You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM APLIKASI

NANDA, NOC, NIC


Definisi
Kejang yg berkaitan dg demam, yg terjadi pada anak usia 6 bln 5 thn, tanpa ada infeksi
intrakranial (IK)atau penyakit tertentu yg mendasari.
Kejang umum, sangat singkat, kurang dari 15 mnt, hanya terjadi I kali periode 24 jam pd anak
demam tanpa infeksi IK,defisit neurologis, kelainan mental.
Kejang demam adalah bangkitan kjejang yan terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
diatas 38 0 C) yang disebabkan oleh proses ekstra kranium. Kejang demam merupakan
kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada umur 6 bulan 4
tahun.
Manifestasi klinik :
1. Bangkitan kejang dpt terjadi bersamaan dgn kanaikan suhu tubuh yg tinggi dan cepat

karena infeksi di luar SSP, spt ; Tonsilitis, OMA,bronkhitis dll.


2. Serangan berlangsung singkat, tonik klonik, tonik, klonik, fokal atau kinetik.
3. Dpt berlangsung lama dan atau parsial.
4. Pada kejang unilateral kadang diikuti hemiplegi sementara(Todds hemiplegi), beberapa

jam/hari.
5. Kejang unilateral yg lama dpt diikuti oleh hemiplegi yg menetap.

Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melaluui proses oksidasi dipecah menjadi CO2
dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) da sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na++) dan elektrolit lainnya
kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+
+ rendah, sedang dluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang
disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :
1. Perubahan konsentrasi ion diruang ekstraseluler
2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari
sekitarnya
3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan

Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 0 C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme


basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak berumur 3
tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan orang dewasa yang hanya
15%. Oleh karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel
neuron dan dalam waktu yang singlkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui
membran tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini
demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya
dengan bantua bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadi kejang. Tiap anak mempunyai
ambang kejang yang berbeda dan tergantung tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak
akan menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu.
Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38 C
sedang anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi bila suhu mencapai 40 C
atau lebih. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa berulangnya kejang demam lebih sering
terjadi pada anak dengan ambang kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya
perlu memperhatikan pada tingkat suhu berapa pasien m,enderita kejang. Kejang demam yang
berlangsung singkat pada ukumnya tidak berbahaya dan ridak meninggalkan gejala sisa. Tetapi
kejang yang ber;langsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya
kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnea, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme an aerobik, hipotensi arterial disertai
denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan makin
meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otot meningkat.
Rangkaian kejadian diatas adalah faktor penyebab hingga terjadinya neuron otak selama
berlangsungnya kejang lama. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang
mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbuledema otak
yang menyebabkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus
temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang
dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi yang spontan. Karena itu kejang demam
yang berlangsung lama daat menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga terjadi epilepsi.
Gambaran Klinik
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan
suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat ;
misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkitis, furunkulosis dan lain-lain.serangan kejang
biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat
bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik , tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang
berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak akan bangun dan tersadar kembali tanpa ada
kelainan saraf.
Klasifikasi kejang demam
Livingston :
1. Kejang demam sederhana.
2.epilepsi yg diprofokasi oleh demam.
Prichard & Mc Greal :
1.Kejang demam sederhana.
2.Kejang demam atipikal.
Manifestasi kejang demam :

Saat kejang : Demam, kejang tonik klonik atau grand mal, pingsan 30 det 5 mnt,postor
tonik,gerakan klonik,lidah/pipi terjepit,gigi & rahang terkatup rapat,inkontinensia,gangg.
Pernapasan,apneu,sianosis.
Setelah kejang :Sadar kembali dalm waktu beberapa menit atau tidur
selama1jam/lebih,amnesia & sakit kepala,mengantuk,linglung.
Faktor resiko kejang demam
Riwayat kejang demam dan atau epilepsi dlm keluarga.
Usia dibawah 18 bulan.
Suhu tubuh saat kejang.
Awitan lamanya emam sebelum dan saat kejang.
Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui
Berhubungan dgn demam yg tiba-tiba tinggi, kebanyakan terjadi pada hari pertama anak
mengalai demam.
Cenderung dalam satu keluarga, diduga melibatkan faktor genetik.
Disebabkan oleh pykit lain;intoksikasi, meningitis,ensefalitis.
Roseola, virus herpes manusia.
Disentri shigella

Penatalaksanaan
Memberantas kejang sesegera mungkin
Pengobatan penunjang
Pengobatan rumat Mencari dan mengobati Penyebab
Diagnosis
EEG
CT Scan
Pungsi Lumbal
Pemeriksaan Neurologis

Pengobatan
Prinsip : Tenang, awasi kondisi anak, posisi miring/telungkup, jangan memasukan apapun
ke mulut anak, jika kejang > 10 mnt bawa ke RS segera !,berikan obat simtomatik untuk
demam, obati penyebab demam.
Mengatasi kejang secepatnya,mencegah kejang lama
Kejang tanpa demam : bebaskan jalan nafas,turunkan demam,atasi kejang secepatnya,nilai
kesadaran,periksa kadar gula darah dan elektrolit,cari etiologi kejang demam.
Kejang tanpa demam : bebaskan jalan nafas,periksa gula darah,pastikan apakah epilepsi
atau bukan,atasi kejang secepatnya,nilai tingkat kesadaran.

FEBRIS
A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe
demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus
sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi
bakterial.
B. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien,
pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam,
tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam
terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum
didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan
menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.
D. PENATALAKSANAAN THERAPEUTIK
1. Antipiretik
2. Anti biotik sesuai program
3. Hindari kompres alkohol atau es
E. PENGKAJIAN
1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala lain yang
menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan
sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto rontgent
ataupun USG.

F.
1.
2.
3.
4.
5.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
Perfusi jaringan perifer tidak efektif b/d kejang.
Risiko infeksi b/d proses penyakit, imunitas menurun, prosedur invasive
Risiko kurang cairan berhubungan dengan intake cairan inadekuat.
kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit perawatan dan penyakitnya b/d terbatasnya
kognitif, kurang paparan terhadap informasi

6. Cemas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit


RENPRA KEJANG DEMAM, DEMAM
N Diagnosa
Tujuan
o
1
Hyperterm Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.x 24
i
b/d jam menujukan temperatur dalan batas normal dengan
proses
kriteria:
infeksi
- Bebas dari kedinginan
- Suhu tubuh stabil 36-37 C

Intervensi

Termoregulasi
Pantau suhu klien
(derajat dan pola)
perhatikan
menggigil/diaforsis
Pantau
suhu
lingkungan,
batasi/tambahkan linen
tempat tidur sesuai
indikasi
Berikan
kompres
hangat
hindari
penggunaan akohol
Berikan minum sesuai

Perfusi
jaringan
tdk
efektive
b.d kejang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama jam


perfusi jaringan klien adekuat dengan criteria :
- Membran mukosa merah muda

- Conjunctiva tidak anemis


- Akral hangat
- TTV dalam batas normal

Risiko
Deficit
volume
cairan b/d
intake

cairan
inadekuat

Setelah dilakukan askep .. jam terjadi


peningkatan keseimbangan cairan dg KH:
Urine 30 ml/jam
V/S dbn
Kulit lembab dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi

kebutuhan
Kolaborasi
untuk
pemberian antipiretik
Anjurkan
menggunakan pakaian
tipis
menyerap
keringat.
Hindari selimut tebal
perawatan sirkulasi :
arterial insuficiency
Lakukan
penilaian
secara komprehensif
fungsi sirkulasi periper.
(cek
nadi
priper,oedema, kapiler
refil,
temperatur
ekstremitas).
Evaluasi nadi, oedema
Inspeksi kulit dan
Palpasi anggota badan
Kaji nyeri
Atur posisi pasien,
ekstremitas
bawah
lebih rendah untuk
memperbaiki sirkulasi.
Berikan
therapi
antikoagulan.
Rubah posisi pasien
jika memungkinkan
Monitor status cairan
intake dan output
Berikan makanan yang
adekuat untuk menjaga
viskositas darah
Manajemen cairan
Monotor diare, muntah
Awasi
tanda-tanda
hipovolemik (oliguri,
abd. Pain, bingung)
Monitor
balance
cairan
Monitor
pemberian
cairan parenteral
Monitor
BB
jika
terjadi penurunan BB
drastis
Monitor td dehidrasi
Monitor v/s

Risiko
infeksi b/d
penurunan
imunitas
tubuh,

prosedur
invasive,
penyakitny
a

Berikan cairan peroral


sesuai kebutuhan
Anjurkan
pada
keluarga agar tetap
memberikan ASI dan
makanan yang lunak
Kolaborasi
u/
pemberian terapinya
Setelah dilakukan askep jam infeksi Kontrol infeksi.
Batasi pengunjung.
terkontrol, status imun adekuat dg KH:
Bersihkan lingkungan
Bebas dari tanda dangejala infeksi.
pasien secara benar
Keluarga tahu tanda-tanda infeksi.
setiap
setelah
Angka leukosit normal.
digunakan pasien.
Cuci tangan sebelum
dan
sesudah
merawat pasien,
dan
ajari cuci tangan yang
benar.
Lakukan dresing infus
tiap hari
Anjurkan
pada
keluarga untuk selalu
menjaga
kebersihan
klien dan menjaga
pantat selalu kering u/
hindari iritasi.
Tingkatkan masukkan
gizi yang cukup.
Tingkatkan masukan
cairan yang cukup.
Anjurkan istirahat.
Berikan
therapi
antibiotik yang sesuai,
dan anjurkan untuk
minum sesuai aturan.
Ajari keluarga cara
menghindari infeksi ser
ta tentang tanda dan
gejala infeksi
dan
segera
untuk
melaporkan keperawat
kesehatan.
Pastikan penanganan
aseptic semua daerah
IV (intra vena).
Proteksi infeksi.
Monitor tanda dan
gejala infeksi.
Monitor WBC.

Kurang
pengetahu
an

keluarga
berhubung
an dengan
kurang
paparan
dan
keterbatasa
n kognitif
keluarga

Cemas
berhubung

Anjurkan istirahat.
Ajari anggota keluarga
cara-cara menghindari
infeksi dan tanda-tanda
dan gejala infeksi.
Batasi
jumlah
pengunjung.
Tingkatkan masukan
gizi dan cairan yang
cukup
Setelah dilakukan askep jampengetahuan Mengajarkan proses
penyakit
keluarga klien meningkat dg KH:
pengetahuan
Keluargamenjelaskan tentang penyakit, perlunya pe Kaji
keluarga tentang proses
ngobatan
dan memahami perawatan
Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat dilakukan penyakit
Jelaskan
tentang
tindakan
patofisiologi penyakit
dan
tanda
gejala
penyakit
Beri
gambaran
tentaang tanda gejala
penyakit
kalau
memungkinkan
Identifikasi penyebab
penyakit
Berikan
informasi
pada keluarga tentang
keadaan
pasien,
komplikasi penyakit.
Anjurkan klien untuk
bedrest dan jelaskan
pentingnya bedrest
Diskusikan
tentang
pilihan therapy pada
keluarga dan rasional
therapy
yang
diberikan.
Berikan
dukungan
pada keluarga untuk
memilih
atau
mendapatkan
pengobatan lain yang
lebih baik.
Jelaskan pada keluarga
tentang persiapan /
tindakan yang akan
dilakukan
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama . x 24 Pengurangan kecema
jam cemas hilang dengan kriteria:
san

an dengan - Klien tenang dan dapat beristirahat


1. bina hubungan saling
hipertermi, - klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang percaya
efek
dilakukan
2. kaji
kecemasan
proses
klien/keluarga
penyakit
3. Kaji dan identifikasi
serta
luruskan
informasi
yang
dimiliki klien
mengenai hipertermi
4. Berikan informasi yang
akurat
tentang
penyebab hipertermi
5. Validasi perasaan klien
dan yakinkan klien
bahwa
kecemasam
merupakan
respon
yang normal
6. Diskusikan
rencana
tindakan
yang
dilakukan berhubungan
dengan hipertermi dan
keadaan penyakit
Read more: http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-kejang-demam.html#ixzz3u75MZ38H

You might also like