You are on page 1of 5

SCENARIO

Ya Tuhan Darah Apa ini???


Ny. Nirmala, pasien usia 35 tahun datang ke UGD RSU dengan kondisi,
perdarahan tidak henti-hentinya, diantar dukun yang sebelumnya menolongnya untuk
melahirkan. Bayinya selamat dengan berat badan 4000 g. Dari anamnesa ari-ari sudah
keluar 5 menit setelah bayi lahir dan setelah ari-ari lahir keluar darah yang banyak
dari jalan lahir.
Pada pemeriksaan fisik : Uterus 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, KU
composmentis, tampak pucat. Tanda vital TD 90/60 mmHg. N 100x/menit, RR
20x/menit. Pada inspekulo tampak keluar darah aktif dari vagina.
Latar Belakang
Perdarahan setelah melahirkan adalah konsekuensi perdarahan berlebihan
dari tempat implantasi plasenta, trauma traktus genitalia dan struktur disekitarnya atau
keduanya. Dengan demikian, perdarahan postpartum merupakan penjelasan suatu
kejadian, dan bukan diagnosis. Di Inggris separuh kematian ibu disebabkan karena
perdarahan postpartum. Apabila terjadi perdarahan harus dicari etiologik yang
spesifik.
Secara tradisional, perdarahan postpartum didefinisikan sebagai hilangnya
500ml atau lebih darah setelah kala III persalinan selesai. Bagaimanapun hampir
separuh wanita yang melahirkan pervaginam mengeluarkan darah dalam jumlah
tersebut atau lebih, apabila diukur secara kuantitatif. Wanita yang secara normal
selama kehamilan mengalami hipervolemia, biasanya akan mengalami peningkatan
volume sebesar 30 sampai 60 persen. Karenanya ia dapat mentoleransi perdarahan
saat pelahiran yang volumenya mendekati jumlah pertambahan darah selama
kehamilan.
Karena itu, perdarahan selama persalinan pervaginam yang sedikit banyak
melebihi 500 ml berdasarkan pengukuran yang akaurat tidak selalu berarti
penyimpangan. Tetapi di banyak institusi perkiraan perdarahan yang lebih dari 500 ml
seyogyanya menyebabkan ibu mengalami perdarahan berlebih perlu diperhatikan dan
mengingatkan dokter bahwa mungkin terdapat ancaman perdarahan yang berbahaya.

KEY WORD
1. Ari-ari
Nama lainya adalah plasenta, merupakan organ penting bagi janin, karena
sebagai alat pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya.
2. Inspekulo
Prosedur pemeriksaan yang menggunakan alat yang disebut sebagai cocor
bebek atau spekulum yang berguna untuk observasi keadaan genital interna
dari ibu.
DD
1. Hemoragik Post Partum
Pada pelepasan plasenta selalu terjadi perdarahan karena sinus-sinus
maternalis pada tempat insersinya pada dinding uterus terbuka. Biasanya
perdarahan itu tidak banyak sebab kontraksi dan retraksi otot-oto uterus menekan
pembuluh pembuluh darah terbuka sehingga lumennya tertutup, kemudian darah
tersumbat oleh bekuan darah. Seorang wanita sehat dapat kehilangan 500 ml darah
tanpa akibat buruk.
A. Definisi
Istilah perdarahan post partum digunakan apabila perdarahan setelah anak
lahir melebihi 500 ml. Perdarahan primer terjadi dalam 24 jam pertama dan
sekunder sesudah itu.
B. Etiologi
Hal-hal yang menyebabkan perdarahan postpartum ialah : (1) terlepasnya
sebagian plasenta dari uterus; (2) perlukaan jalan lahir; (3) atonia uteri.
Kadang-kadang perdarahan disebbakan kelainan proses pembekuan darah
karena hipofibrinogen.
C. Epidemiologi
Perdarahan post partum dini jarang disebabkan oleh retensi potongan
plasenta yang kecil, tetapi plasenta yang tersisa sering menyebabkan
perdarahan pada akhir masa nifas.1 Kadang-kadang plasenta tidak segera
terlepas. Bidang obstetri membuat batas-batas durasi kala tiga secara agak
ketat sebagai upaya untuk mendefenisikan retensio plasenta shingga
perdarahan akibat terlalu lambatnya pemisahan plasenta dapat dikurangi.
Combs dan Laros meneliti 12.275 persalinan pervaginam tunggal dan

melaporkan median durasi kala III adalah 6 menit dan 3,3% berlangsung lebih
dari 30 menit. Beberapa tindakan untuk mengatasi perdarahan, termasuk
kuretase atau transfusi, menigkat pada kala tiga yang mendekati 30 menit atau
lebih
Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah pada sebelum
hamil dan derajat anemia saat kelahiran. Gambaran perdarahan post partum
yang dapat mengecohkan adalah nadi dan tekanan darah yang masih dalam
batas normal sampai terjadi kehilangan darah yang sangat banyak.
D. Diagnosis
Untuk membuat diagnosis perdarahan postpartum perlu diperhatikan
ada perdarahan yang menimbulkan hipotensi dan anemia. apabila hal ini
dibiarkan berlangsung terus, pasien akan jatuh dalam keadaan syok.
perdarahan postpartum tidak hanya terjadi pada mereka yang mempunyai
predisposisi, tetapi pada setiap persalinan kemungkinan untuk terjadinya
perdarahan postpartum selalu ada. Perdarahan yang terjadi dapat deras atau
merembes. perdarahan yang deras biasanya akan segera menarik perhatian,
sehingga cepat ditangani sedangkan perdarahan yang merembes karena kurang
nampak sering kali tidak mendapat perhatian. Perdarahan yang bersifat
merembes bila berlangsung lama akan mengakibatkan kehilangan darah yang
banyak. Untuk menentukan jumlah perdarahan, maka darah yang keluar
setelah uri lahir harus ditampung dan dicatat.
Kadang-kadang perdarahan terjadi tidak keluar dari vagina, tetapi
menumpuk di vagina dan di dalam uterus. Keadaan ini biasanya diketahui
karena adanya kenaikan fundus uteri setelah uri keluar. Untuk menentukan
etiologi dari perdarahan postpartum diperlukan pemeriksaan lengkap yang
meliputi anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan abdomen dan
pemeriksaan dalam.
Pada atonia uteri terjadi kegagalan kontraksi uterus, sehingga pada
palpasi abdomen uterus didapatkan membesar dan lembek. Sedangkan pada
laserasi jalan lahir uterus berkontraksi dengan baik sehingga pada palpasi
teraba uterus yang keras. Dengan pemeriksaan dalam dilakukan eksplorasi
vagina, uterus dan pemeriksaan inspekulo. Dengan cara ini dapat ditentukan
adanya robekan dari serviks, vagina, hematoma dan adanya sisa-sisa plasenta.

2. Retensio Plasenta
Perdarahan postpartum dini dapat terjadi sebagai akibat tertinggalnya sisa
plasenta atau selaput janin. bila hal tersebut terjadi, harus dikeluarkan secara
manual atau di kuretase disusul dengan pemberian obat-obat uterotonika
intravena. Perlu dibedakan antara retensio plasenta dengan sisa plasenta (rest
placenta). Dimana retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir seluruhnya
dalam setengah jam setelah janin lahir. Sedangkan sisa plasenta merupakan
tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat menimbulkan perdarahan
post partum primer atau perdarahan post partum sekunder.
Sewaktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka
uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan
perdarahan. Gejala dan tanda yang bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus
berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
Sebab-sebab plasenta belum lahir, bisa oleh karena:
1. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
2. Plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan
Apabila plasenta belum lahir sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika
lepas

sebagian

terjadi

perdarahan

yang

merupakan

indikasi

untuk

mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus bisa karena:


1. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta
adhesiva)
2. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis
menembus desidua sampai miometrium.
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,
disebabkan tidak adanya usaha untuk melahirkan, atau salah penanganan kala tiga,
sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi
keluarnya plasenta.
Penanganan perdarahan postpartum yang disebabkan oleh sisa plasenta :

Penemuan secara dini hanya mungkin dengan melakukan pemeriksaan


kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan
perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagian besar pasien akan kembali
lagi ke tempat bersalin dengan keluhan perdarahan

Berikan antibiotika, ampisilin dosis awal 1g IV dilanjutkan dengan 3 x 1g


oral dikombinasikan dengan metronidazol 1g supositoria dilanjutkan
dengan 3 x 500mg oral.

Lakukan eksplorasi (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah


atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan
evakuasi sisa plasenta dengan AMV atau dilatasi dan kuretase

Bila kadar Hb<8 gr% berikan transfusi darah. Bila kadar Hb>8 gr%,
berikan sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari.

You might also like

  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Document30 pages
    Latar Belakang
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Isi Borang Anak
    Isi Borang Anak
    Document8 pages
    Isi Borang Anak
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Refrensi
    Refrensi
    Document3 pages
    Refrensi
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Document2 pages
    Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Refrensi
    Refrensi
    Document3 pages
    Refrensi
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Document30 pages
    Latar Belakang
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • BAB 1 Adekku Ari
    BAB 1 Adekku Ari
    Document5 pages
    BAB 1 Adekku Ari
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Refrensi
    Refrensi
    Document3 pages
    Refrensi
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Document2 pages
    Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document4 pages
    Bab Iii
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Document30 pages
    Latar Belakang
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Laporan Kasus Fixxxxx
    Laporan Kasus Fixxxxx
    Document21 pages
    Laporan Kasus Fixxxxx
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Document2 pages
    Lembar Persetujuan Menjadi Informan
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document8 pages
    Bab Ii
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Lapsus Stroke Hemoragik Ari
    Lapsus Stroke Hemoragik Ari
    Document37 pages
    Lapsus Stroke Hemoragik Ari
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document8 pages
    Bab Ii
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document4 pages
    Bab Iii
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Materi 3
    Materi 3
    Document3 pages
    Materi 3
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Laporan Kasus Apendisitis
    Laporan Kasus Apendisitis
    Document28 pages
    Laporan Kasus Apendisitis
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    100% (1)
  • Bab 1
    Bab 1
    Document5 pages
    Bab 1
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document1 page
    Kata Pengantar
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • PTERIGI
    PTERIGI
    Document19 pages
    PTERIGI
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document5 pages
    Bab 1
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Materi 2
    Materi 2
    Document4 pages
    Materi 2
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document4 pages
    Kata Pengantar
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Daftar Isi Fix
    Daftar Isi Fix
    Document1 page
    Daftar Isi Fix
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Ari Ahdiatul Gozian - Laporan Kasus
    Ari Ahdiatul Gozian - Laporan Kasus
    Document24 pages
    Ari Ahdiatul Gozian - Laporan Kasus
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Caper Referat
    Caper Referat
    Document1 page
    Caper Referat
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet
  • Bab I Referat
    Bab I Referat
    Document54 pages
    Bab I Referat
    Ari Pato Goziano 'eloran'
    No ratings yet