You are on page 1of 6

Riskhi Bayu Sarwosaputro

21100113120048

TUGAS PRA PRAKTIKUM


GEOLOGI TEKNIK

Cara mengubah nilai RMR menjadi kohesi dan sudut geser dalam
Nilai bobot pada parameter parameter yang telah diperoleh dijumlahkan
untuk mendapatkan nilai total RMR. Nilai total akan dipergunakan untuk mengetahui
kelas dari masa batuan yang diteliti. Nilai tersebut juga dapat memperkirakan kohesi
dan sudut geser dalam dari tiap kelas massa batuan seperti pada tabel dibawah.

Profil massa
batuan

Deskripsi

Rating
Kelas massa
batuan

100 - 81
Sangat
Baik

Kohesi (kPa)
Sudut geser
dalam

>400
> 450

80 - 61

60 - 41

40 - 21

Baik
300 400
350 450

Sedang
200 300
250 350

Jelek
100 200
150 250

20 - 0
Sangat
Jelek
<100
<150

Kriteria kelerengan hook and brown (2002)


Pada dasarnya sistem RMR dan Q dikembangkan untuk aplikasi
penambangan dan terowongan, sedangkan indeks kekuatan geologi (GSI)
menghasilkan uji mutu massa batuan untuk perkiraan langsung kekuatan dan
kekakuan batuan utuh dan rekahan.
Dalam metode ini, tegangan utama maksimum (1) sesuai dengan tegangan
utama minimum (3) pada keadaan runtuh melalui rumus empiris yang bergantung

pada faktor-faktor ( Dinas PU, 2005) berikut : a) kuat tekan uniaksial batuan (), b)
konstanta material jenis batuan (m), c) tiga buah parameter empiris yang
menggambarkan tingkat patahan massa batuan (mb, s, dan a).
Kriteria keruntuhan dari Hoek-Brown yang asli setelah setelah mengalami
modifikasi menjadi kriteria yang ter-generalisasi menjadi bentuk umum yang
diterbitkan dalam bukunya (Hoek, Kaiser dan Bawden tahun 1995 dalam Soetojo,
2009) sebagai berikut:
1 = 3 + c (mb + s)a
Harga 1 dan 3 adalah harga maksimum dan minimum tegangan efektif prinsipal
pada saat mengalami keruntuhan, mb adalah nilai konstan dari Hoek-Brown untuk
massa batuan, harga s dan a adalah konstanta yang tergantung pada karakteristik
massa batuan, c adalah harga Uniaxial Compressive Strength (UCS) pada batuan
utuh (intact) (Soetojo, 2009). Untuk batuan utuh (intact rock) harga "s" =1 dan mb=
mi , sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut :
1 = 3 + c (mi + s)1/2
Massa batuan dengan kualitas yang bagus dan dapat diterima dimana kondisi
antar butirnya relatif terikat kuat (tight interlocking), harga konstanta " a " nya adalah
sama dengan 0.5. Untuk kualitas massa batuan yang jelek, modifikasi kriteria dari
Hoek-Brown ini lebih dapat digunakan yaitu dengan mengambil harga s = 0.
Metode kestabilan lereng bishop
Pada dasarnya, cara menganalisis kestabilan lereng terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu cara pengamatan visual, cara komputasi, dan cara grafik (Pangular,
1985). Cara pengamatan visual merupakan analisis dengan cara mengamati langsung
di lapangan dan membandingkan kondisi lereng yang bergerak dengan kondisi lereng
yang tidak bergerak (Pangular, 1985). Cara tersebut kurang akurat dikarenakan
dibutuhkan pengalaman seseorang dalam analisis tersebut. Kemudian, cara komputasi
merupakan perhitungan berdasarkan rumus (Fellenius, Bishop, Janbu, Sarma, dll).
Fellenius dan Bishop menghitung factor keamanan lereng dan dianalisis kekuatannya

menggunakan rumusnya. Cara ketiga adalah cara grafik, cara ini menggunakan grafik
standar ( Taylor, Hoek & Bray, Janbu). Cara ini dilakukan untuk material homogen
dengan struktur sederhana. Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan)
dapat didekati dengan penggunaan rumus (cara komputasi). Stereonet, misalnya
diagram jaring Schmidt (Schmidt Net Diagram) dapat menjelaskan arah longsoran
atau runtuhan batuan dengan cara mengukur strike/dip kekar-kekar (joints) dan
strike/dip lapisan batuan.
Pada tugas pra praktikum ini akan dibahas secara lebih mendalam metode
kestabilan lereng Bishop. Metode ini pada dasarnya sama dengan metode swedia,
tetapi dengan memperhitungkan gaya-gaya antar irisan yang ada. Metode Bishop
mengasumsikan bidang longsor berbentuk busur lingkaran. Pertama yang harus
diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat busur lingkaran bidang
luncur, serta letak rekahan. Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode
sangat populer dalam analisis kestabilan lereng dikarenakan perhitungannya yang
sederhana, cepat dan memberikan hasil perhitungan faktor keamanan yang cukup
teliti. Metode ini sangat cocok digunakan untuk pencarian secara otomatis bidang
runtuh kritis yang berbentuk busur lingkaran untuk mencari faktor keamanan
minimum.

Metode

Bishop

sendiri

memperhitungkan

komponen

gaya-gaya

(horizontal dan vertikal) dengan memperhatikan keseimbangan momen dari masingmasing potongan.

Gambar. Kestablian Lereng Metode Bishop

Faktor keamanan terhadap longsoran didefinisikan sebagai perbandingan kekuatan


geser maksimum yang dimiliki tanah di bidang longsor (Stersedia) dengan tahanan
geser yang diperlukan untuk keseimbangan (Sperlu).

Gambar. Sistem Gaya Bishop

Gambar. Faktor Keamanan Bishop

Harga m.a dapat ditentukan dari gambar dibawah. Cara penyelesaian merupakan coba
ulang (trial and errors) harga faktor keamanan FK di ruas kiri persamaan faktor
keamanan diatas, dengan menggunakan gambar dibawah untuk mempercepat
perhitungan. Faktor keamanan menurut cara ini menjadi tidak sesuai dengan
kenyataan, terlalu besar, bila sudut negatif ( - ) di lereng paling bawah mendekati 30
. Kondisi ini bisa timbul bila lingkaran longsor sangat dalam atau pusat rotasi yang
diandalkan berada dekat puncak lereng. Faktor keamanan yang didapat dari cara
Bishop ini lebih besar dari yang didapat dengan cara Fellenius.

Gambar. Harga m.a Persamaan Bishop

REFERENSI
http://eprints.undip.ac.id/43234/1/Naskah_Publikasi.pdf
https://lifepillar17.files.wordpress.com/2015/01/kekuatan-massa-batuan.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=257546&val=5709&title=KAJIAN%20KLASIFIKASI%20MASSA
%20BATUAN%20DAN%20ANALISIS%20STEREOGRAFIS%20TERHADAP
%20STABILITAS%20LERENG%20PADA%20OPERASI%20PENAMBANGAN
%20TAMBANG%20BATUBARA%20AIR%20LAYA,%20DESA%20TANJUNG
%20ENIM,%20KABUPATEN%20MUARA%20ENIM,%20SUMATERA
%20SELATAN

You might also like