Konflik Tak Seimbang Eimis Rohingya dan Einis Rhine di Myanmar (Te Toko
Konllik Tak Seimbang Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine di Myanmar
Tri Joko Waluyo”
Abstract
This paper aims to describe the unequal conflict that occurred between ethnic
Rohingya and Rakhine in Myanmar and explain the causes and triggers of the
conflict. The conflict between the two ethnic groups then erupted into violence
and murder against ethnic Rohingya is happening in much of the sense of
Justice. It results in an unequal conflict between ethnic Rohingya and Rakhine
in Myanmar are latent and can occur at any time although it only triggered
by a simple problem.
Keywords: Unequal Conflict, Ethnic Rohingya, Ethnic Rakhine, Violence,
Pendabuluan
Berita tentang Muslim Rohingya timbul menyusul konflik sektarian yang terjadi
antara etnis Robingya yang sebagian besar adalah Muslim dan etnis Rakhine yang
mayoritas merupakan penganut Buddha. Penycbab Konflik itu sendiri tak hegitu elas.
[Nanmn, beberapa sumber menyebutkan bahwa kerusuban itu merupakan bunt salah satu
peristiwa perampokan dan pemerkosaan terhadap perempuan Rakhine bernama Ma Thida
Hewe pada 28 Mei 2012. Kepolisian Myanmar sebenarnya telah menahan dan
memenjarakan 3 orang tersangka pelaku yang Kebetulan dua di antaranya adalah etnis
Robingya, Namun, tindakan itu temyata tak cukup mencegah terjadinya Kerusuban di
negara bagian Rakhine yang terletak di bagian barat Myanmar itu. Pada tanggal 4 Juni
teriadi penyerangan terhadap bus yang diduge ditumpangi pelaku pemetkosaan dan
erabatnya, Tereatat 10 orang Muslim Rohingya tewas, Sejak itu, Kerusuhan rasial di
Rakhine pun meluas.
Sebenarnya konflik antara etnis Rohingya dan Rakhine Kerap terjaisejak puluban
tahun silam. Apa sebenarnya akar masalahnya? Salah satu akar konflik menahun itu adalah
status ctnis minoritas Rohingya yang masih dianggap imigran ilegal di Myanmar.
Pemerintah Myanmar tak mengakui dan tak memberi status kewarganegaraan kepada
mereka. Sebagai akibat tiadanya kewargancgaraan, etnis Rohingya tak bisa mengakses
pendidikan, layanan Kesehatan, dan bahkan pekerjaan yang layak. Mercka betul-betul
* Dosen Jurusan Hubungaa Internasional FISIP Universitas Ris
838Jurnal Transnasional Vol.4 No. 2 Februari 2013
terabaikan dan terpinggirkan, Maurice Duverger menjelaskan bahwa dalam setiap
kelompok masyarakat senantiasa diwarnai oleh konflik dan integrasi secara fluktuatf.
Konflik berubah menjadi integrasi apabila terjadi kompromi yang didasari oleh rasa
keadilan,?
Pemerintah Myanmar tak mengakui kewarganegaraan ctnis Robingya karena
menganggap kelompok Muslim ini bukan merupakan kelompok etnis yang sudah ada di
‘Myanmar sebelum kemerdekaan Myanmar pada 1948. Hal itu ditegaskan kembali oleh
Presiden Myanmar, Thein Sein, dalam Al Jazeera, 29 Juli 2012 babwa Myanmar tak
mungkin memberikn Kewarganegaraan kepada kelompok Rohingya yang dianggap
imigran gelap dan pelintas batas dari Bangladesh itu,
Akar Konflik yang Iain adalah adanya kecemburuan terhadap ctnis Rohingya.
Populasi etnis Muslim Rohingya dalam beberapa dasawarsa ini terus meningkat. Tentu
saja, hal ini menyebabkan kecurigaan dan kecemburuan pada ctnis mayoritas Rakhine.
Bagi mereka, keberadaan etnis Robingya pun sangat mungkin dianggap “kerikil dalam
sepatu", yakni sesuatu yang terus mengganggu. Keberadaan etnis Rohingya dianggap
mengurangi hak atas Iahan dan ekonomi, khususnya di wilayah Arakan, Rakhine yang
‘menjadi pusat kehidupan etnis Muslim i
Dari aspek tertentu Rohingya tidak tepat disebut “etnis” karena kata itu merupakan,
label politis yang digunakan untuk memperjuangkan keberadaan kelompok tersebut di
‘Myanmar. Beberapa sejarawan Myanmar mengatakan bahwa nama Rohingya baru nyuncul
pada tahun 1950-an, setelah kemerdekaan Myanmar. Lalu, siapa sebenarnya mereka?
Dalam catatan PBB, Rohingya hanya disebut sebagai penduduk Muslim yang
tinggal di Arakan, Rakhine, Myanmar. Dari sudut kebahasaan, bahasa yang diklaim
sebagai bahasa Robingya scbenarnya termasuk ke dalam rumpun bahasa Indo-Eropa,
Kbususnya kerabat bahasa Indo-Arya, Lebih detail lagi, bahasa Rohingya dikategorikan
sebagai babasa-bahasa Chittagonia yang dituturkan olch masyarakat di bagian tenggara
Bangladesh, Sementara itu, kebanyakan bahasa di Myanmar tergolong rumpun Tai Kadal,
Austroasiatik, atau Sino-Tibetan. Jadi, jelas bahwa kelompok etnis Rohingya merupakan.
Keturunan etnis Bengali, khususnya sub-etnis Chittagonia yang tinggal di Bangladesh
tenggata,
Kemunculan pemukiman Muslim di Arakan sebagai cikal bakal kelompok
Robingya terlacak sejak zaman Kerajaan Mrauk U, khususnya pada zaman Raja
" Duverger, Maurice, Sosiologi Politik, PT. Rejawali Grfindo Persads, Jakarta, 1998
839Konflik Tak Seimbang Eimis Rohingya dan Einis Rhine di Myanmar (Te Toko
Narameikhla (1430-1434). Setelah dibuang ke Bengal, Narameikhla lal menguasai
kembali Mrauk U berkat bantuan Sultan Bengal, Seiring dengan berkuasanya Narameikhla,
masuk pula penduduk Muslim dari Bengal ke wilayah Arakan, Rakhine, Dalam
perkembangannya, jumlah pemukim Mustim dari Bengal terus bertambah, terutama ketika
Inggris menguasai Rakhine. Karena kurangaya populasi di Rakbine, Inggris memasukkan
banyak orang Bengali ke Rakhine untuk bekerja sebagai petani, Oleh Karena itu, sampai
saat ini pula, kebanyakan orang Rohingya bekerja di soktor agrars.
Ketika Inggris mclakukan sensus penduduk pada 1911, penmikim Muslim di
Arakan sudah berjumlah 58 ribu orang. Junilah itu terus bertambah pada tahun 1920-an
kotika Inggris menutup perbatasan India, schingga orang Bengali memilih masuk ke
Rakhine. Scjak tahun-tabun ini pulalsh mulai timbul konflik dengan penduduk lokal yang
mayoritas merupakan penganut Buddha, Bertambabnya jumlah penduduk migrant
‘membuat penduduk lokal khawatir.
Keberadaan Etnis Rohingya di Myanmar
Apakal istilah Rohingya baru muncul pada tahun 1950-an? Sejarawan Jacques P
Leider mengatakan bahwa pada abad ke-18 ada catatan seorang Inggris yang bernama
Francis Buchanan-Hamilton yang sudah menycbutkan adanya masyarakat Muslim di
Arakan, Mereka menyebut iri mereka “Rooinga” Ada yang mengatakan baba istlah ini
berasal dari kata "rahma" (rahmat) dalam bahasa Arab atau "rogha" (perdamaian) dalam
babasa Pashtun, Selain itu, ada pula yang mengaitkannya dengan wilayah Ruha di
Afghanistan yang dianggap sebagai tempat asal Rohingya
Dengan demikian, lepas dari apakah Robingya merupakan ssbuah etais atau tidak,
ao apakah termasuk ke dalam etrisitas Myanmar atau tidak, sudah jelas bahwa Rohingya
‘merupakan Konmnitas migrant dari Bangladesh yang sudah ratusan tahun tinggal di
Arakan, Rakhine, Myanmar, Scbagai Konnitas yang sudah Tama menetap di sebuah
wilayah yang kebetulan kini menjadi bagian dari negara Myanmar, tentu saja. sudah
selayaknya mereka mendapatkan hak-hak dasar mereka, terutama status kewarganegaraan.
Meskipun demikian, sikap pemerintah Myanmar sudah jelas seperti yang disampaikan
‘Thein Sein bahwa Myanmar tak mungkin memberikan kewarganegaraan kepada Rohingya
Nanws, Myanmar menawarkan solusi berupa pengiriman ribuan orang Rohingya ke
negara Jain atau tetap tinggal dit Arakan, tetapi berada di bawah pengawasan PBB. Jadi,
840Jurnal Transnasional Vol.4 No. 2 Februari 2013
kelihatannya etnis Rohingya masih belum bisa bernapas lega sampai beberapa tahun
mendatang
‘Muslim Rohingya berjunlah 20% dari total penduduk Myanmar yang berjumlah 55
juta jiwa. Mereka menempati provinsi Arakan, Provinsi ini menjadi bagian dari negeri
Muslim sejak abad ke-7 M di bawah kepemimpinan Harun ar-Rasyid. Sepanjang tahun
1430-1784 M, kaum Mustim memimpin negeri ini, Tahun-tahun setelahnya, raja Burma
menduduki wilayah Arakan, Sojak saat itulah bumsi Arakan yang damai berubah menjadi
‘mencekam. Pembunuhan-pembunuhan terhadap Muslim Rohingya dilakukan, harta benda
kaum Muslim dihancurkan dan mereka dikirim ke penjara-penjara
Pada tahun 1842 M, Inggris menduduki wilayah ini dan memasukkan Arakan di
bbawab negara persemakmuran Inggris-India, Pada tahun 1937 M Inggris menggabungkan
kembali Arakan dengan negeri Budha. Supaya Muslim terkuasai, umat Budha diprovokasi
untuk menindas Muslim Rohingya, Pada tahun itu, Inggris mempersenjatai Budba. Tabu
1942 penyerangan-pernyerangan terbadap Muslim Rehingya dilakukan kembali
‘Tahun 1948 Burma merdeka dan Arakan dengan Muslim Rohingyanya tetap
menjadi baginn dari negaranya, Tabun 1962 Burma dikuasai oleh Junta Militer yang
condong pada komunis China-Rusia, Junta Militer berambisi menghabisi Mustim
Robingya. Tiga ratus ribu Muslim Rohingya diusir ke Bangladesh. Sedangkan tahun 1978
lebih dari sctengah juta Muslim Rohingya kembalidiusir dari Burma
Sehenaraya, pernyataan mereka bukan etnis asli Myanmar sebagai legitimasi
dilakukanoya penindasan terbadapnya adalah tidak masuk akal, Tt tidak Iain banyalah
permainan opini dengan menyelipkan kehenaran fakta. Rohingya bukan bagian dari etnis
Burma adalah benar, tetapi Rohingya bukan bagian dari negara Myanmar adalah salah
total Karena mereka sudab menempati wilayab yang menjadi bagian dari Myanmar jaub
hari sebelum Myanmar merdeka, Lantas, mengapa penindasan terhadap Rohingya ini terus
berlanjut di bawah bayang-bayang ketidakrasionalan tindakan’,
Faktor Penyebab Konflik Rohingya
Berikut ini adalah faktor-faktor kronologis penyebab konflik Robingya dari surat
abar Myanmar dan dari beberapa media intemasional. Surat Kabar The New Light of
Myanmar edisi 4 Juni 2012 2, melaporkan satu berita mengenai pemerkosaan dan
pembunuhan scorang gadis olch tiga orang pemuda:
841Konflik Tak Seimbang Eimis Rohingya dan Einis Rhine di Myanmar (Te Toko
Portama, pada tanggal 4 Juni, terjadi insiden pemerkosaan dan pembunuban, dalam
perjalanan menuju rumah dati tempat bekeria sebagai tukang jahit, Ma Thida Hewe
seorang gadis Buddha berumur 27 tahun, putri U Hla Tin, dari perkampungan
‘Thabyechaung, Desa Kyauknimaw, Yanbye, ditikam sampai mati oleh orang tak dikenal
Lokasi Kejadian adalah di hutan bakau deat pohon alba di samping jalan menuju
Kyyaukhtayan pada tanggal 28 Mei 2012 pukul 17-15,
Kasus tersebut kenmudian dilaporkan ke Kantor Polisi Kyauknimaw oleh U Win
Maung, saudara Korban. Kantor polisi memperkarakan kasus ini dengan Hukum Acara
Pidana pasal 302/382 (pembunuban / pemerkosaan). Lalu Kepala kepolisian distrik
Kyaukpyu dan personil pergi ke Desa Kyauknimaw pada 29 Mei pagi untuk pencarian
bbukti-bukti lalu menctapkan tiga tersangka, yaitu Htet Htet (a) Rawshi bin U Kyaw Thaung
(Bengali/Muslim), Rawphi bin Sweyuktamauk (Bengali/Mustim) dan Khochi bin
Akwechay (Bengali/ Muslim)
Ponyelidikan menunjukkan bahwa Htet Het (a) Rashi tahu rutinitas sehari-hari
korban yang pulang-pergi antara Desa Thabyechaung dan Desa Kyauknimaw untuk
‘menjahit, Menurut pengakuannya dia berbuat dipicu oleh kebutuhan vang untuk menikabi
seorang gadis, dan berencana untuk merampok barang berharga yang dipakai korban.
Bersama dengan Rawphi dan Khochi, Rawshi menunggu di pohon alba dekat tempat
Kejadian, Tak lama Ma Thida Howe yang diincamya datang dan berjalan sendirian,
ketiganya lalu menodongkan pisau dan membawanya ke hutan. Korban lalu diperkosa dan