You are on page 1of 18

Donor Darah

Pengertian Donor Darah


Donor darah adalh orang yang menyumbangkan darahnya untuk maksud dan tujuan
transfusi darah.
Menurut caranya diperolehnya, Donor darah dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Donor Darah Bayaran
2. Donor Darah Pengganti
3. Donor Darah Sukarela
Donor Darah Bayaran
Donor darah bayaran ini sangat jelas dilarang/ tidak diperbolehkan baik hukum
agama, nilai moral, norma etika maupun perundang-undangan yang berlaku. Donor bayaran
tidak lain adalah bentuk percaloan.
Kerugian yang di timbulkan akibat Donor Bayaran :
Jumlah donor sangat sedikit sekali dibandingkan dengan kebutuhan darah yang jauh
lebih besar, sehingga orang-orang ini akan memasang tarif yang tinggi umumnya tidak
terjamin mutunya. Resiko penularan penyakit sangat tinggi.
Donor Darah Pengganti
Donor darah pengganti (DDP) adalah seseorang yang diminta menyumbangkan
darahnya kepada seseorang dan ia tahu kepada siapa darah tersebut dia berikan. Umumnya
langkah ini benar-benar darurat, bila darah di UDD PMI tidak tersedia. Permasalahan yang
muncul adalah pendonor yang disiapkan keluarga darahnya tidak sesuai dengan pasien
setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium yang memakan waktu lama. Bila ada keperluan
mendadak dimana pasien harus segera ditransfusikan, berapa waktu yang terbuang untuk
mengumpulkan anggota keluarga yang cocok golongan darahnya? Berapa lama waktu untuk
menunggu pemeriksaan laboratorium, waktu pengolahan darah.
Donor Darah Sukarela
Donor Darah Sukarela (DDS) adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya
secara sukarela tanpa pamrih untuk berkepentingan masyarakat tanpa membedakan agama,
suku bangsa, golongan, warna kulit, dan jenis kelamin. DDS inilah yang paling dianjurkan
karena selain halal, juga aman dan berperikemanusiaan. Dengan berdonor darah secara
sukarela, darah di UDD PMI akan selalu tersedia untuk keperluan penyembuhan dan
penyelamatan bagi pasien siapa saja yang memerlukan tanpa pandang bulu. Disamping itu
keamanan darah terjamin karena sudah dilakukan skrining terlebih dahulu.
1.
2.
3.
4.

Kriteria Pendonor
Lelaki atau wanita Dewasa, sehat jasmani dan rohanii menurut pemeriksaan dokter.
Umur pendonor 17-60 tahun (dengan pertimbangan dokter, donor yang berumur 60 tahun
dapat menyumbangkan darahnya sampai dengan umur 65 tahun tetapi bukan pendonor
pertama).
Berat badan minimal 47 Kg, dapat menyumbangkan darahnya 350 ml ; ditambah sejumlah
darah untuk pemeriksaan yang jumlahnya tidak lebih dari 5 ml. Donor dengan berat 50 Kg
atau lebih dapat menyumbangkan darahnya 450 ml.
Suhu 37 C

5. Denyut nadi : 60-100 per menit, tergantung kondisi pendonor.


6. Tekanan darah : Sistolik : 100-150 mmHg, Diastolik :60-100 mmHg. tergantung kondisi
pendonor.
7. Kadar Hemoglobin 12,5 g/dl, minimal metode CuSO.
8. Interval penyumbangan darah minimal 8 minggu dengan penyumbangan maksimal 5 kali
setahun.
Tidak Boleh Menjadi Pendonor Bila
1. Kulit donor ditempat pengambilan tidak sehat.
2. Mendapat transfusi darah atau komponennya dalam waktu 12 bulan terakhir.
3. Menstruasi.
4. Kehamilan dan menyusui. Calon donor dapat menyumbangkan darahnya 6 bulan setelah
melahirkan atau 3 bulan setelah berhenti menyusui.
5. Penyakit infeksi
o Calon donor harus bebas dari penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui darah. Bila ada
riwayat malaria, calon donor dapat menyumbangkan darahnya kembali 3 tahun setelah bebas
dari serangan malaria yang terakhir. 3 tahun setelah keluar dari daerah endemis malaria, 12
bulan setelah berkunjung ke daerah endemis malaria, 6 bulan setelah sembuh dari penyakit
Typus.
o Calon donor dengan pemeriksaan HbsAg, HCV, VDRL, dan HIV menunjukkan hasil positif.
6. Imunisasi dan vaksinasi
Minimal 8 minggu post vaksinasi baru dapat menjadi donor.
Penyumbangan darah dapat dilakukan 12 bulan setelah mendapat Imunisasi Hepatitis B,
Immunoglobulin atau 4 minggu setelah vaksinasi Rubella.
Calon donor yang digigit binatang yang menderita rabies, dapat menyumbangkan darahnya 1
tahun setelah digigit.
7. Calon donor dengan penyakit : jantung, hati, paru-paru, ginjal, DM, penyakit
pendarahan, kejang, kanker atau penyakit kulit kronis tidak diperkenankan
menyumbangkan darahnya tanpa seijin dokter yang merawat.
8. Riwayat operasi : 6 bulan setelah operasi kecil dan 12 bulan setelah operasi besar
serta 5 hari setelah cabut gigi, donor dapat menyumbangkan darahnya.
9. Riwayat pengobatan :
Minimal 8 minggu post vaksinasi baru dapat menjadi donor.
Penyumbangan darah dapat dilakukan 12 bulan setelah mendapat Imunisasi Hepatitis B,
Immunoglobulin atau 4 minggu setelah vaksinasi Rubella.
Calon donor yang digigit binatang yang menderita rabies, dapat menyumbangkan darahnya 1
tahun setelah digigit.
10. Alkoholis, Narkoba dan ketergantungan obat tidak boleh menjadi donor selamanya.
11. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya defisiensi
G6PD, Talasemia, dan polisitemia vera.
12. Tato, tindik, dan tusuk jarum baru boleh setelah 12 bulan.

o
o
o
o
o
o
o
o

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

13. Kelompok masyarakat dengan resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS


(Homoseks, morfilis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum sunti tidak steril,
mempunyai tato, tindik/piercing).
Prosedur Menjadi Donor Darah Sukarela
Setiap pendonor baru dan lama harus mengisi inform consent sebelum diambil darahnya.
Calon donor terlebih dahulu diperiksa oleh dokter atau tenaga kesehatan lain yang diberi
wewenang dibawah tanggung jawab dokter.
Pemeriksaan golongan darah.
Pemeriksaan kadar Hb untuk memastikan bahwa pendonor tidak menderita anemia.
Pemeriksaan tekanan darah. Bila mana perlu, dokter PMI akan melakukan pemeriksaan klinis
untuk memastikan bahwa pendonor cukup sehat untuk menjadi donor darah.
Pengambilan darah dilaksanakan oleh analis/ATD (Asisten Transfusi Darah)/PTTD selama
10 menit.
Setelah istirahat sejenak kemudian dipersilahkan menikmati menu.
Setiap pendonor akan mendapatkan kartu anggota donor darah. Diharapkan setelah 2,5 - 3
bulan akan datang kembali ke UDD PMI untuk mendonorkan darahnya.
Pemeriksaan Laboratorium Yang Dilakukan Terhadap Darah Pasien
Sebelum darah donor diberikan kepada pasien, maka dilakukan pemeriksaan antara lain :
Golongan darah ABO-Rhesus.
HbsAg untuk mendeteksi Hepatitis B
Anti HCV untuk mendeteksi Hepatitis C
VDRL untuk mendeteksi sifilis
Anti HIV untuk mendeteksi AIDS
Malaria (pada daerah tertentu)
Crossmatch/ Uji cocok serasi untuk mengetahui apakah darah donor cocok untuk pasien
tersebut

Manfaat Manjadi Donor Darah


Bagi Pendonor
o Kita dapat beramal tanpa pamrih kepada sesame. Karena sekantong darah yang disumbangkan
dapat menyelamatkan jiwa seseorang yang membutuhkan. Hal ini secara psikologis dapat
menimbulkan kepuasan batin bagi pendonor.
o Dengan menjadi donor darah secara otomatis kondisi kesehatan akan diperiksa secara rutin
dan periodic sehingga kita tahu saat mana kondisi kita sedang sehat atau kurang sehat.
o Selain itu, para pendonor dapat bergabung dalam organisasi PMI/PDDI yang tentu saja dapat
menambah relasi atau teman.
Bagi Masyarakat
o Meningkatkan jumlah donor akan menunjang pemenuhan kebutuhan persediaan darah yang
diperlukan pasien di Rumah Sakit. Bila kebutuhan darah telah tercukupi, tidak akan terjadi
pasien yang mengalami penundaan operasinya atau meminimalisasi adanya kegagalan
operasi sehingga jiwa pasien menjadi tertolong.
o Meningkatkan nilai-nilai kesetiakawanan dan kepedulian sosial dimasyarakat serta
memberikan pendidikan nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan etika berkehidupan sosial yang
saling bantu dan menolong sesame.
Mudah, Cepat, Aman, dan Bermanfaat Menjadi Pendonor

Mudah

: Donor darah tidak memerlukan proses yang rumit. Setiap orang bisa menjadi pendonor
bilamana memenuhi persyaratan.
Cepat
: Donor darah berlangsung dengan cepat. Setelah menyumbangkan darahnya, tubuh akan
cepat pulih sehat seperti sediakala, langsung dapat beraktivitas, bekerja kembali, tanpa
banyak membuang waktu.
Aman
: Kegiatan donor darah aman dari resiko tertular penyakit dan tidak merugikan kesehatan,
bahkan dapat mendeteksi kesehatan.
Bermanfaat : Darah yang disumbangkan hanya sebagian kecil dari keseluruhan jumlah dari tubuh. Darah
yang disumbangkan mempunyai nilai pengobatan dan pemulihan kesehatan bagi penderita
yang memerlukan, bahkan sangat menunjang upaya penyelamatan jiwa.
Efek Samping Dari Donor Darah
Efek samping jarang terjadi. Beberapa efek samping ringan yang mungkin saja terjadi, namun
itupun tidaklah berbahaya/beresiko, antara lain :
1. Infeksi ringan pada bekas tusukan. Sangat jarang terjadi mengingat proses penyadapannya
dilakukan secara steril.
2. Timbulnya Hematoma, yakni menggumpalnya darah dibawah kulit bekas tusukan jarum.
Hematoma ini dapat hilang dengan sendirinya atau diberi kompres.
3. Terjadinya syncope, yaitu pingsan sesaat yang hanya disebabkan oleh kondisi psikologik.
Berdasarkan penelitian, timbulnya syncope ini sangat jarang, kurang dari 0,5%. Biasanya
terjadi pada pendonor yang baru pertama kali menjadi donor darah. Cara mengatasinya tidak
perlu dengan pengobatan. Tetapi cukup dengan membuat posisi trendelenburg yakni
pendonor diposisikan dimana kaki lebih tinggi dari jantung.
Hal-hal Yang Perlu Diketahui
1. Sifat seseorang tidak bisa terbawa oleh darahnya
Darah jelas tidak akan membawa sifat atau karakter seseorang. Biarpun darah tersebut
berasal dari seorang penjudi atau pembunuh, maka tidak usahh kawatir akan menjadi penjudi
atau pembunuh setelah transfusi darah. Demikian juga bila darah itu berasal dari orang yang
pandai dan kaya raya, bukan berarti akan terbawa menjadi pintar dan kaya.
2. Penyakit-penyakit tertentu dapat ditularkan melalui transfusi
Hepatitis, malaria, syphilis, HIV/AIDS, dll adalah penyakit tertentu yang dapat
ditularkan melalui transfusi. Untuk inilah maka setiap kantong darah diperiksa terlebih
dahulu oleh para analis di laboratorium UDD PMI. Hanya darah yang benar-benar terbebas
dari penyakit menularlah yang layak ditransfusikan untuk pasien. Namun karena adanya
Window Period dimana antibody belum terbentuk tetapi sudah ada antigen maka di dunia
tidak ada yang dapat menjamin darah transfusi 100% aman.
Disinilah bahayanya jika seseorang membutuhkan darah untuk keluarga/temannya
menghubungi pendonor bayaran yang tidak tahu kualitas darahnya. Maka sudah tentu darah
pasien akan tercemari penyakit-penyakit tertentu.
3. Pendonor dan resipien menjadi bersaudara sedarah setelah transfusi
Tidak benar jika mendapat darah dari orang lain maka si penerima dan si pemberi
darah menjadi bersaudara/sedarah karena adanya pencampuran darah. Anggapan ini jelas
keliru karena dari pandangan agama islam, pengertian sedarah adalah dari keturunan dan
bukan karena adanya percampuran darah secara materil seperti transfusi darah. Bila anggapan
ini benar, bagaimana jika seorang suami mendonorkan darahnya untuk istrinya, apakah itu

juga berarti akan sedarah? Lalu bagaimana status perkawinannya? Karena haram hukumnya
mengawini keluarga sedarah.
4. Menjadi pendonor tidak akan mengganggu kesehatan
Menjadi pendonor bila memenuhi prosedur atau semua persyaratan pada umumnya
tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan tidak mmenimbulkan efek samping yang berarti.
Bila memenuhi persyaratan donor darah berarti tubuh kita dinyatakan sehat atas pemeriksaan
dokter atau petugas kesehatan. Dengan mendonorkan darah secara rutin berarti para pendonor
secara rutin juga telah memeriksa kesehatan tubuhnya.
5. Menjadi pendonor tidak dapat menyembuhkan penyakit hipertensi
Anggapan yang keliru bahwa dengan mendonorkan darah berarti akan menurunkan
tekanan darahnya sehingga dapat menyembuhkan hipertensi. Hal ini perlu diluruskan,
menjadi pendonor sebenarnya tidak dapat menyembuhkan penyakit hipertensi sebab
terjadinya penurunan tekanan darah bersifat temporer saja dalam waktu beberapa jam karena
setelah pengambilan darah, tekanan darah akan kembali seperti semula.
6. Menjadi pendonor darah bukan berarti menabung darah di PMI
Donor darah adalah kegiatan amalan tanpa pamrih untuk menolong sesame yang
memerlukan. Jadi niatnya harus ikhlas. Salah besar bila beranggapan bahwa dengan
mendonorkan darah berarti menabung darahnya sendiri di UDD PMI. Sehingga bila suatu
saat yang bersngkutan atau keluarganya perlu darah, dapat langsung di ambil. Akibatnya,
pada saat yang bersangkutan atau keluarganya memerlukan darah dan ternyata persediaan di
UDD PMI kosong, pendonor ini menjadi sangat kecewa dan merasa jerih payahnya menjadi
pendonor adalah menyumbangkan darahnya bukannya menabungg darah. Darah yang
disumbangkan adalah untuk pasien yang memerlukan saat itu.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hal-hal yang menyebabkan tingginya Donor Darah Pengganti (DDP)


Kesadaran masyarakat masih rendah
Belum semua anggota DDS bersedia menyumbangkan darahnya 1 tahun 5 kali
Banyaknya instansi/organisasi yang menyumbangkan darahnya hanya 1 kali setahun pada
saat HUT sehingga menyebabkan pada waktu-waktu tertentu UDD PMI kelebihan darah atau
bahkan sangat kekurangan darah
Kurangnya persediaan darah sekitar bulan puasa, tahun baru, dan hari natal
Masih cukup banyak dokter yang meminta darah lengkap dan segar
Masih sedikit dokter yang meminta darah komponen
Sosialisasi donor darah belum menyeluruh

Permasalahan yang muncul jika UDD PMI tidak dapat memenuhi kebutuhan darah
dari DDS
1. Rumah sakit merasa dipersulit bila mengajukan permintaan darah ke UDD PMI, akibatnya
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) dan keluarga pasien tidak sabar sehingga BDRS terpaksa
melakukan pengambilan sendiri. Padahal ini jelas menyalahi ketentuan Permenkes No.
478/1990
2. Biaya yang dikeluarkan oleh keluarga pasien akan menjadi lebih tinggi karena selain
mengganti biaya pengolahan dara/laboratorium di UDD PMI, juga harus mengeluarkan dana
lagi untuk keperluan transport untuk mencari DDP
3. Resiko kematian pasien akibat keterlambatan pemberian transfusi darah cukup tinggi karena
waktu yang dibutuhkan keluarga pasien mencari DDP cukup lama bisa mencapai 6-12 jam.

Apabila pasien membutuhkan bantuan darah bersifat emergency maka kemungkinan tidak
tertolong karena keterlambatan memberikan transfusi darah cukup tinggi.
4. Resiko menularnya penyakit lewat transfusi cukup tinggi. Bila bersifat darah cito/emergency
maka kemungkinan ada kekeliruan petugas dalam melakukan skrining darah cukup tinggi
http://ragielle-volunteer.blogspot.com/2011/11/donor-darah.html
MAKALAH DONOR DARAH SUKARELA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.
Saat ini di berbagai penjuru provinsi di Indonesia pasti ada sesuatu yang disebut
transfusi darah. Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang
sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap
dan komponen darah. Biasanya hal ini sering dilakukan di kalangan remaja sampai
kalangan dewasa.
Di Indonesia seharusnya mempunyai stok darah 4,5 juta sampai 4,8 juta kantong
darah per tahun, sedangkan PMI baru bisa mencukupi sekitar 2 juta kantong darah, yang 64
persenya diolah menjadi komponen darah sebanyak 3 juta komponen darah yang mampu
memenuhi 70 persen dari kebutuhan darah penduduk Indonesia di 520 Kota/Kabupaten. Hal
yang menyebabkan kurangnya persedian darah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran
masyarakat tentang pentingnya mendonorkan darah dan hal ini menyebabkan kurangnya
persediaan darah di Indonesia.
Untuk meningkatkan kapastitas stok kebutuhan darah yang ditetapkan oleh WHO,
PMI berupaya dengan meningkatkan kualitas serta pelayanan Unit Donor Darah (UDD) yang
tersebar di sekitar 200 PMI Kota / Kabupaten di seluruh Indonesia. PMI juga membangun
gerai-gerai UDD di 6 Mall dan 2 Universitas yang menjadi salah satu antisipasi PMI untuk
mendekatkan layanan donor darah sukarela kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan
kantong darah nasional.
PMI terus melakukan berbagai upaya untuk selalu meningkatkan kualitas darah
sesuai standarisasi dan ketetapan WHO mengenai pemeriksaan dan uji saring darah atas 4
(empat) parameter penyakit yaitu Syphilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV & AIDS
1.2. RUMUSAN MASALAH
2.
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, ialah sebagai berikut:
1. Apa pengertian donor darah dan tranfusi darah?
2. Bagaimana sejarah terjadinya donor darah sukarela?
3. Berapa banyak kebutuhan darah di Indonesia dan di dunia?

4. Bagaimana peran PMR Madya dalam donor darah siswa?


1.3. TUJUAN
3.
1. Diharapkan teman-teman pelajar siap mendonorkan darahnya saat sudah memenuhi
syarat
2. Meningkatkan peran PMR dalam mensosialisasikan donor darah
3. Untuk menyebarkan manfaat donor darah
1.4. MANFAAT
1.
1. Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mensosialisasikan manfaat donor
darah kepada pelajar
2. Menyiapkan remaja untuk siap mendonorkan darahnya pada saatnya nanti.

BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN DONOR DARAH
Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela
untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah. Transfusi Darah
adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit
(respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah.
1. Syarat donor darah sebagai berikut :

Calon donor harus berusia 17-60 tahun

Berat badan minimal 45 kg

Tekanan darah 100-180 (sistole) dan 60-80 (diastole)

Menandatangani formulir pendaftaran

Lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan pemeriksaan
oleh dokter

Untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak boleh dalam kondisi atau
menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus,epilepsi, atau kelompok
masyarakat risiko tinggi mendapat AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau
influenza; baru saja dicabut giginya kurang dari 3 hari; pernah menerima tranfusi kurang dari
1 tahun; begitu juga untuk yang belum pernah setahun menato, menindik, atau akupuntur;
hamil; atau sedang menyusui.
2. Manfaat donor darah :

Mengetahui golongan darah tanpa dipungut biaya

Pemeriksaan kesehatan teratur (tiap kali menjadi donor/tiap 3 bulan sekali) meliputi :
tekanan darah, nadi, suhu, tinggi badan, berat badan, hemoglobin, penyakit dalam,
penyakit hepatitis A dan C, penyakit HIV/AIDS.

Mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh

Menurunkan resiko penyakit jantung (jantung koroner dan stroke (British Journal
Heart)

Menambah nafsu makan

Menanamkan jiwa social

Sekali menjadi Donor dapat menolong/menyelamatkan 3 orang pasien yang berbeda

Menyelamatkan jiwa seseorang secara langsung

Meningkatkan produksi sel darah merah

Membantu penurunan berat tubuh

Mendapatkan kesehatan psikologis

3. Tujuan donor darah :

Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.

Memelihara keadaan biologis darah atau komponen komponennya agar tetap


bermanfaat.

Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah
(stabilitas peredaran darah).

Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.

Meningkatkan oksigenasi jaringan.

Memperbaiki fungsi Hemostatis.

Tindakan terapi kasus tertentu.

4. Macam tranfusi darah :

Darah Lengkap/ Whole Blood (WB)

Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari
25 %.

Darah Komponen

1. Sel Darah Merah (SDM) :


1. Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu
berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya
normal.
2. Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.
3. Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi
darah.
4. Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang
mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.

5. Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum
tulang.

Leukosit/ Granulosit Konsentrat : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya


turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian
Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.

Trombosit : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi
trombosit.

Plasma Dan Produksi Plasma : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian


cairan yang hilang.

Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili
dan Von Willebrand
2.2 SEJARAH TRANFUSI DARAH
A. Transfusi darah pada Hewan
Richard Lower (1631-1691) adalah orang pertama yang melakukan transfusi darah pada
hewan yaitu pada seekor anjing dengan menggunakan jarum suntik yang terbuat dari bulu
angsa yang dirancang oleh Christopher Wren, dia menghubungkan vena jugularis seekor
anjing ke arteri pada leher anjing lainnya.
B. Transfusi darah dari Hewan ke manusia
Tanggal 22 November 1666 Richard Lower bersama Dr. Edmund King melakukan transfusi
kepada Arthur Coga dengan menggunakan pipa yang membawa darah dari arteri karotis
seekor domba ke vena resipien. Dr. Jean Baptiste Denys (1640-1704) melakukan hal serupa
dengan mentransfusikan darah domba ke seorang laki-laki 15 tahun yang menderita demam
tanpa menimbulkan efek negatif pada pasien. Denis melakukan hal yang sama pada
beberapa pasien lainnya sampai tragedi meninggalnya Antoine Mauroy.
C. Transfusi darah dari manusia ke manusia
Transfusi darah dari manusia ke manusia pertama kali dilakukan oleh James Blundell (17901877) seorang ahli kebidanan. Ia kemudian mendapat gelar the father of modern blood
transfusion Antara 1818 sampai 1829 ia melakukan sepuluh transfusi dengan darah
manusia, akan tetapi tidak lebih dari empat yang sukses, bahkan dua orang diantaranya
meninggal ketika dilakukan transfusi. Transfusi pertama yang sukses dilakukan adalah
kepada seorang wanita yang mengalami perdarahan post partum berat dan kemudian

diberikan delapan ons darah asistennya. Dikarenakan angka kegagalan transfusi yang tinggi
banyak orang menganggap prosedur ini berbahaya.
Penemuan golongan darah ABO oleh Karl Landsteiner (1868-1943) seorang ilmuan Austria
pada tahun 1901 di Vienna memberikan jawaban atas reaksi transfusi yang terjadi
sebelumnya.
Landsteiner menemukan golongan darah ABO dengan mencampurkan sel darah merah dan
serum tiap stafnya, dari eksperimennya diidentifikasi 3 golongan yang disebut golongan A, B
dan C (yang kemudian diganti nama menjadi golongan O). Golongan darah AB ditemukan
setahun kemudian oleh Alfred von Decastello dan Adriano Struli.
Ludwig Hektoen di Chicago pertama kali merekomendasikan pemeriksaan golongan darah
antara donor dan resipien untuk mengetahui ketidakcocokan golongan darah sebelum
transfusi. Dr. Reuben Ottenberg (1882-1959) di Mount Sinai Hospital New York melakukan
uji cocok serasi (crossmatching) untuk transfusi dan pertama kali meyakinkan bahwa
pewarisan golongan darah sesuai hukum Mendel.
D. Transfusi darah selama perang dunia
Saat perang dunia pertama dan kedua ilmuan berfikir untuk melakukan penyimpanan darah.
Peneliti Albert Hustin dari Brussel dan Luis Agote menemukan penambahan citrat ke dalam
darah untuk mencegah pembekuan darah pada tahun 1914. Setahun kemudian Richard
Lewisohn (1875-1961) menentukan rumus konsentrasi optimum dari natrium sitrat pada
darah donor dan Richard Weil menemukan bahwa darah citrat dapat disimpan pada
pendingin selama beberapa hari. Tahun 1916 Francis Peyton Rous dan J.R. Turner
menambahkan glukosa sebagai energi untuk sel darah merah selama disimpan.
Donor darah sukarela pertama kali dilakukan tahun 1922 oleh Percy Lane Oliver (1878-1944),
ia merekrut para sukarelawan yang setuju untuk mendonorkan darahnya, dilakukan skrining
penyakit dan pemeriksaan golongan darah. Selama perang dunia I seorang dokter bedah
Canada, dr. Norman Bethune, mendirikan pelayanan transfusi darah dengan menyimpan
darah dalam botol yang merupakan cikal bakal terbentuknya bank darah. Bernadus Fantus
(1874-1940) mendirikan bank darah pertama di Amerika Serikat pada tahun 1937.
Tahun 1940 Dr. Philip Levine (1900-1987) bersama Karl Lansteiner dan Alexander Weiner
(1907-1976) menemukan golongan darah Rh yang berhubungan dengan penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir oleh karena antibodi ibu. Tahun 1943 John Loutit dan Patrick Mollison
menggunakan acid-citrate-dextrose (ACD) sebagai antikoagulan untuk penyimpanan darah
yang dapat meningkatkan masa simpan darah selama 21 hari. Tahun 1945 seorang
Profesor Inggris Robin Coombs (1921-2006) menemukan tes antiglobulin yang saat ini
dikenal sebagai Coombs test.

E. Transfusi darah pada masa kini


Enam puluh tahun terakhir terjadi perkembangan pada bidang transfusi darah. Pada awal abad
ke 20 darah disimpan dalam botol gelas yang digunakan kembali (reuseable), banyak reaksi
akibat kontaminasi bakteri maupun kejadian emboli udara pada transfusi. Pada tahun 1949
penggunaan kantong darah dari plastik sekali pakai (disposible) dikenalkan oleh Palang
Merah Amerika. Penggunaan antikoagulan Citrate Phosphate Dextrose (CPD) dapat
meningkatkan masa simpan darah selama 28 hari. CPDA-1 (Citrate Phosphate Dextrose
Adenine) yang dikembangkan tahun 1979 dapat meningkatkan masa simpan darah selama
35 hari dan CPDA-2 pada tahun 1980-an sampai 42 hari.
Dr. Judith Graham Pool (1919-1975) menemukan cryoprecipitasi tahun 1965, dengan proses ini
dapat diperoleh faktor pembekuan (khususnya faktor VIII) yang dapat diberikan untuk pasien
hemofilia.
Tahun 1969 S. Murphy dan F. Gardner menunjukkan penerapan penyimpanan trombosit pada
termperatur ruang. Tahun 1971 Dr. Baruch Blumberg mengidentifikasi substansi Hepatitis B
dan pemeriksaan terhadap Hepatitis B surface antigen (HBsAg) pada darah donor mulai
dilakukan.
Tahun 1981 ditemukan kumpulan gejala yang disebut GRID (Gay-related Immunodeficiency
Disease) karena ditemukan pada kaum gay pria, gejala ini kemudian dinamakan AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome). Tahun 1983 Dr. Luc Montagnier (1932-sekarang)
mengisolasi virus penyebab AIDS yang kemudian oleh dr. Robert Gallo pada tahun 1984
disebut sebagai HTLV-III (Human T-cell Lymphotropic Virus). Setelah terjadinya infeksi AIDS
dari transfusi darah, tahun 1985 dilakukan pemeriksaan antibodi HIV pada darah donor.
Tahun 1990 ditemukan tes spesifik untuk hepatitis C sebagai penyebab hepatitis non A, non B.
Tahun 19872008 serial tes berkembang dalam skrining darah donor dari penyakit-penyakit
infeksi. Untuk mendeteksi hepatitis B digunakan tes HBsAg, untuk deteksi hepatitis C
digunakan tes Anti-HCV, untuk mendeteksi sifilis dengan VDRL atau TPHA dan untuk
mendeteksi HIV dengan tes Elisa untuk mengetahui adanya Anti-HIV1 atau Anti-HIV2 atau
dengan mendeteksi antigen HIV p24. Saat ini dapat dilakukan pemeriksaan NAT (Nucleic
Acid Amplification Testing) yang dapat secara langsung mendeteksi material genetik dari
virus seperti HCV dan HIV.
2.3. KEBUTUHAN DARAH DI INDONESIA DAN DUNIA
3.
1. Kebutuhan darah di Indonesia
World Health Organization (WHO) menetapkan jumlah persediaan darah yang ideal di suatu negara
adalah minimal 2 persen dari jumlah penduduk. Indonesia sebagai negara berkembang dan

mempunyai jumlah penduduk hampir mencapai sekitar 240 juta, idealnya harus bisa mempunyai stok
darah sebanyak 4,5 juta sampai 4,8 juta kantong darah.
Hingga akhir tahun 2010, Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai organisasi yang melakukan
pelayanan darah, sesuai dengan UU No. 18 Tahun 1980, masih melakukan upaya mencapai standar
yang ditetapkan oleh WHO.
Hingga akhir tahun 2010, jumlah stok darah yang berhasil dikumpulkan PMI belum mencapai standar
yang ditetapkan oleh WHO, PMI baru bisa mencukupi sekitar 2 juta kantong darah, yang 64 persennya diolah menjadi komponen darah sebanyak 3 juta komponen darah yang mampu memenuhi 70
persen dari kebutuhan darah penduduk Indonesia di 520 Kota/ Kabupaten

Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa waktu, akan
dilakukan acara donor darh di tempat-tempat keramaian, misalnya di pusat perbelanjaan,
kantor perusahaan besar, tempat ibadah serta sekolah dan universitas. Pada acara ini, para
calon pendonor dapat menyempatkan datang dan menyumbang tanpa harus pergi jauh atau
dengan perjanjian. Selain itu sebuah mobil darah juga dapat digunakan untuk dijadikan
tempat menyumbang. Biasanya bank darah memiliki banyak mobil darah.

2. Kebutuhan darah di Australia


Untuk menekankan pentingnya persedian darah hasil sumbangan, Palang Merah Australia
menyampaikan menyampaikan bahwa 80% orang Australia akan membutuhkan transfusi
darah suatu saat pada hidup mereka, tetapi hanya 3% yang menyumbang darah setiap
tahun.

3. Kebutuhan darah di Amerika Serikat


Menurut Blood National Data Resource Center, lembaga US mengumpulkan lebih dari 15
juta unit darah utuh dan sel darah merah pada tahun 2001, tahun terakhir di mana data
tersedia. Pusat darah dikumpulkan 93% dari unit disumbangkan, sementara rumah sakit
dikumpulkan 7%. Sumbangan ini dibuat oleh sekitar delapan juta donor darah sukarela.
Palang Merah Amerika mengumpulkan hampir setengah dari sumbangan seluruh AS.
Menurut Palang Merah di Amerika Serikat, 97% orang kenal orang lain yang pernah
membutuhkan tranfusi darah. Dan menurut survey di Kanada, 52% orang Kanada pernah
mendapatkan transfuse darah atau kenal orang yang pernah.
Menurut data terbaru dari Blood National Data Resource Center, rumah sakit AS ditransfusikan
hampir 14 juta unit seluruh darah dan sel darah merah menjadi 4,9 juta pasien pada tahun
2001 - yang rata-rata 38.000 unit darah yang dibutuhkan pada setiap hari tertentu. Darah

keseluruhan dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen sel darah merah, plasma,


trombosit, dan kriopresipitat. Jumlah total unit dari semua komponen ditransfusikan pada
tahun 2001 adalah 29 juta. Dan volume darah yang ditransfusikan meningkat pada tingkat
6% per tahun. Dalam kondisi darurat seperti perang atau bencana, kebutuhan darah bisa
berubah.

3. PERAN PMR MADYA DALAM DONOR DARAH SUKARELA


Sebagai relawan PMI, seyogyanya PMR juga berperan dalam Donor Darah Sukarela sesuai
dengan keampuannya. Peran PMR madya dalam Donor darah sukarela antara lain :
1. Menyiapkan diri untuk menjadi pendonor dan mengajak keluarga, guru, teman, dan
orang sekitar untuk mendonorkan darahnya.
2. Mengajak teman-teman yang sudah memenuhi syarat untuk melakukan DDS.
3. Membuat souvenir dan pernak-pernik yang berhubungan dengan DDS untuk
diberikan kepada pendonor atau resipien.
4. Adakan sosialisasi rutin di sekolah dan daerah sekitar untuk memberikan informasi
tentang DDS
http://sumehcher.blogspot.com/2011/06/makalah-donor-darahsukarela.html

DONOR DARAH SELAMATKAN JIWA


Posted on Agustus 14, 2010 by indojagjit
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu cairan yang disebut
plasma dan di dalamnya terdapat unsur darah padat yang disebut sel darah.
Darah yang dipompakan olejh jantung dengan cepat ke seluruh tubuh melalui
beribu-ribu pembuluh darah,mengerjakan hal-hal yang penting untuk
memelihara kehidupan dan kesehatan tubuh kita. Darah membawa bahan pokok
yang diperlukan kehidupan yaitu oksigen, air dan makanan kepada semua sel-sel
tubuh.

Darah membawa sel-sel tubuh untuk bernapas dengan membaa oksogen dari paru-paru dan
mengambil zat asam arang ( CO2) dari sel-sel ke paru-paru untuk dikeluarkan. Darah
membawa zt-zat makanan dari usus ke sel-sel dan membawa sisa hasil pembakaran ke tempat
pembuangan. Darah juga membawa air ke jaringan-jaringan dan menyalurkan panas hasil
gerakan otot-otot darah sebagai pengatur suhu badan. Selain itu darah mengandung sel-sel
darah putih dan anti body yang akan berfungsi sebagai barisan pertahanan melawan infeksi
dan penyakit-penyakit lainnya.

Fungsi Darah antara lain :


a. mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh
b. mengangkut karbondioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru untuk selanjutnya
dikeluarkan
c. mengganti sel-sel yang rusak.
Jika seseorang mengalami kecelakaan atau sakit yang menyebabkan kekurangan darah,
jiwanya bisa terancam dan perlu Transfusi Darah.
Macam-macam Golongan Darah :
Telah ditemukan 4 macam golongan darah terpenting oleh dr. Lanstiner yaitu golongan A, B,
AB dan O. Setiap orang pasti termasuk salah satu golongan darah itu dan tidak akan pernah
berupah sepanjang hidupnya. Penyebaran golongn darah saat ini sangat bervariasi dan
berbeda untuk masing-masing bangsa atau ras. Distribusi atau penyebaran golongan darah di
Indonesia adalah sebagai berikut : golongan A = 24%, B = 25%, AB = 6% dan O = 45%.
Golongan darah ini ditentukan sesuai dengan sifat-sifat yang diwarisi sel-sel darah merah dan
substance (zat) yang terdapat dalam serum sejak lahir.
Selain keempat golongan darah seperti tersebut, pada tahun 1940 dr. Lanstiner juga
menemukan golongan darah baru yaitu adanya rhesus faktor positif dan rhesus faktor negatif
pada sel darah merah (erythrocyt) pada masing-masing orang.
Kebanyakan orang Asia mempunyai rhesus faktor positif (85%) dan rhesus faktor negatif
(15%). Sedangkan orang-orang Eropa/Barat kira-kira rhesus faktor negatif (85%) dan rhesus
faktor positif (15%).
Seorang penderita yang akan menerima transfusi, sebaiknya mendapatkan darah yang cocok
dengan golongannya. Untuk itu harus telah melalui pemeriksaan lebih dahulu di laboratorium
seara teliti. Apabila darah dari golongan yang berbeda atau bertentangan ditransfusikan
kepada pendrita, maka sel darah akan hancur dalam bereaksi dngan zat yang terdapat dalam
serum donor atau sebaliknya. Reaksi tersebut sangat berbahaya bagi penderita.
Jadi seorang penderita yang menerima darah selain harus cocok golongan darahnya juga
harus cocok rhesus faktornya.
Kegiatan Donor Darah
Donor Darah
= menyumbangkan darah untuk tujuan Transfusi Darah
Transfusi Darah = proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat dan memenuhi
persyaratan ke orang yang membutuhkan.
Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap atau komponen darah :
Darah Lengkap : darah yang mengandung seluruh komponen darah
Komponen darah terdiri dari Plasma Darah, sel drah merah, sel darah putih dan kepingkeping darah.
Donor Darah Tindakan Sukarela
Pengertian Donor Darah :
Donor Darah adalah penyumbangan darah.

Donor Darah Sukarela ( DDS ) = seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela
untuk kepentingan masarakat yang membutuhkan tanpa mengetahui untuk siapa.
Donor Darah Pengganti ( DDP ) = seseorang yang diminta untuk menyumbang darahnya
kepada eseorang dan dia tahu kepada siapa darah tersebut diberikan.
Tetapi donor darah pengganti/keluarga akan ditiadakan bila persediaan darah di PMI telah
tercukupi.
Siapa saja Calon Donor Darah ?
Saya, kamu, kalian semua dengan syarat :
laki-laki/wanita berusia 18-60 tahun
sehat jasmani dan rohani menurut pemeriksaan dokter
berat badan minimal 45 kg
kadar hemoglobin minimal 12,5 g/dl
tekanan darah sistolik 100 180 mm Hg dan Diastolik 50 100 mg Hg
tidak menderita penyakit berisiko tinggi seperti HIV/AIDS, Hepatitis, Sifilis, Jantung,
Hati, Paru, Ginjal, Kencing manis, kejang, kanker atau penyakit kulit kronis.
Bagi wanita yang sedang haid,hamil atau menyusui tidak diperkenankan mendonorkan
darahnya.
Ayo Jadi Donor Darah Sukarela
1.

Mendapat kepuasan batin karena darah yang disumbangkan dapat


menyelamatkan seseorang yang membutuhkan.

2.

Kesehatan kita menjadi terpantau karena kondisi kesehatan kita akan


diperiksa secara teratur.

3.

Membuat tubuh semakin sehat sebab dengan mendonorkan darah,


tubuh akan memproduksi darah yang baru.

4.

Dapat bergabung dalam organisasi PMI untuk menambah relasi/teman,


dan berperan di kegiatan kemanusiaan lainnya.

5.

Meningkatnya jumlah DDS dan meningkatkan nilai-nilai


kesetiakawanan dan kepedulian sosial.

Bagaimana menjadi Pedonor Darah ?


1.

Calon donor datang ke UTD ( Unit Transfusi Darah ) PMI

2.

Calon donor mengisi formulir donor darah yang berisi identitas dan
riwayat penderita

3.

Petugas memeriksa kesehatan calon donor sesuai syarat yang


ditentukan

4.

Asisten Transfusi Darah ( ATD ) yang terampil dan berpengalaman akan


mengambil darah calon donor sehingga pengambilan darah dapat
berlangsung dengan cepat (+ 10 menit) dan aman.

5.

Calon donor mendapatkan kartu tanda anggota donor darah. Kartu ini
sebgai bukti bahwa pemilik telah mendonorkan darahnya.

http://palmersda.wordpress.com/2010/08/14/donor-darah-selamatkan-jiwa/

You might also like