Professional Documents
Culture Documents
Metode Delbecq
30
Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta
diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah
pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut,
menjadi prioritas masalah.
Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
Prevalence : besarnya masalah yang dihadapi.
Seriousness : pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian
akibat masalah kesehatan tersebut.
Manageability : kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber
daya.
Community concern : sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah
kesehatan tersebut.
Parameter diletakkan pada baris, dan masalah-masalah yang ingin dicari
yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit
untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
b.
Metode
Matematik
PAHO
(Pan
c.
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka
kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
Greetest Member : kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak
penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan
yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence
rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greetest member ditentukan
32
dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
Expanding Scope : menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang
digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa
banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di
luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
Feasibility : kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah
seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan
adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah
kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi
masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
Policy : berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan
adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai
apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta
apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian
masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang
akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu
dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot
yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang
mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima,
dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima, yaitu
sebagai berikut :
Bobot 2 : penting
33
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria
ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.
Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan
parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat
ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan
hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
Tabel 2.1 Skala Score Emergency
Range (%)
0 9,9
10 19,9
20 29,9
30 39,9
40 49,9
50 59,9
60 69,9
70 79,9
80 89,9
90 99,9
Score II
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Score I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan :
Score I untuk Case Detection Rate dan Score II untuk Conversion Rate
Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah P2 TB Paru di
Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari - Juli Tahun
2015
No.
1 Angka
Daftar Masalah
Penemuan Penderita (CDR)
TB
Cakupan
se- 27,9 %
Skor
3
0%
10
B. Greatest Member
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin
besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar skor yang
didapatkan.
Tabel 2.3 Skala pada Score Greatest Member
Scor
e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Range (%)
1-11
11,1 21,1
21,2 31,2
31,3 41,3
41,4 51,4
51,5 61,5
61,6 71,6
71,7 81,7
81,8 91,8
35
se-Puskesmas
Cakupan Target
Selisih
Skor
(a)
27.9 %
(b)
>80%
(b-a)
52,1
0%
>85%
85
Kecamatan
Baru 0 %
Skor Greetest Member terbesar yaitu 9 didapatkan pada Angka Konversi (CVR)
TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru periode Januari- Juli Tahun
2015.
C. Expanding Scope
Expanding
Scope
menunjukkan
seberapa
luas
pengaruh
suatu
Score
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
36
PUSKESMAS
Jumlah
Nilai
Penduduk
PKC Kemayoran
24.390
23.087
PKL Serdang
34.576
31.283
26.883
33.882
26.869
37.881
238.781
10
Jumlah
Score
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
37
Se-
LUAS
NO
KELURAHAN
WILAYAH
Nilai
(ha)
1
Kemayoran
50
150
Kebun kosong I
50
Kebon Kosong II
120
Serdang
80
Utan Panjang
50
Cempaka Baru
100
Sumur Batu
120
Jumlah
720
Lintas Sektor
Tidak ada keterpaduan lintas sektor
Ada keterpaduan lintas program
Ada keterpaduan lintas sector
Ada keterpaduan lintas program dan sector
Score
1
38
47
8 11
12 15
16 19
20 23
24 27
No.
1
Daftar Masalah
Angka
(CDR)
Penemuan
TB
Luas
Lintas
Wilayah Sektor
Score
Jumlah
Penderita
se-Puskesmas
Kecamatan Kemayoran
2
Jumlah
Pendudu
k
sebesar
10
22
27,9 %.
Angka Konversi Penderita (CVR)
TB
di
Puskesmas
Kelurahan
Cempaka Baru 0%
Keterangan : Nilai expanding scope terbesar yaitu 6 didapatkan pada Angka
Penemuan Penderita (CDR) TB Paru se-Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Periode Januari Juli Tahun 2015.
D. Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah
dapat diselesaikan meliputi:
a. Rasio tenaga kesehatan puskesmas terhadap jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk,
maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar.
39
Score
1:4.001 1:5.000
1:3.001 1:4.000
1:2.001 1:3.000
1: 1.001 1:2.000
1: 0,001 1:1.000
Puskesmas
Kelurahan
Gn.
Sahari
Tenaga
Jumlah
Kesehatan
Penduduk
12
23.087
1 : 1.924
Ratio
Selatan
2
Kemayoran
15
24.390
1: 1.626
10
31.283
1 : 3.128
I
4
Kelurahan Serdang
34.576
1 : 4.322
10
26.883
1 : 2.688
II
6
KelurahanUtan Panjang
33.882
1 : 4.840
37.871
1 : 4.207
26.869
1 : 4.478
40
Jumlah
77
238.781
1 : 3101
tersebut.Kategori
fasilitas
digolongkan menjadi
dua, yaitu
Ketersediaan
Tidak ada
Ada tetapi kurang
Ada dan cukup
Tidak ada
Ada tetapi kurang
Ada dan cukup
Alat/ Obat
Score
1
2
3
1
2
3
c. Ketersediaan dana
Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan puskesmas penilaian
dibagi tiga, yaitu tidak ada, cukup dan kurang. Penilaian berdasarkan
wawancara dengan pemegang program dan kepala puskesmas terkait.
Tabel 2.15 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari Juli Tahun 2015
Dana
Score
41
Tidak ada
Ada tetapi kurang
Ada dan cukup
1
2
3
Score
13
46
79
10 12
Daftar Masalah
SDM
(CDR)
TB
Kecamatan
2
Fasilitas
Alat/Obat Tempat
2
2
Dana
Jumlah
Score
se-Puskesmas
Kemayoran
sebesar 27,9 %.
Angka Konversi Penderita
(CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan
Cempaka
Baru
sebesar 0%
Nilai feasibility pada Angka Penemuan Penderita (CDR) TB Paru sePuskesmas Pademangan dan Angka Konversi (CVR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Cempaka Baru Periode Januari Juli Tahun 2015 memiliki nilai yang
sama.
F. Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari
suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap
masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern
42
Score
1
2
Masalah
Kebijakan
Pemerintah
Setelah
se-Puskesmas
Kecamatan
di
Puskesmas
Kelurahan
program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masingmasing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.
43
No
Kriteria
1.
Emergency
Greetest
2.
3.
member
Expanding
4.
Scope
Feasibility
5.
Policy
MS 1
N BN
3
15
MS 2
N BN
10 50
24
36
18
2
1
4
2
8
2
4
2
8
2
Bobot
Jumlah
67
105
Keterangan :
1. Angka Penemuan Penderita (CDR) TB se-Puskesmas Kecamatan Kemayoran
sebesar 27,9 % dengan target > 80%, dikatakan tidak mencapai target.
2. Angka Konversi Penderita (CVR) TB di Puskesmaa Kelurahan Cempaka Baru
sebesar 0% dengan target >85%, dikatakan tidak mencapai target.
2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada,
selanjutnya ditentukan
penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba
mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan
prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang disebut juga
dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram ishikawa. Dengan
memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun
berbagai penyebab masalah secara teoritis.
44
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input,
yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man
(sumber daya manusia), money (dana), material (sarana), method (cara).
Sedangkan proses merupakan kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah
menjadi output, yang terdiri dari:
a.
Planning
(perencanaan)
: sebuah proses
Organizing
(pengorganisasian) : rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c.
Actuating
(pelaksanaan) : proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja
secara
d.
optimal
menjalankan
tugas-tugas
pokoknya
sesuai
dengan
keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
Controlling
(monitoring) : proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
koreksi (evaluating) jika terjadi penyimpangan.
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab
45
46
30
Kemayoran
(Organizing)
3. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk penyampaian materi edukasi
bagi warga. (Actuating)
4. Perencanaan program TB yang sebelumnya dinilai sudah baik.. (Controlling)
30
31
32