Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Efri Rosdiana
1503120059
Firman Syahputra
1503120058
Firmansyah
1503120060
Nia Mawarni
1503120008
Surya Mahdi
1503120056
Zerry Farianda
1503120055
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Geologi Rekayasa untuk membuat makalah yang berjudul
Bencana Alam: Erupsi Gunung Api
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan
keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sebagai bahan untuk perbaikan dalam penyusunan makalah lainnya
yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
November, 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.
Daftar Isi
. ..
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ERUPSI GUNUNG API
A. GUNUNG API
1. Pengertian Gunung Api
...
2. Proses Terbentuknya Gunung Api ..
3. Klasifikasi Gunung Api
ii
iii
1
3
3
7
10
12
13
18
21
24
26
28
30
35
36
37
39
40
41
42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Contoh bencana alam antara lain antara
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah
longsor. Sedangkan bencana non alam contohnya adalah konflik sosial, epidemi dan wabah
penyakit.
Indonesia merupakan negara dengan 129 Gunung api aktif . Dilihat dari letak geologis, cuaca
dan kondisi sosial, Indonesia rentan terhadap beragam bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, banjir, tanah longsor, badai dan angin topan, wabah penyakit, kekeringan dan gunung
berapi. Bencana muncul ketika ancaman alam (seperti gunung berapi) bertemu dengan
masyarakat yang rentan (perkampungan di lereng gunung berapi) yang mempunyai kemampuan
rendah atau tidak mempunyai kemampuan untuk menanggapi ancaman itu (tidak ada pelatihan
atau pemahaman tentang gunung berapi atau tidak siap - siaga). Dampak yang muncul adalah
terganggunya kehidupan masyarakat seperti kehancuran rumah, kerusakan harta benda serta
korban jiwa.
Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh faktor yang bersumber
dari bumi. Beberapa jenis bencana alam geologi yang sangat umum terjadi di tanah air kita, salah
satunya yaitu erupsi gunung api. Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava)
yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Erupsi
gunung berapi terjadi jika ada pergerakan atau aktivitas magma dari dalam perut bumi menuju ke
permukaan bumi.
Indonesia adalah negeri yang rawan bencana geologis gempa bumi, tanah longsor, erupsi
gunung api, dan tsunami. Sebagai konsekuensi kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya
maka pemerintah diharapkan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risiko dan
mempunyai rencana keadaan darurat untuk meminimalkan dampak bencana. Saat ini telah
tersedia undang-undang tentang penanggulangan bencana nasional yaitu UU Nomor 24 Tahun
2007. Undang-undang tersebut berfungsi sebagai pedoman dasar yang mengatur wewenang, hak,
kewajiban dan sanksi bagi segenap penyelenggara dan pemangku kepentingan di bidang
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
BAB II
ERUPSI GUNUNG API
A. GUNUNG API
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
Penampang yang memperlihatkan batas lempeng utama dengan dengan pembentukan busur
gunungapi. (Modifikasi dari Krafft, 1989)
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunung api berbeda :
a. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan
kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung
api tengah samudera.
b. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua.
Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini
bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunung api di
tepi benua.
c. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan
rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan
lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunung api tengah benua
atau banjir lava sepanjang rekahan.
d. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan
bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan
banjir lava yangmembentuk deretan gunung api perisai.
Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunung api terjadi akibat tumbukan kerak
Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalam
sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai,
dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).
Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju,
sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah
yang populer sebagai Bledug Kuwu. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi
lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di
sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik
merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.(http://www.esdm.go.id)
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
Keterangan :
1. Dapur magma
2. Batuan dasar
3. Pipa kawah
4. Permukaan dasar
5. Sill
6. Pipa kawah sekunder
7. Lapisan abu gunung api
8. Sayap/sisi gunung api
9. Lapisan lava
10. Kepundan
11. Kerucut parasit gunung api
12. Aliran lava
13. Kawah
14. Bibir kawah
15. Abu gunung api
Gunung api terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung
api yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya
menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung api mampu istirahat dalam waktu
610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh karena itu, sulit untuk
menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi
itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati. Setiap gunung api memiliki
karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya.
Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetap membawa
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan
mematikan. (http://www.ibnurusydy.com)
3. KLASIFIKASI GUNUNG API
a. Berdasarkan catatan sejarah erupsi :
1) Tipe A Gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurangkurangnya satu kali sesudah tahun 1600
2) Tipe B Gunung api yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi
magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan
solfatara.
3) Tipe C Gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,
namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan
solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
b. Berdasarkan sumber erupsi, yaitu:
1) Erupsi Pusat
Erupsi keluar melalui kawah utama.
2) Erupsi Samping
Erupsi keluar dari lereng tubuhnya.
3) Erupsi Celah
Erupsi yang muncul pada retakan/sesar, dapat memanjang sampai beberapa
kilometer.
4) Erupsi Eksentrik
Erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang
menyimpang ke samping, melainkan langsung dari dapur magma melalui
kepundan tersendiri.
c. Berdasarkan tinggi-rendahnya derajat fragmentasi dan luasan, juga kuat-lemahnya
letusan serta tinggi tiang asap, maka gunung api dibagi menjadi beberapa tipe
erupsi, yaitu:
1) Tipe Hawaiian
Erupsi eksplosif dari magma basaltik atau mendekati basal. Pada umumnya
berupa semburan lava pijar dan sering diikuti leleran lava secara simultan, yang
terjadi pada celah atau kepundan sederhana.
2) Tipe Strombolian
Erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari
magma yang dangkal. Pada umumnya terjadi pada gunung api aktif di tepi
benua atau di tengah benua.
3) Tipe Plinian
Erupsi sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam,
dimana komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang
dierupsikan berupa batu apung dalam jumlah besar.
4) Tipe Sub-Plinian
Erupsi eksplosif dari magma asam (riolitik) dari gunungapi strato. Tahap erupsi
efusifnya
menghasilkan
kubah
lava
riolitik.
Erupsi
sub-plinian
dapat
5) Tipe Ultra-Plinian
Erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan
lebih luas daripada Plinian biasa.
6) Tipe Vulkanian
Erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltik sampai dasit. Pada umumnya
melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringkali
disertai
bom
kerak-roti
atau
permukaannya
retak-retak.
Material
yang
dierupsikan tidak hanya selalu berasal dari magma, tetapi bercampur dengan
batuan samping berupa litik.
b. Kaldera
Gunung ini sangatlah eksplosif, dan memiliki lava berjenis riolith atau asam.
10
c. Kubah Lava
Akumulasi lava dengan viskositas tinggi pada lubang kawah
11
B. ERUPSI
1. PENGERTIAN ERUPSI
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona
kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Erupsi adalah
pelepasan magma, gas, abu, dan lain-lain ke atmosfer atau ke permukaan bumi.
Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan-rekahan
mendekati permukaan bumi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, erupsi di
definisikan sebagai letusan gunung berapi atau semburan sumber minyak dan uap
panas dari dalam bumi. Erupsi gunung berapi terjadi jika ada pergerakan atau aktivitas
magma dari dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi.
Erupsi gunung api merupakan bagian dari proses vulkanisme. Berikut ini merupakan
istilah yang akan sering dijumpai pada saat terjadi erupsi :
a. Magma merupakan cairan pijar yang terdapat di dalam bumi dengan suhu yang
sangat tingi yakni diperkirakan lebih dari 1000C
b. Lava merupakan cairan magma yang keluar ke permukaan bumi. Suhu lava yang
dikeluarkan bias mencapai 700-1.200C.
c. Litosfer merupakan lapisan batuan. Berasal dari kata lithos yang berarti batuan dan
sphere yang berarti lapisan.
d. Lahar merupakan lava yang sudah bercampur dengan material pasir, batu dan air.
Lahar dibedakan menjadi dua yaitu lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas
adalah lahar yang baru keluar dari lubang kepundan. Lahar dingin adalah lahar
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
12
yang telah mengalami proses pendinginan dan telah bercampur dengan air hujan.
(http://www.esdm.go.id)
Secara umum, erupsi di bedakan menjadi 2, yaitu erupsi eksplosif dan erupsi efusif.
a. Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan
yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari
magma maupun tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal
sebagai letusan gunung berapi. Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat
kuat. Contoh erupsi eksplosif adalah letusan gunung Krakatau dan letusan gunung
merapi.
b. Erupsi Efusif (Non Eksplosif) yaitu peristiwa keluarnya magma dalam bentuk lelehan
lava. Erupsi efusif terjadi karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat,
sehingga magma kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke
lereng-lereng puncak gunung itu. Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung
semeru, erupsi gunung merapi.
Umumnya terdapat tanda-tanda gunung api yang akan meletus atau terjadi erupsi
antara lain :
a. Suhu di sekitar gunung meningkat
b. Mata air menjadi kering
c. Seringnya terjadi gempa vulkanik dengan pusatnya berada pada daerah sekitar
gunung api
d. Sering mengeluarkan suara gemuruh
e. Tumbuhan di sekitar gunung layu dan kering
f.
13
b. Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena
massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat
magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga
terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan.
Magma chamber inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan
material-material vulkanik berasal
14
c. Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah
tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma
meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau
retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat
magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan
magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang
utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya
kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah
(crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung
berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut
Dalam beberapa letusan, gumpalan awan besar naik ke atas gunung, dan sungai lava
mengalir pada sisi-sisi gunung tersebut. Dalam letusan yang lain, abu merah panas dan
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
15
bara api menyembur keluar dari puncak gunung, dan bongkahan batu-batu panas besar
terlempar tinggi ke udara. Sebagian kecil letusan memiliki kekuatan yang sangat besar,
begitu besar sehingga dapat memecah-belah gunung
MAKNA
TINDAKAN
SIAGA
WASPADA
dikosongkan
Piket penuh
Koordinasi harian
Piket penuh
Penyuluhan/sosialisasi
Penilaian bahaya
Pengecekan sarana
Pengamatan rutin
NORMAL
17
a. Pengamatan Seismitas
Ketika sebuah gunung api akan meletus maka akan ada aktifitas seismisitas berupa
tremor/getaran-getaran kecil/gempa vulkanik yang biasanya dirasakan oleh
masyarakat yang dekat dengan gunung api. Aktifitas seismisitas ini meningkat
karena peningkatan aktifitas dan tekanan di dapur magma. Peningkatan ini
menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan yang menjadi sumber gempa vulkanik.
Sebelum pengamatan seismisitas ini bisa dilakukan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah pemasangan seismometer di sekitar gunung api yang akan
diamati. Untuk pengamatan lebih akurat, harus dipasang lebih dari satu
seismometer di setiap gunung api.
Seismometer adalah alat untuk mengukur gerakan tanah, termasuk gelombang
seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, dan sumber
gempa lainnya. Rekaman gelombang seismik memungkinkan seismolog untuk
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
18
memetakan bagian dalam bumi, serta menemukan dan menentukan ukuran dari
sumber gempa yang berbeda. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Pada
awalnya alat ini hanya bisa digunakan untuk menentukan dari arah mana gempa
bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang, maka
kemampuan seismometer pun telah ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran
dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut Seismometer
Broadband.
Seismometer
19
Tiltmeter
20
ini. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui
berbagai cara. Bahaya letusan gunung api dapat berpengaruh secara langsung (primer)
dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya
yang langsung oleh letusan gunung api adalah :
a. Lelehan Lava
Lelehan lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak segala
infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan
magmanya. Makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya.
Lava encer akan mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku
dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacammacam batuan. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800C-1200C.
Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan gunung api, komposisi
magmanya menengah sehingga pergerakannya cukup lamban sehingga manusia
dapat menghindarkan diri dari terjangannya.
21
dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai
150 250 km/jam dan jangkauan alirandapat mencapai puluhan kilometer walaupun
bergerak di atas air/laut. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh
yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat mengakibatkan
sesak napas.
22
d. Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Apabila
volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi
letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
e. Gas vulkanik beracun
Gas yang dikeluarkan gunung api pada saat meletus. Gas tersebut umumnya
beracun dan muncul pada gunung api aktif berupa karbon monoksida (CO),
karbondioksida (CO2), nitrogen (NO2), hydrogen sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2)
pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh dan membahayakan
manusia
23
Banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng gunung
api karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu
pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di
sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.
c. Longsoran Vulkanik
Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunung api, eksplosi uap air, alterasi
batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempa bumi
berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum
sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat
longsoran vulkanik.
5. WILAYAH RAWAN BENCANA ERUPSI GUNUNG API
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada 28 daerah
di Indonesia yang terancam letusan gunung api. saat ini ada 12 gunung api yang
berstatus waspada. Sedangkan 5 gunung berstatus siaga, yaitu Lokon, Soputan,
Karangetang di Sulawesi Utara, Gamalama (Maluku Utara), dan Gunung Ijen (Jawa
Timur). Berikut daftar Kota Volkano di Indonesia dikutip dari (http://www.tempo.co.id):
No
Lokasi
1.
Dataran Dieng
2.
Ternate
3.
4.
Kotamobagu, Sulawesi
Utara
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kota
Pagar
Alam,
Sumatera Selatan
Sukabumi, Jawa Barat
11.
Jumlah Populasi
Sumber Ancaman
Gunung Gamalama
Gunung Tangkoko
Gunung Ambang
24
12.
14.
Payakumbuh, Sumatera
Barat
Bukittinggi,
Sumatera
Barat
Boyolali, Jawa Tengah
15.
16.
17.
Tasikmalaya,
Jawa
Barat
Cianjur, Jawa Barat
18.
19.
Sleman, Yogyakarta
20.
21.
22.
23.
24.
Purwokerto,
Jawa
Tengah
Salatiga, Jawa Tengah
25.
26.
27.
Probolinggo,
Tengah
28.
Yogyakarta
13.
Jawa
Gunung Marapi
Gunung Marapi dan Tandikat
Ancaman dari Gunung Merapi
Gunung Tangkuban Parahu
Gunung Galunggung
Gunung Gede
Gunung Sumbing dan Merapi
Gunung Merapi
Gunung Arjuno-Welirang
Gunung Kelud
Gunung Lamongan
Gunung Slamet
Gunung Merapi
Gunung Merapi
Gunung Ciremai
Gunung Lamongan
25
26
napas Akut, Diare karena virus, campak, cacar air danberbagai infeksi menular
lainnya.
c. Gangguan alam ini bukan hanya mengganggu manusia, binatang juga tak luput dari
ancaman. Tidak hanya manusia, tetapi binatang seperti tikus, kucing dan anjing ikut
binasa karena tertimbun reruntuhan . Bangkai manusia dan binatang yang belum
terselamatkan dapat menimbulkan masalah kesehatan tersendiri. Kasus penyakit
demam berdarah bersiko meningkat, karena banyak terjadi genangan air dimanamana yang menjadi berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
d. Bahaya lain yang dapat mengancam jiwa adalah terkena sengatan aliran listrik.
Bangunan dan sarana listrik menjadi berantakan, bila aliran listrik dihidupkan
beresiko trauma sengatan bencana alam tersebut dalam kondisi tertentu akan
mengakibatkan harta benda dan nyawa bisa terancam.
e. Berbagai kondisi ini akan mengganggu ekonomi dan psikologis masyarakat. Post
Traumatic Stress Disorders adalah dampak psikologis bagi para korban, terutama
pada anak-anak. Mereka akan selalu teringat dengan peristiwa buruk yang telah
dialaminya. Gejala yang timbul adalah sering menangis, mudah marah dan
berteriak, mimpi buruk, sulit tidur , tidak mau makan, tidak mau bermain. Keadaan
ini akan menjadi lebih berat bila ditambah dengan beban psikologis kehilangan
orangtua atau saudara. Dalam keadaan berat bisa mengakibatkan perasaan depresi
yang lebih berat seperti hendak melakukan bunuh diri dan gangguan kejiwaan lain
yang berkepanjanagan. Bila hal ini tidak ditangani segera akan dapat mengganggu
kesehatan dan proses tumbuh dan berkembangnya anak. Usia anak daya tahan
tubuhnya rentan, ditambah gangguan asupan gizi, trauma panas, hujan dan dingin,
serta trauma psikis akan memperburuk keadaan. Berbagai keadaan tersebut akan
mengakibatkan daya tahan tubuh menurun dan mudah terserang penyakit dan
ancaman jiwa paska bencana erupsi gunung berapi.
7. DAMPAK ERUPSI GUNUNG API
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi
organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal
negative dan positif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
a. Dampak Negatif
1) Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacammacam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S,
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
27
No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial
meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2) Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas
penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3) Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik
panas akan merusak pemukiman warga.
4) Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar
dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5) Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan
sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
6) Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan
adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung
Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi
wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.
b. Dampak Positif
Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga sebenarnya
membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Apa saja?
Berikut uraiannya:
1) Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian
sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa
menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk
sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
2) Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah
meletus, yaitu penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki
nilai ekonomis.
3) Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat
meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga
sekitar gunung.
4) Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
5) Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas
yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini
kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
28
6) Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan
mineral yang sangat melimpah.
7) Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial
terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
8) Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.
BAB III
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
A. MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
1. KONSEP DASAR MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
29
Pada tahap pra bencana berbagai upaya penanggulangan bencana dapat dilakukan
pada setiap tahap dalam siklus bencana antara lain :
a. Pencegahan dan mitigasi
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
30
Upaya ini bertujuan menghindari terjadinya bencana dan mengurangi risiko dampak
bencana. Upaya - upaya yang dilakukan antara lain :
1) Penyusunan kebijakan, peraturan perundangan, pedoman dan standar
2) Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah kesehatan
3) Pembuatan brosur / leaflet / poster
4) Analisis risiko bencana
5) Pembentukan tim penanggulangan bencana
6) Pelatihan dasar kebencanaan
7) Membangun sistem penanggulangan krisis kesehatan berbasis masyarakat.
Upaya mitigasi yang dapat dilakukan sehubungan dengan bencana erupsi gunung
api antara lain :
1) Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat
pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke
kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di
Bandung
dengan
menggunakan
radio
komunikasi
SSB.
Petugas
pos
31
32
tenang
dan
tidak
mempercayai
isu/kabar
yang
tidak
dapat
33
2) Memberikan informasi yang benar dalam penilaian tingkat kerusakan dan tingkat
kebutuhan
akibat
bencana,
yang
dilakukan
oleh
sebuah
tim
yang
34
pelaksanaan
kegiatan
penanggulangan
bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh. Adapun tugas dari BNPB adalah sebagai
berikut:
1) Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat,
rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara
2) Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
bencana berdasarkan peraturan perundang undangan
3) Menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat;
4) Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan pada setiap saat dalam kondisi
darurat bencana;
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
35
36
Ahli gizi
g) Tenaga surveilans
h) Entomolog
b. Pendayagunaan tenaga mencakup :
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
37
sehingga
memerlukan
bantuan
dari
regional,
nasional
dan
internasional.
B. PERAN PELAKU KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA
1. PERAN DAN FUNGSI INSTANSI PEMERINTAHAN TERKAIT
Dalam melaksanakan penanggulangan becana di daerah akan memerlukan koordinasi
dengan sektor. Secara garis besar dapat diuraikan peran lintas sektor sebagai berikut :
a. Sektor Pemerintahan, mengendalikan kegiatan pembinaan pembangunan daerah
b. Sektor Kesehatan, merencanakan pelayanan kesehatan dan medik termasuk obatobatan dan para medis
c. Sektor Sosial, merencanakan kebutuhan pangan, sandang, dan kebutuhan dasar
lainnya untuk para pengungsi
d. Sektor Pekerjaan Umum, merencanakan tata ruang daerah, penyiapan lokasi dan
jalur evakuasi, dan kebutuhan pemulihan sarana dan prasarana.
e. Sektor Perhubungan, melakukan deteksi dini dan informasi cuaca / meteorologi dan
f.
merencanakan
pengerahan
dan
penyelenggaraan
i.
j.
38
l.
bencana pada masa pra bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.
m. TNI / POLRI membantu dalam kegiatan SAR, dan pengamanan saat darurat
termasuk mengamankan lokasi yang ditinggalkan karena penghuninya mengungsi.
melalui
kebencanaan
kecepatan
berupa
dan
peringatan
ketepatan
dini,
dalam
kejadian
memberikan
bencana
informasi
serta
upaya
Lembaga Internasional
Pada dasarnya Pemerintah dapat menerima bantuan dari lembaga internasional,
baik pada saat pra bencana, saat tanggap darurat maupun pasca bencana. Namun
demikian harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
39
3. PENDANAAN
Sebagian besar pembiayaan untuk kegiatan - kegiatan penanggulangan bencana
terintegrasikan dalam kegiatan - kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang
dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja nasional, propinsi atau kabupaten /
kota.
Kegiatan
sektoral
dibiayai
dari
anggaran
masing-masing
sektor
yang
BAB IV
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
40
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan adanya petunjuk manajemen penanggulangan bencana erupsi gunung api
dapat disimpulkan bahwa :
1. Indonesia adalah negeri yang rawan bencana geologis gempa bumi, tanah longsor,
erupsi gunung api, dan tsunami. Sebagai konsekuensi kewajiban negara untuk
melindungi rakyatnya maka pemerintah diharapkan mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk mengurangi risiko dan mempunyai rencana keadaan darurat untuk
meminimalkan dampak bencana.
2. Tingginya kasus bencana akibat erupsi gunung api di tanah air memang tidak bisa
dihindari sehingga diperlukan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana.
3. Adanya prosedur tetap penangan bencana erupsi gunung api ini dapat meminimalisir
jatuhnya korban jiwa meninggal akibat terjadinya bencana erupsi gunung api tersebut.
3.2 Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenisjenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat - akibat yang
ditimbulkannya. Saran-saran, kami sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi
dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup,
korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar dan beberapa saran lainnya, yaitu:
1. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal
di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
2. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian
lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan.
3. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar tidak terjadi
korban dan kerugian yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartuti, Evi Rine. 2009. Buku Pintar Gempa, Yogyakarta : DIVA Press.
Geologi Rekayasa Erupsi Gunung Berapi
41
2. Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta: penerbit ANDI.
3. Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan, Jakarta: Penerbit Andi.
4. http://www.merapi.bgl.esdm.go.id
5. http://nurhadiprayogi.blogspot.com/2013/10/makalah-gunung-meletus.html
6. http://ekookdamezs.blogspot.com/2012/04/makalah-bencana-alam.html
7. http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/13/bencana-alam-danantisipasinya/
42