Professional Documents
Culture Documents
jam/hari.
5. Kejang unilateral yg lama dpt diikuti oleh hemiplegi yg menetap.
Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melaluui proses oksidasi dipecah menjadi CO2
dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) da sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na++) dan elektrolit lainnya
kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+
+ rendah, sedang dluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang
disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :
1. Perubahan konsentrasi ion diruang ekstraseluler
2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari
sekitarnya
3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
Saat kejang : Demam, kejang tonik klonik atau grand mal, pingsan 30 det 5 mnt,postor
tonik,gerakan klonik,lidah/pipi terjepit,gigi & rahang terkatup rapat,inkontinensia,gangg.
Pernapasan,apneu,sianosis.
Setelah kejang :Sadar kembali dalm waktu beberapa menit atau tidur
selama1jam/lebih,amnesia & sakit kepala,mengantuk,linglung.
Faktor resiko kejang demam
Riwayat kejang demam dan atau epilepsi dlm keluarga.
Usia dibawah 18 bulan.
Suhu tubuh saat kejang.
Awitan lamanya emam sebelum dan saat kejang.
Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui
Berhubungan dgn demam yg tiba-tiba tinggi, kebanyakan terjadi pada hari pertama anak
mengalai demam.
Cenderung dalam satu keluarga, diduga melibatkan faktor genetik.
Disebabkan oleh pykit lain;intoksikasi, meningitis,ensefalitis.
Roseola, virus herpes manusia.
Disentri shigella
Penatalaksanaan
Memberantas kejang sesegera mungkin
Pengobatan penunjang
Pengobatan rumat Mencari dan mengobati Penyebab
Diagnosis
EEG
CT Scan
Pungsi Lumbal
Pemeriksaan Neurologis
Pengobatan
Prinsip : Tenang, awasi kondisi anak, posisi miring/telungkup, jangan memasukan apapun
ke mulut anak, jika kejang > 10 mnt bawa ke RS segera !,berikan obat simtomatik untuk
demam, obati penyebab demam.
Mengatasi kejang secepatnya,mencegah kejang lama
Kejang tanpa demam : bebaskan jalan nafas,turunkan demam,atasi kejang secepatnya,nilai
kesadaran,periksa kadar gula darah dan elektrolit,cari etiologi kejang demam.
Kejang tanpa demam : bebaskan jalan nafas,periksa gula darah,pastikan apakah epilepsi
atau bukan,atasi kejang secepatnya,nilai tingkat kesadaran.
FEBRIS
A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe
demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus
sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi
bakterial.
B. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien,
pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam,
tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam
terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum
didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan
menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.
D. PENATALAKSANAAN THERAPEUTIK
1. Antipiretik
2. Anti biotik sesuai program
3. Hindari kompres alkohol atau es
E. PENGKAJIAN
1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala lain yang
menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan
sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto rontgent
ataupun USG.
F.
1.
2.
3.
4.
5.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
Perfusi jaringan perifer tidak efektif b/d kejang.
Risiko infeksi b/d proses penyakit, imunitas menurun, prosedur invasive
Risiko kurang cairan berhubungan dengan intake cairan inadekuat.
kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit perawatan dan penyakitnya b/d terbatasnya
kognitif, kurang paparan terhadap informasi
Intervensi
Termoregulasi
Pantau suhu klien
(derajat dan pola)
perhatikan
menggigil/diaforsis
Pantau
suhu
lingkungan,
batasi/tambahkan linen
tempat tidur sesuai
indikasi
Berikan
kompres
hangat
hindari
penggunaan akohol
Berikan minum sesuai
Perfusi
jaringan
tdk
efektive
b.d kejang
Risiko
Deficit
volume
cairan b/d
intake
cairan
inadekuat
kebutuhan
Kolaborasi
untuk
pemberian antipiretik
Anjurkan
menggunakan pakaian
tipis
menyerap
keringat.
Hindari selimut tebal
perawatan sirkulasi :
arterial insuficiency
Lakukan
penilaian
secara komprehensif
fungsi sirkulasi periper.
(cek
nadi
priper,oedema, kapiler
refil,
temperatur
ekstremitas).
Evaluasi nadi, oedema
Inspeksi kulit dan
Palpasi anggota badan
Kaji nyeri
Atur posisi pasien,
ekstremitas
bawah
lebih rendah untuk
memperbaiki sirkulasi.
Berikan
therapi
antikoagulan.
Rubah posisi pasien
jika memungkinkan
Monitor status cairan
intake dan output
Berikan makanan yang
adekuat untuk menjaga
viskositas darah
Manajemen cairan
Monotor diare, muntah
Awasi
tanda-tanda
hipovolemik (oliguri,
abd. Pain, bingung)
Monitor
balance
cairan
Monitor
pemberian
cairan parenteral
Monitor
BB
jika
terjadi penurunan BB
drastis
Monitor td dehidrasi
Monitor v/s
Risiko
infeksi b/d
penurunan
imunitas
tubuh,
prosedur
invasive,
penyakitny
a
Kurang
pengetahu
an
keluarga
berhubung
an dengan
kurang
paparan
dan
keterbatasa
n kognitif
keluarga
Cemas
berhubung
Anjurkan istirahat.
Ajari anggota keluarga
cara-cara menghindari
infeksi dan tanda-tanda
dan gejala infeksi.
Batasi
jumlah
pengunjung.
Tingkatkan masukan
gizi dan cairan yang
cukup
Setelah dilakukan askep jampengetahuan Mengajarkan proses
penyakit
keluarga klien meningkat dg KH:
pengetahuan
Keluargamenjelaskan tentang penyakit, perlunya pe Kaji
keluarga tentang proses
ngobatan
dan memahami perawatan
Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat dilakukan penyakit
Jelaskan
tentang
tindakan
patofisiologi penyakit
dan
tanda
gejala
penyakit
Beri
gambaran
tentaang tanda gejala
penyakit
kalau
memungkinkan
Identifikasi penyebab
penyakit
Berikan
informasi
pada keluarga tentang
keadaan
pasien,
komplikasi penyakit.
Anjurkan klien untuk
bedrest dan jelaskan
pentingnya bedrest
Diskusikan
tentang
pilihan therapy pada
keluarga dan rasional
therapy
yang
diberikan.
Berikan
dukungan
pada keluarga untuk
memilih
atau
mendapatkan
pengobatan lain yang
lebih baik.
Jelaskan pada keluarga
tentang persiapan /
tindakan yang akan
dilakukan
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama . x 24 Pengurangan kecema
jam cemas hilang dengan kriteria:
san