Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN UMUM
II-1
II-2
Palembang melalui perjalanan darat yang berjarak kurang lebih 225 Km dengan
waktu tempuh kurang lebih 4 jam dari kota Palembang melalui jalan lintas
Sumatera dengan kondisi jalan beraspal baik sampai ke kota Lahat. Dari kota
Lahat perjalanan dengan jalan aspal sejauh 5 km melewati pedesaan dengan
melewati sungai Serelo. Kesampaian daerah penambangan PT. Bumi Merapi
PT.dilihat
Bumi Merapi
Energi
Energi dapat
pada Gambar
2.1 di bawah ini.
II-3
GAMBAR 2.1
PETA KESAMPAIAN DAERAH PENAMBANGAN
PT. BUMI MERAPI ENERGI
II.3. Keadaan Iklim dan Vegetasi
Iklim di lokasi penambangan sama dengan iklim di Indonesia pada
umumnya yaitu iklim tropis yang terbagi dalam dua musim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Data cuaca tahun 2010 menunjukkan curah hujan rata-rata
adalah 263,167 mm pertahun dengan suhu udara 21,730C sampai 32,390C serta
kelembaban udara rata-rata mencapai 80,34% , dan rata-rata penguapan 2,17
Mw (Tabel II.1).
Tipe vegetasi utama adalah hutan primer dataran rendah yang
dikategorikan hutan produktif sekitar 300 m3/ha. Jenis flora yang tumbuh pada
hutan ini antara lain kayu meranti, padi, kelapa sawit, durian, kayu seru, dan
kemiring rimba. Selain hutan primer terdapat sedikit perkebunan yang ditanami
karet dan kopi. Adapun tipe fauna yang terdapat pada daerah izin usaha
pertambangan PT. Bumi Merapi Energi dan sekitarnya antara lain monyet,
II-4
siamang, anjing hutan, berbagai jenis ular, berbagai jenis burung, dan babi
hutan.
TABEL II.1
DATA CUACA TAHUN 2010 PADA WIUP PT. BUMI MERAPI ENERGI
II-5
II-6
II-7
Sumber : Sarjono , 1989 ; Rencana Penutupan Tambang PT. Bumi Merapi Energi, 2010
GAMBAR 2.2
STRATIGRAFI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN
II.4.2 Struktur Geologi
Pada daerah Serelo struktur geologi yang berkembang adalah kekarkekar sheared yang pada umumnya berkedudukan N 010 - 020 E/ 50 - 70
dan N 080 E / 60 - 80 dan kekar lainnya N 045 E/80 dan N 280 E/80 .
Sedangkan sesar yang berkembang adalah sesar mendatar geser kanan dengan
II-8
Energi diperlihatkan pada Tabel II.2. Jenis batubara yang ditambang oleh PT.
Bumi Merapi Energi ini menurut ASTM termasuk dalam jenis Subbituminus
(Caloric Value = 5500-7000 Kcal/Kg).
TABEL II.2
II-9
KU
ALITAS BATUBARA PT. BUMI MERAPI ENERGI
II.6 Kegiatan Penambangan Secara Umum pada PT. Bumi Merapi Energi
Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Bumi Merapi Energi
adalah sistem tambang terbuka jenis Strip Mine. Penimbunan tanah penutup
dilakukan dengan cara in-pit dump artinya material overburden ditimbun pada
dumping area yang berada di dalam pit.
II-10
Merek
Daewoo S 500 LCV
Daewoo S 340 LCV
LIU GONG B 180
CAT LG 418
Volvo SD 100 DC
Hino 125 HD 4WD
Hino FM 320
Hino FM 320 Patria
Jenis
Excavator
Excavator
Dozer
Grader
Compactor Vibro
Water Truck
Dump Truck
Dump Truck
Jumlah
3
1
3
1
1
3
3
5
II-11
GAMBAR 2.3
AKTIVITAS PENGUPASAN OVERBURDEN
II-12
GAMBAR 2.4
AKTIVITAS PEMUATAN OVERBURDEN
Jenis Overburden pada tambang batubara PT. Bumi Merapi Energi
adalah lempung (clay). Overburden diangkut dan kemudian ditimbun di
dumping area (Gambar 2.5) yang jaraknya sekitar 250 m dari front
penambangan.
GAMBAR 2.5
PENGANGKUTAN OVERBURDEN PADA DUMPING AREA
II.6.3
Pengangkutan Overburden
II-13
GAMBAR 2.6
PENGANGKUTAN OVERBURDEN
II.6.4
II-14
GAMBAR 2.7
PERATAAN DUMPING AREA DENGAN BULLDOZER
II.6.5
Penggalian Batubara
Kegiatan penggalian batubara (Gambar 2.8) dilakukan setelah lapisan
tanah penutup dipindahkan. Penggalian batubara di PT. Bumi Merapi Energi
dilakukan sejajar jurus (strike) lapisan batubara, kemudian menerus ke arah
kemiringan (dip) endapan sesuai dengan penyebaran batubara. Alat galimuat yang digunakan adalah Excavator Doosan 500LCV type Back Hoe
dengan kapasitas bucket 2,54 m3 (Lampiran C). Pada saat penelitian
dilaksaanakan penggalian batubara hanya dikerjakan oleh satu buah
excavator.
GAMBAR 2.8
AKTIVITAS PENGGALIAN BATUBARA
II.6.6
Pemuatan Batubara
II-15
GAMBAR 2.9
AKTIVITAS PEMUATAN BATUBARA
Posisi ini sangat menguntungkan ketika posisi lapisan batubara yang
akan dimuat lebih tinggi dari posisi alat angkut sehingga cocok untuk sistem
kerja dari excavator back hoe.
II.6.7
Pengangkutan Batubara
Pengangkutan bertujuan untuk memindahkan
batubara
hasil
II-16
GAMBAR 2.10
KEGIATAN PENGANGKUTAN BATUBARA
II-17
GAMBAR 2.11
PENIMBUNAN BATUBARA DI ROM STOCK
II.6.8
(curative)
maupun
tidak
langsung
(preventive).
Untuk
mengeluarkan air dari lokasi penambangan yang berasal dari air hujan
maupun air tanah, PT. Bumi Merapi Energi menggunakan sistem langsung
dengan menggunakan pompa Sykes HH 150 (Gambar 2.12). Sebagian
volume air pada daerah tambang tertampung pada main sump yang berada di
tengah pit (Gambar 2.13). Selanjutnya air tambang dipompa ke kolam
pengendapan lumpur (KPL) sebelum dialirkan ke sungai. Pada PT. Bumi
Merapi Energi kolam pengendapan lumpur dibuat bertingkat (Gambar 2.14)
dengan tujuan agar air tambang yang akan dibuang ke lingkungan semakin
aman dan sesuai dengan mutu baku lingkungan.
II-18
GAMBAR 2.12
PENGERINGAN PIT DENGAN POMPA SYKES HH 150
GAMBAR 2.13
MAIN SUMP
II-19
GAMBAR 2.14
KOLAM PENGENDAPAN LUMPUR (KPL)
II.6.9
GAMBAR 2.15
WATER TRUCK HINO 125 HD 4WD
Tambang terbuka sangat dipengaruhi oleh cuaca oleh sebab itu
aktivitas ini sangat penting untuk mencegah debu yang beterbangan baik
akibat pengggalian overburden ataupun penggalian batubara. Namun
yang paling banyak menghasilkan debu adalah dari jalan tambang.
II-20
GAMBAR 2.16
PERAWATAN JALAN DENGAN GRADER
3. Pengerasan jalan di jalur hauling batubara atau di daerah temporary
stockpile yang dikerjakan oleh Compactor Vibro jenis Volvo SD 100
DC (Gambar 2.17) bertujuan untuk memadatkan jalan dan mengurangi
slipery pada alat angkut khususnya pada saat musim hujan.
II-21
GAMBAR 2.17
PEMADATAN JALAN OLEH COMPACTOR VIBRO
4. Perawatan alat mekanis bertujuan menjaga kondisi alat agar tetap bisa
beroperasi dengan optimal. Kegiatan ini dilakukan di workshop
(Gambar 2.18) yang lokasinya sekitar 150 m dari ROM stock.
GAMBAR 2.18
AKTIVITAS PERAWATAN ALAT MEKANIS PADA WORKSHOP
II-22
GAMBAR 2.19
AREA REVEGETASI TAMBANG PADA PT. BUMI MERAPI ENERGI