You are on page 1of 98

Pneumonia

Dr. Irvan Medison SpP


Bagian Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FK Unand

TPK
1. Epidemiologi pneumonia
2. Etiologi dan faktor resiko
3. Klasifikasi penyakit
4. Patogenesis dan patofisiologi
5. Gambaran klinis
6. Pemeriksaan penunjang
7. Diagnosis dan diagnosis banding
8. Penatalaksanaan komprehensif, termasuk kasus rujukan
9. Farmakologi obat-obat yang digunakan pada
pneumonia
10.Komplikasi dan prognosis

Buku referensi

Definisi :
Pneumonia didefinisikan sebagai suatu
peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
Pneumonia yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk
Sedangkanperadangan paru yang disebabkan
oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi,
aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain lain) disebut pneumonitis.

EPIDEMIOLOGI
Dari Kepustakaan pneumonia komuniti (CAP) yang
diderita oleh masyarakat luar negeri banyak
disebabkan bakteri Gram positif,
Sedangkan pneumonia di rumah sakit (HAP) banyak
disebabkan bakteri Gram negatif
Sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan
oleh bakteri anaerob.

Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di


Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang
ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita
pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif.

ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme, yaitu
bakteri,
virus,
jamur
protozoa.

1. Bakteri
Streptokokkus pneumoniae
Stafilokokus aureus
Stafilokokus piogenes
Klebsiella pneumonia (Friedlander
bacillus)
Escherichia Coli
Pseudomonas aeruginosa

2. Virus

Influenza
Para influenza
RSV (respiratory syncytial virus)
Adenovirus

3. Jamur
Actinomyces israeli
Aspergillus fumigatus
Histoplasma capsulatum

4. Protozoa
Pneumocystis carinii
(sering pada penderita AIDS)
Toxoplasma gondii

FAKTOR RESIKO PNEUMONIA


1. Umur > 65 tahun
2. Tinggal di rumah perawatan tertentu
(panti jompo)
3. Alkoholismus : meningkatkan resiko
kolonisasi kuman, mengganggu refleks
batuk, mengganggu transport
mukosiliar dan gangguan terhadap
pertahanan sistem seluler
4. Malnutrisi : menurunkan
immunoglobulin A dan gangguan
terhadap fungsi makrofag

4. Kebiasaan merokok juga mengganggu


transport mukosiliar dan sistem
pertahanan selular dan humoral.
5. Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi
misalnya gangguan kesadaran, penderita
yang sedang diintubasi
6. Adanya penyakit penyakit penyerta :
PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguan
neurologis.
8. Infeksi saluran nafas bagian atas :
+ 1/3 1/ 2 pneumonia didahului oleh
infeksi saluran nafas bagian atas /
infeksi virus

KLASSIFIKASI PNEUMONIA

Klassifikasi pneumonia secara garis


besar dapat dibagi :
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis
a. Pneumonia komuniti (Community Acquired
Pneumonia = CAP)
b. Pneumonia Nosokomial (Hospital Acquired
Pneumonia)
c. Pneumonia Aspirasi
d. Pneumonia pada penderita
Immunocompromised

2. Berdasarkan bakteri penyebab


a. Pneumonia tipikal :
akut, demam tinggi, menggigil, batuk
produktif, nyeri dada.
Radiologis lobar atau segmental,
leukositosis, bakteri Gram positif.
Biasanya disebabkan bakteri
ekstraseluler, S. pneumonia, S.
piogenes dan H. influenza.

b. Pneumonia Atipikal :
tidak akut, demam tanpa menggigil,
batuk kering, sakit kepala, nyeri otot,
ronkhi basah yang difus, leukositosis
ringan. Penyebab biasanya;
Mycoplasma pneumoniae, Legionella
pneumophila, Chlamydia pneumoniae
b. Pneumonia Virus
c. Pneumonia Jamur

3. Berdasarkan predileksi lokasi /


luasnya infeksi
a. Pneumonia Lobaris
b. Bronkopneumonia
c. Pneumonia Interstitialis

Secara garis besar klassifikasi


yang banyak dipakai adalah :

Pneumonia Komuniti (CAP)


Pneumonia Nosokomial

Klasifikasi Pneumonia
CAP

Community Acquired

HCAP

Health Care Associated

HAP

Hospital Acquired

ICUAP

ICU Acquired

VAP

Ventilator Acquired

Nosocomial Pneumonias

Definisi
Community Acquired Pneumonia
(CAP)
Suatu infeksi akut parenkim paru yang
sesuai dengan gejala infeksi akut , diikuti
dengan infltrat pada foto toraks,
auskultasi sesuai dengan pneumonia,
Pasien tidak pernah dirawat atau berada
di fasilitas kesehatan lebih dari 14 hari
sebelum timbul gejala.
Bartlett. Clin Infect Dis 2000;31:347-82.

Definisi
Hospital-acquired pneumonia
(HAP)
Pneumonia terjadi 48 jam setelah
masuk rumah sakit

Ventilator-associated pneumonia
(VAP)
Pneumonia terjadi 48-72 jam
setelah intubasi

Definisi
Health care-associated pneumonia
(HCAP)
Pneumonia pada pasien:
Dirawat RS 2 hari di IGD karena infeksi terjadi
dalam 90 hari
Berada dalam perawatan di rumah jangka
panjang
Hadir di RS untuk hemodialisis
Mendapat pengobatan immunosuppressive atau
perawatan luka infeksi dalam 30 hari

PATOGENESIS
Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan
mikroorganisme di paru. Keadaan ini disebabkan
oleh mekanisme pertahanan paru.
Apabila terjadi ketidak seimbangan antara daya
tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan,
maka mikroorganisme dapat berkembang biak dan
menimbulkan penyakit.
Risiko infeksi di paru sangat tergantung pada
kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan
merusak permukaan epitel saluran napas.

Ada beberapa cara mikroorganisme


mencapai permukaan saluran napas :

1. Inokulasi langsung
a. Intubasi trakhea
b. Luka tembus yang mengenai paru

2. Penyebaran melalui pembuluh darah dari


tempat lain di luar paru misalnya endokarditis
3. Inhalasi dari aerosol yang mengandung
kuman
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
Aspirasi sekret orofaring yang mengandung
kuman

PATOLOGI
Kuman yang telah masuk ke dalam parenkim
paru akan berkembang biak dengan cepat
masuk ke dalam alveoli dan menyebar ke
alveoli - alveoli lain melalui pori interalveolaris
dan percabangan bronkus.
Selanjutnya pneumonia karena pneumokokkus
ini akan mengalami 4 stadium yang
overlapping; (Stadium engorgment, Stadium
hepatisasi merah, Stadium hepatisasi kelabu
dan Statium resolusi).

1. Stadium Engorgment
Kapiler di dinding alveoli mengalami
kongesti dan alveoli berisi cairan
oedem. Bakteri berkembang biak
tanpa hambatan

2. Stadium Hepatisasi Merah


kapiler yang telah mengalami
kongesti disertai dengan diapedesis
dari sel - sel eritrosit

3. Stadium Hepatisasi Kelabu


Alveoli dipenuhi oleh eksudat dan kapiler
menjadi terdesak dan jumlah leukosit
meningkat. Dengan adanya eksudat
yang mengandung leukosit ini maka
perkembang biakan kuman menjadi
terhalang bahkan kuman kuman pada
stadium ini akan di fagositosis. Pada
stadium ini akan terbentuk antibodi.

4. Stadium Resolusi
Pada stadium ini terjadi bila tubuh berhasil
membinasakan kuman. Makrofag akan
terlihat dalam alveoli beserta sisa sisa sel.
Yang khas adalah tidak adanya kerusakan
dinding alveoli dan jaringan interstitial.
Arsitektur paru kembali normal

Terdapat 4 zona dalam daerah


peradangan
1. Zona luar : alvioli terisi kuman pneumokok dan
cairan edema
2. Zona permulaan kosolidasi : terdiri dari PMN dan
beberapa eksudasi sel darah merah
3. Zona konsolidasi yang luas : daerah dimana terjadi
fagositosis dengan jlh PMN yang banyak
4. Zona resolusi : daerah dimana terjadi rosulusi
denagn bakteri yang
mati , leukosit dan
makrofag alveolar.
5. Hepatisasi merah : daerah ferifer diman terdapat edema
dan perdarahan
6. Hepatisasi abu abu: daerah kosulidasi luas.
Hepatisasi merah : daerah ferifer diman terdapat edema dan
perdarahan
Hepatisasi abu abu: daerah kosulidasi luas.

Luasnya jaringan paru yang terkena


selain tergantung kepada jumlah dan
virulensi kuman, daya tahan tubuh juga
tergantung kepada :
Kemampuan / kecenderungan kuman
untuk merangsang timbulnya cairan
oedem yang banyak.

S. pneumoniae

Cairan oedem banyak

Pneumonia Lobaris
red89

Pada pneumonia karena :


Stafilokokus piogenes
Klebsiella pneumoniae (Friedlanders basillus)
cenderung terjadi kerusakan jaringan nekrosis
parenkim paru sehingga sering terjadi Abses
paru dan empiema

28

Friedlanders pneumonia :
Sering mengenai lobus atas atau lebih dari
satu lobus
Bisa berbentuk fibrokavernosus sehingga
menyerupai TB paru

Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan bakteri
penyebab yang tipik sering pula dijumpai bakteri
atipik.
Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah

Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydia pneumoniae,
Legronella spp.
Penyebab lain

Chlamydia psittasi
Coxiella burnetti
virus Influenza tipe A& B
Adenovirus
Respiratori syncitial virus.

GAMBARAN KLINIS

Diantara faktor faktor resiko yang telah


dikemukakan di atas, faktor resiko yang
paling sering adalah infeksi saluran
nafas bagian atas (50%).
Setelah + 1 minggu temperatur
mendadak meningkat, kadang kadang
disertai menggigil

Nyeri pleuritik pada daerah lobus yang


terkena
Batuk batuk yang disertai dahak
seperti karat besi (rusty sputum)
Sputum kadang kadang purulen,
kadang kadang berbercak / garis
darah
Myalgia
Herpes simplex pada daerah bibir
pada hari hari pertama
33

PEMERIKSAAN FISIS
Penderita sakit tampak berat
Kadang-kadang cyanosis
Nafas cepat dan dangkal
Kadang-kadang ada nafas cuping
hidung
Adanya herpes simplex disekitar bibir
Demam dan nadi cepat

34

TORAKS
Terdapat tanda tanda konsolidasi jaringan
paru.

Kelainan yang ditemukan tergantung kepada


luasnya jaringan paru yang terkena.
Dari kasus kasus yang dirawat di rumah
sakit yang juga mempunyai kelainan
radiologis hanya 1/3 yang memperlihatkan
tanda tanda konsolidasi jaringan paru dari
pemeriksaan fisis.

Kelainan yang mungkin ditemukan pada


pemeriksaan fisik paru :
Inspeksi
Bagian yang sakit tertinggal dalam pernafasan

Palpasi
Fremitus meningkat

Perkusi
Pada perkusi redup / pekak

Auskultasi
Adanya pleural friction rub
Nafas bronkial
Ronkhi basah

PEMERIKSAAN PENUNJANG
SPUTUM
Sediaan apusan langsung
Kultur sputum
Cara pengambilan dahak yang benar
Dahak pagi hari.
Pasien mula-mula kumur-kumur dengan akuades biasa,
setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya. Dahak ditampung dalam botol
steril dan ditutup rapat Dahak segera dikirim ke laboratorium
(tidak boleh lebih dari 4 jam).
Kriteria dahak yang memenuhi syarat untuk
pemeriksaan apusan langsung dan biakan yaitu bila
ditemukan sel PMN > 25 / lpk dan sel epitel < 1O/lpk

LABORATORIUM
DARAH
Leukosit 10.000 15.000 / mm3
tidak > 30.000 / mm3
+ 20% kasus leukosit bisa normal
Kalau leukosit < 3000 / mm3 prognosa jelek
Hitung jenis (diff. Count) leukosit, neutrofil
batang banyak
LED / ESR / BBS
sangat tinggi
Bilirubin serum
kultur darah (+) pada 20 30%

RADIOLOGIS
Setiap lobus bisa terkena sebagian
atau seluruhnya
Yang sering lobus bawah
Perselubungan yang relatif homogen
pada daerah yang terkena

Gambaran pneumonia lobaris

Community Acquired Pneumonia


(CAP)
Pneumonia yang didapat di masyarakat (di
luar rumah sakit) yang merupakan masalah
kesehatan yang menimbulkan angka kesakitan
dan angka kematian yang tinggi di dunia.
Penyebab terbanyak selama ini adalah
S. pneumonia.

Pneumokokkus terdapat 20 40% di daerah


nasofaring orang normal.

DIAGNOSIS
Diagnosis pneumonia komuniti didapat
dari anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan
fisis, foto toraks dan laboratorium.
Diagnosis pasti pneumonia komuniti
ditegakkan jika pada foto toraks terdapat
infiltrat baru atau

Infiltrat progresif ditambah dengan 2


atau lebih gejala di bawah ini :
Batuk-batuk bertambah
Perubahan karakteristik dahak/purulen
Suhu tubuh > 38 0C (aksila) I iwayat demam
Pemeriksaan fisis :
ditemukan tanda-tanda konsolidasi,
suara napas bronkial dan ronki
Leukosit > 10.000 atau < 4500

Untuk Menentukan Kausanya


Diperlukan Pemeriksaan :
Sputum
Langsung
Kultur

jika sputum susah didapat, dapat dilakukan:

Apusan faring
Apusan laring
Aspirasi trakhea (Pneumonia Nosokomial)
Kultur darah
Cairan pleura (kalau ada)
Urine (Legionella)

Pada keadaan keadaan tertentu dimana


pemeriksaan pemeriksaan di atas tidak
memberikan hasil diperlukan tindakan
yang invasif :
Aspirasi trakhea
Bronkoskopi
Transtorakal biopsi
Transbronkial biopsi
Biopsi paru secara langsung

Penilaian derajat keparahan penyakit


pneumonia komuniti
Dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
skor menurut hasil penelitian Pneumonia
Patient Outcome Research Team (PORT)
seperti tabel di bawah ini :

DIAGNOSA BANDING
INFARK PARU
2. PLEURITIS EKSUDATIVA KARENA TB
3. CA PARU
1.

1. INFARK PARU

Immobilisasi lama
Flebitis
Hemoptisis tanpa sputum
Nyeri pleuritis lebih dari satu tempat
Adanya kelainan radiologis baru, selama
pengobatan pneumonia

2. PLEURITIS EKSUDATIVA KARENA TB

Terutama pada pneumonia stadium


permulaan
Jika pneumonia juga disertai efusi pleura
(parapneumonic effusion)

jika riwayat infeksi saluran nafas atas (-)


Batuk batuk tanpa sputum, Leukosit normal,
cairan pleura banyak, limfosit banyak dalam
cairan pleura.
Kemungkinan efusi pleura karena TB

3. CA PARU
Ca. paru yang menyumbat lumen bronkus
pneumonia, sehingga bayangan Ca
tidak terlihat.
dengan antibiotika gambaran pneumonia
menghilang
akan terlihat bayangan
hilus yang membesar
Ca. paru
(BRONKOSKOPI)

PNEUMONIA
Perbaikan akan terlihat setelah 1 2
minggu
Bersih setelah 3 4 minggu

TB PARU
Tidak ada perbaikan sebelum 4 minggu
Bersih / menghilang setelah 3 4 bulan
atau lebih

PENATALAKSANAAN
Dalam hal mengobati penderita pneumonia
perlu diperhatikan keadaan klinisnya.
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada
indikasi rawat dapat diobati di rumah.
Juga diperhatikan ada tidaknya faktor
modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan risiko infeksi dengan
mikroorganisme patogen yang spesifik
misalnya S. pneumoniae yang resisten
penisilin.

Yang termasuk dalam faktor


modifikasis adalah: (ATS 2001)

PILIHAN ANTIBIOTIKA PADA


PNEUMONI

Penatalaksanaan pneumionia
komuniti dibagi menjadi :
a. Penderita rawat jalan
Pengobatan suportif / simptomatik
Istirahat di tempat tidur
Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun
panas
Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan Ekspektoran

Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan)


kurang dari 8 jam

b. Penderita rawat inap di ruang


rawat biasa
Pengobatan suportif / simptomatik
- Pemberian terapi oksigen
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan
koreksi kalori dan elektrolit
- Pemberian obat simptomatik antara lain
antipiretik, mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan


(sesuai bagan) kurang dari 8 jam

C. Penderita rawat inap di Ruang Rawat


Intensif
Pengobatan suporlif / simptomatif
Pemberian terapi oksigen
Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi
kalori dan elektrolit
Pemberian obat simptomatik antara lain
antipiretik, mukolitik

Pengobatan antibiotik (sesuai bagan.) kurang


dari 8 jam
Bila ada indikasi penderita dipasang
ventilator mekanik

KRITERIA MASUK RUMAH SAKIT


1. Umur diatas 65 tahun
2. Ada penyakit penyerta; misalnya jantung,

ginjal, paru yang lain, DM, neoplasma


dan immunosupression
3. Leukopenia ( < 5000 / mm3 )

4. Diduga disebabkan oleh :


Stafilokokkus aureus
Kuman Gram negatif
Kuman anaerob

5. Komplikasi supuratif :
Empiema
Arthritis
Meningitis

6. Gagal dengan terapi obat jalan

7. Tidak bisa menelan obat (oral)


8. Frekwensi nafas > 30 kali / menit
9. Frekwensi nadi > 140 kali / menit
10. Hipotensi ( < 90 mmHg )
11. PaO2 kurang dari 60 mmHg
12. Perubahan status mental

TINDAKAN UMUM
Kalau sianosis beri O2 (Hati-hati pada
bronkitis kronis)
Posisi yang paling menyenangkan
penderita. Biasanya setengah duduk
Minum harus banyak karena cairan
banyak keluar :
Pernafasan
Keringat banyak

Menggerakkan kaki secara aktif beberapa


kali sehari untuk mencegah trombosis
Anelgesik
Parasetamol
Morfin kalau nyeri hebat sekali
jangan diberikan pada:
Yang ada bronkitis kronis
Sputum banyak

PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PADA


PNEUMONIA KOMUNITI

Secara empiris karena alasan alasan


sebagai berikut :
1. Sekitar 50% kasus tidak ditemukan kuman
penyebabnya, walaupun telah memakai
pemeriksaan paling canggih.

2. Semua pedoman (guideline) pengobatan


pneumonia komuniti menyarankan untuk
memberikan antibiotika sedini mungkin
tanpa menunggu hasil pemeriksaan
bakteriologis.
Keterlambatan pengobatan meningkatkan
resiko komplikasi dan kematian, sebaliknya
pemberian terapi empiris yang tepat akan
memperbaiki hasilnya.

3. Penelitian penelitian menunjukkan bahwa


data klinis dan radiologis, penyakit penyerta
serta faktor resiko untuk terjadinya
komplikasi serta beratnya penyakit biasanya
sudah cukup untuk pemilihan antibiotika dan
perawatan di rumah sakit.

PENGOBATAN PNEUMONIA KOMUNITI


Pengobatan pneumonia idealnya tentu
berdasarkan kepada kuman penyebabnya,
untuk maksud tersebut bisa dilakukan
pemeriksaan sputum langsung dengan
pewarnaan Gram atau kultur. Juga bisa
dengan pemeriksaan kultur darah,
pemeriksaan serologis dll.

Pemeriksaan bakteriologis ini tidak rutin


dilakukan dengan alasan alasan
sebagai berikut ;
1. Pemeriksaan ini sukar untuk dilakukan pada

penderita berobat jalan


2. Hasilnya tidak spesifik dan sensitivitinya
masih dipertanyakan.
3. Pengobatan harus segera diberikan
sebelum hasil pemeriksaan bakteriologis
didapat, berdasarkan kemungkinan kuman
penyebab pneumonia komuniti

Dari salah satu penelitian terhadap CAP :


50% tidak ditemukan kuman penyebabnya.
25% S. pneumoniae
10% virus
10% mycoplasma, Legionella dan Chlamidia.
7% H. influenza.
Hanya 1% kuman Gram (-) dan dan S. aureus

UNTUK PENGOBATAN PNEUMONIA


KOMUNITI ( CAP )
PILIHAN PERTAMA (tergantung kepada
resistensi lokal dari kuman, alergi
penderita, harga dan efek samping obat)
adalah golongan aminopenicillin :
Ampisillin
Amoxicillin

OBAT OBATAN YANG SERING DIPAKAI


Aminopenicillin :
Ampicillin
Amoxicillin

Cephalosporin (struktur mirip penicillin) :

Gen I : cephalothin, cephalexin


Gen II : cefuroxime, cefprozil
Gen III : cefotaxime, ceftriaxone
Gen IV : cefepime

Makrolide :
Erythromycin
Azithromycin
Clarithromycin

Aminoglycoside :
Streptomycin, neomycin, kanamycin, amikacin,
gentamycin, tobramycin, spectinomycin, sisomycin

Quinolone :

Nalidixic acid
Ciprofloxacin
Gatifloxacin
Levofloxacin
Moxifloxacin
Ofloxacin

KOMPLIKASI
SEBAGIAN BESAR SEMBUH

Efusi pleura (Parapneumonic effusion)


Empiema
Abses paru
Bronkiektasis
Pericarditis
sepsis
Meningitis

PROGNOSA
Tahun 1929 1935 sebelum adanya
antibiotika Boston City Hospital angka
survival setelah terkena pneumonia 17%
Setelah adanya pemberian obat (antisera),
serum dari orang / binatang yang telah
penderita pneumonia angka survival 53%
Tahun 1952 1962 setelah ada antibiotika
antara lain penicillin angka survival 85%

TERGANTUNG KEPADA
Berat ringannya penyakit :
1 lobus, dengan AB
2 atau 3 lobus
leukopeni
bakterimia
4 dari 5 lobus

1%

10%

50%

Kuman penyebab
Stafilokokus
pada epidemi influenza
Klebsiella pneumonia

Adanya penyakit lain / faktor lain


Bronkitis kronis
Bayi
Orang tua

JELEK

Penderita dirawat
Penyakit berat
10%
Orang tua

10 %

Dibanding dengan zaman sebelum


Antibiotika
Lebih baik

Abses Paru
Dr. Irvan Medison SpP
Bagian Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FK Unand

Definisi
Lesi paru yang berupa supurasi dan
nekrosa jaringan

Etiologi dan patogenesa


1.
2.
3.
4.
5.

Infeksi yang timbul melalui saluran nafas ( aspirasi)


Penyulit beberapa tipe pneumonia
Perluasan abses sub diafragma
Luka traumatik paru
Infark paru terinfeksi

Prevalensi tertinggi adalah dari infeksi saluran naas atas


Penyebabnya campuran bermacam macam basil frlora
mulut, hidung dan tenggorokan: termasuk basil aerob
dan anaerob seperti:
strptokokus , basil fusiform, spirokaeta, proteus dll.

Faktor predisposisi
1. Adanya sumber infeksi : infeksi di rongga
mulut, bronkitis, bronkiektasis, kanker paru
terinfeksi
2. Daya tahan saluran nafas yang terganggu:
paralisis laring, aspirasi akibat ggn
kesadaran, akalasia, kanker esofagus, ggn
ekspektorasi, ggn pergerakan silia
3. Obstruksi mekanik saluran nafas; aspirasi
bekuan darah, pus, bagian gigi, makanan
tumor bronkus.

Patologi
Proses dimulai dari bronkus/
bronkiolus, menyebar ke parenkim
paru dikelilingi oleh jaringan granulasi.
Hubungan dengan bronkus dapat
terjadi sehingga pus atau jaringan
nekrotik dapat keluar.

Gambaran Klinik
Dalam tiga hari

Demam , menggigil
batuk
Nyeri pleuritik
Sesak nafas / sianosis

Kalau tidak diobati gejala terus meningkat hari ke


sepuluh pasien batuk pus bercampur
darahdalamjumlah banyak mungkin disertau bau
busuk ( infeksi anaerob), kemudian enderita
merasa agak enak.
Gejala khas ini tidak selalu ditemukan. Biasanya
gejala bervariasi seperti flu .

KLINIS
Pada pemeriksaan fisik
Tanda kosolidasi
Suara nafas bronkial , ronki basah dan
krepitasi di tempat abses,
mungkin tanda -tanda efusi pleura.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
LED : menigkat
Leukosit : 20.000 30.0000 / mm3

Dahak
Berupa pus
Pemeriksaan gram penuh dengan leukosit, dan
bermacam macam basil
Biakan darah dan dahak perlu diambil untuk
pemeriksan basil aerob dan anaerob.

Rodiologi
Gambarann konsulidasi seperti pneumonia.
Kira kira Hari kesepuluh , jaringan nekrotik
dikeluarkan dan meninggalkan kavitas
dengan gambaran airfluid level yang khas

Penyulit
Akut:
Penyebaran infeksi ke tempat lain di paru
Abses otak
Empiema

Kronis
Kakeksia
anemia

DIAGNOSIS
Cari faktor predisposisi
Perjalanan penyakit ( infeksi akut di paru)
Kelaian fisik dengan pemeriksan fisik
diagnostik tanda konsilidasi)
Gambaran radiologi
Gambaran dahak makroskopis dan
mikroskopis
Laboorotorium ( darah)

DIAGNOSIS BANDING
1. Ca bronkogenik deng nekrosis mengalami
kavitas , biasanya dinding kavitas tebal.
Tidak rata periksa sitologi
2. TB atau jamur paru , -- periksa BTA ,
ditemukan jamur
3. Bula terinfeksi, -- disekitar bula tidak ada
konsilidasi
4. Kista terinfeksi, -- dinding tipis, tidak ada
reaksi disekitarnya

PENATALAKSANAAN
Antibiotika;

Penisilin 3 x 1 mega unit


Kloramfenikol 4 x 500 mg
Klindamisin 3 x 600 mg
Metronidazol 4 x 500 mg

Postural dranase
Bronkoskopi
Membersihkan jalan nafas

Pembedahan
Abses menahun
Kavitas menetap dengan produksi dakak masih
ada setelah terapi intensif selama 6 minggu.

You might also like