You are on page 1of 3

PROTOKOL WAWANCARA

Selamat siang , apa benar ini dengan Ibu Eni ? Perkenalkan saya Sekar dan Tarash , dokter muda.
Saya meminta waktu Ibu sebentar untuk berbincang-bincang. Ibu tenang saja perbincangan kita
hanya ibu dan saya saja yang tahu.
Dokter muda : Siang Ibu Eni, bagaimana kabarnya hari ini ?
Pasien

: Baik saja. Saja baik.

Dokter muda : Apa Ibu sudah makan siang? Makan sama apa?
Pasien

: Sudah. Makan sama sop.

Dokter muda : Apa semalam tidurnya nyenyak ?


Pasien

: Nyenyak.

Dokter muda : Sejak pagi kegiatan ibu apa saja? Bisa ibu ceritakan ?
Pasien

: ya aktivitas sehari-hari aja dok. Mandi , makan, ngobrol dengan yang lain.

Dokter muda : ibu sudah berapa lama dirawat di RS?


Pasien

: sudah 24 hari dok

Dokter muda : apa alasannya bisa masuk RS bu?


Pasien

: kesini karena mendapat instruksi dari ayahanda, diantar saudara untuk berobat
kesini. Saya datang dari kuningan jauh-jauh dibawa kesini.

Dokter muda : Ibu datang berobat? Memangnya ibu sakit apa ?


Pasien

: ini dok. Ceritanya saya makan ikan mujair lalu durinya nyangkut di tenggorokan
tidak keluar-keluar sampai sekarang. Terasa ada yang mengganjal.

Doktermuda

: Sudah berapa lama ibu merasakan seperti itu?

Pasien

: sudah lama sekitar 10 bulan tidak hilang-hilang

Dokter muda : bisa ibu ceritakan bagaimana perasaan ibu dan apakah sebelum kesini sudah
diobati?

Pasien

: suka agak panik dok. Kan sudah lama nih sakit begini, ada yang mengganjal di
tenggorokan,tidak enak. Belum pernah berobat ke dokter, paling minum obatobatan aja beli di warung kayak obat oskadon.

Dokter muda : Apa ada gejala lain seperti nyeri di tenggorokan, demam bu?
Pasien

: tidak ada sih dok.hanya mengganjal saja. Sewaktu di RS diberi obat penenang ,
saya bisa tenang, tidur nyenyak.

Dokter muda : Semenjak dirawat di RS apa ibu merasakan jauh lebih baik?
Pasien

: iya saya merasa lebih baik. Saya minum obat disini 3 obat sehari

Dokter muda : Sebelum masuk RS apa yang ibu rasakan ?


Pasien

: tidak enak. ini tenggorokan seperti ada duri ikan, ganjel. Lalu mata kalau liat
tidak jelas

Dokter muda : Sejak kapan penglihatan ibu kurang jelas ?


Pasien

: Bersamaan sama penyakit THT ini.

Dokter muda : Penglihatannya kabur atau bagaimana Bu? Bisa ceritakan


Pasien

: saya melihat orang tidak ada matanya. Ini karena terganggu saraf mata saya. Ada
yang mengendalikan saraf saya.

Dokter muda : siapa bu yang bisa mengendalikan saraf ibu ?apa ibu kenal ? apa ada wujudnya ?
Pasien

: saya tidak tahu. Orangnya suka ngumpet. Waktu itu pernah datang ke rumah
saya. Orangnya pakai laptop, komputer, facebook, twitter. Jaman sekarang
ada facebook, twitter malah buat mengolah saraf orang.

Dokter muda : mengolah saraf, maksudnya bagaimana ?


Pasien

: mindah-mindahin saraf dok. Kayak sekarang ini mata saya tidak jelas karena ada
yang ngerjain saraf saya pakai laptop segede nampan, buku. Saraf saya
dikendalikan sama orang itu. Saya suka berkomunikasi dengan orang itu. Jaman
sekarang komunikasi lewat hp, kalau saya pakai listrik. Jadi misalnya saya

menghidupkan lampu, lalu saya bisa komunikasi dengan orang itu. Kalau saya
matikan listrik yah tidak bisa berkomunikasi
Dokter muda : komunikasinya tentang Bu?
Pasien

: dia bilang sedang bikin percobaan, bahan percobaannya manusia. Katanya


percobaanya buat ilmiah.

Dokter muda : menurut ibu , ibu jadi bahan percobaan orang itu ?
Pasien

: iya. Dia Masukin magnet ke telapak tangan saya, lalu pakai laptop buat
mengendalikannya saraf saya . Saya juga suka kehilangan darah, darah
saya ada yang hisap.

Dokter muda : Tadi Ibu bilang ibu tidak tahu wujud orangnya lalu bagaimana ibu bisa tahu
seseorang itu berkomukasi dengan Ibu?
Pasien

: wujudnya memang tidak ada, orangnya kalau dicari sering ngumpet. Tapi dia
sering bicara sama saya ,kadang suara itu bilang saya untuk pergi. Dan bilang
tentang percobaan magnet yang dimasukkan ke telapak tangan saya

Dokter muda : bagaimana reaksi ibu terhadap suara-suara itu?


Pasien

: saya bilang saja ah kamu ngerjain saya aja, sudah dong.jangan ngerjain terus.
Saya capek

Dokter muda : Baiklah bu, perbincangan kita hari ini sampai disini dulu. Terima kasih iya bu
atas waktunya.
Pasien

; iya,sama-sama.

You might also like