InfoPOM J
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. _BADANPOMRI
Vol. 6, No. 4, Juli 2005 ISSN 1829-9334
beri eas
Feu
ase STANDARDISASI EKSTRAK
Ee TUMBUHAN OBAT INDONESIA ,
ele CIR al SALAH SATU TAHAPAN PENTING
Sate ine in eee DALAM PENGEMBANGAN OBAT
ree ra
PO Tur eee ASLI INDONESIA
eects ss
Peer ean i
Rene scr
kami sajikan artkel tentang PENDAHULUAN manfaatnya. Selama ini
Se urr Ci Smch tls
Pen eUm se aelscleetl Obat tradisional atau yang biasa kebanyakan manfaat dan
Sbbestobes lal ln disebut jamu telah diakui Pengembangannya hanya dari
ee ereeutee io). ‘ r
ee i ee keberadaannya sejak zaman data empiris dan dari
Pec eue ier tal F
rater tedian Bae dahulu baik di Indonesia maupun Pengalaman yang diwariskan
Corunna eo negara-negara lainnya dan dari generasi ke generasi. Dalam
PO Men Eris :
Pituctgentemenyene sampai sekarang tetap €fa globalisasi pengembangan
aa aa dimanfaatkan dan bahkan teknologi dan bentuk
PCa CENCE aC) cenderung meningkat. Di Pemanfaatan tumbuhan obat di
eS A ps Indonesia tumbuhan obat Indonesia, dalam pelayanan
Ae Rae digunakan untuk meningkatkan Kesehatan saat ini sudah
Cuenca ate
emetic kesehatan (promotif), engenal dan menggunakan
Seat nta memulihkan kesehatan konsep ekstrak. Hal ini
SEU MEMEO Reis y . . e
ere wiser) (rehabilitatif), pencegahan merupakan peluang dan
Reels ue Sm et i
Perera a penyakit (preventif) dan sekaligus tantangan pada
GAN oi ise penyembuhan (kuratif). Namun Perkembangan ilmu
Cnet osm)
HRT CER pear eksistensinya belum dapat Pengetahuan dan teknologi
ee SEN neg disetarakan dengan pelayanan__kefarmasian serta pertanian dan
dan Warfarin : suatu
dugaan, yang kami harap- pengobatan modern dengan kedokteran / pengobatan
kan dapat memperluas
Pe di menggunakan obat kimia, modern, karena disadari, tidak
karena memang belum semua masalah kesehatan
leh pelayanan
Soho), = A
Redaksi seluruhnya teruji keamanan dan dapat diata:
Edisi Juli 2005 Halaman 1tradisional untuk memproduksi _dilakukan adalah pembuatan
Obat tradisional / obat bahan _ekstrak tumbuhan berkhasiat
alam. ‘bat yang dilanjutkan dengan
Tumbuhan obat Indonesia atau _Standardisasi kandungannya
yang saat ini lebih dikenal UNtUK memelihara
dengan nama obat banan alam _Keseragaman mutu, keamanan
Indonesia, telah semakin 18” Khasiat.
banyak dimanfaatkan baik Ekstrak tumbuhan
sebagai Obat Tradisional Ekstrak tumbuhan obat yang
Indonesia (jamu), Obat Herbal dibuat dari simplisia nabati
pengobatan modem, Terstandar ataupun dapat digunakan sebagai :
Fitofarmaka. Berbagai 1. Bahan awal,
Penelitian dan pengembangan == 2. Bahan antara atau
yang memanfaatkan kemajuan 3. Bahan produk jadi.
teknologi juga dilakukan
Tumbuhan Obat Indonesia
Di Indonesia ada lebih dari
30.000 jenis tumbuhan yang
terdapat di bumi Nusantara ini,
dan lebih dari 1000 jenis
tumbuhan obat yang bahan baku obat yang dengan
dimanfaatkan dalam industri teknologi fitofarmasi diproses
obat tradisional, dimana ada eningkatkan kepercayaan menjadi produk jadi.
beberapa simplisia yang banyak terhadap manfaat obat bahan — Sedangkan ekstrak sebagai
dipakai (lebih dari 10 ton per am tersebut. bahan antara merupakan
tahun) oleh industri Obat Salah satu peneiiian yang telah bahan yang dapat diproses lagi
Ekstrak sebagai bahan awal
sebagai upaya peningkatan Gianalogkan dengan komoditi
mutu dan keamanan produk
yang diharapkan dapat lebih
INFOPOM
Penasehat : Dis. H. Sampumo, MBA; Penanggung Jawab: Dr
Pay es
Alamat Redaksi : Pusat Informasi Obat dan
Srehy Neri OTL hay
Resdaksi menerima naskah yang beristinformasi yang terksit dengan OM
Word 97 spasi ganda maksimal 2 halaman kuarto, Redaksi berhak mengubah eee eesmenjadi fraksi-fraksi, isolat
senyawa tunggal ataupun tetap
sebagai campuran dengan
ekstrak lain.
‘Adapun jika sebagai produk jadi
berarti ekstrak yang berada
dalam sediaan obat jadi siap
digunakan, Ekstrak tersebut bisa
dalam bentuk ekstrak kering,
ekstrak kental dan ekstrak cair
yang proses pembuatannya
disesuaikan dengan bahan aktif
yang dikandung serta maksud
penggunaannya, apakah akan
dibuat menjadi sediaan dalam
bentuk kapsu, tablet, cairan obat
dalam, pil, dl
Terpenuhinya standar mutu
produk / bahan ekstrak tidak
terlepas dari pengendalian
proses, artinya bahwa proses
yang terstandar dapat menjamin
produk yang terstandar. Inilah
hal yang sementara ini banyak
dilakukan, yaitu dengan bahan
baku terstandar dan proses yang
terkendali / terstandar, maka
akan diperoleh produk / bahan
ekstrak terstandar tanpa
penerapan pengujian atau
pemeriksaan. Padahal pengujian
atau pemeriksaan persyaratan
parameter standar umum
ekstrak mutlak harus dilakukan
dengan berpegang pada
manajemen pengendalian mutu
ekstemal oleh badan formal dan
atau badan independen.
Upaya Standardis
tumbuhan
ekstrak
Melihat jumlah simplisia yang
semakin banyak digunakan
sebagai bahan baku dalam
pembuatan Obat tradisional /
obat bahan alam, maka perlu
segera ditetapkan standar mutu
dan keamanan untuk bahan
baku tersebut. Untuk menjaga
kualitas bahan baku obat alam
perlu dilakukan usaha budidaya
dan standardisasi terhadap
bahan baku tersebut, baik yang
berupa simplisia maupun yang
berbentuk ekstrak atau sediaan
galenik. Dalam rangka
standardisasi ini Badan
Pengawas Obat dan Makanan
telah melakukan penelitian
bekerjasaria dengan perguruan
tinggi dan lembaga penelitian
serta lembaga terkait guna
menetapkan bilangan parameter
ekstrak tumbuhan obat.
Kebijakan penelitian -
pengembangan obat tradisional
J obat bahan alam perlu
disinergikan melalui koordinasi
institusi terkait dan dilaksanakan
secara komprehensif dari hulu
hingga ke hilir.
Sampai saat ini Badan
Pengawas Obat dan Makanan
bekerja sama dengan perguruan
tinggi dan lembaga penelitian
sudah meneiiti dan menetapkan
parameter ekstrak tumbuhan
obat sebanyak 45 ekstrak
‘tumbuhan obat, 35 diantaranya
sudah dicetak dalam bentuk
buku "Monografi Ekstrak Tum-
buhan Obat Indonesia vol. I.
Manfaat standardisasi ekstrak
Persyaratan mutu ekstrak terdiri
dari berbagai parameter standar
umum dan parameter standar
spesifik. Dengan standardisasi,
pemerintah melakukan fungsi
pembinaan dan pengawasan
serta melindungi konsumen
untuk tegaknya trilogi “mutu,
keamanan dan manfaat’.
Pengertian standardisasi juga
berarti proses menjamin bahwaPerea ME
Peace neh teh ence iy
Cee eu Clea io
neues
Khasiat ekstrak dengan simplisia
asalnya belum tentu sama
Pose ae aC
Cin ey
EU EUOMC LTC Ey
NMC NCU nec aeca ts
Se cee ai
Cee US OnE
FOC Ea EE mr ee
Reason cad
CEE ae U RI e Sn
Pree Rea ewes
Sta Een cc
DEE eum ur urea
POEM Cie eMC e
Beem C STs
Re Suu ce
cahaya, logam berat dan derajat
Peer tei ca
Cr cme ae Ur)
CTecur at mea Tee ec
Der Sau ae
Pee ee ser)
eee Mee Ny
Emu CRS an
De Ler ene es cl
Bee
ey
ene ae tcl s
Dem CO cece
eC COMET
PeUr Lee SC Ca
Bee Meat ie
Pen Tae ncn
Mogens
Eon ea Rae
Ce eMart a
DS ee cn
Cee nee Uru
Pee Me ccs
Se ae Re Me CU
CRW ULC
Cee eee
kandungan bahan aktif, kadar
Eigen eeu)
Cleo Ute
Pen Ue a
Pemerintah telah menerbitkan
COTW
Standar Umum Ekstrak
BOE mel -Y ae UT
DCU See a oc
ue a oi
metode, prosedur yang
Tene tncu ne neu
eee ee ec
Brea tai Wner ne
Preece nS aed
Cee TUE ae
eee)bermanfaat. Sampai saat ini
jenis dan jumlah ekstrak yang
sudah diteliti sudah cukup
banyak walaupun belum
memenuhi kebutuhan di
lapangan. Hasil penelitian
ekstrak ini sangat dibutuhkan
baik oleh industri dibidang obat
tradisional maupun oleh
Pemerintah sebagai perangkat
untuk pengawasan. Selain itu
standardisasi / parameter yang
ditetapkan akan mampu menjadi
acuan nasional dalam
pembuatan bahan baku bagi
industri obat tradisional ataupun
obat bahan alam lainnya.
Kesimpulan :
1. Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif
dari simplisia nabati atau
simplisia hewani dengan
menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian
rupa hingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan
Sebagian besar ekstrak
dibuat dengan mengekstraksi
bahan baku obat secara
perkolasi. Seluruh perkolat
biasanya dipekatkan secara
destilasi dengan
pengurangan tekanan, agar
bahan sesedikit mungkin
terkena panas.
Tujuan pembuatan ekstrak
tumbuhan obat adalah untuk
menstandardisasi kandung-
annya sehingga menjamin
keseragaman mutu,
keamanan dan khasiat
produk akhir.
Keuntungan penggunaan
ekstrak dibandingkan dengan
simplisia asalnya adalah
penggunaannya bisa lebih
simpel, dari segi bobot
pemakaianya lebih sedikit
dibandingkan dengan bobot
tumbuhan asalnya.
Dengan adanya teknologi
ekstraksi ini, banyak pihak
yang diuntungkan
diantaranya industri dibidang
obat tradisional dari segi
keseragaman mutu hasil
produk jadinya, Pemerintah
dari sisi pengawasannya dan
konsumen dari sisi
keamanan dan khasiat
produk jadi.
- Kesamaan khasiat dalam
bentuk ekstrak dan
simplisianya tidak jauh
berbeda walaupun tidak
sama persis, karena tidak
semua zat berkhasiat dapat
tersari dalam pelarutnya.
- Sampai saat ini Badan
Pengawas Obat dan
Makanan bekerja sama
dengan perguruan tinggi dan
lembaga penelitian sudah
meneliti dan menetapkan
parameter ekstrak tumbuhan
obat sebanyak 45 ekstrak
tumbuhan obat, 35
diantaranya sudah dicetak
dalam bentuk buku
"Monografi Ekstrak
Tumbuhan Obat Indonesia
vol. I"
(Dra. Sri Hariyati MSc)
Pustaka
4, National Agency of Drug and Food
Control, the Republic of Indonesia,
Monograph of Indonesian Medical
Plant Extracts, Vol |, 2004
2. WHO, Quality Control Methods for
Medicinal Materials, 1988
3. Departemen Kesehatan RI,
Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat, Jakarta, 2000PENGGUNAAN
PROBIOTIK
DALAM PRODUK PANGAN
OUT Ly
Ue U
Ome Reed
CUM Lem eu
pemenuhannya dan ditujukan
Drs oe
orice ere
Pecan
mw tc Oe Cy
PEL RCL CC
tuntutan seiring dengan
perkembangan daya nalar
Ue Me owe Un)
Cee umC aren
Roe
Peace Cuecum Cut eul
eae Urey
pengaruhnya terhadap
eee
eT
peed ae ects
mem See unr
Meera
Os aul Tes
ee
Breer ent
Prarie) upaya
Ure Um ear
Hotreret nirersey
etdaoirane sering
erry
Peer ln Td
Re Weal
Gees
Eee andrei
eat Probiotik merupakan
ig ead ood
Cee ORO ae cic
CUCU as cure en a et
pet eta
Pea Panu ol
oe
seri
Crs EL ang
mietaena oer
Hos oer paar
telah dikenal 1k Zaman
UCI he Cry
Pn Teen
Poneto
CIS TNL asa
a
cs ed
eared
[SoU apparent in Mh epshal
tentang lure
i iia i ry
Leo cunn see
konsumsi produk susu
eum [lie
aR
ree sees ra
aL UO
Seen poe Seu
pete Cera)
poeta
Pores pice atti
perawatan kesehatan rete
oe Cod
Pe uae,
recogniser
ener oC Cun
ir) ST oud
pda labs
Fae Sa an
Se ec
es ae Ee
ou)
eri tia oe L
ROR
Ter
ra
bk etre Cerne
Pecan g
COLO L
SEE Poel
me
RON
dan gejala penyakit
Ceacrioen ene
ued oder se
Petiati ety Peer a
Oe ae
ie Secu
ue ae
CCT)
Pir Le cn
Cel iets nt
Pe LUC
ICU Cum LO es
TUL act ta
CS Kaye cy ka
Cte yu
Porecl
hidup (b) poles Scere
q
eu orl Une
rae enn
palceee ies 2 for
CMe
Poca oan pan
oan Lerten
Ro) junaan
Prt ath” Stay
Se Ue A
cma apes
RUE wy
re)
Rea ec Wnc Ce
retire BT
-menurunkan kepekaan
Ce
Sa Lume mle)
(Gastro-Esophageal-Refiux-
eSDy Uo ae Papo char
Sent e Pe mE ea a ety
MTCC a UL CLM)
aa OC ome
Bi ee ek Le Lk CL rad
Peete ei pelipaeer toi eee Pee Mersey)
ae pe Coes rem Leblila Cereus
Cla opal eae ole ee te a
ees ri res Sim rer i mae eye rae a oe
arr
ret Teens
cs Peete Se fer Poa Ly
TCU ra Le Cae
Ceri ar rrr ne cas poaaeaet
Pe LCL ae eae ee es ee
Emu aa Tee rae oe porate eT
i lant! eel Perea sree) oe Apel, i) aa
So ee Aon Some bee
_ efektif di dalam lambung. siento Te a ae Frater Ine BIG
Pinger (Season eel ariel eee OS) masupee easy al Src
EOE
ete a fie Peas Pca Holey LCC)
Pere Cee Co ume ery me TL eee Fae in pies
cu) eae Cane Ca ree alta diecheta a eat
me Ur clay Uy jian ekstensif termasu uji
Hearne rekon erect nee era Pee aN
Poca CoN RC se
Ca aca er Aa dae Fl
Ser mn cory Prose ca ginny
Stel Ponerinae ie
oe Coen
te a
PRM Nc
Cay Cuca
Bea eed Le Lactobacillus GG dapat _ ingredient for medical and
Ure
ia lace eae if
sehi SU cS Le eo To)
Cd gee eerie | ae eS co Ne
CCE ;
Pt a = Phar: Mun
er UC ma
Preah cum cul cal ingga
Le EMU Ta our ues
LESBO cee a EE
ei ou Cun erg
aya ob oe)
Pa probiotik hampir -Lactobacillus GG
Bue meu Cie Cume eal eaten bet nua
ee eee ear Cem Ta)
Coe Tahaan. are ee feat ie ie ents
od CgPENGAWASAN INTERNAL
Pendahuluan
Paradigma baru pengawasan
internal _merupakan satu
pemahaman untuk memaknai
profesi auditor internal lebih
sebagai mitra kerja manajemen
yang proaktif dan berorientasi
Pada hasil strategi di masa depan
dari pada sebagai auditor
keuangan atau ketaatan yang
reaktif dan berorientasi pada
Penilaian reperformance
management (manajemen yang
telah terjadi)
Defenisi auditor internal versi
lama dari Institute of Internal
Auditors (1983) mendefenisikan
sebagai penilaian independen
yang dilaksanakan dalam
organisasi untuk memeriksa dan
mengevaluasi kegiatan organisasi
sebagai jasa kepada organisasi
dengan tujuan meningkatkan
efektifitas pengendalian dengan
biaya yang layak.
Namun pada tahun 1999
diperbaharui defenisi auditor
internal menjadi suatu kegiatan
peningkatan mutu yang
independen dan objektif untuk
meningkatkan kinerja organisasi
Auditor internal membantu
organisasi untuk mencapai
tujuannya dengan pendekatan
evaluasi yang sistematik dan
ilmiah_serta_ meningkatkan
efektifitas manajemen resiko,
pengendalian dan proses
kepemerintahan.
Disini terlihat jelas bahwa pada
defenisi baru menambahkan
objektivitas untuk menunjukan
bahwa independensi saja tidak
‘cukup.
Halaman 8
ADA SATUAN ORGANISA‘
Dikaitkan dengan lingkup audit,
kini harus dimaknai sebagai
ian yang dapat memberi
peni
manajemen keyakinan bahwa
risiko yang dihadapi manajemen
dimengerti dan dapat dikelola
sehingga akan meningkatkan
‘mutu auditan.
‘Yang terpenting dari pelaksanaan
penilaian ini adalah bahwa auditor
internal harus_ memahami
manajemen dalam arti yang
seluas-luasnya. Auditor internal
tidak lagi mengamati hal-hal rinoi
operasi tetapi_ memfokuskan
kegiatannya pada arahan strategi
dan memberi masukan kepada
‘manajemen untuk mencapai arah
yang, dlinginkan, manejemen
cetimbang menilai hal-hal yang
telah terjadi (teperformance). Oleh
karenanya untuk dapat mecegah
‘erjadinya penyimpangan maka
auditor internal dituntut untuk
dapat mengusahakan teknik
pengidentifikasian, penilaian dan
pengolahan risiko.
Selanjutnya auditor internal pun
dituntut untuk dapat memberi
masukan bagi manajemen guna
mengembangkan_ stuktur
pengendalian internal yang
mampu meminimalkan risiko
tersebut.
Persyaratan bagi Auditor
Internal paradigma baru
Kompetensi dan integritas
‘merupakan dua syarat yang harus
dipenuhi oleh auditor internal
untuk dapat meningkatkan
manfaat dan keberadaannya.
‘Sebagai contoh mampu tidaknya
auditor mendapatkan temuan dari
pelaksanaan pengawasannya
akan sangat tergantung pada
kompetensinya.
Selain itu kemauan auditor
melaporkan temuannya akan
sangat tergantung pada
integritasnya,
Untuk memenuhi persyaratan
kompetensi, maka mau tidak mau
auditor internal harus memenuhi
standar profesional atau
Persyaratan minimal yang
ditetapkan profesi yang
merupakan suatu indikator mutu
‘awal. Untuk ini diwujudkan dalam.
bentuk kelulusan dari pendidikan
formal yang ditentukan untuk
mendapakan sertifikat auditor.
Pemenuhan standar umum i
akan menjamin bahwa auditor
memang,sudah_mempunyal
pengetahuan yang cukup dan
dapat bekerja dengan cermat,
independen dan objektif
Selain itu, pemenuhan standar
pelaksanaan akan membuat
auditor internal mampu menilai
struktur pengendalian internal,
merencanakan, memeriksa dan
mengevaluasi serta mengkomuni-
kasikannya dengan baik
Pemenuhan standar ini juga akan
memungkinkan satuan
pengawasan dikelola dengan
bermutu
Untuk memenuhi persyaratan
integritas maka auditor internal
harus memenuhi kode etik yang
ditetapkan, Dengan memenuhi
kode etik ini, diharapkan para
auditor akan tetap jujur, objektif
dan cermat. Selain ity auditor juga
diharapkan loyal kepada yang
member tugas, tidak melakukan
tindakan yang tidak terpuji, atau
terlibat dalam pertentangan
Eais! Jul 2005kepentingan yang dapat
re Psu uy
He rae
Peer ee cael
Hedi een
Pace
cute Sa itcuses
ce Cran a
Crete c
CoM a Cue Orit
ene ec ucur items
Ce CU a Lc)
Pitre "
Proses pengawasan dilakukan
Pree carte ete eer
Pate ison uuu
Ceo e me cul
PO iCaee ae e ty
prinsip-prinsip agar tugas
eee chee toy
Ce ees
Peace nae
Neuer ecm)
membantu pemerintah
SU ua!
ekeemnerd praktek id
Kadang kala auditor internal
Sree)
CUE Nepstar a Or)
etic ey
Untuk itu auditor internal perlu
‘meningkatkan kualitas kerjanya
a eeu
cue Neue
COS ttapeeenn ey
eee ee p Ere
Rec Le Lelie Us
COLNE S Ar
ieee eu
eed
Lieu riety
See areaiea)
eu cues
eT
Breton eg ecoruy
Reel
tugasnya di bidang audit harus
ae ve Lae
eu UN eu i co
Cee ein acc rcs
eed
rs
Pun er ec
PU UMC aCu tN!
linarapkan_mempunyal
eect Pune
Ceti URIs
Meu
Pee Oe ue
teeny eeu tog!
CRIRUn ea
Ce es MeCN
Rt ue ieaic ur
CU acur us
ROCA cia NS
een Rue tes
ae
een Mew heme c
ee uum n T
dimiliki oleh seorang auditor
CCU Cau ne
Poteau
eet cs
Eee eh
Preece Wo
Pt ACD NC ey
CMe necalog
akan memasang sikap
ae acura Led
Pe mote
Doe ab Cush Td
Cee ee MU IE
(auditan).
a
Cee eee
Ree ekrL sy
Cure ay
ERC cu el
Pe eae aea Cuart)
[eeu gg
CU CL}
akan diaudit. Disamping itu
PU Umer mutt
diperoleh dengan cara-cara
NEP um ats
Ce Co Une)
eT
ggup menyimpan
rahasia atas informasi yang
ena TPO TEO eg
asikan
Dalam segala hal yang
PICU Ein ule aus
ere MET)
Peele)
oan treet
eae at ec
Crue
Coes
SP el ogee tee
Wau)
prinsip-prinsip sebagai auditor
Pg ae eo
Dee ei
CeCe ice cul
eT ons
PaCS
ue Rr aes
mencapai tujuannya dengan
Peat ee eee NEI e
sistematik dan ilmiah serta
She UCIT
CL oe
Pu eut ae ue
pee UC CUU
Cee ee
Darwis.Tambunan)
LO
4, Arie Soelendro (2003)
Bacau tes
PCr
POE Us
Dee Cru
PE ee ee Bogor
ETE aR Ol Ee
Sada LeU
eee eu ot ee
Feu)
3. Binsar H. Simanjuntak (2003)
Doar a
reid
reyMenyikapi Era Teknologi Informasi
Perusahaan di Indonesia tidak
banyak yang mampu
mengantisipasi kemajuan
teknologi komunikasi informasi
dan seringkali terpaku pada
menjalankan usaha tradisional
walaupun menggunakan
perangkat teknologi canggih di
perusahaannya. Karena itu,
seringkali kita merasa jengkel
mendengar kalau teknologi
informasi seharusnya
menfasilitasi kemajuan, tetapi
pada dasarnya mereka yang
berbicara mengenai masalah ini
tidak pernah memikirkan secara
serius aplikasi secara nyata di
lapangan (Kompas, 18 April
2005)
Akibatnya adalah investasi yang
ditanamkan cukup besar untuk
sarana teknologi informasi (Tl),
tetapi pemanfaatannya belum
menyentuh dasar dari Sistem
Informasi Manajemen.
Selain itu masih sering dijumpai
ada fasiltas akses internet ya
digunakan lebih banyak untul
melihat situs-situs yang tidak
ada kaitannya dengan bisnis
Perusahaan, jadi jangan heran
melihat pegawai selalu kelihatan
sibuk dan tekun di depan
komputer namun_ tidak
menghasilkan apa-apa buat
perusahaan. Keuntungan
komputer antara lain adalah
menyederhanakan dan
mempercepat pekerjaan yang
kompleks, meningkatkan
akurasi, | mempercepat
pemutakhiran data dan akses
informasi, mengotomatisasi
Halaman 10
pekerjaan_berulang,
menediakan informasi bagi
pembuat keputusan,
memungkinkan_ instansi
mengembangkan ruang lingkup
kegiatannya, mempersingkat
proses administrasi, dan
membuat laporan tepat waktu
tanpa harus berulangkali
mengumpulkan data. Tetapi
perlu diingat keterbatasannya
adalah tidak dapat
mendefinisikan masalah, tidak
dapat membuat keputusan,
tidak dapat memikul tanggung
jawab, tidak dapat menetapkan
target, tidak dapat membuat tim
lebih terorganisir, hardware dan
software harus Sesuai dengan
kebutuhan, dan memeriukan
biaya yang tidak hanya sekall.
Selain itu kolaborasi kerja
‘elektronik juga cenderung masih
‘susah dibangun terutama antara
unit-unit teknis yang secara
tradisional terbiasa dikelola
secara mandiri dan terpisah-
pisah. Dalam hal ini perubahan
interkoneksi manual ke
interkoneksi elektronik
mengalami hambatan psikologis
yang tidak mudah dijembatani.
Definisi Sistem Informasi
Manajemen menurut Raymond
Mc.Leod jr : Suatu sistem
berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai dengan
kebutuhan serupa. Para
pemakai biasanya membentuk
Suatu entitas organisasi formal.
Informasi menjelaskan
perusahaan atau salah satu
sister ulamanya mengenai apa
yang telah terjadi di masa lalu,
apa yang sedang terjadi
sekarang dan apa yang mungkin
terjadi Aiea Nesaeincricel
tersebut tersedia dalam bentuk
laporan_ periodik, laporan
khusus, dan output dari simulasi
matematika. Output informasi
digunakan oleh manajer
maupun non manajer dalam
perusahaan saat mereka
membuat keputusan untuk
memecahkan masalah.
‘Ada beberapa kunci kesuksesan
dimana perusahaan bisa
mendapatkan hasil optimal dari
digitalisasi/komputerisasi,
namun yang paling penting
adalah perubahan pada mind-
set setiap pihak yang terlibat,
bahwa digitalisas/komputerisasi
akan menggiring pada akurasi
data dan informasi sekaligus
juga transparansi. Oleh karena
itu sikap yang terbuka pada
perubahan, keinginan tahu serta
kemauan untuk belajar menjadi
sangat penting.
Beberapa kendala (barrier)
pengembangan TI. Pertama
hambatan organisasi
(Organizational Cooperation’s)
yaitu hambatan karena masih
adanya kebiasaan unit yang
terbiasa dalam sistem sendiri
dan tertutup untuk membuka diri
dan berbagi informasi dengan
unit lain dalam organisasi.
Kedua hambatan manajemen
(Political Support) yaitu
hambatan karena kebijakan
manajemen tidak mendukung
secara berkesinambungan.Ketiga hambatan dana yaitu
besamya investasi yang perlu
ditanamkan terutama pada saat
awal, angkanya sken kelihatan
labih, besar lagi bila
dibandingkan foam sil awal
yang belum seberapa. Kearapat
hambatan legalitas (Legal
issues) dimana dalam beberapa
hal legalitas dokumen elektronik
masih belum mendapatkan
kepastian hukum. Kelima
hambatan perubahan budaya
dan kemampuan SDM (Culture
Change and Skil and knowledge
deficits) yaitu hambatan karena
perubahan manual kearah
elektronik dipengaruhi budaya
kerja serta kemampuan dan
pengetahuan SDM. Hambatan
yang terakhir akan bisa dilalui
dengan proses sosialisasi dan
pembelajaran yang terus-
menerus serta komitmen yang
sungguh-sungguh tentunya.
Secara organisasional poros
persoalan sebenamya bertumpu
pada political support.
Manajemen yang komit terhadap
TI akan menjadi pemimpin ke
arah perubahan sehingga
apapun tantangan yang ada
akan dapat dilewati. Dengan
kewenangan yang dimilikinya
eo Ur nag
Edisi Juli 2005
manajemen puncak dapat
menggerakkan organisasi
menjadi organisasi yang lebih
solid sehingga egoisme sektoral
dapat dijembatani. Dengan
pertimbangannya juga
manajemen dapat
mengalokasikan sumber daya
yang realistis bagi
pengembangan TI. Lebih jauh
lagi manajemen puncak sebagai
agent of change akan
menggiring komunitas
organisasi melewati hambatan
budaya dan secara bertahap
mengurangi skill and knowledge
deficits.
Namun_bagaimanapun
segalanya perl berproses, dan
proses tak jarang menimbulkan
gesekan. Inilah yang perlu
dicermati oleh para praktisi TI.
Bahwa penerapan TI perlu
diawali dengan pendekatan
interpersonal, bukanlah hal yang
aneh. Pengelolaan TI perlu
semacam “PR/humas" ?
Jawabnya adalah “ya”. Karena
sebelum segala perangkat keras
dan perangkat lunak
disambungkan, maka yang
pertama kali harus ‘nyambung’
adalah visi dan misi personal
yang akan menggunakan/
memanfaatkan interkoneksi
tersebut. Hal ini tentu menjadi
lebih penting lagi dalam hal
menghadapi hambatan
organisasi (organisation's
cooperation). Sehingga bisa
dikatakankan bahwa
keberhasilan penerapan TI
sangat ditentukan oleh
keberhasilan ‘PR’-nya.
Pada tahap berikutnya, saat
semua hambatan sudah dilalui,
maka tantangan terbesar yang
pasti menanti adalah bagaimana
menjaga kelangsungan hidup
sistem TI. Sekali sistem sudah
dibangun, maka ia harus dijaga,
bila tidak maka investasi yang
mahal akan menjadi percuma
dan sia-sia, yang pada gilrannya
untuk membangun kembali akan
menjadi semakin sulit dan
mahal. Sistem yang pasang
bongkar akan menimbulkan ime}
buruk yang harus dibayar
dengan meningkatnya
hambatan yang harus dilalui.
Di samping adalah gambaran
fluktuasi cost dan benefit
pembangunan_teknologi
informasi. Pada awalnya
mungkin sulit, karena biaya
investasi terasa besar, ditambah
dengan krisis moral (hambatan
psikologis), namun pada
akhimya bila tahapan-tahapan
3a dilewati, terlihat bahwa
ya (cost) akan semakin kecil
dan manfaat (benefit) yang
didapatkan semakin optimal
Manfaat yang optimal ini dapat
diukur dari kemudahan,
kecepatan, dan akurasi data
(Irhama HWT, S.Si)
Pustaka :
4. Jr Raymond Mc Leod, Sistem
informasi Manajemen : Stidi Sistem
Informasi Berbasis Komputer,
Jakarta, 1996
Halaman 11INTERAKSI ANTARA TELITROMISIN DAN WARFARIN :
SUATU DUGAAN
Halaman 12 Edisi Juli 2005