You are on page 1of 16

BAB 1

BAHAN ISOLASI
Bahan isolasi digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Untuk itu sifat kelistrikannya
memegang peran yang sangat penting. Namun demikian sifat mekanis, sifat
termal, ketahanan terhadap bahan kimia serta sifat-sifat lainnya perlu juga
diperhatikan.
1.1

Sifat Kelistrikan

Terdapat 3 hal pokok yang dibahas didalam sub-bab ini yaitu


resistivitas, permitivitas dan sudut kerugia dielektrik. Dari 3 hal tersebut
akan memberikan gambaran sifat kelistrikan suatu bahan isolasi disampng
sifat-sifat yang lain.
1.1.1 Resistivitas
Sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi yang baik adalah bahan isolasi
yang resistivitasnya besar tak terhingga. Tetapi pada kenyataannya bahan
yang demikian itu belum bisa diperoleh.sampai saat ini semua bahan isolasi
pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik (walupun kecil) yang lazim
disebut arus bocor.hal ini menunjukkan bahwa resistansi bahan isolasi bukan
tidak terbatas besarnya. Besar resisitansi bahan isolasi sesuai dengan hukum
ohm :
Ri = V / Ib ........................................................... ( 1-1 )
Ri - resistansi isolasi ( ohm )
V - Tegangan yang digunakan ( volt )
Ib - arus bocor ( ampere )
Kalau diperhatikan lebih jauh, terdapat 2 macam resistansi yaitu resisitansi
volume ( Rv ) dan resistansi permukaan (Rp ). Resistansi volume
mengakibatkan mengalirnya arus bocor Iv , sedangkan resistansi permukaan
menyebabkan mengalirnya arus bocor Ip, seperti ditunujukkan pada Gb 1-1

Ip

{v}

Ip

Ib

Gb. 1-1 Arus bocor iv dan ip pada bahan isolasi

Seperti terlihat pada Gb 1-1, Rv dan Rp adalah paralel. Sehingga


berdasarkan hukum kirchof 1 :
Ib = Iv + Ip ................................................................... ( 1-2 )
dan

1/ Ri = 1/ Rv + 1/Rp .................................................... ( 1-3 )


Ri = Rv . Rp / Rv + Rp ................................................. ( 1-4 )

Resistivitas volume pada umunya disebut resistivitas saja.


Besarnya resistivitas volume adalah
Rv = v . l / S .............................................................. ( 1-5 )
v
l
S

- adalah resistivitas volume dengan (ohm-meter)


- adalah panjang bagian yang dilwati arus (m)
- adalah luas penampang (m2)

besarnya resistivitas permukaan diantara 2 bidang selebar b pada jarak a


adalah :
Rp = s . a / b ................................................................( 1-6 )
s

- adalah resistivitas permukaan dengan satuan ohm.

Definisi dari resistivitas permukaan s adalah resistansi pada


permukaan persegi suatu bahan waktu arus mengalir di sisi lain dari
penampang tersebut.

(a)

Gb. 1-2 Ilustrasi perhitungan resistansi


a. Peerhitugan resistansi volume

(b)

b. Perhitungan resistansi permukaan


3

Beberapa hal yang harus diperhatikan shubungan dengan resistivitas


adalah :
-

Baik resistivitas volume maupun resistivitas permukaan akan


berkurang besarnya jika suhu dinaikkan. Banyak bahan yang
mempunyai v dan yang besar pada suhu kamar, tetapi drastis
pada suhu 100 o C.
Untuk bahan isolasi yang higroskopitas, didaerah daerah yang
lembab resistivitasnya akan turun secara mencolok.
Resistivitasnya akan turun jika tegangan yang diberikan naik

Dari 3 hal tersebut diatas, maka pada pemakaian sehai-hari dalam


pemakaian bahan isolasi misalnya untuk daerah kerja yang suhunya tinggi
atau lembab, harus dipilh bahan yang sesuai baik bahan maupun tegangan
kerjanya.
1.1.2 Permitivitas
Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas. Hal ini penting bagi
bahan-bahan yang digunakan sebagai dielektrik kapasitor. Kapasitansi suatu
kapasitor tergantung beberapa faktor yaitu luas penampang, jarak antara
keping-keping kapasitor serta dielektriknya.besarnya kapasitansi C (farad)
dapat dihitung dengan:
C = 10-9 . . S / 36 . . h ...............................................................
(1-7)

h
s

adalah permitivitas bahan dielektrik


adalah jarak keping-keping kapasitor
adalah luas permukaan keping-keping kapasitor

Besarnya permitivitas udaara hampir 1 yaitu 1,000589, sedangkan besarnya


permitivitas untuk zat padat dan zat car selalu lebih besar dari
1.1.3 Sudut krugian dielektrik
Pada saat bahan isolasi diberi tegangan bolak-balik, maka terdapat
energi yang diserap oleh bahan tersebut. Akibatnya terdapat faktor kapasitif
hubungan vektoris antara tegangan dengan arus pada bahan isolasi adala
seperti ditunjukkan pada Gb. 1-3

4
Besarnya kerugian yang diserap bahan isolasi adala berbanding lurus
dengan tegangan V volt, frukensi f heartz, kapasitansi C farad dan sudut
kerugian dielektrik tan , seperti ditunjukkan pada persamaan 1-8

Ic

-----------------------

Gb. 1-3 Ic = f ( Ir )

Ir

P = V . 2 . f . C . tan .................................................................. (1-8)


Sehingga
Tan = P / V2 . 2 . f . C ..................................................................(1-9)

Dari persamaan 1-9 terlihat bahwa makin besar tegangan , frekuensi dan
kapasitansi untuk kerugian yang sama, makin kecil harga tan atau makin
kecil sudut antara arus kapasitif Ic dngan arus total I dan makin besar sudut
antara arus resisitif Ir dengan arus total I.
1.2

Sifat terhadap panas

Pada penghantar yang dilewati arus listrik selalu terjadi kerugian daya.
Kerugian daya ini selanutnya didesipasikan dalam bentuk energi panas.
Untuk itu perlu diketahui pengaruh panas terhadap bahan-bahan isolasi
karena panas dapat mempengaruhi bahan isolasi dalam hal : sifat kelistrikan,
kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas, ketahuan terhadap pengaruh kimia
dan sebagainya.

Suatu bahan isolasi dapat rusak disebabkan oleh panas dalam kurun
waktu tertentu.waktu tersebut dikatakan sebagai umur-panas bahan isolasi.
Sedangkan kemampuan bahan menahan suatu panas tanpa terjadi
kerusakan disebut ketahanan panas (heat resistance).
Klasifikasi bahan isolasi menurut IEC ( International Electrotechnical
commisssion ) didasarkan atas batas suhu kerja bahan ditunjukan pada tabel
1-1

Tabel : 1-1
Klasifikasi bahan isolasi

KELAS

BAHAN

SUHU KERJA
MAKS

90o

Katun, sutera alam, wolsintesis, rayon, serat


poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat,
polietelin, polivinil, karet

Bahan kelas Y yang diimpregnasi dengan


vernis, aspal, minyak trafo. Email yang
dicampur dengan vernis dan poliamid

105o

Email kawat yang terbuat dari : polivinil formal,


poli urethan dan damar, bubuk plastik, bahan
selulosa pengisi pertinaks, tekstolit, triasetat,
polietilen teretalat.
Bahan anorganik (mika, fiberglas, asbes)
bitumen, bakelit, poli monochio tri fluor etilen,
poli etilen tereftalat, poli karbonat, sirlak

120o

130O

Bahan-bahan anorganik yang diimpregnasi


atau direkat dengan epksi, poliurethan, atau
vernis dengan ketahanan panas yang tinggi

155O

Mika, fiberglas dan ases yang diimpregnasi


dengan silikon tanpa campuran bahan
berserat, karet silikon, email kawat poliamid
murni.

180O

1.3

Bahan-bahan anorganik tanpa diimpregnasi


atau diikat dengan substansi organik yaitu:
mika, mikanit tahan panas, mikaleks, gelas,
keramik, teflon (politetra flouroetilen) adalah
satu-satunya substansi organik.

Di atas
180O

Ketahanan terhadap suhu rendah

Ketahanan terhadap suhu rendah ialah kemampuan bahan isolasi untuk


digunakan pada suhu rendah dalam hal ini -60o dan -70o C.Hal ini perlu
diperhitungkan bagi bahan isolasi yang dgunakan utnuk penghantar pada
pesawat terbang, pegunungan , dan sebagainya.
Umumnya bahan isolasi jika terkena suhu yang rendah akan menjadi
keras dan regas. Untuk itu biasanya baha isolasi juga diuji pada suhu
rendah dengan diberi vibrasi.
6

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
ALLAH SWT yang telah memberikan
kemampuan kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini didorong oleh
keinginan penulis untuk memudahkan laporan
kami setelah persentasi
Secara umum, makalah ini berisi materi
pokok pelajaran bahan bahan listrik, tentang
bahan isolasi yang dibuat secara singkat dan
menyeluruh.
Kami berharap makalah ini bermanfaat
bagi semua dan Akhirnya ucapan terima kasih

kepada bapak Nofiansyah , S.T , M.T yang


telah menyetujui pembuatan makalah ini.
Palembang, september
2015

Penyusun

1
1.4

Konduktivitas panas

Panas yang didesiapasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik


pada mesin listrik melalui bahan isolasi yang diteruskan ke udara
sekelilingnya. Kenaikan suhu pada penghantar dipengaruhi pula oleh
resistansi panas dari bahan isolasi.
Untuk menghitung besarnya resistansi panas dapat digunakan rumus
yang mirip dengan hukum ohm
P = t / Rp ........................................................................... (1-10)
P
Adalah panas yang lewat melalui bahan isolasi setiap detik
dalam (W)
t
adalah beda suhu antara bagian yang panas dgn bagian
yang dingin (C)
Rp
adalah resistansi panas dalam satuan derajat per watt

Untuk menghitung besarnya resistansi panas (Rp) digunakan rumus :

Rp = h/s ............................................................................ ( 111)


h
s

adalah resistivitas panas (o/W atau ohm)


adalah jarak antara bagian yang panas dan dingin (m)
adalah penampang (m2)

Besarnya konduktivitas panas (p) adalah :

p = 1 / ............................................................................ (112)
Bahan-bahan tersebut di udara mempunyai yang tinggi dan
tersebut akan turun bila
bahan diimpregnasi atau bila bahan menjadi lembab.

Tabel : 1-2
Konduktivitas panas beberapa bahan

N
O

NAMA BAHAN

KONDUKTIVITAS
PANAS (W/o.m)

Udara (celah yang sempit)

5 . 10-6

Aspal

7 . 10-6

Kertas

10-5

Kain yang divernis

13 . 10-6

Pertinaks

35 . 10-6

Kuarsa

12,5 . 10-5

Porselin

16 . 10-5

Steatit

22 . 10-5

Titanium dioksid

65 . 10-5

10

Silikon dioksid

12,5 . 10-4

11

Grafit

18,2 . 10-4

12

Karborundum

20,5 . 10-4

13

Alumina

3 . 10-3

14

Magnesium

3,6 . 10-3

15

Besi

6,8 . 10-3

16

Berilium

2,18 . 10-2

17

Aluminium

2,26 . 10-2

18

Tembaga

3,9 . 10-2

8
1.5

Sifat fisis dan kimia

Beberapa sifat fisis dan kimia yang akan dibahas disini adalah : sifat
kemampuan larut, resistansi kimia, higropisitas, permeabilitas uap, pengaruh
tropis dan resistansi radio aktif.
1.5.1 Sifat kemampuan larut
Sifat ini adalah sifat yang diperlukan ketika menentukan macam bahan
pelarut untuk suatu bahan , misalnya : vernis, plastik, dan sebagainya.
juga ketika menguji bahan isolasi atas kemampuannya tetap tahan didalam
cairan selama diimpregnasi dan selama pemakaiannya(bahan isolasi trafo
minyak). Kemampuan larut bahan padat dapat dievaluasi berdasarkan
banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu
jika diberi bahan pelarut.kemampuan larut suatu bahan akan lebi besar jika
suhunya bahan pelarut komposisi kimianya sama dengan bahan yang
dilarutkan. Contohnya : hidro karbon ( parafit,karet alam) dilarutkan dengan
cairan hidro karbon atau phenol formaldehida.

1.5.2 Resistansi kimia


Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda ketahanannya
terhadap korosi yang disebabkan oleh : gas,air, asam. Basa dan garam. Hal
ini perlu diperhatikan untuk pemakaian bahan isolasi yang digunakan
didaerah yang konsentrasi kimianya aktif, suhu diatas normal. Karena
kecepatan korosi dipengaruhh pula oleh kenaikan suhu. Bahan isolasi yang
digunakan pada instalasi tegangan tinggi harus mampu menahan ozon
karna, ozn dapat menyebabkan isoalsi berubah menjadu regas. Pada
prakteknya bahan isolasi anorganik mempunyai ketahanan terhadap ozon
yang baik.
1.5.3 Higrokopitas
Beberapa bahan isolasi ternyata mempuyai sifat hiigrokopisitas, yaitu
sifat menyerap air disekelilingnya. Uap air ternyata dapat memperkecil daya
isolasi. Untuk itu selama penyimpanan atau pemakaian bahan isolasi agar
tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, maka hendaknya bahan
penyerap uap air senyawa P2O5 atau CaCl2. Bahan dielektriknya yang
molekulnya berisi kelompok hidroksil ( OH ), higrokopisitas relatif besar,
sedangkan bahan dielektrik seperti : parafin, poletilen dan politetra fluoro
adalah bahan bahan nonhigrokopisitas.
1.5.4 Permeabilitas uap
Kemampuan bahan isolasi untuk dilewati uap disebut permeabilitas uap
bahan tesebut faktor ini perlu diperhatikan bagi bahan yang digunakan
untuk : isolasi kabel, rumah kapasitor. Banyak Uap M Dalam satuan mikrogram, selama t jam, melalui permukaan S meter persegi, dengan beda
tekanan pada kedua sisi bahan p dalam satuan mm-Hg, adalah :

9
M = A . h . 102 / S . t . P .................................................................... (1-13)
Persamaan 1-13 tersebut analog dengan persamaan 1-1
A

adalah permeabilitas uap yang disebut juga konstanta difusi


g
adalah permeabilitas uap air dengan satuan (g /
cm.jam.mmhg)

Tabel : 1-3
Permeabilitas uap beberapa bahan

N
O

NAMA BAHAN

G
A
CM.JAM,MMHG

PARAFIN

0,0007

POLISTRIN

0,03

KARET

0,03 S/D 0,08

SELULOSE TRIASETAT

CELLOPHANE

KACA ATAU LOGAM

1.5.5 Pengaruh tropis


Terdapat 2 macam daerah tropis yaitu basah dan kering.di daerah
tropis basah memungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga dapat hidup
dengan baik. Suhu yang cukup tinggi disertai kelembaban yang terjadi dalam
waktu lama dapat menyebabkan turunya resistivitas isolasi, menambah
besarnya sudut rugi dielektrik, menambah panjang permitivitas dan
mengurangi kemampuaan kelistrikan bahan.
pada pengggunaan bahan isolasi didaerah tropis harus diperhatikan 2 hal
yaitu: perubahan sifat kelistrikan setelah bahan direndam dan kecepatan
pertumbuhan jamur pada bahan tersebut. Karena hal hal tersebut maka
bahan isolasi sebaiknya dilapisi dengan bahan anti jamur, anatara lain :
paranitro phenol, pentha phenol, pentha chloro phenol.

10

1.5.6 Resistansi radiasi


Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi macam-macam energi
radiasi.pengaruh ini dapat mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar
matahari mempengaruhi umur bahan isolasi, khususnya jika bahan tersebut
bersinggungan langsung dengan oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak
beberapa bahan organik yaitu menurunnya kekuatan mekanik, elastisitas
dan retak-retak. Sinar X, sinar-sinar dari reaktor nuklir misalnya : sinar alfa,

beta dan gama dan partikel-partikel radio isotop, mempunyai pengaruh


sangat besar pada bahan isolasi. Bahan polimer organik akan menjadi lebih
keras dan akan menjadi lebih tahan terhadap panas jika terkena sinar-sinar
tersebut, misalnya : politetrafluoroethilen.
kemampuan suatu bahan isolasi untuk menahan pengaruh radiasi tanpa
mengalami kerusakan disebut resistansi radiasi.
1.6 Sifat-sifat mekanis
Kekuatan mekanis bahan-bahan isolasi maupun logam adalah
kemampuan menahan beban dari dalam atau luar, pada prakteknya adalahh
beban tarik dan geser. Jika suatu bahan dengan penampang A cm2 ditarik
dengan suatu gaya tarik yang bertambah secara perlahan, maka bahan
tersebut akan putus pada gaya tarik tertentu sebesar Pt kg.
dalam hal ini stress atau tegangan sebelum tarik beban t adalah seperti
ditunjukan pada persamaan 1-14.
t = Pt / S ............................................................ (1-14)
penambahan panjang bahan sebelum putus, dibagi dengan panjang mulamula l disebut penambahan panjang relatif bahan atau strain adalah :
= l / l x 100% ....................................................
Untuk besi tempa dan sejumlah baja tertentu tarikan dan pemanjangannya
memperlihatkan kurva diskontinuitas, seperti ditunjukkan pada Gb. 1-5

pada baja lunak

Gb. 1-5 kurva = f ()

11
Setelah titik Y pertmbahan panjang tanpa memerlukan penambahan gaya
atau mungkin hanya kecil saja. Gejala ini terjadi sekitar 5 hingga 7% dari
panjang mula-mula l.
titik Y disebut titik lumer suatu bahan, sedangkan tegnagan yang
menjadikan bahan lumer disebut tegangan yang besarnya adalah :

.t = Py / S ................................................. (115)
Py
S

adalah gaya yang menyebabkan bahan menyerah (kg)


adalah luas penampnag mula-mula

1.6.1 Pengujian derajat kekerasan


Pengujian derajat kekerasan dapat dilakukan dengan penggoresan
atau penumbukkan dengan benda lancip terhadap bahan yang dapat
mengalami deformasi plastis yaitu logam dan plastik.derajat kekerasan suatu
bahan perlu diperhatikan terutama untuk gawai yang pengujian derajat
kekerasan seperti : mata borm berkomutator dan bantalan.
pengujian derajat kekerasan untuk keramik dilakukan dengan pengoresan.
Satuan derajat kekerasan bahan dengan penggiresan adalah MOH dengan
intan sebagai bahan terkeras nilainya 10 dan kapur sebagai yang terlunak
dengan nilai 1. Sedangkan unutk metode metode : brinell, rockwell dan
vickers.pada cara penguian dengan metode brinell, sebuah kota baja
dengan diameter 10 mm dan sudah diperkakas, ditekankan kepermukaan
bahan yang diuji dengan bahan.
kekerasan =

Gaya yang diberikan (kg)

Luas bidang lekukan (mm2)


Derajat Kekerasannya dinyatakan dengan suatu brinell (Hg)
pada pengujian derajat kekerasan bahan-bahan metodi vikress
menggunkan intan yang berbentuk piramid. Pengujian dengan cara ini lebih
menguntungkan dibanding dengan metode brinell, karena pada intan tidak
akan terjadi deformasi plastis. Untuk menentukan derajat kekerasannya
digunakan pers 1-16 yang membedakan disini,lekukannya tidak berbentuk
bidang bola. Pada pengujian dengan metode vickres satuannya adalah
vickres (Hd)
pada penguijian kekerasan dengan metode rockwell hasil pengujiannya
dapat langsung terbaca pada alat pengujian. Sehingga pengujian dengan
metode ini lebih mudah dan cepat. Mata penumbuk yang digunakan adalah
intan berbentuk kerucut untuk bahan yang keras/bola baja jika bahan yang
diuji lunak.

12

BAHAN
ISOLAS
I
( BAHA
NBAHAN
LISTRIK
)

KELOMPOK 1
: RIZKY
RAMADHAN MARLAMSYA
TRI WAHYU
SAPUTRA
KELAS

: 1 LISTRIK

B
DOSEN PEMBIMBING : NOFIANSYAH, S.T , M.T

POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA
PALEMBANG 2015
BERITA ACARA

perlaksanaan persentasi :
1. Tanggal
2. Peserta
3. Tempat

: 22 September 2015
: Diikuti oleh 24 mahasiswa
: Ruang kelas 1 Lb

Beberapa pertanyaan dari hasil persentasi:


1. Nama
Pertanyaannya

Jawaban

2. Nama
pertanyaannya
dipakai,itu

: Dinda lestari
: Mengapa didalam rumus konduktivitas panas,
panas yang lewat dalam bahan isolasi (P) itu,
berbanding terbalik dengan nilai resistansi panas
() tersebut?
: karna, rumus konduktivitas panas ini sama seperti
hukum ohm, yang sudah dijelaskan bahwa arus
yang mengalir/melewati suatu penghantar selalu
berbanding terbalik dengan nilai resistant dari
hambatan tersebut, jadi panas yang lewat didalam
isolasi tersebut sama seperti arus yang mengalir
yang selalu berbanding terbalk dengan nilai
resistantnya.
: Arie maulana Ajie
: Mengapa pada kabel setrika sering terlilit setelah
Karna apa? Apakah karna bahan isolasi nya?

Jawaban

: penyebab utama terjadinya masalah itu biasanya


karna
pengaruh panas serta bahan isolasi yang
kurang bagus. Maka apabila sudah menggunakan
setrika hendaknya jangan langsung dililit.

3. Nama
: Iqrima dwi kartika
Pertanyaannya : Apa contoh bahan higrokopisitas ?
Jawaban
: contoh bahan higrokopisitas itu adalah kertas. Oleh
karna itu,
bahan ini jangan didekatkan dengan air. Karna
apabila kertas
ini sudah menyerap air dan dialiri arus listrik, maka
kertas ini akan
menjadi konduktor

13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB 1 BAHAN ISOLASI
- SIFAT KELISTRIKAN
2
- SIFAT FISIS DAN KIMIA
9
- SIFAT-SIFAT MEKANIS
11

BERITA ACARA
- PELAKSANAAN
13
-

HASIL DISKUSI
13

You might also like