You are on page 1of 2

MEMENUHI KEBUTUHAN CAIRAN SAAT BERPUASA

dr. Shinta Nareswari


Cairan merupakan bagian penting dari tubuh kita. Bahkan, sekitar 60-70% tubuh kita
tersusun dari air. Untuk itulah selama bulan puasa, kita perlu memperhatkan
kebutuhan cairan tubuh dan berusaha memenuhinya agar tubuh tetap sehat dan
berfungsi dengan baik. Terlebih puasa Ramadhan tahun ini berlangsung saat musim
kemarau. Cuaca yang panas dan lembab akan membuat tubuh mudah mengalami
dehidrasi.
Dalam kondisi normal, kebutuhan air saat berpuasa sebenarnya relatif sama
dibandingkan saat tidak berpuasa. Agar tubuh tidak kekurangan cairan selama
berpuasa, kecukupan cairan harus dijaga. Air putih atau cairan elektrolit merupakan
pilihan paling tepat untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Teh dan kopi memiliki
sifat diuretik, yaitu menarik cairan tubuh dan membuangnya lewat air seni. Konsumsi
teh dan kopi akan membuat Anda banyak buang air kecil sehingga cairan keluar dari
tubuh dan membuat cepat haus.
Pada umumnya kebutuhan air seorang dewasa muda adalah 8 gelas (2 liter) per
hari. Konsumsi air bisa dilakukan saat malam yang dibagi sejak maghrib hingga
subuh. Untuk pola konsumsinya bisa dilakukan dengan minum 2 gelas saat berbuka,
4 gelas saat makan malam hingga tidur malam, dan 2 gelas saat sahur. Konsumsi
air berlebih di satu waktu sekaligus tidak dianjurkan karena kapasitas lambung
menampung cairan terbatas. Usus hanya bisa menyerap cairan secara bertahap.
Konsumsi air berlebih tak member ruang bagi makanan dan udara di lambung.
Kebutuhan air bagi mereka yang bekerja ringan di kantor berbeda dengan orang
yang bekerja berat di lapangan yang panas. Pengeluaran air tubuh bagi orang yang
bekerja di lapangan yang panas akan lebih banyak melalui penguapan, pernafasan
dan keringat dibanding orang yang kerja di kantor. Peningkatan suhu lingkunan satu
derajat celcius dari suhu normal dapat meningkatkan sekitar satu gelas kebutuhan
air, belum lagi karena perbedaan aktifitas. Oleh karena itu, pada saat berpuasa
sebaiknya diminimalkan bekerja pada suhu terik matahari dan berkucuran keringat.
Sementara itu, pada suhu dingin, air tubuh umumnya akan banyak keluar melalui

permukaan kulit. Untuk mengatasinya bisa dengan menggunakan pakaian yang


menutupi permukaan kulit tubuh, serta menggunakan pelembab wajah dan kulit.

You might also like