You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang
dimulai perbedaan (preoperatif), bedah (intraoperatif) dan pascabedah
(postoperatif). Prabedah merupakan masa sebelum dilakukan tindakan
pembedahan dimulai sejak ditentukannya persiapan ditentukan dan berakhir
sampai pasien di meja bedah. Intra bedah merupakan masa pembedahan
yang dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien
dibawah keruang pemulihan. Pascabedah merupakan masa setelah dilakukan
pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemuliahan dan
berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah untuk memahami
perawatan bedah kebidanan khususnya pre dan post operasi, perawatan luka
operasi, ganti balutan dan angkat jahitan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Pembedahan


Jenis Pembedahan Berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuannya, pembedahan dapat dibagi menjadi :
1. Pembedahan diagnosis, ditujukan untuk menentukan sebab terjadinya
gejala penyakit seperti biopsi, ditujukan untuk menentukan sebab
terjadinya gejala penyakit seperti biopsi, eksplorasi dan laparatomi.
2. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit,
misalnya pembedahan apendiktomi.
3

Pembedahan restoratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari


penyakit, misalnya pembedahan apendiktomi.

Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa


menyembuhkan penyakit.

Pembedahan komestik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk dalam


tubuh seperti rhinoplasti.

2.2 Jenis Anestesi


Anestesi dapat dibagi menjadi anestesi umum, anestesi regional, anestesi
lokal, hipoanestesi rhinoplasti dan akupuntur.
a. Anestesi Umum
Anestesi umum merupakan anestesi yang dilakukan untuk memblok pusat
kesadaran otak dengan menghilangkan kesadaran dan menimbulkan

relaksasi serta hilangnya perasaan. Pada umumnya metode pemberiannya


adalah dengan inhalasi dan intravena.
b. Anestesi regional
Anestesi regional merupakan anestesi yang dilakukan untuk meniadakan
proses kejutan pada ujung atau serabut saraf serta adanya hilangnya
perasaan pada daerah tubuh tertentu, dan pasien masih dalam keadaan
sadar. Metode yang digunakan adalahmelakukan blok saraf, memblok
regional intravena dengan torniquet, blok daerah spinal, dan melalui
epidural.
c. Anestesi lokal,
Anestesi lokal merupakan Anestesi yang dilakukan untuk memblok
transmisi implus saraf pada daerah yang akan dilakukan Anestesi dan
pasien dalam keadaan sadar. Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau
topikal.
d. Hipoanestesi rhinoplasti.
Anestesi yang dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi fasif
secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau
perintah serta mengurangi kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas.
Metode yang digunakan adalah hipnosis.
e. Akupuntur.
Akupuntur merupakan anestesi untuk memblok rangsangan nyeri dengan
merangsang keluarnya endorfin tanpa menghilangkan kesadaran. Metode
yang banyak digunakan adalah jarum atau penggunaan elektrode pada
permukaan kulit.

2.3 Perawatan Preoperasi


Beberapa hal yang perlu dikaji dalam tahap prabedah adalah
pengetahuan tentang persiapan pembedahan. Pengalaman masa lalu dan
kesiapan psikologis. Hal lain yang penting, pengobatan yang mempengaruhi
kerja obat anestesi, seperti antibiotika yang berpotensi dalam istirahat otot,
antikoagulan yang dapat meningkatkan perdarahan, antihipertensi yang
mempengaruhi anestensi dan dapat menyebabkan hipotensi, diuretika, yang
berpengaruh pada ketidak seimbangan potasium, status nutrisi, ada atau
tidaknya alat protesis seperti gigi palsu dan sebagainya.
Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan operasi adalah
radiografi toraks, kapasitas vital, fungsi paru-paru dan analisis gas darah
pada

pemantauan

sistem

respirasi,

kemudian

pemeriksaan

elektrokardiogram, darah, leukosit, eritrosit, hematokrit, elektrolit, dan lainlain, pemeriksaan air kencing, albumin, blood urea

nitrogen (BUN),

kreatinin untuk menentukan gangguan sistem renal dan pemeriksaan kadar


gula darah atau lainnya untuk mendeteksi gangguan metabolisme.
Rencana Tindakan
1. Pemberian pendidikan kesehatan prabedah
Pendidikan kesehatan yang perlu dijelaskan adalah berbagai informasi
mengenai tindakan pembedahan, diantaranya jenis pemeriksaan yang
dilakukan sebelum bedah, alat-alat khusus yang diperlukan, pengiriman
ke kamar bedah, ruang pemulihan dan kemungkinan pengobatan setelah
bedah.

2. Persiapan Diet.
Pasien yang akan dibedah memerlukan khusus dalam hal pengaturan diet.
3. Persiapan kulit
Persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan
dibedah mikroorganisme dengan cara menyiram kulit dengan sabun
heksaklorofin (hexazhlorophene) atau sejenisnya sesuai dengan jenis
pembedahan. Bila pada kulit terdapat rambut maka harus dicukur.
4. Latihan bernapas dan latihan batuk.
Dengan cara seperti dibawah ini :
a. Atur posisi tidur semifowler, lutut dilipat untuk mengembangkan torak.
b. Tempatkan tangan diatas perut
c. Tarik napas berlahan-lahan melalui hidung, biarkan dada mengembang
d. Tahan napas selama 3 detik
e. Keluarkan napas lewat mulut yang dimoncongkan.
f. Tarik napas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3
kali setelah napas terakhir, batuk untuk mengeluarkan lendir.
g. Istirahat.
5. Latihan kaki.
Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dampak trombophlebitis.
Latihan kaki yang dianjurkan antara lain latihan memompa otot, latihan
quarisep, latihan mengencangkan glutea.
6. Latihan mobilitas
Latihan mobilitas dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi,
mencegah dekumitus, merangsang peristalitik serta mengurangi adanya

nyeri, melalui latihan mobilitas paisen harus mampu menggunakan alat di


tempat tidur, seperti menggunakan penghalang agar bisa memutar badan,
melatih duduk di sisi tempat tidur atau menggeser pasien ke tempat sisi
tempat tidur, melatih duduk diawali tidur fowler, kemudian duduk tegak di
sisi tempat tidur.
7. Pencegahan cedera
Untuk mengatasi risiko terjadinya cedera, tindakan yang perlu dilakukan
sebelum pelaksanaan bedah adalah :
a. Cek identitas pasien
b. Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat mengganggu, misalnya
cincin, gelang, dan lain-lain.
c. Bersihkan cat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi
d. Lepaskan protesis
e. Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien tidak dapat
mendengar.
f. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih,
g. Gunakan

kaos

kaki

antiemboli

bila

pasien

beresiko

terjadi

tromboplebitis.
2.4 Perawatan Intraoperasi
Salah satu hal yang perlu dikaji dalam intra bedah adalah pengaturan
posisi pasien. Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup
aspek pemantauan fisiologis perubahan tanda vital, sistem kardiovaskular,
keseimbangan cairan, pernapasan.

Rencana Tindakan.
1. Penggunaan baju seragam bedah
2. Mencari tangan sebelum pembedahan
3. Menerima pasien di daerah bedah
4. Pembersihan dan persiapan kulit
5. Penutupan daerah steril
6. Pelaksanaan anestesi
7. Pelaksanaan pembedahan.
2.5 Perawatan Pascaoperasi
Rencana Tindakan :
1. Meningkatkan proses penyembuhan luka serta mengurangi rasa nyeri
dapat dilakukan dengan cara merawat luka, dan memperbaiki asupan
makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein dan vitamin C dapat
membantu pembentukan kolagen dan mempertahankan integritas dinding
kapiler.
2. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara latihan napas, tarik
napas yang dalam dengan mulut terbuka, tahan napas selama 3 detik,
kemudian hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan cara menarik
napas hidung dengan menggunakan diafragma, kemudian keluarkan napas
berlahan-lahan melalui mulut yang dikuncup.
3. Mempertahankan sirkulasi, dengan cara gunakan stoking pada pasien yang
beresiko tromboplebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama
dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna mempelancar vena
balik.

4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan cara


memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien dan monitor input dan
output serta mempertahankan nutrisi yang cukup.
5. Mempertahankan eliminasi, dengan cara mempertahankan asupan dan
output serta mencegah terjadinya retensi urine.
6. Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum
ambulatori.
7. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi dengan cara
terapetik.
2.6 Pengertian Luka
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna melindungi
diri dari trauma luar serta memasuknya benda asing.
a) Jenis Luka
Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi dua jenis, yaitu
luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka
terkena radiasi atau benda, sedangkan luka yang tidak disengaja
contohnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja
(trauma) juga dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka.
Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua, yaitu luka
mekanik dan luka nonmekanik.
Luka mekanik terdiri atas :
1.

Vilnus scissum, atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir luka
kelihatan rapi.

2.

Vilnus contusum, luka memar dikarenakan cedera pada jaringan


bawah kulit akibat benturan benda tumpul.

3.

Vulnus morcum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian
luka.

4.

Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak
sampai ke pembuluh darah.

b) Proses Pneyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka melalui empat tahap yaitu :
1. Tahap respons imflamasi akut terhadap cedera. Tahap ini dimulai pada
saat terjadinya luka.
2. Tahap destruktif
3. Tahap poliferatif
4. Tahap maturasi
c)

Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
1. Anemia,

memperlambat

proses

penyembuhan

luka

mengingat

perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu,
orang yang mengalami kekurangan kadar hemoglobin dalam dalarah
akan mengalami proses penyembuhan lama.
2. Usia,

kecepatan

perbaikan

sel

berlangsung

sejalan

dengan

pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya,


proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat
memperlambat proses penyembuhan luka.

3. Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya


penyakit seperti diabetes militus dan ginjal dapat memperlambat
proses penyembuhan luka.
4. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses
penyembuhan luka.
d) Masalah yang terjadi pada Luka Bedah Kebidanan
1. Perdarahan, ditandai dengan adanya perdarahan yang disertai
perubahan tanda vital seperti adanya peningkatan denyut nadi,
kenaikan pernapasan, penurunan tekanan dara, melemahnya kondisi
tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin dan lembab.
2. Infeksi, terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan,
demam atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan disekitar
luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit.
3. Dehiscene, merupakan pecahnya luka secara sebagian seluruhnya yang
dapat

dipengaruhi

oleh

berbagai

faktor,

seperti

kegemukan,

kekurangan nutrisi, terjadinya trauma, dan lain-lain. Sering ditandai


dengan kenaikan suhu tubuh (demam), takikardia, rasa nyeri pada
daerah luka.
e)

Cara Menjahit Luka


Alat dan Bahan
1. Pinset anatomi
2. Pinset cirurghi
3. Gunting steril
4. Naald voerder

10

5. Jarum
6. Benang
7. Larutan betadinTM
8. Alkohol 70 %
9. Obat anestesi
10. Spuit
11. Duk steril
12. Pisau steril
13. Gunting perban
14. Plester/pembalut
15. Bengkok
16. Kasa steril
17. Mangkok kecil
18. Handskon steril
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan Prosedur yang akan dilaksanakan
3. Gunakan sarung tangan steril
4. Lakukan disinfeksi daerah yang akan dijahit kemudian dilakukan
anestesi pada daerah yang akan dijahit
5. lakukan jahitan pada daerah yang dikehendaki dengan menggunakan
teknik menjahit yang sesuai dengan kondisi luka.
6. Berikan obat betadinTM
7. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril

11

8. Lakukan pembalutan
9. Catat perubahan keadaan luka
10. Cuci tangan.
f)

Perawatan Luka
Alat dan bahan :
1. Pinset anatomi
2. Pinset cirurghi
3. Gunting steril
4. Kapas sublimat/savlon dalam tempatnya
5. Larutan H2O2
6. Larutan boorwater
7. NaC1 0,9 %.
8. Gunting perban (gunting tidak steril)
9. Plester/pembalut
10. Bengkok
11. Kasa steril
12. Mangkok kecil
13. Handskon steril
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Gunakan sarung tangan steril
4. Buka plester dan balutan dengan menggunakan pinset.

12

5. Bersihkan luka dengan menggunakan savlon/sublimat, H2O2, boorwater


atau NaC1 0,9 % sesuai dengan keadaan luka. Lakukan hingga bersih.
6. Bersihkan obat luka
7. Tutup dengan menggunakan kasa steril
8. Balut luka
9. Catat perubahan keadaan luka.
10. Cuci tangan.
Cara Mengangkat dan Mengambil Jahitan.
Alat dan Bahan :
1. Pinset anatomi
2. Pinset cirurghi
3. Arteri klem
4. Gunting angkat jahitan steril
5. Lidi kapas (lidi yang diberi/dilapisi kapas pada ujungnya)
6. Kasa steril
7. Mangkok steril
8. Gunting pembalut.
9. Plester
10. Alkohol 70 %
11. Larutan H2O2, savlon/lisol atau larutan lainnya sesuai kebutuhan.
12. Obat luka
13. Gunting perban
14. Bengkok
15. Handskon steril

13

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Gunakan sarung tangan steril
4. Buka plester dan balutan dengan menggunakan pinset
5. Bersihkan luka dengan menggunakan savlon/suplimat, H2O2, boorwater
atau NaC1 0,9 % atau lainnya sesuai dengan keadaan luka, lakukan
hingga bersih.
6. Angkat jahitan dengan menarik simpul jahitan sedikit ke atas,
kemudian gunting benang dan tarik dengan hati-hati lalu dibuang pada
kasa yang disediakan.
7. Tekan daerah sekitar luka hingga pus/nanah tidak ada.
8. Berikan obat luka
9. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril.
10. Lakukan pembalutan
11. Catat perubahan keadaan luka.
12. Cuci tangan.

14

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Prabedah merupakan masa sebelum dilakukan tindakan pembedahan
dimulai sejak ditentukannya persiapan ditentukan dan berakhir sampai
pasien di meja bedah. Intra bedah merupakan masa pembedahan yang
dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien dibawah
keruang pemulihan. Pascabedah merupakan masa setelah dilakukan
pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemuliahan dan
berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

3.2

Saran
Dalam kesempatan ini kami menyarankan kepada rekan-rekan
mahasiswa kiranya dapat :
-

Meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan perawatan bedah


kebidanan khususnya pre dan post operasi, perawatan luka operasi, ganti
balutan, angkat jahitan.

Memiliki tanggung jawab dalam menjelaskan masalah yang terjadi pada


luka bedah kebidanan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan, Penerbit :


Salemba Medika

16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Perawatan Bedah Kebidanan (Pre dan Post Operasi, Perawatan
Luka Operasi, Ganti Balutan, Angkat Jahitan. Judul ini penulis angkat dengan
satu harapan semoga makalah ini menjadikan motivasi pada penulis sehingga
penulis mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan sebaik mungkin.
Akhirnya penulis menyadari di dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangannya untuk itu penulis mangharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, November 2008

Penyusun

i 17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................

ii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...........................................................

1.2

Tujuan........................................................................

PEMBAHASAN
2.1

Jenis Pembedahan......................................................

2.2

Jenis Anestesi.............................................................

2.3

Perawatan Preoperasi.................................................

2.4

Perawatan Intraoperasi...............................................

2.5

Perawatan Pascaoperasi.............................................

2.6

Pengertian Luka
.......................................................................
.......................................................................
8
.......................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................

15

3.2 Saran..............................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA

18
ii

You might also like