You are on page 1of 16

Praktikum Rekayasa Proses ke-2

Rabu, 23 September 2015

UJI ORGANOLEPTIK IKAN ASIN NILA (Oreochromis


niloticus)
Melisah
4443131775
5B
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
Abstract
The heat will be easily absorbed by fish in the drying process, it will affect
the quality of the resulting dried salted fish. Dried fish quality will also depend on
the test results of proximate (moisture, ash, protein, fat and carbohydrates) and
organoleptic (color, texture, aroma and flavor). Therefore, this lab is performed to
determine the length of salting and drying effect on the quality of fish products
salted tilapia (Oreochromis niloticus). The purpose of the practicum organoleptic
tilapia (Oreochromis niloticus) is a long time to determine the effect on fish
salting salted tilapia (Oreochromis niloticus). Organoleptic test lab salted tilapia
fish held on Wednesday, September 23, 2015 held at the Laboratory of Aquatic
Product Handling Technology (TPHP). The results obtained are the best soaking
time for the salted fish tilapia. Organoleptic testing of all parameters, the best
treatment for salted fish tilapia (Oreochromis niloticus) is a treatment
concentration of 10% salt solution with soaking time 15 minutes, 30 minutes and
60 minutes. The more the concentration of the salt solution and the longer the
salting process will inhibit the growth of bacteria which can cause rancidity,
causing meat texture harder and more closely and cause fish taste saltier. While
the color is more influenced by the length of drying and salt used.
Keywords: Old Salting, Organoleptic Test, Salted fish Tilapia
Abstrak
Panas akan mudah diserap oleh ikan pada proses pengeringan, hal ini akan
mempengaruhi kualitas ikan asin kering yang dihasilkan. Kualitas ikan kering
juga akan bergantung pada hasil uji proksimat (kadar air, abu, protein, lemak dan
karbohidrat) dan uji organoleptik (warna, tekstur, aroma dan rasa). Oleh karena itu
praktikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lamanya penggaraman dan
penjemuran terhadap mutu produk ikan asin nila (Oreochromis niloticus). Tujuan
dilakukannya praktikum uji organoleptik ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah
untuk mengetahui pengaruh lama waktu penggaraman pada ikan asin nila

(Oreochromis niloticus). Praktikum uji organoleptik ikan asin nila dilaksanakan


pada hari Rabu, 23 September 2015 yang bertempat di Laboratorium Teknologi
Penanganan Hasil Perairan (TPHP). Hasil yang didapat adalah lama perendaman
yang terbaik untuk ikan asin nila. Dari semua parameter pengujian organoleptik,
perlakuan terbaik untuk ikan asin nila (Oreochromis niloticus) adalah perlakuan
konsentrasi larutan garam 10% dengan lama perendaman 15 menit, 30 menit dan
60 menit. Semakin banyak konsentrasi larutan garam dan semakin lama proses
penggaraman akan menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan
bau tengik, menyebabkan tektur daging lebih keras dan lebih lekat serta
menyebabkan rasa ikan lebih asin. Sedangkan warna lebih banyak dipengaruhi
oleh lamanya penjemuran dan garam yang digunakan.
Kata kunci : Ikan Asin Nila, Lama Penggaraman, Uji Organoleptik
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat, mudah didapat dan harganya murah. Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan dan penurunan mutu dikarenakan daging ikan
mempunyai kadar air yang tinggi, pH netral, teksturnya lunak dan kandungan
gizinya tinggi sehingga menjadi medium yang sangat baik untuk pertumbuhan
bakteri (Riansyah 2013). Maka dari itu ikan harus cepat mendapatkan penanganan
misalnya diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Proses pengolahan
makanan selalu diusahakan untuk menghasilkan produk makanan yang disukai
dan berkualitas baik. Pengolahan mempunyai fungsi untuk memaksimumkan
manfaat hasil tangkapan maupun hasil budidaya, serta mendiversifikasi kegiatan
dan komoditi yang dihasilkan. Kegiatan pengolahan sangat berpengaruh terhadap
keadaan sosial-ekonomi nelayan atau petani ikan (Riansyah 2013).
Salah satu cara pengolahan yang sering dilakukan oleh masyarakat nelayan
adalah dengan penggaraman dan pengeringan. Penggaraman mampu menghambat
laju pembusukan ikan karena kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri
dan kerja enzim penyebab kebusukan yang terdapat dalam tubuh ikan.
Pengeringan merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan energi
panas. Tujuan dari pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas
dimana mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan akan terhenti (Riansyah 2013).

Panas akan mudah diserap oleh ikan pada proses pengeringan, hal ini akan
mempengaruhi kualitas ikan asin kering yang dihasilkan. Kualitas ikan kering
juga akan bergantung pada hasil uji proksimat (kadar air, abu, protein, lemak dan
karbohidrat) dan uji organoleptik (warna, tekstur, aroma dan rasa). Oleh karena itu
praktikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lamanya penggaraman dan
penjemuran terhadap mutu produk ikan asin nila (Oreochromis niloticus).
Tujuan dilakukannya praktikum uji organoleptik ikan nila (Oreochromis
niloticus) adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu penggaraman pada ikan
asin nila (Oreochromis niloticus)
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar denga bentu tubuh
memanjang dan pipih kesamping dan warnaputih kehitaman. Ikan nila berasalh
dari Sungai Nill dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tesebar ke
Negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropics. Sedangkan di
wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik. Ikan nila disukai
oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap
merah.
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Animalia

Kelas

: Osteichthyes

Sub-kelas

: Acanthoptherigii

Ordo

:Percomorphi

Sub-ordo

: Percoidea

Family

: Cichlidae

Gebus

: Oreochromis

Spesies

: Oreochromis niloticus
Penggaraman dan pengeringan merupakan merupakan salah satu cara

pengolahan tradisional hasil perikanan yang mempunyai peranan penting baik


dalam usaha maupun upaya pemenuhan gizi protein. Pengawetan ikan dengan
cara penggaraman sebenarnya terdiri daru dua proses, yaitu proses penggaraman
dan pengeringan. Adapun tujuan utama dari penggaraman yaitu untuk

memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan. Ikan yang mengalami proses
penggaraman menjadi awet karena garam dapat menghambat atau membunuh
bakteri penyebab kebusukan pada ikan. Hasil akhir dari pengawetan dari proses
penggaraman adalah ikan asin (Reo 2013).
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang
diawetkan dengan menambahkan banyak garam. dengan metode pengawetan ini
daging iakn yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di
suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup
rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan
mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai
biologisnya mencapai 90 persen, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga
mudah dicerna (Margono dkk 1993).
Penilaian organoleptik atau penilaian sensoris merupakan suatu cara
penilaian yang paling primitif (Susiwi 2009 dalam Umaroh 2014). Penerimaan
dan pemahaman konsumen adalah tujuan dari pengujian ini, maka uji organoleptik
yang mengunakan panelis (pencicip yang telah terlatih). Uji organoleptik
bertujuan untuk mengetahui seberapa teliti mayarakat dalam memilih ikan asin
yang akan dikonsumsi. Uji organoleptik yang dinilai adalah warna, tekstur dan
aroma (Umaroh 2014).
METODOLOGI
Praktikum Rekayasa Proses yang berjudul Uji Organoleptik Ikan Asin
Nila (Oreochromis niloticus) dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 23 September
2015 yang bertempat di Laboratorium Teknologi Penanganan Hasil Perairan
(TPHP).
Peralatan yang digunakan pada praktikum uji organoleptik ikan asin nila
diantaranya adalah kenceng, spatula, peniris, kompor, gas dan piring. Bahanbahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah ikan asin nila satu
ekor dan minyak goreng
Prosedur kerja pada praktikum ini, tahapan pertama yang harus dilakukan
adalah disiapkannya bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Selanjutnya timbang
berat ikan asin menggunakan timbangan elektrik. Ikan asin dogoreng hingga

berwarna kuning keemasan lalu lakukan pengujian organoleptik dengan empat


parameter pengujian yaitu warna, tekstur, aroma dan rasa. Warna dilihat dari
warna masing-masing sampel yang diacak, apakah warnanya menarik atau tidak.
Tekstur diuji dengan memegang tekstur sampel ikan asin, apakah keras atau
lembek. Aroma diuji dengan mencium bau dari bau ikan asin, apakah baunya enak
atau bau tengik. Sedangkan rasa diuji dengan memakan ikan asin, apakah suka
atau tidak suka. Semua parameter dikategorikan dalam 5 kategori. 1) tidak suka
sekali, 2) tidak suka, 3) netral, 4) suka dan 5) sangat suka sekali
Diagram Alir :
Timbang ikan
asin
Siapkan alat untuk
mneggoreng
Goring ikan
asin
Uji organoleptik

Gambar 1. Diagram alir


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang didapat dari praktikum ini tersaji dalam grafik sebagai berikut :
Aroma

5.00 6.00

5.00

4.00
3.60
3.50
3.30 3.30 3.25
3.15
3.00

4.00
3.00
Rata-rata Nilai Hedonik

2.00

2.00
1.00

1.00

0.00

Lama Perendaman Garam

Grafik 1. Grafik Batang Hasil Uji Organoleptik Ikan Asin Nila Parameter Aroma
Produk ikan asin umumnya memiliki nilai organoleptik aroma yang dapat
diterima atau disukai. Nilai organoleptik aroma meningkat dengan adanya
penambahan

konsentrasi

garam,

karena

garam

berfungsi

menghambat

pertumbuhan mikroba dan mencegah terjadinya perombakan daging ikan,


sehingga bau tengik akibat perombakan tersebut dapat dikurangi (Reo 2013).
Winarno et al. (1982) dalam Reo (2013) menyatakan bahwa mikroba
menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisa lemak yang mengakibatkan
terjadinya ketengikan atau merusak protein yang menghasilkan bau busuk.
Dari Grafik 1, dapat dilihat bahwa perlakan terbaik dari semua sampel
yang diuji adalah sampel 4 dengan perlakuan lama penggaraman selama 60 menit
yang menunjukkan angka 3,60. Aroma yang paling tidak disukai oleh panelis
adalah sampel 5 yaitu ikan asin nila dengan lama penggaraman 75 menit yang
menunjukkan angka 3,15. Hasil uji hedonik menunjukan bahwa rata-rata tigkat
kesukaan panelis terhadap ikan asin nila berkisar antara 3,15 sampai 3,60 (Netralsuka). Perlakuan konsentrasi garam 10% dengan lama penggaraman selama 60
menit lebih disukai oleh panelisa dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi
garam 10% dengan lama perendaman 75 menit.
Dari tabel anova 2, yang menggunakan perhitungan Duncan dengan selang
kepercayaan 5%, dapat dilihat bahwa parameter aroma tidak berbeda nyata. Ini

berarti bahwa lamanya penggaraman tidak berpengaruh terhadap nilai


organoleptik aroma ikan asin.
Warna
5.00 6.00

5.00
4.00
3.00
Rata-rata Nilai Hedonik

4.00
3.65 3.45
3.25
3.20
3.003.00
2.95
2.00

2.00
1.00

1.00

0.00

Lama Perendaman Garam

Grafik 2. Grafik Batang Hasil Uji Organoleptik Ikan Asin Nila Parameter Warna
Kualitas ikan asin kering yang ditetapkan menurut SNI yaitu memiliki
skor rata-rata nilai organoleptik 6,5 (Anonimous 1992 dalam Reo 2013). Dengan
nilai organoleptik warna meningkat dengan adanya penambahan garam, sehingga
dapat menyebabkan denaturasi protein dan dapat mempengaruhi kenampakan
daging. Hal ini juga disebabkan oleh adanya proses dehidrasi permukaan daging,
sehingga konsentrasi pigmen pada permukaan daging menjadi meningkat (Reo
2013). Winarno et al. (1982) dalam Reo (2013) mengatakan bahwa pigmen sangat
sensitif terhadap pengaruh kimia dan fisik selama pengolahan terutama panas
sangat berpengaruh terhadap pigmen bahan pangan. Menurut Afriyanto dan
Liviawaty (1989) dalam Rahmani dkk (2007) menyatakan bahwa garam yang
mnegandung yang mengandung senyawa Fe dan Cu dapat mengakibatkan ikan
asin berwarna coklat kotor atau kuning.
Dari Grafik 2, dapat dilihat bahwa perlakuan terbaik dari semua sampel uji
organoleptik adalah sampel 4 yang menunjukkan angka 3,65 yang disusul dengan
sampel 5 yang menunjukan angka 3,45. Warna yang paling tidak disukai oleh
panelis adalah warna ikan asin sampel 6 yang menunjukkan angka 2,95. Hasil uji
hedonik menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap warna

ikan asin nila berkisar antara 2,95 (tidak suka-netral) sampai 3,65 (netral-suka).
Perlakuan konsentrasi garam 10% dengan lama penggaraman 60 menit memiliki
rata-rata kesukaan panelis terhadap warna ikan asin dibandingkan pada perlakuan
konsentrasi garam 10% dengan lama perendaman 90 menit.
Dari tabel anova 3, yang menggunakan perhitungan Duncan dengan selang
kepercayaan 5%, dapat dilihat bahwa parameter warna tidak berbeda nyata. Ini
berarti bahwa lamanya penggaraman tidak berpengaruh terhadap nilai
organoleptik warna ikan asin.
Tekstur
5.00 6.00

5.00
4.00
3.00
Rata-rata Nilai Hedonik

4.00
3.50
3.30
3.15 3.10 3.30
3.00
2.00

2.00
1.00

2.45

1.00

0.00

Lama Perendaman Garam

Grafik 3. Grafik Batang Hasil Uji Organoleptik Ikan Asin Nila Parameter Tekstur
Produk ikan asin yang dihasilkan dari setiap kombinasi umumnya nilai
organolpetik tekstur dapat diterima atau disukai. Semakin tinggi konsentrasi
larutan garam nilai konsistensi makin baik yang mugkin dipengaruhi oleh
kekompakan daging dan menurunnya kadar air (Reo 2013). Apabila garam
memasuki otot, konsistensi menjadi lebih lekat (Buckle et al. 1987 dalam Reo
2013).
Dari Grafik 3, dapat dilihat bahwa tekstur yang mendapatkan skor
tertinggi adalah sampel 2 yang menunjukkan skor 3,50 dengan lama penggaraman
30 menit. Sedangkan sampel ikan asin nila yang mendapatkan skor terendah
adalah sampel 6 yang menunjukkan skor 2,45 dengan lama penggaraman 90
menit. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa rata-rata kesukaan panelis terhadap

tekstur ikan asin nila berkisar antara 2,45 (tidak suka-netral) sampai 3,50 (netralsuka). Perlakuan konsentrasi larutan garam 10% dengan lama perendaman 30
menit memiliki rata-rata kesukaan panelis terhadap tekstur ikan asin nila
dbandingkan perlakuan konsentrasi larutan garam 10% dengan lama penggaraman
90 menit.
Dari tabel anova 4, yang menggunakan perhitungan
Duncan dengan selang kepercayaan 5% dapat dilihat bahwa
lamanya penggaraman berpengaruh nyata terhadap tingkat
kesukaan

tekstur

ikan

asin

nila.

Semakin

lama

proses

penggaraman ikan asin nila, maka semakin keras pula tekstur


ikan asin nila, dan hal tersebut tidak disukai oleh para panelis.
Rasa
5.00 6.00

5.00
4.00
3.00
Rata-rata Nilai Hedonik

4.00
3.25 3.25 3.05 3.20 3.05
3.00
2.00

2.00
1.00

2.75

1.00

0.00

Lama Perendaman Garam

Grafik 3. Grafik Batang Hasil Uji Organoleptik Ikan Asin Nila Parameter
Produk ikan asin yang dihasilkan dari setiap kombinasi umumnya nilai
organolpetik rasa dapat diterima atau disukai. Adanya perbedaan kesukaan cita
rasa pada produk ikan asin dari berbagai kombinasi perlakuan, karena adanya
penambahan konsentrasi garam. Nilai organoleptik cita rasa meningkat dengan
adanya penambahan garam, karena garam selain membantu mengawetkan juga
memberikan cita rasa yang khas yaitu rasa asin (Reo 2013). Moeljanto (1982)
dalam Reo (2013) menyatakan bahwa dengan penggaraman didapat keuntungan

yaitu daging ikan lebih kokoh karena terjadi penarikan air oleh garam dan
penggumpalan protein serta menyebabkan cita rasa ikan menjadi lebih enak.
Dari Grafik 4 dapat dilihat bahwa perlakuan yang mendapatkan skor
tertinggi adalah sampel 1 dan 2 yang mendapatkan skor 3,25 dengan lama
penggaraman selama 15 menit dan 30 menit. Sedangkan perlakuan yang
mndapatkan skor terendah adalah sampel 6 yang mendapatkan skor 2,75 dengan
lama penggaraman selama 90 menit. Hasil uji hedonik menunjukan bahwa ratarata kesukaan panelis terhadap rasa ikan asin nila berkisar antara 2,75 (tidak sukanetral) sampai 3,25 (netral-suka). Perlakuan konsentrasi larutan garam 10 %
dengan lama perendaman 15 menit dan 30 menit memiliki rata-rata kesukaan
panelis terhadap rasa ikan asin nila dibandingkan perlakuan konsentrasi larutan
garam 10% dengan lama penggaraman 90 menit.
Dari tabel anova 5 yang menggunakan perhitungan Duncan dengan selang
kepercayaan 5%, dapat dilihat bahwa perlakuan lama penggaraman tidak
berpengaruh nyata terhadap kesukaan rasa ikan asin nila.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan, panelis memiliki
tingkat kesukaan yang berbeda-beda untuk masing-masing perlakuan. Parameter
aroma lebih disukai pada sampel 4 dengan lama penggaraman selama 60 menit
dibandingkan sampel 5 dengan lama peggaraman 75 selama menit. Parameter
warna lebih disukai pada sampel 4 dengan lama penggaraman selama 60 menit
dibandigkan sampel 6 dengan lama penggaraman selama 90 menit. Parameter
tekstur lebih disukai pada sampel 2 dengan lama penggaraman selmaa 30 menit
dibandingkan dengan sampel 6 dengan lama penggaraman selama 60 menit.
Parameter rasa lebih disukai pada sampel 1 dan 2 dengan lama penggaraman
selama 15 dan 30 menit dibandingkana dengan sampel 6 dengan lama
penggaraman selama 90 menit. Semakin banyak konsentrasi larutan garam dan
semakin lama proses penggaraman akan menghambat pertumbuhan bakteri yang
dapat menyebabkan bau tengik, menyebabkan tektur daging lebih keras dan lebih
lekat serta menyebabkan rasa ikan lebih asin. Sedangkan warna lebih banyak
dipengaruhi oleh lamanya penjemuran dan garam yang digunakan. Apabila garam

yang digunakan mengandung Fe dan Cu, maka ikan asin akan berwarna coklat
atau kuning. Dari semua parameter pengujian organoleptik, perlakuan terbaik
untuk ikan asin nila (Oreochromis niloticus) adalah perlakuan konsentrasi larutan
garam 10% dengan lama perendaman 15 menit, 30 menit dan 60 menit.
Praktikum ini sudah dilaksanakan dengan baik dan benar, hanya saja
praktikan masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing pada saat sebagian
praktikan melakukan uji organoleptik. Seharusnya praktikan lebih tenang saat
melakukan praktikum agar praktikum yang dilakukan lebih kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmania, dkk. 2007. Pengaruh Metode Penggaraman Basah Terhadap
Karakteristik Produk Ikan Asin Gabus (Ophiocephalus striatus). Jurnal
Teknologi Pertanian. 8(3).
Reo A R. 2013. Mutu Ikan Kakap Merah yang Diolah Dengan Perbedaan
Konsentrasi Larutan Garam dan Lama Pengeringa. Jurnal Perikanan dan
Kelautan tropis. 991):35-44.
Riansyah, dkk. 2013. Pengaruh Perbedaan Suhu dan Waktu Pengeringan Terhadap
Karakteristik Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) Dengan
Menggunakan Oven. Fishtech. 2(1):53-68.
Umaroh N dan Sulistyarsi A. 2014. Analisis Borakdan Uji Organoleptik Pada
Berbagai Ikan Asin yang dijual Di Pasar. Program Studi Pendidikan Biologi.
IKIP PGRI. Madiun.
LAMPIRAN

ANOVA
Sum of Squares
Aroma

Between Groups

Warna

Rasa

Mean Square

2.800

.560

Within Groups

110.500

114

.969

Total

113.300

119

7.767

1.553

Within Groups

85.400

114

.749

Total

93.167

119

Between Groups

13.167

2.633

Within Groups

84.700

114

.743

Total

97.867

119

3.642

.728

Within Groups

110.350

114

.968

Total

113.992

119

Between Groups

Tekstur

df

Between Groups

Sig.

.578

.717

2.074

.074

3.544

.005

.752

.586

Tabel 1. Anova Uji Organoleptik


Aroma
Duncan

ikan_asin

Subset for alpha = 0.05


N

di

en

75 menit

20

3.1500

45 menit

20

3.2500

15 menit

20

3.3000

30 menit

20

3.3000

90 menit

20

3.5000

60 menit

20

3.6000

si

on

Sig.

.214

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.

Tabel 2. Anova Uji Organoleptik Parameter Aroma

Warna
Duncan

ikan_asin

Subset for alpha = 0.05


N

di

en

60 menit

20

2.6500

90 menit

20

2.9500

2.9500

30 menit

20

3.0000

3.0000

45 menit

20

3.2000

3.2000

15 menit

20

3.2500

3.2500

75 menit

20

si

on

3.4500

Sig.

.051

.107

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.

Tabel 3. Anova Uji Organoleptik Parameter Warna


Tekstur

Duncan

ikan_asin

Subset for alpha = 0.05


N

di

en

90 menit

20

2.4500

60 menit

20

3.1000

45 menit

20

3.1500

15 menit

20

3.3000

75 menit

20

3.3000

30 menit

20

3.5000

si

on

Sig.

1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.

Tabel 4. Anova Uji Organoleptik Parameter Tekstur

.198

Rasa
Duncan

ikan_asin

Subset for alpha = 0.05


N

di

en

90 menit

20

2.7500

45 menit

20

3.0500

75 menit

20

3.0500

60 menit

20

3.2000

15 menit

20

3.2500

30 menit

20

3.2500

si

on

Sig.

.166

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size =
20.000.

Tabel 5. Anova Uji Organoleptik Parameter Rasa

Gambar 2. Peralatan
Gambar 3. Ikan Asin
Gambar 4. Penimbangan ikan
asin

Gambar 5. Penggorengan
ikan asin

Gambar 6. Penirisan ikan asin

Gambar 7. Ikan asin siap


disajikan

You might also like