Professional Documents
Culture Documents
KACANG-KACANGAN
Danuwarsa1
rotein, karbohidrat, dan air merupakan kandungan utama BAHAN DAN METODE
P dalam bahan pangan. Protein dibutuhkan terutama untuk
pertumbuhan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Percobaan dilaksanakan di laboratorium Balai Besar Pene-
Karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi dalam litian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor pada
aktivitas tubuh manusia, sedangkan garam-garam mineral dan bulan Mei-Juli 2005. Bahan baku yang digunakan adalah
vitamin juga merupakan faktor penting dalam kelangsungan kacang tanah, kacang hijau, kedelai, kacang tunggak, dan
hidup (Winarno 1997). Lemak yang dioksidasi secara sempur- kacang merah. Bahan kimia dan pereaksi yang digunakan
na dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalori/g lemak, sedangkan adalah asam sulfat 1,25%, natrium hidroksida 3,25%, heksan,
protein dan karbohidrat masing-masing menghasilkan 4,1 dan asam sulfat pekat, asam borat 4%, indikator conway, asam
4,2 kalori/g (Sediatama 1987). klorida 0,1 N, natrium hidroksida dalam metanol, boron
triflorida 20%, natrium klorida jenuh dan campuran selen.
Minyak dan lemak terdiri atas trigliserida campuran,
yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai Alat yang digunakan dalam analisis ini adalah soklet,
panjang. Minyak dan lemak dapat diperoleh dari hewan tanur, oven, tabung destruksi, seperangkat alat destilasi,
maupun tumbuhan. Minyak nabati terdapat dalam buah- penangas listrik, rotavapor, desikator, kertas saring, dan alat
buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan gelas lain serta kromatografi gas yang dapat memisahkan
sayuran. Trigliserida dapat berwujud padat atau cair, ber- komponen dengan perantaraan gas pembawa dan dicatat
gantung pada komposisi asam lemak yang menyusunnya. sebagai fungsi waktu oleh detektor (McNair dan Bonelli
Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair karena me- 1998). Kromatografi juga memberikan waktu analisis pendek
ngandung sejumlah asam lemak tidak jenuh, sedangkan lemak dengan kepekaan ppm (Khopkar 1980) merek Hitachi-263.50
hewani pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar dengan detektor FID. Sistem gas pembawa pada kromato-
karena banyak mengandung asam lemak jenuh. grafi gas biasanya berisi molekul penyaring air dan zat
pengotor lain yang akan terlihat dalam hasil rekorder (Skoog
Kacang-kacangan (Leguminoceae) merupakan bahan 1988).
pangan yang kaya akan protein dan lemak. Agar asam-asam
lemak dalam kacang-kacangan dapat ditentukan, terlebih
dahulu dilakukan ekstraksi minyak dan lemak antara lain Metode Analisis
ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction) menggunakan
heksan dan seperangkat soklet. Selanjutnya dilakukan Percobaan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan
esterifikasi untuk mengubah asam-asam lemak trigliserida contoh, analisis contoh, dan pengolahan data. Pada tahap
menjadi bentuk ester. Pengubahan bentuk ini dilakukan persiapan contoh, contoh dihaluskan menjadi serbuk halus
untuk mengubah bahan yang nonvolatil menjadi volatil. agar homogen.
Untuk menentukan jenis asam lemaknya dapat digunakan
A nalisis contoh mencakup analisis proksimat dan
kromatografi gas. Pemisahan akan terjadi untuk setiap
analisis asam lemak. Analisis proksimat meliputi kadar air,
komponen asam lemak yang terdapat pada kacang-kacangan
kadar abu, lemak, protein, dan serat kasar. Kadar air pada
mengikuti ukuran panjang rantai asam lemak, dari yang
contoh ditetapkan dengan menggunakan oven pada suhu
terkecil sampai yang terbesar yang dibawa oleh fase gerak
105 oC sampai tercapai bobot tetap. Kadar abu dianalisis
yang digunakan (H2, N 2,dan O2). Pemisahan ini disebut size-
dengan cara pengabuan kering dalam tanur, pada pemanasan
exclution chromatography.Percobaan ini bertujuan untuk
suhu 500-600oC selama 6 jam. Penetapan kandungan lemak
mengetahui komposisi kimia beberapa komoditas kacang-
dilakukan dengan metode soklet dan larutan heksan sebagai
kacangan.
pelarut. Protein ditetapkan dengan metode mikrokjeldal dan
larutan asam klorida sebagai penitar, sedangkan penetapan
1
Teknisi Litkayasa nonkelas pada Balai Besar Penelitian dan Pengembang-
an Pascapanen Pertanian, Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114,
serat kasar dengan cara hidrolisis contoh dengan larutan
Telp. (0251) 321762, 350920, Faks. (0251) 321762. asam dan basa encer.
kromatogram. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif dan Protein (%) 36,83 23,11 23,97 25,53 23,33
Lemak (%) 17,95 1,74 45,15 1,67 1,87
kuantitatif.
Kadar air (%) 7,55 11,05 4,57 11,64 12,10
Berdasarkan kromatogram yang diperoleh, kemudian Kadar abu (%) 2,14 1,67 2,07 1,97 2,01
dilakukan pencocokan waktu retensi yang sama atau men- Serat kasar (%) 2,63 3,12 2,35 2,76 3,02
Kandungan proksimat dan asam lemak beberapa jenis Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.
kacang-kacangan berbeda meskipun termasuk dalam satu UI Press, Jakarta.
varietas yang sejenis. Kadar protein tertinggi terdapat pada Khopkar, S.M. 1980. Konsep Dasar Kimia Analitik. Diterjemahkan
kedelai (36,83%) diikuti oleh kacang tunggak (25,53%), oleh A. Saptorahardjo dan A. Nurhadi. Penerbit Universitas
kacang tanah (23,97%), kacang merah (23,33%), dan kacang Indonesia, Jakarta.
hijau (23,11%). Dengan demikian kedelai sangat baik di- McNair, H.M. dan E.J. Bonelli. 1988. Dasar Kromatografi Gas.
konsumsi sebagai salah satu makanan penghasil protein Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB,
yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan memper- Bandung.
baiki jaringan tubuh yang rusak. Kedelai juga mengandung Sediatama. 1987. Gizi. Dian Rakyat, Jakarta.
lemak cukup tinggi yang berfungsi sebagai sumber energi
Skoog, D.A. 1998. Principles of Instrumental Analysis, 5th edition.
dalam aktivitas tubuh manusia. Harcourt Brace and Company, Florida.
W inarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.