Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Proposal ini disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja / Term of Reference (TOR).
Proposal ini menguraikan usulan lingkup dan teknis yang diajukan Konsultan untuk
melaksanakan pekerjaan JASA KONSULTASI PENGAWASAN PEMBANGUNAN
GEDUNG ............... .
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan akan melakukan pendekatan umum
dan pendekatan teknis pelaksanaan sebagai pemahaman terhadap pekerjaan, yang
meliputi metodologi dan analisis pelaksanaan secara berkesinambungan.
Berdasarkan metode dan analisis tersebut Konsultan menyusun program kerja
pelaksanaan pekerjaan lengkap dengan
barchart berikut jadwal waktu
pelaksanaannya.
Konsultan juga menyusun tim pelaksana pekerjaan yang terdiri dari para tenaga ahli
yang profesional di bidang masing-masing. Tim tersebut akan dipimpin oleh seorang
Project Manager. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan gedung
asrama Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran.
Adapun kerangka isi proposal ini adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP SKEMA PROYEK
BAB III
TANGGAPAN TERHADAP HASIL RAPAT AWAL
BAB IV
APRESIASI INOVASI
BAB V
METODOLOGI PELAKSANAAN DAN PENDEFINISIAN LINGKUP MK
BAB VI
RENCANA KERJA
BAB VII
ORGANISASI PROYEK
BAB VIII
PENUTUP
Proposal ini merupakan bagian tak terpisahkan dengan proposal biaya yang juga
telah disusun dan diusulkan oleh Konsultan.
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
2.1PEMAHAMAN TERHADAP KAK
2.1.1 LATAR BELAKANG
........ adalah salah satu ................ Salah satu penunjangnya adalah dengan
dukungan Gedung...........
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas diperlukan Konsultan Pengawas,
sehingga dalam proses pembangunan bangunan gedung yang dalam kondisi
operasional pekerjaan dapat berjalan dengan baik,
efektif dan efisien sehingga
pengawasan pelaksanaan fisik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang optimal
serta diharapkan terhindar dari penyimpangan yang mungkin terjadi dilapangan.
Konsultan Pengawas akan melakukan Pengawasan terhadap pekerjaan yag
dilakukan oleh Penyedia Jasa Pemborongan/Kontraktor, selama pekerjaan
pelaksanaan pembangunan fisik dilaksanakan serta membantu pemberi tugas
berupa
masukan/saran
dalam
situasi
yang
mungkin
tidak
dapat
dipecahkan/didiskusikan dilapangan.
Sebagai Konsultan Pengawas dalam pekerjaannya bertanggung jawab kepada
Pimpinan Proyek dalam kegiatan operasionalnya dan akan mendapat
bantuan/bimbingan teknis dan administrasi untuk menentukan arah pekerjaan
dan pengelolaan proyek yang terdiri Pengelola Administrasi dan Keuangan serta
Pengelola Teknis yang disetujui oleh Owner.
Pekerjaan Pengawasan ini membantu Pemberi Tugas didalam tugas sehari-hari
dalam melaksanakan tugas pengawasan pekerjaan Pembangunan gedung .........
secara tepat waktu, tepat mutu dengan kualitas sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) yang telah ditetapkan.
2.1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Pekerjaan
Pengawasan
Pembangunan
Gedung ....... dimaksudkan
untuk
memastikan pembangunan secara tepat waktu, tepat mutu dengan kualitas
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah ditetapkan.
3.1.3 SASARAN
Terciptanya sebuah konsep pengawasan Pembangunan Gedung....... sehingga
menjadi lebih baik dan pemanfaatannya lebih optimal.
3.1.4 LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan adalah di ...........................
3.1.5 SUMBER PENDANAAN
Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan :
3.1.6 NAMA DAN PROYEK/SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nama PPK
: ................................
Alamat PPK
: ................................
3.1.7 DATA DASAR
Dokumen Teknis Perencanaan Pembangunan Gedung................
3.1.8 STANDAR TEKNIS
3. Melakukan
Evaluasi
program
terhadap penyimpangan
teknis
dan managerial yang timbul, usulan koreksi program dan
tindakan turun tangan serta
melakukan
koreksi
teknis bila
terjadi
penyimpangan.
4. Melakukan
koordinasi antara pihak - pihak
yang
terlibat dalam
pelaksanaan fisik.
5. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri dari :
a. Memeriksa dan mempelajari Dokumen Pelaksanaan Konstruksi
yang
akan dijadikan Dasar dalam Pengawasan pekerjaan dilapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan serta ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi fisik.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas dan laju
pencapaian volume /realisasi fisik.
d. Mengumpulkan
data
dan
informasi
untuk memudahkan
persoalan
yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi.
e. Menyelenggarakan kegiatan Rapat-rapat Lapangan secara berkala,
membuat laporan harian, mingguan dan
bulanan
pekerjaan
pengawasan d engan maksud hasil rapat rapat lapangan dan laporanlaporan yang dibuat Konsultan Pengawas.
f. Menyusun Berita
Acara Kemajuan Pekerjaan, Pemeliharaan Pekerjaan
dan Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan konstruksi.
g. Memilih gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan sebelum
serah terima pertama.
h. Memilih gambar - gambar pelaksanaan ( Shop drawing) yang
diajukan oleh Pemborong.
i. Menyusun daftar cacat/ kerusakan sebelum serah terima pertama dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
pengawasan,
Laporan Serah Terima I berisi perincian kerusakan dan kekurangan dan perbaikan
yang harus dibuat.
Laporan Serah Terima II berisi hasil perbaikan yang telah dilaksanakan.
BAB III
TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
4.1UMUM
Sesuai dengan penjelasan dalam Kerangka Acuan Kerja tentang pekerjaan " Jasa
Konsultasi Pengawasan Pembangunan Gedung......... , maka sebagai
peserta calon pelaksana/Konsultan, dapat memahami dari seluruh permasalahan,
ruang lingkup pekerjaan dan hal-hal lainnya yang terkait dalam proses
pelaksanaan tender/pelelangan pekerjaan tersebut serta program atau tugastugas yang akan dilaksanakan dalam proses pekerjaan tersebut diatas.
Pemahaman dari seluruh aspek permasalahan tersebut, Konsultan menjelaskan
dan menuangkan persepsinya dalam uraian-uraian seperti yang tertera dalam
bab-bab lainnya dari dokumen usulan ini.
4.2ASPEK TEKNIS DAN OPERASIONAL KEGIATAN
Penegasan uraian penjelasan pemberi Tugas (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) pada
dasarnya cukup jelas mengenai skema dan ruang lingkup pekerjaan yang akan
dilakukan oleh calon pelaksana (Konsultan).
Dengan demikian Konsultan
mendapat kemudahan untuk memprediksi terhadap rancangan mobilisasi
maupun beban kerja yang akan menjadikan tanggung jawabnya.
Pada kesempatan ini, kami akan menguraikan secara rinci terhadap ruang lingkup
dan usulan teknis yang akan diaplikasikan dalam kegiatan Pengawasan
Pembangunan Gedung .......... ini.
Saran kami adalah untuk penjelasan lebih detail, maka kami sangat berharap
adanya penjelasan paparan dari kami sehingga proposal ini akan lebih jelas. Bila
melihat dari lingkup kegiatan yang dijelaskan dalam KAK, kami berpendapat
bahwa pendekatan pelaksanaan Konsultansi dapat menggunakan metode
Manajemen Konstruksi yang merupakan system pengawasan ekstra. Dalam Bab
berikutnya kami paparkan penjelasan metode manajemen konstruksi seusai
literature umum dan juga peraturan pemerintah.
4.3ASPEK BIAYA
Dengan telah ditetapkannya alokasi waktu pelaksanaan Konsultan Pengawas ini,
Konsultan akan lebih mudah dalam menyusun alokasi biaya. Dan hal ini tentunya
akan terjadi keseragaman dalam alokasi personil dari seluruh peserta seleksi.
Namun konsultan tidak dapat memprediksi dengan pasti biaya yang akan
diajukan mengingat tidak diberikannya Pagu Anggaran sebagai acuan untuk
membatasi penawaran biaya. Kami membagi paket penawaran sesuai penjelasan
Kerangka Acuan Kerja.
4.4ASPEK ADMINISTRASI
Materi yang tercantum dalam persyaratan Dokumen KAK untuk kelengkapan
administrasi, merupakan persyaratan standar dan umumnya secara keseluruhan
sudah sesuai dengan ketentuan materi Keppres dan ketentuan-ketentuan dasar
yang berlaku.
Usulan lainnya yang berkenaan dengan aspek kelengkapan administrasi ini,
adalah dalam hal persyaratan kelengkapan pengalaman perusahaan dan daftar
peralatan. Sebaiknya di evaluasi dalam saat prakualifikasi karena kalau dibuat
dalam dokumen seleksi akan menjadikan pekerjaan yang diulang-ulang dan akan
memerlukan waktu yang relatif banyak.
BAB IV
APRESIASI INOVASI
5.1 Jasa Manajemen Konstruksi
Sesuai penjelasan kami dalam bab sebelumnya, bahwa lingkup yang disyaratkan
pada dokumen KAK lebih kepada metode pengawasan ekstra atau Metode
Manajemen Konstruksi maka berikut ini penjelasan singkat mengenai Jasa
Manajemen Konstruksi. Jasa Manajemen Konstruksi merupakan jasa yang
dilibatkan sejak dari tahap perencanaan, tahap dokumen konstruksi, tahap
pelelangan hingga pelaksanaan konstruksi, sedangkan Jasa Konsultan Pengawas
merupakan jasa yang dilibatkan hanya pada saat pelaksanaan kosntruksi sampai
dengan serah terima, sedangkan tahap perencanaan dan pelelangan konsultan
pengawas tidak dilibatkan.
5.2 Kapan Perlu Jasa Manajemen Konstruksi
Mengacu kepada peraturan yang berlaku, secara garis besar, regulasi Kimpraswil
(Keputusan Dirjen Cipta Karya No. : 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara) menyebutkan
bahwa Jasa Manajemen Konstruksi digunakan untuk pekerjaan yang melibatkan
lebih dari satu kontraktor (multicontractor), lebih dari satu stakeholder (konsultan
dan kontraktor) serta dilaksanakan secara bertahap (multiyears). Khusus untuk
proyek Pemerintah, Jasa Manajemen Konstruksi perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini.
- Pengadaannya dari tahap perencanaan sampai dengan serah terima ke II
pekerjaan konstruksi fisik
- Berfungsi melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap
konstruksi, baik di tingkat program maupun di tingkat operasional
- Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
Pimpro/Pimbagpro
- Tidak dapat merangkap sebagai Perencana pada pekerjaan yang bersangkutan
- Untuk Pekerjaan :
Bangunan lebih dari 4 lantai, dan atau
Luasnya lebih dari 5000 m2, dan atau
Bangunan khusus, dan atau
Lebih dari 1 konsultan/kontraktor (multikontraktor) dan atau
Yang dilaksanakan secara bertahap tidak dapat selesai dalam satu
tahun anggaran (multiyears)
Kendati tidak sepenuhnya mengacu kepada peraturan pemerintah, mengingat
proyek ini merupakan bangunan swasta, namun kriteria tersebut cukup laik
diterapkan dalam proyek ini, sehingga keberadaan Manajemen Konstruksi
memang diperlukan.
5.3 Pada Tahap Mana Jasa Manajemen Konstruksi Ada
Menurut regulasi Kimpraswil (Keputusan Dirjen Cipta Karya No. :
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara), jasa Manajemen Konstruksi ada mulai dari tahap
persiapan, perencanaan, pelelangan, dan pelaksanaan. Jasa Manajemen
Konstruksi juga melaksanakan kegiatan pengawasan yang biasanya merupakan
tugas konsultan Pengawas pada proyek yang tidak menggunakan konsultan
Manajemen Konstruksi. Dan ia tidak dapat merangkap sebagai Perencana untuk
pekerjaan yang bersangkutan.
5.4 Struktur Organisasi Jasa Manajemen Konstruksi
Pihak-pihak yang terkait dalam jasa Konsultan Pengawas Manajemen Konstruksi
yaitu :
mendukung
keberadaan
Jasa
Owner
Criteria
Design
Schematic
Design
Design &
Construction
Document
Construction
Tender &
Evaluation
Within
Budget
Yes
Construction
No
Phase 1
Phase 3
Phase 2
- Original design
- Final design &
construction document
- Redesign
- Feasibility study
- Site selection
- Const. cost estimate
- Program & Finance
- Construction
Goldhaber, 1977
Occupa
tion
No
Design
M& E
Initial
Schematic
Design
Owner
Criteria
Within
Budget
Tender
Final
Schematic
Design
Construc
tion
Yes
Partial
completi
on
Full
Occupati
on
Const.
completi
on
No
Design
Super
structure
Design
Foundation
Tender
Tender
Within
Budget
Yes
Construc
tion
Within
Budget
Yes
Construc
tion
No
Decision
Design
Construction
Goldhaber, 1977
10
11
Gambar 5.6. Lintasan Kritis pada Program Microsoft Project untuk mengendalikan
kegiatan-kegiatan kritis yang harus dilaksanakan sesuai jadwal mulai dan akhir.
12
BAB V
PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN
DAN
PENDEFINISIAN LINGKUP MANAJEMEN KONSTRUKSI
6.1 PENDEKATAN
Pendekatan yang dilakukan oleh konsultan pengawas adalah menyusun tahapantahapan dalam menangani pekerjaan tersebut diatas. Tahapan-tahapan tersebut
meliputi :
1. Pengenalan dan perumusan ruang lingkup pekerjaan
2. Pendekatan teoritis
Tahapan-tahapan tersebut diatas didasarkan atas tujuan dan sasaran yang akan
dicapai dari pekerjaan tersebut diatas. Adapun penjelasan setiap bagian dari
tahapan-tahapan diatas adalah sebagai berikut dibawah ini :
6.1.1 Pengenalan Masalah dan Perumusan Masalah
Pengenalan Masalah
Dalam hal pengenalan masalah untuk Pekerjaan Manajemen Konstruksi kegiatan
PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG............... perlu mendapat perhatian
yang cukup signifikan, dimana dalam tahapan ini perlu adanya langkah
pengenalan terhadap lokasi lahan dari proyek tersebut dilapangan. Dengan
dilakukannya pengenalan terhadap lokasi pekerjaan diharapkan segala
permasalahan yang akan timbul nantinya dapat dirumuskan dan dicari metode
penyelesaiannya.
Hakekat cara penanganan pekerjaan fisik dalam berbagai skala akan membentuk
suatu pola sistem manajemen tertentu yang bersifat khusus. Meskipun demikian
tahapan-tahapan kegiatan pokok didalam proses konstruksi (bermacam-macam
jenis kegiatan) cenderung tersusun membentuk tata urutan yang mirip satu
dengan yang lainnya, bahkan bisa jadi sama untuk beberapa kegiatan.
Macam kegiatan pokok tersebut didasarkan pada bidang keahlian dan profesi
yang terlibat, sedangkan urut-urutan tahapannya tersusun berdasarkan pada
kondisi spesifik berkaitan dengan tantangan teknis serta kebutuhan mekanisme
dalam proses, yang selanjutnya melekat sebagai ciri utama dari proyek. Sehingga
sebagaimana kegiatan proyek konstruksi pada umumnya, proses produksi akan
selalu mengikuti dan didasarkan pada pola urutan tahapan kegiatan pokok
tersebut. Sebagai suatu sistem rekayasa, keseluruhan rangkaian tahapan
kegiatan (Pengembangan Konsep, Perencanaan, Pelelangan, Pelaksanaan
Konstruksi, Pengoperasian) sering disebut sebagai daur proses konstruksi.
Perbedaan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya terletak pada tantangan teknis
yang harus/akan dihadapi.
Perumusan Masalah
Dalam menghadapi segala permasalahan yang akan timbul nantinya perlu
dilakukan suatu mekanisme tertentu dalam pelaksanaan metode penyelesaiannya
meliputi segala yang berhubungan dengan pekerjaan perubahan disain untuk
menyesuaikan kondisi lapangan atau segala pekerjaan yang berhubungan dengan
jalannya proses kegiatan konstruksi dimana pekerjaan tersebut tidak tercakup
didalam Bill of Quantity-nya. Hal ini dipandang cukup penting bahwa segala
permasalahan tersebut diatas memerlukan suatu data-data pendukung yang
cukup akurat dan baku (valid) sebagai dasar pengambilan keputusan akan
persetujuan pekerjaan tersebut nantinya. Dalam perumusan masalah ini pihak
Konsultan akan merumuskan berbagai permasalah yang ada nantinya didasarkan
atas pertimbangan terhadap faktor mutu, waktu pelaksanaan, dan biaya yang
timbul.
13
Pada kondisi optimal, faktor-faktor biaya, waktu dan kualitas membentuk tata
hubungan yang saling bergantung serta berpengaruh amat kuat dengan
kepekaan tinggi. Jika salah satu darinya berubah atau digeser sedikit saja akan
langsung berdampak pada faktor lainnya dan pada umumnya merupakan hal
yang sulit bahkan mustahil untuk dapat mencegah pengaruhnya. Hubungan
ketergantungan yang amat peka antar faktor (biaya, mutu dan waktu) tersebut
juga merupakan perbedaan mencolok bila dibandingkan dengan proses produksi
pada industri pabrik manufaktur.
Pada industri konstruksi sebagaimana layaknya pelayanan jasa, ketentuan
mengenai biaya, kualitas dan waktu penyelesaian konstruksi sudah diikat dalam
kontrak dan ditetapkan sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai. Apabila muncul
hal-hal yang tidak diperhitungkan selama proses produksi, tidaklah mudah untuk
mengubah ketentuan-ketentuan yang sudah merupakan bentuk kesepakatan
tersebut.
Apabila didalam proses konstruksi terjadi penyimpangan kualitas hasil pekerjaan,
baik hal tersebut merupakan akibat perbuatan yang disengaja maupun tidak
disengaja, resiko yang ditanggung tidaklah kecil. Cara memperbaiki bagian dari
bangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi haruslah dibongkar kemudian
dikonstruksi ulang ditempat yang sama sesuai dengan apa yang dikehendaki
didalam proses perencanaan. Sedangkan disisi lain upaya untuk memperbaiki
penyimpangan bagaimanapun tidak akan dapat mengubah kesepakatan
pembiayaan dan jangka waktu pelaksanaan konstruksi, akan tetapi segala bentuk
penyimpangan tersebut dapat berakibat berlakunya ketentuan yang mengandung
resiko sanksi ataupun denda. Dengan demikian dapat digaris bawahi kiranya
bahwa faktor biaya, waktu dan mutu didalam proses konstruksi merupakan
ketentuan kesepakatan mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dan ketiganya
saling bergantung dan berpengaruh secara ketat.
Dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor biaya merupakan bahan pertimbangan
utama karena biasanya menyangkut jumlah investasi besar yang harus
ditanamkan Pemilik Pekerjaan yang rentan terhadap resiko kegagalan. Fluktuasi
pembiayaan suatu konstruksi bangunan juga tidak lepas dari pengaruh situasi
ekonomi umum yang mungkin dapat berupa kenaikan harga material, peralatan
dan upah tenaga kerja dikarenakan inflasi, kenaikan bunga bank dan lain-lain.
Masalah-masalah yang berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan konstruksi lebih
banyak disebabkan oleh mekanisme penyelenggaraan seperti keterlambatan
pengadaan material dan peralatan, keterlambatan jadual perencanaan,
perubahan-perubahan pekerjaan selama berlangsungnya konstruksi, kelayakan
jadual konstruksi. Masalah-masalah produktifitas, peraturan pemerintah untuk
perencanaan
dan
metode
konstruksi,
dampak
lingkungan,
kebijakan
ketenagakerjaan dan lain sebagainya.
Sedangkan masalah yang mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan lebih banyak
berawal dan didominasi oleh kualitas sumber daya manusia yang berkaitan
dengan kemampuan dan keterampilan teknis, misalnya dalam penyusunan
kriteria perencanaan dan spesifikasi, pengelolaan segi finansial sebagai
penunjang, tata cara penyediaan material/peralatan, pengerahan tenaga
terampil, dan kelemahan dibidang pemeriksaan dan pengawasan selama
konstruksi berlangsung.
6.1.2 Pendekatan Teoritis
Sebagai suatu sistem rekayasa, apabila semua sumber daya yang berupa waktu,
dana, peralatan, teknologi, manusia, material, didalam proses konstruksi disusun
dan diorganisasikan membentuk urutan kegiatan-kegiatan dalam suatu kerangka
logis menyeluruh akan membentuk mata rantai tahapan kegiatan yang tidak
14
15
16
17
18
19
20
a.
b.
c.
21
d.
e.
f.
g.
22
23
2)
3)
4)
5)
Estimasi
Setelah bagian perencanaan disetujui maka estimasi rencana
kemajuan fisik dalam rangka menjaga keseimbangan antara
kemajuan fisik dengan kemajuan penyerapan dana dari
pelaksanaan proyek pertu disepakati cara menghitungnya.
b. IDENTIFIKASI PROYEK
Identifikasi Proyek dan Persiapan Proyek, Utama dan Identifikasi
kebutuhan-kebutuhan pembangunan melalui pertemuan-pertemuan
dengan Kontraktor.
1. Menjelaskan kriteria pemilihan sasaran proyek, agar penggunaan
peralatan dapat effisien dan biaya dapat optimal.
2. Sistim penilaian dan perhitungan bobot hasil pelaksanaan
dilapangan.
3. Pemeriksaan dan Verifikasi pelaksanaan kegiatan pada proyek
(pengendalian waktu)
4. Membantu persiapan perencanaan detail
5. Pemeriksaan terhadap penggunaan Bahan-bahan Bangunan
6. Meninjau Perencanaan detail
c. PEMERIKSAAN DOKUMEN PELAKSANAAN
Risalah-risalah aanwijzing, risalah klarifikasi dan risalah negosiasi adalah
dokumen pendukung dan kelengkapan dokumen pelaksanaan
pekerjaan. Kekuatan hukumnya sejajar dengan RKS, dan sebagai
dokumen yang tidak terpisahkan dengan dokumen pelaksanaan seperti
gambar rencana, gambarkerja dan RKS maupun BQ kesemuanya saling
molengkapi dan menjadi satu kesatuan dokumen pelaksanaan
pekerjaan. Dokumen ini sebagai bagian dan tertampir pada Surat
Perjanjian pemborongan / Kontrak.
d. MANAJEMEN PENGAWASAN KONSULTAN MK
Dalam manajemen pengawasannya beberapa hal yang mempengaruhi
antara lain :
1) Penawaran Kontraktor beserta lampiran lampirannya.
Untuk pengendalian mutu, waktu dan biaya, Konsultan Manajemen
Konstruksi berpegang pada penawaran kontraktor berserta seluruh
lampirannya. Karena penawaran dan lampiran ini merupakan hasil
perhitungan dan apresiasi kontraktor dan dokumen lelang / gambar
rencana, gambar kerja, RKS dan BQ berserta risalah-risalah
24
3)
Koordinasi
Mengkoordinasikan dan mengawasai kegiatan semua kontraktor,
terhadap mutu hasil kerja, koordinasi atas waktu untuk semua
bagian pekerjaan yang memerlukan kebersamaan lahan kerja
ataupun berkaitan dengan fasilitas dan utilitas yang bersamaan
agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan. Mengkoordinasikan
semua masukkan dari Pemberi Tugas atau informasi balik berkaitan
dengan hasil pelaksanaan. Memonitor jadwal pelaksanaan,
mereview jadwal kegiatan dan penggunaan biaya yang belum mulai
atau belum selesai, serta penyelarasan terhadap total waktu untuk
penyelesaian.
4)
Shop drawing
Shop drawing dari semua bagian pekerjaan pada gambar-gambar
rencana dan kerja harus dibuat shop drawing untuk kejelasan detail
pelaksanaan, terutama untuk hubungan bagian satu dengan bagian
pekerjaan lain yang terkait, baik ukuran maupun penempatan serta
kedudukan setiap bagian pekerjaan terhadap bagian pekerjaan
yang lain. Dengan demikian seluruh pekerjaan akan sempuma baik
kedudukan, maupun penempatannya serta ukurannya dalam satu
kesatuan utuh dalam bangunan.
5)
Bahan/material proyek
Bahan/material proyek sebelum pemesanan oleh kontraktor harus
diajukan kepada Konsultan, untuk mendapatkan persetujuannya.
Baik untuK bahan, spesifikasi bahan serta kesesuaian dengan
dokumen
pelaksanaan
harus
diajukan
kontraktor
untuk
mendapatkan persetujuan dari team Pemilik Proyek khususnya
Arsitek proyek atau keakhlian yang bersangkutan, apabila torjadi
penyimpangan RKS dan segera seteiah itu team Konsultan
menyetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
Dalam hal ini kontraktor harus melakukan dengan memperhatikan
jadwal pelaksanaan pekerjaan dan berkaitan dengan lamanya
pemesanan bahan tersebut dan pelaksanaan testing laboratorium
apabila
disyaratkan.
Penundaan
waktu
pengajuan
yang
menyebabkan tertundanya waktu pelaksanaan menjadi tanggung
jawab kontraktor. Selain sertifikat pabrik, maka bahan struktur
seperti beton, baja dan besi beton harus diuji pada laboratorium
yang disetuji Konsultan Manajemen Konstruksi.
6)
25
e. JAMINAN (WARRANTY)
Pemberi tugas wajib bertanggung jawab untuk mendapatkan jaminan
bagi barang, material ataupun perlatan tertentu dari pabrik
1. jika dalam masa garansi tersebut terdapat kerusakan akibat
kesalahan pabrik (factory default), maka pemberi kerja tugas
bertanggung jawab dalam mengurus dan mendapatkan penggantian
peralatan tersebut dari pabrik pembuat.
2. Untuk
ketentuan
ketentuan
diatas,
kontraktor
tetap
bertanggungjawab untuk membantu pihak pemberi tugas dalam
mendapatkan jaminan tersebut dari pihak pabrik pembuat, pemasok
atau agen yang ditunjuk.
f.
26
27
28
i.
j.
29
2.
3.
4.
5.
30
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
n. LAPORAN
Konsultan Manajemen Konstruksi akan membuat laporan-laporan
ringkasan harian, mingguan, bulanan dari hasil monitoring/supervisi
pekerjaan konstruksi.
1. Melakukan evaluasi dan melakukan koordinasi atas semua
perubahan pekerjaan karena perubahan atau karena pengurangan
lingkup pekerjaan atas evaluasi
2. Meneliti, mengawasi dan merekomendasikan perubahan-perubahan
serta penyesuaian yang diperlukan selama pekerjaan konstruksi.
3. Menghitung dan mencatat bobot prestasi serta menyusun berita
acara persetujuan kemajuan pekerjaan.
4. Menyelenggarakan rapat koordinasi pelaksanaan dan memberikan
informasi balik kepada Pemilik Proyek apabila ditemukan
kejanggalan dan atau penyimpangan akibat pelaksanaan.
5. Memeriksa dan menyetujui/ menolak shop drawing dan contoh
material & equipment yang diajukan kontraktor.
o. PENGENDALIAN WAKTU
Konsultan mengendalikan jadwal dengan bantuan perangkat lunak, dan
sebagai acuan Usulan Teknik ini maka Usulan Jadwal peljaksanaan ini
menjadi kunci pengembangan dan sistim organisasi maupun
pengendalian biaya dan mutu secara terpadu.
Metoda yang digunakan didalam pengendalian waktu adelah
menggunakan "Precedence Diagram" atau "Arrow Diagram". Dengan
berkembangnya teknologi "Personal Computer" baik berupa Hardware
maupun Softwarenya, analisa terhadap Network dapat dilakukan dengan
cepat dan mudah. Analisa terhadap Network tersebut dapat
menghasilkan "Time Analysis" .serta "Barchart" yang memudahkan
untuk dimengerti dalam pelaksanaannya di lapangan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut Konsultan Manajemen
Konstruksi merumuskan pencapaian sasaran fisik proyek yang terdiri
dari Jadwal Induk (Master Schedule) dalam bentuk diagram panah
(Network Panning) dan diagram balok (Bar Chart) program penyediaan
dan penggunaan tenaga kerja, program penyediaan serta penggunaan
peralatan dan perlengkapan.
p. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang dilaksanakan oleh Konsultan adalah dengan
cara sebagai berikut:
31
32
33
BAB VI
RENCANA KERJA
7.1 RENCANA KERJA
Tahap Supervisi
Lingkup kegiatan ini meliputi :
1. Mengadakan evaluasi program kegiatan konstruksi fisik yang disusun oleh
kontraktor yang meliputi program-program pencapaian konstruksi,
penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan,
bahan bangunan, informasi, dana, program quality assurance/quality
control , dan program kesehatan dan keselamatan kerja K3).
2. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik.
3. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas : memeriksa dan
mempelajari dokumen pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar
dalam pengawasan pekerjaan lapangan.
4. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
5. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.
6. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
7. Menyelenggarakan kegiatan rapat-rapat lapangan secara berkala,
membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan
masukan hasil rapat-rapat lapangan dan laporan-laporan yang dibuat oleh
pemborong.
8. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan, dan
serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.
9. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh
pelaksana konstruksi.
10. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawings) sebelum serah terima pertama.
11. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
12. Menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.
13. Membantu tim pengelola teknis mengurus IPB (Ijin Penggunaan Bangunan)
dari Pemerintah Daerah.
14. Memberikan penilaian untuk mendapat persetujuan dari pemberi tugas
tentang subkontraktor yang akan dilibatkan oleh Kontraktor.
15. Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian dilapangan untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pekerjaan
konstruksi.
16. Menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasan.
Keluaran/Hasil tahapan ini meliputi :
1. Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang
penting dari Pemberi Tugas.
2. Laporan Harian, berisi keterangan tentang : Tenaga Kerja, Bahan-bahan
yang datang, diterima atau ditolak, Alat-alat. Pekerjaan-pekerjaan yang
diselenggarakan.
3. Waktu pelaksanaan pekerjaan : Laporan mingguan sebagai resume
Laporan Harian, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan Tambah Kurang, Gambar-gambar sesuai dengan
pelaksanaan (as built drawings) dan Manual peralatan-peralatan yang
dibuat oleh kontraktor, Laporan rapat lapangan (site meeting), Gambar
rincian untuk pelaksanaan (shop drawing) dan Time Schedule yang dibuat
oleh kontraktor.
34
35
1.
2.
3.
4.
5.
Dalam
1.
2.
3.
4.
36
3
Rapat Pra Pelaksanaan Pemilik Proyek
Isi Rapat :Pengarahan, Koordinasi
Pre-Construction
(
Meeting
)Kontraktor
Proyek, Masalah Keamanan, Waktu
Konsultan Pengawas, Pelaksanaan, Biaya dan Kendala yang
dapat terjadi, Gambar Kerja/Kontrak,
Rencana Pengukuran Lapangan,
Prosedur Administrasi
4Pengumpulan Data
Sekunder
Tim Konsultan
5Uitzetlapangan
Pemilik Proyek
6Mobilisasi Peralatan
37
3
Pemahaman dokumen Tim Konsultan Pws
surat perjanjian, gambar,
RKS, Berita acara, dll
4
Pengawasan volume,
Quantity
Persetujuan
Shop Drawings
Persetujuan volume
Persetujuan perubahan gambar
Pengurangan pekerjaan atau pekerjaan
tambah dan pekerjaan kurang
5Pengawasan mutu
6Pengawasan Jadual
Pelaksanaan
7
Rapat Mingguan/Rapat Tim Konsultan Pws
Lapangan
Kontraktor
P
8engendalian Pembayaran
Tim Konsultan Pws
Pelaksanaan
Kontraktor, Pimpro
9Pengawasan
Persetujuan Material
Persetujuan Test bahan
Persetujuan Peralatan
Persetujuan Spesifikasi Bahan
Ketersediaan Tenaga Kerja
Ketersediaan Peralatan
Ketersediaan Material
Pengaturan Jadual Kerja
Daftar Hadir
Notulen Rapat (Kemajuan Pekerjaan,
Kendala/Masalah yang dihadapi)
Berita Acara
Visual
Laporan Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor,
Pertimbangan Metode
Subkontraktor, Konsultan
Pertimbangan Sistem
Pengawas (Pws)
Waktu Pelaksanaan
Toleransi,Statement
Visual
38
39
c. Ganti Rugi
5. Tata Laksana/Prosedur Serah Terima
a. Pembuatan As-Built Drawing, Manual Operation, Spesifikasi Teknis
b. Serah Terima I (PHO-Provision Hand Over)
c. Serah Terima II (FHO-Final Hand Over)
Detail dari tata laksana/prosedur masing-masing tahapan dapat dilihat sebagai
berikut ini :
40
Keterangan
Simbol yang menunjukkan dimana kegiatan suatu prosedur/tata
laksana dimulai
Simbol yang menunjukkan dimana kegiatan suatu prosedur/tata
laksana sudah berakhir
Simbol yang menunjukkan proses/kegiatan dalam prosedur/tata
laksana terkait
Simbol yang menunjukkan proses pengambilan keputusan yang
menunjukkan disetujuinya (Ya) atau tidak disetujuinya (Tidak)
proses/kegiatan dalam prosedur/tata laksana terkait
Simbol yang menunjukkan formulir/dokumen (input/output)
dalam prosedur/tata laksana terkait dengan jumlah tunggal
Simbol yang menunjukkan formulir/dokumen (input/output)
dalam prosedur/tata laksana terkait dengan jumlah banyak
41
42
43
44
Prosedur:
45
Output
SPMK
Pemilik, Kontraktor,
Konsultan MK/Supervisi
Hasil Pemeriksaan
Konsultan MK/Supervisi
Konsultan MK/Supervisi
Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Konsultan MK
Konsultan MK/Supervisi
Hasil Pemeriksaan
Pemilik, Konsultan
MK/Supervisi, Kontraktor
Berita Acara Serah Terima Lapangan Berita Acara Serah Terima Lapangan
Tertandatangani
Pemilik, Konsultan
MK/Supervisi, Kontraktor
Berita Acara Serah Terima Lapangan Berita Acara Serah Terima Lapangan
Tertandatangani
Tertandatangani terdistribusi
Kontraktor
46
Input
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
No
Prosedur/Kegiatan
Pelaku
Input
Output
2
PERSIAPAN PELAKSANAAN
2B01 Pembuatan Shop Drawing
47
Kontraktor
Konsultan MK/Supervisi
Konsultan MK/Supervisi
Kontraktor
Aku
terh
Kem
Biro
Dise
(kua
Ters
adm
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
48
49
Pelaku
Input
Output
Kontraktor
Konsultan MK/Supervisi
Kontraktor
Konsultan MK/Supervisi, Pemilik, Jadual persetujuan material, Jadual Jadual persetujuan material, Jadual
Kontraktor
pengadaan material tertandatangani pengadaan material tertandatangani
terdistribusi
Kontraktor
Kontraktor
Kontraktor
Konsultan MK/Supervisi
9 Konsultasi estetika dan lain-lain jika perlu Konsultan MK/Supervisi, Pemilik, Dokumen Pelaksanaan, Kontrak,
Program Mutu, Surat Permohonan
Persetujuan Material, Spesifikasi
Teknis material, Brosur Material
Kontraktor
2D01. MOBILISASI
Faktor yang
mempengaruhi:
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
50
51
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
52
Kesepakatan material
Perubahan harga material
Proses pengadaan material kontraktor
Keamanan & penerimaan lingkungan sekitar
Masuknya material sesuai dengan kesepakatan persetujuan kualitas
material dan jadual pengadaan
Tersedianya dokumen persetujuan material yang masuk oleh MK
53
54
Kesiapan material
Kesiapan alat & personil
Progress penyelesaian pekerjaan sebelumnya (yang berkaitan)
Berita acara hasil evaluasi kesiapan material & sumberdaya lainnya
Dokumen ijin pelaksanaan
55
3B01. PELAKSANAAN
Faktor yang
mempengaruhi:
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
56
57
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
58
59
60
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
61
Perubahan desain
Modifikasi mekanisme kerja
Perubahan material yang digunakan (atas kesepakatan bersama)
Ketersediaan dana untuk pekerjaan tambahan
Berita acara kesepakatan perubahan
Adendum kontrak (jika dikerjakan oleh kontraktor yang sama)
Tersedianya dokumen pendukung lainnya seperti usulan perubahan,
Berita acara pembahasan perubahan
62
63
Prosedur/Kegiatan
Pelaku
Input
Output
3
PELAKSANAAN
3C01 Perubahan Pekerjaan
64
Konsultan MK/Supervisi
Konsultan MK/Supervisi
Konsultan MK/Supervisi
Kontraktor
Gambar Kerja
Konsultan MK/Supervisi
Konsultan MK/Supervisi
Gambar Kerja
Gambar Kerja tertandatangani
Kontraktor
Konsultan MK/Supervisi
Kontraktor
Konsultan MK/Supervisi
Konsultan MK/Supervisi
Konsultan MK/Supervisi
Amandemen Kontrak
Amandemen Kontrak
Kontraktor
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
65
66
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
67
68
69
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
70
71
72
Prosedur:
73
Prosedur/Kegiatan
Pelaku
Input
Output
4
SERAH TERIMA
4A01 Pembuatan As-Built Drawing, Manual Operation, Spesifikasi Teknis
74
Kontraktor
Konsultan MK/Supervisi
Hasil Evaluasi
Kontraktor
Indikator
Keberhasilan
Prosedur:
75
76
77
Prosedur:
78
79
80
81
BAB VII
ORGANISASI PROYEK
7.1 UMUM
Secara umum setiap personil teknik harus dapat memahami tugas-tugas disiplin
ilmunya serta memahami maksud gambar dan spesifikasi teknis dan mempunyai
visi atau gambaran untuk mewujudkan yang ada dan yang akan dilaksanakan
oleh kontraktor pelaksana.
Lebih jauh personil dapat memahami dan mengakomodasikan antara kontrak
dengan pelaksanaan dalam kondisi situasi yang terjadi. Dengan demikian dapat
mengatasi aspek-aspek lain yang timbul yang menghambat atau menyulitkan
pelaksanaan. Hal tersebut dapat berupa keadaan moneter (inflasi), perubahanperubahan peraturan yang berkaitan langsung, atau yang berkaitan dengan force
majeure. Bahkan lebih baik dapat mengoptimasi dengan metode Value
Engineering, baik keadaan normal atau mengantipasi kekurangan biaya untuk
menyetujui pekerjaan tambah yang muncul secara tidak terduga.
Personil atau team manajemen dalam wadah perusahaan konsultan mempunyai
kriteria tertentu untuk dinyatakan sebagai personil yang berkompeten, lebih
spesifik lagi apabila berkaitan dengan tugas Konsultan Manajemen Konstruksi,
dalam tahap pelaksanaan personil dipilih atau dituntut memiliki suatu kriteria
tertentu sebagai berikut :
a. Penguasan disiplin ilmu
b. Jenjang pendidikan
c. Pengalaman spesifik yang menunjang/masa kerja
d. Penguasan konsep dan prosedur Pengawasan
e. Jiwa kepemipinan (Leader Ship)
f. Watak-watak khusus lainnya.
Khusus untuk personil yang mengemban jabatan Koordinator Lapangan/ Team
Leader dan Koordinator Proyek/Project Manager selain harus memiliki pengalaman
yang spesifik, juga harus lebih baik mempunyai pengalaman lain (tambahan).
Pengalaman lain tersebut masing-masing juga pernah berpengalaman di
Perencanaan atau di laboratorium/penelitian dan bahkan pernah di Kontraktor
serta memahami peraturan-peraturan dan perundangan yang berlaku sehingga
mempunyai wawasan cara berpikir yang luas serta dapat dengan cepat dan
mudah mengambil keputusan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang
timbul bahkan untuk bertugas dilapangan hatus memiliki kekuatan fisik khusus
karena berkaitan dengan situasi dan kondisi kerja yang berbeda.
7.2 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
Dalam pelaksanaan pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi akan
menempatkan personil-personilnya yang akan mengendalikan pelaksanaan
pengawasan pekerjaan dengan struktur organisasi sebagai berikut :
82
83
84
Tahap Konstruksi
o Memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan pemborong
dari pemilik, tersampaikan dengan jelas melalui staf-staf
lapangannya.
o Memimpin Rapat periodik dengan semua stafnya, untuk memonitor
progres, membahas masalah lapangan dan menyampaikan hal-hal
yang perlu dilaksanakan oleh stafnya.
o Menjamin bahwa rapat lapangan rutin antar stafnya dengan
masing-masing pemborong berlangsung sesuai kebutuhan.
o Bersama staf memeriksa changer order yang perlu, sebelum
diteruskan kepada Pemilik Proyek, kemudian kepemilik untuk
disetujui.
o Berusaha agar progres pelaksanaan berjalan sesuai waktu dan
biaya yang ditetapkan.
o Segera mengambil langkah-langkah yang perlu, dalam hal terjadi
penyimpangan dari rencana dan syarat-syarat yang tidak bisa
diatasi di lapangan dengan pemborong sendiri (misalnya
penambahan tenaga/alat, dan lain-lain), misalnya menghubungi
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
85
3. PENGAWAS LAPANGAN
a. Organisatoris
Bertanggung jawab kepada Project Manager
b. Tugas Pokok
Mengarahkan, mengkoordinasikan dan memonitor semua kegiatan
dilapangan/proyek, para pemborong dan petugas-petugas lain
dilapangan sehingga tercapai hasil sesuai rencana dan syarat-syarat.
Menjamin bahwa semua kebutuhan dilapangan dapat dipenuhi dan
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini meliputi :
o Peralatan, pelengkapan kerja dan akomodasi lapangan
o Dokumen kerja/kontrak dan pelengkapannya :
Gambar gambar mutakhir dan shop drawings
Persyaratan teknis dan umum
Penawaran pemborong dan B. Q
Kontrak kerja/surat perintah kerja dengan histogram tenaga
kerja
Skedul waktu pelaksanaan ; Barchart dan Network Planning
Skedul bahan bangunan
- Copy dari ijin ijin yang diperlukan
- Copy dari asuransi yang diperlukan.
c. Persiapan Kerja
Mempelajari dan mengkoordinasikan dokumen kerja bila ditemukan
masalah-masalah didalam dokumen kerja, ataupun hal-hal yang
86
d. Pengawasan Pembangunan
Mengadakan pemeriksaan terhadap seluruh kondisi lapangan dan
sekitarnya, mencatat hal-hal penting yang ada serta mengkaitkan/
memanfaatkan untuk pelaksanaan pembangunan yang akan
berlangsung. Bila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan dokumen serta
dapat menyebabkan akibat-akibat yang kurang baik, melaporkan
kepada Team Leader.
Mengadakan pemeriksaan dan pencatatan terhadap semua materil/
peralatan yang masuk / keluar lapangan, apakah sesuai dengan
rencana
dan
persyaratan-persyaratan,
menolak/
menerima
pemasukan/ pengeluaran tersebut.
Memeriksa dan memberikan pengarahan terhadap pekerjaan
pemborong, membuat catatan, pengukuran, pemotretan dan
sebagainya untuk hal-hal penting. Bila ada hasil pekerjaan yang tidak
dapat diterima, mengeluarkan instruksi perbaikan secara lisan dan
tertulis.
Menjelang selesainya proyek, bersama-sama pemborong dan pemilik :
o Menyusun punch list/ check list
o Mengadakan pemeriksaan akhir, apakah semua telah dilaksanakan
oleh pemborong dengan baik.
4. JURU GAMBAR / DRAFTER
a. Organisatoris
Bertanggung jawab kepada Team Leader
b. Tugas Pokok
Membantu Project Manager, Team Leader dan Tenaga Ahli dalam
penyusunan justifikasi gambar pelaksanaan (shopdrawing) dan
pengendalian gambar terpasang (as built drawing).
Bertanggung jawab atas dokumentasi dokumen-dokumen gambargambar awal, perubahan dan final.
Bertanggung jawab atas file database gambar proyek.
5. ADMINISTRASI
c. Organisatoris
Bertanggung jawab kepada Team Leader
d. Tugas Pokok
Membantu Project Manager, Team Leader dan
penyusunan Laporan.
87
88
BAB VIII
PENUTUP
Demikian Usulan Teknis
Pekerjaan
Jasa
Pengawasan
Pembangunan
Gedung......... ini dibuat untuk kelengkapan adminitrasi teknis yang berfungsi
sebagai pengantar atau apresiasi terhadap pelaksanaan pekerjaan secara umum.
89