Professional Documents
Culture Documents
metode yang
kurang tepat, tidak bervariasi guru hanya menggunakan metode ceramah saja
tidak menggunakan alat peraga sementara siswa duduk secara pasif menerima
informasi pengetahuan dan keterampilan dari guru saja. Hal ini diduga salah
satu
penyebab
siswa
kurang
tertarik
belajar
rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terungkap dari data siswa hasil tes
tentang materi pengaruh gaya terhadap gerak benda, dari 17 siswa, yang telah
berhasil mencapai KKM hanya 5 siswa (29,42%) sisanya 12 siswa (70,58%)
masih di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 69.
Rumusan masalah pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini adalah Apakah dengan penerapan model Snowball
Throwing dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda siswa kelas IV SD Negeri
Adimulya 06?. Tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini adalah untuk
memperbaiki proses pembelajaran
benda, sehingga minat dan hasil belajar siswa meningkat melalui penerapan
model Snowball Throwing siswa kelas IV SD Negeri Adimulya 06.
Penelitian ini memberikan data empirik bagi kepentingan peningkatan
kualitas pengajaran di sekolah, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan
minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, temuan penelitian ini
dapat dijadikan dasar acuan bagi pengelolaan pengembangan strategi dan
pengelolaan pembelajaran. Penelitian ini dapat dijadikan pola pengembangan
metode mengajar, strategi belajar mengajar dan pengelolaan kelas. Bagi Siswa,
diharapkan dapat melatih kesiapan siswa dalam membuat pertanyaan sesuai
dengan materi pembelajaran, siswa lebih memahami materi pembelajaran, dan
siswa lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Bagi Guru, dapat
dijadikan
sekolah dan seluruh dewan guru dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di
sekolah melalui peningkatan kinerja mengajar.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun
secara
pengamatan
sistematis
yang
yang
didasarkan
pada
hasil percobaan
dan
yang
dalam
menerapkannya
di
dalam
kehidupan
sehari-hari. Proses
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP).
Dalam KTSP
selain
kegiatan
penyelidikan,
pemecahan
masalah,
berkomunikasi
ilmiah, pengembangan
Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah
menerima
pengalaman
pendekatan
yang
digunakan
dalam
atau
pola
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru yang bermuara pada
terjadinya proses belajar siswa. Mills mengemukakan model adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. (Mills : 2010:81),
sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola atau
kerangka dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran di dalam
kelas
dengan
penuh
makna
serta dapat
mencapai
hasil
belajar
yang
diharapkan.
Model
pembelajaran
yang dipilih
dan
dikembangkan
guru
dan emosional yang ada dalam diri siswa. Di sini siswa akan terlatih untuk
mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu
menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam
dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan mempertimbangkan dan merujuk pada beberapa pendapat
ahli, disusunlah hipotesis tindakan adalah penerapan model Snowball throwing
dapat meningkatkan minat dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA materi
pengaruh gaya pada siswa kelas IV SD Negeri Adimulya 06.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil velajar adalah
ketuntasan belajar siswa. Siswa dinyatakan tuntas dengan kriteria mencapai
penguasaan materi di atas KKM atau mendapat nilai minimal 69. Adapun
indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan minat adalah rajin dalam
belajar, tekun dalam belajar, rapi dalam mengerjakan tugas dan disiplin dalam
belajar.
Indikator keberhasilan proses perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini
dapat ditetapkan sebagai berikut siswa dinyatakan tuntas jika telah mencapai
tingkat penguasaan materi 85% ke atas atau mendapat nilai di atas KKM minimal
69, proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil jika 85% dari jumlah
siswa tuntas dalam belajar, pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila peningkatan minat belajar siswa mencapai 85% atau lebih dari
jumlah seluruh siswa yang mengikuti proses perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Adimulya 06 dengan
jumlah
siswa
17
orang
Siklus Kedua
Mata pelajaran yang menjadi bahan kajian yaitu IPA materi pengaruh gaya
terhadap gerak benda yang merupakan materi semester 2 dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
IV/2
7. Memahami gaya dapat mengubah gerak
dan atau bentuk suatu benda
Kompetensi Dasar
(dorongan
dan
tarikan)
dapat
Indikator
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Sumber data dalam PTK dapat berasal dari subjek peneliti
maupun dari luar subjek peneliti. Sumber data dari subjek peneliti merupakan
sumber data primer (misalnya nilai ulangan harian). Sumber data dari luar subjek
peneliti merupakan sumber data sekunder (misalnya data hasil pengamatan yang
dilakukan oleh teman sejawat). Alat pengumpulan data yang digunakan untuk
melakukan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan lembar observasi dan lembar tes.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer
dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah siswa kelas IV SD Negeri
Adimulya 06 Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran
2012/2013. Sumber data sekunder berasal dari sumber data yang berasal dan
pihak yang masih ada kaitannya dengan siswa, tetapi tidak secara langsung
mengetahui keberadaan siswa atau berhubungan langsung dengan siswa.
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes
dan teknik nontes. Alat pengumpulan data, terdiri dari lembar observasi, lembar
Kerja Siswa (LKS), dan lembar Evaluasi / Tes. Siswa dinyatakan tuntas apabaila
skor yang diperoleh 3 atau dengan kategori minimal baik. Peningkatan nilai
invidu siswa dapat dilihat dari nilai hasil tes formatif. Siswa dinyatakan
meningkat hasil belajarnya apabila nilai hasil tes I dari hasil tes II. Tes hasil
belajar siswa menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa. Siswa dinyatakan
tuntas belajarnya apabila mendapat nilai di atas KKM minimal 69.
Penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh
Lewin (Kemmis dan MC Taggar,1992) yaitu Planning (rencana), Action
(tindakan), Observation (pengamatan) dan Reflection (refleksi).
a. Tahap
Perencanaan
meliputi
Menyiapkan
skenario
pembelajaran,
IPA yang
memberikan
kesempatan
sudah
kepada
disediakan
guru
secara
setiap
kelompok
acak, Guru
untuk berdiskusi
(maksimal
siswa
untuk
10
11
Sebelum
melakukan
tindakan
pembelajaran,
penulis
melakukan
observasi terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru kelas IV.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan guru
masih menggunakan metode ceramah. Pembelajaran lebih sering didominasi
oleh guru sedangkan siswa hanya menyimak dan mencatat, sehingga
kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran IPA kurang
berkembang.
Dari hasil diskusi yang dilakukan dengan teman sejawab akhirnya peneliti
berpendapat bahwa metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran IPA
yang sesuai dengan KTSP adalah penerapan model snowball throwing dengan
pertimbangan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran snowball throwing
dalam meningkatkan minat belajar siswa ini dirasakan cukup efektif karena
mampu menumbuh kembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang
ada dalam diri siswa. Di sini siswa akan terlatih untuk mengemukakan gagasan
dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan
menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya untuk
menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Akhirnya disetujui metode pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan
penelitian adalah dengan model snowball throwing.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan membuktikan
bahwa model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan proses dan
hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SDN Adimulya 06 pada
pembelajaran
benda melalui dua siklus menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan hasil proses pembelajaran pada masing-masing
siklusnya.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan dimulai dengan
membentuk kelompok siswa, ketua kelompok mempersiapkan anggotanya, untuk
membuat pertanyaan, kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola
dan dilempar dari siswa satu ke siswa yang lain, siswa mendapat satu bola
12
dapat
13
14
15
sebesar 69, dengan jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 17 siswa
atau 100%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar juga telah mencapai
kriteria keberhasilan sebesar 85% sehingga proses perbaikan pembelajaran
dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II.
Pada tahap pengamatan mengenai prestasi siswa pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi materi pengaruh gaya terhadap gerak benda dapat
disimpulkan bahwa dari 17 siswa terdapat 17 orang yang tuntas belajarnya
(100%) dilihat dari minat belajarnya. Melihat hasil di atas maka peneliti bersamasama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap
peningkatan minat belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II.
Dari dua kali pertemuan pada pembelajaran pada siklus kedua dianggap
berhasil, karena semua kriteri keberhasilan telah tercapai, yaitu angka ketuntasan
dan minat sebesar 100%. Angka tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi materi pengaruh gaya terhadap gerak benda telah
memenuhi kriteria ketuntasan, karena sudah melebihi batasan kriteria ketuntasan
sebanyak 85%, dan nilai rata-rata hasil belajar yang mencapai angka 72,94 dari
KKM minimal mendapat nilai 69, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II.
Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari dua siklus yang
dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran snowball throwing pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
materi materi pengaruh gaya terhadap gerak benda menunjukkan peningkatan
yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran
1. Siswa Tuntas Belajar
a. Pada temuan awal siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 29,41% dari
17 siswa.
b. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 52,94% dari 17
siswa
c. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa atau 100% dari 17
siswa
16
17
wawancara
yang
dikaitkan
dengan
hasil
tes
formatif,
penyebab
kekurangaktifan siswa dan jumlah anggota kelompok yang masih terlalu banyak
serta kurang meratanya kemampuan antar individu dalam satu kelompok. Hasil
pada pertemuan kedua siklus pertama tentang pengaruh gaya dianggap belum
berhasil. Setelah peneliti dengan observer mendiskusikan hasil observasi dan
wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua
perlu ditanggulangi dengan menggali pemahaman awal siswa tentang materi yang
akan
dipelajari
sebelum
proses
pembelajaran
berlangsung,
kemudian
18
individu kepada semua siswa secara bergantian, dilanjutkan tes formatif untuk
mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa.
Peningkatan minat belajar cukup signifikan pada setiap siklusnya, dimana
pada siklus pertama hanya 70,59% atau 12 siswa, meningkat menjadi 100% atau
seluruh siswa pada siklus kedua terlibat aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan sebanyak 5 orang siswa
(47,06%) dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua. Sepertinya halnya
peningkatan minat belajar, Hasil belajarpun meningkat cukup baik, yaitu dari nilai
rata-rata hasil belajar sebesar 65,29 pada siklus kedua, menjadi 72,29 pada siklus
kedua, sedangkan tingkat ketuntasan belajar mencapai angka 17 siswa atau 100%.
Dari hasil diskusi dengan supervisor dan observer maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran dalam dua siklus perbaikan dinyatakan tuntas,
dan dapat dilanjutkan pada materi selanjutnya karena telah memenuhi kriteria
ketuntasan yang ditentukan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan minat belajar
dari 29,41% atau 5 siswa pada studi awal menjadi, 70,29% atau 12 siswa, dan
pada akhir siklus kedua menjadi 100%. Hal tersebut didukung oleh peningkatan
hasil belajar siswa, di mana nilai rata-rata hasil belajar terus mengalami
peningkatan dari 58,82 pada studi awal menjadi 65,29 pada siklus pertama,
menjadi 72,94 dan pada akhir siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar
yang juga meningkat pada setiap siklusnya, yaitu 5 orang siswa (29,41%) pada
studi awal, menjadi 52,94% atau 9 siswa, meningkat lagi menjadi 100% atau 17
siswa pada siklus terakhir.
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus
pertama dan kedua
19
dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 5 orang siswa (29,41%) pada studi
awal, menjadi 52,94% atau 9 siswa, meningkat lagi menjadi 100% atau 17 siswa
pada siklus terakhir.
Berdasarkan kesimpulan tersebut ada beberapa hal yang sebaiknya
dilaksanakan oleh guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran, yaitu :
1. Saran untuk penelitian lanjut
Guru harus mampu menerapkan model atau metode pembelajaran yang
tepat, salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran snowball
throwing agar siswa tidak kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan,
dan guru harus membimbing siswa secara intensif dalam proses pembelajaran
serta mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
2. Saran untuk penerapan hasil penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh guru untuk memperbaiki
kinerjanya, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam pembelajaran dapat
tercapai. Perbaikan pembelajaran berawal dari adanya masalah dalam
pembelajaran dan guru berupaya untuk memperbaikinya. Untuk mencegah
timbulnya masalah yang sama, guru sebaiknya selalu berinovasi dalam
pendekatan, strategi dan model ataupun metode-metode pembelajaran lainnya,
dan mempunyai manfaat besar bagi sekolah, guru maupun pengawas. Oleh
karena itu alangkah baiknya apabila sekolah memberikan kebebasan kepada
guru yang akan melaksanakan penelitian tindakan kelas dan bekerja sama
dengan teman sejawat dalam satu sekolah maupun sekolah lain.
3. Tindak Lanjut
Untuk
meningkatkan
mutu
profesionalisme
guru,
berdasarkan
20
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Rachman, 1993, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana.
Adin, Arahman. 2010. Model Pembelajaran Snowball Throwing. Bandung :
Remaja. Rosda Karya
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) Mata pelajaran
SD/MI. Depdikbud. Jakarta.
Ristana, Rusna. Prayitna. 2006. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. UPBJJUniversitas Terbuka. Purwokerto.
Samatowa, Usman. 2002. Pembelajaran Terpadu. Percetakan. Raisal :
Gorontalo
Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Semarang :
Rasamail Media Group.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wiriatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas, UPI Bandung
dan Rosda. Bandung.