Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial mengenai skenario Persalinan Normal.
Tulisan ini merupakan bentuk suatu informasi tertulis yang diwujudkan melalui laporan yang
diberikan oleh tutor PBL pada blok Sistem Reproduksi dan Tumbuh Kembang Anak guna untuk
bisa menambahkan pemahaman yang menurut kami sangatlah bermanfaat. Untuk itu sebagai
penyusun saya berharap agar laporan ini dapat bermanfaat lebih.
Demikian yang dapat kami sampaikan,mohon maaf apabila terdapat kekurangan
dalam penulisan laporan ini, mohon kritik dan saran dari dokter agar kedepan kami dapat
menyempurnakan dengan lebih baik lagi isi dari laporan ini. Terima Kasih
Penyusun
KELOMPOK PENYUSUN
KETUA
: Rizaldy Umasangaji
2012-83-005
SEKERTARIS I
2012-83-057
SEKERTARIS II
2012-83-023
Ridwan M. Husni
Dany Iswan Sopalatu
Joesthianto Laurenz Kilmanun
Feby Ilviana Hattu
Lorina W. Aitameru
Norma Mutia Dewi
Vonita N. Silahooy
Kriselda Jessica Poceratu
2011-83-007
2011-83-040
2012-83-009
2012-83-024
2012-83-031
2012-83-034
2012-83-049
2012-83-051
ANGGOTA
:
1
2
3
4
5
6
7
8
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
3
Skenario
Seorang wanita G4P2A1, hamil 37 minggu datang ke klinik bersalin dengan keluhan
lendir dan darah pervagina dan serta perut kencang teratur sejak 4 jam yang lalu. Hasil
pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam oleh dokter didapatkan keadaan umum yang baik, hasil
vital sign tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 37C, RR 20/menit, hasil
pengamatan terdapat udema pada tungkai bawah, hasil pemeriksaan obstetri janin tunggal,
presentasi kepala, PUKI, BJJ 120x/menit, hasil pemeriksaan fetal well bong masih baik. Hasil
pemeriksaan serviks (bisshop score) serviks sudah matang dengan nilai 8, dilatasi serviks sudah
pembukaan 3 cm, setelah 10 jam pada persalinan, penderita terlihat ingin mengejan, perineum
terlihat menonjol anus terbuka, dilakukan pemeriksaan dalam, ternyata pembukaan sudah
lengkap.
STEP I
(Identifikasi Kata Sukar dan Kata Kunci)
Kata Sukar
1.
Kata Kunci
1.
G4P2A1
2.
Hamil 37 mgg
3.
Lendir, darah
aksis vagina
pervaginam, perut
TD 140/90, nadi
80x/menit, suhu 37
5.
6.
7.
STEP II
(Identifikasi Masalah)
4
3. Dari vital sign pasien, apakah pasien ini dapat dikatakan normal?
4. Bagaimana fisiologi persalinan?
5. Apa makna dari pemeriksaan obstetri tunggal?
6. Makna dari hasil pemeriksaan bisshop score matang dengan nilai 8?
7. Bagaimana menentukan kala pasien ini dan jika dilihat dari skenario, pasien ini termasuk
kala ke berapa?
8. Hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan perdarahan pada pasien ini?
9. Bagaimana kategori preeklampsia pada pasien ini?
STEP III
Analisa Masalah
1. Penatalaksanaan berdasarkan kala jangan berbaring dari 10 menit bayi akan hipoksia,
terapi nutrisi dan cairan, anjurkan BAK teratur jika bisa pasang kateter, untuk kala 2
sudah harus persiapan persalinan
- Kala 1 periksa ketuban pecah ibu dilarang berjalan, paling penting beri semangat
-
4. Persalinan adalah proses pergerakan janin berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks
dan kekuatan yg teratur, mula-mula kekuatan dari kecil dan meningkat sampai siap untuk
mengeluarkan janin dari ibu
5. Janin tunggal hanya 1 janin, presentasi kepala: posisi kepala, punggung kiri periksa
bagian kepala janin dan puki, bjj 120x/menit
6. Tingkat pematangan serviks menentukan keberhasilan kehamilan nilai 8 itu
kematangannya sudah baik, tapi yang paling baik adalah 9.
7. Terdapat 4 kala,
- Kala 1, ini dimulai serviks terbuka disertai pengeluaran lendir darah, bibir potio yg
-
buat
perfusi
jaringan
menurun,
periksa
>5gram/24jam.
STEP IV
Klarifikasi, Klasifikasi Masalah dan Mind Mapping
1. Itu yang tadi fisiologi persalinan tapi tentang defenisi persalinan
2. Pasien ini masuk kala dua
proteinuria,
proteinuria
STEP V
Learning Objective
1. Fisiologi kehamilan
2. Tanda-tanda kehamilan dan persalinan normal
7
BAB II
PEMBAHASAN
Learning Objective
FISIOLOGI KEHAMILAN
Selama siklus ovarium, perkembangan dan pematangan folikel di atur oleh 2 hormon
gonadotropin yaitu FSH dan LH yang berasal dari kelenjar hipofisis anterior dibawah kontrol
GNRH yang disekresikan oleh hipotalamus. FSH dan LH menstimulasi perkembangan folikel.
folikel yang berkembang sel theca-nyamenghasilkan estrogen. Peningkatan tipis kadar estrogen
dalam plasma darah memberikan umpan balik negatif terhadap sekresi LH dan FSH di hipofisis
anterior. Namun umpan balik negatif ini hanya sementara, saat kadar estrogen meningkat maka
memberikan umpan balik positif pada poros hipotalamus-hipofisis untuk menghasilkan LH dan
sedikit FSH. Peningkatan LH dan FSH ini menstimulasi penyelesaian tahap meiosis i pada oosit
primer. Setelah ovulasi, lh mendukung perubahan folikel de graaf yang ruptur menjadi korpus
luteum. Setelah kadar lh menurun, terjadi degenerasi korpus luteum. Kadar estrogen dan
progesteron menurun, ini menyebabkan umpan balik positif bagi hipofisis anterior. FSH dan LH
kembali diproduksi, maka dimulailah siklus hormonal yang baru.
Proses kehamilan
Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh
mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan
disalurkan terus kearah medial.Kemudian jutaan spermatozoa ditumpahkan diforniks vagina dan
disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum
uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus spermatozoa dapat sampai ke bagian ampula tuba
dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi, dan hanya satu
spermatozoa yang mempunyai kemampuan(kapasitasi) untuk membuahi. Pada spermatozoa
ditemukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleus, dan kaputnya lebih mudah menembus
dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase.
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung diampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum,
fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik. Hanya satu spermatozoa yang
telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukan penetrasi membran sel ovum. Untuk
mencapai ovum, sperma harus melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona
9
pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraselular), yaitu lapisan yang menutupi dan mencegah
ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa.Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus
kehilangan membran nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor
spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi.Itulah sebabnya seluruh mitokondria pada
manusia berasal dari ibu (maternal). Masuknya spermatozoa kedalam vitelus membangkitkan
nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan
mieosis kedua) sesudah anafase kemudian timbul telofase dan benda kutub (polar body) kedua
menujuruang
perivitelina.
Ovum
sekarang
hanya
mempunyai
pronukleus
yang
sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi),
produksi hormon kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke
dalam plasenta, dan kelahiran bayi. Sejak tropoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic
gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormon yang memastikan bahwa endometrium akan
menerima (resesif) dalam proses implantasi embrio.
Setelah proses implantasi selesai, maka pada tahap selanjutnya akan terbentuk amnion
dan cairan amnion. Amnion pada kehamilan aterm berupa sebuah membran yang kuat dan ulet
tetapi lentur.Amnion adalah membran janin paling dalam dan berdampingan dengan cairan
amnion.Amnion manusia pertama kali dapat diidentifikasi sekitar hari ke-7 atau ke-8
perkembangan mudigah.Secara jelas telah diketahui bahwa amnion tidak sekedar membran
avaskular yang berfungsi menampung cairan amnion. Membran ini aktif secara metabolis,
terlihat dalam transpor air dan zat terlarut untuk mempertahankan homeostatis cairan amnion,
dan menghasilkan berbagai senyawa bioaktif menarik, termasuk peptida vasoaktif, faktor
pertumbuhan dan sitoin.Pada awal kehamilan, cairan amnion adalah suatu ultrafiltrat plasma ibu.
Pada awal trimester kedua, cairan ini terutama terdiri dari cairan ekstrasel yang berdifusi melalui
kulit janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin.Volume cairan amnion pada setiap
minggu gestasi cukup berbeda-beda. Secara umum, volume cairan meningkat 10 ml perminggu
pada minggu ke-8 dan meningkat sampai 60 ml perminggu pada minggu ke-21, dan kemudian
berkurang secara bertahap hingga kembali ke kondisi mantap pada minggu ke-33. Dengan
demikian, volume cairan biasanya meningkat dari 50 ml pada minggu ke-12 menjadi 400 ml
pada pertengahan kehamilan dan 1000 ml pada kehamilan aterm.
Cairan yang normalnya jernih dan menumpuk di dalam rongga amnion ini akan
meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan kehamilan sampai menjelang aterm, saat
terjadi penurunan volume cairan amnion pada banyak kehamilan normal. Cairan amnion ini
berfungsi sebagai bantalan bagi janin, yang kemungkinan perkembangan sistem muskuloskletal
dan melindungi pertahanan suhu dan memiliki fungsi nutrisi yang minimal.1,2
TANDA-TANDA KEHAMILAN
Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis terhadap kehamilan yang mudah dikenali dan
merupakan petunjuk penting bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan. Ada tiga tanda
11
yang menunjukkan telah terjadinya suatu kehamilan, yang pertama tanda persumtif adalah tanda
dugaan seorang wanita mengalami kehamilan, yang termasuk tanda persumtif ini antara lain
adanya mual dengan atau tanpa muntah, terjadi gangguan berkemih, fatigue (rasa mudah lelah)
dan persepsi adanya gerakan janin. Kedua adalah tanda kemungkinan hamil yang ditandai
dengan terhentinya menstruasi, perubahan pada payudara, adanya perubahan pada mukosa
vagina, selain itu terjadinya peningkatan pigmentasi kulit dan timbulnya striae abdomen. Ketiga
adalah tanda positif hamil yaitu terjadi pembesaran abdomen, perubahan ukuran, bentuk dan
konsistensi uterus, terjadi perubahan pada serviks, serta adanya kontraksi braxton hiksdan
terakhir tanda pasti kehamilan yang mana akan dapat diidentifikasi kerja jantung janin, adanya
gerakan janin aktif, dan deteksi kehamilan secara ultrasonograf.1,2
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,lamanya hamil normal adalah 280
hari/ 40 minggu,dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). 1
Tanda-tanda kehamilan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Amenorrea
Nausea
Mengidam
Anoreksia
Mudah lelah
Konstipasi/Obstipasi
12
13
Antenatal
Care
(ANC)
adalah
pemeriksaan
kehamilan
untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan,
kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar.Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal
Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine
serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.4,5
14
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu
hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat. Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan
antenatalterintegrasi meliputi :7
a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
i. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).
Jadwal pelaksanaan antental care
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak
minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan
trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28
minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu
ke-36) dua kali kunjungan.
Pemeriksaan Kehamilan
Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan paling
sedikit 4 kali :
1. Trismester I : 1 kali
2. Trismester II : 1 kali
3. Trismester III : 2 kali
Pekayanan antenatal care
16
17
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia
kehamilan > 24 minggu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai
berikut :
a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu
b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu
c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu
Jadwal pemeriksaan
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan
antenatal dibagi atas :
a. Kunjungan Pertama (K1)
Meliputi :
(1) Identitas/biodata
(2) Riwayat kehamilan
(3) Riwayat kebidanan
(4) Riwayat kesehatan
(5) Riwayat sosial ekonomi
(6) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan
(7) Penyuluhan dan konsultasi.
b. Kunjungan Keempat (K4)
Meliputi :
18
a. Kunjungan Pertama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ke 36).
Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin
tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknakes,2003:45).
Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenaipreeklampsia (tanya ibu tentang
gejala gejala preeklamsia, pantautekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada
kehamilanganda.
20
sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut :
Kebijakan teknis
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profesional
dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi.Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil
seara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara
dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
diperlukan.
Persiapan persalinan yang bersih dan aman
Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi.
Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama ini dilaksanakan dalam rangka
peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi :
Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA, dengan
melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu Hamil.
Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan
Dukun.
Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah.
Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
22
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum, pemberian
TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali
dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2
kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan
satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan
nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.
23
Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg,
minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau
kopi, karenamengganggu penyerapan.
b. Intervensi Khusus
Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai
dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:
1) Faktor resiko, meliputi:
a) Umur
b) Paritas
Perdarahan
Pre eklamasi/eklamsia
Kelainan letak lintang, sungsang primi gravid
Anak besar, hidramnion, kelainan kembar
Ketuban pecah dini dalam kehamilan.
Penyakit jantung
Hepatitis
TBC (Tuberkolosis)
Anemia
Malaria
Diabetes mellitus
24
aman, yaitu 20-35 tahun, setelah itu resiko ibu akan meningkat setiap tahun. Dalam kurun
reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahunternyata 2-5
kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian
maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada manusia. Menurut Crow, pendidikan
adalah suatu proses dimana pengalaman atau informasi diperoleh sebagai hasil dari proses
belajar. Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana
seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya dalam
masyarakat dan kebudayaan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik
pula
tingkat
pengetahuannya.
Proses
perubahan
perilaku
menuju
kedewasaan
dan
penyempurnaan hidup dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah
laku yang berpendidikan tinggi akan berbeda tinggi akan berbeda tingkah lakunya dengan orang
yang hanya berpendidikan dasar. Wanita yang berpendidikan akan lebih terbuka terhadap ide-ide
baru dan perubahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang proposional karena manfaat
pelayanan kesehatan akan mereka sadari sepenuhnya.
3. Paritas
Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang.Sueheilif
Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah
dilahirkannya.Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga
termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah
pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman
sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya.
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram atau lebih, yang pernah
dilahirkan, hidup atau mati.Bila berat badan tidak diketahui maka dipakai batas umur
kehamilannya 24 minggu.Berdasarkan pengertian tersebut maka paritas mempengaruhi
kunjungan kehamilan.Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian
maternal lebih tinggi.Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.Resiko pada paritas 1
26
dapat ditangani dengan asuhan obstetri lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat
dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.
13. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15.Letakkan handuk bersih di perut ibu, jika kepala bayi telat membuka vulva dengan diameter
5-6 cm.
16.Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19.Setelah kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering.Tangan yang satunya menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.Anjurkan ibu untuk meneran perlahan
atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Seka mulut, muka, dan hidung bayi dengan lembut menggunakan kasa/kain bersih.
21. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
22. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.\
Lahirnya Bahu
23.Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
dengan muncul di bawah arcus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
24.Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menulusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
28
25. Setelah tubuh dan lengan lahir, penulusuran tangan atas berlanjut ke punggung dan
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki.
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
26.Penilaian segera bayi baru lahir.
27. Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
28. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah
distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
29. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan pengguntingan tali
pusat di antara 2 klem tersebut.
30. Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain baru yang bersih dan kering, selimuti dan
tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat terbuka.
31. Berikan bayi pada ibunya, dan anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai
pemberian ASI dini.
29
Mengeluarkan Plasenta
38.Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti
poros jalan lahir.
39. Setelah plasenta muntul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta
pada tempat yang telah disediakan.
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
40.Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, letakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hinggan uterus
berkontraksi.
IX. MENILAI PERDARAHAN
41.Periksa kedua sisi plasenta baik bagian maternal maupun foetal dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh.Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserari
menyebabkan perdarahan.
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
43.Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
44. Celupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bilas
kedua tangan tersebut dengan air DTT dan keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
45. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril.
46. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
47. Selimuti bayi dan menutupi bagian kepalanya dengan handuk atau kain bersih dan kering.
48. Minta ibu memulai pemberian ASI secara dini (30-60 menit setelah bayi lahir).
Evaluasi
49. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
30
50. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
51. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
52. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit salam jam kedua pasca persalinan.
Kebersihan & Keamanan
53. Tempatkan semua perlatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit), kemudian cuci dan bilas setelahnya.
54. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
55. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan
darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
56. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
57. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
58. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin selama 10 menit.
59. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan Kala IV dan lakukan penimbangan bayi,
beri tetes mata profilaksis dan vitamin K.7
PEMERIKSAAN FISIK PERSIAPAN PERSALINAN
Perkusi
Tidak begitu banyak artinya, kecuali jika ada suatu indikasi.
Palpasi
31
Ibu hamil diminta untuk berbaring telentang, kepala dan bahu sedikit ditinggikan dengan
memakai bantal.Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil.Dengan sikap hormat, lakukanlah
palpasi bimanual, terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.
Palpasi perut untuk menentukan:
1.
2.
3.
4.
Usia Kehamilan
22-28 minggu
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
36 minggu
38 minggu
40 minggu
5. Menurut Ahlfeld: Ukuran kepala-bokong = 0,5 panjang anak sebenarnya. Jika jarak
kepala-bokong janin adalah 20 cm, tua kehamilan adalah 8 bulan.
6. Rumus Johnson Tausak: BB = (mD-12) x 155
BB = berat badan; mD = jarak simfisis fundus uteri
Auskultasi
Digunakan stetoskop monoaural (stetoskop obstetrik) untuk mendengarkan denyut
jantung janin (djj). Yang dapat kita dengarkan adalah:
1. Dari janin :
Djj pada bulan ke 4-5
Bising tali pusat
Gerakan dan tendangan janin
2. Dari ibu:
Bising rahim (uterine souffl)
Bising aorta
Peristaltik usus.
Metode AUVARD: tempat auskultasi denyut jantung menurut letak janin dalam rahim.
Cara menghitung djj:
1) Setiap menit, misalnya 140 kali per menit
2) Dihitung 3 x 5 detik secara berurutan; dapat diketahui teratur tidaknya djj, contoh:
11
12
11
Djj= 4 x (11+12+13) = 136 per menit teratur
10
14
9
Djj = 4 x (10+14+9) = 132 per menit tidak teratur
Pemeriksaan Dalam
1. Vaginal touch (VT)
2. Rectal touch (RT)
Guna pemeriksaan dalam adalah untuk mengetahui hal-hal berikut ini:
a. Bagian terbawah janin
b. Jika bagian terbawah merupakan kepala, dapat ditentukan posisi UUK, UUB, dagu,
hidung, orbita, mulut, dsb.
c. Bila letak sungsang, dapat diraba anus, sakrum, dan tuber iskiadikum.
d. Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin, kaput suksedaneum, dsb.
33
Sebenarnya, periksa dalam adalah tindakan yang berbahaya karena dapat menyebabkan
perdarahan dan infeksi. Karena itu, periksa dalam hanya boleh dilakukan jika ada indikasi dan
dikerjakan dengan cara suci hama atau dilakukan pemeriksaan rektal (RT). Pemeriksaan dalam
untuk menilai keadaan janin dan jalan lahir hendaknya dilakukan dengan lembut.Sebaiknya, ibu
diminta buang air kecil dan buang air besar terlebih dahulu.Genitalia eksterna dibersihkan
dengan kapas Lisol atau Dettol atau disinfektan lainnya.3,8
Pada kehamilan triwulan pertama, pemeriksaan dalam dilakukan untuk memeriksa:
1. Pembesaran rahim dan konsistensinya
2. Tanda Hegar, tanda Piskacek, dan tanda Chadwick
Pada kehamilan lanjut dapat dinilai:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pembukaan serviks berapa cm atau berapa jari, hampir lengkap, dan sudah lengkap
Bagian terbawah janin kepala, bokong, serta posisinya
Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
Apakah selaput ketuban sudah pecah atau belum, menonjol atau tidak
Apakah promontorium teraba atau tidak
Apakah linea inominata teraba seluruhnya atau tidak
Apakah sakrum cekung atau berbentuk lain
Apakah spina iskiadika menonjol atau tidak
Apakah arkus pubis cukup lebar atau tidak
34
TAHAP-TAHAP PERSALINAN
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :3
Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm
Kala II : Kala pengeluaran janin, sewaktu uterus dengan kekuatan his ditambah,kekuatan
mengedan mendorong janin keluar hingga lahir
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran placenta
Kala IV : Mulai dari lahirnya placenta, selama 1-2 jam.
Primigravida
Multipara
Primigravida
13 Jam
Multipara
7 Jam
Kala II
1 Jam
Jam
Kala III
1/3 Jam
Jam
Lama Persalinan
14 Jam
7 jam
Tabel 3 : Perbandingan waktu dan lama persalinan pada kehamilan primigravida dan multipara.3
KALA I ( Pembukaan )
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show)
karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler di sekitar kanalis serviks akibat pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.3
35
9 cm
Periode deselerasi : Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm
(lengkap)
36
KALA IV
Kala ini adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu, dan amati perdarahan yang terjadi terutama terhadap bahaya perdarahan
postpartum. 7
37
FARMAKOLOGI PERSALINAN
Manajemen Aktif Kala III7
Tujuan Manajemen Aktif Kala II menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
1. Mempersingkat waktu
2. Mencegah perdarahan
3. Mengurangi kehilangan darah. Manajemen aktif kala III terbukti mengurangi kejadian
perdarahan pasca persalinan.
Oksitosin
Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu. Periksa kembali uterus untuk
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi.
Tangan satunya menegangkan tali pusat.
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang atas secara hati-hati.
Mengeluarkan Plasenta
Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga terlepas, minta ibu meneran
sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir.
38
Setelah plasenta muntul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan.
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Laurale, Sherwood. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Ed.6. Jakarta : EGC ; 2011
2. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Jakarta : EGC ; 2010
3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Ed 3. Jilid 1.
Jakarta : EGC ; 2015
4. Wigan, Leigh. Guideline Obs 21. Antenatal Care. UK : NHS Foundation Trust 2015
Available From : http://www.poole.nhs.uk > maternity >antenatal care.co.uk. Acceced on
Oct 18th 2015.
5. Carroli G et al. for the WHO Antenatal Care Trial Research Group. WHO systematic
review of randomised controlled trials of routine antenatal care. The Lancet, 2001,
357:1565-1570.
Available From : http://www.WHO.int >WHO_RHR_01.30.Antenatal Care.org. Acceced
on Oct 18th 2015.
6. Pedoman Pelayanan ANC Terpadu. Kementrian Kesehatan Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat. Jakarta ; 2010
Available From : http://www.KemenkesRI.co.id . Acceced on Oct 18th 2015
7. Departmen Kesehatan RI. 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal. Jakarta ; 2009
Available From : http://www.kemenkesRI.go.id. Acceced on Oct 18th 2015
8. Spong,Rous et.al. Obstetri Williams. Vol.2. Ed.23. Jakarta : EGC ; 2014
9. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Ed.4. Jakarta : Bina Pustaka ; 2014
10. Prawihardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Ed.3. Jakarta : Bina Pustaka ; 2014
11. Jordan, Sue. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC ; 2003
40