You are on page 1of 21

KONTRASEPSI HORMONAL

A. PENDAHULUAN
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan.

Maksud

dari

kontrasepsi

adalah

menghindari/mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang


matang dengan sel sperma tersebut.1
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya
mengandung preparat estrogen dan progesteron.1
Pengaruh pada korpus luteum yang menghambat ovulasi telah
diketahui pada awal abad ke 20. Semenjak saat itu perkembangan
kontrasepsi hormonal berlangsung terus. Tahun 1960 pil kombinasi
estrogen-progesteron

mulai

digunakan.

Tahun

1963

pil

sekuensial

diperkenalkan. Sejak tahun 1965 sampai sekarang banyak diadakan


penyesuaian dosis atau penggunaan progesteron saja, sehingga muncul
pil mini, dan lain-lain. Perkembangan ini pada umumnya bertujuan
mencari suatu kontrasepsi hormonal yang daya guna tinggi, efek
sampingan minimal, dan keluhan pasien yang sekecil-kecilnya.1
Lebih dari 13 juta wanita di Amerika Serikat menggunakan salah
satu di antara sejumlah preparat kontrasepsi hormonal yang tersedia
untuk

mengendalikan

kehamilan.

Meskipun

kontrasepsi

hormonal

menggambarkan kejadian dramatis ditinggalkannya berbagai metode


kontrasepsi tradisional yang dipakai sebelumnya, preparat tersebut juga
menciptakan suatu dilema terapeutik yang unik.2
Ada beberapa macam kontrasepsi hormonal yang saat ini dapat
dipergunakan dan menjadi pilihan untuk wanita. Kontrasepsi hormonal ini
juga dapat diterima dan dilaksanakan oleh pasangan dalam program
keluarga berencana di seluruh dunia.3

B.

PATOFISIOLOGI
1.

Mekanisme kerja estrogen


Estrogen

mempunyai

khasiat

kontrasepsi

dengan

jalan

mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum, atau implantasi. 1


Ovulasi

sihambat

melalui

pengaruh

estrogen

terhadap

hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak


selalu dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung estrogen 50
mikrogram atau kurang. Kalaupun daya guna preparat ini tinggi (9598% menghambat ovulasi), hal itu adalah pengaruh progesteron di
samping estrogen.1
Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen
dosis tinggi (dietil stilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada
pertengahan siklus haid. Jarak waktu antara konsepsi dan implantasi
rata-rata 6 hari. Biopsi endometrium yang dilakukan setelah pemberian
estrogen

dosis

tinggi

pasca

konsepsi

menunjukkan

efek

antiprogesteron, yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum


di percepat dengan pemberian estrogen pasca konsepsi.1
Efek samping esterogen :

Mual, muntah, oedem, rasa berat pada tungkai bawah, dapat jadi
gemuk.

Hipertensi, sakit kepala.

Mudah tersinggung, mastalgia, gangguan fungsi hati, timbul


chloasma pada wajah

2.

Mekanisme kerja progesteron


Fungsi
implantasi

progesteron
dan

ialah

menyiapkan

mempertahankan

endometrium

kehamilan.

untuk

Disamping

progesteron mempunyai pula khasiat kontrasepsi, sebagai berikut: 1

itu

a. Lendir serviks mengalami perubahan menjadi lebih pekat, sehingga


penetrasi dan transportasi sperma selanjutnya lebih sulit
b. Kapasitas sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitas diperlukan
sperma untuk membuahi sel telur dan menembus rintangan
disekeliling ovum.
c. Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan
ovum dalam tuba akan terhambat.
d. Implantasi dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi.
Walaupun ovulasi dapat terjadi, produksi progesteron dari korpus
luteum akan berkurang sehinga implantasi dihambat.
e. Penghambatan

ovulasi

melalui

fungsi

hipotalamus-hipofisis-

ovarium.
Efek samping progesterone :

Langsung: Varices, obstipasi, kaki rasa kejang, fluor albus, lendir


serviks jadi kental.

Tidak Langsung: Lekas marah, depresi, apati, lekas capek,


metrorrhagia, hipermenorrhoea.

C.

BENTUK PEMBERIAN
Pemberian kontrasepsi dapat berbentuk tablet dan berupa depo
injeksi. Kontrasepsi oral biasanya dikemas dalam satu kotak yang berisi
21 atau 22 tablet, dan sebagian kecil ada yang berisi 28 tablet dengan 6
atau 7 tablet terakhir berupa plasebo sehingga tidak perlu lagi istirshat 6
atau 7 hari. Minipil digunakan tanpa masa istirahat yang terdiri dari 35
tablet.

Sediaan

depo

injeksi

dapat

berupa

injeksi

mikrokristalin

(depoprovera) atau cairan minyak dari asam lemak steroid ester


(noristerad). Sediaan esterogen gestagen dibagi menjadi kombnasi
onofasik, bertingkat, dan sekuensial bifasik. Sediaan yang mengandung
gestagen saja seperti minipil, depo injeksi, AKDR yang mengandung
progesteron dan implant. Sediaan yang mengandung esterogen saja

hanya terbatas pada penggunaan pasca koitus atau postkoital pil


(postcoital pil).
Sediaan kombinasi (monofasik)
Sediaan

kombinasi

merupakan

sediaan

yang

paling

banyak

digunakan, setiap tablet mengandung 20-100 mg etinilestradiol dan


gestagen dengan dosis tertentu.
Pada pemilihan berbagai jenis kontrasepsi oral yang terpenting
adalah

yang

memiliki

khasiat

kontrasepsi

yang

paling

sedikit

kegagalannya. Meskipun harus mimilih jenis yang memiliki efek samping


yang paling sedikit, ini bukan merupakan prioritas utama dalam pemilihan
kontrasepsi. Semua jenis kombinasi memiliki keampuhan yang sama
tetapi belum tentu setiap individu memiliki kenyamanan yang sama.
Kebanyakan efek samping disebabkan oleh kandungan estrogen dalam
sediaan tersebut sehingga pil kontrasepsi dibagi menjadi pil dengan
estrogen rendah ( 20-35 mg) dan pil dengan dosis estrogen tinggi ( 50
mg). Pada dasarnya pilihlah sediaan dengan dosis estrogen rendah.
Penggunaan dosis tinggi hanya dibenarkan pada kasus-kasus yang terjadi
perdarahan pada penggunaan sediaan dengan dosis estrogen rendah.
Menentukan dosis estrogen pada pil kontrasepsi jauh lebih mudah
bila dibandingkan dengan menentukan dosis gestagen karena hampir
semua gestagen memiliki struktur kimia dan proses metabolisme yang
hampir sama. Berdasarkan struktur kimia dan metabolismenya, jenis
gestagen yang ada dalam pil kontrasepsi dibagi dalam 3 kelompok, yaitu
turunan nortestosteron, progesteron dan gonane. Kalau dilihat begitu
banyak jenis gestagen yang tersedia, timbul pertanyaan jenis gestagen
mana yang memiliki efek yang kuat terhadap penekanan ovulasi.
Pertanyaan ini sulit dicari jawabannya karena ada gestagen yang efeknya
terhadap endometrium begitu kuat, tetapi efek terhadap penekanan

gonadotropin tidak begitu kuat meskipun ikatan reseptor terhadap


endometrium dan hipofisis sama-sama kuat. Terjadinya perbedaan kerja
tiap-tiap gestagen tersebut meskipun ikatan reseptornya sama kuat ,
masih belum diketahui secara pasti. Agar tidak begitu membebani tubuh
dan juga agar tidak memberikan terlalu banyak efek samping, hampir
semua pil kontrasepsi yang ada saat ini mengandung estrogen dan
gestagen dosis rendah, yang dahulu dianggap tidak mungkin.
Agar gestagen dosis tinggi tidak digunakan, mulai dicari cara untuk
mengurangi dosis gestagen suatu kontrasepsi oral, misalnya dengan cara
membuat sediaan kombinasi bertingkat ( sediaan dua tingkat atau
modifikasi tiga tingkat)
Sediaan sekuensial (bifasik)
Pembuatan sediaan bifasik berdasarkan pemikiran bahwa siklus
haid seorang wanita normal adalah bifasik berupa fase folikuler dan fase
sekresi (fase estrogen dan fase progesteron). Jadi, pemberian sediaan
sekeunsial mirip siklus haid yang normal, karena biar bagaimanapun
pemberian progesteron pada awal siklus haid seperti pada pemberian pil
kombinasi monofasik adalah tidak fisiologik.
Pada sediaan kombinasi monofasik, estrogen dan progesteron
secara

bersamaan

menekan

sekresi

gonadotropin

sehingga

tidak

diperlukan dosis tinggi, sedangkan pada sediaan sekuensial esterogen


sendiri saja yang menekan sekresi gonadotropin, sehingga dengan
sendirinya diperlukan dosis estrogen yang tinggi. Kemungkinan terjadi
kehamilan

pada

penggunaan

sediaan

sekuensial

lebih

besar

bila

dibandingkan penggunaan pil kombinasi monfasik. Karena pada sediaan


sekuensial fase pertamanya hanya mengandung progesteron, tidak
dijumpai adanya penekanan terhadap lendir serviks dan endometrium,
sedangkan pada sediaan kombinasi monofasik sejak awal telah terjadi

penekanan

terhadap

produksi

lendir

serviks

oleh

esterogen

dan

progesteron. Lagipula untuk mendapatkan efek kontrasepsi yang baik


dosis estrogen dalam sediaan sekuensial haruslah tinggi dan ini dapat
menyebabkan terjadinya keputihan dan timbulnya perdarahan bercak,
yang

pada

akhirnya

akan

menimbulkan

ketidaknyamanan

bagi

pemakainya. Selain itu, dosis estrogen yang tinggi merupakan resiko


terjadinya

tromboemboli

dan

keganasan

pada

endometrium.

Pada

sediaan kombinasi monofasik karena sejak awal efek estrogen telah


dipengaruhi oleh gestagen, kemungkinan terjadi efek samping akibat
estrogen jauh lebih kecil. Atas dasar inilah akhirnya yang paling banyak
digunakan adalah pil kombinasi monofsik.
D.

Macam-macam kontrasepsi hormonal


Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam
kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi oral (Pil), kontrasepsi suntikan,
dan kontrasepsi implant.
1.

Kontrasepsi Oral (Pil)


a.

Pil kombinasi
Kontrasepsi oral yang kini paling sering dipakai terdiri atas
kombinasi estrogen dengan preparat progesterone (=gestagen,
progestagen), yang sangat efektif dari beberapa kontrasepsi, dan
banyak perempuan lebih menerimanya. Pil ini diminum setiap hari
selama 3 minggu dan dihentikan pemakaiannya selama 1 minggu
(tanpa pil atau plasebo) ini biasanya akan terjadi perdarahan dari
uterus akibat penghentian pemakaian obat. Estrogennya ialah etinil
estradiol atau mestranol, dalam dosis 0,05; 0,08; atau 0,1 mg per
tablet. Progestinnya bervariasi : Nortestosteron yang merupakan
androgen, Hydroxyprogesteron yang merupakan progesteron, atau
mempunyai pengaruh estrogen instrinsik. Daya guna teoritis hampir
100% (tingkat kehamilan 0,1/100 tahun wanita). Daya guna

pemakaian ialah 95-98% efektif (tingkat kehamilan 0,7/100 tahun


wanita).1,2,4

Kontraindikasi
Kontraindikasi

mutlak

pemakaian

pil

kombinasi

ialah

terdapatnya riwayat tromboflebitis atau tromboflebitis, kelainan


serebrovaskular, fungsi hati tidak atau kurang baik, keganasan
pada payudara dan alat reproduksi, kehamilan dan varises
berat.1,4
Kontraindikasi relatif ialah hipertensi, perdarahan abnormal
pervaginam yang tidak jelas sebabnya, laktasi, fibromioma
uterus, penyakit jantung atau ginjal, dan lain-lain. 1

Mekanisme Kerja
Preparat steroidal gabungan estrogen-progestin memiliki
khasiat kontrasepsi yang multipel. Salah satu efek yang penting
adalah mencegah ovulasi yang hampir dipastikan akan terjadi
lewat

supresi

faktor-faktor

pelepasan

hipotalamus,

yang

selanjutnya menimbulkan sekresi hormon FSH dan LH yang tidak


tepat oleh kelenjar hipofise. Efek kontrasepsi lainnya yang
diinduksi oleh preparat steroid kombinasi adalah perubahan
maturasi endometrium yang membuatnya tidak tepat untuk
implantasi yang berhasil bila blastokista akan terbentuk dan
produksi lendir serviks yang menghalangi penetrasi sperma.
Peranan yang mungkin terdapat pada perubahan motilitas tuba
dan uterus yang ditimbulkan oleh hormon-hormon tersebut, bila
ada, masih belum jelas. Sebagai konsekuensi kerja preparat
kontrasepsi oral kombinasi.
Esterogen plus progestin ini, bila diminum setiap hari
selama

minggu

dari

setiap

minggu,menghasilkan

perlindungan mutlak terhadap pembuahan. Namun demikian


pengecualian yang penting adalah periode sekitar 1 minggu

sesudah pemberian kontrasepsi oral. Sebenarnya pada wanita


dengan folikel yang matur dan segera akan mengalami ovulasi
yang spontan, maka ovulasi sesungguhnya dapat dipicu dengan
memulai pemberian kontrasepsi oral dalam situasi ini.2,3,5,7

Cara makan pil


Pil pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Pada
pasca persalinan, pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40
hari, sedangkan pasca keguguran 1-2 minggu pasca kejadian.
Usahakan minum pil pada waktu yang sama, seperti sehabis
makan malam pada tiap harinya. Tiap pagi dilakukan kontrol
apakah pil tadi malam sudah diminum. Jika lupa 1 pil, minumlah
segera disaat ingat. Jika lupa 2 pil berturut-turut, minum 2 pil
segera ketika ingat dan 2 pil lagi pada waktu biasanya pada hari
berikut. Pada keadaan in mungkin terjadi spotting. Jika lupa 3 pil,
kemungkinan hamil menjadi besar.
Sangat

dianjurkan

pemeriksaan

sitologi

vagina

dan

pemeriksaan payudara setahun sekali.

Efek samping
Pil kombinasi estrogen plus progestin yang diminum 3
minggu dari setiap 4 minggu, merupakan bentuk kontrasepsi
reversibel paling efektif yang tersedia. Angka kegagalan 0,32 per
100 tahun wanita atau lebih rendah pernah tercatat (Vassey dkk,
1982).2
Efek

menguntungkan lainnya

yang

pernah

dilaporkan

adalah berkurangnya jumlah darah menstruasi, menurunnya


insiden dismenore, kista ovari fungsional serta salpingitis, dan
lebih sedikitnya keluhan premenstruasi; berkurangnya insiden
kanker endometrium dan ovarium; penurunan frekuensi berbagai

penyakit payudara yang benigna serta mungkin pula kanker


payudara; dan lebih sedikitnya insiden artritis rematoid.1,5
Efek samping yang merugikan dapat dibagi dalam 2
golongan, yaitu efek samping yang ringan dan efek samping
yang berat. Efek samping ringan dapat berupa pertambahan
berat badan, perdarahan diluar daur haid, enek, depresi,
alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi
cairan, dan keluhan gastrointestinal. Efek samping ini akan
hilang

dan

berkurang

dengan

sendirinya.

Umumnya

efek

samping ini timbul beberapa bulan pertama pemakaian pil.1,4


Efek samping yang berat adalah tromboemboli, yang
mungkin

terjadi

karena

peningkatan

aktivitas

faktor-faktor

pembekuan, atau mungkin juga pengaruh vaskuler secara


langsung. Pengguna kontrasepsi oral, terutama wanita diatas 35
dan merokok, meningkatkan resiko infark miokard dan stroke.
Penyakit arterial sebagian besar dihubungkan dengan efek dari
progesteron. Kontrasepsi oral juga meningkatkan tekanan darah,
kadang-kadang sampai ke tahap hipertensi. Volume darah
ditingkatkan

oleh

retensi

cairan,

dan

sekresi

angiotensin

bertambah.1,4
b. Pil sekuensial
Diberikan estrogen selama 14-15 hari pertama, selanjutnya
kombinasi estrogen dan progesteron selama 7 hari lalu 7 hari tidak
makan pil. Pada akhir minggu ke-4 akan terjadi withdrawal
bleeding.
Khasiatnya untuk menghambat ovulasi. Cara pemakaian, efek
samping dan kontraindikasi sama dengan pil kombinasi.
Keuntungan :

Perubahan pada endometrium mendekati keadaan alamiah

Perdarahan/spotting jarang terjadi

Jumlah darah haid biasa/normal

Efek samping sedikit

Kekurangan:

Kegagalan lebih tinggi

Efek samping pada wanita yang peka terhadap oestrogen lebih


banyak.

c. Pil mini
Pil mini mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Dosis
progestinnya pun kecil; 0,5 mg atau kurang. Pil mini harus diminum
tiap hari, juga pada waktu haid.1,2,4
Pencegahan kehamilan mungkin karena pengaruh terhadap
motilitas tuba, korpus luteum, endometrium dan lendir serviks serta
pencegahan ovulasi.
Indikasi :
1.

Kontraindikasi

estrogen

atau

tidak

cocok dengan estrogen.


2.

Umur diatas 35 tahun.

3.

Perokok

4.

Hipertensi

5.

Menyusui

6.

Pasien diabetes.4

Kontraindikasi
1. Sebelumnya pernah hamil ektopik
2. Kista ovarium
3. Kanker payudara
4. Penyakit hati aktif, penyakit arterial, obat seperti valproate,
spironolaktone, dan meprobamate.3
Mekanisme Kerja

Para peneliti belum mengetahui benar mengenai mekanisme


kerjanya, tetapi mungkin sekali pencegahan kehamilan terjadi oleh
gabungan beberapa efek, termasuk motilitas tuba, pengaruh
terhadap korpus luteum, endometrium, lendir serviks, dan juga
pencegahan ovulasi.1 Tidak seperti pil kombinasi, pil mini dapat
menghambat

ovulasi.

Tetapi,

keefektifannya

menimbulkan

pembentukan mukus serviks yang menghalangi penetrasi sperma


serta

mengubah

maturasi

endometrium

yang

cukup

untuk

mencegah keberhasilan implantasi blastokist. Karena mukus tidak


akan tahan lebih dari 24 jam, pil mini yang diminum pada waktu
yang sama tiap hari akan efektif.2,5
Keuntungan
Pil mini efek minimal pada metabolisme karbohidrat dan koagulasi,
dan tidak menyebabkan eksaserbasi hipertensi. Dapat ideal bagi
beberapa

wanita

yang

memiliki

faktor

resiko

komplikasi

kardiovaskuler. Disini termasuk juga wanita yang memiliki riwayat


trombosis, hipertensi, atau migren, atau wanita lebih dari 35 tahun
dan perokok. Pil mini juga pilihan yang tepat bagi ibu menyusui.5
Kerugian
Kekurangan utama dari pil mini adalah kegagalan kontrasepsi.
Dengan

kegagalan,

relatif

meningkatkan

proporsi

kehamilan

ektopik. Adapun efek samping utama pil mini beberapa perdarahan


tidak teratur, dan spotting.1,5
d. Kontrasepsi Postkoitus
Isi: Lynoral atau Stillbestrol. Dosis: sangat tinggi yaitu
Stillbestrol 25-50 mg atau Lynoral 1 mg. Stilbestrol yang diberikan
setelah

senggama

untuk

mencegah

kehamilan

yang

tidak

diinginkan, dikenal dengan instilah morning-after pill. Kuchara


(1971) melaporkan tidak terjadinya kehamilan pada 1.000 orang
wanita yang tidak mendapatkan perlindungan kontrasepsi secara

memadai pada saat senggama namun dalam waktu 3 hari mulai


menggunakan stilbestrol, 25 mg dua kali sehari, selama 5 hari
berikutnya.2
Alat kontrasepsi darurat yang dikenal denganMorning After
Pill kian populer terutama di masyarakat barat yang dikenal permisif
dalam

masalah

seks. Morning

After

Pill termasuk

jenis

alat

kontrasepsi darurat yang idealnya hanya dipakai pada kondisi


pelaku hubungan seks tidak menginginkan terjadinya pembuahan
padahal,

saat

melakukan

hubungan

seks

mereka

tidak

menggunakan alat kontrasepsi apapun baik itu pil, spiral, susuk


atau bahkan kontrasepsi instan seperti kondom.1,2
Mekanisme kerja senyawa ini belum dipahami sepenuhnya
tetapi sangat besar kemungkinannya terdapat gangguan implantasi
dengan

cara

tertentu.

Nusea

dan

vomiting

merupakan efek

samping yang umum terjadi. Efek teratogenik yang mungkin


terdapat pada pemakaian obat tersebut harus dipikirkan bila
kehamilan

tetap

terjadi.

Pencegahan

kehamilan

juga

pernah

dilaporkan dengan pemakaian etinil estradiol atau preparat ekuina


estrogen konjugasi (Premarin) kalau diminum dengan dosis tinggi
selama waktu beberapa hari.2
Yupze dkk. (1982) menggunakan preparat estrogen plus
progestin dimana kombinasi tersebut digunakan dalam 2 kali
pemberian dengan interval waktu 12 jam yang dimulai dalam waktu
72 jam setelah senggama. Pada suatu uji coba yang melibatkan 692
orang wanita, angka kehamilan yang terlihat pada para wanita
tersebut adalah 1,6 persen.2

2. Kontrasepsi suntikan
Suntikan hormonal adalah hormon steroid yang dipakai untuk
keperluan kontrasepsi dalam bentukan suntikan. Untuk mengatasi

kerepotan dari pelaksanaan dari Pil Mini, maka preparat injeksi


diperkenalkan.3,8
Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron
enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone
acetat (DPMA). Suntikan diberikan pada hari ke 3 5 pasca persalinan,
segera setelah keguguran.
Contoh preparat :

Suntikan progestin
o Depomedroxyprogesteron

acetate

(DMPA).

Preparat

DEPOPROVERA
o Norethisterone enanthate (NETO / NEE/Net-En). Preparat:
NORISTERAT

Suntikan kombinasi dari estrogen dan progesteron yang diberikan


tiap bulan. Depo Medroxy Progesteron Acetat 25 mg + Estradiol
Sipionat 5 mg. Preparat: CYCLOFEM

3,8

Dua preparat tersebut dapat digunakan untuk penggunaan


waktu yang panjang. Medroxyprogesterone acetat 150 mg setiap 3
bulan serta 300 mg setiap 6 bulan, sedangkan norethisterone
oenanthate 200 mg 2 bulan. Suntikan diberikan pada hari ke 3-5 hari
pasca persalinan, segera setelah keguguran, dan pada masa interval
sebelum hari kelima haid. Teknik penyuntikan ialah secara injeksi
intramuskular
deltoideus.

di

daerah

m.

Gluteus

maksimus

atau

1,3,4,11

Kontraindikasi

dalam,
8

DMPA dan Net-En

Kehamilan

Perdarahan abnormal uterus

Karsinoma payudara

Karsinoma traktus genitalia (kecuali karsinoma endometrium)

Penyakit hati

Kelainan tromboemboli

Diabetes Melitus

Nulipara

DMPA 25 mg + Estradiol Sipionat 5 mg

Kehamilan

Perdarahan abnormal uterus

Karsinoma payudara

Karsinoma traktus genitalia (kecuali karsinoma endometrium)

Penyakit hati

Kelainan tromboemboli

Diabetes Melitus

Nulipara
Sekresi abnormal dari puting susu dan

tidak sementara menetekkan bayinya


Pemakaian

obat-obatan

barbiturat,

antikonvulsan, rifampisin, steroid sistemik, obat-obatan yang


mempengaruhi sistem kardiovaskuler atau hepatik atau obat
yang digunakan sebagai profilaksis untuk jangka panjang
terhadap sistem kardiovaskuler atau hepatik.
Mekanisme Kerja

DMPA :

2,3,4,5,8

Menghambat ovulasi

Mempengaruhi endometrium sehingga menghambat implantasi


dari blastosis

Mengubah lendir serviks menjadi lebih kental

Menghambat transportasi ovum melalui saluran tuba.

NEE/Net-EN :

Mekanisme

kerja

Net-En

serupa

dengan

DMPA,

tetapi

ada

perbedaan sedikit, Net-En tidak begitu kuat menghambat hipofisis

dan

hipotalamus,

tetapi

cukup

hanya

dengan

mengganggu

keseimbangan FSH dan LH.

DMPA 25 mg + Estradiol Sipionat 5 mg :

Mekanisme kerja nya sama dengan DMPA. Penambahan estrogen


dimaksudkan agar endometrium berada dalam keadaan yang sama
dengan siklus haid normal.
Keuntungan
Keuntungan pada preparat suntikan medroksiprogesteron asetat
(Depo-Provera) adalah keefektifan dengan preparat kotrasepsinya
yang sebanding dengan preparat kontrasepsi oral kombinasi. Kerjanya
yang berlangsung lama dengan penyuntikan yang diperlukan hanya
sebanyak dua hingga empat kali setahun. Laktasi yang cenderung
untuk tidak terganggu dan dapat digunakan oleh wanita > 35 tahun.

2,5

Kerugian
Kerugian yang ditimbulkan adalah gangguan haid berupa siklus
haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, perdarahan yang tidak teratyr atau perdarahan bercak yang
biasanya dirasakan pada bulan pertama penyuntikan serta amenore
yang timbul pada kebanyakan wanita setelah satu atau dua tahun
setelah penyuntikan. Keadaan anovulasi yang berlangsung lama
sesudah pemakaiannya dihentikan. Berat badan bertambah, sakit
kepala. Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin
ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDLkolesterol.

2,5,8

Waktu Pemberian
a. Pasca persalinan
1). Hari ke 3-5 post partum atau setelah 6 minggu post partum
dan sebelum berkumpul dengan suami.
2). Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus
1). Segera setelah dilakukan kuretase atau sebelum 14 hari.
2). Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval
1). Hari kelima menstruasi
2). Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

3. Kontrasepsi implant
Kerepotan untuk datang ke klinik dan ketergantungan pada
suntikan dapat diatasi dengan inplant subdermal long acting (3-5
tahun). Sistem Norplant, yang memberikan progestin levonorgestrel
dalam sebuah wadah silastik yang ditanamkan intradermal.2,3
Norplant I berisi 6 kapsul silastik (polydimethyl silaxone)
masing-masing berisi 36 mg. Levonorgestrol suatu sintetik progestin
dalam bentuk kristal kering dimana ujung-ujungnya ditutup dengan
silastic medical grade adhesive dengan diameter 2,4 mm dan panjang
3,4 cm. Melepaskan 85 g per hari selama 3 bulan, 50 g tiap hari
sampai 18 bulan dan setelah itu sampai tingkat akhir 30 g. Implant ini
efektif untuk 5 tahun.

3,8

Norplant II memiliki 2 tangkai mengandung masing-masing 70


mg levonorgestrel. Tiap tangkai melepaskan 50 g hormon tiap hari
dan memberikan proteksi untuk 3 sampai 5 tahun. 3,8
Indikasi

Wanita yang sudah punya anak dan tidak ingin hamil dalam waktu 5
tahun atau tidak ingin anak lagi tetapi tidak mau mengalami proses
implantasi.

Tidak cocok dengan estrogen dan AKDR.

Kontraindikasi

Hamil atau diduga hamil

Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya

Kanker payudara, jenis kanker lain yang ada kaitannya dengan


ketergantungan hormon

Penyakit hati akut

Gangguan tromboemboli atau thrombophlebitis

Penyakit jantung koroner atau gangguan serebrovaskuler

Diabetes melitus

Mekanisme Kerja
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir serviks menjadi kental
3. Menekan perkembangan siklik endometrium sehingga mengganggu
proses implantasi

1,8,11

Efek Samping
Efek samping utama dari kontrasepsi progestin adalah gangguan siklus
haid berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan
amenorea. Nyeri kepala terutama disertai pandangan kabur, nyeri
perut bagian bawah/nyeri panggul, Norplant hilang, nyeri payudara,
ikterus, thrombophlebitis, thromboemboli, gangguan libido, depresi,
perubahan berat badan, mual, pusing, dan gelisah.1,8
Implanon implanon adalah jenis kontrasepsi susuk tidak terdegradasi
yang terdiri dari simpai kopolimer etilen-viniasetat (EVA) sebagai
pembawa substansi aktif senyawa progestin 3-keto-dogestrel (3-ketoDSG). Bentuknya batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan
diameter 2 mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter
khusus berbentuk semprit sekali pakai dalam kemasan steril kantong
aluminium.11
Implanon memiliki keuntungan dengan menggunakan satu tangkai
berisi 67 mg desogestrel. Impalnon hanya menggunakan implant
progesteron. Dan mengeluarkan 30 g per hari dan implant tetap
efektif sampai 3 tahun.3,4
Indikasi

Sebagai kontrasepsi jangka panjang untuk menjarangkan / dan / atau


mengakhiri kesuburan selama laktasi, serta bila penggunaan estrogen
merupakan kontraindikasi.11
Kontraindikasi Relatif
Diduga atau diketahui hamil, tromboemboli aktif, perdarahan vagina
tanpa sebab jelas, penyakit hati akut, tumor jinak atau ganas, dan
dugaan menderita kanker payudara.11
Mekanisme Kerja
Implanon menghalang ovulasi, dinding endometrium menipis maka
menyukarkan penempelan embrio. Mukus di kawasan serviks juga
menebal menyukarkan sperma untuk berenang ke kawasan uterus.

10

Efek Samping
Terutama berupa gangguan siklus haid, yaitu perdarahan tak teratur
dan amenore. Aliran haid menjadi sedikit dan sakit ketika haid
berkurang. Menyebabkan kitaran yang tidak tetap atau tidak datang
haid bagi beberapa bulan. Semua peringatan, efek samping, dan
perhatian khusus yang berlaku untuk metode kontrasepasi yang hanya
mengandung progesterone juga berlaku untuk Inplanon.10,11
4. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR / IUD )
AKDR adalah alat yang terbuat dari polietilen dengan atau tanpa
metal / steroid dan ditempatkan dalam rongga rahim.8
Dimasa lampau AKDR dibuat dalam berbagai bentuk dan bahan
berbeda-beda, saat ini AKDR yang tersedia di seluruh dunia hanya 3
tipe saja :
1. Inert, dibuat dari plastik (Lipppes Loop) atau baja anti karat (The
Chinese Ring)
2. Mengandung tembaga, CuT 380 A, CuT 200 C, Multiload ( ML Cu 250
dan 375 ) dan Nova T
3. Mengandung
levonorgetrel.8

hormon

steroid

seperti

progesteron

dan

Salah satu AKDR yang saat ini beredar adalah yang berbentuk T,
yang mengandung
mengandung

38

progesteron atau levanorgestrel, AKDR yang

mg

progesteron

akan

melepaskan

65

mg

prgesteron dan disimpan dalam endometrium. Kadar yang dikeluarkan


tersebut terlalu rendah sehingga tidak memiliki efek sistemik, dan
fungsi ovarium pun tidak terpengaruh sama sekali.
Mekanisme kerja untuk AKDR yang mengandung hormon progesteron :
1. Gangguan proses pematangan proliferasi-sekretoris sehingga timbul
penekanan

terhadap

implantasi

endometrium

dan

terganggunya

proses

( endometrium tetap dalam fase proliferasi )

2. Lendir serviks lebih kental / tebal karena pengaruh progestin.


3. Menekan ovulasi
Preparat

4,8,16

levonogestrel

(Mirena).

Preparat

ini

melepaskan

levonogestrel ke dalam uterus secara relatif 20 g per hari, dimana


menurunkan efek sistemik dari progestin. Terbuat dari T-shaped
struktur polyethylene memiliki batang yang dibungkus dengan silinder
polydimetilsiloxane
kecepatan
normal.

4,5

Indikasi

pelepasan

levonogestrel
hormon.

Dan

campuran

untuk

dimasukkan

mengatur

seperti

AKDR

Menyukai metode kontrasepsi yang efektif, berjangka panjang,


tetapi belum menerima metode permanen saat ini.

Menyukai metode praktis (tidak perlu metode barrier atau menelan


pil setiap hari).

Punya anak satu atau lebih

Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi

Wanita perokok berat (? 15 batang rokok sehari), umur 35 tahun

Berisiko rendah mendapat PMS

Kontra Indikasi

Dugaan hamil

Sedang atau sering terkena infeksi panggul (gonorea, chlamidia)


atau servisitis dengan cairan mukopurulen

Menderita keputihan berbau dari saluran serviks/gonorea atau


servitis chlamedia.

Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya

Kembalinya kesuburan dengan cepat setelah pencabutan AKDR


adalah keuntungan dari AKDR, selain itu AKDR efektif sampai 3 tahun.
Angka kegagalan pengguan Mirena 0,1 % dmana lebih rendah
dibandingkan CuT 380 A.4,5
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro Hanifa, Bari Saifuddin Abdul, Rachinhadhi Trijatmo, editor.
Kontrasepsi Hormonal. In: Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo; 2007. Hal 543 556.
2. Contraception, Chapter 32. William Obstetrics. 22th ed. Cunningham :
McGraw-Hill Companies. 2007
3. VG Padubidri, Ela Anand. Birth Control. In: Prep Manual For
Undergraduates Gynecology. New Delhi: Elsevier: 2005.
4. Hanretty Kevin P. Contraception. In: Obstetrics Illustrared. 6th ed.
Glasgow. 2003.
5. Baziad Ali. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirodihardjo; 2002.
6.
7. Pil KB dan Cara Kerjanya. [cited 2008 Mar 12]; 3 screens. Available in
http://www.medicastore.com/oc/pilkbplus.htm
8. Manoe IMS Murah, Rauf Syahrul, Usmany Hendrie, editor. Kesehatan
Reproduksi Wanita. In: Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan
Ginekologi. Ujung Pandang: Bagian SMF Obstetri Dan Ginekologi FKUH:
1999.
9. Hormon Implants. [cited 2008 Feb 28]; 2 screens. Available in
http://www.wramc.army.mil/Patients/diseases/wh/c6/Pages/s6.aspx

10. Perancangan Keluarga. [cited 2008 Mar 2008]; 8 screens. Available


in http://www.metromaternity.com/contraceptive-m.html
11. Mansjoer Arif, dkk, editor. Kontrasepsi. In: Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 1. 3rd ed. Jakarta. Media Aesculapius FKUI. 2001.
12. After Morning Pill Populer di Barat. [Online] 2002 Sep 10 [cited
2008 Apr 1]; 1 screen Available in
www.pdpersi.co.id/images/news/content/morning.jpg
13. Bird control. [cited 2008 Mar 12]; 6 screens. Available in
birthcontrolbuzz.com/uploads/file-398_md.jpg
14. Image. [cited 2008 Apr 1]; 1 screen; Available in
http://www.profamilia.org.co//200501211403100.02.jpg
15. Contaception (medical methods). [Online] 2008 Feb 16;[cited 2008
Mar 12];14 screens.Available in
http://en.citizendium.org/wiki/Contraception
16. Contraception. [Online] 2008; [cited 2008 Mar 12]. Available in:
http://www.about.com/contraception/ss/watersex_6.htm
1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. 2007.

Ilmu

Kandungan (edisi ke-9). Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,


Jakarta, hal 915-924.
2. Hartono H. editor 1996. Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat
Kontrasepsi. BKKBN, Jakarta.
3. Latif,

Omnia

Samra,

MD.

2011.

Contraception.

http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview,
Februari 2011).

(Online).
diakses

(
22

You might also like