You are on page 1of 12
InfoPOM J BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. _BADANPOMRI Vol. 6, No. 4, Juli 2005 ISSN 1829-9334 beri eas Feu ase STANDARDISASI EKSTRAK Ee TUMBUHAN OBAT INDONESIA , ele CIR al SALAH SATU TAHAPAN PENTING Sate ine in eee DALAM PENGEMBANGAN OBAT ree ra PO Tur eee ASLI INDONESIA eects ss Peer ean i Rene scr kami sajikan artkel tentang PENDAHULUAN manfaatnya. Selama ini Se urr Ci Smch tls Pen eUm se aelscleetl Obat tradisional atau yang biasa kebanyakan manfaat dan Sbbestobes lal ln disebut jamu telah diakui Pengembangannya hanya dari ee ereeutee io). ‘ r ee i ee keberadaannya sejak zaman data empiris dan dari Pec eue ier tal F rater tedian Bae dahulu baik di Indonesia maupun Pengalaman yang diwariskan Corunna eo negara-negara lainnya dan dari generasi ke generasi. Dalam PO Men Eris : Pituctgentemenyene sampai sekarang tetap €fa globalisasi pengembangan aa aa dimanfaatkan dan bahkan teknologi dan bentuk PCa CENCE aC) cenderung meningkat. Di Pemanfaatan tumbuhan obat di eS A ps Indonesia tumbuhan obat Indonesia, dalam pelayanan Ae Rae digunakan untuk meningkatkan Kesehatan saat ini sudah Cuenca ate emetic kesehatan (promotif), engenal dan menggunakan Seat nta memulihkan kesehatan konsep ekstrak. Hal ini SEU MEMEO Reis y . . e ere wiser) (rehabilitatif), pencegahan merupakan peluang dan Reels ue Sm et i Perera a penyakit (preventif) dan sekaligus tantangan pada GAN oi ise penyembuhan (kuratif). Namun Perkembangan ilmu Cnet osm) HRT CER pear eksistensinya belum dapat Pengetahuan dan teknologi ee SEN neg disetarakan dengan pelayanan__kefarmasian serta pertanian dan dan Warfarin : suatu dugaan, yang kami harap- pengobatan modern dengan kedokteran / pengobatan kan dapat memperluas Pe di menggunakan obat kimia, modern, karena disadari, tidak karena memang belum semua masalah kesehatan leh pelayanan Soho), = A Redaksi seluruhnya teruji keamanan dan dapat diata: Edisi Juli 2005 Halaman 1 tradisional untuk memproduksi _dilakukan adalah pembuatan Obat tradisional / obat bahan _ekstrak tumbuhan berkhasiat alam. ‘bat yang dilanjutkan dengan Tumbuhan obat Indonesia atau _Standardisasi kandungannya yang saat ini lebih dikenal UNtUK memelihara dengan nama obat banan alam _Keseragaman mutu, keamanan Indonesia, telah semakin 18” Khasiat. banyak dimanfaatkan baik Ekstrak tumbuhan sebagai Obat Tradisional Ekstrak tumbuhan obat yang Indonesia (jamu), Obat Herbal dibuat dari simplisia nabati pengobatan modem, Terstandar ataupun dapat digunakan sebagai : Fitofarmaka. Berbagai 1. Bahan awal, Penelitian dan pengembangan == 2. Bahan antara atau yang memanfaatkan kemajuan 3. Bahan produk jadi. teknologi juga dilakukan Tumbuhan Obat Indonesia Di Indonesia ada lebih dari 30.000 jenis tumbuhan yang terdapat di bumi Nusantara ini, dan lebih dari 1000 jenis tumbuhan obat yang bahan baku obat yang dengan dimanfaatkan dalam industri teknologi fitofarmasi diproses obat tradisional, dimana ada eningkatkan kepercayaan menjadi produk jadi. beberapa simplisia yang banyak terhadap manfaat obat bahan — Sedangkan ekstrak sebagai dipakai (lebih dari 10 ton per am tersebut. bahan antara merupakan tahun) oleh industri Obat Salah satu peneiiian yang telah bahan yang dapat diproses lagi Ekstrak sebagai bahan awal sebagai upaya peningkatan Gianalogkan dengan komoditi mutu dan keamanan produk yang diharapkan dapat lebih INFOPOM Penasehat : Dis. H. Sampumo, MBA; Penanggung Jawab: Dr Pay es Alamat Redaksi : Pusat Informasi Obat dan Srehy Neri OTL hay Resdaksi menerima naskah yang beristinformasi yang terksit dengan OM Word 97 spasi ganda maksimal 2 halaman kuarto, Redaksi berhak mengubah eee ees menjadi fraksi-fraksi, isolat senyawa tunggal ataupun tetap sebagai campuran dengan ekstrak lain. ‘Adapun jika sebagai produk jadi berarti ekstrak yang berada dalam sediaan obat jadi siap digunakan, Ekstrak tersebut bisa dalam bentuk ekstrak kering, ekstrak kental dan ekstrak cair yang proses pembuatannya disesuaikan dengan bahan aktif yang dikandung serta maksud penggunaannya, apakah akan dibuat menjadi sediaan dalam bentuk kapsu, tablet, cairan obat dalam, pil, dl Terpenuhinya standar mutu produk / bahan ekstrak tidak terlepas dari pengendalian proses, artinya bahwa proses yang terstandar dapat menjamin produk yang terstandar. Inilah hal yang sementara ini banyak dilakukan, yaitu dengan bahan baku terstandar dan proses yang terkendali / terstandar, maka akan diperoleh produk / bahan ekstrak terstandar tanpa penerapan pengujian atau pemeriksaan. Padahal pengujian atau pemeriksaan persyaratan parameter standar umum ekstrak mutlak harus dilakukan dengan berpegang pada manajemen pengendalian mutu ekstemal oleh badan formal dan atau badan independen. Upaya Standardis tumbuhan ekstrak Melihat jumlah simplisia yang semakin banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan Obat tradisional / obat bahan alam, maka perlu segera ditetapkan standar mutu dan keamanan untuk bahan baku tersebut. Untuk menjaga kualitas bahan baku obat alam perlu dilakukan usaha budidaya dan standardisasi terhadap bahan baku tersebut, baik yang berupa simplisia maupun yang berbentuk ekstrak atau sediaan galenik. Dalam rangka standardisasi ini Badan Pengawas Obat dan Makanan telah melakukan penelitian bekerjasaria dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian serta lembaga terkait guna menetapkan bilangan parameter ekstrak tumbuhan obat. Kebijakan penelitian - pengembangan obat tradisional J obat bahan alam perlu disinergikan melalui koordinasi institusi terkait dan dilaksanakan secara komprehensif dari hulu hingga ke hilir. Sampai saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian sudah meneiiti dan menetapkan parameter ekstrak tumbuhan obat sebanyak 45 ekstrak ‘tumbuhan obat, 35 diantaranya sudah dicetak dalam bentuk buku "Monografi Ekstrak Tum- buhan Obat Indonesia vol. I. Manfaat standardisasi ekstrak Persyaratan mutu ekstrak terdiri dari berbagai parameter standar umum dan parameter standar spesifik. Dengan standardisasi, pemerintah melakukan fungsi pembinaan dan pengawasan serta melindungi konsumen untuk tegaknya trilogi “mutu, keamanan dan manfaat’. Pengertian standardisasi juga berarti proses menjamin bahwa Perea ME Peace neh teh ence iy Cee eu Clea io neues Khasiat ekstrak dengan simplisia asalnya belum tentu sama Pose ae aC Cin ey EU EUOMC LTC Ey NMC NCU nec aeca ts Se cee ai Cee US OnE FOC Ea EE mr ee Reason cad CEE ae U RI e Sn Pree Rea ewes Sta Een cc DEE eum ur urea POEM Cie eMC e Beem C STs Re Suu ce cahaya, logam berat dan derajat Peer tei ca Cr cme ae Ur) CTecur at mea Tee ec Der Sau ae Pee ee ser) eee Mee Ny Emu CRS an De Ler ene es cl Bee ey ene ae tcl s Dem CO cece eC COMET PeUr Lee SC Ca Bee Meat ie Pen Tae ncn Mogens Eon ea Rae Ce eMart a DS ee cn Cee nee Uru Pee Me ccs Se ae Re Me CU CRW ULC Cee eee kandungan bahan aktif, kadar Eigen eeu) Cleo Ute Pen Ue a Pemerintah telah menerbitkan COTW Standar Umum Ekstrak BOE mel -Y ae UT DCU See a oc ue a oi metode, prosedur yang Tene tncu ne neu eee ee ec Brea tai Wner ne Preece nS aed Cee TUE ae eee) bermanfaat. Sampai saat ini jenis dan jumlah ekstrak yang sudah diteliti sudah cukup banyak walaupun belum memenuhi kebutuhan di lapangan. Hasil penelitian ekstrak ini sangat dibutuhkan baik oleh industri dibidang obat tradisional maupun oleh Pemerintah sebagai perangkat untuk pengawasan. Selain itu standardisasi / parameter yang ditetapkan akan mampu menjadi acuan nasional dalam pembuatan bahan baku bagi industri obat tradisional ataupun obat bahan alam lainnya. Kesimpulan : 1. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan sesedikit mungkin terkena panas. Tujuan pembuatan ekstrak tumbuhan obat adalah untuk menstandardisasi kandung- annya sehingga menjamin keseragaman mutu, keamanan dan khasiat produk akhir. Keuntungan penggunaan ekstrak dibandingkan dengan simplisia asalnya adalah penggunaannya bisa lebih simpel, dari segi bobot pemakaianya lebih sedikit dibandingkan dengan bobot tumbuhan asalnya. Dengan adanya teknologi ekstraksi ini, banyak pihak yang diuntungkan diantaranya industri dibidang obat tradisional dari segi keseragaman mutu hasil produk jadinya, Pemerintah dari sisi pengawasannya dan konsumen dari sisi keamanan dan khasiat produk jadi. - Kesamaan khasiat dalam bentuk ekstrak dan simplisianya tidak jauh berbeda walaupun tidak sama persis, karena tidak semua zat berkhasiat dapat tersari dalam pelarutnya. - Sampai saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian sudah meneliti dan menetapkan parameter ekstrak tumbuhan obat sebanyak 45 ekstrak tumbuhan obat, 35 diantaranya sudah dicetak dalam bentuk buku "Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia vol. I" (Dra. Sri Hariyati MSc) Pustaka 4, National Agency of Drug and Food Control, the Republic of Indonesia, Monograph of Indonesian Medical Plant Extracts, Vol |, 2004 2. WHO, Quality Control Methods for Medicinal Materials, 1988 3. Departemen Kesehatan RI, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta, 2000 PENGGUNAAN PROBIOTIK DALAM PRODUK PANGAN OUT Ly Ue U Ome Reed CUM Lem eu pemenuhannya dan ditujukan Drs oe orice ere Pecan mw tc Oe Cy PEL RCL CC tuntutan seiring dengan perkembangan daya nalar Ue Me owe Un) Cee umC aren Roe Peace Cuecum Cut eul eae Urey pengaruhnya terhadap eee eT peed ae ects mem See unr Meera Os aul Tes ee Breer ent Prarie) upaya Ure Um ear Hotreret nirersey etdaoirane sering erry Peer ln Td Re Weal Gees Eee andrei eat Probiotik merupakan ig ead ood Cee ORO ae cic CUCU as cure en a et pet eta Pea Panu ol oe seri Crs EL ang mietaena oer Hos oer paar telah dikenal 1k Zaman UCI he Cry Pn Teen Poneto CIS TNL asa a cs ed eared [SoU apparent in Mh epshal tentang lure i iia i ry Leo cunn see konsumsi produk susu eum [lie aR ree sees ra aL UO Seen poe Seu pete Cera) poeta Pores pice atti perawatan kesehatan rete oe Cod Pe uae, recogniser ener oC Cun ir) ST oud pda labs Fae Sa an Se ec es ae Ee ou) eri tia oe L ROR Ter ra bk etre Cerne Pecan g COLO L SEE Poel me RON dan gejala penyakit Ceacrioen ene ued oder se Petiati ety Peer a Oe ae ie Secu ue ae CCT) Pir Le cn Cel iets nt Pe LUC ICU Cum LO es TUL act ta CS Kaye cy ka Cte yu Porecl hidup (b) poles Scere q eu orl Une rae enn palceee ies 2 for CMe Poca oan pan oan Lerten Ro) junaan Prt ath” Stay Se Ue A cma apes RUE wy re) Rea ec Wnc Ce retire BT -menurunkan kepekaan Ce Sa Lume mle) (Gastro-Esophageal-Refiux- eS Dy Uo ae Papo char Sent e Pe mE ea a ety MTCC a UL CLM) aa OC ome Bi ee ek Le Lk CL rad Peete ei pelipaeer toi eee Pee Mersey) ae pe Coes rem Leblila Cereus Cla opal eae ole ee te a ees ri res Sim rer i mae eye rae a oe arr ret Teens cs Peete Se fer Poa Ly TCU ra Le Cae Ceri ar rrr ne cas poaaeaet Pe LCL ae eae ee es ee Emu aa Tee rae oe porate eT i lant! eel Perea sree) oe Apel, i) aa So ee Aon Some bee _ efektif di dalam lambung. siento Te a ae Frater Ine BIG Pinger (Season eel ariel eee OS) masupee easy al Src EOE ete a fie Peas Pca Holey LCC) Pere Cee Co ume ery me TL eee Fae in pies cu) eae Cane Ca ree alta diecheta a eat me Ur clay Uy jian ekstensif termasu uji Hearne rekon erect nee era Pee aN Poca CoN RC se Ca aca er Aa dae Fl Ser mn cory Prose ca ginny Stel Ponerinae ie oe Coen te a PRM Nc Cay Cuca Bea eed Le Lactobacillus GG dapat _ ingredient for medical and Ure ia lace eae if sehi SU cS Le eo To) Cd gee eerie | ae eS co Ne CCE ; Pt a = Phar: Mun er UC ma Preah cum cul cal ingga Le EMU Ta our ues LESBO cee a EE ei ou Cun erg aya ob oe) Pa probiotik hampir -Lactobacillus GG Bue meu Cie Cume eal eaten bet nua ee eee ear Cem Ta) Coe Tahaan. are ee feat ie ie ents od Cg PENGAWASAN INTERNAL Pendahuluan Paradigma baru pengawasan internal _merupakan satu pemahaman untuk memaknai profesi auditor internal lebih sebagai mitra kerja manajemen yang proaktif dan berorientasi Pada hasil strategi di masa depan dari pada sebagai auditor keuangan atau ketaatan yang reaktif dan berorientasi pada Penilaian reperformance management (manajemen yang telah terjadi) Defenisi auditor internal versi lama dari Institute of Internal Auditors (1983) mendefenisikan sebagai penilaian independen yang dilaksanakan dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan organisasi sebagai jasa kepada organisasi dengan tujuan meningkatkan efektifitas pengendalian dengan biaya yang layak. Namun pada tahun 1999 diperbaharui defenisi auditor internal menjadi suatu kegiatan peningkatan mutu yang independen dan objektif untuk meningkatkan kinerja organisasi Auditor internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan pendekatan evaluasi yang sistematik dan ilmiah_serta_ meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian dan proses kepemerintahan. Disini terlihat jelas bahwa pada defenisi baru menambahkan objektivitas untuk menunjukan bahwa independensi saja tidak ‘cukup. Halaman 8 ADA SATUAN ORGANISA‘ Dikaitkan dengan lingkup audit, kini harus dimaknai sebagai ian yang dapat memberi peni manajemen keyakinan bahwa risiko yang dihadapi manajemen dimengerti dan dapat dikelola sehingga akan meningkatkan ‘mutu auditan. ‘Yang terpenting dari pelaksanaan penilaian ini adalah bahwa auditor internal harus_ memahami manajemen dalam arti yang seluas-luasnya. Auditor internal tidak lagi mengamati hal-hal rinoi operasi tetapi_ memfokuskan kegiatannya pada arahan strategi dan memberi masukan kepada ‘manajemen untuk mencapai arah yang, dlinginkan, manejemen cetimbang menilai hal-hal yang telah terjadi (teperformance). Oleh karenanya untuk dapat mecegah ‘erjadinya penyimpangan maka auditor internal dituntut untuk dapat mengusahakan teknik pengidentifikasian, penilaian dan pengolahan risiko. Selanjutnya auditor internal pun dituntut untuk dapat memberi masukan bagi manajemen guna mengembangkan_ stuktur pengendalian internal yang mampu meminimalkan risiko tersebut. Persyaratan bagi Auditor Internal paradigma baru Kompetensi dan integritas ‘merupakan dua syarat yang harus dipenuhi oleh auditor internal untuk dapat meningkatkan manfaat dan keberadaannya. ‘Sebagai contoh mampu tidaknya auditor mendapatkan temuan dari pelaksanaan pengawasannya akan sangat tergantung pada kompetensinya. Selain itu kemauan auditor melaporkan temuannya akan sangat tergantung pada integritasnya, Untuk memenuhi persyaratan kompetensi, maka mau tidak mau auditor internal harus memenuhi standar profesional atau Persyaratan minimal yang ditetapkan profesi yang merupakan suatu indikator mutu ‘awal. Untuk ini diwujudkan dalam. bentuk kelulusan dari pendidikan formal yang ditentukan untuk mendapakan sertifikat auditor. Pemenuhan standar umum i akan menjamin bahwa auditor memang,sudah_mempunyal pengetahuan yang cukup dan dapat bekerja dengan cermat, independen dan objektif Selain itu, pemenuhan standar pelaksanaan akan membuat auditor internal mampu menilai struktur pengendalian internal, merencanakan, memeriksa dan mengevaluasi serta mengkomuni- kasikannya dengan baik Pemenuhan standar ini juga akan memungkinkan satuan pengawasan dikelola dengan bermutu Untuk memenuhi persyaratan integritas maka auditor internal harus memenuhi kode etik yang ditetapkan, Dengan memenuhi kode etik ini, diharapkan para auditor akan tetap jujur, objektif dan cermat. Selain ity auditor juga diharapkan loyal kepada yang member tugas, tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji, atau terlibat dalam pertentangan Eais! Jul 2005 kepentingan yang dapat re Psu uy He rae Peer ee cael Hedi een Pace cute Sa itcuses ce Cran a Crete c CoM a Cue Orit ene ec ucur items Ce CU a Lc) Pitre " Proses pengawasan dilakukan Pree carte ete eer Pate ison uuu Ceo e me cul PO iCaee ae e ty prinsip-prinsip agar tugas eee chee toy Ce ees Peace nae Neuer ecm) membantu pemerintah SU ua! ekeemnerd praktek id Kadang kala auditor internal Sree) CUE Nepstar a Or) etic ey Untuk itu auditor internal perlu ‘meningkatkan kualitas kerjanya a eeu cue Neue COS ttapeeenn ey eee ee p Ere Rec Le Lelie Us COLNE S Ar ieee eu eed Lieu riety See areaiea) eu cues eT Breton eg ecoruy Reel tugasnya di bidang audit harus ae ve Lae eu UN eu i co Cee ein acc rcs eed rs Pun er ec PU UMC aCu tN! linarapkan_mempunyal eect Pune Ceti URIs Meu Pee Oe ue teeny eeu tog! CRIRUn ea Ce es MeCN Rt ue ieaic ur CU acur us ROCA cia NS een Rue tes ae een Mew heme c ee uum n T dimiliki oleh seorang auditor CCU Cau ne Poteau eet cs Eee eh Preece Wo Pt ACD NC ey CMe necalog akan memasang sikap ae acura Led Pe mote Doe ab Cush Td Cee ee MU IE (auditan). a Cee eee Ree ekrL sy Cure ay ERC cu el Pe eae aea Cuart) [eeu gg CU CL} akan diaudit. Disamping itu PU Umer mutt diperoleh dengan cara-cara NEP um ats Ce Co Une) eT ggup menyimpan rahasia atas informasi yang ena TPO TEO eg asikan Dalam segala hal yang PICU Ein ule aus ere MET) Peele) oan treet eae at ec Crue Coes SP el ogee tee Wau) prinsip-prinsip sebagai auditor Pg ae eo Dee ei CeCe ice cul eT ons PaCS ue Rr aes mencapai tujuannya dengan Peat ee eee NEI e sistematik dan ilmiah serta She UCIT CL oe Pu eut ae ue pee UC CUU Cee ee Darwis.Tambunan) LO 4, Arie Soelendro (2003) Bacau tes PCr POE Us Dee Cru PE ee ee Bogor ETE aR Ol Ee Sada LeU eee eu ot ee Feu) 3. Binsar H. Simanjuntak (2003) Doar a reid rey Menyikapi Era Teknologi Informasi Perusahaan di Indonesia tidak banyak yang mampu mengantisipasi kemajuan teknologi komunikasi informasi dan seringkali terpaku pada menjalankan usaha tradisional walaupun menggunakan perangkat teknologi canggih di perusahaannya. Karena itu, seringkali kita merasa jengkel mendengar kalau teknologi informasi seharusnya menfasilitasi kemajuan, tetapi pada dasarnya mereka yang berbicara mengenai masalah ini tidak pernah memikirkan secara serius aplikasi secara nyata di lapangan (Kompas, 18 April 2005) Akibatnya adalah investasi yang ditanamkan cukup besar untuk sarana teknologi informasi (Tl), tetapi pemanfaatannya belum menyentuh dasar dari Sistem Informasi Manajemen. Selain itu masih sering dijumpai ada fasiltas akses internet ya digunakan lebih banyak untul melihat situs-situs yang tidak ada kaitannya dengan bisnis Perusahaan, jadi jangan heran melihat pegawai selalu kelihatan sibuk dan tekun di depan komputer namun_ tidak menghasilkan apa-apa buat perusahaan. Keuntungan komputer antara lain adalah menyederhanakan dan mempercepat pekerjaan yang kompleks, meningkatkan akurasi, | mempercepat pemutakhiran data dan akses informasi, mengotomatisasi Halaman 10 pekerjaan_berulang, menediakan informasi bagi pembuat keputusan, memungkinkan_ instansi mengembangkan ruang lingkup kegiatannya, mempersingkat proses administrasi, dan membuat laporan tepat waktu tanpa harus berulangkali mengumpulkan data. Tetapi perlu diingat keterbatasannya adalah tidak dapat mendefinisikan masalah, tidak dapat membuat keputusan, tidak dapat memikul tanggung jawab, tidak dapat menetapkan target, tidak dapat membuat tim lebih terorganisir, hardware dan software harus Sesuai dengan kebutuhan, dan memeriukan biaya yang tidak hanya sekall. Selain itu kolaborasi kerja ‘elektronik juga cenderung masih ‘susah dibangun terutama antara unit-unit teknis yang secara tradisional terbiasa dikelola secara mandiri dan terpisah- pisah. Dalam hal ini perubahan interkoneksi manual ke interkoneksi elektronik mengalami hambatan psikologis yang tidak mudah dijembatani. Definisi Sistem Informasi Manajemen menurut Raymond Mc.Leod jr : Suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa. Para pemakai biasanya membentuk Suatu entitas organisasi formal. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sister ulamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi Aiea Nesaeincricel tersebut tersedia dalam bentuk laporan_ periodik, laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. ‘Ada beberapa kunci kesuksesan dimana perusahaan bisa mendapatkan hasil optimal dari digitalisasi/komputerisasi, namun yang paling penting adalah perubahan pada mind- set setiap pihak yang terlibat, bahwa digitalisas/komputerisasi akan menggiring pada akurasi data dan informasi sekaligus juga transparansi. Oleh karena itu sikap yang terbuka pada perubahan, keinginan tahu serta kemauan untuk belajar menjadi sangat penting. Beberapa kendala (barrier) pengembangan TI. Pertama hambatan organisasi (Organizational Cooperation’s) yaitu hambatan karena masih adanya kebiasaan unit yang terbiasa dalam sistem sendiri dan tertutup untuk membuka diri dan berbagi informasi dengan unit lain dalam organisasi. Kedua hambatan manajemen (Political Support) yaitu hambatan karena kebijakan manajemen tidak mendukung secara berkesinambungan. Ketiga hambatan dana yaitu besamya investasi yang perlu ditanamkan terutama pada saat awal, angkanya sken kelihatan labih, besar lagi bila dibandingkan foam sil awal yang belum seberapa. Kearapat hambatan legalitas (Legal issues) dimana dalam beberapa hal legalitas dokumen elektronik masih belum mendapatkan kepastian hukum. Kelima hambatan perubahan budaya dan kemampuan SDM (Culture Change and Skil and knowledge deficits) yaitu hambatan karena perubahan manual kearah elektronik dipengaruhi budaya kerja serta kemampuan dan pengetahuan SDM. Hambatan yang terakhir akan bisa dilalui dengan proses sosialisasi dan pembelajaran yang terus- menerus serta komitmen yang sungguh-sungguh tentunya. Secara organisasional poros persoalan sebenamya bertumpu pada political support. Manajemen yang komit terhadap TI akan menjadi pemimpin ke arah perubahan sehingga apapun tantangan yang ada akan dapat dilewati. Dengan kewenangan yang dimilikinya eo Ur nag Edisi Juli 2005 manajemen puncak dapat menggerakkan organisasi menjadi organisasi yang lebih solid sehingga egoisme sektoral dapat dijembatani. Dengan pertimbangannya juga manajemen dapat mengalokasikan sumber daya yang realistis bagi pengembangan TI. Lebih jauh lagi manajemen puncak sebagai agent of change akan menggiring komunitas organisasi melewati hambatan budaya dan secara bertahap mengurangi skill and knowledge deficits. Namun_bagaimanapun segalanya perl berproses, dan proses tak jarang menimbulkan gesekan. Inilah yang perlu dicermati oleh para praktisi TI. Bahwa penerapan TI perlu diawali dengan pendekatan interpersonal, bukanlah hal yang aneh. Pengelolaan TI perlu semacam “PR/humas" ? Jawabnya adalah “ya”. Karena sebelum segala perangkat keras dan perangkat lunak disambungkan, maka yang pertama kali harus ‘nyambung’ adalah visi dan misi personal yang akan menggunakan/ memanfaatkan interkoneksi tersebut. Hal ini tentu menjadi lebih penting lagi dalam hal menghadapi hambatan organisasi (organisation's cooperation). Sehingga bisa dikatakankan bahwa keberhasilan penerapan TI sangat ditentukan oleh keberhasilan ‘PR’-nya. Pada tahap berikutnya, saat semua hambatan sudah dilalui, maka tantangan terbesar yang pasti menanti adalah bagaimana menjaga kelangsungan hidup sistem TI. Sekali sistem sudah dibangun, maka ia harus dijaga, bila tidak maka investasi yang mahal akan menjadi percuma dan sia-sia, yang pada gilrannya untuk membangun kembali akan menjadi semakin sulit dan mahal. Sistem yang pasang bongkar akan menimbulkan ime} buruk yang harus dibayar dengan meningkatnya hambatan yang harus dilalui. Di samping adalah gambaran fluktuasi cost dan benefit pembangunan_teknologi informasi. Pada awalnya mungkin sulit, karena biaya investasi terasa besar, ditambah dengan krisis moral (hambatan psikologis), namun pada akhimya bila tahapan-tahapan 3a dilewati, terlihat bahwa ya (cost) akan semakin kecil dan manfaat (benefit) yang didapatkan semakin optimal Manfaat yang optimal ini dapat diukur dari kemudahan, kecepatan, dan akurasi data (Irhama HWT, S.Si) Pustaka : 4. Jr Raymond Mc Leod, Sistem informasi Manajemen : Stidi Sistem Informasi Berbasis Komputer, Jakarta, 1996 Halaman 11 INTERAKSI ANTARA TELITROMISIN DAN WARFARIN : SUATU DUGAAN Halaman 12 Edisi Juli 2005

You might also like