You are on page 1of 24

Media Dan Sumber Belajar

A . PENGERTIAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, yakni
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media
pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk
supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media
pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan
perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan
hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga hal-hal lain yang
memungkinkan siswa memeroleh pengetahuan. Media bukan hanya berupa
TV, radio, computer, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, atau
kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya. Dengan demikian
media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi
guru untuk mengajar dan yang digunakan adalah baru sebatas alat bantu
visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya
komputer dan internet.
Sumber Belajar
AECT (Association for Education and Communication Technology)
menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua
sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan
oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang
dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat
berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan
sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam
proses pembelajaran.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan


belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja,
namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa
dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk
belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang
dipelajari
B . FUNGSI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media Pembelajaran
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengetahuan akan
semakin abstrak jika hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal tersebut
akan memungkikan terjadinya verbalisme, yakni siswa hanya mengetahui
tentang kata tanpa mengetahui dan mengerti makna yang dimiliki kata
tersebut. Selain itu, penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa
verbal, akan menurunkan gairah siswa dalam menangkap pesan pada saat
proses pembelajaran. Padahal untuk memahami sesuatu idealnya
memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan fisik maupun psikis
siswa
Pada kenyataannya, memberikan pengalaman langsung pada siswa
bukanlah sesuatu yang mudah, karena tidak semua pengalaman dapat
langsung dipelajari oleh siswa. Misalnya jika ingin menerangkan kondisi di
permukaan bulan, maka tidak mungkin pengalaman tersebut didapat
langsung oleh siswa. Oleh karenanya di sini media pembelajaran berperan
sangat penting dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat
menggunakan TV, film, atau gambar dalam memberikan informasi pada
siswa. Dengan media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi
lebih konkret.
Secara umum media memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1 .Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa.
Pengalaman tiap siswa berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang
menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku,
kesempatan berwisata, dan sebagainya. Hal tersebut bisa diatasi dengan
media pembelajaran. Jika siswa tidak mungkin dibawa ke obyek langsung
yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke siswa.
2 . Dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung di dalam kelas oleh para siswa tentang suatu obyek,

yang disebabkan, karena:


(a) obyek terlalu besar;
(b) obyek terlalu kecil;
(c) obyek yang bergerak terlalu lambat;
(d) obyek yang bergerak terlalu cepat;
(e) obyek yang terlalu kompleks;
(f) obyek yang bunyinya terlalu halus;
3 . Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya.
4 . Menghasilkan keseragaman pengamatan
5 . Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Membangkitkan keinginan dan minat baru.7.Membangkitkan motivasi dan
merangsang anak untuk belajar.8.Memberikan pengalaman yang
menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Sumber Belajar
Sumber belajar juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam
pembelajaran.Jika media pembelajaran hanya media untuk menyampaikan
pesan, tetapi sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tersebut. Sumber
belajar juga memiliki strategi, metode, dan tekniknya. Rusman (2008)
menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan sumber belajar dalam
memecahkan permasalahan pembelajaran terdapat beberapa pertanyaan
yang dapat dijadikan pedoman, yakni: apa masalah pembelajaran yang
dihadapi?; bagaimana sumber belajar dapat membantunya?; bagaimana
sumber belajar itu dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru?; berapa lama
dipakai?; apa alat/sarana yang diperlukan dalam penggunaannya?;
bagaimana dapat ditentukan mutunya?; apakah sumber belajar dapat
diganti?; dan bagaimana cara memerolehnya?
Secara umum sumber belajar memiliki fungsi:
1.Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
(a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik dan
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan gairah
.2.Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan
cara:
(a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan
(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya
.3.Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan


(b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4.Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
(a) meningkatkan kemampuan sumber belajar;
(b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5.Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
(a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan
abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit;
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6.Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti
penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil
pembelajaran siswa.
C . KLASIFIKASI MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Baik media maupun sumber belajar secara garis besarnya, terdiri dari dua
jenis, yakni
1.Yang dirancang (by design), yakni media dan sumber belajar yang secara
khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat
formal.
2.Yang dimanfaatkan (by utilization), yaitu media dan sumber belajar yang
tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya
dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran
D . JENIS MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media Pembelajaran
Terdapat beragam pembagian jenis media pembelajaran yang dikemukakan
para ahli, namun pada dasarnya pembagian jenis media tersebut memiliki
persamaan. Secara garis besar media pembelajaran terbagi atas:
1.Media audio, yakni media yang hanya dapat didengar saja atau yang
memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2.Media visual, yakni media yang hanya dapat dilihat saja dan tidak
mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan sebagainya.
3.Media audiovisual, yakni media yang mengandung unsur suara dan juga

memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film dan
sebagainya.
Sumber Belajar
AECT membedakan enam jenis sumber belajar, yaitu:
1.Pesan (message), yakni sumber belajar yang meliputi pesan formal dan
nonformal. Pesan formal yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi
atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran, yang
disampaikan baik secara lisan maupun berbentuk dokumen, seperti
peraturan pemerintah, kurikulum, silabus, bahan pelajaran, dan sebagainya.
Pesan nonformal yakni pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, seperti cerita rakyat,
dongeng, hikayat, dan sebagainya.
2.Orang (People), yakni orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya
setiap orang bisa berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum
dapat dibagi dua kelompok, yakni (a) orang yang didesain khusus sebagai
sumber belajar utama yang dididik secara profesional, seperti guru,
instruktur, konselor, widyaiswara, dan lain-lain; dan (b) orang yang memiliki
profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan, seperti dokter,
atlet, pengacara, arsitek, dan sebagainya.
3.Bahan (Materials), yakni suatu format yang digunakan untuk menyimpan
pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga, transparansi, film,
slides, dan sebagainya.
4.Alat (Device), yakni benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut
dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan
pembelajaran, seperti komputer, radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya.
5.Teknik (Technic), yakni cara atau prosedur yang digunakan orang dalam
memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran, seperti
ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan, dan sejenisnya.
6.Latar (Setting), yakni lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun
yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang ataupun yang
tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas,
studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan
sebagainya.
E . KRITERIA PEMILIHAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah bahwa media
adalah harus dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Misalnya bila tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan

kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan
atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media
cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat
motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan.
Selain pertimbangan tersebut Sanjaya (2008) mengungkapkan sejumlah
pertimbangan lain yang dapat kita gunakan dalam memilih media
pembelajaran yang tepat, yakni dengan menggunakan kata ACTION (Access,
Cost, Technology, Interactivity, Organization, Novelty).
1.Access,artinya bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama
dalam pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah
dan dapat dimanfaatkan?.
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut diijinkan
untuk digunakan?
2.Cost, hal ini menyangkut pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
3.Technology, dalam pemilihan media perlu juga dipertimbangkan
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
4.Interactivity, media yang baik adalah media yang mampu menghadirkan
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
5.Organization, menyangkut pertimbangan dukungan organisasi atau
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
6.Novelty, menyangkut pertimbangan aspek kebaruan dari media yang
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan
sumber belajar. Sudrajat (2008) lebih lanjut mengemukakan lima kriteria
dalam pemilihan sumber belajar, yaitu:
1.Ekonomis, sumber belajar yang digunakan tidak harus terpatok pada
harga yang mahal.
2.Praktis, sumber belajar yang dipilih tidak memerlukan pengelolaan yang
rumit, sulit dan langka.
3.Mudah, sumber belajar harus dekat dan tersedia di sekitar lingkungan
kita.
4.Fleksibel, artinya sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan instruksional
5.Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan
pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat
belajar siswa.
F . PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,


atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.
Implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis
dalam bentuk pembelajaran, sesuai dengan apa yang diungkapkan Miller
dan Seller (1985): In some case, implementation has been identified with
instruction
. Implementasi kurikulum merupakan sebuah upaya untuk melakukan
transfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Dengan kata
lain implementasi kurikulum adalah sebuah penerapan, ide, konsep,
program, atau tatanan kurikulum ke dalampraktek pembelajaran atau
berbagai aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan yang diharapkan.
Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan,
dan senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi di lapangan dan
karakteristik siswa, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan sumber belajar dan media
pembelajaran yang dibutuhkan dan yang sudah tersedia, sehingga
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar secara nyata,
bermakna, luas, dan mendalam dalam kegiatan pembelajaran. Pada
hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Dalam pembelajaran tersebut tugas guru yang paling utama adalah
mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadiya perubahan perilaku
bagi peserta didik.
Hamalik (2008) menyatakan tiga faktor yang memengaruhi keberhasilan
suatu implementasi kurikulum, yakni dukungan kepala sekolah, dukungan
rekan sejawat guru, dan dukungn internal dalam kelas. Dari faktor-faktor
tersebut guru merupakan faktor penentu utama dalam keberhasilan
implementasi kurikulum, karena guru lah yang berperan sebagai
implementator utama dalam pembelajaran, yakni sebagai manajer
pembelajaran dalam kelas.
Guru sebagai manajer pembelajaran yang baik dalam proses pembelajaran
tentu harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam mengelola kelasnya, salah
satunya adalah dalam hal pemilihan dan penggunaan media dan sumber
belajar untuk kepentingan proses pembelajaran. Banyak orang beranggapan

bahwa untuk menyediakan media dan sumber belajar menuntut adanya


biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya. Padahal dengan berbekal
kreatifitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang
sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat
memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di
sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas
kemasan sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas,
bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat
dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi media dan sumber belajar yang
sangat
berharga. Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan
yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat dioptimalkan
menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa.
Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki halaman atau pekarangan
yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak
terurus. Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan
menjadi media pembelajaran atau sumber belajar yang sangat berharga.
Lebih lanjut Rusman (2008) mengemukakan bahwa untuk dapat
memberdayakan media dan sumber belajar secara efektif dan efisien dalam
pembelajaran, guru tidak mungkin melaksanakannya secara sendiri-sendiri.
Kerjasama fungsional dengan tenaga kependidikan lainnya, baik yang ada di
lingkungan sekolah mapun dengan berbagai sumber daya potensial yang
ada di lingkungan sekitar sekolah akan sangat membantu meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Untuk dapat merealisasikan kerjasama ini
perlu inisiatif dan koordinasi yang diprogramkan secara kelembagaan dan
menjadi kewenangan serta tanggung jawab kepala sekolah, karena pada
dasarnya pengimplementasian kurikulum atau pembelajaran diperlukan
komitmen semua pihak yang terlibat, dan didukung oleh kemampuan
profesional guru sebagai salah satu implemetator kurikulum dan manajer
pembelajaran.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan memperhatikan definisi yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa yang di maksud dengan media pembelajaran secara
umum adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk untuk

membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam


proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan
pembelajaran yang sudah dirumuskan.
Media pembelajaran di sekolah digunakan dengan tujuan antara lain sebagai
berikut :
1 . Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep,
prinsip, dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling
tepat menurut sifat bahan ajar.
2 . Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih
merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk belajar.
3 . Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena
peserta
didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.
4 . Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
5 . Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran.
6 . Meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Dalam menggunakan media pembelajaran yang di kelas seorang guru harus
memahami dengan baik prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran :
1) Memilih media harus berdasarkan tujuan pengajaran yang akan
disampaikan.
2) Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
3) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru baik dalam
pengadaannya maupun penggunaannya.
4) Memilih media harus disesuaikan dengan waktu , tempat, dan situasi
yang
tepat.Memilih media harus memahami kerakteristik dari media itu sendiri
B . SARAN DAN KRITIK
Dengan adanya media sebagai sumber pembelajaran, perlu adanya suatu
penyuluhan yang diberikan kepada semua personel
pendidikan/pembelajaran yang apabila hal ini terpenuhi akan terlahirnya
generasi yang maju. Oleh karena itu, kami penulis membuat makalah ini
agar semua pihak dapat memanfaatkan media sebagai sumber
pambelajaran.
Saran untuk semua pihak, memanfaatkan media ini sebaik-baik nya untuk
membangun bangsa yang tercinta ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, Prof. Dr. (2007).
Implementasi Kurikulum
, Bandung: Yayasan Al-Madani Terpadu.Hamalik, Oemar, Prof. Dr. (2008).
Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum
, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Munir. (2008).
Kurikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
, Bandung: CV. Alfabeta.Sanjaya, Wina. (2008).
Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran
, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.Rusman. (2008).
Manajemen Kurikulum
, Jakarta: Rajawali Press.
Sudrajat, Akhmad. (2008).
Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa.
[online]. Tersedia: http://
akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/04/15/sumber-belajar-untukmengefektifkan-pembelajaran-siswa/. [Tanggal diakses: 14 Januari
2009]Sudrajat, Akhmad. (2008).
Media Pembelajaran.
[online]. Tersedia: http:// akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/mediapembelajaran/. [Tanggal diakses: 14 Januari 2009]

PENGGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DALAM PROSES


PEMBELAJARAN
23.20 Strategi Pembelajaran 0 Comments

BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan aktivitas dan proses yang sistematis dan
sistemik yang terdiri dari beberapa komponen yaitu : guru, kurikulum, anak
didik, fasilitas dan administrasi. Masing-masing komponen tidak bersifat
parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara
teratur, saling bergantung, komplementer dan berkesinambungan. Untuk itu
diperlukan

rancangan

dikembangkan

dalam

dan

pengelolaan

rangka

belajar

mencapai

yang

tujuan

baik

yang

pembelajaran.

Pada sisi lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin


mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam proses pembelajaran. Para guru dituntut agar mampu
menggunakan alat-alat atau media yang digunakan dalam pembelajaran,
disamping itu guru mampu menggembangkan ketrampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum
tersedia di sekolah.
Kenyataannya di atas menuntut guru di dalam melaksanakan tugasnya
sebagai

perancang

maupun

pengelola

pembelajaran

untuk

memiliki

ketrampilan dalam menyusun rencana pengajaran maupun melakukan


interaksi dengan anak didik, mengelola kelas, menggunakan sumber belajar
termasuk didalamnya menggunakan media pembelajaran. Untuk itu guru
yang profesional memerlukan pemahaman mengenai ilmu yang mendasari

profesinya.

Guru

setidak-tidaknya

memiliki

pengetahuan

tentang

karakteristik anak didik, mengetahui teori belajar, rancangan pembelajaran,


penyajian

bahan

ajar,

penguasaan

terhadap

penggunaan

media

pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar.


Selanjutnya

efektivitas

pembelajaran

juga

berhubungan

dengan

kompetensi yang berupa kemampuan menggunakan media pembelajaran


yang yang menunjang persiapan serta pelaksanaan tugas sebagai pendidik.
Anak didik belajar dari gurunya bukan saja dari apa yang secara langsung
diajarkan, tetapi juga dari media pembelajaran yang terlihat saat yang
bersangkutan melaksanakan proses belajar mengajar.
Guru yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran supaya efektif,
efisien

dan

berkualitas,

semestinya

memperhatikan

faktor

media

pembelajaran yang keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Media


pembelajaran memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar bagi pelaksanaan
pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
PENGGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
A.

PENGERTIAN
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6).
Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) media adalah segala
bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan
pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah media adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai

Tujuan pembelajaran. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni


(2001 : 4) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga
terjadi proses belajar.
Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan
pendidikan seperti radio, televise, buku, Koran, majalah dan sebagainya.
Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televise kalau digunakan dan
diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.[1]
Gagne dan Briggs sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad (2000)
mengatakan bahwa media pembelajaran adalah meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari
antara lain buku, tape recoder, kaset, video camera, foto, gambar, grafik,
telvisi dan komputer. Dari kutipan ini dapat dimaknai bahwa media adalah
komponen sumber belajar atau wahan fisik yang mengandung materi
pembelajaran dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar.
Asnawir dan M. Basyaruddin Usman (2002), mengemukakan pengertian
media pembelajaran adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audiens (siswa) sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Dari beberapa kutipan di atas mengenai pengertian media pembelajaran
dapatlah dipahami bahwa media pembelajaran merupakan sarana atau alat
yang digunakan (guru) dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, efektif,
efisien dan berdaya tarik.
B.

MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN

Media yang telah dikenal saat ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi
sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya,
dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada
pembahasan berikut.
1.
a.

Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:


Media Auditif
Media ini hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio,
cassette recorder. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai
kelainan dalam pendengaran.[2]

b.

Media Visual
Media ini hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang
menampilkan gambar diam seperti strip (film rangkai), slides (film bingkai)
foto, gambar atau lukisan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar
atau symbol yang bergerak seperti film kartun.

c.

Media Audiovisual
Media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik dan lebih menarik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini terbagi lagi menjadi
beberapa bagian, yaitu Audiovisual diam, audiovisual gerak, audiovisual
murni, dan audio visual tidak murni.

2.
a.

Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi ke dalam:


Media dengan daya liput luas dan serentak, seperti radio dan televisi.
Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian
yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.

b.

Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, media ini
dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti

film, sound slide. Film, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan
gelap.

3.
a.

Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke dalam:


Media diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain
sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus
seperti film

projector untuk

memproyeksikan

film

memproyeksikan
slide, operhead

film, slide

projector untuk

projector (OHP)

untuk

memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini,


maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b.

Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan
lain sebagainya.

C.

MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU


Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah
suatu kenyataan y a n g t i d a k d a p a t d i p u n g k i r i . K a re n a m e m a n g
gurulah yang menghendakinya
dalam

menyampaikan

untuk membantu tugas

pesan-pesan

dari

bahan

guru

pelajaran

y a n g diberikan guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa


bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami
oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandaskan dengan keyakinan bahwa
proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan
belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti
kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam


proses belajar mengajar. Dan gurulah yang mempergunakannya untuk
membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.

D.

MEMILIH MEDIA YANG TEPAT


Tidak semua anggapan yang menyatakan bahwa semakin canggih media
yang digunakan akan semakin tinggi hasil belajar yang didapatkan adalah
benar. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan papan
tulis lebih efektif dan lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan
ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa yang tepat pula.
Sungguhpun demikian, secara operasional ada sejumlah pertimbangan
dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain :

1.

Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan
oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke
internet, adakah jaringan teleponnya? Akses juga menyangkut aspek
kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk menggunakan komputer
yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah saja yang boleh
menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan murid
lebih penting untuk memperoleh akses.

2.

Cost
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang
dapat menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya
mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab

semakin Jurnal Pendidikan pendayagunaan Media Pembelajaran banyak yang


menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
3.

Technology
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu
memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya?
Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu
kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya
cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya? Interactivity Media
yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh
guru tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
tersebut.

4.

Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya
apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana
pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat
sumber belajar?

5.

Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan.
Sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi
murid.
Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya
perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media
pembelajaran

yang

mudah

dan

murah,

dengan

memanfaatkan

sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide dan


kreativitas yang dimilikinya. Kemudian Hakikat dari pemilihan media ini pada
akhirnya

adalah

keputusan

untuk

memakai,

mengadaptasi media yang bersangkutan.[3]

tidak

memakai,

atau

E.

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA SUMBER BELAJAR


Peranan media akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya. Ketika
fungsi-fungsi

media

pelajaran

diaplikasikan

ke

dalam

proses

belajar

mengajar maka akan terlihat peranannnya sebagai berikut :


1.

Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap


suatu bahan yang guru sampaikan.

2.

Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan


dipecahkan oleh para siswa.

3.

Media sebagai sumber belajar bagi siswa.


Bertolak dari fungsi dan peranan media diharapkan pemahaman guru
terhadap media menjadi lebih jelas, sehingga tidak memanfaatkan media
secara

sembarangan.

Guru

dapat

mengembangkan

media

sesuai

kemampuannya dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor


dalam memilih dan menentukan media yang akan digunakan dalam proses
belajar mengajar.
Langkah-langkah dalam pemanfaatan media.
1.

Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.

2.

Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan memanfaatkan media
massa yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.

3.

Persiapan kelas. Siswa atau kelas harus mempunyai persiapan dalam


menerima pelajaran dengan menggunakan media tertentu.

4.

Langkah penyajian dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian


bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.

5.

Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan
memanfaatkan media pengajaran.

6.

Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di


evaluasi sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus
dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat
menunjang keberhasilan proses belajar siswa.
Paling mutakhir, media komputer berbasis internet menjadi sumber
elajar acuan yang cukup digemari sekarang ini. Selain berfungsi sebagai
sumber informasi melalui situs-situs yang menyediakan beragam materi,
internet adalah media diskusi ilmiah online. Dengan internet, diskusi yang
diadakan dapat berlangsung kapan saja dan oleh siapa saja yang tidak
berada dalam satu lokasi.
Sebelum

memutuskan

untuk

memanfaatkan

media

dalam

kegiatan

pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap


media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya
dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan beberapa tips
atau

pertimbangan-pertimbangan

yang

dapat

digunakan

guru

dalam

melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.


1.

Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum


Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau
diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang
mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh
media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa
yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki
tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media
adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk
menyajikan semua materi pelajaran.
Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Arab. Untuk kemampuan
berbahasa

mendengarkan

atau

menyimak,

media

yang

lebih

tepat

digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk kemampuan


berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat
digunakan adalah media cetak.

Contoh lain untuk pelajaran Biologi. Untuk mengajarkan bagaimana


terjadinya proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam
tubuh manusia, maka media video dinilai lebih tepat untuk menyajikannya.
Dengan

menggunakan

teknik

animasi,

maka

media

video

dapat

memperlihatkan atau memvisualisasikan proses yang tidak dapat dilihat


dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan proses. Melalui
visualisasi yang disajikan media video, maka peserta didik akan lebih mudah
memahami

materi

pelajaran

tentang

proses

peredaran

darah

atau

pencernaan makanan di dalam tubuh manusia. Demikian juga halnya dalam


menjelaskan profil kehidupan binatang buas, maka media video merupakan
jenis media yang lebih tepat untuk menyajikannya.
2.

Keterjangkauan dalam Pembiayaan


Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya
juga

mempertimbangkan

ketersediaan

anggaran

yang

ada.

Kalau

seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka


hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran
yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perlu dijajagi berapa besar biaya
yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya jika harus dikontrakkan kepada
orang lain. Namun sebelum dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang
perlu dipertimbangkan adalah apakah media pembelajaran yang dibutuhkan
tersebut tidak tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran, apakah
tidak lebih cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya
daripada mengkontrakkan pembuatannya?
Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih
berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru
mengikuti pelatihan pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini,
perlu dipertimbangkan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
mengirimkan guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran
yang dikehendaki. Selain itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan

dikirimkan mengikuti pelatihan tersebut masih mempunyai waktu memadai


untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah.
Apakah fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah? Kalau belum,
berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.
3.

Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran


Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih
apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di
kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah
tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga
didukung

oleh

Local

Area

Network

(LAN).

Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti misalnya:


media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat
bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah
atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang
diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana
juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari
segi

ekspertis

atau

mengembangkan

keahlian/keterampilan

media

sederhana

seperti

yang
media

dibutuhkan
kaset

audio

untuk
atau

transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah


juga

terlalu

sulit

untuk

mempelajari

cara-cara

perancangan

dan

pengembangan media sederhana.


4.

Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran


Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona
atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli media
pembelajaran

yang

pembelajarannya

ditawarkan.

(program),

Namun

sekolah

harus

sebelum
terlebih

membeli
dahulu

media
membeli

perangkat keras untuk pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan


media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum
tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralatan pemanfaatan media
pembelajaran yang

akan diadakan tersebut. Di samping itu,

media

pembelajarannya (program) sendiri ternyata sulit didapatkan di pasaran


sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.
Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah
dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang
relevan dengan kebutuhan peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat
juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam media pembelajaran
sangat cocok danmembantu mempermudah siswa memahami materi
pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media pembelajaran
tersebut sulit didapatkan di pasaran.
5.

Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran


Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan
dalam

pengembangan

atau

pengadaan

media

pembelajaran

adalah

kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu


bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau
yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik
oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli
tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau,
dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga
terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan medianya.
Permasalahan yang sering muncul berkenaan dengan penggunaan media
pembelajaran, yakni ketersediaan dan pemanfaatan. Ketersediaan media,
masih sangat kurang sehingga parapengajar menggunakan media secara
minimal. Media yang sering digunakan adalah media cetak (diktat, modul,
hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan sebagainya), dan didukung
dengan alat bantu sederhana yang masih tetap digunakan seperti papan
tulis/white board dan kapur/spidol. Sedangkan media audio dan visual (kaset
audio, siaran TV/Radio, overhead transparency,video/film,), dan media
elektronik (komputer, internet) masih belum secara intensif dimanfaatkan.
Masalah kedua, pemanfaatan media. Media cetak merupakan media yang
paling sering digunakan oleh pengajar, karena mudah untuk dikembangkan

maupun dicari dari berbagai sumber. Namun, kebanyakan media cetak


sangat tergantung pada verbal symbols (kata-kata) yang bersifat sangat
abstrak, sehingga menuntut kemampuan abstraksi yang sangat tinggi dari
pebelajar, hal inilah yang dapat menyulitkan mereka. Karena itu dalam
pemanfaatan media ini, diperlukan kreativitas pengajar juga pertimbangan
instruksional yang matang dari pengajar. Kenyataan yang sering terlihat
adalah, banyak pengajar menggunakan media pembelajaran seadanya
tanpa pertimbangan pembelajaran (instructional consideration), dan ada
pula pengajar yang menggunakan media canggih walaupun sesungguhnya
tidak diperlukan dalam pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tidak diragukan lagi kita semua dapat sepakat bahwa media itu perlu
dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada yang belum
menggunakan media, itu hanya perlu sedikit perubahan sikap. Dalam
memilih media, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi
masing-masing.
Kelancaran dan efektivitas pembelajaran antara lain didukung oleh
kehadiran alat bantu/media/sumber belajar yang tersedia. Ketersediaan alat
bantu/media/sumber belajar memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik,
lebih intensif, dan lebih banyak potensi yang dapat dikembangkan. Oleh
karena itu, alat bantu/media/sumber belajar perlu dihadirkan dengan tepat.
Lebih lanjut, alat bantu/media/sumber belajar perlu dimanfaatkan secara
sinergis untuk mengoptimalkan pembelajaran. Dengan adanya media/alat
bantu

pembelajaran

semakin

memudahkan

guru

dalam

pelaksanaan

pembelajaran. Sehingga dapat menciptakan kondisi yang dapat mendorong

siswa agar dapat mencapai kompetensinya dalam pembelajaran yang


diberikan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Bahri
Mengajar ,Jakarta:

dan
PT

Aswan
Rineka

Zain,

2006, Strategi

CiptaAzhar,

Arsad

Belajar

2008, Media

Pembelajaran ,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Sadiman, Arief S. , M.Sc., dkk., Media Pendidikan : Pengertian dan
Pemanfatannya, Jakarta : Pustekom Dikbud dan PT. Rajagrafindo Persada
Iif, Khairu

Ahmadi

dkk,

SBN, Jakarta: prestasi pustaka

2010, Strategi

Pembelajaran

SBI

dan

You might also like