Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Afifatul Hakimah
01.209.5822
Pembimbing :
dr. Taufik K., Sp. Pd., FINASIM, S. H.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014HALAMAN PENGESAHAN
Nama
NIM
Fakultas
Universitas
Tingkat
Bagian
Judul
:
:
:
:
:
:
:
Afifatul Hakimah
01.209.5822
Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA )
Program Pendidikan Profesi Dokter
Ilmu Penyakit Dalam
Sepsis dan Syok Septik
Pembimbing
Definisi
Syok merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi yang
menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak adekuat sehingga mengganggu
metabolisme sel atau jaringan. Syok sepsis adalah suatu sindroma sepsis akibat
adanya invasi akut kedalam oleh organisme tertentu atau produk toksiknya yang
disertai menurunnya tekanan darah lebih dari 40 mmHg dari baseline, dan
memberikan respon terhadap pemberian cairan infus dan obat. Pada Tabel1 dapat
dilihat perbedaan antara sindroma sepsis dan syok sepsis
Tabel1: Perbedaan sindroma sepsis dan syok sepsis
meningkat dari 82,7 menjadi 240,4 pasien per 100.000 populasi antara tahun
1979 2000 di Amerika Serikat dimana kejadian Severe sepsis berkisar antara 51
dan 95 pasien per 100.000 populasi (Hurtado, 2009)
Dalam waktu yang bersamaan angka kematian sepsis turun dari 27,8%
menjadi 17,9%. Jenis kelamin, penyakit kronis, keadaan imunosupresi, infeksi
HIV dan keganasan merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
sepsis. Beberapa kondisi tertentu seperti gangguan organ secara progresif, infeksi
nosokomial dan umur yang lanjut juga berhubungan dengan meningkatnya risiko
kematian. Angka kematian syok septik berkurang dari 61,6% menjadi 53,1%.
Turunnya angka kematian yang diamati selama dekade ini dapat disebabkan
karena adanya kemajuan dalam perawatan dan menghindari komplikasi
iatrogenik. Seperti contoh pengembangan protokol early goal resuscitation tidak
bertujuan untuk mencapai target supranormal untuk curah jantung dan
pengangkutan oksigen.(Srpinger, 2009).
Sejak 2002 The Surviving Sepsis Campaign telah diperkenalkan dengan
tujuan awal meningkatkan kesadaran dokter tentang mortalitas Severe sepsis dan
memperbaiki hasil pengobatan. Hal ini dilanjutkan untuk
menghasilkan
diabetes,
kanker,
gagal
organ
utama,
granulositopenia.
Tanda-tanda MODS dengan terjadinya komplikasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(Hermawan, 2007).
Diagnosis
dan
pasien
dengan
Riwayat
Menentukan apakah infeksi berasal dari komunitas atau nosokomial, dan apakah
pasien immunocompromise. Beberapa tanda terjadinya sepsis meliputi:
1. Demam atau tanda yang tidak terjelaskan disertai keganasan atau
instrumentasi
2. Hipotensi, oliguria, atau anuria
3. Takipnea atau hiperpnea, hipotermia tanpa penyebab yang jelas
4. Perdarahan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik diperlukan untuk mencari lokasi dan penyebab infeksi
dan inflamasi yang terjadi, misalnya pada dugaan infeksi pelvis, dilakukan
pemeriksaan rektum, pelvis, dan genital.
Laboratorium
Hitung darah lengkap, dengan hitung diferensial, urinalisis, gambaran
koagulasi, urea darah, nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar asam
laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan rontgen dada. Biakan darah,
sputum, urin, dan tempat lain yang terinfeksi harus dilakukan.
Temuan awal lain: Leukositosis dengan shift kiri, trombositopenia,
hiperbilirubinemia,
dan
proteinuria.
Dapat
terjadi
leukopenia.
Adanya
Pasien dengan sepsis berat harus dimasukkan dalam ICU. Tanda vital
pasien harus dipantau. Pertahankan curah jantung dan ventilasi yang
memadai dengan obat. Pertimbangkan dialisis untuk membantu fungsi
ginjal. Pertahankan tekanan darah arteri pada pasien hipotensif dengan
obat vasoaktif, misal dopamin, dobutamin, dan norepinefrin.
2. Darah harus cepat dibersihkan dari mikroorganisme
Perlu segera perawatan empirik dengan antimikrobial, yang jika
diberikan secara dini dapat menurunkan perkembangan syok dan
angka mortalitas. Setelah sampel didapatkan dari pasien, diperlukan
regimen antimikrobial dengan spektrum aktivitas luas. Bila telah
ditemukan penyebab pasti, maka antimikrobial diganti sesuai dengan
agen penyebab sepsis tersebut (Hermawan, 2007).
Sebelum ada hasil kultur darah, diberikan kombinasi antibiotik yang
kuat, misalnya antara golongan penisilin/penicillinaseresistant
penicillin dengan gentamisin.
A. Golongan penicillin
- Procain penicillin 50.000 IU/kgBB/hari im, dibagi dua dosis
- Ampicillin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-10 hari
B. Golongan penicillinaseresistant penicillin
- Kloksasilin (Cloxacillin Orbenin) 41 gram/hari iv selama 7-10
hari sering dikombinasikan dengan ampisilin), dalam hal ini
masing-masing
dosis
obat
diturunkan
setengahnya,
atau
Antibiotik
Escherichia coli
Ampisilin/sefalotin
Klebsiella,
Gentamisin
Enterobacter
Proteus
Dosis
- Sefalotin: 1-2 gram tiap 4-6
jam,
biasanya
dalam
50-100
dilarutkan
ml
cairan,
mirabilis
Pr. rettgeri, Pr.
Gentamisin
morgagni, Pr.
g/hari iv
- Klindamisin: 4 x 0,5 g/hari
iv
vulgaris
Mima-Herellea
Gentamisin
Pseudomonas
Gentamisin
Bacteroides
Kloramfenikol/klindamisi
n
Daftar Pustaka
Bone et al. Sepsis and multiple organ failure . The 12th Asia Pacific
congress on diseases of the chest Seul,1992:8-18
Bone et.al. A controlled clinical trial of high dose methylprednisolone in
the treatment of severe sepsisand septic shock. The NEJM 317:
653-658
Chen K dan Pohan H.T. 2007. Penatalaksanaan Syok Septik dalam
Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K,
Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. Pp: 187-9
Dobb G. Multiple organ failure, words mean what I say they mean, in
intensive care word, 1991 8(4):157-159
Glauser et al. Septic Shock: pathogenesis. Lancet 1991, 338: 732-736
Hermawan A.G. 2007. Sepsis daalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi,
Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp: 1840-3
Hurtado FJ, Buroni M, Tenzi J. Sepsis: Clinical approach, evidence-based
at the bedside. In: Gallo A, et al, editors. Intensive and Critical
Care Medicine.
Parillo et al. Septic shock in humans. Annals of internal medicine,
1991,113: 227-242
Purwadianto A dan Sampurna B. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi.
Jakarta: Bina Aksara. Pp: 55-6
Springer-Verlag Italia, 2009; p. 299-309. 2. Nguyen B, et al. Severe sepsis
and septic shock: Review of the literature and emergency.
Department management guidelines. Annals of Emergency
Medicine. 2006; 48(1): 28-54.