You are on page 1of 3

Bol Brutu sebuah perkumpulan Para Penggemar Benda-benda Bersejarah

Melihat dari ciri-ciri komunitas menurut Park (1936) dimana disebutkan bahwa
komunitas terdapat suatu lokalitas dari populasi tertentu yang teroganisir, selain itu
budayanya mengakar pada tempat yang telah ditinggali, dan merupakan unit individu yang
tinggal bersama dengan rasa saling ketergantungan. Sementara Bol Brutu sendiri adalah
sebuah perkumpulan dimana lokalitas tidak terlalu tergambar jelas. Hal tersebut diakibatkan
oleh tersebarnya individu-individu yang kemudian membentuk kelompok tersebut. Kelompok
tersebut lebih didasarkan dari kesamaan hobi. Kesamaan hobi di antara para kelompok hobi
tersebut yang kemudian membuat suatu wadah guna menaungi penyaluran dari hobi tersebut
agar bisa lebih dinikmati. Bila dilihat dari ciri lainnya dimana komunitas biasanya
mempunyai ikatan solidaritas yang kuat, maka bisa dibilang dalam pengaplikasiannya untuk
sesama penggemar gerombolan pemburu batu, maka terdapat ikatan yang terjalin sangat kuat,
akan tetapi lebih bersifat universal tidak hanya lokalitas tempat tinggal tertentu. Hal ini
dikarenakan, individu yang terdapat dalam kelompok tersebut tersebar hingga pelosok jawa,
dari barat hingga timur. Sehingga untuk kesatuan tempat tinggal sendiri tidak terlihat begitu
jelas.
Dalam kelompok ini pun terdapat hubungan-hubungan sosial dengan suatu wilayah
geografis tertentu yaitu pulau jawa lebih sempitnya lagi yogyakarta dan jawa tengah.
Hubungan-hubungan sosial ini diwujudkan dengan solidaritas sesama, tidak hanya sesama
anggota bol brutu akan tetapi individu diluar bol brutu. Bila ada kejadian besar seperti
bencana alam, para anggota bol brutu pun ikut menyumbangkan dana ataupun tenaga guna
membantu korban-korban bencana alam, sehingga kemudian terbentuk suatu solidaritas.
Akan tetapi lebih global, tidak hanya pada sekelompok anggota bol-brutu saja. Untuk
kalangan bol-brutupun terjalin solidaritas yang sangat erat terutama untuk mereka yang
tinggal pada suatu daerah. Biasanya bentuk solidaritas tersebut diwujudkan dengan
pembagian job kepada para anggota yang kebetulan belum mendapatkan pekerjaan ataupun
tidak ada job. Pembagian tersebut biasanya spesifik, semisal fotografer atau desainer,
biasanya para anggota yang memiliki proyek ataupun job menshare jobnya tersebut untuk
kemudian dibuat team dan bekerja menurut capability masing-masing. Kegiatan laiinya untuk
mempererat hubungan solidaritas antar komunitas adalah agenda utama dari pembentukan
Bol Brutu ini yaitu berburu batu.
Kegiatan-kegiatan seperti berburu batu bersama, bermodalkan kamera baik DSLR
bagi mereka yang professional ataupun kamera bawaan smartphone maupun handphone
dilakukan hampir setiap minggu. Biasanya apabila kegiatan akan dilakukan maka akan ada

sebuah pengumuman di media sosial facebook, kemudian para anggota biasanya berkumpul
di tempat tertentu guna berkonsolidasi masalah transportasi ataupun bagaimana cara untuk
mencapai tujuan maupun apa yang akan dilakukan di tempat tersebut. Setelah konsolidasi
selesai, maka kemudian mereka berkumpul dan berangkat menuju ke tempat tujuan bersama.
Tempatnyapun untuk satu kali trip biasanya ditentukan semisal sekitar prambanan dan
wonosari. Maka segala candi ataupun artefak yang terdapat di sekitar daerah tersebut di data
dan kemudian ditentukan bagian mana yang akan dikunjungi. Tentunya ada pembagian tugas
semisal bagian konsumsi bagian dokumentasi ataupun perlengkapan. Namun, pada umumnya
sebagian besar dari mereka membawa alat foto baik bawaan smartphone maupun kamera
professional. Sesampainya ditempat tentunya ada bagian dokumentasi walupun mayoritas
dari merekapun melakukan dokumentasi. Untuk mempererat solidaritas ada fase dimana
kemudian mereka berkumpul menjadi satu dan berfoto bersama.
Selain itu setiap satu tahun sekali diadakan pameran, dimana pameran tersebut
merupakan hasil seleksi dari dokumentasi yang dilakukan oleh seluruh anggota. Segala jenis
dekorasi maupun penataan dilakukan oleh para personil bol brutu yang mayoritas adalah
seniman. Biasanya ada pertunjukan juga yang dilakukan oleh kelompok Bol brutu tersebut,
biasanya juga ada pembagian brosur untuk para anggota guna lebih memaknai hasil dari
dokumentasi yang dilakukan. Brosur tersebut berisi segala detail dari foto yang dipamerkan.
Semisal gana maka apapun tentang gana disebutkan secara jelas.
Dalam pameran tersebut biasanya menyewa tempat. Sangkring Art Project merupakan
salah satu basis yang biasa digunakan oleh Bol Brutu untuk melakukan pameran. Untuk
tempat kumpul-kumpul sendiri pun belum ada tempat yang pasti. Karena terkadang event
pameran yang dilakukan tidak selalu di tempat yang sama. Dan juga belum adanya dana
untuk dapat menyewa tempat sendiri guna melestarikan kegiatan tahunan berupa pameran
foto hasil berburu batu tersebut.
Salah satu konsep dari community development adalah perubahan ke arah kemajuan
yang terencana dan bersifat gradual. Dimana dalam perkembangan selanjutnya adalah untuk
lebih mengenalkan ke masyarakat Indonesia pada umumnya lebih sempit yogyakarta bahwa
di Indonesia terdapat hasil karya arsitektur luar biasa yang telah diciptakan oleh para seniman
masa lampau di negeri ini. Hal ini disampaikan melalui hasil-hasil fotografi disertai cerita dan
filosofi dari hasil yang dipamerkan tersebut. Semisal gana maka kemudian segala tentang
gana akan dikupas habis, dan aspek-aspek menonjol dari gana ditampilkan baik dalam bentuk
tulisan pada poster maupun foto. Sehingga kemudian pengunjung yang bukan anggota bol
brutupun tertarik dengan hasil cipta karya masa lampau tersebut dan juga menunjukkan
bahwa ciptaan para arsitek masa lampau indonesia tidak kalah dengan luar. Karena selain

artefak maupun foto dari bagian candi karya bangsa juga ditampilkan dari luar indonesia.
Pengunjung dapat membandingkan kualitas dari candi karya anak bangsa, selain itu juga
dapat memperkaya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan candi maupun artefak.
Terutama melalui cerita-cerita budaya yang terdapat dalam relief.
Terdapat peningkatan kualitas hubungan terutama diantara kalangan bol brutu
sendiri. Dengan diadakan event sekali dalam setahun. Selain itu juga, ada tujuan universal
untuk sebuah perubahan terutama kaum muda di sekitar yogyakarta maupun jawa tengah
guna lebih mengenal kebudayaan Indonesia melalui event tersebut.
Secara umum konsep dalam community development, telah berjalan, akan tetapi
belum sepenuhnya, dan secara garis besar bisa dikatakan bahwa kelompok ini juga untuk
mengembangkan masyarakat. Akan tetapi, kelompok ini belum bisa dikatakan sebagai sebuah
komunitas karena lokalitas belum dapat dijumpai, dan juga belum merupakan kebutuhan
bersama karena untuk event sendiri tidak dilakukan setiap hari, dan juga terkadang untuk tiap
daerah terbagi dalam kelompok yang lebih kecil lagi. Sehingga belum dapat dikatakan
sebagai satu kesatuan utuh, dan belum dapat dinamakan sebagai sebuah komunitas, masih
sebagai sebuah kelompok ataupun kelompok masyarakat bila ditinjau dari sudut pandang
sosiologi.

You might also like