SISTEM BILANGAN
Untuk mempelajari bahasa rakitan, perlu sekali mengetahui sistem bilangan, Karena hal
ini penting sekali dalam pengkasesan ke port (pangkalan) atau penggunaan sandi ASCII yang
sering digunakan,
Seperti diketahui bahwa di dalam mikro komputer semua input, output dan isi memori
dilakukan melalui sandi, Sandi ini lalu dipadankan (diubah) ke sandi bilangan misalnya biner,
oktal, desimal atau heksadesimal. Dan bersama itu, karakterpun disandikan ke bentuk bilangast
demikian.
Pada pembahasan kita kali ini akan mencoba menguraikan suatu sistem bilangan yang
paling banyak digunakan pada komputer, yaitu
1. Sistem bilangan desimal.
2. Sistem bilangan biner.
3. Sistem bilangan oktal.
4. Sistem bilangan hexadesimal.
Selain sistem bilangan di atas, sebenamya masih banyak sistem bilangan yang di-ciptakan,
yang tentunya mempunyai radix (dasar) yang berbeda-beda pila, seperti yang teslihat pada
tabel 1.1. Karena Sistem bilangan ini tidak digunakan pada bahasan kita maka tidak dijelaskan
secara rinci.Berikut ini adalah sistem bilangan yang dimulai dari binary sampai heksadesimal.
TABEL 1.1
SISTEM BILANGAN
binary 01
temary O12
quartemary 0123
quinary 01234
senary 012345
septenary 0123456
octenary (octal) 01234567
onary 012345678
denary (decimal) 0123456789
undenary 0123456789A
duodenary 0123456789AB
tredenary 0123456789ABC
quatuordenary 0123456789A8CD
quidenary 0123456789ABCDE
hexadenary (hexadecimal) 0123456789ABCDEF
Pada bagian akhir dari pembahasan kita ini akan diberikan pula beberapa contoh
mengkonversikan sistem bilangan pecahan,
Berikut ini adalah penjelasan dari masiang-masing bilangan tersebut.
1. SISTEM BILANGAN DESIMAL
Sistem bilangan desimal adalah suatu sistem bilangan yang sudah umum digunakan
seperti dalam perhitungan-perhitungan berikut: penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian mengikuti cara-cara yang pemah dipelajari. Digit yang digunakan sebanyak 10
buak.
Nilai suatu bilangan adalah hasil penjumlahan dari setiap posisi yang dikalikan dengan
nilai posisi dari masing-masing.Contoh:
1. Bilangan 532 dengan bilangan dasar 10, maka :
(S* 10° +3 * 10' +2 * 10) = 532
2. Bilangan 65536 dengan bilangan dasar 10, maka :
(6 * 10°+5* 10 +5 * 10° +3 * 10! +6 * 10°) = 65536
Untuk selanjutnya bila kita menggunakan sandi desimal selalu digunakan huruf D
dibelakang bilangan atau tidak dituliskan sama sekali pada bilangan ynag dimaksud.
Contoh : 532D artinya bilangan desimal 532 atau hanya ditulis 532 saja.
2. SISTEM BILANGAN BINER
Jika pada bilangan desimal, angka yang digunakan dari 0 scmpai 9, maka untuk bilangan
biner ini hanya digunakan 2 simbol saja yaitu 0 dan 1. Oleh sebab itu disebut dengan biner
atau binary.
Dengan demikian maka nilai dari setiap posisi/angka biner dimulai dari vjung kanan
sampai posisi terakhir di sebelah kiri, seperti contoh berikut:
1, _Bilangan biner 1110 dikonversikan ke desimal akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Uo»
1ete
leBe=
1+? =
14
ona Do
+
2. Bilangan biner 110011 dikonversikan ke desimal akan diperoleh hasil sebagai berikut:
GTB 1tAeot Ps Or Fei Bse1* M=
32+ 166+ O + O + 24 1 = 513. Kanversi bilangan desimal 50 ke bilangan biner dilakukan dengan cara berikut:
50/2 = 25 sisa O
25/2 = 12 sisa 1
12/2 = 6 sisa 0 cara membaca hasi!
6/2 = 3. sisa 0 110010
3/2 = 1 sisa 1
1/2 = O sisa 1
Catatan :
1. Bilangan O dan 1 merupakan bilangan biner yang disebut BIT (binary digit)
2. Kumpulan dari 4 bit disebut satu NIBBLE.
Nibble beranjak dari bilangan 0 sampai dengan 15 (bilangan desimal) dan 0 sampai
dengan F (bilangan hex).
3. Satu BYTE terdiri dari 8 bit atau 2 nibble.
Angka beranjak dari bilangan 0 sampai dengan 255 (desimal) dan 00 sampai dengan FF
(hexadesimal).
Satu WORD terdiri dari 16 bit.
Satu DOUBLE WORD terdiri dari 32 bit.
Satu PARAGRAF terdiri dari 128 bit.
Satu PAGE (halaman) terdiri dari 256 byte (2048 bit).
ce seeeiae ane
Untuk selanjutnya bilangan biner ini dilambangkan dengan B dibelakang bilangan yang
dibicarakan, Seperti contoh berikut ini, yaitu 1100 1101B
Hubungan antara bit, nibble, byte dan word dapat dilihat pada gambar 2.1.15
Most Significant Byte Least Significant Byte
TOI Cut)
Nibble Nibble Nibble Nibble
CUNO)
Gambar 2.1.
Hubungan bit, nibble, byte dan word.
| 3._ SISTEM BILANGAN OKTAL
Sistem bilangan oktal adalah salah satu sistem bilangan yang umum digunakan pada
sistem komputer yang khusus mengerjakan masalah-masalah scientific (scientific-oriented
computer), akan tetapi jarang dipakai pada bahasa rakitan.
Bilangan oktal mempunyai bilangan dasar (radix) 8, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.
Untuk mengkonversikan bilangan oktal ke desimal mempunyai cara yang sama seperti
kita melakukan konversi bilangan biner ke desimal, hanya saja disini digunakan dasar 8,
Sedangkan mengkonversikan dari oktal ke biner dilakukan dengan cara mengelompokkan 3
bit untuk tiap digit oktal.
10Contoh:
1, Konversikan 276 bilangan oktal ke desimal ?
276 oktal = = (2 * 8° + 7 * 8' + 6 * 8")
= 128 + 56 + 6 = 190 (desimal)
2. Konversikan 1011001 bilangan biner ke oktal ?
1 ott 101
1011101 =e —-
1 3 5
Dengan demikian 1011101 (biner) = {35 (oktal)
3. Konversikan 96 desimal menjadi bilangan oktal ?
Bilangan yang bulat: -96 / 8 = 12 sisa 0
12/8 = 1 sisa4 | Hasil : 140
1/8 = Osisal
Untuk selanjutnya setiap membicarakan sistem bilangan oktal digunakan singkatan O
dibelakang bilangan yang dimaksud.
Contoh: 753 O artinya bilangan 753 dalam sistem bilangan oktal.
4. BILANGAN HEKSADESIMAL
Kita akan bingung atau malahan menjadi salah lihat atau salah tulis kalau rangkaian
biner terlalu panjang walaupun komputer tidak merasakannya. Seperti contoh 10110101
adalah biner untuk 181 (desimal). Untuk mudahnya kita bu bilangan biner yang panjang
fersebut menjadi 4 kelompok bits dimulai dari sebelah kanan (least significant bit / LSB)
sampai sebelah kiri (most significant bit / MSB).
Dengan demikian pada contoh 10110101 dapat dikelompokkan sebagai berikut:
101 0101
B 5
Pada tabei 2.2 berikut akan diperlihatkan hubungan antara kelompok empat bits
(dimulai 0) dan heksadesimal.TABEL 2.2.
REPRESENTAS! HEKSADESIMAL
Kelompok empat bits Digit Heks _ Nilai |
0
1 satu
0010 2 dua
0011 3 tiga
| 0100 4 empat
0101 5 lima
0110 6 enam
ont a tujuh
1000 8 delapan
4001 9 sembilan
1010 A sepuluh
1011 B sebelas,
1100 c dua belas
1101 D tiga belas
1110 E empat belas
41414 F lima belas
Dengan menguasai padanan (konversi) ini akan memudahkan kita dalam perhitungan-
perhitungan selanjutnya.
Berikut ini diberikan beberapa contoh bagaimana kita dapat melakukan konversi antar
bilangan.
Contoh :
1. Konversikan Bilangan desimal 200 menjadi bilangan heksadesimal?
400/16 = 25sisa0
25/16 = 1 sisa9 | Hasil : 190
1/16 = Osisal
Jadi: 200 (10) = 190 (16)2. Konversikan 11011001100 (biner) menjadi bilangan heksadesimal?
11011001101 = 110 4100 1108
1 F
6 Cc D
Jadi hasilnya adalah 6 C D
3. Konversikan 276 bilangan heksadesimal ke bilangan desimal ?
276 Heks = = (2 * 16 + 7 * 16' + 6 * 16°)
= 512 + 112 + 6 = 630 (desimal)
Jadi hasilnya 276 Heks = 630 des,
Tabel 2.3 di bawah ini merupakan hubungan antara desimal, biner, oktal dan heksa-
desimal yang telah di uraikan pada bagian atas.
TABEL 2.3.
HUBUNGAN BINER, OKTAL, DESIMAL DAN HEKSADESIMAL
| Desiinal (0) "Binge (BY ontat (o Heksacesimal (tt)
0 0000 0 0
fl 0001 1 1
Z 9010 2 2
3 0011 3 3
4 0100 4 4
5 0101 5 5
6 0110 6 6
os 0144 7 es
8 1000 10 8
9 1001 W 9
10 1001 12 A
WW 1011 13 B
12 1100 14 c
13 y40t 15 D
14 1110 16 E
15 ww 7 FUntuk memudahkan kita dalam pembahasan biasanya bilangan heksadesimal digunakan
singkatan H yang diletakkan dibelakang bilangan,
Contoh :
935H artinya bilangan yang menggunakan sistem bilangan heksadesimal. dari 935.
5._BILANGAN PECAHAN
‘Sampai sekarang, kita telah memusatkan perhatian pada integer (bilangan bulat). Sudah
waktunya kita mencoba melihat pada sistem bilangan pecahan.
Bagaimana kita mengkonversikan pecahan biner ke desimal?. Sebagai langkah awal, kita
melihat bahwa bobot letak bit ke sebelah kanan koma pecahan adalah 2, 2? dan seterusnya
atau dapat ditulis dengan 0.5, 0.25 dan seterusnya.
Contoh :
1. Konversikan bilangan biner 101.011 menjadi bilangan desimal.
(#2404241 HMSO MET HILT =
2 + 0 + 1 + 0 + 025 + 0.125 = 3.375
2. Konversikan bilangan desimal 0.125 menjadi bilangan biner ?
Solusi :
Langkah 1: Kalikan 0.125 dengan 2 dan menuliskannya begini :
0.125 x 2 = 0.250 dengan keri 0
Langkah 2: Kalikan 0.25 dengan 2
0.25 x 2 = 0.5 dengan keri 0
Langkah 3 : Kalikan 0.5 dengan 2
0.5 x 2 = 1.00 dengan keri 1
Hasilnya dibaca dari atas ke bawah (langkah 1 sampai langkah 3), yaitu
0.125 (desimal) = 0.001 (biner)Jika kita sudah dapat mengkonversikan bilangan pecahan biner menjadi desimal dam
sebaliknya, sekarang kita berikan cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan oktal
Langkahnya sama dengan bilangan biner, hanya disini bilangan’ pengalinya adalah 8.
Contoh : Konversikan bifangan desimal 0.375 menjadi bilangan oktal.
Solusi :
Langkah : Kalikan 0.375 dengan 8
0.375 x 8 = 3.000
Hasilnya adalah 0.375 D = 0.3 Oktal
Pada bagian di atas kita sudah dapat mengkonversikan bilangan pecahan biner menjadi
desimai dan sebaliknya, juga dari pecahan desimal menjadi oktal, maka sekarang kita berikan
cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan heksadesimal. Langkahnya sama dengan
bilangan biner dan oktal, hanya disini bilangan pengalinya adalah 16.
Contoh: Konversikan bilangan desimal 0.375 menjadi bilangan heksadesimal.
Langkah : Kalikan 0.375 dengan 16
0375 x 16 = 6.000
Hasilnya adalah 0.375 (desimal) = 0.6 (heksadesimal)
Adapun pembicaraan kita tentang bagaimana sistem bilangan ini dapat dioperasikan
dengan operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian pada bilangan heksadesimal dapat
dilihat pada tabel dibelakang buku ini.
Pemahaman tentang operasi ini sangat membantu sekali di dalam pembahasan
berikutnya.