Professional Documents
Culture Documents
Kata Pengantar
Kegiatan
praktikum
ini
meliputi
pengamatan
morfologi
dan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PHYLLUM COELENTERATA
Secara umum Coelenterata atau sering disebut juga Cnidaria adalah
hewan berbentuk karang, menyerupai bunga mawar, dan hewan yang
melayang-layang di laut sebagai parasut seukuran mangkung/piring.
Filum Coelenterata adalah kelompok hewan yang berongga yang tidak
bertulang belakang Nama Coelenterata diambil dari bahasaYunani yaitu
coeleon berarti berongga. Coelenterata hanya mempunyai rongga sentral
yang disebut coelenteron atau rongga gastrovaskuler, yaitu tempat
terjadinya
pencernaan dan
pengedaran
sari-sari makanan.
coelenterata hanya
memiliki
tiga
Schypozoa
(Aurelia sp.)
(Anemonlaut,
koralbatu,
(SakrinaldanSinta, 2009)
koralkapur,
kelas
dan
yaitu
dan
Hydrozoa
kelas
metridium
Filum
Anthozoa
marginatum)
bawah
tubuhnya
yang
cekung.
Berenang
dengan
Gambar 1. Polip
Gambar 2. Medusa
bunga
ini
merupakan
golongan
Spesies
: Aurelia sp.
c. Hydrozoa
Dalam praktikum avertebrata air kali ini, kami memakai sampel
spesies identifikasi berikut ini:
Klasifikasi (Suwignyo,1989)
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Hydroida
Genus : Obelia
Spesies : Obelia sp
Peranan coelenterata bagi manusia dan ekosistem:
Sumber makanan, ex. Aurelia sp.
Hiasan dalam akuarium
Membentuk terumbu karang, untuk pariwisata dan habitat berbagai
macam ikan
Daftar Pustaka
(Romimohtarto, K dan Juwana Sri. 2009. Ilmu Pengetahuan Tentang
Biologi Laut Djambatan. Jakarta)
Suwignyo. 1989. Avertebrata Air. Bogor: Lembaga Sumberdaya dan
Informasi. IPB
PHYLLUM ANNELIDA
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah
kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan
Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki
rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang
struktur tubuhnya paling sederhana. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas
dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk
manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan
juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup
diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Bentuk tubuh annelida simetris
bilateral yang seluruh tubuhnya dilapisi oleh kutikula. Segmen tubuhnya tidak
hanya dibagian luar, tetapi juga disebelah dalam. Antara satu segmen dengan
segmen lainnya terdapat sekat yang disebut septa. Setiap segmen memiliki alat
reproduksi, alat ekskresi, otot dan pembuluh darah. Antara ruas yang satu dengan
yang lainnya berhubungan sehingga terlihat bentuk seperti cincin yang
terkoordinasi,segmentasi yang demikian disebut metameri. (Maskoeri. 1992)
Phylum annelida terbagi menjadi 3 kelas, yaitu polychaeta,oligochaeta,hirudinea
1. Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly=banyak, chaetae=rambut
kaku) merupakan annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan
menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor
palpus. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut
parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Fungsi
parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah
halus sehingga
dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki
rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin. Kebanyakan Polychaeta
hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae. Parapodia adalah kaki seperti
dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat
pernafasan. Setae adalah bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu
polychaeta melekat pada substrat dan juga membantu mereka bergerak. Contoh
Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna
cerah. Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa
sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).(Horst,
1904)
Ciri-Ciri PolyChaeta :
Berambut banyak
Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.
(Sumber: blogg.vm.ntnu.no)
Gambar 3. Eunice viridis (cacing palolo)
: Animalia
Filum
: Annelida
Kelas
: Polychaeta
Ordo
: Eunicaida
Famili
: Eunicidae
Genus
: Eunice
Spesies
: Eunice viridis
(Gray, 1840)
2.
Kelas Olygochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo=sedikit, chaetae=rambut kaku)
merupakan annelida yang berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki
parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Cacing dalam
kelas ini tubuhnya bersegmen, panjang tubuh antara 10 sampai 25 cm. Tempat
Olygochaeta di darat atau di air tawar. Tiap segmen tubuhnya terdapat sedikit
setae, tanpa parapodia. Mulutnya terdapat di ujung anterior, anus di ujung
posterior. Saluran pencernaannya terdiri dari mulut dan esofagus, tembolok
(ingluvies), lambung tebal, usus halus-anus. Bagian dorsal usus halus cacing ini
terdapat lipatan internal yang disebut tiflosol. Pada esofagusnya terdapat tiga
pasang kelenjar berkapur. Pernapasan pada Olygochaeta secara difusi melalui
permukaan tubuh yang dilapisi kutikula saat basah. Peredaran darahnya tertutup
(tubuler) dengan lima pasang jantung berotot, pembuluh darah dorsal dan
pembuluh darah ventral. Contoh Oligochaeta yaitu Moniligaster houtenil (Cacing
Hermafrodit
(Sumber: images.slideplayer.com.br)
Gambar 4. Tubifex sp. (cacing rambut)
: Animalia
Filum
: Annelida
Kelas
: Oligochaeta
Ordo
: Haplotaxida
Famili
: Tubifisidae
Genus
: Tubifex
Spesies
: Tubifex sp.
(Gusrina,2008)
3.
Kelas Hirudenia
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Cacing anggota
kelas ini biasanya hidup sebagai parasit atau bahkan predator. Tubuhnya pipih
dorsiventral, Tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya,
mempunyai alat isap anterior dan posterior. Mulut terdiri atas tiga buah rahang
dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Pada anterior dan posterior terdapat alat
pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Pada tubuh cacing ini
menghasilkan zat anti koagulan, darah yang diisap dapat mencapai 3 kali berat
tubuhnya, dan baru habis dicerna setelah 3 bulan. Saluran pencernaannya terdiri
dari mulut (alat isap)-lambung, usus, rektum, anus. Respirasinya secara difusi
melalui seluruh permukaan tubuh. Sistem sarafnya tangga tali, ganglion ventral
lebih jelas, ganglion serebral lebih kecil. Alat ekskresinya berupa nefridia,
terdapat pada ruas ke-7 sampai ruas ke-23.Contohnya: Hirudo medicinalis
(lintah), Haemadipsa (pacet).
Ciri-Ciri Hirudenia :
(Sumber: www.nsf.gov)
Gambar 5. Hirudo medicinalis (lintah)
: Animalia
Filum
: Annelida
Kelas
: Clitellata
Ordo
: Haplotaxida
Subkelas
: Hirudinea
Genus
: Hirudo
Spesies
: Hirudo medicinalis
(Linnaeus, 1758)
Bentuk tubuhnya simetris bilateral, tubuh dilapisi kutikula. Tubuh tersusun
wawo). Selain itu cacing tanah dapat menggemburkan tanah dan membuat lubanglubang di tanah sehingga terjadi aerasi. Dengan demikian oksigen dapat masuk ke
dalam tanah. Cacing tanah dapat pula menghancurkan sampah sehingga dapat
membantu pengembalian mineral dalam ekosistem tanah.Selain itu cacing tanah
dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan, bahkan sekarang cacing tanah
digunakan sebagai obat dan untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Hirudinea
medicinalis dapat menghasilkan zat hirudin yang berguna untuk zat anti koagulasi
(anti pembekuan darah). Sedangkan kelompok Annelida yang merugikan yaitu
pacet
yang
dapat
menghisap
darah
manusia
atau
vertebrata
lainnya.
(Edward,1977)
Daftar Pustaka
Edward CH, Lofty JR. 1977. Biology of earthworm. London Chapman and Hall.
John Wiley & Sons. New York.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.
Mandila, S.P. dan Hidajati. N, 2013. Identifikasi Asam Amino Pada Cacing Sutra
(Tubifex Sp.) yang Diekstrak Dengan Pelarut Asam Asetat dan Asam Laktat.
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1.
Marshall, A.J., 1972. Textbooks of Zoology Invertebrata. The Mac Millan Press
LTD. London.
Sugiri, N., 1989. Zoologi Avertebrata II. IPB. Bogor.
http://blogg.vm.ntnu.no/ diakses pada tanggal 21 November 2015 pukul 19.16
WITA
zonaikan.files.wordpress.com diakses pada tanggal 21 November 2015 pukul
20.21WITA
PHYLLUM MOLLUSCA
Mollusca
molis
Mollusca yang umum dikenal ialah siput, kerang dan cumi-cumi. Anggota dari
filum mollusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat beragam, dari
bentuk silindris seperti cacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang,
sampai bentuk hampir bulat tanpa kepala dan tertutup dua keeping cangkang
besar. Tapi,ada juga yang bentuk tubuh mollusca simetri bilateral, tertutup mantel
yang menghasilkan cangkang dan mempunyai kaki ventral. Secara umum,
anggota filum mollusca mempunyai cangkang yang tersusun oleh kalsium
karbonat yangdigunakan untuk melindungi tubuhnya (Aslan dkk , 2008).
Bertubuh lunak dan tidak beruas, multiseluler, lunak, simetri bilateral,
triploblastik. Sebagian besar mempunyai cangkok dari zat kapur, mantel Tubuh
simetri bilateral, tidak bersegmen, kecuali pada monoplacophora. Memiliki kepala
yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Coelom mereduksi,
dinding tubuh tebal dan berotot. Memiliki kaki berotot yang secara umum
digunakan untuk bergerak. Lubang anus dan ekskretori umumnya membuka
kedalam rongga mantel. Ovum berukuran kecildan mengandung sedikit kuning
telur. Organ ekskresi berupa ginjal yang berjumlah sepasang atau terkadang hanya
berjumlah satu buah, ginjal berhubungan dengan rongga perikandrium. Memiliki
saluran peredran darah dan jantung. yang terdiri atas aurikel dan ventrikel.
Berdasarkan bentuk tubuh mollusca dibagi menjadi 5 kelas :
1. . Kelas Polyplacophora atau Amphineura
Polyplacophora adalah kelas dari
anggota hewan
tak
bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Mollusca. Contoh yang terkenal dari
kelas
ini
adalah Chiton
sp..Chiton sp
termasuk
dalam
kelas
bagian kepala. Kelas ini merupakan kelas dengan tingkat evolusi tertinggi
di antara Mollusca. Tubuh simetri bilateral dengan kaki yang terbagi
menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap dan system saraf
yang berkembang baik berpusat di kepala. Kelompok ini memiliki badan
lunak dan tidak memiliki cangkang tebal seperti kelas lainnya. Mantelnya
menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk kerah yang longgar di dekat
leher (Romimohtarto, 2007). Contoh: Loligo sp (cumi-cumi), Octopus sp
(gurita), Sepia sp dan Nautilus sp
3. Scaphopoda
Hewan-hewan yang termasuk dalam kelas Scaphopoda menghabskan
kehidupan dewasanya dengan membenamkan diri diri dalam pasir.
Mereka makan dengan cara menyaring organism kecil yang ikut brsama
aliran air melalui lubang di ujung cangkang yang muncul keluar dari pasir
(Kimball, 1999). Contoh: Detalium entale
4. Bivalvia
Selain sebutan Pelecypoda ada sebutan untuk kelas ini, yaitu jika
insangnya
berlempeng-lempeng
disebut
Lamellibranchiata;
jika
(Sumber: http://fl.biology.usgs.gov)
Gambar 6. Perna viridis
Klasifikasi
Kingdom
Filum
Kelas
Upakelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Moluska
: Bivalvia
: Pteriomorphia
: Mytiloida
: Mytilidae
: Perna
: Perna viridis (Linnaeus, 1758)
Kerang Darah
(Sumber:http://www.conchology.be)
Gambar 7. Anadara granosa
Klasifikasi
Kingdom
Filum
Kelas
Upakelas
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Moluska
: Bivalvia
: Pteriomorphia
: Arcoida
: Arcidae
: Anadara
: Anadara granosa (Linnaeus, 1758)
di lapisan prismatik. Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada
tiram mutiara.
Cangkang dihubungkan oleh engsel elastis. Apabila cangkang terbuka,
maka kaki keluar untuk bergerak. Untuk menutup cangkang digunakan otot
transversal yang terletak di akhir kedua ujung tubuh di bagian dekat dorsal, yaitu
otot aduktor, anterior dan posterior.
Mantel terdapat di bagian dorsal. Mantel meliputi seluruh permukaan
dalam dari cangkang dan bagian tepi. Antara mantel dan tubuh terdapat rongga
yang didalamnya terdapat dua pasang keping insang, alat dalam dan kaki.
klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Subclass
: Caenogastropoda
Order
: Neogastropoda
Superfamily
: Conoidea
Family
: Conidae
Genus
: Conus
Species
: Conus ebraeus
Klasifikasi:
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Subclass
: Caenogastropoda
Order
: Neogastropoda
Superfamily
: Buccinoidea
Family
: Buccinidae
Genus
: Pollia
Species
: Pollia fumosa
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass : Caenogastropoda
Order : Neogastropoda
Superfamily : Olivoidea
Family : Olividae
Genus : Oliva
Species: Oliva textilina
Trochus nilotikus
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Subclass
: Vetigastropoda
Family
: Trochidae
Subfamily
: Trochinae
Genus
: Trochus
Spesies
:Trochus niloticus
Achatina
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Order
: Eupulmonata
Family
: Achatinidae
Genus
: Achatina
Spesies
: Achatina sp
Chichoreus capucinus
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Subclass
:Caenogastropoda
Order
: Neogastropoda
Family
: Muricidae
Subfamily
:Muricinae
Genus
: Chichoreus
Spesies
: Chichoreus capucinus
Conus terebra
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Subclass
:Caenogastropoda
Order
: Neogastropoda
Family
: Conidae
Superfamily
:Conoidea
Genus
: Conus
Spesies
: Conus terebra
Cypraea testudinaria
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Kelas
: Gastropoda
Subclass
: Caenogratropoda
Family
: Cypreaidae
Genus
: Cyprea
Spesies
: Cypraea testudinaria
Conus terebra
: Animalia
Phylum
: Mollusca
Class
: Gastropoda
Subclass
:Caenogastropoda
Order
: Neogastropoda
Family
: Conidae
Superfamily
:Conoidea
Genus
: Conus
Spesies
: Conus terebra
Daftar Pustaka
Phylum
terbesar
dari
kingdom
Animalia
adalah
phylum
arthropoda.Phylum ini memiliki jumlah spesies terbanyak dari phylum yang
lain.Arthropoda tersusun dari dua kata yaitu arthes : bersendi sendi dan poda :
kaki.Hewan yang termasuk dalam phylum ini umumnya mempunyai anggota
badan yang bersegmen segmen atau bersendi.
Anggota phylum arthropoda ini menempati semua habitat
perairan.Beberapa anggotanya ada yang seluruh hidupnya di perairan,namun juga
ada yang sebagian hidupnya di air dan dewasanya ada juga yang di darat.Dalam
pembahasan ini yang menempati perairan dalam seluruh siklus hidupnya adalah
kelas crustacea.
Kata crustacea berasal dari crusta yang berarti kulit atau cangkang yang
keras.Di alam terdapat sekitar 40.000 spesies ini yang mencakup jenis jenis
copepod,udang dan kepiting.Ukurannya bervariasi mulai dari 0,1 mm sampai 60
cm.Demikian juga dengan bentuk tubuh mulai dari panjang sampai yang
bulat.Sebagian besar hidup crustacea di laut,13% di air tawar dan 3% di darat
untuk filum crustacea,ada yang bersifat plankton.Ada juga yang bersifat
benthos,baik sebagai spesies interstisial maupun mikroskopis.Ada juga hidup
sebagai parasite contohnya copepod dan rebon (Brusca,1990)
Yang
termasuk
jenis
crustacea
adalah
jenis
udang
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Family
: Penaeidae
Genus
: Penaeus
Spesies
: Penaeus Monodon
Tubuh udang windu terbagi menjadi 2 bagian yakni bagian kepala yang
menyatu dengan bagia dada ( kepala dada) disebut cephalotorax sedangkan bagian
perut di sebut dengan abdomen yang terdapat ekor di bagian belakang
ekornya,semua bagian badan beserta anggota anggotanya terdiri dari ruas ruas
atau segmen ( Suyanto dan Mujiman ,1994 )
Habitat udang windu bersifat euryhaline yakni dapat hidup di laut yang
berkadar garam tinggi hingga perairan payau yang berkadar garam rendah,udang
windu bersifat benthic hidup pada permukaan dasar laut yang terdiri dari
campuran lumpur dan pasir ( Amri,2003 )
: Arthropoda
Sub Filum
: Mandibulata
Kelas
: Crustacea
Ordo
: Decapoda
Sub Ordo
: Pleocyemata
Famili
: Portunidae
Genus
: Scylla
Spesies
: Scylla spp.
Ciri- ciri kepiting bakau menurut Kasry (1996) adalah sebagai berikut:
duri-duri tajam, dan pada bagian depannya diantaranya tangkai mata terdapat
enam buah duri, sapit kanannya lebih besar dari sapit kiri dengan warna
kemerahan pada kedua ujungnya, mempunyai tiga pasang kaki pejalan dan satu
kaki perenang yang terdapat pada ujung abdomen dengan bagian ujungnya
dilengkapi dengan alat pendayung.
Perairan di sekitar mangrove sangat cocok untuk kehidupan kepiting
bakau karena sumber makanannya seperti benthos dan serasah cukup tersedia. Di
alam biasanya kepiting bakau yang besar akan memakan kepiting bakau yang
kecil,kepiting bakau di sebut dengan hewan nocturnal karena hewan ini lebih aktif
makan pada malam hari (Queensland Departement of Primary Industries, 1989).
(Sumber:
http://www.enchantedlearning.com/cgifs/Crab_bw.GIF)
Gambar 20 Morfologi Kepiting
ECHINODERMATA
a. Deskripsi Umum
Merupakan hewan berduri (Echinus = duri, dermal = kulit),secara
umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Memiliki tubuh simetri
radial, Triploblastik Coelomata, respirasi dengan insang, bergerak dengan kaki
ambulakral, memiliki daya regenerasi yang tinggi, dan kebanyakan mempunyai
endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa duri.
Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu : Kelas Asteroidea (Bintang Laut)
contoh : Archaster typicus, Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh:
Amphiodiaurtica, Kelas Echinoidea (Bulu Babi / Landak Laut) contoh :
Diademasetosium, Kelas Crinoidea (Lilia Laut) contoh : Antedon-rosacea,
Kelas Holothuroidea (Teripang / Mentimun Laut) contoh : Holothuriascabra.
typicus (Jasin, 1984; 195).
Sistem pempuluh air meliputi : Madreporit Saluran batu (Canalis
madreporicus) Saluran Cincin (Canalis circum ovalis) Saluran radial
(Canalis radialis) Podia (akhir saluran) Ampula Kaki ambulakral.
1. Asteroidea (Bintang Laut)
Kelas Asteroidea memiliki bentuk seperti bintang, bergerak bebas,
serta memiliki lengan yang berfungsi untuk melindungi central disc atau
cakram. 6 Sea star atau bintang laut memiliki warna yang sangat berfariasi
merah, orange, biru, jingga, hijau, atau merupakan kombinasi dari
beberapa warna. Sun star Crossaster papposus memiliki 7 hingga 40
lengan. Asteroidea memiliki kemampuan untuk regenerasi kembali pada
salah satu anggota lengan yang putus (Ruppert dan Barners, 1994).
Permukaan tubuhnya ditutupi oleh duri-duri yang pendek. Pada
bagian pusat (cakram) terdiri dari sebuah mulut disebelah bawah, dan anus
disebelah atas (Anonim, 2005). Asteriodea atau bintang laut umumnya
merupakan karnivora meskipun beberapa spesies termasuk herbivora,
omnivora, detritus feeder, dan sebagai pemulung (scavinger) karena
memakan makanan sisa atau tergantung makanan yang ditemukannya.
Jenis makanan bintang laut sama seperti makanan bagi ikan, moluska,
crustacea, dan Echinodermata lainnya (Hendler dkk, 1995).
Tubuh bintang laut terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut)
dan Aboral (yang tidak memiliki mulut). Hewan ini banyak dijumpai di
pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh
lengan. Mulut terdapat di permukaan bawah atau yang disebut permukaan
oral dan anusnya terletak di permukaan atas atau disebut juga permukaan
aboral. Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral.
Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit.
Peranan Asteroidea
Sebagai detrivor yang memakan materi organik, herbivora,
karnivora, kotoran dan bangkai laut. Sehingga laut menjadi bersih dan
keseimbangan ekosistem terjaga.
Peranan Echinodermata
tidak
memiliki
pediselaria.
Bintang
mengular
merupakan
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
: Ophiuroidea
Ordo
: Ophiurae
Family
: Ophiothridae
Genus
: Ophiothrix
Species
: Ophiothrix sp
23.
(waste vascular system). Sistem ini menjadi cirri khas Filum Echinodermata,
berfungsi dalam pergerakan, makan, respirasi, dan ekskresi. Sedangkan pada
sistem peristomial terdapat pada selaput kulit tempat menempelnya organ lentera
aristotle, yakni semacam rahang yang berfungsi sebagai alat pemotong dan
penghancur makanan. Organ ini juga mampu memotong cangkang teritip,
molusca ataupun jenis bulu babi lainnya (Azis 1987 dalamRatna 2002). Di sekitar
mulut bulu babi beraturan kecuali ordo Cidaroidea terdapat lima pasang insang
yang kecil dan berdinding tipis (Hyman 1955 dan Barnes 1987 dalam Ratna 2002)
Pada umumnya bulu babi berkelamin terpisah, dimana jantan dan betina
merupakan
individu-individu
tersendiri
(gonochorik/dioecious).
Spesies
gonochorik secara khusus memiliki rasio seks sendiri dan jarang bersifat
hemafrodit. Munculnya hemafrodoitisme pada Tripneustes gratilla adalah 1 dari
550 individu. Pembelahan bulu babi terjadi secara eksternal, dimana sel telur dan
sel sperma di lepas ke dalam air laut di sekitarnya (Sugiarto dan Supardi 1995
dalam Ratna 2002). Gonad jantan dan betina pada bulu babi juga sulit dibedakan
tanpa menggunakan mikroskop. Secara kasar hanya warna yang digunakan untuk
membedakan gonad. Misalnya pada bulu babiParacentrotus livindus, gonad jantan
berwarna kuning sedangkan betina berwarna orange
Diadema setosum merupakan satu diantara jenis bulu babi yang terdapat di
Indonesia yang mempunyai nilai konsumsi (Azis 1993 dalam Ratna 2002).
Diadema setosum termasuk dalam kelompok echinoid beraturan (regular
echinoid), yaitu echinoid yang mempunyai struktur cangkang seperti bola yang
biasanya sirkular atau oval dan agak pipih pada bagian oral dan aboral.
Permukaan cangkang di lengkapi dengan duri panjang yang berbeda-beda
tergantung jenisnya, serta dapat digerakkan (Barnes 1987 dalam Ratna 2002).
Klasifikasi bulu babi spesiesDiadema setosum menurut Pratt (1935) adalah :
Filum
: Echinodermata
Kelas
: Echinoidea
Subkelas : Euchinoidea
Ordo
: Cidaroidea
Famili
: Diadematidae
Genus
: Diadem
Spesies
: Diadema setosum
merasakan demam karena bisa pada duri tersebut, racunnya sendiri dapat
dinetralisir dengan amonia, perlakuan asam ringan (jeruk lemon atau cuka).
Hewan unik ini juga memiliki kaki tabung yang langsing panjang,
mencuat diantara duri-durinya. Duri dan kaki tabungnya digunakan untuk
bergerak merayap di dasar laut. Ada yang mempunyai duri yang panjang dan
lancip, ada pula yang durinya pendek dan tumpul. Mulutnya terletak dibagian
bawah menghadap kedasar laut sedangkan duburnya menghadap keatas di puncak
bulatan cangkang. Makanannya terutama alga, tetapi ada beberapa jenis yang juga
memakan hewan-hewan kecil lainnya (Nontji, 2005)
Peranan Bulu Babi dalam Ekosistem Lingkungan
Diadema antillarum bagi terumbu karang diantaranya yaitu, peningkatan
jumlah populasi jenis ini mengakibatkan kematian larva atau karang muda. Bila
populasinya turun (absence grazing) karang akan ditumbuhi oleh alga yang dapat
berakibat pada kematian karang dewasa dan tidak adanya tempat bagi larva
karang (www.terangi.or.id.)
Kehadiran populasi jenis ini penting bagi terumbu karang sebagai
penyeimbang. Kesetimbangan populasi Diadema antillarum akan menjaga
kesetimbangan populasi alga dan karang. Sedangkan kematian massal Diadema
antillarumberdampak pada penurunan drastis tutupan karang, menurunnya
kehadiran Invertebrata yang biasanya menetap di wilayah ini. Selain itu, terumbu
karang dapat didominasi oleh alga. Pada tahun 1995 ternyata ditemukan bahwa
populasi Diadema antillarumyang sangat sedikit (pemulihannya membutuhkan
waktu lebih dari 10 tahun). Hilangnya induk menyebabkan jumlah larva juga
sangat kurang. Meski telah mulai ada pemulihan Diadema, namun belum dapat
diketahui apakah akan dapat mengembalikan terumbu karang yang hilang
(www.terangi.or.id).
Daftar Pustaka
Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Cetakan II. Jakarta: Erlangga
Darsono P dan Toso A V. 1987. Umur dan Pertumbuhan Bulu Babi Diadema
setosum Leske di Perairan Terumbu karang Gugus Pulau Pari, Pulau-Pulau
Seribu. Jakarta : Puslitbang Oseanologi LIPI
Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perairan. Departemen
Kelautan dan Perikanan
Gunarto dan Setabudi E. 2002. Perkembangan Gonad Bulu Babi (Tripneustes
gratilla) di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Jakarta : Badan Riset
Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.
Hasan F. 2002. Pengaruh konsentrasi garam terhadap mutu produk fermentasi
gonad bulu babi jenis Tripneustes gratilla (L) [skripsi]. Bogor :
Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya . Sinar
Wijaya
Kastawi, Y., dkk., (2003), Zoologi Avertebrata, UNM Press, Malang.
Nontji A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan
Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.
Jakarta
Pratt H S. 1935. A Manual of The Common Invertebrates Animals. McGraw Hill.
Company Inc : New York
Ratna F D. 2002. Pengaruh penambahan gula dan lama fermentasi terhadap mutu
pasta fermentasi gonad bulu babiDiadema setosum dengan Lactobacillus
plantarum sebagai kultur starter [skripsi]. Bogor : Departemen Teknologi
Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
NAMA
NIM
KELOMPOK
NAMA ASISTEN
MATERI
PHYLLUM
LAPORAN MINGGUAN
Pertemuan Ke
Tanggal:
Asisten :
Gambar
Documentasi
Literature
Klasifikasi
Sumber :
Sumber :
Oral/ Dorsal
Aboral/ Ventral
Deskripsi
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum Avertebrata Air
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Metodelogi Praktikum
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
(Jurnal, buku, website max 2)
LAMPIRAN