Professional Documents
Culture Documents
Batung Amuntai
Standar Pelayanan
Medik
Tujuan
Populasi Target
Isi Standar
a.Uraian Standar
b.Pengertian
Memberikan
panduan
mengenai
penegakkan
penatalaksanaan, infeksi campak pada anak.
diagnosis,
d.Pemeriksaan Klinis
Tanda:
Setelah masa tunas 10-12 hari, didapatkan tiga stadium:
1. Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan
demam yang diikuti dengan batuk, pilek, faring merah,
nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda
patognomonik adalah timbulnya enantema mukos pipi di
depan molar tiga yang disebut bercak koplik
2. Stadium erupsi: ditandai dengan timbulnya ruam
makulopapular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya
ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga,
kemudian menyebar ke wajah, leher dan akhirnya
ekstremitas.
Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3 hari, ruam
berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit
menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah
1-2 minggu.
e.Pemeriksaan
1.Darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada
Penunjang
dan
komplikasi infeksi bakteri
2.Apabila ada komplikasi ensefalopati dilakukan:
atau Khusus
- Pemeriksaan cairan cerebrospinalis
- Kadar elektrolit darah
- Analisis gas darah
3. Feses lengkap apabila ada komplikasi enteritis
4. Apabila ada komplikasi bronkopneumonia dilakukan:
- Pemeriksaan foto rontgen dada
- Analisis gas darah
f. Kriteria Diagnosis
1. Sesuai dengan anamnesis
2. Sesuai dengan pemeriksaan fisik
3. Sesuai dengan pemeriksaan penunjang
g.Diagnosis
Campak dengan komplikasi (ICD 10: B05.1,2,3,4)
h.Diagnosis Banding
1. Pada stadium awal: influenza, common ringan
2. Stadium kataral pertusis, gejala lebih ringan bahkan sering tanpa
demam
3. Exanthema subitum (untuk anak < 2 tahun)
4. Rubela
5. Demam skarlatina
6. Infeksi stafilokokus
7. Ruam akibat obat-obatan
i. Penatalaksaan
j. Pemantauan Terapi
k.Komplikasi
l. prognosis
m. Daftar Pustaka
- Laryngotraskeitis/trakeobronkitis:
- Udara lembab
- Antibiotik diberikan bila data klinis / laboratorium
mendukung alasan adanya infeksi bakterial sekunder
- Kortikosteroid kontraindikasi
- Otitis media
- Bila denga otoskopi terbukti otitis media maka perlu
pemberian antibiotik
- Bronkopneumonia
- Terapi disesuaikan dengan SPM bronkopneumonia anak
- Apendisitis: diterapi seperti apendisitis pada umumnya
- Ensefalitis/meningoensefalitis
- Terapi
disesuaikan
dengan
SPM
Ensefalitis
/
meningoensefalitis anak
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
1.American Academy of Pediatrics. Measles. Dalam: Pickering LK,
Baker CJ, McMillan JA, penyunting. Red Book: 2006 Report of
the committee in infectious disease. Edisi ke-27. Elk Grove
Village, IL. American Academy of Pediatrics; 2006, h.441-52
2.Samuel LK, Measles (Rubeola). Dalam : Anne AG, Peter JH,
Samuel LK, penyunting. Krugmans infections disease of
children. Edisi ke 11. Philadelphia; 2004. H 353-68
3.Maldonado YA. Rubeola Virus (measles and subacute sclerosing
panencephalitis). Dalam: Long SS, Pickering LK, Prober CG,
penyunting Principles and practice of pediatric infections
diseases. Edisi ke-2, Philadelphia, PA: elsevier Science; 2003,
h.1148-55
4.Maldonado YA. Measles. Dalam : Behrman RE, Kliegman Rm,
Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of peiatrics. Edisi ke17. Philadelphia: Saunders;2004, h. 1026-32.