Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
tidak
berhubungan
dengan
keadaan
rongga
mulut.
seperti
rasa
malas,
manja
dan
nausea
sehingga
dan
penyakit
periodontal. 3
Ibu
hamil
umumnya
akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan berasal dari kata latin graviditas yang berarti
suatu fetus atau embrio yang dikandung di dalam tubuh
seorang wanita.
terakhir.
berlangsung
Menurut
antara
WHO,
37
masa
42
kehamilan
minggu.
Masa
dalam
kehidupan
wanita,
suatu
yang
proses
melibatkan
diri)
merupakan
selama
masa
proses
adaptif
kehamilan
untuk
fisik
dan
fisiologis.
Perubahan-
kardiovaskular,
hematologi,
respirasi,
Perubahan
sistem
kardiovaskular
meliputi
kardiac
output,
penurunan
tekanan
darah
dan
perubahan
posisi
tubuh.
Sensitivitas
ini
trimester
maupun
diastolik.
Tekanan
darah
sistolik
yang
untuk
pada
pertumbuhan
janin
masa
kehamilan
dan
kebutuhan
Kebutuhan
oksigen
berubah
pada
masa
kehamilan.
suara
dan
pernafasan
melalui
hidung
ke
menyebabkan
atas.
Pergeseran
kapasitas
paru
diafragma
total
ini
akan
menurun
4-5%.
pembesaran
terjadinya
xerostomia.11
Insidensi
yang
terjadi
adalah
metabolisme
fetus
dan
suatu
keadaan
hiperkoagulasi.
Keadaan
terjadi
karena
akan
perlahan-lahan
menurun.
Hal
ini
pada
wanita
menyebabkan
hamil.12 Selain
ptyalism
itu,
nausea
(hipersalivasi).
dapat
Hipersalivasi
volume
lambung
dan
menyebabkan
penurunan
pH
ini
tekanan
akan
intragastrik
menyebabkan
(gastric
reflux). 12,13
terjadinya
pyrosis
tubuler
untuk
menfiltrasi
glukosa
akan
mampu memproduksi
hormon
insulin sehingga
terdeteksi
pada
masa
trimester
kehamilan.14
B. Hubungan Kehamilan dengan Rongga Mulut
Kehamilan
melibatkan
perubahan-perubahan
ketiga
hormonal
hampir
seluruh
Perubahan-perubahan
tubuh,
ini
termasuk
dapat
rongga
meningkatkan
mulut.1
resiko
menyikat
gigi
karena
sikat
gigi
atau
pasta
gigi
makanan
menjadi
tidak
seimbang.
Selain
itu,
kebersihan
mulut
yang
berkurang
dapat
saat
menyikat
gigi,
kekhawatiran
tentang
perubahan
fisiologis
yang
disertai
dengan
bukan
semata-mata
dipengaruhi
oleh
kondisi
juga
rongga
mulut
mempengaruhi
perkembangan janin.
wanita
pertunbuhan
hamil,
dan
memperburuk
respons
gingiva
terhadap
iritan
lokal.10,21
kehamilan
dan
terlihat
mencapai
sejak
bulan kedua
puncaknya
pada
dari
bulan
gigi.19-21
Kadang-kadang,
penderita
akan
bukanlah
neoplasma,
melainkan
respon
menjulur
dari
tepi
gingiva
atau
dari
ruang
besar
dapat
menyebabkan
ulserasi
yang
memerlukan
penyikiran
semua
bentuk
iritan
lokal.21,22
3. Erosi Gigi
Erosi enamel adalah kerusakan gigi pada bagian enamel.
Selama masa kehamilan, rongga
a.
kebusukan. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan
larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat
sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi
kavitas. 23
b. Etiologi
Karies gigi disebabkan oleh 4 faktor/komponen yang saling
berinteraksi yaitu:
1) Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi: komposisi gigi,
morfologi gigi, posisi gigi, pH saliva, kuantitas saliva, kekentalan saliva.
2) Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu
menghasilkan asam melalui peragian yaitu: Streptococcus, Lactobasillus.
3) Komponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang
mengandung karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat
diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam.
4) Komponen waktu: kemampuan saliva untuk meremineralisasi selama
proses karies, menandakan bahwa roses tersebut terdiri atas periode
perusakan dan perbaikan yang silih berganti, sehingga bila saliva berada
dalam lingkungan gigi, maka karies tidak akan menghancurkan gigi dalam
c.
d. Patofisiologi
Enamel adalah jaringan keras yang kaya akan mineral. Karies dapat
terjadi pada enamel melalui proses kimiawi yaitu lingkungan asam yang
diproduksi oleh bakteri. Gula akan dicerna oleh bakteri dan energy yang
dihasilkan akan dipakai bakteri untuk memproduksi asam laktat. Asam laktat
akan menyebabkan demineralisasi kristal hidroksiapatit pembentuk enamel.
Karies enamel yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi karies dentin.
25
Klasifikasi
Karies gigi bisa diklasifikasikan berdasarkan lokasi dan kedalamannya.
1) Karies berdasarkan lokasi permukaan kunyah dapat dibagi :
a) Karies oklusal
b) Karies labial
c) Karies bukal
d) Karies palatal/lingual
e) Karies aproksimal
f) Karies kombinasi (mengenai semua permukaan)
2) Pembagian lain dari karies berdasarkan lokasi:
a) Karies yang ditemukan di permukaan halus
Ada tiga macam karies permukaan halus:
1.
2.
Diagnosis
1) Karies dini/karies email tanpa cavitas yaitu karies yang pertama terlihat
secara klinis, berupa bercak putih setempat pada email.
Anamnesis
Pemeriksaan Objektif
Intra oral
Terapi
2) Karies dini/karies email dengan kavitas yaitu karies yang terjadi pada
email sebagai lanjutan dari karies dini.
Anamnesa
Pemeriksaan objektif
Intra oral
Terapi
: dengan penambalan
air
dingin
- rasa ngilu hilang setelah rangsangan
dihilangkan
- tidak ada rasa sakit spontan
g.
Pemeriksaan objektif
Intra oral
Terapi
: dengan penambalan.25
Terapi
Penataksanaan karies gigi ditentukan oleh stadium saat karies terdeteksi:
1) Penambalan (filling) dilakukan untuk mencegah progresi karies lebih
lanjut. Penambalan biasa yang dilakukan pada karies yang ditemukan
pada saat iritasi atau hiperemia pulpa.
2) Perawatan saluran akar (PSA) atau rootcanaltreatment dilakukan bila
sudah terjadi pulpitis atau karies sudah mencapai pulpa. Setelah dilakukan
PSA, dibuat restorasi.
lahir
hubungan
rendah
ini
(BBLR).11-13,18
adalah
penelitian
Bukti
pertama
Galloway
adanya
(1931)
yang
lain
seperti:
merokok,
konsumsi
alkohol,
untuk
melahirkan BBLR.15,23
Penelitian Offenbacher dkk selanjutnya menemukan bahwa
kadar PG2 lebih tinggi pada wanita yang melahirkan bayi
dengan BBLR. Selain itu, mereka juga menemukan bakteri
patogen periodontal, yaitu B. forsythus, P. Gingivalis, T.
denticola dan A. Actinomyecetemcomitans pada wanita hamil.
Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penyakit
periodontal dengan kelahiran BBLR.15,23
Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri anaerob gram
negatif.
Toxin
dari
bakteri
ini
berupa
endotoksin
dapat
membahayakan
unit
fetoplasenta
dengan
penelitian
lain
juga
menunjukkan
efek
penyakit
periodontal terhadap kehamilan berupa resiko terjadinya preeklampsia. Akan tetapi, ada juga penelitian yang masih
mempertanyakan
adanya
hubungan
antara
penyakit
menyebabkan
perubahan
besar
terkait
dengan
perawatan
dan
pengobatan
dokter
gigi
yang
saat
gingiva.13
Muntah
berkepanjangan
dapat
American Dental
mencegah terjadinya
efek
terhadap
kelahiran
yang
dapat
penyakit
infeksi
yang
dilakukan
pada
ibu
dengan
penyakit
menunjukkan
efek
.Meskipun
bukti
tentang
hubungan
penyakit
akan
menimbulkan
berbagai
gangguan.
Untuk
diperhatikan
dalam
plak
setelah
kembali,
penggunaan
menyikat
gigi
bisa
obat
dipercaya
kumur
untuk
obat
gigi
kumur
dan
sebagai
dental
floss
penunjang
dapat
dalam
mengurangi
2.
mungkin.
fluorida
untuk
memperkuat
dentin
dan
dapat
menetralisasi
asam
pada
permukaan
gigi.
yang
seimbang
sangat
penting
untuk
makan
untuk
dianjurkan.17Makanan
porsi
(diet)
dua
ibu
orang
hamil
sangat
harus
tidak
mendapat
untuk
pertumbuhan
janin
dan
kesehatan
ibu.
pasca
persalinan.
Jika
makan
makanan
kontraindikasi.10
Kunjungan
ini
bertujuan
untuk
jaringan
lunak
dianjurkan
untuk
BAB III
PENUTUP
Beberapa hal perlu dilakukan untuk meningkatkan Kesehatan
Ibu
Hamil
termasuk
kesehatan
gigi
dan
mulut
untuk
DAFTAR PUSTAKA
1. Gajendra S, Kumar JV. Oral health and pregnancy: A review. NY State Dent J 2004;
70(1): 40-4.
2. Al-Attas SA. The effect of socio-demographic factors on the oral health knowledge,
attitude and behavior in female population. Saudi Dent J 2007; 19(1): 30-2.
3. Habashneh. Factors related to utilization of dental services during pregnancy. J Clin
Periodontal 2005; 32: 815-6.
4. Tang Y, Zhu YQ, Wang Y, He Y. A survey about knowledge, attitude, practice of oral
health in pregnant women of one hospital in Shanghai municipality. Department of
General Dent 2011; 20(5): 531-4.
5. Devy FG, Amaliya, Yubiliana G. Perilaku ibu hamil dan dokter gigi dalam
pencegahan penyakit gigi dan gusi pada masa kehamilan: Sebuah survei pada ibu
hamil dan dokter gigi di Kabupaten. http://www.lppm.unpad.ac.id /archieves/3660
(24 Oktober 2012).
6. Hajikazemi E, Oskouie F, Hossain MS, Nikpour S, Haghany H. The relationship
between knowledge, attitude, and practice of pregnant women about oral and dental
care. Euro J Scientific 2008; 24(4): 556-62.
7. Terpak C, Louann B, Yu ZW, Mike C. Urgent dental problems and access to care
during pregnancy among California women with a live birth. http://
www.cdph.ca.gov/programs/MCAHOralHealth/Documents/MO-OHPUrgent
DentalProblems.pdf (20 April 2012)
8. Andrisyah R. Gambaran periodontitis pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Nanggalo Padang Tahun 2011. Tesis. Jawa Tengah: Program Studi Ilmu Keperawatan
PSIK FK UNAND, 2011: 2.
9. Sarifakioglu E, Gunduz C, Gorpelioglu C. Oral mucosa manifestations in 100
pregnant versus non-pregnant patients: An epidemiological observational study. Euro
J Dermatology 2006; 10: 1684.
10. Charlene BK, Nabil FB. Womens health issues and their relationship to periodontitis. J
Am Dent Assoc 2002; 133(3): 323-9.
11. Claas BM, Ellison-Loschman L, Jeffreys M. Self-reported oral health care and access
to oral health care information among pregnant women in Wellington, New Zealand.
NZ Med J 2011;124(1339): 37-50.
12. Santoso O, Aditya W, Retnoningrum D. Hubungan kebersihan mulut dan gingivitis ibu
hamil terhadap kejadian bayi berat badan lahir rendah kurang bulan di RSUP Dr.
Kariadi Semarang dan Jejaringnya. Media Medika Indonesiana 2009; 43(6): 288-93.
13. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta: PT Rineka
Cipta., 2003: 119-33.
14. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: PT Rineka Cipta., 2007:
135-164.
15. Hasibuan S. Perawatan dan pemeliharaan kesehatan gigi-mulut pada masa kehamilan.
USU digital library, 2004: 1-6.
16. Falace D. Medical management update: Pregnant and lactation. 1
st
Pregnancy
and
oral
health.
http://www.arcpoh.adelaide.edu.au/
Manter
M.
Pregnancy
and
oral
health
modules.
New York State Department of Health. Oral health care during pregnancy and