You are on page 1of 2

PROGNOSIS

1.
2.

Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan.
Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15

3.

%, dewasa 20 %, dan pada kehamilan meningkat sampai 50 %.


Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi
organ
a. Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah > 50 %
b. Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ, adalah > 75 %
c. Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis malaria berat yaitu:
1. Kepadatan parasit < 100.000, maka mortalitas < 1 %
2. Kepadatan parasit > 100.000, maka mortalitas > 1 %
3. Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50 % (depkes, 2006)

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Jakarta, 2006;
Hal:1-12, 15-23, 67-68.

Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P. falciparum. padainfeksi P. falciparum dapat
meimbulkan malaria berat dengan komplikasiumumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut
WHO

didefinisikan

sebagai

infeksi P.

falciparum stadium

aseksual

dengan

satu

atau

lebih

komplikasisebagai berikut:(harijanto,2000,2006)
1.

Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11.

2.

Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit >10.000/l.

3.

Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasaatau <12 ml/kgBB pada
anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, disertakelainan kreatinin >3mg%.

4.

Edema paru.

5.

Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.

6.

Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat dingin atau perbedaan
temperature kulit-mukosa >1oC.

7.

Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskuler.

8.

Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan pada hipertermis.

9.

Asidemia (Ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).

10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukankarena obat antimalaria pada
kekurangan Glukosa 6 PhospatDehidrogenase
11. Diagnosapost-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler jaringan
otak :(harijanto,2000,2006)

Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta, 2006; Hal: 1754-60
Harijanto PN. Gejala Klinik Malaria. Dalam: Harijanto PN (editor).Malaria, Epidemiologi, Patogenesis,
Manifestasi Klinis dan Penanganan.Jakarta: EGC, 2000; Hal: 151-55

You might also like