You are on page 1of 4

EEG SINDROM LENNOX GASTAUT

Gambaran klasik EEG pasien SLG adalah gambaran slow spike and wave dan
fast activity. Berikut dibicarakan satu persatu.
Slow Spike-Wave (SSW)
EEG pada SLG ditemukan adanya slow spike-wave (SSW) ( 2,5 Hz) yang
sering disebut varian petit mal, terdiri dari gelombang spike (< 70 ms) dan gelombang
sharp (70-200 ms) bilateral, sinkron berulang 1-2 Hz. Tampak gambaran SSW saat
pasien terjaga atau dalam fase NREM sleep (Non Rapid Eye Movement), bisa saat
iktal atau interiktal. Stimulasi photic tidak mengaktivasi munculnya SSW. Hal ini
membedakan dengan kejang mioklonik. (Arzimanaglou et al., 2009)
Mekanisme yang terlibat dalam slow spike wave melibatkan kerja neuron
kortikal dan talamus (Blume, 2001). Ada dua mekanisme utama untuk terjadinya
spike-wave, dan slow spikes wave:
1)

Aktivasi abnormal yang kuat dari neuron GABAergik talamik oleh serabut

aferen kortikotalamik,
2)
Hilangnya penghambatan yang diperantarai GABA reseptor antara sel
talamik retikuler yang menimbulkan potensi ledakan.
Gambaran EEG spike and wave muncul dari hubungan sirkuit eksitasi dan
inhibisi pada serebral, yang diprovokasi oleh beberapa penyebab. Spike and wave
dapat timbul sebagai gelombang abnormal diinisiasi oleh bermacam jalan pada
tempat yang berbeda pada jaringan serebral. Dimana jaras hubungan talamokortikal
lebih nyata dalam menggambarkan gelombang spike and wave pada EEG (Blume,
2001).
Namun, tidak semua pasien SLG memberikan gambaran SSW pada EEG.
Penelitian Pooya et al., 2012 menyebutkan sekitar 13% pasien SLG tidak memiliki

gambaran SSW. Rata rata onset muncul SSW adalah 8,2 tahun, dengan rata rata durasi
8,6 tahun (Hancock et al., 2013). Pada 98% pasien SLG, EEG menunjukan gambaran
SSW, dimana kejang tonik dan absan atipikal terjadi pada 56% dan 44 % pasien pada
SSW (Blumenfeld, 2005).

Gambar 2. Pola slow spike wave pada pasien SLG usia 24 tahun. Perlambatan pada
irama dasar dengan periode frekuen 2-2,5 Hz gelombang epileptik, terjadi
selama 8 detik tanpa keluhan (Archer et al., 2014).
Fast Activity
Selain itu, pada SLG juga ditemukan pada 79% pasien SLG (Arzimanaglou et
al., 2009). Sekitar 10-20 Hz epileptik Fast activity /burst / difus / bilateral atau
polispike atau nama lainnya generalized paroksismal fast activity. Gambaan EEG ini
berhubungan dengan kejang tonik, terutama tampak saat pasien tidur selama fase nonREM. Namun pada beberapa pasien terdapat variasi karekteristik abnormalitas EEG
dan beberapa yang bersifat transien (Genton et al., 2000).

Gambar 1. General paroksismal fast activity (GPFA), terutama saat tidur (Archer et al.,
2014).
Fast activity didefinisikan sebagai gambaran kontinyu dalam 0,5 detik atau
lebih, dimana gambaran yang lebih pendek masuk dalam gambaran spike multipel
(Yagi, 2015) dan berhubungan dengan kejang tonik atau tidak dengan gambaran
tonik. Selama kegiatan tersebut, kebanyakan sel-sel korteks mengalami depolarisasi
tonik (Blume et al., 2001).
Fast Activity (10-20 Hz), khususnya saat tidur, juga menentukan profil EEG
dari LGS. Namun, ada pasien dengan LGS (sekitar 5%) yang tidak memiliki SSW
atau menunjukkan GPFA di EEG mereka (terutama, jika kita tidak merekam EEG
tidur atau memiliki EEG suboptimal). Jika klinis lain bermanifestasi (yaitu, beberapa
jenis kejang, terutama tonik kejang dan gangguan kognitif) dari LGS terdapat pada
pasien dan EEG menunjukkan latar belakang kelainan dan menyebar (misalnya,
polispikes) atau multifokal epilepsi kelainan dan tidak dapat didiagnosis sebagai
sindrom Lennox-gastaut, namun masuk dalam consider SLG (Pooya et al., 2012

Gelombang fokal paroksismal atau perlambatan mungkin terekam pada SLG


simptomatik, berhubungan dengan patologi yang mendasari. Pola EEG iktal
tergantung tipe kejang dimana kejang absan atipikal dengan gambaran SSW tapi
kadang sulit dibedakan dengan background dari klinis dan point of view EEG. Kejang
mioklonik berhubungan dengan bilateral, simetris SW dan poli SW dimana fast
activity adalah tipikal kejang tonik (Archer et al., 2014).

You might also like