Ketua : Dave Orlando Gumay

Diabetes Mellitus
Anggota : Diars Ramawan Audisi Fanconi Syndrome
Asep Sumantri
Epilepsy
Lulu Nurul Ula
Megaloblastic Macrocytic Anemia
Dimas Harendra S. P. Acute Intestinal Obstruction
Dewita Wahyu K.
Pituitary Adenoma
Raina Cerelia
Bells Palsy
Riyan Ridyani Zaman Rheumatoid Arthritis
Ica Syafitri Komariah Coronary Heart Disease
Redha Anggraini Japar Diverticulitis
Hafsah Suadaul Adzra Malaria

You are in your duty on emergency at islamic Hospital,

find a 12 years-old child with come vulnus on his
proximal tibia, lateral his leg, dorsal pedis, his bilateral
arms, ventral his thigh, his frontal head, all vulnus
caused by motorcycle accident, he is not using helmet
and with no driving license. There is no other complain
in his body.

General Status
Consciousness : well
Blood Pressure
: 110/60 mmHg
Pulse Rate
: 80x/minute
Temperature : 37,5 C
Respiratory Rate : 20x/minute
Physical Exam
Head to toe :
Conjungtiva : normal
Pulmo and heart : within normal limit
Abdomen
: within normal limit
Extremity
: vulnus decribed : ekskoriation without any disconjungtion
between muscle and skin
Auxillary Test
Laboratory Exam : normal
Skull Rontgen : normal
CT-Scan
: normal

You are in your duty on emergency at islamic Hospital,

find a 12 years-old child with come vulnus on his
proximal tibia, lateral his leg, dorsal pedis, his bilateral
arms, ventral his thigh, his frontal head, all vulnus
caused by motorcycle accident, he is not using helmet
and with no driving license. There is no other complain
in his body.
Next
Steps

vulnus
Definition
Kerusakan anatomi, diskontiunitas suatu
jaringan oleh karena trauma dari luar.
Macam Macam Vulnus
A. Vulnus Appertum (Luka terbuka)
B. Vulnus Occlusum (Luka Tertutup)
Back to

Case Analyze

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

B. Vulnus Occlusum
Contusio ( Memar )
Sprain ( Trauma Sendi )
Dislokasi
Close Fracture

Back to

Vulnus

B. Vulnus Occlusum
Contusio ( Memar )
Sprain ( Trauma Sendi )
Dislokasi
Close Fracture

Back to

Vulnus

B. Vulnus Occlusum
Contusio ( Memar )
Sprain ( Trauma Sendi )
Dislokasi
Close Fracture

Back to

Vulnus

B. Vulnus Occlusum
Contusio ( Memar )
Sprain ( Trauma Sendi )
Dislokasi
Close Fracture

Back to

Vulnus

B. Vulnus Occlusum
Contusio ( Memar )
Sprain ( Trauma Sendi )
Dislokasi
Close Fracture

Back to

Vulnus

A. Vulnus Appertum
Scissom ( Iris )
Ictum

( Tusuk )

Combustio

( Bakar )

Ekskoriasi

( Lecet )

Sclopectum
Open

Fracture

Morsum

( Gigit )

Amputatum
Back to

Vulnus

( Tembak )

( Potong )

Anatomical Position

Back to

Case Analyze

Dissection of Anatomy
Median Sagital : Bidang vertikal
yang membagi tubuh ditengah
tengah menjadi kiri dan kanan yang
sama.
Sagital Plane : Bidang vertikal
yang membagi tubuh menjadi kiri
dan kanan dengan ukuran 60:40
atau sebalik nya.
Transverse : Bidang horizontal
yang membagi tubuh menjadi
anterior dan posterior.
Oblique : Pemotongan bagian
tubuh secara miring.

Direction term
Superior : Lebih dekat kepala
Inferior : Lebih dekat kaki
Anterior : Lebih dekat ke depan
Posterior : Lebih dekat ke belakang
Medial

: Mendekati bidang median

Lateral : Menjauhi bidang median

Deep
superficial
Intermediat

Proximal : Lebih atas mendekati titik inti

Distal
: Menjauh dati titik inti
Superficial : Lebih dekat ke atau di permukaan
Intermediat : Diantara permukaan dan tengah
Deep
: Lebih jauh dari pemukaan

Pada Kaki

Pada Tangan

Dorsal : Punggung kaki Dorsal : Punggung tangan

Plantar: Telapak kaki
Palmar: Telapak tangan

Skeleton

Anatomy Regions
Head : Skull & Face
Neck
Trunk : Chest,
Abdomen, Pelvis
Upper Limb :
Shoulder, Armpit,
Arm, Forearm, Wirst
& Hand
Lower Limb : Buttock,
Thigh, Leg, Ankle &
Foot

Anatomical position
Sikap anatomi adalah suatu
sikap dimana badan berdiri
tegak, kepala tegak, Mata
memandang lurus kedepan,
kedua anggota gerak lurus
kebawah berada disamping
badan dengan telapak tangan
menghadap kedepan, kedua
anggota gerak bawah lurus dan
sejajar, kedua kaki sejajar dan
rapat.

Frontal
head

General Status
Consciousness : well
Blood Pressure
: 110/60 mmHg *Check*
Pulse Rate
: 80x/minute
*Check*
Temperature : 37,5 C
*Check*
Respiratory Rate : 20x/minute *Check*

Bilateral
arms

Physical Exam
Head to toe :
Conjungtiva : normal
Pulmo and heart : within normal limit
Abdomen
: within normal limit
Extremity
: vulnus decribed : ekskoriation
without any disconjungtion
between muscle
and skin
Auxillary Test
Laboratory Exam : normal
Skull Rontgen : normal
CT-Scan
: normal

Proximal
Tibia

Ventral
thigh
Lateral
Leg
Dorsal
Pedis
Next Hipotesis

Consciousness
Skala yang berguna untuk menilai tingkat
kesadaran pasien ( apakah pasien dalam kondisi
koma/tidak ) dengan menilai respon pasien terhadap
rangsangan yang diberikan, metode ini disebut GCS
( Glasgow Coma Scale ).

GCS
Eyes

Verbal

[4] Spontan
[3] Rangsang suara
[2] Rangsang nyeri
[1] Tidak ada respon

[5] Orientasi baik

[4] Bingung
[3] Kata kata saja
[2] Suara tanpa henti
[1] Tidak ada respon

Motorik
[6] Mengikuti perintah
[5] Melokalisir nyeri
[4] Withdraw
[3]
[2]
[1]

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran GSC

EVM
-Tertinggi : E4V5M6 14-15 = CKR (Ringan)
-Terendah : E1V1M1 9-13 = CKS (Sedang)
14-15 = CKB (Berat)

Blood Pressure

Jenjang Usia

Rata - Rata

Min

Max

10 14 Tahun

115/60 mmHg

105/ 73 mmHg

120/81 mmHg

15 19 Tahun

117/77 mmHg

105/73 mmHg

120/81 mmHg

30 34 Tahun

122/81 mmHg

110/77 mmHg

134/85 mmHg

45 49 Tahun

127/84 mmHg

116/81 mmHg

142/89 mmHg

60 69 Tahun

134/187 mmHg

121/83 mmHg

147/91 mmHg

Pulse Rate
Usia

Frekuensi Data

Kisaran standar

lahir

140

90-190

6 bulan pertama

130

80 180

6 12 bulan

115

75 155

1 2 tahun

110

70 150

2 6 tahun

103

68 138

6 10 tahun

95

65 125

10 14 tahun

85

55 115

Temperature

<36,5
= Hipotermis
36,5 37 = Normal
37,5 38 = Subfebris
>30
= Hipertermis

Respiratory Rate

Bayi baru lahir = 44x/menit

Bayi
= 20 40x/menit
Anak-anak pra sekolah= 20 30x/menit
Anak-anak
= 16 25x/menit
Dewasa
= 12 20x/menit
Atlet puncak
= 60 10x/menit

Physical Exam
Head to toe
Pemeriksaan fisik yang dimulai dari ujung kepala hingga
ujung kaki. Head to toe ini biasa nya menggunakan metoda
IPPA, yaitu :
- Inspeksi = meliaht atau pengamatan
- Palvasi = sentuhan atau rabaan
- Perkusi = diketuk ketuk
- Auskultrasi = melalui pendengaran

Auxillary Test
Definisi :
Suatu test yang dilakukan sebagai penunjang data
diagnosa.

Macam macam Auxillary Test :

- Laboratory Exam

- Rontgen

- CT - Scan

- MRI

Laboratory Exam
Sebuah prosedur medis yang melibatkan
pengujian sampel darah, urin, atau bahan lainnya
dari tubuh. Pengujian dapat membantu menentukan
diagnosis, rencana perawatan, periksa untuk
melihat apakah perawatan bekerja, atau memantau
penyakit dari waktu ke waktu.

CT - Scan
Computed Tomography Scan merupakan alat yang
dapat memindai organ dalam bentuk 3D. CT Scan ini
memindai menggunakan sinar x yang bisa meradiasi
kita.

Rontgen
Rontgen biasa digunakan untuk mengidentifi-kasi
struktur tulang dengan menggunakan sinar x.

MRI
Magnetic Resonance Imaging merupakan suatu alat
yang dapat memindai organ dalam organisme hidup dan
untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur
geologi. MRI ini menggunakan magnet kuat yang
mengelilingi seluruh badan untuk menghasilkan
gambar.

Trauma