Professional Documents
Culture Documents
Donor Darah
Donor Darah
Kriteria Pendonor
Lelaki atau wanita Dewasa, sehat jasmani dan rohanii menurut pemeriksaan dokter.
Umur pendonor 17-60 tahun (dengan pertimbangan dokter, donor yang berumur 60 tahun
dapat menyumbangkan darahnya sampai dengan umur 65 tahun tetapi bukan pendonor
pertama).
Berat badan minimal 47 Kg, dapat menyumbangkan darahnya 350 ml ; ditambah sejumlah
darah untuk pemeriksaan yang jumlahnya tidak lebih dari 5 ml. Donor dengan berat 50 Kg
atau lebih dapat menyumbangkan darahnya 450 ml.
Suhu 37 C
o
o
o
o
o
o
o
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mudah
: Donor darah tidak memerlukan proses yang rumit. Setiap orang bisa menjadi pendonor
bilamana memenuhi persyaratan.
Cepat
: Donor darah berlangsung dengan cepat. Setelah menyumbangkan darahnya, tubuh akan
cepat pulih sehat seperti sediakala, langsung dapat beraktivitas, bekerja kembali, tanpa
banyak membuang waktu.
Aman
: Kegiatan donor darah aman dari resiko tertular penyakit dan tidak merugikan kesehatan,
bahkan dapat mendeteksi kesehatan.
Bermanfaat : Darah yang disumbangkan hanya sebagian kecil dari keseluruhan jumlah dari tubuh. Darah
yang disumbangkan mempunyai nilai pengobatan dan pemulihan kesehatan bagi penderita
yang memerlukan, bahkan sangat menunjang upaya penyelamatan jiwa.
Efek Samping Dari Donor Darah
Efek samping jarang terjadi. Beberapa efek samping ringan yang mungkin saja terjadi, namun
itupun tidaklah berbahaya/beresiko, antara lain :
1. Infeksi ringan pada bekas tusukan. Sangat jarang terjadi mengingat proses penyadapannya
dilakukan secara steril.
2. Timbulnya Hematoma, yakni menggumpalnya darah dibawah kulit bekas tusukan jarum.
Hematoma ini dapat hilang dengan sendirinya atau diberi kompres.
3. Terjadinya syncope, yaitu pingsan sesaat yang hanya disebabkan oleh kondisi psikologik.
Berdasarkan penelitian, timbulnya syncope ini sangat jarang, kurang dari 0,5%. Biasanya
terjadi pada pendonor yang baru pertama kali menjadi donor darah. Cara mengatasinya tidak
perlu dengan pengobatan. Tetapi cukup dengan membuat posisi trendelenburg yakni
pendonor diposisikan dimana kaki lebih tinggi dari jantung.
Hal-hal Yang Perlu Diketahui
1. Sifat seseorang tidak bisa terbawa oleh darahnya
Darah jelas tidak akan membawa sifat atau karakter seseorang. Biarpun darah tersebut
berasal dari seorang penjudi atau pembunuh, maka tidak usahh kawatir akan menjadi penjudi
atau pembunuh setelah transfusi darah. Demikian juga bila darah itu berasal dari orang yang
pandai dan kaya raya, bukan berarti akan terbawa menjadi pintar dan kaya.
2. Penyakit-penyakit tertentu dapat ditularkan melalui transfusi
Hepatitis, malaria, syphilis, HIV/AIDS, dll adalah penyakit tertentu yang dapat
ditularkan melalui transfusi. Untuk inilah maka setiap kantong darah diperiksa terlebih
dahulu oleh para analis di laboratorium UDD PMI. Hanya darah yang benar-benar terbebas
dari penyakit menularlah yang layak ditransfusikan untuk pasien. Namun karena adanya
Window Period dimana antibody belum terbentuk tetapi sudah ada antigen maka di dunia
tidak ada yang dapat menjamin darah transfusi 100% aman.
Disinilah bahayanya jika seseorang membutuhkan darah untuk keluarga/temannya
menghubungi pendonor bayaran yang tidak tahu kualitas darahnya. Maka sudah tentu darah
pasien akan tercemari penyakit-penyakit tertentu.
3. Pendonor dan resipien menjadi bersaudara sedarah setelah transfusi
Tidak benar jika mendapat darah dari orang lain maka si penerima dan si pemberi
darah menjadi bersaudara/sedarah karena adanya pencampuran darah. Anggapan ini jelas
keliru karena dari pandangan agama islam, pengertian sedarah adalah dari keturunan dan
bukan karena adanya percampuran darah secara materil seperti transfusi darah. Bila anggapan
ini benar, bagaimana jika seorang suami mendonorkan darahnya untuk istrinya, apakah itu
juga berarti akan sedarah? Lalu bagaimana status perkawinannya? Karena haram hukumnya
mengawini keluarga sedarah.
4. Menjadi pendonor tidak akan mengganggu kesehatan
Menjadi pendonor bila memenuhi prosedur atau semua persyaratan pada umumnya
tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan tidak mmenimbulkan efek samping yang berarti.
Bila memenuhi persyaratan donor darah berarti tubuh kita dinyatakan sehat atas pemeriksaan
dokter atau petugas kesehatan. Dengan mendonorkan darah secara rutin berarti para pendonor
secara rutin juga telah memeriksa kesehatan tubuhnya.
5. Menjadi pendonor tidak dapat menyembuhkan penyakit hipertensi
Anggapan yang keliru bahwa dengan mendonorkan darah berarti akan menurunkan
tekanan darahnya sehingga dapat menyembuhkan hipertensi. Hal ini perlu diluruskan,
menjadi pendonor sebenarnya tidak dapat menyembuhkan penyakit hipertensi sebab
terjadinya penurunan tekanan darah bersifat temporer saja dalam waktu beberapa jam karena
setelah pengambilan darah, tekanan darah akan kembali seperti semula.
6. Menjadi pendonor darah bukan berarti menabung darah di PMI
Donor darah adalah kegiatan amalan tanpa pamrih untuk menolong sesame yang
memerlukan. Jadi niatnya harus ikhlas. Salah besar bila beranggapan bahwa dengan
mendonorkan darah berarti menabung darahnya sendiri di UDD PMI. Sehingga bila suatu
saat yang bersngkutan atau keluarganya perlu darah, dapat langsung di ambil. Akibatnya,
pada saat yang bersangkutan atau keluarganya memerlukan darah dan ternyata persediaan di
UDD PMI kosong, pendonor ini menjadi sangat kecewa dan merasa jerih payahnya menjadi
pendonor adalah menyumbangkan darahnya bukannya menabungg darah. Darah yang
disumbangkan adalah untuk pasien yang memerlukan saat itu.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Permasalahan yang muncul jika UDD PMI tidak dapat memenuhi kebutuhan darah
dari DDS
1. Rumah sakit merasa dipersulit bila mengajukan permintaan darah ke UDD PMI, akibatnya
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) dan keluarga pasien tidak sabar sehingga BDRS terpaksa
melakukan pengambilan sendiri. Padahal ini jelas menyalahi ketentuan Permenkes No.
478/1990
2. Biaya yang dikeluarkan oleh keluarga pasien akan menjadi lebih tinggi karena selain
mengganti biaya pengolahan dara/laboratorium di UDD PMI, juga harus mengeluarkan dana
lagi untuk keperluan transport untuk mencari DDP
3. Resiko kematian pasien akibat keterlambatan pemberian transfusi darah cukup tinggi karena
waktu yang dibutuhkan keluarga pasien mencari DDP cukup lama bisa mencapai 6-12 jam.
Apabila pasien membutuhkan bantuan darah bersifat emergency maka kemungkinan tidak
tertolong karena keterlambatan memberikan transfusi darah cukup tinggi.
4. Resiko menularnya penyakit lewat transfusi cukup tinggi. Bila bersifat darah cito/emergency
maka kemungkinan ada kekeliruan petugas dalam melakukan skrining darah cukup tinggi
http://ragielle-volunteer.blogspot.com/2011/11/donor-darah.html
MAKALAH DONOR DARAH SUKARELA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.
Saat ini di berbagai penjuru provinsi di Indonesia pasti ada sesuatu yang disebut
transfusi darah. Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang
sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap
dan komponen darah. Biasanya hal ini sering dilakukan di kalangan remaja sampai
kalangan dewasa.
Di Indonesia seharusnya mempunyai stok darah 4,5 juta sampai 4,8 juta kantong
darah per tahun, sedangkan PMI baru bisa mencukupi sekitar 2 juta kantong darah, yang 64
persenya diolah menjadi komponen darah sebanyak 3 juta komponen darah yang mampu
memenuhi 70 persen dari kebutuhan darah penduduk Indonesia di 520 Kota/Kabupaten. Hal
yang menyebabkan kurangnya persedian darah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran
masyarakat tentang pentingnya mendonorkan darah dan hal ini menyebabkan kurangnya
persediaan darah di Indonesia.
Untuk meningkatkan kapastitas stok kebutuhan darah yang ditetapkan oleh WHO,
PMI berupaya dengan meningkatkan kualitas serta pelayanan Unit Donor Darah (UDD) yang
tersebar di sekitar 200 PMI Kota / Kabupaten di seluruh Indonesia. PMI juga membangun
gerai-gerai UDD di 6 Mall dan 2 Universitas yang menjadi salah satu antisipasi PMI untuk
mendekatkan layanan donor darah sukarela kepada masyarakat dan memenuhi kebutuhan
kantong darah nasional.
PMI terus melakukan berbagai upaya untuk selalu meningkatkan kualitas darah
sesuai standarisasi dan ketetapan WHO mengenai pemeriksaan dan uji saring darah atas 4
(empat) parameter penyakit yaitu Syphilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV & AIDS
1.2. RUMUSAN MASALAH
2.
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, ialah sebagai berikut:
1. Apa pengertian donor darah dan tranfusi darah?
2. Bagaimana sejarah terjadinya donor darah sukarela?
3. Berapa banyak kebutuhan darah di Indonesia dan di dunia?
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN DONOR DARAH
Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela
untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah. Transfusi Darah
adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit
(respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah.
1. Syarat donor darah sebagai berikut :
Lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan pemeriksaan
oleh dokter
Untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak boleh dalam kondisi atau
menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus,epilepsi, atau kelompok
masyarakat risiko tinggi mendapat AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau
influenza; baru saja dicabut giginya kurang dari 3 hari; pernah menerima tranfusi kurang dari
1 tahun; begitu juga untuk yang belum pernah setahun menato, menindik, atau akupuntur;
hamil; atau sedang menyusui.
2. Manfaat donor darah :
Pemeriksaan kesehatan teratur (tiap kali menjadi donor/tiap 3 bulan sekali) meliputi :
tekanan darah, nadi, suhu, tinggi badan, berat badan, hemoglobin, penyakit dalam,
penyakit hepatitis A dan C, penyakit HIV/AIDS.
Menurunkan resiko penyakit jantung (jantung koroner dan stroke (British Journal
Heart)
Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah
(stabilitas peredaran darah).
Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari
25 %.
Darah Komponen
5. Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum
tulang.
Trombosit : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi
trombosit.
Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili
dan Von Willebrand
2.2 SEJARAH TRANFUSI DARAH
A. Transfusi darah pada Hewan
Richard Lower (1631-1691) adalah orang pertama yang melakukan transfusi darah pada
hewan yaitu pada seekor anjing dengan menggunakan jarum suntik yang terbuat dari bulu
angsa yang dirancang oleh Christopher Wren, dia menghubungkan vena jugularis seekor
anjing ke arteri pada leher anjing lainnya.
B. Transfusi darah dari Hewan ke manusia
Tanggal 22 November 1666 Richard Lower bersama Dr. Edmund King melakukan transfusi
kepada Arthur Coga dengan menggunakan pipa yang membawa darah dari arteri karotis
seekor domba ke vena resipien. Dr. Jean Baptiste Denys (1640-1704) melakukan hal serupa
dengan mentransfusikan darah domba ke seorang laki-laki 15 tahun yang menderita demam
tanpa menimbulkan efek negatif pada pasien. Denis melakukan hal yang sama pada
beberapa pasien lainnya sampai tragedi meninggalnya Antoine Mauroy.
C. Transfusi darah dari manusia ke manusia
Transfusi darah dari manusia ke manusia pertama kali dilakukan oleh James Blundell (17901877) seorang ahli kebidanan. Ia kemudian mendapat gelar the father of modern blood
transfusion Antara 1818 sampai 1829 ia melakukan sepuluh transfusi dengan darah
manusia, akan tetapi tidak lebih dari empat yang sukses, bahkan dua orang diantaranya
meninggal ketika dilakukan transfusi. Transfusi pertama yang sukses dilakukan adalah
kepada seorang wanita yang mengalami perdarahan post partum berat dan kemudian
diberikan delapan ons darah asistennya. Dikarenakan angka kegagalan transfusi yang tinggi
banyak orang menganggap prosedur ini berbahaya.
Penemuan golongan darah ABO oleh Karl Landsteiner (1868-1943) seorang ilmuan Austria
pada tahun 1901 di Vienna memberikan jawaban atas reaksi transfusi yang terjadi
sebelumnya.
Landsteiner menemukan golongan darah ABO dengan mencampurkan sel darah merah dan
serum tiap stafnya, dari eksperimennya diidentifikasi 3 golongan yang disebut golongan A, B
dan C (yang kemudian diganti nama menjadi golongan O). Golongan darah AB ditemukan
setahun kemudian oleh Alfred von Decastello dan Adriano Struli.
Ludwig Hektoen di Chicago pertama kali merekomendasikan pemeriksaan golongan darah
antara donor dan resipien untuk mengetahui ketidakcocokan golongan darah sebelum
transfusi. Dr. Reuben Ottenberg (1882-1959) di Mount Sinai Hospital New York melakukan
uji cocok serasi (crossmatching) untuk transfusi dan pertama kali meyakinkan bahwa
pewarisan golongan darah sesuai hukum Mendel.
D. Transfusi darah selama perang dunia
Saat perang dunia pertama dan kedua ilmuan berfikir untuk melakukan penyimpanan darah.
Peneliti Albert Hustin dari Brussel dan Luis Agote menemukan penambahan citrat ke dalam
darah untuk mencegah pembekuan darah pada tahun 1914. Setahun kemudian Richard
Lewisohn (1875-1961) menentukan rumus konsentrasi optimum dari natrium sitrat pada
darah donor dan Richard Weil menemukan bahwa darah citrat dapat disimpan pada
pendingin selama beberapa hari. Tahun 1916 Francis Peyton Rous dan J.R. Turner
menambahkan glukosa sebagai energi untuk sel darah merah selama disimpan.
Donor darah sukarela pertama kali dilakukan tahun 1922 oleh Percy Lane Oliver (1878-1944),
ia merekrut para sukarelawan yang setuju untuk mendonorkan darahnya, dilakukan skrining
penyakit dan pemeriksaan golongan darah. Selama perang dunia I seorang dokter bedah
Canada, dr. Norman Bethune, mendirikan pelayanan transfusi darah dengan menyimpan
darah dalam botol yang merupakan cikal bakal terbentuknya bank darah. Bernadus Fantus
(1874-1940) mendirikan bank darah pertama di Amerika Serikat pada tahun 1937.
Tahun 1940 Dr. Philip Levine (1900-1987) bersama Karl Lansteiner dan Alexander Weiner
(1907-1976) menemukan golongan darah Rh yang berhubungan dengan penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir oleh karena antibodi ibu. Tahun 1943 John Loutit dan Patrick Mollison
menggunakan acid-citrate-dextrose (ACD) sebagai antikoagulan untuk penyimpanan darah
yang dapat meningkatkan masa simpan darah selama 21 hari. Tahun 1945 seorang
Profesor Inggris Robin Coombs (1921-2006) menemukan tes antiglobulin yang saat ini
dikenal sebagai Coombs test.
mempunyai jumlah penduduk hampir mencapai sekitar 240 juta, idealnya harus bisa mempunyai stok
darah sebanyak 4,5 juta sampai 4,8 juta kantong darah.
Hingga akhir tahun 2010, Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai organisasi yang melakukan
pelayanan darah, sesuai dengan UU No. 18 Tahun 1980, masih melakukan upaya mencapai standar
yang ditetapkan oleh WHO.
Hingga akhir tahun 2010, jumlah stok darah yang berhasil dikumpulkan PMI belum mencapai standar
yang ditetapkan oleh WHO, PMI baru bisa mencukupi sekitar 2 juta kantong darah, yang 64 persennya diolah menjadi komponen darah sebanyak 3 juta komponen darah yang mampu memenuhi 70
persen dari kebutuhan darah penduduk Indonesia di 520 Kota/ Kabupaten
Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa waktu, akan
dilakukan acara donor darh di tempat-tempat keramaian, misalnya di pusat perbelanjaan,
kantor perusahaan besar, tempat ibadah serta sekolah dan universitas. Pada acara ini, para
calon pendonor dapat menyempatkan datang dan menyumbang tanpa harus pergi jauh atau
dengan perjanjian. Selain itu sebuah mobil darah juga dapat digunakan untuk dijadikan
tempat menyumbang. Biasanya bank darah memiliki banyak mobil darah.
Darah membawa sel-sel tubuh untuk bernapas dengan membaa oksogen dari paru-paru dan
mengambil zat asam arang ( CO2) dari sel-sel ke paru-paru untuk dikeluarkan. Darah
membawa zt-zat makanan dari usus ke sel-sel dan membawa sisa hasil pembakaran ke tempat
pembuangan. Darah juga membawa air ke jaringan-jaringan dan menyalurkan panas hasil
gerakan otot-otot darah sebagai pengatur suhu badan. Selain itu darah mengandung sel-sel
darah putih dan anti body yang akan berfungsi sebagai barisan pertahanan melawan infeksi
dan penyakit-penyakit lainnya.
Donor Darah Sukarela ( DDS ) = seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela
untuk kepentingan masarakat yang membutuhkan tanpa mengetahui untuk siapa.
Donor Darah Pengganti ( DDP ) = seseorang yang diminta untuk menyumbang darahnya
kepada eseorang dan dia tahu kepada siapa darah tersebut diberikan.
Tetapi donor darah pengganti/keluarga akan ditiadakan bila persediaan darah di PMI telah
tercukupi.
Siapa saja Calon Donor Darah ?
Saya, kamu, kalian semua dengan syarat :
laki-laki/wanita berusia 18-60 tahun
sehat jasmani dan rohani menurut pemeriksaan dokter
berat badan minimal 45 kg
kadar hemoglobin minimal 12,5 g/dl
tekanan darah sistolik 100 180 mm Hg dan Diastolik 50 100 mg Hg
tidak menderita penyakit berisiko tinggi seperti HIV/AIDS, Hepatitis, Sifilis, Jantung,
Hati, Paru, Ginjal, Kencing manis, kejang, kanker atau penyakit kulit kronis.
Bagi wanita yang sedang haid,hamil atau menyusui tidak diperkenankan mendonorkan
darahnya.
Ayo Jadi Donor Darah Sukarela
1.
2.
3.
4.
5.
2.
Calon donor mengisi formulir donor darah yang berisi identitas dan
riwayat penderita
3.
4.
5.
Calon donor mendapatkan kartu tanda anggota donor darah. Kartu ini
sebgai bukti bahwa pemilik telah mendonorkan darahnya.
http://palmersda.wordpress.com/2010/08/14/donor-darah-selamatkan-jiwa/