You are on page 1of 9

STUD1 TENTANG JAMU PELANGSING DAN BEBERAPA FAKTOR YANG

BERPENGARUHTERHADAPPERUBAHAN BERATBADAN
Lestari Handayani, Suharmiati, Didik Budijanto

ABSTRACT
The study on herb medicine to reduce the body weight of obese women focus on the factors
related (age, frequencies of taking herb medicine and relative body weight) has been done. 63
obese patients at a traditional clinic who took herb medicine were included to be the research
samples. Data used were collected by researchers from medical record.
The result found that less than 30 years old women group and 31 to 50 years old women
group has chance 24.6 and 11.3 times to reduce their body weight compared with more than 50
years old women group. While women who took herb medicine for more than 2 months (1 bag per
day) has chance 6.6 times to reduce their body weight compared with one month or less as well.
There is no significant evident that relative body weight has impact to body weight reduction.
Consider to factors related, the multiple logistic regression method used to formulate the probability
of reduction body weight.
The study conclution: The herb medicine has effect to the body weight reduction as well as
the age group, neither nor the relative body weight. Theprobability of reduction body weight might
be measured regard to formula created. The study recommended to developt a clinical trial to find
out the effectiveness of the herb medicine on body weight reduction.

Key words: traditional medicine; body weight gain sliming


PENDAHULUAN
Kegemukan
atau
obesitas
merupakan masalah yang menjadi
sorotan pada dewasa ini. Kegemukan
menyebabkan
resiko
terhadap
kemungkinan terserang jantung koroner,
Diabetes Mellitus yang akan meningkat
dibanding dengan orang berberat badan
normal. Disamping resiko penyakit,
kegemukan akan mempengaruhi
penampilan seseorang. Faktor terakhir ini
terutama yang menyebabkan orang

dengan berat badan berlebih berupaya


dengan berbagaijalan untuk menurunkan
berat badan. Salon-salon di kota besar
banyak dikunjungi ibu-ibu maupun remaja
putri untuk mendapat pelayanan
Ada berbagai cara pengukuran untuk
menetapkan kegemukan antara lain
dengan ketebalan lipatan kulit, perkiraan
relatif berat badan terhadap tinggi badan.
Kegemukan berdasar perkiraan relatif
berat badan terhadap tinggi badan dapat
diukur dengan rumus sebagai berikut:

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5 . No. 2 Desember 2002: 139-147


Berat badan (kg)

Tinggi badan (cm) 100

100%

Relatiiberat badan terhadap tinggi badan


dapat digunakan untuk pengelompokan
sebagai berikut:
Berat badan normal
90-110%
Overweight
110-120%
Obesitas ringan
121-140%
Obesitas sedang
141-160%
Obesitas berat
2 161

BAHAN DAN CARA


Studi ini mempelajari pengaruh usia,
derajat kegemukan dan jumlah jamu yang
diminum terhadap perubahan berat
badan.

23
TI
Usia

Kegernukan

melangsingkan tubuh. Berbagai


tehnik melangsingkan tubuh ditawarkan
antara lain dengan mandi uap, pijat
refleksi, akupunktur dan masih banyak
tehnik lagi dan biasanya disertai dengan
obat-obatan atau jamu.

Secara garis besar sesuai dengan


penyebab terjadinya kegemukan
diketahui ada empat cara terapi
kegemukan yaitu terapi diit atau gizi,
farmakologi, bedah dan pendekatan
psikiatri. Terapi farmakologi atau obat
obatan dengan tujuan menekan nafsu
makan telah dipenuhi dengan tersedianya
obat-obatan kimia di apotik dan toko obat.
Disamping obat modernlkimia telah
dikenal obat tradisional yang dikatakan
dapat digunakan untuk melangsingkan
tubuh atau dengan kata lain menurunkan
berat badan. Meskipun cara kerja jamu
masih belum banyak terungkap namun
jamu jenis ini banyak diminati dan telah
beredar dalam berbagai merek dagang.
Jamu menggunakan bahan baku
tumbuhan obat, banyak jenis tumbuhan
yang dikatakan dapat digunakan untuk
melangsingkantubuh diantaranyaadalah
daun Jati Belanda.
Studi ini mempelajari sejauh mana
pengaruh jamu "pelangsing" terhadap
perubahan berat badan pasien. Karena
diketahui bahwa perubahan berat badan
dipengaruhi berbagai faktor maka studi ini
juga menyertakan faktor usia serta berat
badan sebagai faktor yang diduga
mempengaruhi perubahan berat badan
selain jamu yang diminum. Dengan studi
ini diharapkan dapat diinformasikan
sejauh mana jamu mempengaruhi
perubahan berat badan sehingga dapat
dikembangkan untuk penelitian yang
lebih mendalam.

Studi tentang Jamu Pelangsing (Lestari Handayani ef a/)

FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP
PERUBAHAN BERAT BADAN
Secara teoritis diketahui ada
beberapa
faktor
yang
dapat
mernpengaruhi kegemukan yaitu faktor
genetik, rnetabolik, hormonal, iatrogenik,
aktivitas fisik, psikologik serta ekonomi,
sosial dan politik. Masing-masing faktor
mernpunyai peran dalarn proses
terjadinya kegemukan sehingga
diharapkan dengan mempengaruhi
faktor-faktor tersebut dapat digunakan
untuk rnenangani kasus kegemukan.
Data yang diperoleh dianalisa secara
deskriptif untuk melihat gambaran
keadaan sampel penelitian secara umum
serta secara analitik dengan menggunakan metode logistik regresi untuk
mengetahui pengaruh ketiga faktor
terhadap perubahan berat badan.

HASlL DAN PEMBAHASAN


Berat badan dikelompokkan menjadi
dua, pertama adalah kelompok berat

badan menurun dan kelompok dua


adalah berat badan tefap atau meningkat.
Perubahan berat badan dianalisa dengan
rnelakukan tabulasi silang terhadap
faktor-faktor yang dipelajari.
Usia terhadap perubahan berat badan
Usia sampel penelitian berkisar
antara 21 tahun sampai 60 tahun.
Dilakukan pengelornpokan sebagai
berikut:
Kelompok I C 30 tahun
Kelompok 2 31-50 tahun
Kelompok 3 2 51 tahun
Sehingga diperoleh gambaran
perubahan berat badan dibanding
kelom pok usia sebagai beri kut
(Tabel 1).
Dari tabulasi silang ini diketahui
bahwa secara keseluruhan 54% terjadi
penurunan berat badan setelah
penggunaan jamu. Bila dilihat dari
kelompok umur tampaknya yang banyak
menggunakan jarnu pelangsing dari
kelom~okusia 31 SamPai 50 tahun Yang
meru~akankelom~okusia ~roduktif.

Tabel 1. Distribusi frekwensi perubahan berat badan tehadap kelompok usia (n = 63)

Buletin Penelitian Sistem Kesfthatan - Vol. 5. No. 2 Desember 2002: 139-147

Studi ini melihat faktor usia sebagai


gambaran dari aktivitas fisik seseorang
dengan perkiraan bahwa usia muda
mempunyai aktivitas fisik lebih tinggi
daripada usia tua sehingga diharapkan
pada usia muda penurunan berat badan
akan lebih mudah. Faktor jarnu
menggambarkan pemaparan jamu akan
mempengaruhi metabolisrne tubuh
sehingga penurunan berat badan dapat
terjadi. Dengan semakin banyak jamu
yang dikonsumsi diharapkan akan
diperoleh penurunan berat badan yang
lebih banyak. Derajat kegemukan
sebagai gambaran dari faktor genetik,
semakin tinggi derajat kegernukan diduga
akan rnempersulit turunnya berat badan
seseorang.
Data sekunder diambil dari catatan
pada kartu pasien di Laboratorium
Penefitian dan
Pengembangan
Pelayanan Pengobatan Obat TradisionalSurabaya. Data dikurnpulkan dari kartu
pasien yang berobat untuk menurunkan
berat badan. Dipilih pasien yang datang
dengan tujuan untuk menurunkan berat
badan dengan menggunakan jarnu dan
kebetulan seluruh pasien berjenis
kelamin wanita. Jamu yang digunakan
berisi tiga jenis simplisia yaitu Jati
Belanda (Guazuma ulmifolia), biji Klabet
(Trigonella foenum-gmecum Linn) dan
seluruh tanaman Meniran (Phyllanthus
nirun). Jamu diberikan dalam takaran
tertentu dalarn bentuk serbuk kecuali biji
Kalabet, dalam satu kantong plastik untuk

direbus dan digunakan dengan dosis satu


kantong per hari (diminum dua kali
setengah gelas). Pei-tjelasantentang diit
hanya diberikan secara garis besar yaitu
mengenai makanan yang seharus
dihindari dan yang boleh dikonsumsi
secara terbatas atau bebas. Data yang
rnemenuhi kriteria tersebut sejumlah 63
dari status pasien pada tahun 1993
sampai dengan Mei 1997.
.
Data berat badan sebelum (pre) dan
sesudah (post) pengobatan dilihat dari
catatan berat badan sebelum rnenerima
pengobatan dan terakhir menerima
pengobatan. Data usia diperoleh dari
catatan umur menurut pengakuan pasien.
Data tinggi badan dan berat badan pada
awal penelitian digunakan untuk
mengetahui persentase relatif berat
badan terhadap tinggi badan. Jumlah
pemakaian jamu selama pengobatan
dihitung dari data pemberian jamu yang
dapat diidentikkan dengan lama
mengkonsumsi jamu dalarn satuan hari,
yang kebanyakan rumah tangga.
Kernungkinan mereka tergolong
kelornpok usia rnenengah yang
rnempunyai kecenderungan mengalami
mencemaskan kondisinya tersebut. Bila
dilihat penurunan berat badan untuk
masing-masing kelompok, tampaknya
usia di atas 50 tahun yang terbanyak
menurun berat badannya disusul
kelompok usia 31 sampai 50 tahun dan
paling kecil kelompok usia 30 tahun atau
kurang.

Stud1 tentang Jarnu Pelangsing (Lestari Handayani ef a / )


Derajat kegemukan terhadap
perubahan berat badan
Derajat kegemukan dihitung dengan
rumus relatif berat badan terhadap tinggi
badan seperti yang ditampilkan di atas.
Dilakukan pengelompokan sebagai
berikut:
Kelompok I E 120%
Kelompok 2 121-140%
Kelompok 3 141-160%
Kelompok 4 3 160%
Dalam pengokuran berat badan
terhadap tinggi badan, dari data diperoleh
angka terkecil 101% dan terbesar 192%.
Dilakukan tabulasi silang antara
perubahan berat badan terhadap
kelompok derajat kegemukan seperti
terlihat pada tabel 2 berikut.
Tabel di bawah menunjukkan bahwa
kelornpok terbanyak adalah yang
tergolong kelompok 1 dan mengecil
secara berurutan sampai kelompok 4. Bila
dibandingkan menurut masing-masing
kelompok, tampaknya kelompok
overweight persentasenya paling kecil

dalam penurunan berat badan dan


semakin meningkat pada kelompok 2
sampai kelompok 4. Tampaknya ada
kecenderungan semakin berat obesitas,
semakin mudah terjadi penurunan berat
badan. Hal ini kemungkinan terjadi
karena faktor lain misalnya kepatuhan
melaksanakan pembatasan konsumsi
makanan.
LamalJumlah J a m u y a n g Diminum
terhadap Perubahan Berat Badan
Jumlah jamu yang diminum sama
dengan
jumlah
hari
selama
mengkonsumsi jamu. Lama minum jamu
dikelompokkan sebagai berikut.
Kelompok 1 C 30 hari (1 bulan)
Kelompok 2 31-60 hari
Kelompok 3 E 61 hari
'

Data yang diperoleh menunjukkan


bahwa lama minum jamu terpendek
selama 7 hari dan terlama selama 189
hari. Dari data lama minum jamu
dilakukan tabulasi silang terhadap
perubahan berat badan seperti yang
terlihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 2. Distribusi frekwensi perubahan berat badan terhadap kelornpok derajat kegernukan
(n = 63)
Perubahan
Berat Badan

Kelornpok 1

Menurun

11
47,8%

Tetaplrneningkat

13
52,2%
24
38,1%

Total

Derajat kegernukan
Kelornpok 2 Kelornpok 3 Kelornpok 4
11
50 0%
11
50,0%
22
34,9%

9
69 2%
4
30,8%
13
20,6

3
750%
1
25,0h
4
6,3%

total
34
54,0%
29
46,0%
63
100%

Buletin Penelitian S~stemKesehatan - Vol. 5. No. 2 Desernber 2002: 139-147

Tabel 3. Distribusi frekwensi perubahan berat badan terhadap kelornpok lama rninurn jarnu
(n = 63)

Dari tabel di atas diketahui bahwa


kelompok terbanyak adalah yang
mendapat pengobatan selam 30 hari atau
kurang dan semakin sedikit pada
kelompok pengobatan yang semakin
lama. Bila dilihat pada masing-masing
kelompok terlihat bahwa kelompok 2
dengan pengobatan selama 31 sampai
60 hari yang terbanyak menurun berat
badannya disusul kelompok 1 dan
terakhir kelompok 2. Penurunan berat
badan yang semakin lambat pada
kelompok 3 mungkin disebabkan mulai
tidak teratumya minum jamu (tidak rutin
setiap hari) karena pada penelitian ini
tidak diperhatikan tentang kepatuhan
minum jamu.

Pengaruh Usia, Derajat Kegemukan


dan Lama Minum Jamu terhadap
Perubahan Berat Badan
Dengan menggunakan analisa
statistik regresi logistik multipel dikaji
tentang pengaruh ketiga faktor terhadap
perubahan berat badan dan dihitung pula
peluang (probabilitas) untuk terjadi

penurunan berat badan dengan


menggunakan model sebagai berikut:

P : Probabilitas terjadi perubahan


berat badan
X, : Usia
X, : Derajat kegemukan
XJ : Lama minum jamu.
Oleh karena jenis data variabel usia,
derajat kegemukan dan lama minumjamu
adalah katagori maka dilakukan kontras
(pembuatan variabel dummy) pada faktor
usia dengan indikator pembanding adalah
kelompok 3, faktor derajat kegemukan
dengan indikator pembanding kelompok
4 dan faktor lama penggunaan jamu
dengan indikator pembanding adalah
kelompok 1.
Diperoleh hasil bahwa model
tersebut di atas memprediksi secara
benar perubahan berat badan akan tetap
atau meningkat sebesar 85,29%

Studi tentang Jarnii Pelangsing (Lestari Handayani et a / )

sedangkan prediksi bahwa berat badan


akan menurun sebesar 37,93% dan
secara keseluruhan memprediksi secara
benar sebesar 63,49%.
Kebenaran

aI
Keselumhan

37,93%
63,49%

Dari hasil analisa ini dengan odd ratio


dapat dikatakan bahwa (lihat tabel 4 di
bawah):
I Usia 30 tahun atau kurang
mempunyai kemungkinan untuk
menurunkan berat badan sebesar
24,6 kali dibandingkan dengan umur
di atas 50 tahun.
2. Usia 31 sampai 50 tahun mempunyai
kemungkinan untuk menurunkan
berat badan sebesar 11,3 kali
dibandingkan umur di atas 50 tahun.

3.

Pengguna jamu selama lebih dari 60


hari mempunyai kemungkinan untuk
menurunkan berat badan sebesar
6,6 kali dibanding pengguna jamu
selama G 30 hari.

Untuk
mengetahui
peluang
seseorang dengan usia, derajat
kegemukan dan lama penggunaan jamu
tertentu sesuai kelompok yang ditentukan
dalam model di atas dapat digunakan
rUmUS sebagai berikut:
,(,=

,+e - ( ~ + P ~

X I + P 2 ~ 2+ 8 3 ~ 3+ P a x 4 + P s X S

Keterangan:
X, : Umur ( I )
X, : Umur (2)
X, : Lama (1)
X, : Lama (2)

+P~x~+PIxI)

X,: Gemuk (1)


&: Gemuk (2)
X:, Gemuk (3)
Constant: a

Contoh:
Seorang wanita berusia 41 taun
dengan tinggi badan 154 cm dan berat

Tabel 4. Pehitungan variabel dengan logistik regresi

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 5. No. 2 Desember 2002: 139-147


badan72 kg serta minumjamu selama 45
hari. Dihiing peluang untuk menurunkan
berat badan. Wanita tersebut termasuk
kelompok umur (2), derajat kegemukan
(133%) kelompok gemuk (2),dan minum
jamu kelompok lama (2) sehingga dapat
dihitung peluang penurunan berat badan
adalah:

kali dibanding yang minum jamu selama


satu bulan atau kurang. Sedangkan berat
badan relatif tidak mempengaruhi
perubahan berat badan. Dengan rumus
yang ditemukan dapat dihitung peluang
seseorang dalam menurunkan berat
badan dengan memperhatikan faktorfaktor yang dikaji.

Jadi wanita tersebut mempunyai


peluang berat badan turun sebesar99,9%

Dari hasil penelitian ini disarankan


dilakukan penelitian klinik lebih lanjut
sehingga diperoleh inforrnasi yang lebih
baik tentang efektifitas jamu "pelangsing"
yang dianalisis dalam studi ini.
-

KESIMPULAN DAN SARAN


Studi ini menyimpulkan bahwa
dengan model analisis pengaruh faktor
usia, lama minum jamu "pelangsing" dan
derajat kegemukan terhadap perubahan
berat badan menunjukkan bahwa lama
minum jamu dan usia mempunyai
pengaruh terhadap perubahan berat
badan. Besar pengaruh usia terhadap
perubahan berat badan menunjukkan
bahwa wanita dengan usia 30 tahun atau
kurang dan antara 31 sampai 50 tahun
akan mempunyai kemungkinan 24,6 dan
11,3 kali untuk menurunkan berat badan
dibandingyang beruasia di atas 50 tahun.
Pengguna jamu selama lebih dari dua
bulan mempunyai kemungkinan untuk
menurunkan berat badan sebanyak 6,6

DAFTAR PUSTAKA
Handayani,Lestari. 1994. PenangananKasus
Obesitas Anak Melalui Program Usaha
Kesehatan Sekolah. Medika No. 11
Tahun ke XX, Nopember 1994.
p. 49-53.
Lomax JW. 1989. Obesity. Comprehensive
Textbook of Psychiatry 5h ed., Vol. 2,
Baltimore: William and Wilkins:
p. 1179-86.
Mardisiwojo,

Sudarman,

Harsono

Rajakmangunsudarso. 1975. CabePuyang. Warisan Nenek Moyang.


Jakarta: Karya Wreda.

Studi tentang Jarnu Peiangsing (Lestar~Handayani ef a / )


Pusat Penelitian Kesehatan. Lembaga
Penelitian Universitas Indonesia.
Aplikasi Regresi dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta.
Setia U D . Obesitas dan Penatalaksanaan
Difokuskan pada Aspek Psikiatri
Liaison. Jiwa. Indonesia Psychiatric
Quarterly. Tahun XXVll No. 3 ,
September 1994. p. 85-100.

Soegih R.1992. Obesitas Ditinjau dari Segi


Gizi. Sirnposiurn "Management of
lverweight the 90's" Jakarta: PAPDl
Cabang Jakarta dan IDAGI. Wayne, W
Danie1.1995. Biostatistics:a Foundation
for Analysis in the Health Sciences.
Sixth Edition. Willey Series in Probability
and Mathematical Statistics Applied.
p. 483-91.

You might also like