You are on page 1of 13

PEMBUATAN SEL SURYA

DARI TRANSISTOR OCL

TIM PENELITI :
B. Yusuf Habibi
Irsan Fahmi A.
Rahmadhi Prihandono

MADRASAH TASANAWIYAH NEGERI MALANG I


MEI 2009

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....2
DAFTAR TABEL....3
ABSTRAK....4
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang.....5
Tujuan Penelitian........6
Hipotesis Penelitian,.......6
Tujuan Penelitian.....6
Kegunaan Penelitian.......6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Sejarah Sel Surya....7
B. Spesifikasi Sel Surya......8
C. Transistor.....10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
B.
C.
D.

Rancangan...11
Waktu....11
Alat dan Bahan....11
Cara Kerja....11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian.............................................................................................12
B. Pembahasan.................................................................................................12
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN
A. Kesimpulan...................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL
1. Tabel IV.a : Hasil Pengamatan Tegangan Listrik.................................................12

ABSTRAK
Di jaman sekarang ini, kebutuhan akan adanya sumber energi semakin meningkat.
Hal ini menyebabkan dunia mengalami krisis energi, sehingga kebutuhan energi yang
ada tidak seimbang dengan sumber energi yang ada.
Namun, para ilmuwan telah menyadari keadaan ini sudah sejak lama. Mereka
melakukan berbagai inovasi guna menciptakan sumber energi yang ramah lingkungan,
murah dan renewable. Di antaranya adalah teknologi sel surya. Teknologi ini dapat
mengubah sinar menjadi sebuah energi listrik melalui efek photovoltaic.
Teknologi ini diharapkan dapat menjadi sebuah terobosan baru untuk menanggulangi
krisis energi di dunia. Tapi, teknologi ini masih terbilang cukup mahal. Hal ini diakibatkan
sel sel surya harganya masih mencapai jutaan dan hanya menghasilkan energi listrik
kurang dari 1000 watt.
Maka dari itu, kami berusaha membuat sel surya dari sebuah alat elektronika
sederhana bernama transistor. Transistor dapat ditemui di berbagai alat elektronika.
Dengan menggunakan satu buah transistor, dapat menghasilkan tegangan listrik yang
cukup besar (0,5V-0,7V).

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Krisis moneter yang dialami Indonesia dewasa ini secara langsung akan membawa
dampak yang semakin nyata terhadap berbagai program pemerintah seperti distribusi
penggunaan tenaga listrik ke seluruh wilayah Indonesia dan berbagai pengembangan
teknologi lainnya termasuk di dalamnya program riset yang merupakan embrio bagi
lahirnya revolusi teknologi. Dengan realita tersebut maka pengembangan listrik tenaga
surya yang berbasis kepada efek photovoltaic dari piranti Sel Surya sebagai salah satu
sumber tenaga listrik yang murah, bebas polusi, dan alami menjadi suatu pilihan yang
tepat.
Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh
permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran matahari. Suplai energi
surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya
yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 10 17 Watt. Jumlah
energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini.
Dengan kata lain, dengan menutup 0,1 persen saja permukaan bumi dengan divais solar
sel yang memiliki efisiensi 10 persen sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di
seluruh dunia saat ini (sumber: Artikel Iptek, Brian Yulianto).
Selain itu, Indonesia adalah Negara yang berada pada garis khatulistiwa dan beriklim
tropis. Hal ini sangat mendukung sekali apabila diterapkannya penggunaan sel surya
pada Negara Indonesia, di mana panjang antara siang dengan malam hampir sama.
Sehingga kita bisa mendapatkan cahaya matahari yang lebih konstan daripada di Negara

lain yang bukan di garis khatulistiwa dan tidak memiliki iklim tropis yang mengakibatkan
panjang siang dengan malam berubah ubah sehingga setiap hari tidak mendapatkan
cahaya matahari yang konstan, sehingga pada saat lebih panjang malam dari pada
siang, cahaya matahari yang didapat menjadi lebih sedikit dari iklim tropis. Memang ada
sedikit untungnya bagi Negara yang jauh dari khatulistiwa karena pada saat musim
kemarau bisa mendapat cahaya matahari yang lebih panjang dari pada biasanya.
Namun, hal itu hanya pada musim panas saja. Jadi, solusi dari permasalahan di atas
diperlukannya berbagi inovasi kreatif agar kita tidak bergantung dengan SDA yang
semakin terbatas.

Namun realita yang ada sekarang ini penggunaan Sel Surya sebagai sumber listrik
masih sangat minim dan belum bisa diandalkan sebagai suatu sumber tenaga alternatif
yang dapat mengganti tenaga listrik (sumber: Artikel Sel Surya Danny Santoso M). Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti : kemampuan Sel Surya yang belum optimal
dalam menghasilkan tenaga listrik, proses pembuatan Sel yang memerlukan operasi
pembiayaan yang mahal, apalagi jika Sel tersebut masih harus diimpor bagi pembuatan
modul Sel Surya, dan lain sebagainya. Teknologi Sel Surya merupakan salah satu jenis
teknologi masa depan yang hingga kini para peneliti dari berbagai negara berlombalomba untuk memperoleh peranti Sel Surya yang murah dengan kualitas yang rasional
serta

dapat

dijadikan

produk

industri

yang

dapat

dipasarkan.

Berangkat dari permasalahan di atas, penulis mencoba mengecek kemampuan dari


transistor sebagai sel surya, sehingga ke depannya dapat digunakan sebagai bahan
pembuat sel surya
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah transistor OCL dapat digunakan sebagai bahan sel surya ?
2. Apakah transistor OCL mampu menjadi bahan sel surya yang murah dibandingkan
dengan sel surya biasa?
3. Apakah yang mempengaruhi kinerja transistor OCL dalam pembuatan sel surya ?
C. HIPOTESIS
1. Transistor OCL dapat digunakan sebagai bahan sel surya karena di dalamnya terdapat
komponen yang bisa melakukan efek photovoltaic
2. Transistor OCL mampu menjadi bahan sel surya yang murah dibandingkan dengan sel
surya biasa
3. Hal hal yang mempengaruhi kinerja transistor OCL adalah sumber cahaya dan suhu
transistor OCL

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memastikan kemampuan transistor OCL sebagai bahan sel surya
2. Untuk mengetahui efektivitas kinerja transistor OCL sebagai bahan sel surya
3. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi hasil kinerja transistor OCL
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Dapat mengetahui kemampuan transistor OCL sebagai bahan sel surya
2. Dapat mengetahui efektivitas kinerja transistor OCL sebagai bahan sel surya
3. Sebagai bahan rujukan pengembangan sel surya menggunakan transistor OCL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SEJARAH SEL SURYA
Sejarah perkembangan industri Photovoltaic(PV) telah berjalan sekitar 50 tahun, dan
telah banyak pula penelitian dilakukan dengan harapan suatu saat dapat menghasilkan
sel surya yang murah dan layak dibanding dengan tenaga listrik buatan (hidro atau nuklir)
untuk memecahkan problem kebutuhan tenaga listrik yang ramah terhadap lingkungan
hidup di seluruh lapisan dunia ini.
Pada sekitar akhir abad 19, aliran listrik surya ditemukan oleh ahli fisika Jerman
bernama Alexandre Edmond Becquerel secara kebetulan di mana berkas sinar matahari
jatuh pada larutan elektro kimia bahan penelitian, sehingga muatan elektron pada larutan
meningkat, tidak ada penjelasan ilmiah pada peristiwa tersebut. Baru pada awal abad 20,
Albert Einstein menamakan penemuan peristiwa listrik alami ini dengan sebutan
Photoelectric Effect, yang kemudian merupakan pengertian dasar pada Photovoltaic
Effect (Albert Einstein mendapat Nobel Prize Fisika) Photoelectric Effect didapat dari
pengamatan Einstein pada selempeng metal yang melepaskan Photon partikel energi
cahaya ketika terkena sinar matahari. Foton-foton terus menerus mendesak atom-atom
metal dan terjadi partikel Energi Foton bersifat gelombang energi cahaya.
Gelombang cahaya sinar lembayung (ultraviolet) adalah sinar yang bermuatan energi
Foton tinggi dan panjang gelombangnya pendek, sedangkan sinar merah (infra-red)
adalah sinar yang bermuatan energi Foton rendah dan dalam bentuk gelombang
panjang. Kemudian sekitar tahun 1930, penelitian berlanjut dan berhubungan dengan
penemuan konsep Quantum Mechanics untuk menciptakan teknologi baru solid-state,
di mana kemudian perusahaan Bell Telephone Research Laboratories menciptakan Sel
Surya padat yang pertama. Tahun 1950 - 1960, teknologi disain dan efisiensi Sel Surya
terus berlanjut dan diaplikasikan ke pesawat ruang angkasa (photovoltaic energies).
Tahun 1970-an, dunia menggalakkan sumber energi alternatif yang terbarukan dan

ramah lingkungan, maka PV mulai diaplikasikan ke low power warning systems dan
offshore buoys (tetapi produksi PV tidak dapat banyak karena masih handmade).
Baru pada tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan PV bergabung dengan instansi
energi pemerintah agar dapat lebih memproduksi PV sel dalam jumlah besar, sehingga
harga per sel surya dapat lebih ditekan serendah mungkin.

B. SPESIFIKASI SEL SURYA


1. DASAR SEL SURYA
Sel Surya diproduksi dari bahan semikonduktor yaitu silikon berperan sebagai
isolator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas.
Sebuah Silikon Sel Surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari lapisan atas silikon
tipe n (silicon doping3 of phosphorous), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping
of boron)
Elektron-elektron bebas terbentuk dari million photon atau benturan atom pada
lapisan penghubung (junction= 0.2-0.5 micron4) menyebabkan terjadinya aliran listrik.
2. PERKEMBANGAN SEL SURYA
Pengembangan Sel Surya semakin banyak menggunakan bahan semikonduktor
yang bervariasi dan Silikon yang secara Individu (chip) banyak digunakan di antaranya :
a. Mono-crystalline (Si)
Dibuat dari silikon kristal tunggal yang didapat dari peleburan silikon dalam bentukan
bujur. Sekarang Mono-crystalline dapat dibuat setebal 200 mikron, dengan nilai efisiensi
sekitar 24%.
b. Polycrystalline/Multi-crystalline (Si)
Dibuat dari peleburan silikon dalam tungku keramik, kemudian pendinginan perlahan
untuk mendapatkan bahan campuran silikon yang akan timbul di atas lapisan silikon. Sel
ini kurang efektif dibanding dengan sel Polycrystalline ( efektivitas 18% ), tetapi biaya
lebih murah.
c.

Gallium Arsenide (GaAs)

Sel Surya Galium Arsenide pada unsur periodik III-V berbahan semikonduktor ini sangat
efisien dan efektif dalam menghasilkan energi listrik sekitar 25%. Banyak digunakan pada
aplikasi pemakaian Sel Surya.
Sedangkan jenis sel surya silikon terpadu Thin Film, yaitu :

a. Amorphous Silikon (a-Si)


Banyak dipakai pada jam tangan dan kalkulator, sekarang dikembangkan untuk sistem
bangunan terpadu sebagai pengganti tinted glass yang semi-transparan.
b. Thin Film Silikon (tf-Si)
Dibuat dari thin-crystalline atau polycrystalline pada grade bahan metal yang cukup
murah (cladding system).
c.

Cadmium Telluride (CdTe)

Terbentuk dari bahan materi thin film polycrystalline secara deposit, semprot, dan
evaporasi tingkat tinggi. Nilai efisiensi 16%

d. Copper Indium Diselenide (CulnSe2/CIS)


Merupakan bahan dari film tipis polycrystalline. Memiliki nilai efisiensi bahan sebesar
17.7%
.
3. ENERGI LISTRIK
Sebuah Sel Surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari
menjadi Foton) tidak tergantung pada besaran luas bidang Silikon, dan secara konstan
akan menghasilkan energi berkisar 0.5 volt maksimum 600 mV pada 2 amp6, dengan
kekuatan radiasi solar matahari 1000 W/m2 = 1 Sun akan menghasilkan arus listrik (I)
sekitar 30 mA/cm2 per sel surya.
4. FAKTOR PENGOPERASIAN SEL SURYA
Faktor dari pengoperasian Sel Surya agar didapatkan nilai yang maksimum sangat
tergantung pada :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Ambient air temperature


Radiasi matahari
Kecepatan angin bertiup
Keadaan atmosfer bumi
Orientasi panel atau larik PV
Posisi letak sel surya (larik) terhadap matahari (tilt angle)

Penjelasannya adalah sebagai berikut :


a. Sebuah Sel Surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur sel tetap
normal (250 Celsius), kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal
pada PV sel akan melemahkan tegangan (Voc).
b. Radiasi matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariabel, dan sangat tergantung
keadaan spektrum solar ke bumi.
c. Kecepatan tiup angin di sekitar lokasi larik PV dapat membantu mendinginkan
permukaan temperatur kaca-kaca larik PV.

d. Keadaan atmosfer bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap
air udara (Rh), kabut dan polusi sangat menentukan hasil maksimum arus listrik
dari deretan PV.
e. Orientasi dari rangkaian PV (larik) ke arah matahari secara optimum adalah
penting agar panel/deretan PV dapat menghasilkan energi maksimum. Selain arah
orientasi, sudut orientasi (tilt angle) dari panel/deretan PV juga sangat
mempengaruhi hasil energi maksimum. Sebagai guidline: untuk lokasi yang
terletak

di

belahan

Utara

latitude,

maka

panel/deretan

PV sebaiknya diorientasikan ke Selatan. Orientasi ke arah Timur Barat walaupun


juga dapat menghasilkan sejumlah energi dari panel-panel/deretan PV, tetapi tidak
akan mendapatkan energi matahari optimum.
f. Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara
tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum 1000 W/m2 atau 1 kW/m2.
Kalau tidak dapat mempertahankan ketegak lurusan antara sinar matahari dengan
bidang PV, maka ekstra luasan bidang panel PV dibutuhkan (bidang panel PV
terhadap sun altitude yang berubah setiap jam dalam sehari).
C. TRANSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di
satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam
rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai sakelar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Cara kerja transistor dibagi menjadi dua macam :
a.Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini
dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus
utama tersebut.
b. FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik

utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua
sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar di mana daerah Basis memotong
arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah
dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal
konduksi tersebut.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.

RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variabel bebas (variabel

yang diteliti) transistor dan sumber cahayai. Variabel terikat (hasil penelitian) dalam
penelitian ini adalah besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh transistor OCL
B.

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10-20 Oktober 2008. Tempat penelitian

MTsN Malang I.
C.

ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.

Transistor OCL/ Jengkol

2.

Multimeter

3.

Penjepit Buaya

4.

Kabel

5.

Sumber Cahaya

D.

CARA KERJA

1.

Sediakan transistor OCL/Jengkol, multimeter, penjepit buaya, kabel, dan cahaya


matahari

2.

Buka penutup transistor agar solar cell di bagian dalam transistor dapat terkena
cahaya

3.

Pasangkan penjepit buaya pada kaki transistor

4.

Sambungkan kabel pada penjepit buaya

5.

Pasangkan kabel pada multimeter

6.

Tempatkan transistor pada cahaya maksimal

10

7.

Ukurlah tegangan listrik dengan mengubah posisi arah penunjuk skala pada volt
meter ke arah batas ukur yang sesuai

8.

Amatilah besar tegangan listrik yang ditunjukkan oleh volt meter dan catatlah

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Data dari hasil pengamatan di sajikan pada tabel di bawah ini
No. Sumber Cahaya dan Panas
Tegangan yang di Hasilkan*)
1.
Uap Air Panas
0,14 - 0,25
2.
Api
0,17 - 0,28
3.
Lampu TL
0,20 - 0,30
4.
Lampu Neon
0,23 - 0,31
5.
Cahaya Matahari Dalam Ruangan
0,25 - 0,35
6.
Cahaya Matahari Langsung
0,30 - 0,50
7.
Cahaya Matahari yang difokuskan (+lup)
0,48 - 0,72
Tabel IV.a : Data Hasil Pengamatan Tegangan Listrik
Ket : *) Pengukuran menggunakan multimeter dengan penunjuk 20 DCV dan dengan
menggunakan satu buah transistor dan tergantung pada kualitas transistor
B. Pembahasan
Berdasarkan analisa data di atas menunjukkan bahwa tegangan listrik yang bisa di
dapatkan oleh transistor tidak hanya dari cahaya matahari melainkan juga dapat
menggunakan sumber cahaya lain dan juga suhu yang tinggi. Tegangan listrik lebih
banyak dihasilkan jika cahayanya difokuskan.
Dan berdasarkan analisa apabila transistor berada pada suhu yang sangat tinggi
tegangan yang dihasilkan dapat berkurang karena tingginya suhu pada transistor dapat
menghambat kinerja transistor (dapat merusak transistor juga).
Apabila transistor berada pada suhu normal (suhu cahaya matahari biasa yang
tanpa difokuskan) dapat menghasilkan tegangan lebih maksimal dari pada ketika
transistor berada pada suhu tinggi
Apabila ingin menggunakan transistor sebagai sumber energi listrik di butuhkan
transistor dalam jumlah yang banyak karena satu buah transistor hanya dapat
menghasilkan tegangan seperti yang telah di sajikan pada tabel di atas

11

BAB V
PENUTUP
A.

Kesimpulan

1.

Transistor OCL dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembuatan sel surya

2.

Apabila transistor berada pada suhu normal tegangan listrik yang dihasilkan lebih
banyak daripada ketika transistor sedang panas

3.

Semakin fokus cahayanya maka semakin tinggi teganagn listrik yang dihasilkan

4.

Cahaya matahari menghasilkan tegangan paling tinggi dari pada sumber cahaya
yang lainnya.

B.

Saran

1.

Jika ingin membuat sel surya dari transistor itu membutuhkan banyak transistor
karena satu transistor hanya menghasilkan sedikit tegangan yang besarnya tidak
sampai satu volt

2.

Tempatkan pada sumber cahaya maksimal

3.

Usahakan transistor tidak terlalu lama berada pada suhu yang tinggi karena dapat
mengurangi besar tegangannya

12

DAFTAR PUSTAKA
1.

www.hermansyah21.blogpsot.com/2007/10/peningkatan-perolehan-energi-listrik.html.
Diakses pada tanggal 1 Nopember 2008.

13

You might also like