You are on page 1of 26

Pengangkutan Orang

Luka (POL)
Nike Dwi Putri
1210211165

Definisi
Tindakan ini berarti memindahkan korban dari tempat
kecelakaan terjadi menuju tempat yang lebih aman.
Sebelum dipindahkan, korban harus diperhatikan
terutama bagian-bagian tubuh yang cedera sehingga
dalam proses evakuasi, korban dalam keadaan siap
diangkat. Hal ini penting mengingat korban tidak tahu
menahu ketika terjadi kecelakaan, pindah korban
ketempat yang lebih aman, yang membuat korban tidak
mengalami sakit yang lebih parah lagi.

Syarat POL
Keadaan korban umumnya cukup baik
Tidak ada gangguan pernapasan
Pendarahan sudah di atasi
Luka sudah dibalut
Patah tulang sudah dibidai
Sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu
dilakukan pemantauan dari korban (keadaan umum dan
tanda vital)

1. Nilai kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat proses pemindahan dan
pengangkatan berlangsung.
2. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat penderita, termasuk bagaimana
memindahkannya. Berapakah berat penderita? Bagaimana memindahkannya? Berapa
jauh pergerakan penolong? Metode pengangkatan apakah yang akan digunakan?
3. Jangan coba mengangkat dan menurunkan penderita jika tidak yakin mampu
mengendalikannya.
4. Gunakan otot tungkai untuk mengangkat bukan otot punggung. Gunakan otot paha dan
panggul serta otot perut, hindari gerakan membungkuk. Selalu upayakan agar punggung
berada dalam satu garis lurus. Otot punggung hanya digunakan untuk menjaga kelurusan
punggung. Gunakan otot untuk menekuk, hindari penggunaan otot-otot regang. Otot
untuk menekuk lebih berat.
5. Jaga keseimbangan.
6. Pindahkan penderita dengan beban serapat mungkin dengan tubuh penolong. Merapatkan
beban ke tubuh membantu mengurangi beban otot. Pegangan akan lebih kuat dan posisi
lebih stabil. Tindakan ini juga untuk membantu mencegah terjadinya cedera punggung.
7. Lakukan gerakan secara menyeluruh agar tubuh saling menopang secara vertikal.
8. Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui. Ini akan menghemat tenaga
penolong, termasuk menghindari cedera.
9. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap.

Pemindahan Biasa (Non-emergency)


Jika tidak ada keadaan atau situasi yang membahayakan penolong
atau penderita, maka penderita baru dipindahkan bila semua
perawatan darurat dilapangan sudah siap. Pemindahan biasa tidak
banyak membutuhkan peralatan.
Pemindahan bukan darurat/biasa dilakukan jika penolong sudah
melakukan:
Penilaian awal sudah lengkap dilakukan
Denyut nadi dan napas stabil
Perdarahan sudah dikendalikan
Tidak ada cedera leher
Semua patah tulang sudah diimobilisasi

Teknik
1. Membopong
2. Teknik angkat anggota gerak
3. Teknik angkat langsung
4. Teknik angkat tandu

Membopong
1. Berlutut arah kepala korban dengan salah satu lutut menyentuh
tanah.
2. Dorong punggung korban sampai setengah duduk di tanah oleh
salah satu lutut pengangkut.
3. Bergeser searah bahu korban dengan posisi berlutut. Pindahkan,
tekuk salah satu kaki korban.
4. Pindahkan korban dengan merangkul ke leher.
5. Dudukan korban di atas pahga dengan satu tangan merangkul
ddari bawah paha korban dengan tangan yang lain memegang
pinggang korban lewat punggung korban.
6. Berdiri sambil dirapatkan ke pengankut agar korban lebih ringan.
7. Berjalan ke tempat yang ditentukan.
8. Menurunkan korban dengan cara berlawanan saat mengangkat.

Teknik angkat anggota gerak


Biasanya diperlukan dua penolong untuk melakukan ini.
Langkah-langkah:
1. Penolong pertama mengambil posisi di kepala
penderita lakukan pengangkatan pada lengan
penderita.
2. Penolong yang lain berdiri di antara dua tungkai
penderita, menyelipkan tangan dan mengangkat
kedua lutut penderita.
3. Dengan satu aba-aba kedua penolong dapat
memindahkan penderita pada lokasi yang diinginkan.

Teknik angkat langsung


Teknik ini biasanya memerlukan 3 penolong. Teknik ini bermanfaat jika tandu tidak
dapat dibawa ke penderita atau pada saat akan memindahkan penderita keatas
tandu. Langkah-langkah :
1. Ketiga penolong berlutut pada salah satu penderita, jika memungkinkan
beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera.
2. Penolong pertama menyisipkan satu lengan di bawah leher dan bahu lengan dan
lengan yang satu disisipkan di bawah punggung penderita. Penolong kedua
menyisipkan tangan di bawah punggung dan bokong penderita. Penolong ketiga
menyisikan satu lengan di bawah bokong penderita dan lengan yang satunya di
bawah lutut penderita.
3. Penderita siap diangkat dengan satu komando.
4. Angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan lalu miringkan
penderita ke dada penolong. Berdiri secara bersamaan dengan satu komando.
5. Berjalanlah kerarah yang anda kehendaki dengan melangkah bertahap.

Teknik angkat tandu


Dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu:
1. Tempatkan kaki pada jarak yang tepat.
2. Punggung harus tetap lurus.
3. Tempatkan tangan pada jarak yang cukup untuk
memberikan keseimbangan pada saat mengangkat
beban. Genggamlah pegangan tandu dengan baik.
4. Selama mengangkat, punggung harus tetap terkunci
sebagai poros dan kekuatan kontraksi otot seluruhnya
pada otot tungkai.

Pemindahan Darurat
Lakukan pemindahan darurat hanya bila ada bahaya segera terhadap penderita/
penolong dan juga bila penderita menutupi akses kependerita lainnya. Tindakan ini
dilakukan secara terpaksa tanpa memandang cedera apa yang dialami oleh penderita,
bahkan sebelum melakukan penilaian dini. Beberapa keadaan yang memerluka
pemindahan darurat :
Kebakaran atau ancaman kebakaran
Ledakan atau ancaman ledakan
Bangunan yang tidak stabil
Mobil terguling, bensin tumpah
Adanya bahan-bahan berbahaya
Orang sekitar yang berperilaku aneh
Kondisi cuaca yang buruk
Terpaksa memindahkan penderita agar dapat mencapai penderita lain
Ketika tindakan tidak dapat dilakukan karena lokasi atau posisi penderita (ex orang
yang mengalami henti napas, henti jantung, RJP harus dilakukan pada posisi terlentang
diatas alas yang keras).

Bahaya terbesar pemindahan darurat adalah


kemungkinan membuat cedera spiriral menjadi lebih
parah. Berikan perlindungan spinal sebanyak mungkin.
Teknik-teknik:
1. Tarikan lengan
2. Tarikan bahu
3. Tarikan baju
4. Tarikan selimut
5. Menjulang

Tarikan lengan
1. Posisikan diri pada sisi kepala korban.
2. Masukkan lengan kanan di bawah ketiak kanan
penderita dan pegang lengan bawah penderita,
lakukan hal yang sama dengan lengan kiri.
3. Silangkan kedua lengan penderita di depan dada, lalu
tariklah penderita kebelakang.
Warning! Kedua kaki penderita akan terbentur karena itu
kalau tidak terpaksa jangan lakukan ini.

Tarikan bahu
1. Berlututlah di bagian kepala penderita.
2. Masukkan kedua tangan anda di bawah ketiak
penderita, cengkram, lalu tariklah kebelakang.

Tarikan baju
1. Pertama, ikat tangan penderita atau pergelangan
tanggannya dengan longgar pakaikan kain segitiga
atau kasa gulung untuk melindungi selama
pemindahan.
2. Kemudian cengkram bahu dari baju penderita. Tarik
baju kebawah kepala penderita untuk membentuk
penyokong. Gunakan ujung baju ini sebagai ganggang
untuk menarik penderita ke arah anda.
Hati hati jangan sampai penderita tercekik. Tarikan baju

Tarikan selimut
Bila penderita telah berbaring di atas selimut lipatlah
bagian selimut yang berada dibagian kepala penderita,
lalu tariklah penderita ke belakang. Jangan lupa untuk
menyimpul selimut pada bagian kaki agar penderita tidak
tergeser.

Menjulang
Gendong penderita di belakang punggung penolong dengan satu penolong
dengan cara mengangkat lalu membopongnya cara ini lazim dipakai oleh
pemadam kebakaran.
1. Berlutut ke arah kepala korban dengan salah satu lutut menyentuh tanah
2. Dorong punggung korban sampai setengah duduk di tanah oleh salah
satu lutut.
3. Anyam kedua tangan pengangkut di depan dada korban, lalu dibawa
berdiri.
4. Pengangkut berhadapan dengan korban.
5. Pegang salah satu tangan korban dilanjutkan pengangkut berlutut
dengan salah satu lutut dan tangan berada diantara kedua kaki korban.
6. Posisikam korban agar tidak tertekan kemaluan korban.
7. Beridiri dan berjalan menuju tempat yang ditentukan.

Posisi Penderita
Secara umum dapat dikatakan bahwa posisi penderita tergantung dari cedera
yang dialami dan keadaan saat itu :
a) Penderita dengan Syok, letakkan dalam posisi syok jika tidak ditemukan tandatanda cedera pada tungkai atas (patah tulang) dan tulang belakang. Tinggikan
tungkai sekitar 20-30 cm.
b) Penderita dengan gangguan pernapasan, posisikan duduk atau setengah
duduk. Penderita ini umumnya ingin berada pada posisi duduk.
c) Penderita dengan nyeri perut, posisikan tidur satu sisi dengan tungkai di tekuk.
d) Penderita yang muntah-muntah, posisikan nyaman dan awasi jalan napas.
e) Pederita trauma, teruatama cedera spinal harus segera distabilkan dan
immobilisasi dengan papas spinal panjang.
f) Penderita tidak ada respon dan tidak ditemukan atau tidak dicurigai ada
cedera spinal atau cedera berat lainnya posisikan miring stabil/pemulihan.
g) Posisi nyaman, bila cedera tidak menganggu.

Peralatan yang Digunakan


Tandu beroda
Tandu lipat
Tandu scoop
Tadu kursi
Papan spinal

Referensi
Kertas skill lab
http://slideplayer.info/slide/2810246/#
http://www.ensiklopediapramuka.com/2012/10/pppktransportasi-evakuasi-korban.html
http://daek-chin.blogspot.co.id/2014/10/teknikpengangkutan-korban.html

You might also like