You are on page 1of 4

RSUD Pembalah

Batung Amuntai
Standar Pelayanan
Medik
Tujuan

Populasi Target
Isi Standar
a.Uraian Standar

b.Pengertian

c.Gejala dan Tanda

Diagnosis & Tatalaksana


Infeksi Campak Dengan Komplikasi
RSUP Pembalah Batung Amuntai

Memberikan
panduan
mengenai
penegakkan
penatalaksanaan, infeksi campak pada anak.

diagnosis,

Membantu para dokter, perawat penanggung jawab, dan bagian


administrasi rumah sakit dalam melakukan audit klinik.
Pasien anak (usia 0-18 tahun) yang dicurigai terinfeksi campak
Standar diagnosis dan tatalaksana infeksi campak pada anak
mencakup penegakkan diagnosis dan tatalaksana anak yang
terinfeksi campak. Diagnosis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak,
pada anak sangat menular, dengan komplikasi yang berat bahkan
dapat berakibat kematian.
Penegakkan diagnosis dan tatalaksana yang tepat akan menurunkan
komplikasi serta kematian pasien.
Gejala:
- Anak dengan demam 3-5 hari (biasanya tinggi, terus
menerus, suhu 38,5oC), disertai batuk dan pilek, harus
dicurigai/ didiagnosis campak.
- Mata merah, tahi mata, fotopobi
- Dapat disertai diare dan muntah
- Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus berat),
berupa epistaksis, ptekie, ekimosis
- Timbul ruam kulit pada hari ke 4-5 demam, didahului oleh
suhu yang meningkatlebih tinggi dari semula
- Dapat mengalami kejang
- Pada saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah
parah sehingga anak mengalami sesak napas atau dehidrasi
- Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita
campak (1 sampai 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah
mendapat vaksinasi campak

d.Pemeriksaan Klinis

Tanda:
Setelah masa tunas 10-12 hari, didapatkan tiga stadium:
1. Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan
demam yang diikuti dengan batuk, pilek, faring merah,
nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda
patognomonik adalah timbulnya enantema mukos pipi di
depan molar tiga yang disebut bercak koplik
2. Stadium erupsi: ditandai dengan timbulnya ruam
makulopapular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya
ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga,
kemudian menyebar ke wajah, leher dan akhirnya
ekstremitas.
Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3 hari, ruam
berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit
menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah
1-2 minggu.
e.Pemeriksaan
1.Darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada
Penunjang
dan
komplikasi infeksi bakteri
2.Apabila ada komplikasi ensefalopati dilakukan:
atau Khusus
- Pemeriksaan cairan cerebrospinalis
- Kadar elektrolit darah
- Analisis gas darah
3. Feses lengkap apabila ada komplikasi enteritis
4. Apabila ada komplikasi bronkopneumonia dilakukan:
- Pemeriksaan foto rontgen dada
- Analisis gas darah
f. Kriteria Diagnosis
1. Sesuai dengan anamnesis
2. Sesuai dengan pemeriksaan fisik
3. Sesuai dengan pemeriksaan penunjang
g.Diagnosis
Campak dengan komplikasi (ICD 10: B05.1,2,3,4)
h.Diagnosis Banding
1. Pada stadium awal: influenza, common ringan
2. Stadium kataral pertusis, gejala lebih ringan bahkan sering tanpa
demam
3. Exanthema subitum (untuk anak < 2 tahun)
4. Rubela
5. Demam skarlatina
6. Infeksi stafilokokus
7. Ruam akibat obat-obatan

i. Penatalaksaan

j. Pemantauan Terapi

Tidak semua penderita harus dirawat inap


Indikasi rawat inap adalah:
- Keadaan umum lemah sekali
- Asupan makanan/cairan kurang atau banyak muntah/diare
- Dehidrasi
- Hipertermia/hiperpireksia (suhu > 39oC)
- Kejang
- Ada komplikasi
Tatalaksana penderita rawat inap:
- Penderita dirawat di ruang isolasi dan diberikan tatalaksana
berikut:
- Tirah baring
- Terapi suportif: Diit TKTP, asupan cairan harus cukup
- Medika mentosa seperti pada rawat jalan
- Immunoglobulin dapat diberikan untuk mencegah
timbulnya campak pada individu yang terpapar dalam 6
hari, terutama diindikasikan pada kasus imunokompromais.
Dosis yang direkomendasikan 0,25 mg/kg IM, untuk pasien
imunokompromais dosis yang diberikan 0,5 mg/kg IM
(dosis maksimum 15 mL). Immunoglobulin diberikan pada
kelompok resiko tinggi terjadinya komplikasi yaitu bayi < 1
tahun, wanita hamil, dan anak yang immunokompromais.
Pemantauan:
- Keadaan umum dan tanda utama (khususnya suhu dan
respirasi)
- Asupan makanan dan cairan
- Kemungkinan timbulnya komplikasi seperti demam tidak
mau turun, gangguan respirasi dan gangguan fungsi saraf
- Pada kasus campak dengan denga komplikasi
bronkopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau terhadap
infeksi tuberkulosis (TB) laten. Pantau gejala klinis serta
lakukan uji tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan
- Pantau keadaan gizi untuk gizi buruk/kurang konsultasi
pada divisi Nutrisi dan Metabolik
Pasien dinyatakan sembuh apabila:
1. Bebas demam 24 jam tanpa antipiretik
2. Perbaikan klinik (tanpa sesak maupun diare)
3. Nafsu makan baik
4. Ruam kulit mulai menghitam dan mengelupas

k.Komplikasi

l. prognosis

m. Daftar Pustaka

- Laryngotraskeitis/trakeobronkitis:
- Udara lembab
- Antibiotik diberikan bila data klinis / laboratorium
mendukung alasan adanya infeksi bakterial sekunder
- Kortikosteroid kontraindikasi
- Otitis media
- Bila denga otoskopi terbukti otitis media maka perlu
pemberian antibiotik
- Bronkopneumonia
- Terapi disesuaikan dengan SPM bronkopneumonia anak
- Apendisitis: diterapi seperti apendisitis pada umumnya
- Ensefalitis/meningoensefalitis
- Terapi
disesuaikan
dengan
SPM
Ensefalitis
/
meningoensefalitis anak
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
1.American Academy of Pediatrics. Measles. Dalam: Pickering LK,
Baker CJ, McMillan JA, penyunting. Red Book: 2006 Report of
the committee in infectious disease. Edisi ke-27. Elk Grove
Village, IL. American Academy of Pediatrics; 2006, h.441-52
2.Samuel LK, Measles (Rubeola). Dalam : Anne AG, Peter JH,
Samuel LK, penyunting. Krugmans infections disease of
children. Edisi ke 11. Philadelphia; 2004. H 353-68
3.Maldonado YA. Rubeola Virus (measles and subacute sclerosing
panencephalitis). Dalam: Long SS, Pickering LK, Prober CG,
penyunting Principles and practice of pediatric infections
diseases. Edisi ke-2, Philadelphia, PA: elsevier Science; 2003,
h.1148-55
4.Maldonado YA. Measles. Dalam : Behrman RE, Kliegman Rm,
Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of peiatrics. Edisi ke17. Philadelphia: Saunders;2004, h. 1026-32.

You might also like