcketan utama untuk
mengentrol penyakit ini (Fan dkk., 2002),
Lebih jauh yang harus kitacermati adalah mikroorganisma
mempunyai kemampuan membentuk biofilm dan beradaptasi serta
akan bertransformasi yang memungkinkan tercapainya antigenesitas,
Kalau dugaan itu benar, pertanyzannya kemudian adalah apakah
imunisesi tersebur akan membetikan perlindungan yang lama?. Sefauh
ini tampak bahwa pendekatan imunisasi umurinya secara langsuny
melawan satu epitop spesies bakteri, sedangkan baik karies maupun,
peridontitis merupakan penyakit yang lebih disebabkan oleh ckologi
multi bakteri.
Telah diketabui bederapa ekstrak tanaman disckeliling tempat
kita sudah diupayakan diekspioresi penggunaannya untuk terspi
‘TMaupun pencegahan penyakit gigi dan mulul. Ekstrak daun teh segar
memiliki daya anti-bakteri S. Alpha (Handajani dan Tandelilin, 2000)
Bakteri yang nerada pada plek gigi penderita gingivitis ini dapat16
tethambat pertumbutannya setclah berkumur dengan ekstrak tch hijau
dan kendungun adkylanines-nya diduga akan meningkatkan memati
sel ‘TyS yang dapat merespons antigen bakteri penyebab gingivitis
Berkumur dengan laruten ekstrak bimga congkel bermanfaat sema
dengan farutan ¢.1% hexettdine yang merupakan kandungan ulama
obat kumur paten di pasar yaitu dapat menghambat permumbuhan S.
alpha pada plak gisi penderita gingivitis (Nesda dkk., 2006) sorta
mampa incnurunkan jumlah feukosit cairan cclah gingiva (Sari dkk.,
2007). Bakteti S. adpha tersebur dapat ditckan pula pertumbukannya
pada penderita gingivitis kategori sedang, dengan berkumur bahan
yeng mengandung miayak kelspa mumi Belinda dkk... 2003), Minyak
atsiei lengkuas im vitro mengindikasican efektif dalam menghanibat
pertumbuhan 5. afpka dan Staphytococens Aureus yang, sutah resisten
(erhadap multi-antibiotik (date pada penulis). hal ini menarik untuk
diteliti lebih Fenjut.
Peradangan sebagai bentuk respon terhiedap adanya suatu
infeksi dibuktikan dapat ditckan oleh bakan dari tumbuhan, Perclitian
1 vitro mengindikasikan minyak atsiri lengkuas tersebut mempunyai
efok anti-radang dengan menekaa produks! nitrit okside (Tondelilin
dkk., 2003) dan dapat pula menckan fungsi aktivitas fagositosis pada
makrofaga RAW 2647 cell fines (Tandelilin, 2003), Penelitiam lain
menghasilkan ekstrak pegagan maupun huah adas mampu menekan
akcifitas glutathione S-iransferase, sedangkan curcumin simtesis
(Fakultas Fermasi UGM), dapat meningkaikan kadar efweathione,
Kesemuanya sebagai balan obat kumar dan ketiganya bewungsi
sebagai antioksiden schingoa dapat untuk menekan perkembangan
tadang (belum dipublikasikan). Efek anti-tadang tersebut didapatkcan
juga pada ekstrak bush mengkudu yang sebanding dengan
fenilbutazon ketika diberikan peroral (Hapsari dick, 2006) Walau
demilciaa harus diingat, balwa ada individu yang dapat menuryukkan
reaksi alergi ternadap obat termasuk pula obat herbal. Lni ditunjuikkan
let yei lidzh buaya (aloe vera) kelika diaplikesikan pada mukose
rongga mult guna menyembuhkan luka dan mengontrol peradangan
{Marsudi dktk.. 2005). Dari sediaan herbal tersebut ada yang masih
perlu diteliti lanjut agar benas-benar aman penggunaanaya. Disamping,
itu, tindakan pencegahan terbaik adalah berkunjung ke dokter gigi
sotiap 6 bulan gana memeriksakan kondisi rongga mulutKesimpulan
Dengan tersedianva date sekuiens genom yang, berhubungan
dengan bakteri otal pada Genomes Online Database (GOLD)
memacu kita untuk mengcimbanykan tckaologi bury yang sangat
esensia] guna memahami proses dasar biologi pade genetik dan
molekuler serta virulensi misrobiologi oral. Pengganeaa GOLD chan
memberi gambaran yang lebih lengkap pada proses patogenesis
penyakit mulut dan ini skan memfasilitasi pengembangan dignostik,
Preventif, kuratif, dan promotif dalam bidang kedokleran gigi
Analisis DNA microarray dan protein array akan lebih sensitif dan
akurat untuk menuniang kebuuhan rersebut Keberadaan can
pemantaatan analisis DNA microarray dan protein arruy terschut
bokon lagi merupakan pilihan mlairkun telah menjadi sueto
Kebutuhan dalam perelitian dan dalam proktik klinik yang bermanfaat
besar untuk perawatan kesehstan gigi dan mulut. Begitu pula
penerapan indigenous wisdom sebagai pendckatan Biologi Mulul,
kedepan dapat lebih dikembangkan guna menjadi pertimbangan
kebijakan untuk perawaten Kesehatan gigi dan mulut, Ketersediaan
data sehubungan dengan perawatan Kesehatan gigi den mulut yang
dipublikasikan akan menunjang EBD dan tidak hanya akan sangat
bormanfaat bagi masyarakat dan para poncliti untuk mendesain
penelitiaa tetapi juga untuk para praktisi dulem membuat keputusan
guna menegakkan diagnosa dan terapi sefta _penceyahannys,
Demikianlad uraian singkat saya tentang pemahaman peram Biologi
Mulut dalam partisipasinya memceabkan masalah Kesehatan gigi dan
smulut, Mudah-mudahan akan bermaataat bagi kita semua
Majelis Guru Besar dan heairin yang saye muliakan,
Selanjutnya pada Kesempatan yang baik ini, perkenankanlah
saya menyampaikan rasa terima kasi dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Pemerintsh RI atas Kcpercayaan yang dibe ikan
kepada saya selaku Guru Besar, Begitu pula kepada Majelis Gura
Besar, Senet Akademik, Rektor dan para Wakil Rektor scrta Senet
FKG (GM, dan Prof, Dr, dry, Munakhir Ms, SU (Dekan 2007) yang
telch monyelujui dan mengusulkan saya sehagai Guru Besar kepada
Pemerintah. Juga kepada Prof. Dr. deg. Iwa Sutardja RS, Sp KG.A(K)18
yang telat berkenan mereview naskah ini sekaligus sebagai Dekan
FKG besesta jajaraunya atas duxungan dan atcnsinya
Kegada setmiua guru saya mulsi dari TK hingga $-3, atas bekal
pengetzhuan dan bimbingannya saya haturkan terma kasib. Beg.
pula kepada drg. Seebayyo H, Sp Orth (alm) Prof. drg. Sutatmi
Soerjo (alm). Prof. dre. Harkati Dewanto, Sp Orth (aim). Prof. drg.
Rafiah Abyono (alm), dan drg. Sri Daradjati, SU, Sp KG (K), seta
dry. Sociomo Nawawi, DPH Dent, Sp PertK}. Saya sungeuh terhara
dan terima kasih kepada KAFE"76, sejawat KG-78 dan hadirin semua
yang tidak dapat rinci seya sebutkan atas kehadirannya Derbagi syukur
dan’ panitia yang telat tulus membantu, kescmuanya mendukung
keberhasilan Saya dan moment peg it
Pengharyaan dan (crim sasilt kepada keluarga besar FEB dan
FKG UGM atas kescnmanya sojak saya bergabung tahun 1984,
Terima kasih kepada Prof. DR. Joseph Canon besemta Dr. Hazouri,
dan Dr. Joseph Kelly. yang telah memberi kesempatan saya untuk
menjalani research and clmical demal trainings di University of
Scranion, Pennsylvania, AS Juga kepada pembimbing dan tim tesis :
Prof Filipinas F.Natividad, Prof. Ofelia G. Omitogun. Prof. Saturaina
Halos, Prof. Wilfedro T.. Barraquio (alm) serta Ronald R. Matias, PhO
yang kescmuanya juga sckalizus guru S-1 dan S-2 yang telah sukses
uengajak saya “main” dengan biologi molekuler di UP Dilinan
Kepada Prof, Dr. de. Abdul Salam M. Sofia, Prof. Dr. deg. Al
Supartiaah Santoso, SU! Sp KGA(K), Prof. dr, Marsetyewan HNE,
MSc, Ph.D dan Prof, dth, Widya Asmara, SU Ph.) yong telah
membimbing saya mencapai derajad terinegi dzlam_pendidiken,
penghargaan dan terima kasih saya sampaikan dan juga aias kescdiaan
Para ca-promocor berkenan mereview nascah picato ini. Demikiun
pula setulusnya saya sampeiken kepada: deg, Sigid Budhiwidaydo, Sp
Pros(K) dun seluruh staf pengajac dan karyawan Bagian Prosthodoasia
tempat seya mengabdi pertama kali (1984-1994)
Tetima kasih dan penghargaan saya yang lnggi kepada Prof, Dr
drg_ Al Supartinah Santosa (KaBag 1996-2003), dre. Wihaskoro S,
Pad (manian staf pengajar), drg. Alma L Jonarta. MKes, dra, Heni
Susiiowati, MKes, Ph.D, deg. Totiana Heniastuti, MKes, PhD dan Dr.
arg, Jum Handayani, MKes, dr. Rini Maya Puspita (mantan asisten
dosen}, mas Slamet yang telah bersama membangun Baglan Biologi
Molut, atas pengertian dan dukungannya saya mampu berdiri disin
Terima Kasih yang miendalam’ saya sampaikan kepada para
sababat tercinia Kelg Dr. dig. Diah Savitri Nugioho, MS, kelg Drs.
Djauhari Oratmengun., kelg Dr. Hani Handoko., MBA, kelg Pro. V
Andi Trisyono, PD, dan Dr. Sutanto, SH serta Prof Dr. ir. Suryo
Hapsoro, atas persahabatan, atensi, dan bantuannya selalu pada saatsuka dan duka teiap mendukung saya, Begiw pula untuk seraua
mahasiswa terutama bimbingan saya bak $-1, pase sarjana dan para
residen di FKG maupun FK alas kepereayaannya. dan karenanys telah
semakin memperkeya pengetahuan say, Kebcrbasilan saya ini tidak
lepas pula dan peran para pakhic dan bulik membimbing saya sewaktu
kecil sera ketiga keluarga staf rumah tengga yang setia‘membanu
Kami sekelvarga gura menunjang keberhasilen saya. untuk itu seya
sampaikan rasa terima kasin yang, lak teringga.
Untuk almerhum mertua saya itu Maria Magdalena Dorkas
Tandelilin, bersamz semua kakak dengan keluarga beserta keponakan,
sungguh sava sangat mengheryai keiklasannya yang telzh rela melepas,
anak/acik lelakiaya (telah ditinggal almarhum bapeknya sejak kecil)
yang berick at bulzt bondo nekal memilih saya pittri Seto yang berbccka
jatar belakang, bahasa raaupun budaya scbagat pendamping hidupnya.
Saya mengucapkan terima Kasih setulusnya.
Perjalanan Katit ini saya persembahkan kepada kedua orang tua
saya: Bpk Robertus Soediryo (88 th), seorang pensiunan Kepala SMA.
dan ibu Margaretha Samilah (76 th), pensiunan kepala SMP. Dalam
kesederhanzamiya, beliaa mampu mendidik penuir disiplin, gigih,
sabar dan ulet sungguh telah merempa saya, untuk itn dengen ulus
saya borterima kasih atas semmanya Ungkanan yang sama saya
sampaiken pula kepada kedua mbakyu dan kelima adik saya beserta
keluarga serta semua keponakan saya, atas doa den dukungannya
untuk keberhasilan saya mencapai devajad tertinggi calam profesi saya
sebagai pongajar.
Kini tjinkan saya meaysmpaikan rasa terinva kasi untuk my
wonderful team, yaug, tanpa mereka soya tidak mungkin mampu
mondapat kehormetan inf dan sckatigus menjawab hurapan kedua
anak saya ager sayapan mampu herdin di mimbar terhormat ini seperti
papanya 6 tahun yang lau. Cinta kasi mereka telah membuat segala
Sesuatiny: menjadi sangat indah dan istimewa yang telah
ditunjukkannya dengan berbagei cara maupun kesempacan dimanapun
saya berada, teristimewe peda waktu kami sekeluarga 6 takun hidup di
Pennsylvania, AS can di Quezon City, Philippines telah begitu datam
memotivasi serta mengiaspirasi kehidugan saya, Kescmuanya terscbut
membuat seya menjadi bahagia, tedub, damai, aman, kuat, teger dan
Teguh menghadapi situasi apapun. Saya hersyukur atas’ sakramen
pemikahan kudus yang telah saling kami icrimakan sunggub berkarva
sehingga menjadivan 25 th 2 dln behtera kchidupan kami mengelir
mudab wnuk dijalani datam suka maupun duka dan sungguh sanget
menonjang keberhasilan saya dalam meniti karir,
Let me say that £ am very much grateful to my wonderfid sons
ANDREAS and STANIS for their beautiful love und support, for being20
proud of me always and who never fail to understend. And let me say
again that Lam grateful to my husband TED for his greatest love.
support, and guidartce that have brought me and inspired me to
continue striving for ney goals in life (Tendslilin, 2006)
Demikianlah sedikit sumbangan pemikiran saya dan terme
Kasih atas kesabaran hadirin mendengarkan pidato pengukuhan itt
Saya mobon maaf bila ade yang tidak berkenan. Semoga cinta afektif
‘Allah akan membentuk semua yang kita kerjakan dapat terlaksana
dengan rasa nyaman penuh suka cita dan mampu berkembang dalam
rahmat serta tumbwh daiam keinginan untak melayan: dengan damai
dan kasi, Semaga Allah yang Maha Kasih selalu berkenan menyert,
membimbing den menyempurnakan karya kita semua. Amina
DAFTAR PUSTAKA
Ajdic D, MeShan WM, McLaugihin RE, Savic G, Carson MB, 2002,
Genome sequence of Strepiacoceus mutans UAI59, a catiogenie
Cental pathogen, Proc Natl Acad Sei USA. O):14434.39
Amaliya, Timmerman MF, Abbas F. 2007. Java project on periodontal
diseases: the relationship between vitammn Cand the severty of
periodontitis. / Clia Periodontol. (34):299-304
Bagg J, MacFarlane TW, dkk, 2003. Essentials of microbiology for
dental stuctents. Hongkong. Oxford Universily press
Barbara LB. 2008, Oral and systemic Health: Treating the Whole
Patient. Texas state technical college Harlingen, Texas.
Bamett ML, Philstrom BL. 2004. Methods for enhancing the
cflicieney of Dental‘Cral Licalth clinical trials; Current Status,
Future Possibilities. / Dent Res. (10): 744-50
Baum BJ, Kok M, dkk. 2002, The impact of gene therapy on dentistry:
a revisiting after six years. J Am Dent Assoc. (132): 35-44
Rellinda M, Handajani J. Tandefilin RTC. Berkumur minyak kelapa
mami mencken pertumbuhan Streptococcus aigka pada pender.ta
gingivitis sedany, MIKGI. 2008; 10 (1): 51-8
Bure RA. 1998. Oral streptococel products of their enviroument. 7
Dent Res. (77): 445-52
Chigppelli F, Prolo P, Newman M, dkk. 2003. Evidence-based in
dentistry: Benefit of Hindrance. J Dent Res. (82): 6-7
Costerton SW. 1999. Introduction to biolilm. fit J Antimicrob Agents.
(iy 217-21
Davey ME, Cziazza NC, O'Toole GA. 2003, Rhamaolipid surfactant
production affects biofilm architecture in Pseudomonas aeruginosa
PAOL. J, Bactertol, 1027-36
Davies D. 2003. Understanding biofilm resistance to antibacterial
agents. Nat Rev Drug Diseov. 2). 114-22
Douglass GD, 2003. Why Evidanced-Based Dentistry. Braz J Oral
Sei. (235: 183-86
Fan MW, Bian Z. Peng XZ, Zhong Y, Chen Z, Peng B, 2002. A ONA
vaccine encoding a cell-surface protein entigen of S. mutans
protects gnotobiotic rats from caries. J. Dont Res. (82): 784-7
Fedele S, Minogna M, Porter S, 2007. Chronic inflammation: an
important factor in the pathogchesis of oral cancer. Grund Rounds
in Oral-Systemic Medicine. (2)32-9
Genco R, Offenbacher 5, Beck J 2002. Periodontal discase and
cardiovascular disease. Epidemiology and possible mechanisms. J
Am Dent Asscos, Jum; (33: 148-228
Ghigo JM. 2001. Natural conjugative plasmi¢s induced baetcrial22
biofilm development, Nature. (412):442-45
Gurenliaa JR. 2006. Inflammation: the relationship between oral
health and systemic health, Acces. April (suppl): 1-8
Handajani J. Tandclilin RTC, 2000. Pengaruh Daya Anti Bakteri
Ekstrak daun Teh Segar terhadap S. alpha. PGE. 30(2):14-21
Hapseri HD, Hendajani J, Tandelilin RTC. 2906, Efebifites Ekstra
Etanol Bush Mengkudu sebagai bahsa anti inflamasi pada tikus
wistar. J Ked Gigf. 21 (2): 60-8
Johnson NW. Bain CA. 2000, Tebacco and oral disease: EU-Working
Group on tobacco and oral health. Br Denz J. (189):200-06
Hu S, Arellano M, dkk. 2008, Selivary Protwomics for Oral Cancer
Biomarker Discovery. Clin Cancer Res, Oct; 14: 6246-52
Krall E, Dawson-Hughes B, Papas A, Garcia R’ 1994. Tooth loss and
skeletal bone deusity in healthy postmenopausal wourai.
Osteoporosis nr, Magch: (2):104-9
Krejei C, wissada N2002. Womens's health issues and their
relationship to periodontitis. / Am Dene Assoc. March:133(3):323-9
Marsudi KA, Tancelilin RTC, Haniastuti T. 2005. Hiperscasitivitas
Kontak paca mukosa bukal tikus wistar setelah induksi gel Aloe
vera Maj. Ked Giss. edisi khusus: 203-7
‘Mereado F. Marshal! R, Bartold P. 2003. Inter-relationships berween
themathoid arthritis ané periedental discase. A review. J Clin
Periedoniol. Sep:30(9):761-72
Michalek SM, Katz J, Childers NK. 2001. A Vaccine against dental
‘caries: a seviow. Bio Drugs. (15): 501-8
‘Osterweill N. Gurn disease and tooth lass boost pancreatic cancer tisk
Jan 2007, MedPage Today Web site: wwanedpagetuday.com?
hemnalulogvOncolesgytherCencers/ta/4865. Diunduh [ul 20, 2008
Oudoff MJ, Bolscher SGM. Naziai K dkk. 2008. Histatins are the
Taajor_wound-closure stimulating factors in human saliva as
identified in cell culture assy. FASEB.
Page RC. 1998, The pathobiology of periodontal discases may affect
systemic diseases: inversion of paradigm, vin Per, (3):108-20
Paquette D. 2062, The periodomal infection-systemic diseese link: a
review of truth or my myth../ fut dead Per. Jul; 43):}01-9
Ross BC, Czajkowski L, dick. 2001. Identification of vaecine candydate
antigens from genomic analysis of B. gingtvutis. Vaccine. (19). 433-12
Ridoker P, Rifai N, dkk. 2002. Comparison of C-reactive protein and
low density lipoprotvin cholesterol levels in the prediction of first
cardiovescular events. M Engi.J Med. Nov 14; 347-(20): 1557-65
Scannapieco F, Ho A 2001. Potential associations between chronic
respiratory discase and periodontal disease: Analysis of National
Health and Nutrition Examination Survey Il. J Per.Jan;72(1):50-623
Sharma A, Honma K, dkk, 2001 Oral imununtzation with recombinant
'S. Porphyromonas singivalis A domains. lafte! Immun, 69: 2928-6
Spellman PT. Sherlock G, Zhang MQ. dk. 1998. Comprehensive
identification of cell eycle regulated genes of the yeust $
cereviciae by microarray hybridization. Mol Biel Cell (9) 3273-97
Sutherland IW. 2001, Biolilm exopolysaccharides: a strong and sticky
fromewark, Microbiol. (47-3-9
Tandelilin RIC. 1998. Gevonpie charactertzation of Cundita
albicans isolates from oral cavity of head and neck cancer patients
using using RAPD. Thesis, UP, Diliman. Phi ltppines
Tandelifia RTC. 2003. The ellects of Galangal’s essential oil on
murine cell line (RAW 264.7 Cell lines) macrophage Phazocytosis
Fumetion it stiro, 7D. 2003:10 (1): 15-19
Tandelilin RTC. 2005. Peran Matrix Metalloproteinase dalam ronvga
snl. Maj Ked Gigi. 61: 458-67
Tanddiilin RTC, Sof ASM. Sanioso AS, Soesa'yo MHNF, Asmara
W, 2006, The density of eollagen fiber in alveolus mandibular
bone of rabbit aficr augmentation with powder DBM post
incisivus extraction. Dent J. 39 (2): 43-7
Tandelilin (a}.2008. The effectiveness of DBM Augmentation on rabbit
tmandibula’ osteoblast density ufter mcisor extraction, 11D. 13:297-302
Tandelitin RTC (b}. 2006. DBM augmentation on mandibular
incisivus extraction Wound healing. £42. 13(3):195-201
‘Tandclilia RTC. 2007. Determincaion of genetic: relationship among
ovaj clinical isolgies of Candida albicans using cluster analysis.
Proceaiing in 29" Asia Pasific Dental Congress. 126
Tandeliln RIC, Asmara W. 2001. Molecular typing of Candida
atbicans isolated from oral cavity of cancer patients using
randomly amplified polymorphic DNA. fndon J Biotec. June: 470-8
‘Taubman MA, Holmberg CJ, Smith DJ. 2001. Diepitopic eonstruct of
functionally and epitopically complememary peptides enhances
immunogenicity, reactivity with glueosyliransferase, and
Protection from dental caries, fafect Immiun, (69y: 4210-16
Whitchurch CB, trova TE, dkk. 2002. Phosgotylation of the
Pseudomonas acniginosa response regulator AluR is esscntist for
(ype IV fimbria-mediated switching motility. J Bact. (184): 4542.54
Wood N, fohnson R, Sireckius C, 2003. Comparison of hady eompes tion
and periodontal disease using nlititional assessment: thrird Nenonal
Ifealth and Nutrition Examination Survey J Cin, Ber, Apr 3014): 120-7
Wu T, Trevisan M, Genco RJ, dk. 2000. Examination of the relation
between periodontal health status and cardiovascular risk factors:
Serum total and high density lipoprotein cholesterol. ¢-reactive
protein, and plasma fibrinogen. Ai J Epid, Feb 1: 151(3):273-8224
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Regina Titi Christinawati
Tandelitin
Tortpat ‘tg lahir : Soto 30-5-1459
abatan Guru Besar (1-4-2008)
Pangkat Got: Pembina TingkatT
Gol TV b (1-10-2008)
NIP 2 131478761
Alamai Kantor: Fakultas Kedokteran Gigi UGM,
Un, Derts No: 1, Sckip Litera, Yogyakarta
Alamat rumah + HI" Plemburan, Gg, Perkutut 2, Yosyakarta
Keluarga : Menikah (5-05-1984)
Swami” Prof. De. Fduardus Tandelilin, MBA, CWM (13-10-1956)
Anak L. dr. Andreas Avelliti K Tandelilin. (16-04-1985)
2. Stanislaus Mahesworo C Tandelilin, (18-06-1999)
Fakultas Ekenomika dan Bisnis-UGM.
RIWAYAT PENDIDIKAN (TERSELEKSD:
1965-1971: SD. Patnardi Siwi dan SD. Partardi Puri, Solo
1972 1974 SMP Ni dan SMP N X Solo
1975-1977: SMANTSolo
1978. 1983 Sarjana Muda, Dra Med dont, Doster Gigi, UGM
1987-1988: Clinical Dental anct Research Training programs
University of Scranton, Pennsylvania, USA
1994-1998 Master of Seience in Microbiology
University of the Philippines at Diliman
2003-2006: Dokior, Universitas Gudjahh Made
RIWAYAT AKADEMIK (TERSELEKSI
2003 —sekarang, Kelua Bagtin Biologi Mulut. FXG
2008 Reviewer Hibah RISBIN-LPTEKDOK
2009 Reviewer Jumal MAKARA- UL
2007 - sekarany : Penitsi usulan penelitian di FKG-CGM.
2007 sckarang : Tim ahti fudenesitw Oral Biologist Asse
2007 —sekarang | Asesor Badan Akreditasi Nasional- PT
untuk Program Studi dan Institusi
2008 —sckarang . Ascsor settifikasi dosenPENGHARGAAN (terseleksij ;
1995 1998: Philippines eresidentiat University Scholarship
foc Forcign Student (Partial grant} Recipicnt.
1097 + Academic Honour, Graduate School, UP
2007 Satyalencanta Karya Satya 20 tahun, R 1
1999-2007 Research grant dari borbagai sumber
PUBLIKASI terselcksi dari 16 buah pada jurnat terakreditasi
dari totat 19 buab (2603-2008).
1. Regina TC. Tandelilin, Determinstion of Genetic relayonship anwane
oral clinical isolates of Ciundlidke albiccens using chaser analysis
(Abstract). April 2007. in 29 Aste Pusific Dental Congress meet
2 Regina TC. Tandellila, The Effectivenes of Demineralized bone
matrix eugmentation after incisivus extraction in rabbit alveolus
mandibular bone on the ostechlast density.) 2006: 13: 297-302
3. Aleng Setia Nesda, Regina TC. Tandelilio, Juni Hancajani. The
efiectiveness of exact clove flowers (Eugenia caryaphytlara) mouth
ringe containing om the growth of Srepinenecys pha in dental plaque
in the mild gingivitis patients, J Zrad!tional Ated. 2006: 11(35)- 10-5
4, Regina TC. Tandelilin. DBM augmentation on’ mandibulor
incisivus extraction wound healing. Z/1). 2006; 13 (3): [95 - 201
3. Regina TC. Tandelitin, Peran Matrix Metalloprateinase dalam
rongga mhulut, Majalah Mmiah Kedokteran Gigi 2005;61:45 — 67
6. Regina TC. Tandetilin, Al, Supartinzh Santoso. Oral health
freatinont on child cancer paticnts. Dental Journal, Special ed for
First Indonesian meeting of Pedodontic Science. 2005: 117-21
7. lumi Mandajani, Widya Asmara, Regina TC. ‘Tandelllin. Efek
ekstrak daun teh (Camellia sinessis) koasenirasi 0,5 % terhadap
kadar sig saliva penderita gingivitis, /DF. 2004:1 [(1):1723
8. Regina TC. Tandelilin, The eficcts of Galanga?’s essential oil on
murine cell line (RAW 264.7 Cell fines) macrophage Phagceytosis
Function fr vitro. 1/22, 2003;10 (1): 15-19
9. Usami Kusuma Dewi, Regina TC, Tandelilin, The influence of
resin acrylic monomer induction on the contact hypersensitivity in
‘wistar buccal mucosa. Dent J, Special ed. 2003: 88-92
10 Regina TC, Tandelitin, Hent Susiloweti, Tetiana Maniaswuti.
Efectifilas Minyak Atsin Lengkuas Terhadap Produksi Nitrt
Okside Makrofag Mencit (RAW264.7| yang di induksi LPS
Echerichia Cali. J. Kedokteran Gigh Indosesia. 2003; 10: 44-51
AL Maria Ancrini, Regina TC, Tandelilin, Meni Susilowatl., The
effet of administering beta-APN orally on the deusity level of
collagen fiber of mice’s gingival. Deur J. Special ed. 2003:113-17