Professional Documents
Culture Documents
Laporan Rekayasa Ke-2
Laporan Rekayasa Ke-2
Panas akan mudah diserap oleh ikan pada proses pengeringan, hal ini akan
mempengaruhi kualitas ikan asin kering yang dihasilkan. Kualitas ikan kering
juga akan bergantung pada hasil uji proksimat (kadar air, abu, protein, lemak dan
karbohidrat) dan uji organoleptik (warna, tekstur, aroma dan rasa). Oleh karena itu
praktikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lamanya penggaraman dan
penjemuran terhadap mutu produk ikan asin nila (Oreochromis niloticus).
Tujuan dilakukannya praktikum uji organoleptik ikan nila (Oreochromis
niloticus) adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu penggaraman pada ikan
asin nila (Oreochromis niloticus)
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar denga bentu tubuh
memanjang dan pipih kesamping dan warnaputih kehitaman. Ikan nila berasalh
dari Sungai Nill dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tesebar ke
Negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropics. Sedangkan di
wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik. Ikan nila disukai
oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap
merah.
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Kelas
: Osteichthyes
Sub-kelas
: Acanthoptherigii
Ordo
:Percomorphi
Sub-ordo
: Percoidea
Family
: Cichlidae
Gebus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis niloticus
Penggaraman dan pengeringan merupakan merupakan salah satu cara
memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan. Ikan yang mengalami proses
penggaraman menjadi awet karena garam dapat menghambat atau membunuh
bakteri penyebab kebusukan pada ikan. Hasil akhir dari pengawetan dari proses
penggaraman adalah ikan asin (Reo 2013).
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang
diawetkan dengan menambahkan banyak garam. dengan metode pengawetan ini
daging iakn yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di
suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup
rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan
mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai
biologisnya mencapai 90 persen, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga
mudah dicerna (Margono dkk 1993).
Penilaian organoleptik atau penilaian sensoris merupakan suatu cara
penilaian yang paling primitif (Susiwi 2009 dalam Umaroh 2014). Penerimaan
dan pemahaman konsumen adalah tujuan dari pengujian ini, maka uji organoleptik
yang mengunakan panelis (pencicip yang telah terlatih). Uji organoleptik
bertujuan untuk mengetahui seberapa teliti mayarakat dalam memilih ikan asin
yang akan dikonsumsi. Uji organoleptik yang dinilai adalah warna, tekstur dan
aroma (Umaroh 2014).
METODOLOGI
Praktikum Rekayasa Proses yang berjudul Uji Organoleptik Ikan Asin
Nila (Oreochromis niloticus) dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 23 September
2015 yang bertempat di Laboratorium Teknologi Penanganan Hasil Perairan
(TPHP).
Peralatan yang digunakan pada praktikum uji organoleptik ikan asin nila
diantaranya adalah kenceng, spatula, peniris, kompor, gas dan piring. Bahanbahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah ikan asin nila satu
ekor dan minyak goreng
Prosedur kerja pada praktikum ini, tahapan pertama yang harus dilakukan
adalah disiapkannya bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Selanjutnya timbang
berat ikan asin menggunakan timbangan elektrik. Ikan asin dogoreng hingga
5.00 6.00
5.00
4.00
3.60
3.50
3.30 3.30 3.25
3.15
3.00
4.00
3.00
Rata-rata Nilai Hedonik
2.00
2.00
1.00
1.00
0.00
Grafik 1. Grafik Batang Hasil Uji Organoleptik Ikan Asin Nila Parameter Aroma
Produk ikan asin umumnya memiliki nilai organoleptik aroma yang dapat
diterima atau disukai. Nilai organoleptik aroma meningkat dengan adanya
penambahan
konsentrasi
garam,
karena
garam
berfungsi
menghambat
5.00
4.00
3.00
Rata-rata Nilai Hedonik
4.00
3.65 3.45
3.25
3.20
3.003.00
2.95
2.00
2.00
1.00
1.00
0.00
Grafik 2. Grafik Batang Hasil Uji Organoleptik Ikan Asin Nila Parameter Warna
Kualitas ikan asin kering yang ditetapkan menurut SNI yaitu memiliki
skor rata-rata nilai organoleptik 6,5 (Anonimous 1992 dalam Reo 2013). Dengan
nilai organoleptik warna meningkat dengan adanya penambahan garam, sehingga
dapat menyebabkan denaturasi protein dan dapat mempengaruhi kenampakan
daging. Hal ini juga disebabkan oleh adanya proses dehidrasi permukaan daging,
sehingga konsentrasi pigmen pada permukaan daging menjadi meningkat (Reo
2013). Winarno et al. (1982) dalam Reo (2013) mengatakan bahwa pigmen sangat
sensitif terhadap pengaruh kimia dan fisik selama pengolahan terutama panas
sangat berpengaruh terhadap pigmen bahan pangan. Menurut Afriyanto dan
Liviawaty (1989) dalam Rahmani dkk (2007) menyatakan bahwa garam yang
mnegandung yang mengandung senyawa Fe dan Cu dapat mengakibatkan ikan
asin berwarna coklat kotor atau kuning.
Dari Grafik 2, dapat dilihat bahwa perlakuan terbaik dari semua sampel uji
organoleptik adalah sampel 4 yang menunjukkan angka 3,65 yang disusul dengan
sampel 5 yang menunjukan angka 3,45. Warna yang paling tidak disukai oleh
panelis adalah warna ikan asin sampel 6 yang menunjukkan angka 2,95. Hasil uji
hedonik menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap warna
ikan asin nila berkisar antara 2,95 (tidak suka-netral) sampai 3,65 (netral-suka).
Perlakuan konsentrasi garam 10% dengan lama penggaraman 60 menit memiliki
rata-rata kesukaan panelis terhadap warna ikan asin dibandingkan pada perlakuan
konsentrasi garam 10% dengan lama perendaman 90 menit.
Dari tabel anova 3, yang menggunakan perhitungan Duncan dengan selang
kepercayaan 5%, dapat dilihat bahwa parameter warna tidak berbeda nyata. Ini
berarti bahwa lamanya penggaraman tidak berpengaruh terhadap nilai
organoleptik warna ikan asin.
Tekstur
5.00 6.00
5.00
4.00
3.00
Rata-rata Nilai Hedonik
4.00
3.50
3.30
3.15 3.10 3.30
3.00
2.00
2.00
1.00
2.45
1.00
0.00
Grafik 3. Grafik Batang Hasil Uji Organoleptik Ikan Asin Nila Parameter Tekstur
Produk ikan asin yang dihasilkan dari setiap kombinasi umumnya nilai
organolpetik tekstur dapat diterima atau disukai. Semakin tinggi konsentrasi
larutan garam nilai konsistensi makin baik yang mugkin dipengaruhi oleh
kekompakan daging dan menurunnya kadar air (Reo 2013). Apabila garam
memasuki otot, konsistensi menjadi lebih lekat (Buckle et al. 1987 dalam Reo
2013).
Dari Grafik 3, dapat dilihat bahwa tekstur yang mendapatkan skor
tertinggi adalah sampel 2 yang menunjukkan skor 3,50 dengan lama penggaraman
30 menit. Sedangkan sampel ikan asin nila yang mendapatkan skor terendah
adalah sampel 6 yang menunjukkan skor 2,45 dengan lama penggaraman 90
menit. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa rata-rata kesukaan panelis terhadap
tekstur ikan asin nila berkisar antara 2,45 (tidak suka-netral) sampai 3,50 (netralsuka). Perlakuan konsentrasi larutan garam 10% dengan lama perendaman 30
menit memiliki rata-rata kesukaan panelis terhadap tekstur ikan asin nila
dbandingkan perlakuan konsentrasi larutan garam 10% dengan lama penggaraman
90 menit.
Dari tabel anova 4, yang menggunakan perhitungan
Duncan dengan selang kepercayaan 5% dapat dilihat bahwa
lamanya penggaraman berpengaruh nyata terhadap tingkat
kesukaan
tekstur
ikan
asin
nila.
Semakin
lama
proses
5.00
4.00
3.00
Rata-rata Nilai Hedonik
4.00
3.25 3.25 3.05 3.20 3.05
3.00
2.00
2.00
1.00
2.75
1.00
0.00
Grafik 3. Grafik Batang Hasil Uji Organoleptik Ikan Asin Nila Parameter
Produk ikan asin yang dihasilkan dari setiap kombinasi umumnya nilai
organolpetik rasa dapat diterima atau disukai. Adanya perbedaan kesukaan cita
rasa pada produk ikan asin dari berbagai kombinasi perlakuan, karena adanya
penambahan konsentrasi garam. Nilai organoleptik cita rasa meningkat dengan
adanya penambahan garam, karena garam selain membantu mengawetkan juga
memberikan cita rasa yang khas yaitu rasa asin (Reo 2013). Moeljanto (1982)
dalam Reo (2013) menyatakan bahwa dengan penggaraman didapat keuntungan
yaitu daging ikan lebih kokoh karena terjadi penarikan air oleh garam dan
penggumpalan protein serta menyebabkan cita rasa ikan menjadi lebih enak.
Dari Grafik 4 dapat dilihat bahwa perlakuan yang mendapatkan skor
tertinggi adalah sampel 1 dan 2 yang mendapatkan skor 3,25 dengan lama
penggaraman selama 15 menit dan 30 menit. Sedangkan perlakuan yang
mndapatkan skor terendah adalah sampel 6 yang mendapatkan skor 2,75 dengan
lama penggaraman selama 90 menit. Hasil uji hedonik menunjukan bahwa ratarata kesukaan panelis terhadap rasa ikan asin nila berkisar antara 2,75 (tidak sukanetral) sampai 3,25 (netral-suka). Perlakuan konsentrasi larutan garam 10 %
dengan lama perendaman 15 menit dan 30 menit memiliki rata-rata kesukaan
panelis terhadap rasa ikan asin nila dibandingkan perlakuan konsentrasi larutan
garam 10% dengan lama penggaraman 90 menit.
Dari tabel anova 5 yang menggunakan perhitungan Duncan dengan selang
kepercayaan 5%, dapat dilihat bahwa perlakuan lama penggaraman tidak
berpengaruh nyata terhadap kesukaan rasa ikan asin nila.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan, panelis memiliki
tingkat kesukaan yang berbeda-beda untuk masing-masing perlakuan. Parameter
aroma lebih disukai pada sampel 4 dengan lama penggaraman selama 60 menit
dibandingkan sampel 5 dengan lama peggaraman 75 selama menit. Parameter
warna lebih disukai pada sampel 4 dengan lama penggaraman selama 60 menit
dibandigkan sampel 6 dengan lama penggaraman selama 90 menit. Parameter
tekstur lebih disukai pada sampel 2 dengan lama penggaraman selmaa 30 menit
dibandingkan dengan sampel 6 dengan lama penggaraman selama 60 menit.
Parameter rasa lebih disukai pada sampel 1 dan 2 dengan lama penggaraman
selama 15 dan 30 menit dibandingkana dengan sampel 6 dengan lama
penggaraman selama 90 menit. Semakin banyak konsentrasi larutan garam dan
semakin lama proses penggaraman akan menghambat pertumbuhan bakteri yang
dapat menyebabkan bau tengik, menyebabkan tektur daging lebih keras dan lebih
lekat serta menyebabkan rasa ikan lebih asin. Sedangkan warna lebih banyak
dipengaruhi oleh lamanya penjemuran dan garam yang digunakan. Apabila garam
yang digunakan mengandung Fe dan Cu, maka ikan asin akan berwarna coklat
atau kuning. Dari semua parameter pengujian organoleptik, perlakuan terbaik
untuk ikan asin nila (Oreochromis niloticus) adalah perlakuan konsentrasi larutan
garam 10% dengan lama perendaman 15 menit, 30 menit dan 60 menit.
Praktikum ini sudah dilaksanakan dengan baik dan benar, hanya saja
praktikan masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing pada saat sebagian
praktikan melakukan uji organoleptik. Seharusnya praktikan lebih tenang saat
melakukan praktikum agar praktikum yang dilakukan lebih kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmania, dkk. 2007. Pengaruh Metode Penggaraman Basah Terhadap
Karakteristik Produk Ikan Asin Gabus (Ophiocephalus striatus). Jurnal
Teknologi Pertanian. 8(3).
Reo A R. 2013. Mutu Ikan Kakap Merah yang Diolah Dengan Perbedaan
Konsentrasi Larutan Garam dan Lama Pengeringa. Jurnal Perikanan dan
Kelautan tropis. 991):35-44.
Riansyah, dkk. 2013. Pengaruh Perbedaan Suhu dan Waktu Pengeringan Terhadap
Karakteristik Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) Dengan
Menggunakan Oven. Fishtech. 2(1):53-68.
Umaroh N dan Sulistyarsi A. 2014. Analisis Borakdan Uji Organoleptik Pada
Berbagai Ikan Asin yang dijual Di Pasar. Program Studi Pendidikan Biologi.
IKIP PGRI. Madiun.
LAMPIRAN
ANOVA
Sum of Squares
Aroma
Between Groups
Warna
Rasa
Mean Square
2.800
.560
Within Groups
110.500
114
.969
Total
113.300
119
7.767
1.553
Within Groups
85.400
114
.749
Total
93.167
119
Between Groups
13.167
2.633
Within Groups
84.700
114
.743
Total
97.867
119
3.642
.728
Within Groups
110.350
114
.968
Total
113.992
119
Between Groups
Tekstur
df
Between Groups
Sig.
.578
.717
2.074
.074
3.544
.005
.752
.586
ikan_asin
di
en
75 menit
20
3.1500
45 menit
20
3.2500
15 menit
20
3.3000
30 menit
20
3.3000
90 menit
20
3.5000
60 menit
20
3.6000
si
on
Sig.
.214
Warna
Duncan
ikan_asin
di
en
60 menit
20
2.6500
90 menit
20
2.9500
2.9500
30 menit
20
3.0000
3.0000
45 menit
20
3.2000
3.2000
15 menit
20
3.2500
3.2500
75 menit
20
si
on
3.4500
Sig.
.051
.107
Duncan
ikan_asin
di
en
90 menit
20
2.4500
60 menit
20
3.1000
45 menit
20
3.1500
15 menit
20
3.3000
75 menit
20
3.3000
30 menit
20
3.5000
si
on
Sig.
1.000
.198
Rasa
Duncan
ikan_asin
di
en
90 menit
20
2.7500
45 menit
20
3.0500
75 menit
20
3.0500
60 menit
20
3.2000
15 menit
20
3.2500
30 menit
20
3.2500
si
on
Sig.
.166
Gambar 2. Peralatan
Gambar 3. Ikan Asin
Gambar 4. Penimbangan ikan
asin
Gambar 5. Penggorengan
ikan asin