You are on page 1of 6

15

Sep

MAKALAH HUKUM, HAM DAN


DEMOKRASI DALAM ISLAM
Posted by yordanis10@mhs.is.its.ac.id Published in goresan Tangan
HUKUM, HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM
KELOMPOK VII
1.
PendahuluanHukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsepkonsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip
bermusyawarah dan prinsip dalam ijma. HAM dan Demokrasi merupakan konsepsi
kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru
dunia. HAM dan demokrasi juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia untuk
mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi
HAM dan demokrasilah yang terbukti paling mengakui dan menjamin harkat
kemanusiaan.Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang
menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan hak asasi
manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai manusia yang merupakan karunia
Sang Pencipta. Karena setiap manusia diciptakan kedudukannya sederajat dengan hak-hak yang
sama, maka prinsip persamaan dan kesederajatan merupakan hal utama dalam interaksi sosial.
Namun kenyataan menunjukan bahwa manusia selalu hidup dalam komunitas sosial untuk dapat
menjaga derajat kemanusiaan dan mencapai tujuannya. Hal ini tidak mungkin dapat dilakukan
secara individual. Akibatnya, muncul struktur sosial. Dibutuhkan kekuasaan untuk menjalankan
organisasi sosial tersebut.
2.

Permasalahan

1.

Apa pengertian Hukum dalam islam ?

2.

Berapakah sumber hukum islam?

3.

Apakah tujuan hukum islam?

4.

Apa pengertian Hak Asazi Manusia ?

5.

Apa perbedaan HAM dalam pandangan Islam dan Barat?

3.

Pembahasan

3.1
Islam

Pengertiam Hukum Dalam

Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat
dalam Al Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau
yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Terdapat perbedaan pendapat antara
ulama ushul fiqh dan ulama fiqh dalam memberikan pengertian hukum syari karena berbedanya
sisi pandang mereka. Ulama fiqh berpendapat bahwa hukum adalah akibat yang ditimbulkan
oleh tuntutan yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Sedangkan ulama ushul fiqh
mengatakan bahwa yang disebut hukum adalah dalil itu sendiri. Mereka membagi hukum
tersebut kepada dua bagian besar yaitu hukum taklifi dan hukum wadhi. Hukum taklifi
berbentuk tuntutan dan pilihan yang disebut dengan wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah.
Dan hukum wadhi terbagi kepada lima macam yaitu sabab, syarat, mani, shah dan bathal.
Masyarakat Indonesia disamping memakai istilah hukum Islam juga menggunakan istilah lain
seperti syariat Islam, atau fiqh Islam. Istilah-istilah tersebut mempunyai persamaan dan
perbedaan. Syariat Islam sering dipergunakan untuk ilmu syariat dan fiqh Islam dipergunakan
istilah hukum fiqh atau kadang-kadang hukum Islam, yang jelas antara yang satu dengan yang
lain saling terkait.

3.2

Sumber Hukum dalam Islam

Ada 2 sumber hukum dalam islam yaitu :


3.2.1 Al-Quran sebagai sumber hukum
3.2.1.1 Definisi: al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad dalam
bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam.

3.2.1.2 Fungsi: sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang


berupa:
1. doktrin atau pengetahuan tentang struktur
kenyataan dan posisi manusia di dalamnya, seperti:
petunjuk moral dan hukum yang menjadi dasar syariat,
metafisika tentang Tuhan dan kosmologi alam, dan
penjelasan tentang sejarah dan eksistensi manusia.2.
Ringkasan sejarah manusia baik para raja, orang-orang
suci, nabi,kaum 3. Mukjizat, yaitu kekuatan yang berbeda
dengan apa yang dipelajari.

3.2.1.3 Penjelasan Al-Quran:


3.2.1.3.1 Ijmali (global): yaitu penjelasan yang masih
memerlukan penjelasan lebih lanjut dalam
pelaksanaannya. Contoh: masalah shalat, zakat
3.2.1.3.1 Tafshili (rinci): yaitu keterangannya jelas dan
sempurna, seperti masalah akidah, hukum waris dan
sebagainya.
3.2.1.4 Kategori Ayat Hukum dan Ayat Non-hukum:
berdasarkan kandungan ayat, jika mengandung ketetapan
hukum maka disebut dengan ayat hukum dan dapat
menjadi dalil fiqh. Dalalah atau petunjuk al-Quran dibagi
dua:
1. Qaty (definitive text): lafal yang mengandung pengertian
tunggal dan tidak bisa dipahami dengan makna lainnya.
Lafal ini tidak membutuhkan ijtihad dan takwil.
2. Zanny (speculative text): lafal yang mengandung
pengertian lebih dari satu dan memungkinkan untuk
ditakwil, dan dapat menerima ijtihad.
3.2.2 Hadis sebagai sumber Hukum:
3.2.2.1 Definisi: Hadis adalah penuturan sahabat tentang Rasulullah baik mengenai perkataan,
perbuatan, dan taqrirnya.
3.2.2.2 Keshahihan Hadis: Hadis yang dapat digunakan sebagai sumber adalah hadis yang sahih
dan hasan. Hadis dhaif tidak dapat dipakai sebagai sumber hukum. Sebagian ulama
membolehkan menggunakan hadis dhaif sebagai dalil dengan syarat:1. Kedhaifanya tidak
terlalu lemah2. Memiliki beberapa jalur sanad
3. Tidak mengatur masalah yang pokok, hanya sampai hukum sunnah atau makruh.
Penentuan kesahihan hadis dibuat oleh ulama sehingga terjadi perbedaan pendapat.

3.3

Tujuan Hukum Islam

Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi (mencegah
terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima
tujuan hukum islam:
3.3.1

Memelihara agama

Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh martabatnyadapat terangkat
lebih tinggi dan martabat makhluk lain danmemenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi
perlindungan kepada pemeluk agam lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.
3.3.2

Memelihara jiwa

Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara hak manusia untuk
hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang pembunuhan sebagai penghilangan
jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk
mempertahankan kemaslahatannya hidupnya (Qs.6:51,17:33)
3.3.3

Memelihara akal

Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal mempunyai peranan sangat
penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum
islam dengan baik dan benar tanpa mempergunakan akal sehat. (qs.5:90)
3.3.4

Memelihara keturunan

Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting. Karena itu,
meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut ketentuan Yang ada dalam
Al-Quran dan As-Sunnah dan dilarang melakukan perzinahaan.(qs4:23)
3.3.5

Memlihara harta

Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk kelangsungan
hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dilindungi haknya untuk memperoleh
harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi
huku slam ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik
yang bersifat primer, sekunder, maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).
3.4

HAK ASASI MANUSIA

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang maha pencipta(hakhak yang bersifat kodrati.) oleh karena itu, tidak ada kekuasaan apapun yang dapat mencabutnya.
Meskipun demikian, bukan berarti manusia daengan hak-haknya dapat berbuat semauny, sebab
apabila seseorang melakukan sesuatu yang dapat dikatagorikan memperkosa atau merampas hak
asasi orang lain, harus mempertangung jawabkan perbuatanya (Baharudin Lopa, 1999:1).

Hak asasi yang dimiliki oleh manusia telah dideklerasikan oleh ajaran islam jauh sebelum
masyarakat(Barat) mengenalnya, melalui berbagai ayat Al-Quran misalnya manusia tidak
dibedakan berdasarkan warna kulitnya, rasnya tingkat sosialnya. Allah menjamin dan memberi
kebebasan pada manusia untuk hidup dan merasakan kenikmatan dari kehidupan, bekerja dan
menikmati hasil usahanya, memilih agama yang diyakininya.
3.4.1 Musyawarah
Kedaulatan mutlak dan Keesaan Tuhan yang terkandung dalam konsep tauhid dan peranan
manusia yang terkandung dalam konsep kilafah memberikan kerangka yang dengannya para
cendikiawan belakangan ini mengembangkan teori politik tertentu yang dapat dianggap
demokratis. Dalam penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual islam, bayak
perhatian diberikan pada beberapa aspek khusus dari ranah sosial dan politik. Demokrasi islam
dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep islami yang sudah lama berakar,
yaitu musyawarah, konsensus (ijma) dan ijtihad. Masalah musyawarah ini dengan jelas telah
disebutkan dalam QS. 42:28, yang berisi perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan
apapun untuk menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinnya dengan cara bermusyawarah.
Dengan, demikian, tidak akan terjadi kesewenang-wenangan dari seorang pemimpi terhadap
rakyat yang dipimpinnya.
3.4.2 Konsensus Atau Ijma
Disamping musyawarah, ada hal lain yang sangat penting dalam masalah demokrasi, yakni
consensus atau ijma. Konsep consensus memberikan dasar bagi penerima system yang
mengakui suara mayoritas.
Selain syura dan ijma ada konsep yang sangat penting dalam proses demokrasi islam, yaitu
ijtihad. Ini merupakan langkah kunci menuju penerapan perintah Allah, berkaitan debgan tempat
dan waktu.
Dalam pengertian politik murni, Muhammad iqbal dalam tulisanya menegaskan tentang
hubungan anatara consensus, demokratisasi, dan ijtihad, bahwa tumbuhnya semangat legislatif di
Negara Negara muslim merupakan langkah awal yang besar. Pengalihan wewenang ijtihad dan
individu-individu berbagai madzab kepada suatu majelis legislatif muslim yang dalam kondisi
kemajemukan madzabmerupakan satu-satunya bentuk ijma yang dapat diterima di zaman
modern, akan terjamin kontribusi dalam pembahasan hukum dari kalangan rakyat yang memliki
wawasan yang tajam (Muhammad iqbal,1968:173)
3.5

HAM dalam pandangan Islam dan Barat

Hukum menurut Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya, dalam AlQuran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai rasulnya melalui sunah beliau yang kini
terhimpun dengan baik dalam al-quran dan hadist. HAM terbagi menjadi 2 HAM Menurut
barat dan menurut islam. HAM barat bersifat anthroposentris: segala sesuatu berpusat pada
manusia sehingga menempatkan manusia sebagai tolak ukur segala sesuatu. HAM islam bersifat
theosentris: segala sesuatu berpusat pada Allah.Dalam konsep demokrasi modern, kedaulatan

rakyat merupakan inti dari demokrasi sedang demokrasi islam meyakini bahwa kedaulatan Allah
lah yang menjadi inti dari demokrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Terjemah AL-QURAN

Husain, syekh syaukat, 1991, Hak asasi manusia dalam islam, Jakarta. Gema Insani
perss
Lopa, Baharuddin, 1999. Al Quran dan Hak Azasi Manusia, Yogyakarta, PT. Dana
Bakti Prima Yasa.
Ilyas, Muhtarom, 2009. Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Pramudya, Willy, Cak Munir, Engkau Tak Pernah Pergi, Jakarta: GagasMedia 2004

You might also like