You are on page 1of 26
PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT: PENDEKATAN BIOLOGE MULLT KEKINIAN DAN INDIGENOUS WISDOM UNIVERSITAS GADJAU MADA. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Kedaktersin Gigi Universitas Gadjah Mada Disampaikan di depan Rupat Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjak Mada pada Tanggat 10 Agustus 2009 di Yogyakarta Oleh: Prof. Dr. drg. Regina TC. Tandelilin, M.Se. Yang rerhormiat, Ketua dan Anggoia Majelis Wali Araanat, Ketua, Sekreiaris dan Anggota Mafells Guru Besar, Ketua, Sekreiaris dan Anggota Senat Akadenik, Relcar, para Wakil Rekior daa pura Deka, Dekan, pura Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Gigh, dan segenap Sivitas Akademika Universitas Gadjah Mada Para tana undangan, teman sefawet, sorta koluarga tercinta Selamat pogi, sctami dalam kasih Tuhan dan semoga berkatNYA senantiasa menyertal kita semua Puji syukur kepada Allah Maha Kasih, atas porkcnanNVA pagi ini kita diljinkan berkumpaf bersama pada Rapat Tebuke Mejelis, Guru Besar Universitas Gadjah Mads dalam keadaan sohat, Atas karuniaNVA pula saya dapat berdiri disini, dan dengan seijin Majetis Guru Besar Universitas Gadjah Mada, saya mendapat kehonmatan guna menyampaican picato pengulthen sebagai Guru Besar dalam imu Biologi Mulut pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada dengan judu!: PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT: PENDEKATAN BIOLOGI MULUT KEKINIAN DAN INDIGENOUS WISDOM Hadivin yang muic, Menghadapi kemajuan teknoiogi kedokieran yang begitu pesat, pemahaman tentang perkembangan biclegi mulut akan sangat mendasari perawatan gigi dan mulut yang beckualitas, Pendekatan riset secara klasik menghasilkan gambaran fuktor penting torjadinya proves virvlensi dan seluler suatu penyokit auulut, mamun tidek mendalam pada (ahapan prosesnya. Sebaliknya. pemahaman yang lebih dalam scharusnya dapat dicapai melalui pendekatan kekinian diantaranya yaitu genctik, molekuler, scluler dan bicinfornratika Sarana tetscbut akan memberikan informasi globai tentang perbedaan faktor ekspresi gen miktoorganisma oral yang menyandi dan proses yang menycbabkan patogenesis suatu penyakit mulul. Reyitu pula digunakannya Lvidewee Based Dentisire dan incliginccs wisdom sebsyai pendekatan kebijskan perawatan juga akan mentmjang peningkatan kualitas kesehatan muilut dan gigi Metode diggnostik berbasis, selider, genetikt dan molekuler merupakan riser Biologi Mulul dalam menunjang perkembangan Kedokteran Gigi Kiinis disernpiag Kebijakan riset melibat respon biologi rongga mulut terbadap adanya sustu infeksi atau ponyakit setola ditetapi dengan buhsn tumbukan atau herbal sctempat Beberapa hasit penelition dasar Biolegt Mulut telah mondakung kemajiun perkembangen Fuidence Based Dentistry (EBD) guma membanty menjelaskan masalah Klinik dan juga pengembanyan Proscs pembelajaran maasiswa berbasis penelitian. Metalui Tridharma Perguruan Tinggi, kite dapat herperan besa guna mewujudkan twsyarakat schat, Untuk mencapai uyjuan tersebut diperlukan peningkaten llmu pengetahuan dan teknologi. Kerjasama Jintas sektoral, serta jeiaring kemitraan hingea mencapai riple heli. Sclaajutaya, pidato ini akan inembakas firma isu peran Biclogi Mulu: kekinian dan indigenous wisdom dalam perawatan keschatan gigi dan mulut. Gagian pertama menjelaskan peran mulut sebagei comin kesehaten tuhuh, Bagicn kedua menjelaskan peran Evidence Based Dentistry. Bagian ketiga membshas penggunaan genesik dan molekuler mikrobiologi oral delam pengembangan teknologi. agian keempet menjclaskan penygunaan genomik dan preteomik. mikrobiologi oral. Bagian terakhir merabahas aspek pendekaran untuk pencegahan maupun terapi Bagian pertama; Mutut cermin kesehatan tubuh, Hadivin yang terhormat, Rongg? mulul merupakan cermin kesehstan tubuh katona mulut merupakanbagien integral buh, Dalam keadaan sehat, mulut ditempati oteh beberapa ratus miiiyar miktoorganisma yang dapat dikenali dengan zroma mutui kite pada wakiu bangun dur di page Qari. Jumlah mikroorgamisina ini akan meningkay ketika wulut kits tidak dibersihkan sebagsimans mestinya, Saliva (ludah) dan caivan celah gusi merupakan nutisi wlsinanya dan bahkan bakteti-bakteri tersebut dapat mengancam kesebatan bils dibiarkan tumbuh tak terkendali, Bermacam bakteti itu membentuk kluster dalam. bentuk lapisan tipis dan melokat pada permukeaa mukosa mulut dan gigi ‘yang disebut biafilm. Penyakit karies terjadi kerena bakreri plak pada permokeao gigi memproduksi asam dan menycbabkan demineralisasi gigi dan meraungkinkan —terbentuknya lubang. — Sementara_—_gingivitis, (peradangan gusi) terjadi ketika hakteri plak gigi maupun biotin terkembang diak dianiare gigi dan gusi menimbulkan_iritasi, peradangan dan perdarahan, Periodontitis merupakan radang kronis dan sudeh menunjukkan adanya hubangan dua-areh dengan penyakit sistemik yang dapat membahayakan kesehatan tubuh sehubnungan akumulasi oleh bakicr’ gram negatif dengan mediator radang yang cihasilkannya bila memasuki sisiem peredaran darah, Bakteri tersobut menstimutasi hati dan sel carat putih untuk meningkatkan produksi Protein tadang seperti C-reactive profem (CRP), sitokin redang GL 18, TNF-a, IL-6), keagulasi darah dan faktor adhesi sorta meningkamnya jumlah lipida darah (Wu dkk., 2000). Jumlah CRP citemukan 30% lebih tinggi pade pendetita periodontitis dibandingkan yang sebal (Osterweil, 2007). Moleku!-molckul tersebut dalam datah, diatasberhebungan dengan meninghatnya risiko perkembangan penyskit cardiowtseular dan laimya (Ridker dkk., 2002), seperti acherosclerosis, serangan jantng, kegagalan jantuag Kongestif dan penyakit artori koroner (Wu dkk., 2000), dan rhemathoid arthritis (Mercado dck., 2003). Lemak pada lesi athermanous karotis dan artari koroner mengandung 40% antigen patogen periodontium antara lain yaitu Forphorymonas gingivalis, Tannevelta forsythensis dun Prevetelia imermedia, Bakteri P. gingivalis inilah yang dapat beraklivitas memuiai proses terjadinva pembekvan yang merupzkan (ahap pertama pada sorangan jantung dan stroke (Gurealian, 2006), Meningkataya kejadin dan keparahan penyakit periodontitis tersebut discbabhan adanya modifikasi respon imun tubuh tcrhadap bakteri periodontium bersama produknya (Bagg dkk., 2003). Gingivitis, periodontitis, peningkatan terjudinya kariss, ponumpatan dan kehilangan gigi hethubungan pula dengan ekses beral badan, osteoporosis dan obesitas (Weed dk. 2003), Beberapa data menunjukkan berhubungan dengan pendorita diabetes, resisten insulin dan penyakit pemafasan (Searnapieeo den Ho, 2001). Pata penderita diabetes yang juga mendenita periodantitis akan lebih sulit mengontrol jumlak gula darabrya. Baik gingivitis maupun periodontitis akan lebih. parah pada anak penderita diabetes dibandingken pada anak yang tidak menderita peoyakit rersebut (Amaliya dkk., 2007), Disamping itu, perempuaa hamil dengan periodontitis betisiko akan melahirkan bayi premature: yang betberat badan rendah serta komplikasi pada kehamilannya (Krejei daa Biesada, 2002). Diketahui rongge mulut dan trektus pernafasan berbagi rusng udare. Dilaporkan bahwa penyckit cbstruksi para kronis dan Preamonia hertmubungan dengan buruknya keschetan mulut (Gurenlian, 2006). Radang kronis berisiko menjadi faktor untuk beberana jenis kanker, diantaranya Epstein-Barr virus dengan non- itodgin's bmphoma, Human papitioma virus dengan kanker serviks dan mulut (Smith, 2607 dalam Barbare 2008). Kejadian pada mulut menunjukkan penyakit Lichen planes tejadi 1-2% pada pasion dewasa dan WEO telch mampertimbangkannya sebagai penyakit yang, berpotensi premalignant, ramun secarz klinis relevan berabah menjadi oral squamous cell carcinoma yang biase disebut OSCC terutama pada lidah (Gsterweil, 2007). Penderita periodontitis baik Kategori sedang maupun parah yang diseriai targealnya gigi, 64% ein berisike kanker pankreas (Fedele, 2007), Sementara itu, manifestasi HIV pada rongga mulut dapat berupa candidtasis, Hairy Jeuboplakia, Kaposi's sarcoma (human herpes virus-SIHHV-8), Non- Hadgins’s lympoma dan penyakit periodontitis (Bagg dtk., 2003). Haduria yang berbakagia, imunitas rongga mulut Fungsi utama sistem imun rongga mulut adalah melindungi eligi, rahang, gusi dan makesa mulut guna iclawan infeksi. Mukosa tulut lersebut bersifat lunak, halus dan dilapisi se! epitel yang terjaga kelembabannya den didvkumy oleh lapisan jaringan ikat schingga dapat berkontak dengan lingkengan cksternal. Pertahanan sel pejarut bervariasi torgantuag perbodaan Lingkungan yang dipresentasikan oleh mukos: rulut, saliva maupun celah gusi beserta cairunnya (gingival 3 crevicuiar fluid — GCF). Komponen seluler tama GCF adalah neutropil dan sedikit sel limposit B dan T. Lebih dari 80% neuropil pada celdh gus sangal berfungsi dan mampu menelan mikrvorganisma. Alican saliva mempunyai efek mekanik melumasi mukosa mulut terhadap intasi dan membantu fangsi bicera maupan penelanaa (Bagg ckk., 2003), Saliva. mengancung bahan anti-mikroorgenisma, dan 85% antibodi secretory IgA (S-IgA), yung berfungsi menghambat perlekatan, aglutinasi bakten dan menetalisir virus. Sementars [yA sendiri lebih banyak ditemukan pada cairan celah gusi. Saliva juga ‘mengendung laktoferin untuk pengikat besi dan dersifat bakteriostatik Kandungan lainnya seperi lisosim sangat efekti? berguna inclawan bakteri Streptococcus nusans bakteri utana penychab gigi karies, Dalam saliva terdapat pula agglutinin, sisiim mpelopereaidase, sistim salivary peraxsidase, complements dan 98% leukosit. Pada gingiva sehatpun, selalu ada lala lintas yang kontinyu olek neutropil (sel darah sebagai pertahanan) dari kapiler gingiva masuk ke celah gingiva yang tergerak baik oleh peptida bakteri plak gigi maupun IL-8 epitel gingiva dan sel tersebut akan berfungsi aktif serta herkemampuan membaseni mikroorganisma (Page, 1998), Belum lama ini Oudofr dkk. (2008) menemukan fesiaria sua protein kecil yang Lerkendung dalam saliva mcrupakan Komponen yang berranggung jawab wotuk penyembuhan. Penemuan terscbut tidak hanya menjawab pertanyaan mengepa binalang selalu menjilati lukanya sordiri, namun juga menjelaskan mengspa luka dalam rongya mulul seperti pencabutan gigi, metunjukkan sembub lebih cepat dibandingkan luka pada kulit ‘manpun tutang (Weissman, 2008 editor Jamal FASEB) Pormukaan geligi den rongga mulut sebagai agian integral bab dipengaruhi oleh mekanisme imunitas saliva yang diperantarai oleh s-[gA dan imunitas sistemik yang miclibatkan semua variasi Komponen imunitas dalam daa. Masing-masing komponen anatont dalam rongga mulut dengan yigi-geligi serta ylatdula salivarius mempunysi lingkungan mikro yang berbeda dalom spesialisasi sistem imunnya dan ini telah terancang sedemikian rups untuk meajaga Keschetas maulut. Integfilas mukosa mulut, limponodi, saliva dan cairan celab gusi serta imunitas seluler dan humoral adalah kunci tama untuk Kesehatan rongea mulut (Bagg dik., 2003). 6 Tkologi kevehatan rongga mudut Penyzkit mulut seperti aries dan periodontitis harus dipertimbangkan pula sebagai konsekuensi ckologi karena tidak adanya keseimbangan mikroorganisma mulut pads biofilm. Karies, terjadi_kavena pH lingkungan yang sangal rendah. Sementara itu komunitas mikroorganisma yang terlibat pada periodontitis disehabkan meningkatnya aliran cairan celah gusi dan mutrisi serta perubahan pH. Ekologi Kesehatan merupakan jejaring hidup yang unik, dan inipun berkaitan antara individu cengen liagkungannya ataupun dengan komunitas sosialnya. Fkologi kesehatan mulut merupakan interaksi padz semua tingkal organisasi pada rongga mulut tetapi konsckuensinya dapat terjadi tidak scbatas pada mulut. Keschatan mulut pada aras molekuler tergantung pada imunitas yang melibatkaa interaksi kompleke antara antigen haik humoral maupun seluler. Struktur Kesehatan yang membentuk rongga moulut yaitu misalnya gigi geligi termasuk perlexatannya pada tulang rahang, imukosa mulut dan lidah tela membertuk suatu wujad Kompleksitas yang sedemixian baik dan mampu menjalankan fungsinya. Keschatan rongya mulut tersebut sangat tergantung pada fuktor intemal (imunitas dan mikroorganisma), saliva dengan pencernaan, pelumas dan bahan lain serta faktor lainnye seperti mutrisi, kebiasaan dan gaya hidup termasuk stress den kegagalan. Adiksi merokok masih metupakan catatan torbaik sebagei faktor penentu keschatan malur (Jhonson dan Buin, 2000). Di samping itu, faktor sosial dar. budaya juga dapat herpengaruh baik langsung dan tidak langsting pada kesehetan, mulut Hadirin yi Gaya hidup biofilm Mikroorganisma rongga melut kitapun mempunyei gaya hidup yang menarik pula untuk dicermati. Moda bentuk pola pertumbuhan, biofilm sepertinya sangat_menguntungkan untukaya. Biofilm ini ferbentuk oleh Komunitas berstriktur tiga dimensi yang dilengkapi dengan saluran cairan untuk transport substrat, produk limbah dan sinyal molekul (Costerton, 1999). Matriks yang memegang erat mutiaken, ig san 7 biofilm tersebat adalah campuran polisakarida, protein din DNA (deoxyribonucleaie acid adalah bahan genctik) yang tersekzesi oleh scl (Shutheriand, 2001). Telah ditemukan bahwa bakteri Psetdonronas aeruginosa secara aktif menjage bentuk strukiur tersebut dengan melepaskan moleku) surfaktan untuk mencegah mikroorganisma lain menyumbat sistem saturan, Scmua sel yang tidak berkemampuaa mermproduksi surfakian juge rupanya tidak mampu menjaga Karakteristik arsitektur biefilm yang dibuuhkan guna meojalarkan Fangs! biofilm (Davey dkk., 2003). Ketika mikroorganisma terorgenisasi sedemikion baiknya mempu beracaptasi sesuai dengan ekologinya dalam biofilm, temyata mikroorganisma tersebut Kurang sensitif’ terhadap bahan arti- mixroorganisma dan bahkan lebih kebal terhadap mekanisine imunitas (Davies, 2003), Daya kekebalan terhadap bahall anti-mikroorganisma ini dapat menjelaskan mengapa cukup banyek balan propilaksis oral dapat terprediksi lebilt enanjur pala penguiian in vizro, wetapi sedikit memperlibathan efek klinis, Hal ini dikerenakan ketambanan staupan kurang lengkapnya bahen propileksis terschul berpenctrasi ke biofilm, Kemungkinan lain mengemukakan bakwa mikroorganisma yang, borada diaatara biofilm secara fisislogis dapat berubah Karena adanya petbedcan ekspresi gon (Davies, 2003). Ghigo (2001) juga sudah menanjukkan bakwa peran biofilm sangut bermakna pada tansier _genetik secara horisontal diantars anggota sel-sel yang teragregasi. Hadirin yang terhormat Bagian kedua: Evidanced-based dentisry Kegunaan dan kepentingan Evidenced-based dentistry (EBD) telah dikenalkan beberepa tahun yang Jalu. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana poran Bagian Biolog) Mulut dalam pendidikan dan penelitian schubungan dengan perkembangan EBD guna menunjang perawatan ? Perawatan Klinik kedokteran gigi sekarang sudzh setmakin canggih dan menarik dengan paradigms bart yang tidak lagi sekedar hanya menetima atau menunjukkan pada pasiennya alas “how and telling”. EBD adalah paradigma har untuk praktek kedokteran gigi paca abad ini dan sejerah perjalananmya telah 8 memperlihatkan bahwa perawatan pasien menjadi jauh lebih baik (Chappell dkk., 2003). Adapun tyjuan pelaksanaan EBD adalah meningkatkan penanganan perawacan pasica berdasarkan pengetahuan termasuk hasil penelitian dan tcknologi kedokteran gigi terbaru yan diantaranya berbasis molehuler. Pada kenyataennya EBD tidak mucah dilaksanakan tetapi memberikan jaminen pengambilen keputusun yang Aebih baik dalam penanganan pesien perscorangan Karena EBD merupakaa pola pembekalan pelayznan pads praktek kedokteran gigi muutakbir yang terbaik. Aplikasi genetik dan bioteknologi diketahui meningkat tajam untuk pemakaman aphkasinys pada ilmy Kesehatan dan penyakit khususnya di tingket molekuier. Seperti halnya kedokterae, kedokteran gigi telab pula memasuki era diagnosis molekuler dan tcrapicbiotckno. Hal inilah yang mungkin biasa dikatakan dinegara maju sebagai paradigma bar bidang kedokteran gigi besbasis mnolekuler yang tentu Saja tolah meleweti penolitian sistematis, Para praktisi kesehatan ntulut dan gigi sangat dihareplan untuk memperimbangkan perggumsannya pada asus ‘ertentu guna menunjang diagnosis maupun wrapi pasiennya, Beberapa praktisi sebenamya sndah tidak ragi lagi mongaplikasikan bakan misalnya bone morphogenic proteins (Douglass, 2003) untuk menginduksi perlumbuban tlang Tandelilin dkk. (2006) melaporkan, allogra’t demineralized bone marrix (DBM) yang vaiuable pada prosedut bedal. dapat incvingkatkan kepadaian kolagen tulang, Ditambahkannya, bahwa dapat pula menginduksi pertumbuhan osteoblast sebagai sel pembentak (ulang dan juga dapat menururikan aktivitas dan ekspresi Gelatinase B atau matric metalloprotemuseS (MMP-9) dengan meningkatkan aktivitas dan ekspresi issue iahibiter matrix metalioproteinase-2. (Tandelilin, 2006 a dan b), MMP berkemampuan mendegradasi kolagen, fotoncktin, clastin dan inti protein (Hoekestra dkk., 2001 dalam Tandelifin, 2005) don berpantisipasi pula pada proses remodeling tulang, dan peayembuhan wlany (Wossriet, 1991 dalam Tandelilin, 2605). Cntuk kepentingan rekayasa jaringan, Ana dan Tanéelilin (2008, belum dipublikasikan) melaporkan behwa hasil sintesis kimiawi Calciun-Phosp hate berdasarkan analisis spektea infra merah temyata dapat diaplikasikan dan terbukti mampu menginduksi proliferasi dan diforensiasi sel uniuk regenerasi jaringan tulang. 4 Perawatan berbasis paradigms Kiasik semtata tempaknya lebih menguntungkam kerena berisiko kecil pada pasien, Scbaliknys paradigma perawaian berbasis molekuler walaupun mempucyai kelebihan, bukan berarti betas risiko pada kasus lertentu, Dengan mempertimbangkan adanya peningkatan risiko, tentunya dibutuhkan perubahan bermakna paca mangjemen teknolog! klinisi kedokteran gigi. Berbekal data cmpiris saja tidak akan cukup mencukuny penggunaan terapi molekuler, Praktch berbasis EBD juga metibatkan penggunaan gralik/stalistik, centralized database, pengetelucan software muanegement, Gan kualites sumber daya manusia dalam poncapsias perawatan Kesehuten raulut dan gigi yang efektif Mengingal kemampuatiaya untuk mengintegrasikan keablian Klinik perseorangan dengan bukti klinik cksternal terbaik yang ada, dengan demikizn EBD akan menjadi norma. Ada haiknya dan sepantasnye para dokiergigi utamanya staf pengajar perln memzhami pernyataan Margaret Mead (dalam Douglass. 2003) scorang pencidik: “We are now at the poit where we must educate people in whee nobody knew yesterday, end prepare in our schools for what no one Knows yet but what some people must know tomorrow”. Harapan berpulang pada kita para pendidik dalam melaksatiakan dan memberi yang torbuik kepada teman sojawat, mahesiswa dan masyarakat. Berbagi husil penelitian kita disamping pads forum nasionaL/internasiona, juga dibesikan dalam kuliah manpun prakikum sangal menunjang proses pembelajaran berbasis penelitian yang telah dicanangkan Universitas Gadjah Matta sebagai World Class Research University. Unik in: mahasiswa perle cidoromg guna bemikir, berdiskusi, mencliti dan bahkan maimpu memiprediksi berdasarkan skela priorilas. Oleh karcna iu, kita hendakutya berperan sebagai fasilitator dalam mengembangkan pols pikir dan pemahaman materi yang dicanangkan. Perlunys poningkaten kualitas dokter gigi baik utamanys sebagai pendidik ataupun sebagai praktisi untuk era globalisasi imi sudah tidak dapat ditawar lagi. Dengan demik:an Perawatan paradigma herbasis EBD akan meningkatkan tanggung jawab para dokter gigi sebagai penegek diagnosis dan menyediakan kesempatan hersama dengan pasien berhagi penangaaan yang bersifat komprehensif: 10 Hedirin yang saya mativkan, Bagian ketiga: Penggunaan genetik dan molekuler_mikrobiologi oral untuk pengembangan tcknologi Kemudien sckarang timbul pemikiran, bagaimana tindakan kita vntuk moningkatkan kualitas dokter gigi memju penanganan yang Kompreheasif? Permintaan untuk pengujian/penelitian Klinis guna mempelajati peryakit gigi dan mulut, serta kreniofasial dengan segala kondisi yang ditimbulkannya ditengarai meningkat tajam sejak tima tahun yeng lalu. Perkembangen genomik dan proteomik bersamaan dengan pengembangan teknologi baru semakin momperlues pengetahuan kila tentang ctiologi dan patogenesis penyaki,, Hel tersebul sangat menunjang kita memaswki wawasan baru mendesain dan melaksanakan riset monggunakan metode yang memungkinan lebih efisien dan aman pada pengujian don’ aplikasinya untuk keseliatan gigi dan mulut di Klinik. Biomarker dan surrogate marker Risct_merupakan kebutuon mendessk dan mendasar gun Penanganan perawataa pasien yang lebih cepat, komprehensit’ dan adckuat serta untuk kepentingan tindakan preventif; Porkembangan terakhir pada tingkat molckuler sepecti genomic dan proreamic, berdampingan dengan perkembangan —bicinformatika, akan. memberikan informas; perbedaan fakior ekspresi yen mikroorpanisma yang menyandi dan juga proses yang menyebabkan lerjadinya Patcgenesis suata penyakil, Lebih jauh, meneliti perbandingan antat genomik sangat meinbantu gana memabami pemuncalan dan adanya evolusi patogen pada imanusia, Pendekatan terscbut akan lebib lengkap menggambarkan proses patogenesispenyakit can memfasilitasi pola kedepan perkembengan diagostik, preventif can ‘erapi ponyakit unulut maupus tindakan. promotif untuk Kesehatan gigi dan raulut yang lebih efisien. Untuk meneapai efisienst perawatan kesehalan gigi dan mulut tersebul, dibutuhkan biomarker ataupun surrogate marker dan juga Pomilihan tekrologi terbaru untuk percohaan can aplikast kliniknya. “iperlukaa Konsep pemahamen yang bener untuk menyeleksi penggunacnnya berdasarkan perencanzan yang mateng dan tepat penempatennya pada riset Klinik. Sebagai contoh, sejauh ini salivapun dapat pula digunakan sebagai balan skrining untuk deteksi alkohol obat, nikotin dan hormon sorta toksin, Saliva dapat juga dipakai untuk deteksi beberapa antibodi vieus seperti HIV, Hepatitis A dan B. Hu dik. (1 Oktober 2008) telah mendeteksi OSCC yaitu kanker Pada rongga miulut dengan menggunakan test sederhana gum mendetcksi protein pada saliva. Penelitian tersebut melibatkan saliva dari 64 pasien OSCC dan 64 orang schat. Lima Aéomarder telah digunaken dalam penetitian lersebut dengan wknik fmunoassay M2BP, MRP14, CD59, profiling dan cwialase dan hasilnya mampu memvalidasi 93% kanker mulut. Hasi] tersebut merspakan penelitian pertama yang secura menyeluruh mengevaluasi level protein pada saliva penderitz kanker mult Melihat begit sedechana cukup menggunakan cairan saliva, maka penemuan Siomarker torsobut sangat diharapkan dapat dijadikan alat deicksi Klinik guna diagnosa kanker mulut_xoniavaasive dimasa mendatang. Penelitian (ersebut masih berlaajut dan Aiomarker tersebut masih belum mudah didapatkan di pasar. Pemneriksaan dini untuk diagnosis dan manajemen penanganan kanker mulut derkorclasi dengan meningkatnya kesernpatan hidup. Dr. Adel El-Nagear dari Universitas Texas berpendapat baliwa suatu surrogate biomarker yang potensial sebaikaya: (1) berhubungan dengan patogenesis ponyakit; (2) objektif dan repruducible: (3) parameter Klinik yang berdiri seadiri; (4) tervalidasi oleh test klinik; (5) mudsh diaplikasikan dan didapat; (6) rotap terkontrol kualitas dan mutunya dalan Bamett dan Philstrom, 2004). Tujuan penggunaan surrogite marker adalah: (1) menetapkan status suaty penyskit (2) menetapkan intervensi, misalnya menjelasken mekanisme aksi, ofek yang tidak diinginkan, onset, durasi dan besamya cfek; serta (3) memprediksi Keuatungan preklinik dan klitik, Datanya harus mampu menunjukken derajad keparahan penyakit berdasarkan data ¢ross- sectional dan perkerbangan proses penyembuhan sebagai respon terhadap pemberian abat (US Food and Drug Administration, 2004). Deteksi mikroba dalam rongga mulut dapat mengguaakan DNA microchips. DNA microarray torscbut dikombangkan untuk; (1) mengidentifikasi biomarker molckulee di saliva dan pada plek baik LQ supra maupun subging:va. (2) untuk menetapkan ekpresi gen vinulen mikroorganisma ora! dn (3) dan fakior yang terlibat Komunikasi antar sel pembentuk biolilm, Teknik tersebut sangat peming untuk menganalisis perubakan geretik, respon jaringan tcrkadap infeksi. tmenetapkan tahapen tumor dan ckspresi sualu jaringan, Kerakterisasi mikrocrganisma oral pada congga riulut dapat dilakukan dengan pendokatan yenomik molekuler yang datanya menyediakat realitas, Kemudahan, dan informasi “yang mendalam seta moudah pengukurannya, Korelasi siatus mikroflora komensal dengan profil ekspresi gen sel pojanu akin menghasitkan Ketajaman analisis guna peningkatan rencana pengujian hlintk penyakit mulut. Hadlirin yang terkasih datam Tukon, Ragian keempat: Genomik dan proteomik mikrobiologi aral Untuk sckarany ini, sudah sangat umum sual laboratociuan modem dilengkapi fasilitas homputer umuk “wine genomic databases”, polymerase chain reaction (PCR) dan freezer yang penuh Gengan stok enzim restriksi dan fasifitas Iain untuk mengakses microarray. Hol tersebut rnerupakan indikes! dampak berkembangnya riset gonettk molekuler dan tidak terkecuali Bagian Biclogi Mulutpun juga telah menjalaaken soloh sutu strategi perspektitnya diantaranya mengembangkan perelitian gencmnik patogen otal Tandelilin (1998) menunjukkau teknik molecidar genotyping menggunakan Rapid Amplifving Polymorphism DNA mampu mengkarakterisasi Cundide alhicers yang beisifai patogen di rongga maulur pada penderita kanker dactah kepala dan Ieher. Tandelilin dan Asmara (2001) memperlihatken genetie tool tersebut dapat membuktikan kepada para penderita kanker bahia walaupun dengun Penyebab mikscorganisma yang sama dan dirawal di dalam mang di Tumah sakit yang sama. tctepi masing-masing temyata mempunyai profil karakteristik genotipik C. albicuns yang unik berbeda. Hal ini membuktikan bahwa mikroorganisma patogenl - tersebut dak dirulacken atau tidak terjadi in feksi aosokomiel (silang) di rumah sehit terscbut. Selanjutnya, hasil tersebut mengindikasiken pula balwa serotipnya dapat terkarekterisasi sama atau berbeda bahkan secara B geografis. Ditambublean olch Tandetilin (2007) bahwa dengan teknik cluster analysis berdasarcan hirarsi didapatkan hubunyan kekerabatan spersamaan genctik antar C. albfeans. Dengan cemikian penggunaan wknix genetik motekuler tidak sebatas untuk identilisasi suru penyakit sampai pada serotype saja, tetapi juge bermanfaat untuk spidemiologi penyekit yang bergura untuk mencegah diseminasi mikroorgarisma mavpun pada penyakit yang persisien, sebingea praktisi dapat membetiken perawatan yang lebih komprehensif, Ketika teknologi DNA tekombinan menjadi lebih mudah didapatkaa, maka So nutans dan So sobrinus menjech kandidat (eruinggi untuk dieksploitasi proscs mekanisme virulensinya sebagai patogen oral. informasi genomik dan bioinfonmalik melalui Gensares Oniine Database (GOLD) yang menghadirkan genom lenekep diauaranya S. muteny UALS9 telah menyediakan inforinasi gicbal dasar seperti komposisi gen, elemen genctik yang berpotensi evolusi. dan mekanisme serta elemen yang terlibut dalam transfer gen secata horizontal. Genom pertama baktori oral yang berhasil diungkapkan adalah P, gingivalis dan S.mudems (Aidic dkk., 2002). Sementara iva, Po gingivalis, W83 digumakan untuk mengitentitikasi gen-yen organisma yang memberi sinyal pada permukean scl protein yang berpotensi. Ifasilnya menunjukkan sebagian gen menjadi imunogenik dan berpoisnsi untuk dikeabanghan sebagai vaksin anti P, gingnatis, (Ross dhk., 2001} Aktivitas biokimis dan molekuler yang berbubuogan dengan Kesehatan mulut dan poayukit lebih mudsh untuk dipahami dan diklasifikasikan dengan adanya pita/tapak DNA maupun protein yang keduanya dapat terkarakterisast menggunakan teknoloss microarray Teknik tersebut dapat untuk mengklasifixasi peaYakit atau. penictipik rolekuler dan mempelajari fungst_gen yang Derhubungan dengan icjaring regutatornya ataupur fungsi genomiknya (Spelman kk, 1998). Juga dapat untuk mempelajari pengembangan sualu cbat dengan kemampuan prodiksi etas Kemenjuran dan toksisilas ata.pun parmakogenomiknya, seria untuk pengembangan biologi. Aphkasi microarray i bidang Kedokteran Gigi dapat lebih dikembea in lagi Untuk saeneliti lebih dalam pada substansi terapi antibiotik, lesi malat dan bahkan juga untuk mempelajari disfungsi persendian rahang (omporo mandibular dvsfienction IMD). Scperti umum telah banyak mengetahui bahwa terapi antibiotik guna pencegahan infeksi Kini menjadi somakin rumit dengan meningkainya sirain (galur) hakteri yany resisten tothadap antibiotk Bakteri menjadi resisten baik secara alami maupun karena bebotapa macam obat. ini dapat terjadi melakut beberapa cara diantaranya pasien tidak penuh mengkonsumsi obat sesuai durasi ataupon Kurang, memenuhi dosisnya. Kemungkinan bakter’ berkembang nienjadi resisten terhadap bebcrapa obat secara spontan dapat terjadi melale mutasi yaitu suata perubahan yang berlangsung pada DNA baker Perubahan terscbut memberi kesempatan bakteri untuk tidak mengaktifkan antibiotik. Bakteri dapat juga menjadi resisten melalui gen-gon bakteri lain yang sudah resisten (erlebid dabulu. Multiplikasi bakteri yang Sangat cepat, diduga akan dapat menycbabkan ancaman resistensi tersebul dapat segera menyebar ke generasibakten berikutnya, Dengan domikian beranti dapat diduga pula menjadikan bakteri mengembangkan resistensi terhadap berbagai kelas antibiotik. Penyakit lain soperti TMD tersebut diatas ecalah problem yang cukup monantang bagi prektisi spesialisasi bidang Kedokteran Gigi, Umurrmya diagnosis dan rencatia terapinya berdasarkan pada kejadian perubahan analomi yang berhubungen dengan gejala dan rasa sakit yang timbul, keluhan pada {ungsi persendiannya, atau dapat juga mungkin karena kedua faktor tcrsebut. Karcna TMD merupakan kasus komplcks dengan multi faktor, para pencliti dapat mompelajari pada proses mediator dan produk penyakit diantaranya cairay perscadian tersebur untuk secara biologik dapat dikembangkan erdasarkan pendekatan diagnoss din terapinys, Sehingga kelak dengan teknik Protein array terscbut dapat tmembuktken betapa _pentingnys biomarker. Harapan kita suai saat, dapat mengirimkan spesimen abses, biopsi, saliva ataupun aspirat cairan seudi ke laboretorium dan longsung mominta aplikasi tckaolgi yang tepat dalam pernesiksaaa anslisis ekspresi gen guna menegakkan diagnosis. Hadirin yang berbahagia, Bagian kelima: Pendekatan ws tuk pencegahan dan terapi Bagaimana scbciknya pondeketan yang sehailnya dilekukan untuk pencegahan dan terapi penyakit gigi dan mulut? Disamping melakukan pendekatan kekinian terscbut diatas, dapat dimnngkinkan pula pendckatan melihat respon biologik mulut untuk pencegshan penyakit ataupun sotclah diterapi cermasuk dengen baban tanaman sebagai obat tradisional. Kita selama ini telah menggunakan sexyawa kimia (ebat-obatan) yang berasal dari tumbuhan dan dari kandungatinya dapai diyji lanjut untuk melihat peran keberadsan senyawa aktifickstrak aktif pada patogenasis ataupua virulensinya satu penyakit mulut. Untuk pencegahan, perkembangan vaksin anti_—_caries sebagaimana anti-periodomtitis merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menetralisir patogen oral. Di samping memang pada kenyatzanmya vaksin menggunakan antigen 5. mutants wotuk anti- aries benar-benar efektif pada model hewan coba (Taubman, 2001), ataupun P. gingivalis guna melinduagi pusien deri kebilangan atau lepasnya tulaag (Sharma dkk.. 2001). Kesemustiya sejauh ini bolum fimal dicobakar paca manusia mengingat deberapa pertimbengan balk dampak sistemik maupun pada sistem irunitasnya yang masih dalam penelitian lenjut. Kemungkinan yang masih menjadi persoalan adalat, apakah sistemik ataukah sistem imunitas mukosé yang harus distimulesi, Vaksin auti-karies berdasarkan antigen SpaP dan G1E masih menarik untuk teap dilanjutcan guna mengoptimasi mute imunisisasi (Michalck dkk., 2001), Ponggunaan vaksin DNA guna melowan karies gigi dapat mowskili pendcketan utama untuk mengentrol penyakit ini (Fan dkk., 2002), Lebih jauh yang harus kitacermati adalah mikroorganisma mempunyai kemampuan membentuk biofilm dan beradaptasi serta akan bertransformasi yang memungkinkan tercapainya antigenesitas, Kalau dugaan itu benar, pertanyzannya kemudian adalah apakah imunisesi tersebur akan membetikan perlindungan yang lama?. Sefauh ini tampak bahwa pendekatan imunisasi umurinya secara langsuny melawan satu epitop spesies bakteri, sedangkan baik karies maupun, peridontitis merupakan penyakit yang lebih disebabkan oleh ckologi multi bakteri. Telah diketabui bederapa ekstrak tanaman disckeliling tempat kita sudah diupayakan diekspioresi penggunaannya untuk terspi ‘TMaupun pencegahan penyakit gigi dan mulul. Ekstrak daun teh segar memiliki daya anti-bakteri S. Alpha (Handajani dan Tandelilin, 2000) Bakteri yang nerada pada plek gigi penderita gingivitis ini dapat 16 tethambat pertumbutannya setclah berkumur dengan ekstrak tch hijau dan kendungun adkylanines-nya diduga akan meningkatkan memati sel ‘TyS yang dapat merespons antigen bakteri penyebab gingivitis Berkumur dengan laruten ekstrak bimga congkel bermanfaat sema dengan farutan ¢.1% hexettdine yang merupakan kandungan ulama obat kumur paten di pasar yaitu dapat menghambat permumbuhan S. alpha pada plak gisi penderita gingivitis (Nesda dkk., 2006) sorta mampa incnurunkan jumlah feukosit cairan cclah gingiva (Sari dkk., 2007). Bakteti S. adpha tersebur dapat ditckan pula pertumbukannya pada penderita gingivitis kategori sedang, dengan berkumur bahan yeng mengandung miayak kelspa mumi Belinda dkk... 2003), Minyak atsiei lengkuas im vitro mengindikasican efektif dalam menghanibat pertumbuhan 5. afpka dan Staphytococens Aureus yang, sutah resisten (erhadap multi-antibiotik (date pada penulis). hal ini menarik untuk diteliti lebih Fenjut. Peradangan sebagai bentuk respon terhiedap adanya suatu infeksi dibuktikan dapat ditckan oleh bakan dari tumbuhan, Perclitian 1 vitro mengindikasikan minyak atsiri lengkuas tersebut mempunyai efok anti-radang dengan menekaa produks! nitrit okside (Tondelilin dkk., 2003) dan dapat pula menckan fungsi aktivitas fagositosis pada makrofaga RAW 2647 cell fines (Tandelilin, 2003), Penelitiam lain menghasilkan ekstrak pegagan maupun huah adas mampu menekan akcifitas glutathione S-iransferase, sedangkan curcumin simtesis (Fakultas Fermasi UGM), dapat meningkaikan kadar efweathione, Kesemuanya sebagai balan obat kumar dan ketiganya bewungsi sebagai antioksiden schingoa dapat untuk menekan perkembangan tadang (belum dipublikasikan). Efek anti-tadang tersebut didapatkcan juga pada ekstrak bush mengkudu yang sebanding dengan fenilbutazon ketika diberikan peroral (Hapsari dick, 2006) Walau demilciaa harus diingat, balwa ada individu yang dapat menuryukkan reaksi alergi ternadap obat termasuk pula obat herbal. Lni ditunjuikkan let yei lidzh buaya (aloe vera) kelika diaplikesikan pada mukose rongga mult guna menyembuhkan luka dan mengontrol peradangan {Marsudi dktk.. 2005). Dari sediaan herbal tersebut ada yang masih perlu diteliti lanjut agar benas-benar aman penggunaanaya. Disamping, itu, tindakan pencegahan terbaik adalah berkunjung ke dokter gigi sotiap 6 bulan gana memeriksakan kondisi rongga mulut Kesimpulan Dengan tersedianva date sekuiens genom yang, berhubungan dengan bakteri otal pada Genomes Online Database (GOLD) memacu kita untuk mengcimbanykan tckaologi bury yang sangat esensia] guna memahami proses dasar biologi pade genetik dan molekuler serta virulensi misrobiologi oral. Pengganeaa GOLD chan memberi gambaran yang lebih lengkap pada proses patogenesis penyakit mulut dan ini skan memfasilitasi pengembangan dignostik, Preventif, kuratif, dan promotif dalam bidang kedokleran gigi Analisis DNA microarray dan protein array akan lebih sensitif dan akurat untuk menuniang kebuuhan rersebut Keberadaan can pemantaatan analisis DNA microarray dan protein arruy terschut bokon lagi merupakan pilihan mlairkun telah menjadi sueto Kebutuhan dalam perelitian dan dalam proktik klinik yang bermanfaat besar untuk perawatan kesehstan gigi dan mulut. Begitu pula penerapan indigenous wisdom sebagai pendckatan Biologi Mulul, kedepan dapat lebih dikembangkan guna menjadi pertimbangan kebijakan untuk perawaten Kesehatan gigi dan mulut, Ketersediaan data sehubungan dengan perawatan Kesehatan gigi den mulut yang dipublikasikan akan menunjang EBD dan tidak hanya akan sangat bormanfaat bagi masyarakat dan para poncliti untuk mendesain penelitiaa tetapi juga untuk para praktisi dulem membuat keputusan guna menegakkan diagnosa dan terapi sefta _penceyahannys, Demikianlad uraian singkat saya tentang pemahaman peram Biologi Mulut dalam partisipasinya memceabkan masalah Kesehatan gigi dan smulut, Mudah-mudahan akan bermaataat bagi kita semua Majelis Guru Besar dan heairin yang saye muliakan, Selanjutnya pada Kesempatan yang baik ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasi dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada Pemerintsh RI atas Kcpercayaan yang dibe ikan kepada saya selaku Guru Besar, Begitu pula kepada Majelis Gura Besar, Senet Akademik, Rektor dan para Wakil Rektor scrta Senet FKG (GM, dan Prof, Dr, dry, Munakhir Ms, SU (Dekan 2007) yang telch monyelujui dan mengusulkan saya sehagai Guru Besar kepada Pemerintah. Juga kepada Prof. Dr. deg. Iwa Sutardja RS, Sp KG.A(K) 18 yang telat berkenan mereview naskah ini sekaligus sebagai Dekan FKG besesta jajaraunya atas duxungan dan atcnsinya Kegada setmiua guru saya mulsi dari TK hingga $-3, atas bekal pengetzhuan dan bimbingannya saya haturkan terma kasib. Beg. pula kepada drg. Seebayyo H, Sp Orth (alm) Prof. drg. Sutatmi Soerjo (alm). Prof. dre. Harkati Dewanto, Sp Orth (aim). Prof. drg. Rafiah Abyono (alm), dan drg. Sri Daradjati, SU, Sp KG (K), seta dry. Sociomo Nawawi, DPH Dent, Sp PertK}. Saya sungeuh terhara dan terima kasih kepada KAFE"76, sejawat KG-78 dan hadirin semua yang tidak dapat rinci seya sebutkan atas kehadirannya Derbagi syukur dan’ panitia yang telat tulus membantu, kescmuanya mendukung keberhasilan Saya dan moment peg it Pengharyaan dan (crim sasilt kepada keluarga besar FEB dan FKG UGM atas kescnmanya sojak saya bergabung tahun 1984, Terima kasih kepada Prof. DR. Joseph Canon besemta Dr. Hazouri, dan Dr. Joseph Kelly. yang telah memberi kesempatan saya untuk menjalani research and clmical demal trainings di University of Scranion, Pennsylvania, AS Juga kepada pembimbing dan tim tesis : Prof Filipinas F.Natividad, Prof. Ofelia G. Omitogun. Prof. Saturaina Halos, Prof. Wilfedro T.. Barraquio (alm) serta Ronald R. Matias, PhO yang kescmuanya juga sckalizus guru S-1 dan S-2 yang telah sukses uengajak saya “main” dengan biologi molekuler di UP Dilinan Kepada Prof, Dr. de. Abdul Salam M. Sofia, Prof. Dr. deg. Al Supartiaah Santoso, SU! Sp KGA(K), Prof. dr, Marsetyewan HNE, MSc, Ph.D dan Prof, dth, Widya Asmara, SU Ph.) yong telah membimbing saya mencapai derajad terinegi dzlam_pendidiken, penghargaan dan terima kasih saya sampaikan dan juga aias kescdiaan Para ca-promocor berkenan mereview nascah picato ini. Demikiun pula setulusnya saya sampeiken kepada: deg, Sigid Budhiwidaydo, Sp Pros(K) dun seluruh staf pengajac dan karyawan Bagian Prosthodoasia tempat seya mengabdi pertama kali (1984-1994) Tetima kasih dan penghargaan saya yang lnggi kepada Prof, Dr drg_ Al Supartinah Santosa (KaBag 1996-2003), dre. Wihaskoro S, Pad (manian staf pengajar), drg. Alma L Jonarta. MKes, dra, Heni Susiiowati, MKes, Ph.D, deg. Totiana Heniastuti, MKes, PhD dan Dr. arg, Jum Handayani, MKes, dr. Rini Maya Puspita (mantan asisten dosen}, mas Slamet yang telah bersama membangun Baglan Biologi Molut, atas pengertian dan dukungannya saya mampu berdiri disin Terima Kasih yang miendalam’ saya sampaikan kepada para sababat tercinia Kelg Dr. dig. Diah Savitri Nugioho, MS, kelg Drs. Djauhari Oratmengun., kelg Dr. Hani Handoko., MBA, kelg Pro. V Andi Trisyono, PD, dan Dr. Sutanto, SH serta Prof Dr. ir. Suryo Hapsoro, atas persahabatan, atensi, dan bantuannya selalu pada saat suka dan duka teiap mendukung saya, Begiw pula untuk seraua mahasiswa terutama bimbingan saya bak $-1, pase sarjana dan para residen di FKG maupun FK alas kepereayaannya. dan karenanys telah semakin memperkeya pengetahuan say, Kebcrbasilan saya ini tidak lepas pula dan peran para pakhic dan bulik membimbing saya sewaktu kecil sera ketiga keluarga staf rumah tengga yang setia‘membanu Kami sekelvarga gura menunjang keberhasilen saya. untuk itu seya sampaikan rasa terima kasin yang, lak teringga. Untuk almerhum mertua saya itu Maria Magdalena Dorkas Tandelilin, bersamz semua kakak dengan keluarga beserta keponakan, sungguh sava sangat mengheryai keiklasannya yang telzh rela melepas, anak/acik lelakiaya (telah ditinggal almarhum bapeknya sejak kecil) yang berick at bulzt bondo nekal memilih saya pittri Seto yang berbccka jatar belakang, bahasa raaupun budaya scbagat pendamping hidupnya. Saya mengucapkan terima Kasih setulusnya. Perjalanan Katit ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya: Bpk Robertus Soediryo (88 th), seorang pensiunan Kepala SMA. dan ibu Margaretha Samilah (76 th), pensiunan kepala SMP. Dalam kesederhanzamiya, beliaa mampu mendidik penuir disiplin, gigih, sabar dan ulet sungguh telah merempa saya, untuk itn dengen ulus saya borterima kasih atas semmanya Ungkanan yang sama saya sampaiken pula kepada kedua mbakyu dan kelima adik saya beserta keluarga serta semua keponakan saya, atas doa den dukungannya untuk keberhasilan saya mencapai devajad tertinggi calam profesi saya sebagai pongajar. Kini tjinkan saya meaysmpaikan rasa terinva kasi untuk my wonderful team, yaug, tanpa mereka soya tidak mungkin mampu mondapat kehormetan inf dan sckatigus menjawab hurapan kedua anak saya ager sayapan mampu herdin di mimbar terhormat ini seperti papanya 6 tahun yang lau. Cinta kasi mereka telah membuat segala Sesuatiny: menjadi sangat indah dan istimewa yang telah ditunjukkannya dengan berbagei cara maupun kesempacan dimanapun saya berada, teristimewe peda waktu kami sekeluarga 6 takun hidup di Pennsylvania, AS can di Quezon City, Philippines telah begitu datam memotivasi serta mengiaspirasi kehidugan saya, Kescmuanya terscbut membuat seya menjadi bahagia, tedub, damai, aman, kuat, teger dan Teguh menghadapi situasi apapun. Saya hersyukur atas’ sakramen pemikahan kudus yang telah saling kami icrimakan sunggub berkarva sehingga menjadivan 25 th 2 dln behtera kchidupan kami mengelir mudab wnuk dijalani datam suka maupun duka dan sungguh sanget menonjang keberhasilan saya dalam meniti karir, Let me say that £ am very much grateful to my wonderfid sons ANDREAS and STANIS for their beautiful love und support, for being 20 proud of me always and who never fail to understend. And let me say again that Lam grateful to my husband TED for his greatest love. support, and guidartce that have brought me and inspired me to continue striving for ney goals in life (Tendslilin, 2006) Demikianlah sedikit sumbangan pemikiran saya dan terme Kasih atas kesabaran hadirin mendengarkan pidato pengukuhan itt Saya mobon maaf bila ade yang tidak berkenan. Semoga cinta afektif ‘Allah akan membentuk semua yang kita kerjakan dapat terlaksana dengan rasa nyaman penuh suka cita dan mampu berkembang dalam rahmat serta tumbwh daiam keinginan untak melayan: dengan damai dan kasi, Semaga Allah yang Maha Kasih selalu berkenan menyert, membimbing den menyempurnakan karya kita semua. Amin a DAFTAR PUSTAKA Ajdic D, MeShan WM, McLaugihin RE, Savic G, Carson MB, 2002, Genome sequence of Strepiacoceus mutans UAI59, a catiogenie Cental pathogen, Proc Natl Acad Sei USA. O):14434.39 Amaliya, Timmerman MF, Abbas F. 2007. Java project on periodontal diseases: the relationship between vitammn Cand the severty of periodontitis. / Clia Periodontol. (34):299-304 Bagg J, MacFarlane TW, dkk, 2003. Essentials of microbiology for dental stuctents. Hongkong. Oxford Universily press Barbara LB. 2008, Oral and systemic Health: Treating the Whole Patient. Texas state technical college Harlingen, Texas. Bamett ML, Philstrom BL. 2004. Methods for enhancing the cflicieney of Dental‘Cral Licalth clinical trials; Current Status, Future Possibilities. / Dent Res. (10): 744-50 Baum BJ, Kok M, dkk. 2002, The impact of gene therapy on dentistry: a revisiting after six years. J Am Dent Assoc. (132): 35-44 Rellinda M, Handajani J. Tandefilin RTC. Berkumur minyak kelapa mami mencken pertumbuhan Streptococcus aigka pada pender.ta gingivitis sedany, MIKGI. 2008; 10 (1): 51-8 Bure RA. 1998. Oral streptococel products of their enviroument. 7 Dent Res. (77): 445-52 Chigppelli F, Prolo P, Newman M, dkk. 2003. Evidence-based in dentistry: Benefit of Hindrance. J Dent Res. (82): 6-7 Costerton SW. 1999. Introduction to biolilm. fit J Antimicrob Agents. (iy 217-21 Davey ME, Cziazza NC, O'Toole GA. 2003, Rhamaolipid surfactant production affects biofilm architecture in Pseudomonas aeruginosa PAOL. J, Bactertol, 1027-36 Davies D. 2003. Understanding biofilm resistance to antibacterial agents. Nat Rev Drug Diseov. 2). 114-22 Douglass GD, 2003. Why Evidanced-Based Dentistry. Braz J Oral Sei. (235: 183-86 Fan MW, Bian Z. Peng XZ, Zhong Y, Chen Z, Peng B, 2002. A ONA vaccine encoding a cell-surface protein entigen of S. mutans protects gnotobiotic rats from caries. J. Dont Res. (82): 784-7 Fedele S, Minogna M, Porter S, 2007. Chronic inflammation: an important factor in the pathogchesis of oral cancer. Grund Rounds in Oral-Systemic Medicine. (2)32-9 Genco R, Offenbacher 5, Beck J 2002. Periodontal discase and cardiovascular disease. Epidemiology and possible mechanisms. J Am Dent Asscos, Jum; (33: 148-228 Ghigo JM. 2001. Natural conjugative plasmi¢s induced baetcrial 22 biofilm development, Nature. (412):442-45 Gurenliaa JR. 2006. Inflammation: the relationship between oral health and systemic health, Acces. April (suppl): 1-8 Handajani J. Tandclilin RTC, 2000. Pengaruh Daya Anti Bakteri Ekstrak daun Teh Segar terhadap S. alpha. PGE. 30(2):14-21 Hapseri HD, Hendajani J, Tandelilin RTC. 2906, Efebifites Ekstra Etanol Bush Mengkudu sebagai bahsa anti inflamasi pada tikus wistar. J Ked Gigf. 21 (2): 60-8 Johnson NW. Bain CA. 2000, Tebacco and oral disease: EU-Working Group on tobacco and oral health. Br Denz J. (189):200-06 Hu S, Arellano M, dkk. 2008, Selivary Protwomics for Oral Cancer Biomarker Discovery. Clin Cancer Res, Oct; 14: 6246-52 Krall E, Dawson-Hughes B, Papas A, Garcia R’ 1994. Tooth loss and skeletal bone deusity in healthy postmenopausal wourai. Osteoporosis nr, Magch: (2):104-9 Krejei C, wissada N2002. Womens's health issues and their relationship to periodontitis. / Am Dene Assoc. March:133(3):323-9 Marsudi KA, Tancelilin RTC, Haniastuti T. 2005. Hiperscasitivitas Kontak paca mukosa bukal tikus wistar setelah induksi gel Aloe vera Maj. Ked Giss. edisi khusus: 203-7 ‘Mereado F. Marshal! R, Bartold P. 2003. Inter-relationships berween themathoid arthritis ané periedental discase. A review. J Clin Periedoniol. Sep:30(9):761-72 Michalek SM, Katz J, Childers NK. 2001. A Vaccine against dental ‘caries: a seviow. Bio Drugs. (15): 501-8 ‘Osterweill N. Gurn disease and tooth lass boost pancreatic cancer tisk Jan 2007, MedPage Today Web site: wwanedpagetuday.com? hemnalulogvOncolesgytherCencers/ta/4865. Diunduh [ul 20, 2008 Oudoff MJ, Bolscher SGM. Naziai K dkk. 2008. Histatins are the Taajor_wound-closure stimulating factors in human saliva as identified in cell culture assy. FASEB. Page RC. 1998, The pathobiology of periodontal discases may affect systemic diseases: inversion of paradigm, vin Per, (3):108-20 Paquette D. 2062, The periodomal infection-systemic diseese link: a review of truth or my myth../ fut dead Per. Jul; 43):}01-9 Ross BC, Czajkowski L, dick. 2001. Identification of vaecine candydate antigens from genomic analysis of B. gingtvutis. Vaccine. (19). 433-12 Ridoker P, Rifai N, dkk. 2002. Comparison of C-reactive protein and low density lipoprotvin cholesterol levels in the prediction of first cardiovescular events. M Engi.J Med. Nov 14; 347-(20): 1557-65 Scannapieco F, Ho A 2001. Potential associations between chronic respiratory discase and periodontal disease: Analysis of National Health and Nutrition Examination Survey Il. J Per.Jan;72(1):50-6 23 Sharma A, Honma K, dkk, 2001 Oral imununtzation with recombinant 'S. Porphyromonas singivalis A domains. lafte! Immun, 69: 2928-6 Spellman PT. Sherlock G, Zhang MQ. dk. 1998. Comprehensive identification of cell eycle regulated genes of the yeust $ cereviciae by microarray hybridization. Mol Biel Cell (9) 3273-97 Sutherland IW. 2001, Biolilm exopolysaccharides: a strong and sticky fromewark, Microbiol. (47-3-9 Tandelilin RIC. 1998. Gevonpie charactertzation of Cundita albicans isolates from oral cavity of head and neck cancer patients using using RAPD. Thesis, UP, Diliman. Phi ltppines Tandelifia RTC. 2003. The ellects of Galangal’s essential oil on murine cell line (RAW 264.7 Cell lines) macrophage Phazocytosis Fumetion it stiro, 7D. 2003:10 (1): 15-19 Tandelilin RTC. 2005. Peran Matrix Metalloproteinase dalam ronvga snl. Maj Ked Gigi. 61: 458-67 Tanddiilin RTC, Sof ASM. Sanioso AS, Soesa'yo MHNF, Asmara W, 2006, The density of eollagen fiber in alveolus mandibular bone of rabbit aficr augmentation with powder DBM post incisivus extraction. Dent J. 39 (2): 43-7 Tandelilin (a}.2008. The effectiveness of DBM Augmentation on rabbit tmandibula’ osteoblast density ufter mcisor extraction, 11D. 13:297-302 Tandelitin RTC (b}. 2006. DBM augmentation on mandibular incisivus extraction Wound healing. £42. 13(3):195-201 ‘Tandclilia RTC. 2007. Determincaion of genetic: relationship among ovaj clinical isolgies of Candida albicans using cluster analysis. Proceaiing in 29" Asia Pasific Dental Congress. 126 Tandeliln RIC, Asmara W. 2001. Molecular typing of Candida atbicans isolated from oral cavity of cancer patients using randomly amplified polymorphic DNA. fndon J Biotec. June: 470-8 ‘Taubman MA, Holmberg CJ, Smith DJ. 2001. Diepitopic eonstruct of functionally and epitopically complememary peptides enhances immunogenicity, reactivity with glueosyliransferase, and Protection from dental caries, fafect Immiun, (69y: 4210-16 Whitchurch CB, trova TE, dkk. 2002. Phosgotylation of the Pseudomonas acniginosa response regulator AluR is esscntist for (ype IV fimbria-mediated switching motility. J Bact. (184): 4542.54 Wood N, fohnson R, Sireckius C, 2003. Comparison of hady eompes tion and periodontal disease using nlititional assessment: thrird Nenonal Ifealth and Nutrition Examination Survey J Cin, Ber, Apr 3014): 120-7 Wu T, Trevisan M, Genco RJ, dk. 2000. Examination of the relation between periodontal health status and cardiovascular risk factors: Serum total and high density lipoprotein cholesterol. ¢-reactive protein, and plasma fibrinogen. Ai J Epid, Feb 1: 151(3):273-82 24 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Regina Titi Christinawati Tandelitin Tortpat ‘tg lahir : Soto 30-5-1459 abatan Guru Besar (1-4-2008) Pangkat Got: Pembina TingkatT Gol TV b (1-10-2008) NIP 2 131478761 Alamai Kantor: Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Un, Derts No: 1, Sckip Litera, Yogyakarta Alamat rumah + HI" Plemburan, Gg, Perkutut 2, Yosyakarta Keluarga : Menikah (5-05-1984) Swami” Prof. De. Fduardus Tandelilin, MBA, CWM (13-10-1956) Anak L. dr. Andreas Avelliti K Tandelilin. (16-04-1985) 2. Stanislaus Mahesworo C Tandelilin, (18-06-1999) Fakultas Ekenomika dan Bisnis-UGM. RIWAYAT PENDIDIKAN (TERSELEKSD: 1965-1971: SD. Patnardi Siwi dan SD. Partardi Puri, Solo 1972 1974 SMP Ni dan SMP N X Solo 1975-1977: SMANTSolo 1978. 1983 Sarjana Muda, Dra Med dont, Doster Gigi, UGM 1987-1988: Clinical Dental anct Research Training programs University of Scranton, Pennsylvania, USA 1994-1998 Master of Seience in Microbiology University of the Philippines at Diliman 2003-2006: Dokior, Universitas Gudjahh Made RIWAYAT AKADEMIK (TERSELEKSI 2003 —sekarang, Kelua Bagtin Biologi Mulut. FXG 2008 Reviewer Hibah RISBIN-LPTEKDOK 2009 Reviewer Jumal MAKARA- UL 2007 - sekarany : Penitsi usulan penelitian di FKG-CGM. 2007 sckarang : Tim ahti fudenesitw Oral Biologist Asse 2007 —sekarang | Asesor Badan Akreditasi Nasional- PT untuk Program Studi dan Institusi 2008 —sckarang . Ascsor settifikasi dosen PENGHARGAAN (terseleksij ; 1995 1998: Philippines eresidentiat University Scholarship foc Forcign Student (Partial grant} Recipicnt. 1097 + Academic Honour, Graduate School, UP 2007 Satyalencanta Karya Satya 20 tahun, R 1 1999-2007 Research grant dari borbagai sumber PUBLIKASI terselcksi dari 16 buah pada jurnat terakreditasi dari totat 19 buab (2603-2008). 1. Regina TC. Tandelilin, Determinstion of Genetic relayonship anwane oral clinical isolates of Ciundlidke albiccens using chaser analysis (Abstract). April 2007. in 29 Aste Pusific Dental Congress meet 2 Regina TC. Tandellila, The Effectivenes of Demineralized bone matrix eugmentation after incisivus extraction in rabbit alveolus mandibular bone on the ostechlast density.) 2006: 13: 297-302 3. Aleng Setia Nesda, Regina TC. Tandelilio, Juni Hancajani. The efiectiveness of exact clove flowers (Eugenia caryaphytlara) mouth ringe containing om the growth of Srepinenecys pha in dental plaque in the mild gingivitis patients, J Zrad!tional Ated. 2006: 11(35)- 10-5 4, Regina TC. Tandelilin. DBM augmentation on’ mandibulor incisivus extraction wound healing. Z/1). 2006; 13 (3): [95 - 201 3. Regina TC. Tandelitin, Peran Matrix Metalloprateinase dalam rongga mhulut, Majalah Mmiah Kedokteran Gigi 2005;61:45 — 67 6. Regina TC. Tandetilin, Al, Supartinzh Santoso. Oral health freatinont on child cancer paticnts. Dental Journal, Special ed for First Indonesian meeting of Pedodontic Science. 2005: 117-21 7. lumi Mandajani, Widya Asmara, Regina TC. ‘Tandelllin. Efek ekstrak daun teh (Camellia sinessis) koasenirasi 0,5 % terhadap kadar sig saliva penderita gingivitis, /DF. 2004:1 [(1):1723 8. Regina TC. Tandelilin, The eficcts of Galanga?’s essential oil on murine cell line (RAW 264.7 Cell fines) macrophage Phagceytosis Function fr vitro. 1/22, 2003;10 (1): 15-19 9. Usami Kusuma Dewi, Regina TC, Tandelilin, The influence of resin acrylic monomer induction on the contact hypersensitivity in ‘wistar buccal mucosa. Dent J, Special ed. 2003: 88-92 10 Regina TC, Tandelitin, Hent Susiloweti, Tetiana Maniaswuti. Efectifilas Minyak Atsin Lengkuas Terhadap Produksi Nitrt Okside Makrofag Mencit (RAW264.7| yang di induksi LPS Echerichia Cali. J. Kedokteran Gigh Indosesia. 2003; 10: 44-51 AL Maria Ancrini, Regina TC, Tandelilin, Meni Susilowatl., The effet of administering beta-APN orally on the deusity level of collagen fiber of mice’s gingival. Deur J. Special ed. 2003:113-17

You might also like