You are on page 1of 21

PROPOSAL

PRAKTEK KERJA LAPANG

PROSES PRODUKSI IKAN KALENG DI PT. KOKI INDOCAN, PANDAAN,


JAWA TIMUR

Oleh
Amalia Rindy Sofia

135100100111025

Dita Puspa Arinta

135100101111063

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

PROPOSAL
PRAKTEK KERJA LAPANG
PROSES PRODUKSI BISKUIT DI PT PATRINSAKA, PASURUAN, JAWA
TIMUR

Nama
NIM
Jurusan
Fakultas

: Amalia Rindy Sofia


: 135100100111025
: Teknologi Hasil Pertanian
: TeknologiPertanian

Telahdisetujuioleh:

Mengetahui,
Ketua Jurusan

DosenPembimbing

Dr.Teti Estiasih, STP, MP.

Dr.Teti Estiasih, STP, MP.

NIP.19701226 200 212 2 001


TanggalPersetujuan:

NIP.19701226 200 212 2 001


TanggalPersetujuan:

PROPOSAL
PRAKTEK KERJA LAPANG

PROSES PRODUKSI BISKUIT DI PT PATRINSAKA, PASURUAN, JAWA


TIMUR

Nama
NIM
Jurusan
Fakultas

: Dita Puspa Arinta


: 135100101111063
: Teknologi Hasil Pertanian
: TeknologiPertanian

Telahdisetujuioleh:

Mengetahui,
Ketua Jurusan

DosenPembimbing

Dr.Teti Estiasih, STP, MP.


NIP.19701226 200 212 2 001
TanggalPersetujuan:

Dr. Ir. Yunianta, DEA


NIP.19590613 198601 1 001
TanggalPersetujuan:

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

Praktek Kerja Lapang yang berjudulProses Produksi Minuman Isotonik Pocari


Sweat di PT. Amerta Indah Otsuka Kejayan Pasuruan.
Kerja praktek merupakan salah satu syarat mata kuliah yang harus di ambil
oleh setiap mahasiswa S1 di jurusan Teknologi Hasil Pertanian.Tujuan dari kerja
praktek ini adalah untuk memberikan gambaran nyata kepada mahasiswa
mengenai lingkungan dan dunia kerja serta sebagai kesempatan untuk
mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah didapatkan selama berada di bangku
kuliah. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua dan segenap keluarga yang banyak memberi dukungan
moril.
2. Dr. Teti Estiasih, STP, MP, selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.
3. Dr. Teti Estiasih, STP, MP.selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapangan
4. Dr.Ir.Yunianta, DEA.selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan
5. Semua teman teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
proposal ini.
Demikian proposal yang dapat kami sampaikan, atas kerjasama PT. Koki
Indocan kami mengucapkan terima kasih.

Malang, November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus...........................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Ikan Tuna............................................................................................2
2.2 Bahan Penunjang Ikan Kaleng............................................................3
2.2.1 Brine..........................................................................................3
2.2.2 Minyak.......................................................................................3
2.2.3 Bumbu-bumbu...........................................................................3
2.2.4 Klorin.........................................................................................3
2.3 Proses Pengalengan Ikan Tuna..........................................................3
2.4. Kualitas dan Standar Mutu Tuna dalam Kaleng..................................7
2.5. Limbah Proses Pengalengan Ikan......................................................7
2.6. Proses Pengolahan Limbah...............................................................8
2.6.1 Proses Pengolahan Limbah Cair...............................................8
2.6.2 Proses Pengolahan Limbah Padat............................................9
BAB III METODE PELAKSANAAN...................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapang...........................................10

3.1.1 Waktu Pelaksanaan..........................................................................10


3.1.2 Tempat Pelaksanaan........................................................................10
3.2Peserta PKL.........................................................................................10
3.3 Metode Pengumpulan Data dan Informasi.........................................10
3.4. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PKL....................................................11
BAB IV PENUTUP.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

13

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini sudah menjadi
suatu tolak ukur dalam berbagai bidang, termasuk bidang pangan dan hasil pertanian.Hal ini
yang melatarbelakangi setiap orang agar mampu mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi ini, termasuk mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (THP).Oleh karena itu,
mahasiswa harus mampu menerapkan setiap ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh selama masa perkuliahan.Hal ini sudah menjadi suatu kewajiban guna
mempersiapkan diri masuk ke dalam dunia industri, lebih khusus yang bergerak dalam
bidang pangan.Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan suatu sarana yang dapat
mendukung mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki. Praktek Kerja Lapang (PKL) juga diharapkan dapat melatih mahasiswa dalam
berhubungan dengan orang lain dan mengenali lingkungan kerja dalam suatu bidang. Oleh
sebab itu, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP-UB) menjadikan PKL
sebagai salah satu bentuk tugas akhir yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam
rangka menyelesaikan studi sesuai dengan Program Studi yang ditempuh.
PT. Koki Indocan, Pandaanmerupakan salah satu industri yang bergerak dalam
pengolahan pengalengan ikan. Oleh karena itu, kegiatan industri pada PT. Koki Indocan,
Pandaan mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu dan aspek teknologi yang diperoleh
selama perkuliahan.PKL yang dilaksanakan di PT. Koki Indocan, Pandaandiharapkan dapat
menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menerapkan lebih jauh ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh selama perkuliahan.
I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
1
2
3
4

Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan program Strata-1 di


Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sudah didapatkan mahasiswa
selama perkuliahan pada kondisi di lapangan.
Menambah wawasan mahasiswa dalam bidang pengolahan pangan dan hasil pertanian
secara luas.
Menambah pengalaman mahasiswa dalam menyelesaikan suatu masalah dan bekerja
sama dengan orang lain, sekaligus mempersiapkan diri dalam menghadapi lingkungan
kerja.

I.2.2 Tujuan Khusus


1. Mempelajari secara langsung proses pengolahan fillet ikan yaitu ikan kerapu
(Epinephelus sp).
2. Mempelajari secara khusus satuan produksi fillet ikan kerapu (Epinephelus sp) di PT.
Koki Indocan, Pandaan, Jawa Timur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Ikan Tuna
Ikan tuna (Thunnus sp) tergolong ikan berkualitas baik dan merupakan penghasil
devisa dari sumber hayati perikanan Indonesia.Ikan tuna termasuk keluarga Scombridae,
bentuk tubuhnya memanjang seperti cerutu atau torpedo, berwarna kebirubiruan atau biru
tua, mempunyai dua sirip punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari sirip
belakang, serta mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan
dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak dalam
dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hypural (Departemen Pertanian, 1983).
Spesies tuna terdiri atas tuna sirip kuning (T. albacares), tuna mata besar (T. obesus),
tuna albakora (T. alalunga), tuna sirip biru atlantik (T. thynnus), tuna sirip biru pasifik (T.
orientalis) dan tuna sirip biru selatan (T. maccoyii). Selain itu, ikan cakalang (Katsuwonus
pelamis) yang termasuk dalam genus Katsuwonus juga menjadi spesies penting dalam
perdagangan spesies tuna dunia(Joseph et al, 2010).

Gambar 2.1Ikan tuna


Sumber :Balai Besar Pengembangan & Pengendalian Hasil Perikanan Jakarta, 1999
2

Ikan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang
rendah. Ikan tuna mengandung protein antara 22,6-26,2 g/100 g daging. Lemak antara 0,22,7 g/100 g daging. Selain itu, ikan tuna mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan
sodium, vitamin A (retinol) dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin). Bagian ikan tuna
yang dapat dimakan berkisar antara 50% - 60%. Kadar protein daging putih tuna lebih tinggi
daripada daging merahnya. Berbanding terbalik dengan kadar lemaknya yang daging putih
tuna lebih rendah dari daging merahnya (Kementerian Perdagangan RI, 2012).
Terdapat beberapa macam olahan dari ikan tuna. Ikan ini biasanya dibekukan (frozen
tuna), ataupun juga menjadi produk tuna segar (fresh tuna). Ikan tuna pada umumnya bukan
hanya dapat diekspor secara utuh, tapi juga dapat diolah dalam beberapa macam jenis
olahan seperti steak tuna, katsuobushi, tepung ikan, dsb. Olahan lain ikan ini juga dapat
diolah dalam bentuk tuna kaleng (canning tuna)(Kementerian Perdagangan RI, 2012).
Diharapkan dengan adanya olahan tuna kaleng dapat menjaga umur simpan dari produk
ikan tuna.

II.2 Bahan Penunjang Ikan Kaleng


II.2.1 Larutan Garam (Brine)
Larutan garam merupakan larutan dimanagaram dilarutkan dengan air dengan
konsetrasi yang tinggi (25%) atau hingga mencapai titik jenuh. Fungsi larutan garam
pada pengolahan ikan adalah merendam ikan ke dalam larutan garam sebagai bentuk
preservasi dan penambahan cita rasa (Sen, 2005).
II.2.2Minyak
Minyak juga digunakan sebagai media pada pengalengan ikan. Menurut Brown (2014)
minyak yang digunakan adalah minyak nabati (vegetable oil).Minyak yang digunakan
harus bermutu tinggi dan tidak mengandung asam lemak bebas (Free Fatti Acid)
untuk menjaga penurunan mutu ikan kaleng (ketengikan).
II.2.3 Bumbu-bumbu
MenurutBrown (2014) yang menyatakan bahwa bumbu dan bahan yang digunakan
dalam pembuatan medium haruslah yang masak, segar, utuh, dan berkualitas
baik.Bumbu bumbu yang biasa digunakan adalah bawang merah, bawang putih,
cabe, garam, gula, dan bumbu rahasia lainnya.
II.2.4 Klorin
Fungsi klorin adalah untuk menurunkan suhu dan pencucian. Klorin yang digunakan
untuk proses tersebut sebanyak 3-5 ppm (Sen, 2005).

II.3 Proses Pengalengan Ikan Tuna


Proses pengalengan merupakan suatu proses termal yang terjadi pada produk
makanan yang diisi pada kaleng sebelum ditutup dan di sterilisasi. Pada proses pengalegan
terjadi 2 tahapan proses, yakni proses aseptis, dan proses pengemasan. Proses
pengalengan ini bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dari produk makanan (Sun,
2012).
Berdasarkan SNI 01-2712.2-1992, teknik pengalengan tuna adalah sebagai berikut
penerimaan bahan baku, persiapan, pre-cooking, penurunan suhu, pembersihan daging,
3

pemotongan, pengisian, penambahan medium, penutupan kaleng, sterilisasi, cooling dan


pemeraman (Nuansyah, 2005).
Menurut Adhitama (2003) proses pengalengan ikan tuna memiliki beberapa tahap,
antara lain:

Pembersihan dan penyortiran


Ikan yang telah sampai di pabrik akan masuk ke ruang penerimaan, ditempat
tersebut ikan akan dicuci menggunakan air bersih. Selanjutnya sebagian ikan akan
dibawa ke ruang penyiangan dan sebagian lagi akan disimpan dalam cold storage.

Penyimpanan beku
Pada cold storage suhu yang digunakan dapat mencapai -35C sampai dengan
-40C, tingkat suhu ini juga mempengaruhi seberapa lama ikan mampu bertahan.
Pada kisaran suhu tersebut ikan dapat bertahan mencapai waktu empat bulan.
Penyimpanan beku bertujuan untuk mengawetkan bahan pangan dengan cara
menurunkan suhu agar dapat meninaktivasi enzim-enzim tertentu dan mengurangi
Aw pada bahan pangan sehingga aktivitas mikroba menurun dan kerusakan bahan
pangan dapat dihambat (Heldman, 2014)

Pelelehan (Thawing)
Proses thawing merupakan proses pencairan kembali ikan beku menggunakan media
tertentu dengan adanya kontrol suhu. Thawing (pencairan) tuna beku sebenarnya
dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya cara adalah dengan
menggunakan media air. Pencairan dengan menggunakan air sendiri terbagi menjadi
dua cara yaitu dengan air yang mengalir dan dengan air diam (direndam). Kecepatan
proses thawing dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu metode thawing yang
digunakan, tipe dan ketebalan produk dan kecepatan transfer panas ke bagian
tengah produk beku. Proses thawing juga mempengaruhi kualitas produk seperti
pada proses pembekuan (freezing). Proses thawing akan selesai apabila tidak
terdapat sisa es di dalam daging ikan.Selama proses thawing, bagian permukaan
ikan memiliki suhu paling tinggi daripada bagian tengah ikan. Hal tersebut dapat
mempercepat proses pertumbuhan bakteri pembusuk. Sehingga sangat penting
untuk menjaga suhu pada bagian permukaan ikan agar tidak terlalu panas selama
thawing. Setelah proses thawing, ikan harus tetap pada kondisi dingin atau langsung
dilakukan proses selanjutnya (Archer et al, 2008).

Pemotongan (Filleting)
Setelah melalui proses pelelehan, dilakukan proses pemotongan (filleting). Footitt
(2012) menyatakan bahwa proses filleting adalah suatu proses menghilangkan tulang
dan sisik. Pada proses ini ikan akan dipotong, dihilangkan kepala, ekor, dan juga
tulangnya. Sortasi juga dilakukan pada tahap ini untuk mencegah adanya ikan yang
rusak akibat dari pelelehan.Filleting dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
ataupun dengan menggunakan tenaga manusia.

Pemasakan awal (Pre-Cooking)


4

Sebelum tuna-tuna mendapat perlakuan pemasakan awal (pre-cooking), ikan tuna


dibersihkan dari jeroan dan diatur dalam rak-rak besi kemudian dialiri uap air panas
dengan suhu sekitar 98 sampai dengan 102C.

Pendinginan (Cooling)
Segera setelah pre-cooking selesai, ikan-ikan harus didinginkan dengan cara
dibiarkan dalam rak selama semalaman atau selama 12 jam pada suhu kamar.

Pembersihan (Cleaning)
Langkah berikutnya dari proses pengalengan ikan tuna ini adalah proses
pembersihan (cleaning) yaitu pembersihan permukaan ikantuna secara manual dari
sisa-sisa minyak yang teroksidasi setelah proses pendinginan.

Pengisian dalam kaleng (Filling)


Pengisian (filling) dilakukan dengan menggunakan mesin sehingga ketetepatan berat
dapat seragam.Ketepatan dan keseragaman pengisian makanan kaleng perlu
diperhatikan agar mendapat head space yang seragam dan menjaga berat produk
konstan.

Sterilisasi
Sterilisasi yang umum digunakan adalah sterilisasi komersial.Steririlisasi komersial
berarti produk tersebut tidak 100% steril, tetapi bebas dan aman dari mikroba
pathogen dan perusak sehingga keawetannya dapat tahan selama dua
tahun.Sterilisasi komersial juga dapat menginaktifkan enzim dari bahan mentah. Sun
(2012) menyatakan bahwa sterilisasi pada produk tuna kaleng dilakukan pada suhu
121C selama 95 menit. Hal tersebut bertujuan untuk membunuh spora dari C.
botulinum

Gambar II.2 Diagram Alir Proses Pengalengan Ikan

1. Penerimaan
kaleng
2. Penyimpanan
kaleng

9.
Penerimaan
tuna segar
10.
Penyimpan

11.
Penerima
an tuna
12.
Penyimpan

3. Can
depalletizing
4. Pembersihan
kaleng

13. Thawing
14. Butchering
15. Grading/Sorting

5.
Penerimaa
n bahan
untuk
bumbu dan
6.
Penyimpana
7.
Pencampur
an bahan

16. Racking
17. Staging
18. Pre-cooking
19. Cooling pre20. Loin cleaning
21. Shaper/Packer
22. Weighing

8. Penambahan

23. Can fill


24. Coding
25. Double
seaming
26. Can washer
27. Basket loading
28. Retorting
30. Cooling
29. Air

31. Air cool & Dry

33. Warehouse
34. Labelling & Box
Up
35. Shipping
6

Finished
Product
Evaluation

Gambar 2.2Diagram Alir Proses Pengalengan Ikan


Sumber: Nuansyah, 2005

II.4 Kualitas dan Standar Mutu Tuna Dalam Kaleng


Syarat mutu tuna dalam kaleng menurut SNI 01-2712-1992 dapat dilihat pada Tabel II.1.
Tabel 2.1 Syarat Mutu Tuna dalam Kaleng

Jenis Uji
a) Organoleptik
b) Mikrobiologi
1. TPC anaerob
2. TPC aerob
c) Kimia
1. Stanum (Sn)
2. Plumbum (Pb)
3. Arsen (As)
4. Mercuri (Hg)
5. Histamin
d) Fisika
1. Fisik kaleng
2. Bobot tuntas

Satuan

Persyaratan Mutu
7

per gram
per gram

0
0

ppm
ppm
ppm
ppm
mg/100 gr

250
5
1
0,5
20

Baik
70

Tabel 2.1Syarat Mutu Tuna dalam Kaleng


Sumber:Dewan Standarisasi Nasional, 1992

II.5Limbah Proses Pengalengan Ikan


Menurut Purnomo (2005) kegiatan atau proses pengalengan ikan juga seperti halnya
pada proses pangan yang lain, selalu menghasilkan bahan sisa/ limbah. Limbah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Junaidi, 2006).
Bahan sisa/ limbah yang dihasilkan terbagi menjadi 2 yaitu, limbah padat dan limbah
cair.Limbah padatdapat berupa potongan kepala, sirip, ekor sisik dan isi perut.
Menurut Yudo (2008) air limbah yang dihasilkan di kawasan industri pengolahan ikan
dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
Air limbah domestik
Air limbah domestik merupakan air limbah yang berasal dari kamar mandi, toilet,
kantin, wastafel, dan tempat wudhu. Sesuai dengan aktifitasnya maka sumber air
limbah domestik ini dihasilkan oleh semua industri yang ada.
Air limbah produksi
Air limbah produksi merupakan air limbah yang berasal dari aktifitas produksi seperti
pencucian komponen-komponen peralatan dan lantai ruang produksi.

Syarat baku mutu air limbahproduk ikan dalam kaleng menurut Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup dapat dilihat pada Tabel II.2.
Parameter

Kadar (mg/L)

pH
TSS
Sulfida
Amonia
Klor bebas
BOD
COD
Minyak-lemak
Kuantitas Air
Limbah (m3/ton)

100
1
5
1
75
150
15

Kegiatan Pengalengan
Beban Pencemaran (kg/ton)
Ikan
Udang
Lain-lain
6-9
1,5
3
2
0,015
0,03
0,02
0,075
0,15
0,1
0,015
0,03
0,02
1,125
2,25
1,5
2,25
4,5
3
0,225
0,45
0,3
15

30

20

Tabel 2.2Syarat Baku Mutu Air LimbahProduk Ikan dalam Kaleng


Sumber:Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2007

II.6Proses Pengolahan Limbah


II.6.1 Proses Pengolahan Limbah Cair
Menurut Yudo (2008) terdapat 2 macam pengolahan limbah cair, yakni pengolahan
primer maupun sekunder.

Pengolahan Primer
Beberapa proses pengolahan primer yang biasa digunakan untuk mengolah limbah
cair adalah :
a. Equalisasi
Proses ini dimaksudkan untuk mengontrol karakteristik limbah cair agar supaya
fluktuasi kualitasnya dapat dikurangi. Proses ini sangat diperlukan apabila limbah cair
akan mengalami proses pengolahan berikutnya. Equalisasidilakukan dalam suatu bak
yang ukuran dan jenis baknya sangat bervariasi. Hal ini tergantung pada jumlah
limbah cair yang diolah dan variabilitas aliran air limbah cair. Bak equalisasiyang
digunakan harus dapat menampung keseluruhan jadwal proses dari suatu kegiatan
produksi yang mungkin bervariasi dari segi debit limbah cair yang dihasilkan.
b. Netralisasi
Beberapa limbah cair industri makanan bersifat asam atau alkali. Kondisi ini
memerlukan langkah-langkah netralisasi sebelum limbah cair itu diijinkan untuk
dibuang ke badan air atau dimasukkan ke dalam sistem pengolahan berikutnya, baik
secara biologi maupun kimia.

Pengolahan Sekunder
Pada umumnya proses pengolahan sekunder terdiri dari proses aerobik, digunakan
untuk mendegradasi senyawa-senyawa organik yang terlarut di dalam limbah cair.
Proses pengolahan ini menggunakan mikrooganisme untuk mendegradasi bahan
organik yang terkandung di dalam limbah cair. Mikroorganisme yang digunakan pada
umumnya diambil dari sistem yang sudah berjalan, dan dapat diambil dari keluaran
sistem maupun dari lumpur yang terjadi.Proses aerasi bertujuan untuk memindahkan
8

oksigen, baik oksigen murni maupun udara, ke dalam proses pengolahan biologis.
Aerasi dapat juga digunakan untuk membuang senyawa yang mudah dari sejumlah
limbah cair. Aerasi merupakan proses perpindahan (transfer) massa antara gas
(oksigen) dan cairan.
II.6.2Proses Pengolahan Limbah Padat
Menurut Purnomo (2005) secara umum terdapat 3 cara dalam penanganan limbah padat
hasil pengolahan ikan,
a. Pakai ulang ( Re-use )
Metode ini dapat digunakan untuk penanganan limbah seperti plastik.
b. Daur ulang ( Recycle )
Metode ini dapat digunakan untuk penanganan limbah seperti plastik, kaleng, dan
kertas
c. Pungut ulang ( Recovery )
Metode ini dapat digunakan memperoleh produk baru yang memiliki nilai ekonomis
lebih baik seperti pengolahan tulang ikan menjadi tepung ikan

BAB III
METODE PELAKSANAAN
III.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
III.1.1 Waktu Pelaksanaan
Kami mengajukan pelaksanaan praktek kerja lapang pada tanggal 15 Januari sampai
15 Februari 2016 yang telah disesuaikan dengan jadwal liburan semester ganjil akademik
kampus dan jadwal kegiatan yang ada di PT. Koki Indocan, Pandaan.
III.1.2 Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) bertempat di:
Instansi :PT. Koki Indocan
Alamat :Jalan Pahlawan Tawi nomor 1, Pandaan, Jawa Timur
III.2 Peserta PKL
Mahasiswa yang mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah Mahasiswa Program S-1
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Malang, dengan identitas sebagai berikut:
Nama : Amalia Rindy Sofia
NIM : 135100100111025
Alamat : Selat Sunda VII/D7 nomor 30, Malang, Jawa Timur
III.3 Metode Pengumpulan Data dan Informasi
Metode pengumpulan data dan informasi selama Praktek Kerja Lapang di PT. Koki
Indocan, Pandaan dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan, antara lain:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data langsung dari karyawan, staf
produksi ataupun kepala bidang. Kegiatan ini dapat dilakukan diluar kegiatan produksi
dengan tujuan tidak mengganggu proses produksi.
2. Observasi
Melakukan kegiatan observasi secara langsung sebagai pelaku sesuai jadwal dan
aturan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan dengan cara mengamati serta
memahamii proses yang berjalan di lapangan.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data pelengkap untuk menunjang penulisan laporan dengan
melakukan pencarian data yang terkait dengan proses produksi. Teknik ini dilakukan dengan
cara pencarian dan pengumpulan dokumen-dokumen, laporan-laporan, buku-buku yang
berhubungan dengan obyek pembahasan
4. Studi kepustakaan
Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari bermacam-macam sumber pustaka.Teknik
ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan Praktek
Kerja Lapang dengan pencarian berbagai literatur yang berhubungan dengan obyek
pembahasan melalui perpustakaan.
5 Praktek Kerja
Melakukan kerja layaknya karyawan pada perusahaan tersebut, dimana kita dapat
mengetahui langsung bagaimana kinerja karyawan dan keperluan karyawan yang harus
diperhatikan.
10

6
Studi Literatur
Studi literatur diperlukan untuk mempelajari serta membandingkan antara ilmu yang
didapat selama kuliah dengan keadaan langsung yang ada di lapang.
III.4 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama PKL dapat dilihat pada Tabel III.1.
Tabel 3. 1. Rencana Kegiatan Praktek Kerja Lapang
No
.
1.

Aktivitas
I

2.

Pengenalan kondisi pabrik, sejarah perkembangan, visi


dan misi serta pengenalan staff
Observasi proses produksi produk

3.

Mengerjakan tugas khusus

4.

Mengerjakan laporan

11

Minggu ke
II
III

IV

BAB IV
PENUTUP

Proposal yang diajukan oleh pelaksana praktek kerja lapang ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang jelas mengenai rencana kegiatan praktik lapangan sehingga
akan mempermudah pelaksanaannya di lapangan. Selain itu diharapkan adanya kerjasama
yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak dalam hal pengembangan ilmu
pengetahuan dan juga teknologi.
Demikian Proposal Kerja Praktek ini kami ajukan, semoga dapat memberikan
penjelasan maksud dan tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) kepada PT. Koki Indocan,
Pandaan, JawaTimur. Besar harapan kami untuk dapat diterima melaksanakan Praktek
Kerja Lapang (PKL) di PT. Koki Indocan. Atas perhatian Bapak/ Ibu kami mengucapkan
terima kasih.

12

DAFTAR PUSTAKA
[BBP2HP] Balai Besar Pengembangan & Pengendalian Hasil Perikanan Jakarta. 1999.
[DSN] Dewan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2712. Ikan Tuna dalam Kaleng. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional
[DSN]
Dewan
Standarisasi
Nasional.
1992.
SNI
01-2712.2.
Penanganan
danPengolahanIkan Tuna Dalam Kaleng. Jakarta: Badan StandarisasiNasional
Aditama, Kiki. 2003. Studi Kasus Produksi Bersih pada Industri Pengalengan Ikan Tuna di
PT. Biak Mina Jaya. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Anonim. 1972. Food Composition Table for Use in East Asia. USA: Food and Agriculture
Organization of the United Nations
Archer, Michaela., Mark Edmonds and Martin George. 2008. Thawing Seafood. London:
Seafish Research and Development Department
Brown, Amy. 2014. Understanding Food : Principles and Preaprations. USA : Cengage
Learning
Departemen Pertanian. 1983. Prosiding Rakernas Perikanan Tuna Cakalang. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta.Hal 9
Footitt, R. J. 2012. The Canning of Fish and Meat. USA : Springer Science + Business Media
Heldman, Dennis R. 2014. Introduction to Food Engineering. USA : Academic Press
James L. Sumich. 1992. An Introduction to The Biology of Marine Life. Fifth Edition.Wm. C.
Brown Publisher
Joseph J, D Squires, W Bayliff, T Groves. 2010. Addressing the Problem of Excess Fishing
Capacity in Tuna Fisheries. New Delhi: Blackwell Publishing
Junaidi. 2006. Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair pada Industri Tekstil (Studi Kasus
Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta). Semarang : Universitas Diponegoro
Kementerian Perdagangan RI. 2012. Ikan Tuna Indonesia. Jakarta
Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta : Penebar Swadaya
Nuansyah, Timor Mahendra. 2005. Evaluasi Risiko Bahaya Keamanan Pangan (HACCP)
Tuna Kaleng dengan Metode Statistical Process Control. Bogor: Institut Pertanian
Bogor
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2007. Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
dan/Atau Kegiatan Pengolahan Hasil Perikanan yang Melakukan Satu Jenis
Kegiatan Pengolahan. Jakarta
Purnomo, Eddy. 2005. Pemanfaatan Bahan Sisa dalam Upaya Meminimisasi Limbah Padat.
Semarang : Universitas Diponegoro Semarang
Sen, D.P. 2005. Advances in Fish Processing Technology. New Delhi: Allied Publishers
Sun, Da Wen. 2012. Thermal Food Processing: New Technologies and Quality Issues,
Second Edition. USA : CRC Press
Yudo, Satmoko. 2008. Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri Pengolahan
Ikan di Muncar (Studi Kawasan Industri Pengolahan Ikan di Muncar-Banyuwangi).
JAI. Volume 4 : 69-80

13

LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Biodata Peserta PKL
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
BIODATA PESERTA PRAKTEK KERJA LAPANG FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERIODE : SEMESTER GANJILTAHUN AKADEMIK 2015/2016

NAMA
NIM / JURUSAN
JENIS KELAMIN
AGAMA
PROGRAM (S.1 Reguler)
ALAMAT DI MALANG
TELEPHON / HP

: AMALIA RINDY SOFIA


: 135100100111025/THP
: PEREMPUAN
: ISLAM
: ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
: JALAN SELAT SUNDA VII/D7 NO 30
: 08986333370

Malang, 26 November 2015


Peserta,

(AMALIA RINDY SOFIA)

LAMPIRAN
14

Lampiran 1. Formulir Biodata Peserta PKL


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
BIODATA PESERTA PRAKTEK KERJA LAPANG FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERIODE : SEMESTER GANJILTAHUN AKADEMIK 2015/2016

NAMA
NIM / JURUSAN
JENIS KELAMIN
AGAMA
PROGRAM (S.1 Reguler)
ALAMAT DI MALANG
TELEPHON / HP

: DITA PUSPA ARINTA


: 135100101111063/THP
: PEREMPUAN
: ISLAM
: ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
: JALAN SUMBERSARI 4/227B
: 085707754617

Malang, 26 November 2015


Peserta,

(DITA PUSPA ARINTA)

15

You might also like