Professional Documents
Culture Documents
1.
2.
Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan.
Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15
3.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta, 2006;
Hal:1-12, 15-23, 67-68.
Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P. falciparum. padainfeksi P. falciparum dapat
meimbulkan malaria berat dengan komplikasiumumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut
WHO
didefinisikan
sebagai
infeksi P.
falciparum stadium
aseksual
dengan
satu
atau
lebih
komplikasisebagai berikut:(harijanto,2000,2006)
1.
2.
Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit >10.000/l.
3.
Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasaatau <12 ml/kgBB pada
anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, disertakelainan kreatinin >3mg%.
4.
Edema paru.
5.
6.
Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat dingin atau perbedaan
temperature kulit-mukosa >1oC.
7.
Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
8.
9.
10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukankarena obat antimalaria pada
kekurangan Glukosa 6 PhospatDehidrogenase
11. Diagnosapost-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler jaringan
otak :(harijanto,2000,2006)
Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta, 2006; Hal: 1754-60
Harijanto PN. Gejala Klinik Malaria. Dalam: Harijanto PN (editor).Malaria, Epidemiologi, Patogenesis,
Manifestasi Klinis dan Penanganan.Jakarta: EGC, 2000; Hal: 151-55