You are on page 1of 15

KKP KLS II PKU

SEKSI PENGENDALIAN RESIKO


LINGKUNGAN
Fitri Mayawati, SKM
Kasie PRL

1. UU No 1 dan No 2 Th 1962 tentang Karantina Laut dan


Karantina Udara
2. Peraturan Kesehatan International (IHR) Th 2005
Kapasitas inti Bandara adalah menjamin lingkungan yang
aman bagi para pelaku perjalanan yang menggunakan fasilitas
yang ada dipintu masuk, mencakup air minum, tempat makan,
catering, toilet, fasilitas pembuangan sampah cair dan padat
yang memadai dengan melakukan pemeriksaan secara berkala.
3. Pedoman Hygiene dan Sanitasi di Penerbangan, Ditjen PPPL
Depkes RI Tahun 1996, kebersihan dalam penerbangan
(pesawat udara) merupakan hal yang perlu mendapatkan
perhatian dan penanganan sejak dini guna memenuhi
pemberian pelayanan dasar yang aman dan nyaman bagi
pengguna jasa seperti penyediaan makanan, cadangan air,
fasilitas penanganan sampah dan toilet
4. KepMenKes RI No. 356 Tahun 2008
Tugas pokok dan fungsi dari KKP adalah pembinaan sanitasi
lingkungan di wilayah Pelabuhan laut dan Udara, salah satunya
pembinaan terhadap transportasi (alat angkut)

Definisi :
Pengawasan sanitasi semua
bagian dalam alat angkut
sehingga alat angkut tersebut
layak dari segi sanitasi untuk
mengangkut/ditinggali orang
sebagai pelaku perjalanan
Jenis Pemeriksaan:
- Rutin
- Berkala
- Khusus
Pengawasan dilakukan
terhadap :
Pengawasan sanitasi kapal laut
Pengawasan sanitasi pesawat
udara

Ketentuan dalam melaksanakan pengawasan


sanitasi
pesawat adalah :
1. Pemeriksaan rutin :
a. kebersihan pesawat
b. persediaan makanan dan air bersih
c. keberadaan serangga dan vektor
2. Pemeriksaan yang dilakukan pada saat terjadi
KLB di
pesawat :
a. membawa desinfektan
b. kantong steril untuk sampel muntahan /
makanan
c. melakukan pemeriksaan

Ketentuan dalam melaksanakan pengawasan


sanitasi
kapal adalah :
1. Pemeriksaan rutin yang dilakukan terhadap
setiap kapal
yang datang --- pengawasan hygiene sanitasi
kapal dan Kelayakan Air Bersih
2. Pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 (enam)
bulan sekali
bersamaan dengan pemeriksaan tanda-tanda
kehidupan
vektor/bpp guna penerbitan SSCC/SSCEC
3. Pemeriksaan yang dilakukan pada saat terjadi
KLB di
kapal

IHR 2005 --- mewajibkan instrumen pemeriksaan


alat angkut dan pemberian sertifikasi ( SSCEC /SSCC )

Ship Sanitation Control Excemption


Certificate
Diberikan
pada
kapal
yang telah
diperiksa
(Sertifikat
Bebas
Pengawasan
Sanitasi
kapal) yang dinyatakan

bersih dan tidak perlu tindakan

Ship Sanitation Control Certificate


(Sertifikat Pengawasan Sanitasi Kapal)

Diberikan pada kapal yang dinyatakan tidak bersih dan


telah dilakukan tindakan pembersihan

Pemeriksaan hygiene Sanitasi kapal / pesawat (alat


angkut)
Tindak lanjut hasil pemeriksaan (sertifikasi atau
pemberian tindakan)
Dilakukan secara teratur :
- kapal penumpang/barang/ : setiap saat kapal
berangkat
tanker/tug boat
dari pelabuhan
- kapal ferry
: secara acak atau tiap 2 minggu
- kapal tunda, tongkang
: berkala 6 bln sekali

2. Kamar awak
kapal/
penumpang

3. Kamar mandi
dan WC

(pencahayaa
n, ventilasi)

1. Dek dlm
kondisi
bersih

PERSYARATAN
HYGIENE SANITASI
KAPAL LAUT

7. Penjama
h
makanan

4. Dapur
tempat
penyimpan
makanan ,
tempat
pencucian
alat-alat
dapur dan
alat-alat
makan/minu
m
5. Kamar

6. Tempat
penyimpanan
bahan makanan

pendingin

2. Kabin
crew
pesawat

3. Dapur
(tempat
penyimpanan
mak-min) &
tempat sampah

4. Pengelolaan
sampah /limbah
-retention tank
(diberi
zat warna)

1. Kabin
Penumpang
(meja,
kantong
muntah)

7. Investasi
serangga
/vektor

PERSYARATAN
HYGIENE SANITASI
PESAWAT UDARA

6. Bagasi

-Limbah dari
pesawat diangkut
dengan kendaraan
khusus dan dibuang
pada tempat
penampungan
khusus untuk air
limbah di pesawat

5. Toilet
(Westafel,
pencahayaan
, dan kaca
rias)

FUMIGASI, DESINSEKSI, DESINFEKSI, DAN


DEKONTAMINASI

Bila terjadi kasus penyakit menular didalam alat angkut


Bila alat angkut datang dari negara terjangkit penyakit
menular dan menimbulkan keresahan dunia
Bila dari hasil pemeriksaan sanitasi alat angkut ditemukan
adanya kehidupan serangga/vector dan binatang penular
penyakit
Bila terdapat penumpang/suspect penyakit menular
Berdasarkan permintaan perusahaan alat angkut yang
bersangkutan

Dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan adanya


tanda-tanda tikus di kapal dan atas permintaan
pihak kapal (nahkoda/pemilik)
Bila atas dasar permintaan kapal, maka mengajukan
surat permohonan yang ditujukan kepada kepala
KKP
Kepala KKP menunjuk BUS (Badan Usaha Swasta)
untuk melakukan Fumigasi dan petugas KKP sebagai
tenaga pengawas
Penilaian dan Pelaporan hasil kegiatan
Evaluasi

Bila kapal/pesawat datang dari daerah terjangkit


penyakit menular yang ditularkan oleh vektor
Bila atas dasar laporan nahkoda/kapten pilot didalam
kapal/pesawat terdapat penumpang/crew/ABK yang
suspek/menderita peyakit menular
Bila dari hasil pemeriksaan kapal/pesawat ditemukan
adanya kehidupan serangga/vektor penular penyakit
Bila ada permintaan nahkoda/pilot/perusahaan
Kepala KKP menunjuk BUS (Badan Usaha Swasta)
untuk melakukan Desinseksi dan petugas KKP sebagai
tenaga pengawas

Bila kapal/pesawat datang dari daerah terjangkit


penyakit menular yang ditularkan oleh kuman / bakteri /
virus atau
oleh kontaminan (agent biologi dan kimia)
Bila dari hasil pemeriksaan kapal/pesawat ditemukan
kasus / suspek penyakit
Bila atas dasar permintaan nahkoda/pilot/perusahaan
Men-dekontaminasi penumpang/crew dengan larutan
dekontaminan yang tepat untuk mengurangi chemical dan
biological agent
Kepala KKP berkoordinasi dengan pihak Adpel dan Kepala
Cabang Angkasa Pura untuk penanganan desinfeksi
Investigasi kepada nahkoda/pilot sesuai prinsip
Epidemiologi (Time, Place, Person)
Penyemprotan interior dan eksterior alat angkut
Bagasi dan barang bawaan dilakukan desinseksi /
desinfeksi
Pemeriksaan water drinking dan water supply

Alhamdulilah..
Wassalammualaikum ww

You might also like