You are on page 1of 5

Osteomyelitis supuratif akut dari tulang rahang merupakan rangkaian yang serius

dari infeksi periapikalyang sering sebagai akibat dari penyebaran yang difus dari
infeksi ke seluruh tulang medulla dengan akibat nekrosis pada tulang.
Etiologi
Osteomyelitis dapat terjadi oleh karena keadaan local dan siskemik sebagai
berikut :
1. Infeksi gigi dan mulut
a. Abses dento-alveolar akut atau abses periapikal akut
b. Infeksi soket setelah pencabutan
c. Stomatitis
d. Tonsitis
e. Sellulitis
2. Sinusitis paranasal
3. Furunkulosis dagu
4. Trauma
a. Fraktur tulang alveolar selama pencabutan gigi
b. Fraktur compound
5. Infeksi hematogen
a. Osteomyelitis dapat terjadi selama attu setelah penyakit infeksi yang
berat seperti demam typoid, cacar air, pneumonia.
b. Suatu osteomyelitis sub akut yang jarang telah diobservasi di mandibular
pada orang muda yang penyebebnya tidak jelas dan giginya tidak
berkaries. Ternyata berasal dari infeksi darah dari lahir.
Faktor predisposisi terjadinya osteomyelitis dapat diakibatkan oleh kondisi kondisi
seperti diabetes militus yang tidak terkontrol, sifilis, TBC, agranulositosis, malnutrisi
yang hebat, leukemia, anemia berat seperti sikle sel, pecandu alcohol kronis, dan
penyakit penyakit dimana vaskularisasi dari tulang rahag terganggu seperti
penyakit marble bone, penyakit pagets dan oblitrative endarthritis setelah irradiasi.

Gambaran klinis
Gambaran klinis dari osteomyelitis supuratif akut adalah sebagai berikut :
a. Rasa sakit yang hebat
b. Terjadi periodontitis di daerah yang berdekatan dengan gigi penyebab
osteomyelitis sehingga gigi sangat sensitive terhadap perkusi dan mudah
terlepas.
c. Leukositosis
d. Peningkatan temperature tubuh yang dapat mencapai 40C
e. Parastesi bibir bawah kadang kadang terlihat pada mandibular yang terlibat
jika proses inflamasi meluas sampai ke saraf gigi bawah
f. Rasa sakit limpadenopati
g. Mukosa yang berdekatan membengkak dan terinflamasi

h. Sering terjadi trismus jika melibatkan otot otot pengunyahan


i. Regional limpadenopati
j. Terbentuk satu atau lebih sinus dari tulang dapat terdeteksi pada probing
sinus tersebut. Pada saat probing tulang, terasa kasar ini menandakan
nekrosis tulang telah terjadi dan jika tulang yang kasar tersebut terasa
terlepas ini menandakan squaster telah terpisah dari tulang.
k. Osteomyelitis yang terjadi di maksila menunjukan symptom ocular yang
meliputi epiphoria, proptosis, pergerakan mata yang rusak dan kebutaan.
Gambaran histopatologis
Gambaran histopatologis dari osteomyelitis supuratif akut adalah sebaga berikut:
a. Ruang sumsum tulang berisi cairan inflamasi. Sel sel inflamasi yang utama
adalah leukosit polimorfonuklear neutrophil dan kadang kadang terlihat
limfosit dan sel plasma.
b. Pada tulang tuberkula terlihat berkurangnya aktifitas osteoblast dan
meningkatnya resorbsi osteoklas dan biasanya trabekula dirusak dan
tergantung pada lamanya proses inflamasi, kemampuan hidup dari tulang
trabekula dapat hilang dan mulai mengalami resorbsi yang lambat.
c. Jika tulang mengalami nekrose (squester), osteosit akan hilang dan sum sum
tulang mengalami pencairan.
Gambaran Rontgenologi
Gambaran rontgenologi dan osteomyelitis supuratif akut adalah sebagai berikut :
a. Tulang yang terlibat jauh dari periapikal gigi
b. Setelah satu sampai dua minggu kepadatan trabekula akan berkurang dan
garis luarnya menjadi kabur atau tidak jelas setelah itu timbul gambaran
yang khas berupa gambaran bercak bercak
Terapi dan prognose
Pola perawatan dari osteomyelitis supuratif akut adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Terapi antibiotika yang efektif


Bila terbentuk pus lakukan drainase
Pemberian terapi pendukung selama drainase dan selama pemberian obat
Squesterektomi
Squester jangan diambil terlalu cepat. Pada roentgen foto harus dilihat
garis yang jelas. Bila infeksi terkontrol maka squester akan terdorong keluar
dari jaringan lunak.
Perawatan dapat dihentikan pada salah satu diantara keempat tahap
tersebut, bila terjadi penyembuhan. Antibiotika diteruskan minimal 6 hari
setelah drainase dilakukan
Harus dilakukan pertimbangan apabila hendak melakukan pencabutan
gigi pada bagian yang mengandung pus. Pada suatu saat pus akan

mengalami krisis dan gejala akan menjadi reda, dan mulai terjadi regenerasi
tanpa pencabutan gigi yang goyang. Tetapi entu saja penyebab harus
dicabut.
Setelah insisi dan drainase, maka masukan drain rubber dam atau
kasa. Drainase material ini sebaiknya dijahit untuk menjaga posisinya agar
pada tempatnya dan tidak terdorong keluar oleh tekanan jaringan granulasi
yang terbentuk. Prosedur ini dilakukan intra dan ekstra oral Kruger
menganjurkan untuk membiarkan drainase itu selama 5-7 hari tanpa
menggantinya bila secara klinis terlihat adanya indikasi untuk penggantian.
Jika perawatan yang sesuai tidak dilakukan, osteomyelitis supuratif
akut dapat berlanjut menjadi periostitis, abses jaringan lunak atau sellulitis.
Fraktur patologi kadang kadang terjadi karena melemahnya tulang rahang
oleh karena proses penghancuran tulang.

Mekanisme terjadinya osteomyelitis supuratif akut yang disebabkan oleh


abses periapikal

Osteomyelitis pada tulang rahang secara primer disebabkan oleh infeksi


odontogenik yang berasal dari pulpa atau jaringan periodontal. Osteomyelitis
supuratif akut dari maksila dan mandibular paling sering terjadi sebagai akibat dari
perluasan abses periapikal. Penyebab kedua yang umum untuk terjadinya
osteomyelitis supuratif akut adalah trauma seperti fraktur, khususnya fraktur
compound, juga bisa sebagai akibat dari bakterimia.
Osteomyelitis yang terjadi di maksila lebih sedikit disbanding dengan
mandibular karena suplai darah di maksila lebih luas. Plat kortikal yang tipis dan
jaringan medulla yang relative sedikit pada maksila menghalangi selubung infeksi di
dalam tulang dan dapat mengalirkan odem dan pus ke dalam jaringan lunak dan
sinur paranasal. Mandibula menyerupai tulang panjang, yang didalamnya terdapat
rongga medulla, plat kortikal dan periosteum yang tegas.
Proses terjadinya inflamasi akut dari tulang dapat dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
1. Penyebaran infeksi dan nekrosis tulang
Hampir setiap infeksi periapikal dibatasi oleh produksi dari membrane
pelindung pyogenic atau dinding abses jaringan lunak. Jika cukup virulen
mikroorganisme dapat merusak pembatas ini. Proses yang menuju kepada
terjadinya osteomyelitis diawali oleh inflamasi akut yaitu hiperemi, peningkatan
permeabilitas kapiler, dan infiltrasi graulosit granulosit. Jaringan nekrotik terjadi
karena enzyme proteolitik dibebaskan dan karena pengerusakan oleh bakteri dan
penyumbata pembuluh darah terjadi.
Pada saat pus yang berisi jaringan nekrotik dan bakteri bakteri yang mati
didalam sel darah putih berakumulasi, tulang tidak dapat mengembang untuk
menampung cairan tersebut. Sehingga tekanan intermedula meningkat. Hal ini
menyebabkan kolapsnya pembuluh darah, statis venous dan ischemia. Pus berjalan
melalui system harves dan saluran nutrisi dan tertumpuk di bawah periosteum, lalu
mengangkat perioseum dari tulang korteks dan dengan cara demikian mengurangi
lebih banyak suplai darah. Penyumbatan pada suplai darah dan efek toksin toksin
bakteri menyebabkan daerah tulang tersebut nekrose. Tulang yang nekrose
tersebut dapat dikenali dibawah mikroskop dengan hilangnya osteosit dari lacuna
dan hadirnya sel sel pus (polimorf).
2. resobsi tulang dan pembentukan squester
Pus dibentuk oleh pencairan jaringan yang nekrosis dan sel sel inflamasi
dipaksa oleh penekanan eksudat melalui medulla. Osteoklas meresorbsi tulang
membentuk sinus, dimana pus dapat keluar. Periosteum mengembang oleh karena
tekana eksudat dan terlepas dari tulang yang suplai darahnya berkurang. Akibatnya
periosteum perforasi kemudian pus mencapai jaringan lunak disekitarnya dan
membentuk sinus pada kulit atau membrane mukosa.
Di pinggir dari daerah yang terinfeksi dimana tulang yang mati masih
berusha untuk hidup, osteoklas meresorbsi tulang sampai jaringan mati dan
akhirnya terpisah membentuk squster.
3. pembentukan tulang baru dan perbaikan tulang

Proses perbaikan tulang berhubungan dengan aksi dari set osteogenik dari
periosteum dan meskipun periosteum yang meskipun periosteum terpisaah dari
tulang, tetapi masih mempunyai kemampuan untuk hidup. Pada permukaan dalam
membrane ada formasi tulang baru dan proses ini dapat dimulai sebelum squester
terputus. Pada mandibular pus terus menerus dikeluarkan dan keadaan inflamasi
kronis dapat berlangsung lama jika squester tidak dibuang secara pembedahan.
Pada rahang setelah osteomyelitis meluas, squester yang kecil secara terus
menerus terbentuk meskipun kadang kadang squester itu besar.

You might also like