You are on page 1of 45

PENTINGNYA PENGELOLAAN KAS DALAM MANAJEMEN PAJAK

Latar Belakang
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang tunai atau kas. Kas
diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran
upah, pembayaran hutang, atau pembayaran pembayaran tunai lainnya, serta dibutuhkan untuk investasi pada
aktiva tetap.
Pengeluaran kas ada yang bersifat intermitten, seperti untuk pembayaran dividen, pembayaran pajak,
pembelian aktiva tetap. Pengeluaran kas untuk pembayaran pembayaran tersebut sering disebut sebagai aliran
kas keluar atau cash outflow. Sedangkan penerimaan penerimaan kas disebut sebagai aliran kas masuk
atau cash inflow. Aliran kas masuk bisa diperoleh dari beberapa sumber antara lain penjualan tunai, penerimaan
piutang, dan penerimaan penerimaan lainnya.
Perusahaan memerlukan dana dalam bentuk kas terutama adalah untuk membayar kewajiban
kewajiban jangka pendeknya, dan juga untuk biaya operasi dalam rangka kegiatan operasional dalam
perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan juga pengendalian yang baik atas kas.
Kas adalah salah satu komponen dari aktiva yang sangat vital bagi kelangsungan hidup organisasi, baik
organisasi permerintah maupun perusahaan swasta. Kas merupakan elemen kunci dalam perencanaan atas
seluruh aspek operasional perusahaan. Tanpa adanya manajemen kas yang baik, suatu organisasi mungkin dapat
kehilangan reputasinya dan sulit untuk bertransaksi dengan pihak lain karena organisasi tersebut tidak dapat
membayar tagihannya yang sudah jatuh tempo
Sisi lain Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat
dari adanya kebijakan penjualan barang/jasa secara kredit. Kebijakan Kredit bertujuan
memaksimalkan profit dengan risiko yang minimal. Pada dasarnya penjualan secara
kredit bertujuan untuk merangsang minat para pelanggan, menaikkan volume penjualan,
meningkatkan

laba

bersih penjualan

dan

strategi

ampuh

dalam

memenangkan

persaingan melalui memperluas pangsa pasar. Selain berdampak positif terhadap iklim
perputaran keuntungan perusahaan, penjualan secara kredit juga mempunya risiko bagi
para pengelola perusahaan. Salah satu sumber Modal kerja yang perlu mendapat
perhatian khusus adalah modal kerja yang berasal dari piutang dagang dan Kas
merupakan

elemen

kunci

dalam

perencanaan

atas

seluruh

aspek

operasional

perusahaan.Berdasarkan tersebut , maka penulis merasa tertarik untuk membuat tulisan


mengenai kas piutang dagang yang hasilnya dituangkan dalam bentuk makalah ini.
Manfaat dan tujuan
1. untuk mengetahui bagaimana manajemen kas
2. untuk mengetahui bagaimana manajemen piutang

2.1

Pengertian Kas
Sebelum membahas berbagai hal tentang manajemen kas, ada baiknya dibahas pengertian kas itu
sendiri. Ada banyak sekali pengertian tentang kas, baik dari sisi perundang-undangan maupun dari sisi
teori/konsep ekonomi.
a)

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara


Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendaharawan Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh
pengeluaran negara. Dengan demikian kas dalam pengertian undang-undang ini semua uang negara yang
bersumber dari seluruh penerimaan negara dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran negara.

b)

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah


Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintahan. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kas Negara
adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum
Negara untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat.

c)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan


Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi
yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan
Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan
lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah
yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru
dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau
kurang dari tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi
investasi saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh
tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.
Arus kas tidak mencakupi mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau setara kas, karena
komponen tersebut lebih merupakan bagian dari pengelolaan kas perusahaan dan bukan sebagai bagian dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pengertian kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo
simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan serta instrumen investasi yang sangat likuid, berjangka
pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai
yang signifikan.

2.2

Motif dalam Menyimpan Kas


Terdapat tiga motif dasar dalam menyimpan kas (George W Galinger dan P. Basil Healey, 1991:
236) yaitu:

a)

Motif Bertransaksi (Transactions Motive)


Motif ini melihat kas secara sempit yaitu sebagai media untuk pertukaran dalam rangka membiaya
transaksi normal yang terjadi seperti pembayaran kepada pemasok dan pembayaran gaji. Besarnya tingkat saldo
transaksi tergantung pada besar kecilnya organisasi dan periode waktu kas masuk dan kas keluar. Organisasi
yang besar pada umumnya cenderung melakukan banyak transaksi. Jika arus kas masuk dan keluar dapat
disinkronisasi maka saldo kas dapat diminimalisasi.

b)

Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)


Motif ini fokus pada kemampuan kas untuk menunjang daya beli pada saat timbul kejadian yang tidak
diharapkan atau peluang yang tidak diperkirakan sebelumnya. Saldo untuk pencegahan berfungsi sebagai
cadangan pada saat ketidakpastian meningkat sebagai akibat perubahan industri, ekonomi, dan dunia. Saldo
untuk keperluan darurat ini umumnya disediakan dengan menggunakan portofolio dari pasar uang dan pasar
modal. Kriteria kunci dari penggunaan metode ini adalah tingkat keamanan yang tinggi, likuiditas, dan
kemudahan untuk mencairkan surat berharga menjadi kas.

c)

Motif Spekulasi (Speculative Motive)


Motif ini timbul seiring dengan keinginan manajemen untuk memiliki sejumlah kas yang dapat
digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang timbul secara tidak terduga. Manajemen harus
mempunyai prediksi bahwa saldo kas tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari operasi
normal organisasi. Pada umumnya, organisasi-organisasi tidak menyimpan kas untuk tujuan spekulasi.

ALIRAN KAS
Bagian pemasaran membutuhkan kas untuk membayar biaya iklan, membayar gaji dan komisi,
membayar biaya angkut, dan pengeluaran tunai lainnya. Tanpa adanya kas yang memadai, bagian pemasaran
tidak bisa berbuat banyak untuk menjual produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kas bisa diibaratkan seperti
darah dalam tubuh manusia sehingga bila ada yang tidak dialiri darah, maka bagian tersebut akan mengalami
gangguan (Sutrisno 2005:73).
Titik berat pengaturan aliran kas adalah masalah bagaimana mengatur pemasukan dan pengeluaran
uang dengan baik. Dalam bisnis maupun rumah tangga, pemantauan mengenai keluar masuknya uang adalah
menjadi faktor kunci keberhasilan. Dalam kasus yang ekstrem, perusahaan boleh jadi mengalami kerugian yang

sangat besar namun tetap dapat berjalan dengan baik. Prinsip utamanya adalah selama uang yang masuk lebih
besar dibandingkan dengan pengeluaran yang ada, maka bisnis tersebut masih dapat dijalankan.
Sumber-sumber pemasukan uang adalah, misalnya mendapatkan uang dari pelanggan, mendapatkan
suntikan modal dari investor atau bisa juga dengan berutang kepada pihak ketiga. Perlu diperhatikan, dengan
berutang kepada pihak ketiga, misalnya kepada bank, kita memiliki kewajiban untuk membayar kembali sesuai
jadwal pembayaran yang ada. Kewajiban ini yang mungkin dapat memberatkan pengeluaran uang dalam masa
yang akan datang. Sehingga perlu diperhitungkan dengan cermat sebelum kita memutuskan menggunakan
pinjaman untuk membiayai atau membayar sesuatu.
Kas suatu perusahaan harus dikelola dengan baik. Sebab, ia merupakan jantung yang menggerakkan
semua kegiatan, khususnya kegiatan operasi rutin. Suatu perusahaan yang kekurangan kas akan kehilangan
kepercayaan dari luar dan dari dalam perusahaan. Pihak luar akan tidak percaya bila tagihannya tidak dibayar
tepat waktu, dan pihak dalam terutama buruh akan tidak percaya bila upahnya tidak dibayar tepat waktu.
Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari buruhnya dan pemasoknya (krediturnya) perusahaan
tersebut lambat laun akan bangkrut. Buruh mulai tidak loyal dan tidak produktif; pemasok dan kreditur mulai
tidak mengadakan transaksi bisnis dengan baik. Akibatnya, produk berkualitas renadh dan sulit masuk pasar.
Kebangkrutan menunggunya. Oleh sebab itu, kas harus dikelola dengan baik, jujur, hati-hati, dan profesional.

Aliran kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow). dan aliran kas keluar

(cash out flow). Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent).

Aliran kas masuk kontinyu misalnya hasil penjualan produk

secara tunai, penerimaan

piutang, Aliran kas masuk intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik
kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian

Aliran

bahan mentah, gaji karyawan) Aliran kas

keluar intermittent (misalnya pengeluaran utk pembayaran dividen, bunga, pembayaran


angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian AT).perusahaan, penjualan saham,
penerimaan kredit dari bank,
penjulan AT yang tdk terpakai).

2.3

Manajemen Kas
Strategi dasar yang harus digunakan oleh perusahaan dalam mengelola kasnya adalah sebagai berikut :

a. Membayar utang dagang selambat mungkin asal jangan sampai mengurangi kepercayaan
pihak supplier kepada perusahaan, tetapi memanfaatkan setiap potongan tunai (cash discount)
yang menguntungkan bagi perusahaan.

b. Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin tetapi hindarilah risiko kehabisan


persediaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pada masa masa selanjutnya
(konsumen kehilangan kepercayaan kepada perusahaan).
c. Kumpulkan piutang secepat mungkin tetapi jangan sampai mengakibatkan kemungkinan
menurunnya volume penjualan pada masa yang akan datang karena ketatnya kebijaksanaan
dalam penjualan kredit dan pengumpulan piutang.
Penerapan strategi strategi utang dagang, persediaan, dan piutang yang sudah diuraikan diatas
memungkinkan perusahaan bekerja secara lebih efisien, khususnya dalam penggunaan kas. Sekalipun demikian,
penerapan strategi strategi tersebut haruslah dilakukan secara hati hati dan penuh perhitungan karena
kesalahan dalam penerapannya akan menimbulkan akibat negatif yang cukup mendalam bagi perusahaan.
Penundaan pembayaran utang dagang jangan sampai mengurangi kepercayaan pihak sipplier, percepatan
perputaran persediaan jangan sampai menimbulkan risiko kehabisan bahan atau kehabisan persediaan, dan
kebijaksanaan kredit yang cukup ketat jangan sampai mengakibatkan menurunnya volume penjualan.

2.4

Model Manajemen Kas


a.

Model Baumol
Model manajemen kas yang diajukan oleh Baumol ini sering disebut dengan model persediaan.
Baumol mengakui ada kesamaan antara manjemen persediaan dan manajemen kas bila dilihat dari aspek
keuangan. Dalam manajemen persediaan ada biaya pesan yang dibayarkan setiap melakukan pemesanan dan
biaya simpan untuk menyimpan bahan yang dibeli.
Dalam manajemen kas biaya pesan berupa biaya komisi pedagang efek yang dikeluarkan untuk
merubah sekuritas menjadi uang kas. Dan biaya simpan berupa hasil bunga yang hilang karena perusahaan
menyimpan uang tunai yang besar. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa surat berharga yang harus dijadikan
uang tunai pada saat ketika saldo kas mendekati nol. Model Baumol mengasumsikan bahwa pemakaian kas
selalu konstan setiap waktu

b. Model Miller and Orr


Pada model Baumol ada asumsi yang sulit untuk dipenuhi yaitu pemakaian kas setiap waktunya sama,
oleh karena itu tidak cocok untuk kondisi ketidakpastian pemakaian kas. Model yang dikenalkan oleh Miller and
Orr tentunya lebih cocok untuk kondisi dimana pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu ke waktu secara
random. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah saldo kas, serta menentukan saldo kas
yang perlu dimiliki oleh perusahaan.

1. Pengertian Piutang

Piutang adalah tagihan kepada pihak-pihak karena adanya penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan
secara kredit. (Muslich, 2000: 109)
Sedangkan menurut Arief Suadi (1994: 47) piutang adalah hak untuk menerima sejumlah uang dari
pihak lain termasuk didalamnya piutang yang timbul karena menjalankan usaha normal suatu perusahaan.
Piutang merupakan salah satu harta perusahaan. Pada piutang ini dapat dilakukan analisis, yang
bertujuan untuk mengetahui efektifitas piutang efektif artinya tepat dilihat dari penagihan maupun
perputarannya. Hasil analisis ini akan bisa dijadikan salah satu dasar bagi pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengambil beberapa keputusan sesuai kebutuhan masing-masing pihak tersebut.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan piutang adalah hak menerima sejumlah uang dari pihak-pihak
karena adanya penjualan barang dan jasa dilakukan secara kredit suatu perusahaan.

taran Piutang
Piutang merupakan jantung dari lembaga kredit BPR BKK, sehingga efektifitas piutang harus
diperhatikan baik dari segi penagihan maupun perputarannya. Didalam lembaga-lembaga kredit, timbulnya
piutang berawal dari pemberian kredit. Piutang ini akan terus menerus berkurang apabila dilunasi oleh nasabah.
Di lembaga-lembaga kredit yang dimaksud piutang adalah saldo atau sisa pinjaman yang belum dilunasi oleh
nasabah atas pinjaman yang berkaitan kepada nasabah. Pinjaman yang berikan kepada nasabah perlu dianalisis,
apakah modal yang dipinjamkan bisa optimal atau tidak. Optimal artinya modal yang dipinjamkan dapat diputar
semaksimal mungkin. Putaran yang maksud adalah perubahan modal lembaga kredit yang berupa uang tunai
menjadi piutang dan akhirnya kembali menjadi uang tunai lagi.
Menurut Munawir (1995: 75) bahwa posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung perputaran piutang tersebut( receivable turn over ) yaitu dengan membagi total penjualan
kredit dan piutang rata-rata.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (1995: 90) piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu
dalam keadaan periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat
pembayaran. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran berarti makin lama modal terikat pada piutang
yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Tingkat perputaran
piutang (receivable turn over) dapat diketahui dengan membagi jumlah kredit sales selama periode tertentu
dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perputaran piutang
(receivable turn over) adalah rasio untuk mengetahui kemampuan dana yang tertanam dalam piutang yang
berputar dalam satu periode tertentu dan dinyatakan dalam kali dengan asumsi bahwa penjualan kredit sama
dengan jumlah kredit yang diberikan atau total kredit maka :
Perputaran Piutang : Total kredit
Rata-rata umur piutang

Apabila tinggi angka tingkat perputaran piutang dari perhitungan tersebut berarti semakin cepat pula
perubahan piutang ke bentuk uang tunai dan kembali menjadi piutang. Ini berarti kondisi yang baik, begitu pula
sebaliknya semakin rendah angka tingkat perputaran piutang dari perhitungan tersebut berarti semakin lambat
pula perputaran piutang tersebut. Kondisi ini perlu diwaspadai demi efektivitas modal yang dimiliki.
Hal ini sesui dengan yang diungkapkan oleh Munawir (1995: 75) yaitu makin tinggi rasio ( turn over)
menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over invesment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian
kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.

2.1

Umur Piutang dan klasifikasi piutang


Piutang suatu pelanggan telah berlalu daftar piutang, biasanya dikelompokkan
menurut umur. Umur piutang adalah jangka waktu sejak dicatatnya transaksi penjualan
sampai dengan saat dibuatnya daftar piutang. Biasanya umur piutang dikelompokkan
menurut jumlah hari tertentu. Misalnya piutang yang berumur 1-30 hari ; 31-60 hari; dan
seterusnya. Saldo piutang untuk suatu pelanggan mungkin termasuk dalam satu atau lebih
umur waktu piutang. Adakalanya, uang dari penagihan piutang tidak diterima menurut jumlah
yang tertera dalam faktur. Bisa jadi, jumlah uang yang diterima, pada suatu saat tertentu,
lebih kecil dari jumlah yang tercantum dalam faktur. Saat berikutnya, jumlah itu lebih besar,
begitu seterusnya. Dalam hal demikian maka umur piutang dihitung dengan menelusuri debit
(penjualan kredit) dan kredit (penagihan) dalam kartu piutang dan menentukan penagihanpenagihan mana yang digunakan untuk mengurangi piutang tertentu. Aturan yang dapat
digunakan adalah bahwa penjualan yang lebih awal akan dilunasi lebih dahulu.
Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam
waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul dari hasil
usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang dapat juga ditimbulkan dari adanya usaha
dari luar kegiatan pokok perusahaan.
Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan Piutang ke dalam 3 kategori yaitu Piutang Usaha,
Wesel, Tagih dan piutang lain lain sebagai berikut :
a.

Piutang Usaha
Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah: Perusahaan mempunyai hak
klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan
dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada
pihak dengan siapa ia berpiutang. Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar
dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang
menciptakan Piutang Usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut
di catat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang Usaha semacam ini normalnya

diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu relatit pendek, seperti 30 atau 60 hari.
Piutang usaha di klasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar. Piutang usaha adalah tagihan
yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda
terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga Selain itu pengertian piutang
yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang berarti bahwa tagihan-tagihan
pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak
lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan
dalam piutang jangka pendek. Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
1. Piutang usaha/piutang terhadap langganan
Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat
sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha
perusahaan yang normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar,
tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva
tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah
tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan maupun organisasi- ganisasi atau
debitur-debitur lainnya.
2. Piutang yang akan diterima
Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah
menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul
pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode
yang akan datang. Hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:
a) Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan, seperti
wesel tagih dan bon.
b) Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti gedung,
mobil dan alat-alat besar lainnya.
c) Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi dalam
perusahaan.
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
1) Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha
normal.
2) Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1
tahun.
3) Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan
pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih).

4) Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang
tidak tertagih.
b. Wesel Tagih
Wesel Tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan disaat perusahaan telah
menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam
setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Weselbiasanya
digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan
piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan
maka hal itu kadang kadang disebut piutang dagang (trade receivable).
c.

Piutang lain lain


Piutang lain lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini
diharapkan akan tertagih dalam 1 tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar. Jika penagihanya lebih dari 1 tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai
aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain lain (other
receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan
perusahaan.

Biaya yang timbul akibat piutang


Biaya penghapusan piutang
Biaya pengumpulan piutang
Biaya administrasi
Biaya sumber dana
Kegiatan manajemen piutang
Perencanaan jumlah dan pengumpulan pihutang
Pengendalian pihutang
Penyaringan langganan
Penentuan risiko kredit
Penentuan potongan-potongan ( return )
Penetapan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi para penunggak
Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit

2.2

Ruang Lingkup Manajemen Piutang


Kebijaksanaan kredit standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu /
periode kredit yang diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran
yang lebih awal. Kebijaksanaan pengumpulan piutang, dan faktor-faktor lain yang
relevanKeputusan kredit ini menyangkut tradeoff antara keuntungan(marginal profit) dan
biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau
kombinasi elemen-elemen tersebut.

a.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang


Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian
yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Bambang
Riyanto (2001:85-87) sebagai berikut:

1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi
yang tertanam dalam Piutang. Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan
penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume
penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan
investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin
besarnya resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitability.
2. Syarat

pembayaran

(termin), semakin

lama

masa

kredit,

semakin

besar

invesatasinya.Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.apabila


perusahaan

menetapkan

syarat

pembayaran

yang

ketat

berarti

perusahaan

lebih

mengutamakan keselamatan kredit dari pada pertimbangan profitabiitas. Syarat yang ketat
dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada
pembayaran piutang yang terlambat.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon
kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan
kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil
investasi dalam piutang). Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinngi
plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan berate makin besar pula dana yang
diinvestasikan dalam piutang. Sebaliknya,jika batas maksimal plafond lebih rendah,maka
jumlah piutangpun akan kecil.
4. Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan piutang dapat bersifat aktif (menggunakan
debtcollector) pengumpulan piutang lebih tepat waktu tetapi perlu tambahan biaya
pengumpulan piutang, atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati janji, maka resiko
tertunggaknya piutang lebih besar. Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam
pengumpulan piuatng secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan
secara aktif, maka perusahaan harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai
aktivitas pengumpulan piutang, tetapi akan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada
akan lebih tertagih, sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan sebaliknya,
jika perusahaan menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka pengumpulan piutang akan
lebih lama, sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar.

5. Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila sebagian besar pelanggan membayar
pada masa diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan investasi lebih kecil, tetapi jika
pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu investasi yang besar.
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan mengakibatkan
jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar periode setelah cash discount
akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar karena jumlah dana yang tertanam dalam
piutang lebih lama untuk menjadi kas.
b.

Faktor yang mempengaruhi piutang


Piutang dagang muncul ketika penjualan terjadi, tetapi perusahaan belum menerima
kas. Piutang diharapkan bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan, tetapi di lain pihak,
piutang juga menyebabkan peningkatan biaya yang berkaitan dengan piutang. Biaya tersebut
antara lain biaya kesempatan karena dana tetanam dalam investasi piutang dan biaya piutang
tidak terbayar. Kebijakan piutang yang baik adalah kebijakan yang bisa mengoptimalkan
trade-off keuntungan dan resiko (kerugian) dari piutang tersebut.. Pada akhirnya pembeli
melunasi utangnya sehingga piutang akan segera terbayar. Besarnya piutang dagang
tergantung dari penjualan kredit per-periode dan lamanya periode pengumpulan piutang.
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan mempunyai penjualan rata-rata sebesar Rp 1jt per hari,
kemudian periode pengumpulan piutang adalah 30 hari. Maka piutang dagang perusahaan
tersebut, jika kondisi sudah mulai stabil adalah Rp1jt x 30 hari = 30 juta. Jika perusahaan
mempunyai kebijakan kredit yang berubah, missal mengurangi tingkat penjualan kredit atau
mempercepat periode pengumpulan piutang, maka piutang dagang perusahaan tersebut juga
akan berubah

c. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang


1. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal Misal : Permintaan terhadap produk dan karakteristik industri. Besarnya
piutang bervarisai dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dan dari satu industri ke
industri lainnya. Sebagai contoh Perusahaan RETAIL cenderung mempunyai tingkat piutang
dan persediaan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan manufaktur.
2. Faktor Internal
Faktor Internal Misal : Kebijakan promosi dan iklan, kebijakan piutang. Disamping factor
eksternal, faktor internal juga akan menentukan besar kecilnya persediaan piutang. Sebagai
contoh, manajer keuangan mempunyai pilihan apakah akan melaksanakan kebijakan kredit
yang longgar (meningkatkan piutang) atau ketat (meminimumkan piutang). Tentunya
kebijakan piutang akan menciptakan trade off antar keuntungan dan biaya (resiko). Faktor

internal lain juga mempengaruhi piutang, sebagai contoh perusahaan cukup sukses mengelola
promosi sehingga penjualan akan meningkat, maka piutang akan meningkat.

Resiko Kerugian Piutang


Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko
yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko dapat dikendalikan agar berada dalam batas
yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko
kerugian piutang.
Menurut S.Munawir berpendapat bahwa : Semakin besar days receivable suatu
perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan kalau
perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena
tidak tertagihnya piutang (allowance for bad debt) berarti perusahaan telah memperhitungkan
labanya terlalu besar (overstated). Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu:
1. Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (piutang)
Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali.hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa factor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih
langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial
dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabiitas ekonomi dan kondisi Negara
yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.
2. Resiko tidak dibayarnya sebagai piutang
Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian jika
jumlah piutang yang ditrima kurang dari harga poko barang yang dijual secra kredit.

3. Resiko keterlambatan pelunasan piutang


Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan
dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
4. Resiko tertanamnya modal dan piutang
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan
mengakibatkan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin besar dan hal ini bisa
mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif. Dalam piutang, resiko kerugian

akibat piutang yang tidak dapat diterima pembayarannya selalu ada. Ada dua metode
penyisihan piutang yaitu :
a. Metode penghapusan langsung
Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung pada periode
saat terjadinya penghapusan piutang dengan perkiraan debet beban penghapusan piutang
dan kredit perkiraan piutang dagang.
b. Metode Penyisihan/cadangan.
Ada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang dimiliki
perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat diterima
pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet beban piutang dan kredit pada
perkiraan penyisihan piutang. Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar.
Atas dasar jumlah penjualan Piutang terjadi karana akibat dari penjualan kredit maka taksiran
menhunakan jumlah penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan
kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total pejualan kemudian dilakukan
perubahan-perubahan atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam bentuk
persentase.
c. Atas dasar saldo piutang
Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan saldo piutang
pada akhir periode. Dengan demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah piutang dagang
yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.
d. Atas dasar analisis usia piutang
Penerapan metode ini pada dasrnya sama dengan penentuan taksiran kerugian piutang atas
dasar saldo piutang, metode ini dikelompokan menjadi kelompok piutang yang belum jatuh
tempo, dan kelompok yang telah jatuh tempo. Sedangkan kelompok yang telah jatuh tempo
dikelompokkan atas dasar lamanya jatuh tempo. Lamanya tunggakan, dihitung dari tanggal
jatuh tempo piutang sampai tanggal 31 Desember.

kesimpulan
Kas bagi perusahaan bisa diumpamakan seperti darah dalam tubuh manusia. Setiap bagian yang ada
dalam perusahaan membutuhkan aliran kas. Bagian produksi membutuhkan kas untuk membeli bahan baku,
bahan penolong, membayar upah buruh, gaji mandor, membayar biaya pemeliharaan, membeli perlengkapan
pabrik, dan pengeluaran tunai lainnya. Tanpa ada kas maka praktis kegiatan produksi akan terganggu, yang
akibatnya akan mengganggu bagian lain yang terkait. Perusahaan harus bisa menyediakan kas yang cukup agar
perusahaan bisa berproduksi dengan baik, agar supaya kas bisa disediakan dengan baik tepat pada saat yang
dibutuhkan, maka perlu perencanaan kas yang berisi proyeksi penerimaan dan pengeluaran kas.

Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam
waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul dari hasil
usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang dapat juga ditimbulkan dari adanya usaha
dari luar kegiatan pokok perusahaan.
Analisis piutang bertujuan untuk mengetahui efektifitas piutang efektif artinya tepat dilihat dari
penagihan maupun perputarannya. Hasil analisis ini akan bisa dijadikan salah satu dasar bagi pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengambil beberapa keputusan sesuai kebutuhan masing-masing pihak tersebut.

PENGARUH ARUS KAS (CASH FLOW)


TERHADAP PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAAN KAS
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menghadapi era Global dan persaingan bebas dalam dunia ekonomi sebuah perusahaan
diharapkan menghasilkan profit yang optimum dan selalu dalam kondisi surplus agar kelangsungan
usaha tercapai.
Kebijaksanaan Pemerintah dengan mengadakan deregulasi telah membawa angin segar
dalam sektor dunia usaha pada umumnya, adanya kebijakan - kebijakan yang ditempuh oleh
Pemerintah, dunia usaha semakin mendapat peluang dan kelonggaran untuk mengembangkan diri
secara optimal. Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut, telah bermunculan pula perusahaan

perusahaan baru, baik yang berskala besar, menengah maupun kecil yang semakin turut meramaikan
kegiatan sektor ini.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi demikian pesatnya, sehingga
merupakan peluang bagi setiap perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitasnya dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada dan sistem manajemen yang baik merupakan produk dari
perkembangan dan kemajuan tersebut.
Salah satu fungsi dari manajemen adalah perencanaan, dimana merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam organisasi. Perusahaan sebagai organisasi yang berorientasi ke
komersialisasi membutuhkan secara langsung perencanaan, karena tanpa perencanaan perusahaan
akan sulit mencapai tujuannya secara efektif, baik itu perencanaan kebutuhan modal pada masa yang
akan datang atau perencanaan pemenuhan kebutuhan kas yang aman merupakan kunci sukses bagi
manajer keuangan.
Dengan demikian tugas pokok manajer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh
kas dan menggunakan kas tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Perencanaan dan
pengendalian arus kas merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kas.
Mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efesien melalui perencanaan dan pengendalian
kas dengan laporan laporan keuangan diantaranya neraca dan rugi laba dengan menggunakan
keuangan yang direncanakan, mengawasi, mengarahkan, mengevaluasi dan mengoordinasi aktivitas
dari berbagai fungsi satuan operasional.
Oleh karena itu, seorang manajer keuangan perusahaan haruslah berusaha untuk dapat
melaksanakan operasi perusahaan dengan jumlah uang kas yang optimal.Sehingga dengan demikian
dapat dikatakan bahwa perusahaan harus mempunyai jumlah uang kas yang memungkinkan untuk
membayar semua hutang hutang jangka pendek yang sudah tentu waktu pembayarannya serta
harus juga dapat memberikan batasan keamanan yang cukup untuk pengeluaran kas yang mungkin
terjadi atau pengeluaran dalam keadaan mendesak.
Pos kas merupakan suatu harta yang sangat peka terhadap penyelewengan kekayaan
perusahaan. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya selalu membutuhkan kas.Kas
dalam wujud fisiknya adalah salah satu aset yang mudah dipindahtangankan, karena kas sifatnya
sangat likuid dan bisa diterma oleh siapa pun. Oleh karena itu perusahaan harus menerapkan suatu

perencanaan dan pengendalian kas yang tepat agar tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan
kas.
Selain kas sangat berperan dalam kelancaran kegiatan operasional perusahaan, kas juga
sangat mudah untuk disalahgunakan/ disalah fungsikan oleh pihak pihak tertentu yang tidak
bertanggung jawab. Untuk itu perlu adanya suatu perhatian yang cukup serius dalam pengelolaan kas
yaitu pada perencanaan dan pengendalian kas.
Laporan arus kas pada dasarnya adalah laporan arus masuk dan arus keluar kas dan setara
kas, yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara aktivitas suatu perusahaan
dengan

pihak pihak berkepentingan baik pihak intern maupun ekstern perusahaan.


PT. Sagita Utama Lestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

kontraktor yang kegiatan dan ruang lingkupnya sangat kompleks, sehingga sangat memerlukan suatu
sistem perencanaan dan pengendalian kontrol yang cukup serius terutama dalam pengelolaan kas
yaitu pada arus kas

(cash flow).Karena pengelolaan arus kas (cash flow) ini sangat

berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan, maka sumber penerimaan dana dipandang perlu
dikelola sumber penerimaan dan pengeluarannya agar kesinambungan perusahaan tercapai.
Selama hidup perusahaan maka penerimaan dan pengeluaran kas akan berlangsung terus
menerus. Jadi disinilah peranan internal kontrol kas sangat dibutuhkan agar supaya efesiensi dan
keamanan kas dapat terjamin dalam mencapai tujuan perusahaan.Hal inilah yang menjadi
pertimbangan bagi penulis untuk memilih judul penelitian Pengaruh Arus Kas (Cash Flow) sebagai
Alat Perencanaan dan Pengendalian Kas pada PT. Sagita Utama Lestari.

B. Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, yang menjadi masalah
pokok penelitian ini adalah bagaimana pengaruh arus kas (cash flow) terhadap perencanaan dan
pengendalian kas pada PT. Sagita Utama Lestari ?

C. Tujuan dan kegunaan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian adalah:


Untuk mengetahui pengaruh Arus kas (cash flow) sebagai alat

perencanaan dan

pengendalian kas pada PT. Sagita Utama Lestari.


Adapun kegunaan penelitian adalah :
1.

Sebagai bahan pertimbangan kepada pihak manajemen

PT. Sagita Utama

Lestari sehubungan dengan Pengaruh Arus kas (cash flow) sebagai alat perencanaan dan
pengendalian kas
2. Sebagai bahan referensi / pustaka bagi pihak pihak yang melakukan penelitian sehubungan dengan
hal yang sama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas merupakan
alat yang amat penting dalam perusahaan dan diperlukan baik untuk untuk membiayai operasi

perusahaan sehari hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.Dalam
kegiatan sehari hari uang kas merupakan alat pertukaran sehingga segala kegiatan dalam
perusahaan akan bermula dan berakhir pada kas.
Berbeda dengan keterlibatan kas yang sangat aktif, kas itu sendiri merupakan unsur yang
paling tidak produktif, karena kas tidak dapat berkembang dengan sendirinya tanpa pengelolaan
menjadi unsur produktif lainnya. Oleh sebab itu, kelebihan kas akan mengakibatkan kas tersebut
menganggur sehingga perlu adanya pengelolaan yang efektif.Salah satu cara pengelolaan kas agar
menjadi aktiva yang produktif adalah ditanamkan dalam bentuk investasi .
Untuk dapat memberikan suatu gambaran yang lebih singkat dan lengkap dalam pengertian
kas atau uang tunai dibawah ini penulis mengambil beberapa pendapat dari para sarjana/ ahli.
Menurut Zaki Baridwan ( 2000 : 86 ) kas merupakan suatu alat pertukaran yang dapat diterima
untuk pelunasan utang, dan dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu
setoran ke bank dalam jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat
tempat lain yang dapat diambil sewaktu waktu.
Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah.
Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas terdiri dari :
a.

Uang kertas

b.

Uang logam

c.

Cek yang belum disetorkan

d.

Simpanan dalam bentuk giro atau bilyet

Kemudian menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2002 : 258) kas adalah uang dan surat berharga
lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang
memenuhi syarat yaitu :
a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas,
b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat,
c. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga.
Selanjutnya menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri ( 2002 : 61) kas dapat diartikan sebagai nilai
uang kontan yang dalam perusahaan beserta pos pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat

diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial yang mempunyai sifat paling tinggi
likuiditasnnya.
Sedangkan menurut S. Munawir (2004 : 14 ) kas adalah yang tunai yang dapat digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan termasuk cek, yang dapat diterima dari langganan dan yang disimpan
di Bank yang dapat diambil setiap saat diperlukan oleh perusahaan.
Kemudian Menurut Iman Santoso ( 2007 :161) Kas terdiri dari uang tunai yang dikelola oleh
perusahaan maupun simpanan komersial di bank (rekening koran/ giro) dan atau tabungan di bank
yang tersedia untuk digunakan sebagai alat tukar dan lazim diterima sebagai setoran oleh bank
berdasarkan nilai yang tertera pada media alat tukar tersebut (sebesar nilai nominalnya).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kas merupakan unsur aktiva lancar yang terdiri dari uang logam
dan uang kertas dan semua media alat tukar lainnya yang berfungsi sebagai alat tukar yang sah dan
merupakan dasar pengukuran dalam akuntansi yang siap digunakan tanpa ada pembatasan
penggunaanya .

B. Pengertian Arus Kas (cah flow)


Arus kas mencerminkan penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan. Ukuran kas
mengakui arus kas masuk saat kas diterima walaupun belum dihasilkan dan mengakui arus kas
keluar saat kas dibayarkan walaupun beban belum terjadi.
Menurut Harnanto (2002 : 228), Arus kas (cash flow) terdiri dari : arus kas masuk (cash in flow)
dan arus kas keluar (cash out flow), aliran ini memperlihatkan darimana sumber kas diperoleh dan
untuk apa kas itu digunakan oleh perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (2001 : 93) Aliran kas adalah bagaikan darah yang mengalir terus
menerus dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan perusahaan itu dapat melangsungkan
hidupnya.
Menurut Bambang Kusriyanto dan B. Suwartojo ( 2000 : 286) arus kas (cash flow) adalah
merupakan arus masuk uang tunai yang diperoleh dari penjualan, baik penjualan tunai maupun
penagihan dari penjualan kredit yang sebelumnya dilakukan.
Jadi berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa arus kas (cash flow) adalah
merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar yang mengalir terus menerus yang dapat

memperlihatkan sumber kas diperoleh dan untuk apa penggunaanya yang memungkinkan
perusahaan dapat melangsungkan hidupnya.

C. Pengertian Perencanaan dan pengendalian kas


a. Pengertian Perencanaan
Perusahaan yang sukses senantiasa mempersiapkan masa depannya dan menentukan secara
cermat tujuan tujuan finansial maupun nonfinansialnya melalui fungsi perencanaanlah manajermanajer menguraikan langkah langkah yang perlu diambil dalam rangka menggerakkan organisasi
menghampiri tujuan tujuannya. Dengan demikian perencanaan membutuhkan penetapan tujuan
tujuan dan mengidentifikasikan metode- metode untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Hani Handoko (1999 : 20) memberikan definisi perencanaan adalah pemilihan atau
penetapan tujuan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, prosedur, metode,
sistem dan standar yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Kemudian menurut Sofyan Safri Harahap (2002 : 365) perencanaan adalah fungsi menetapkan
kegiatan apa yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Sedangkan menurut R.A Supriyono (1999:21) Memberikan definisi perencanaan adalah proses
manajemen untuk menentukan tujuan organisasi yang ingin dicapai dan mengatur strategi yang akan
dilaksanakan.
Jadi perencanaan meliputi kegiatan menentukan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai
tujuan perusahaan, yang meliputi bilamana dan bagaimana pekerjaan akan dilakukan serta
komponen- komponen apa saja yang diperlukan.

b. Pengertian Pengendalian
Pengendalian terhadap kas memerlukan prosedur prosedur yang memadai untuk melindungi
penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap yang
profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil hasil yang telah dicapainnya. Pandangan

dan sikap tersebut diatas dinyatakan dalam melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil keputusan
atas laporan laporan yang digunakan sebagai dasar pengendalian kas.
Menurut Harnanto (2002:75) memberikan pengertian pengendalian adalah usaha untuk
menyesuaikan pelaksanaan dengan rencana semula.
Sedangkan menurut George R. Terry (2006 :163) memberikan definisi pengendalian adalah
mendeterminasi apa yang telah dilaksnakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila
perlu menerapkan tindakan tindakan korektif sehingga pekerjaan sesuai dengan rencana.
Jadi secara sederhana pengendalian didefinisikan sebagai suatu proses yang menjamin bahwa
tindakan yang dilakukan telah sesuai dengan rencana. Pada dasarnya pengendalian merupakan
suatu proses yang mengarahkan kegiatan kegiatan perusahaan pada tujuan yang telah ditetapkan
untuk menjamin bahwa sumber daya ekonomis perusahaan telah digunakan secara efektif dan
efisien.
Apabila terjadi perbedaan jumlah kas secara fisik dengan pencatatannya,maka selisih yang
terjadi harus dicari penyebabnya. Selisih ini bisa ditimbulkan karena kesalahan pencatatan,
kecurangan akibat pembulatan terhadap penerimaan pembayaran, serta pengeluaran yang
jumlahnya melibatkan unsur pembayaran atau pengembalian uang kecil.Apabila sebab - sebab
terjadinya selisih tidak dapat ditemukan,maka jumlah selisih harus dicatat dalam akun selisih
kas ( Cash short and over) dan pada akhir periode dilaporkan dalam perhitungan rugi laba yang
dikelompokkan sebagai pendapatan atau biaya lain lain.
Salah satu cara pengendalian kas adalah dengan cara menggunakan jasa perbankan untuk
pengeluaran- pengeluaran yang bersifat rutin dan dalam jumlah yang relatif besar dengan cara
membuka rekening koran atau rekening giro yang lazim rekening koran, sedangkan untuk keperluan keperluan relatif kecil, perusahaan membentuk dana kas kecil ( Petty cash funds)

D. Sumber dan Penggunaan Kas


Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas
harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaanya (sumber sumbernya) maupun
pengeluarannya (penggunaannya). Penerimaan dan pengeluaran kas ada yang bersifat rutin atau
terus menerus dan ada yang bersifat insidentil.

Menurut S. Munawir ( 2004 : 21 ) sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada
dasarnya dapat berasal dari :
a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud.
b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan
dalam bentuk kas
c. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek ( wesel) maupun hutang jangka panjang
(hutang obligasi, hutang hipotik) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya
penerimaan kas
e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga, atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah
maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode periode sebelumnya.
Aliran kas masuk ada bersifat rutin dan ada yang bersifat tidak rutin.Aliran kas masuk yang
bersifat rutin, antara kas yang diperoleh dari penjualan tunai dan penerimaan piutang, sedangkan
aliran kas masuk yang bersifat tidak rutin adalah yang berasal dari penjualan usaha, penerimaan
kredit dari kreditur atau dari bank, serta penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai lagi.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto ( 2004 : 78) mengatakan bahwa sumber dana yang
dapat diperoleh untuk membelanjai suatu investasi ialah :
a. Sumber dana dari dalam perusahaan dapat diartikan sebagai bentuk dana dimana pemenuhan
kebutuhan dananya berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, dengan kata lain dana dengan
kekuatan atau kemampuan sendiri.
b. Dana yang berasal dari pemilik perusahaan
c. Saldo keuntungan yang ditanam kembali dalam perusahaan. Saldo ini adalah keuntungan yang tidak
diambil oleh anggota.
d. Surplus dana dan akumulasi penyusutan atau yang disebut sebagai cadangan dana. Terdiri atas nilai
buku dan nilai pasar harta yang dimiliki oleh perusahaan.
e. Sumber dana dari luar perusahaan (external souce) yaitu pemenuhan kebutuhan dana diambil atau
beras dari sumber sumber dan yang ada diluar perusahaan.Dana yang berasal dari pihak bank,
asuransi, dan kreditur lainnya.Dana yang berasal dari kreditur adalah hutang bagi perusahaan yang

disebut sebagai dana pinjaman. Dana pinjaman yang dimaksud adalah dana yang didapat dari pihak
ketiga ( kreditur).
Jadi pengertian sumber dana adalah : merupakan sumber dana yang diperoleh dari Hasil
usaha,penjualan aktiva dan surat surat berharga lainya, penerimaan kas kerena adanya
pembayaran sewa,adanya pinjaman dari bank atau pihak lain yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan manajemen perusahaan.
Pengeluaran kas juga dipisahkan ke dalam pengeluaran rutin dan tidak rutin. Pengeluaran rutin
misalnya untuk membeli bahan atau barang dagangan dengan tunai, untuk membayar hutang
dagang, membayar gaji, dan membayar biaya - biaya lainnya.sedangkan pengeluaran tidak rutin
misalnya untuk membayar kredit bank beserta bunganya, membayar deviden dan sebagainnya.
Menurut S. Munawir (1997 : 22) pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi transaksi
sebagai berikut :
a.

Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka

panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.


b.

Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas

perusahaan oleh pemilik perusahaan


c.

Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka

panjang.
d.

Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang

meliputi upah gaji, pembelian supplier kantor, pembayaran sewa, bunga, dan lain lain
e.

Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden ( bentuk pembagian laba lainnya secara

tunai), pembayaran pajak, denda dan sebagainya.


Sedangkan menurut Bambang Riyanto ( 2004 : 95) mengatakan bahwa penggunaan dana akan
menyebabkan perubahan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar, tetapi
penurunan aktiva tidak selalu diikuti oleh penurunan dana .
Selanjutnya dikatakan bahwa penggunaan aktiva lancar menyebabkan berkurangnya dana, hal
ini disebabkan karena :

a.

Pembayaran biaya atau ongkos perusahaan meliputi pembayaran upah, gaji,

pembelian bahan baku atau barang dagangan, suplies kantor dan pembayaran biaya biaya
lainnya.
Pembayaran biaya operasi ini akan mengakibatkan terjadinya penjualan atau penghasilan
perusahaan yang bersangkutan.
b.

Kerugian yang diderita perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau

efek maupun kerugian insindentil lainnya. Adapun kerugian yang rutin atau insidentil akhirnya
akan mengakibatkan berkurangnya dana perusahaan.
c.

Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam

jangka panjang lainnya, misalnya dana pelunasan obligasi, dan pensiun pegawai dan lain
lain
d. Pembayaran hutang- hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi, ataupun
hutang jangka panjang lainnya yang mengakibatkan penarikan kembali untuk atau seterusnya saham
perusahaan yang beredar, atau adanya hutang jangka panjang diimbangi dengan berkurangnya
aktiva lancar.
e. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap,investasi jangka panjang atau aktiva lancar lainnya
yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat
kurangnya dana.
f. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi (prive)
atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik perusahaan perorangan atau persekutuan
atau adanya pembayaran deviden dalam perseroan terbatas.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengguanan kas dimaksudkan untuk
penggunaan dana dalam hal pembelian saham atau obligasi, pelunasan atau pembayaran angsuran
kredit, pembelian barang dagangan, pembayaran biaya operasi ,pembayaran deviden,pembayaran
pajak maupun pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk keperluan
pribadi.

E. Fungsi Manajemen Kas

Seorang manejer keuangan suatu perusahaan harus tahu bagaimana mengelola segala unsur
dari segi keuangan.Hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Suad Husnan ( 2002 : 37 ), ada beberapa permasalahan yang muncul dalam manajemen
kas yaitu bagaimana mengembangkan sistem yang efesien untuk penerimaan dan pengeluaran kas,
dan bagaimana perusahaan mempunyai cukup uang kas untuk memenuhi kebutuhan pembayaran
yang timbul.Untuk mencapai tujuan ini diperlukan 2 ( dua) hal yaitu :
1.

Perusahaan harus dapat memprediksikan secara tepat jumlah saldo kas untuk suatu

periode tertentu.
2.

Melakukan sinkronisasi secara tepat penerimaan dan pengeluaran

kas.
Ada 4 (empat) motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk memiliki kas dan
surat berharga lainnya adalah:
1.

Motif transaksi, yaitu kebutuhan akan kas untuk pembayaran -

pembayaran yang

ditimbulkan oleh pengeluaran sehari-hari dari perusahaan.Pembayaran ini termasuk


diantaranya adalah pembelian bahan mentah, gaji pegawai, pajak, deviden dan sebagainnya.
2.

Motif berjaga jaga, yaitu untuk menahan kas terutama berkaitan bisa tidaknya arus

kas masuk dan arus kas keluar diperkirakan. Arus kas yang makin mudah diperkirakan
sebelumnya, makin sedikit jumlah kas yang ditahan untuk menghadapi keadaan tidak
terduga. Faktor lain adalah untuk kemampuan meminjam tambahan kas secara mendadak.
Kebutuhan menahan kas bisa terpenuhi sebagian besar dengan memiliki aktiva yang dapat
segera dicairkan seperti surat berharga jangka pendek.
3.

Motif memenuhi kebutuhan dimasa depan, saldo kas dan surat berharga perusahaan

suatu saat bisa melonjak tinggi karena kas dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu
dimasa yang akan datang.
4.

Motif memenuhi saldo kompensasi,dimana sistem perbankan secara umum

memberikan banyak sekali jenis pelayanan pada dunia usaha. Perusahaan membayar jasa
pelayanan ini sebagian dengan cara membayar langsung dan terkadang sebagian lagi

dengan mempertahankan sejumlah kas minimal di bank yang disebut saldo kompensasi.
Saldo kompensasi ini berupa saldo minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank
dalam rekening gironya dan untuk perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu
kepada bank. Dengan adanya saldo ini bank dapat meminjamkan dana dana tersebut pada
pihak lain dengan jangka waktu yang lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan bunga,
yang merupakan biaya jasa tidak langsung yang harus dibayar oleh perusahaan pertama
tadi. Inilah yang menyebabkan mengapa perusahaan mempunyai kas.
Kemudian menurut M. Manullang (2005 :1) untuk mencapai tujuan suatu perusahaan,
manajer keuangan harus dapat melakukan fungsi fungsinya. Adapun fungsi fungsi tersebut adalah
:
a.

Manajer keuangan berfungsi mengendaliikan likuiditas dan profitabilitas

b.

Pengendalian likuiditas terdiri atas tiga unsur, yaitu peramalan aliran kas, mencari sumber dana dan
penggunaan dana

c.

Didalam pelaksanaan kegiatannya, perusahaan memperoleh dana dari dalam dan luar perusahaan.

d.

Manajer keuangan, dalam mengendalikan profitabilitas, melakukan pengawasan atas biaya,


menetapkan harga, meramalkan laba pada masa mendatang dan mengukur biaya modal kerja.
Manajemen kas berusaha memaksimalkan pemanfaatan kas tanpa mengabaikan saldo kas.
Dengan kata lain jumlah kas yang ada dalam perusahaan harus maksimal, tetapi juga
memaksimumkan bunga yang bisa diperoleh dari menginvestasikan kas tersebut dalam surat - surat
berharga dan juga seperti pada deposit jangka pendek.
Dengan demikian keputusan untuk mempertahankan sejumlah kas dan surat berharga
memerlukan analisis yang terinci, agar ditemukan saldo yang optimal kegiatan normal perusahaan
bisa terganggu karena tidak cukup jumlah kas dan surat berharga. Saldo minimum yang kurang besar
bisa mengurangi kemampuan perusahaan untuk membayar kebutuhan kebutuhan darurat atau
untuk menutup peluang bisnis yang menguntungkan. Apabila jumlah kas yang ditahan kurang
atau berlebihan hal ini tetap berarti bahwa manajemen keuangan di bidang ini tidak dilakukan
dengan cara optimal. Jadi beberpa fungsi yang penting terlibat dalam manajemen arus kas yang
efektif adalah :

1. Desain dan manajemen yang efektif atau arus kas yang masuk dan
Arus kas keluar
2. Kas seharusnya dipertahankan dalam jumlah yang mendekati titik
optimal
3. Kas dan surat berharga harus ditempatkan dalam lembaga yang
tepat dan dalam bentuk surat berharga yang tepat juga.

F.Pengertian dan Tujuan laporan Arus Kas


Laporan arus kas atau aliran kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan ( termasuk
likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka adaptasi dengan perubahaan keadaan dan peluang.
Menurut Munawir ( 2002 : 113 ) laporan aliran kas atau arus kas disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan mengenai alasan perubahan
tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa penggunaanya.
Laporan aliran kas berbeda dengan laporan laba- rugi, laporan aliran kas (penerimaan dan
pengeluaran kas), sedangkan laporan laba rugi menunjukkan pendapatan yang direalisasi dan
biaya yang terjadi dengan tidak memperhatikan ada tidaknya penerimaan atau pengeluaran kas.
Aktivitas yang berkaitan dengan arus kas pada dasarnya menjadi dua kategori, yaitu : (1)
aktivitas yang menghasilkan kas, yang disebut dengan sumber penerimaan kas (souces of cash), dan
aktivitas yang mengakibatkan pengeluaran kas, yang dinamakan penggunaan kas

(uses of

cash) Pemakai laporan arus kas terutama akan tertarik pada jumlah bersih kas yang diproleh dari
operasi daripada laporan secara rinci tentang kas masuk dan kas keluar dari kegiatan operasional.
Sumber dan penggunaan kas seperti tersebut diatas, namun menggabungkannya menjadi tiga
kategori utama yaitu :
1.Aktivitas operasi / cash flow from Operating
Jumlah arus kas berasal dari aktivitas operasi didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas
yang berkaitan dengan pendapatan penjualan dan kas keluar yang berkaitan dengan biaya operasi,
termasuk pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran upah, bunga dan pajak (arus

kas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan). Oleh karena itu, arus kas
tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan rugi
atau laba bersih (kecuali laba dari transaksi penjualan peralatan pabrik). Beberapa contoh arus kas
dari aktivitas operasi adalah :
a. Pemasukan
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
2. Penerimaan kas dari royalti, fee, komisi dan pendapatan lain
3. Penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktiva pendanaan dan investasi.
4. Penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
b. Pengeluaran
1. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
2. Pembayaran kas kepada karyawan
3. Pembayaran kas kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat
asuransi lainnya
4. Pembayaran kas pajak penghasilan kecuali jika dapat

diidentifikasikan secara khusus sebagai

bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.


5. Pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2. Aktivitas Investasi / Cash flow from investing
Aktivitas investasi meliputi perolehan aktiva jangka panjang termasuk pembelian surat berharga
yang tidak setara dengan kas dan peminjam uang (bon receivable) serta kebalikannya yaitu
penjualan aktiva jangka panjang dan pelunasan pinjaman. Namun kenaikan atau penurunan piutang
usaha dan persediaan tidak diperlukan sebagai aktivitas investasi karena perubahan tersebut terjadi
pada aktiva lancar maka harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab
arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya
yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus
kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
a. Pemasukan

1. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka
panjang lain
2. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
b. Pengeluaran
1. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, aktiva jangka panjang lain,
termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
2. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta

pelunasannya ( kecuali yang

dilakukan oleh lembaga keuangan)


3. Pendanaan / Cash Flow from Activities
Meliputi aktivitas peminjaman uang yang meliputi utang hipotik, utang obligasi dan bentuk utang
jangka panjang lainnya dan emisi saham baru, pembayaran deviden kepada pemegang saham,
pembayaran kembali pinjaman jangka panjang dan penggunaan kas untuk penarikan kembali saham
perusahaan.
Namun demikian, perubahan pada utang usaha, utang upah gaji, utang bunga, dan utang pajak
tidak diperlukan sebagai aktivitas pendanaan melainkan sebagai aktivitas operasi.
Pengungkapan terpisah pula bahwa arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu
dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para
pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
adalah :
a. Pemasukan
1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
2. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan
pinjaman lainnya.
3.Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan
dengan sewa usaha pembiayaan ( Finansial lease).
b. Pengeluaran
1. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik dan
menebus saham perusahaan
2. Pelunasan pinjaman

Kemudian menurut Iman Santoso, (2007 : 139) Laporan arus kas dimaksudkan untuk
memberikan ihktisar arus masuk dan arus keluar untuk satu periode tertentu. Tujuan utama suatu
laporan arus kas dalah untuk menyediakan informasi relevan tentang penerimaan dan pembayaran
kas atas suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuannya untuk membantu investor, kreditor,
dan pihak lainnya dalam analisis mereka atas kas. Pada dasarnya terdapat dua sumber utama kas,
yaitu sumber internal, yang disediakan dari hasil operasi perusahaan,dan sumber eksternal, yaitu
yang disediakan melalui pinjaman dan penjualan saham. Penggunaan kas itu untuk pengeluaran
operasi sehari hari, pembelian mesin dan peralatan, Pembayaran deviden, pelunasan hutang, serta
pembelian kembali saham milik sendiri (treasury stock). Laporan arus kas melaporkan hal - hal
berikut :
1. Pengaruh kas dalam operasi perusahaan selama suatu periode
2. Aktivitas transaksi investasi
3. Aktivitas transaksi pembiayaan
4. Pertambahan atau pengurangan bersih dalam kas selama periode
tertentu.

G. Metode Arus Kas


Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu
dari 2 metode berikut :
a. Metode Langsung
Metode langsung tidak dimulai dari laba bersih, tetapi memerlukan analisis penerimaan dan
pembayaran kas untuk setiap aktivitas utama. Karena pencatatan informasi akuntansi biasanya
mencerminkan dasar akrual, konversi akun misalnya Penjualan ( sales) dari dasar akrual ke dasar
kas biasanya dibutuhkan.
Bila digunakan metode langsung maka dalam pelaporan arus kas dari aktivitas operasi maka
penerimaan kas bruto, pengeluaran kas bruto diungkapkan sendiri sendiri kemudian digabungkan
sehingga diperoleh arus kas bersih dari operasi. Perusahaan melaporkan arus kas dari aktivitas
operasi dengan metode langsung, karena akan dapat memberikan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan, dan mudah dipahami oleh pemakai yang kurang menguasai

atau tidak mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi. Informasi penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diketahui baik melalui :
1.Catatan akuntansi perusahaan
2.Dengan menyesuaikan penjualan, harga pokok penjualan, dan

pos pos lain dalam

laporan rugi laba untuk : Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode
berjalan, dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan maupun pos bukan
kas lainnya.
b. Metode tidak langsung
Dengan metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penagguhan atau actual dari penerimaan atau pembayaran kas
untuk operasi di masa lalu atau masa depan, dan unsur pendapatan atau biaya yang berkaitan
dengan arus kas aktivitas investasi atau pendanaan. Ada tiga dasar penyesuaian antara lain :
1.Pendapatan dan beban yang bukan merupakan arus kas masuk dan kas keluar (cash in flow dan
cash out flow) misalnya penyusutan aktiva tetap berwujud dan amortisasi aktiva tetap tidak berwujud.
2. Keuntungan dan kerugian
3. Konversi aktiva operasi lancar dan kewajiban lancar dari dasar accrual basis ke dasar cash basis

I. Kerangaka Pikir
Perusahaan PT. Sagita Utama Lestari Makassar merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang Kontraktor,yang mana pada perusahaan ini dalam setiap periode akuntansi yang
biasanya setiap akhir tahun akan membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan
rugi/ laba. Pada laporan Neraca ini kita akan dapat melihat keadaan aktiva (harta), Passiva (hutang),
dan Modal perusahaan,sedangkan pada laporan rugi laba kita dapat mengetahui besarnya
pendapatan yang diterima dan biaya - biaya yang dikeluarkan sehingga menghasilkan laba atau
rugi perusahaan.
Dari kedua laporan ini kita akan melakukan analisis bagaimana sumber dan penggunaan kas
yang ada diperusahaan.Untuk itu kita akan menggunakan alat analisis berupa Arus kas (cash
flow).Dari analisis ini kita dapat mengetahui sumber kas dan penggunaan kas itu yaitu penerimaan
dan pengeluaran kas perusahaan dalam hal ini arus kas masuk dan keluar.

Untuk dapat mengoptimalkan laba suatu perusahaan untuk masa yang akan datang maka
diperlukan perencanaan kas yang baik terhadap penerimaan kas dan penggunaan kas yang
seefisien mungkin dan diperlukan adanya suatu pengendalian kas terhadap pengeluaran yang akan
digunakan guna mencapai suatu tujuan yang diinginkan
Adapun kerangka pikir yang telah diuraikan dapat digambarkan dalam bagan alur sebagai
berikut :

Gambar .1
Bagan Alur Kerangka Pikir

C. Hipotesis
Berdasarkan masalah pokok yang dikemukakan sebelumnya diduga bahwa Arus kas (cash
flow) berpengaruh terhadap perencanaan dan pengendalian kas

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Kantor PT. Sagita Utama Lestari Makassar Jl. A. P. Pettarani Ruko
New Zamrud Blok E. 20 Makassar. Waktu Penelitian selama 2 ( dua) bulan terhitung mulai November
2007 sampai Januari 2008.

B. Metode Pengumpulan Data


Dalam hal ini penulis memperoleh data dengan 2 (dua) macam yaitu :
1.

Penelitian Pustaka ( library research) yaitu penulis membaca buku

buku atau literatur literatur yang erat hubungannya dengan objek penelitian sehingga dapat
memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap objek yang sedang diteliti.
2.

Penelitian Lapang ( field research ) yaitu kegiatan penelitian lapangan dimana penulis

mencari data yang menjadi objek penelitian ,yaitu melakukan pengamatan setempat dan
wawancara langsung dengan pimpinan serta beberapa karyawan perusahaan dan
mengumpulkan data berupa laporan laporan yang disajikan dan menggunakan informasi
yang diperlukan serta utamanya laporan keuangan.

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.

Data kualitatif Adalah : data yang diperoleh dari instansi dalam bentuk informasi baik

secara lisan maupun tulisan.


b.

Data kuantitatif adalah : data data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk

angka atau bilangan,baik yang diperoleh darai hasil pengukuran maupun dengan jalan
mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif.
2. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan melelui observasi dan wawancara
tentang halhal yang berhubungan dengan materi penelitian.
b. Data Sekunder yaitu data yang melengkapi dan menunjang hasil penelitian yang bersumber dari
perusahaan baik berupa laporan- laporan dan dokumen dokumen yang berhubungan dengan
materi penelitian

D. Defenisi Operasional
Adapun definisi Operasional yang dikemukakan sebagai berikut :
a.

Laporan neraca digunakan untuk mengetahui sumber arus kas

(cash flow) yang

digunakan oleh perusahaan, yang mana di dalam neraca tampak sumber dan penggunaan
kas yaitu terhadap pos aktiva dan passiva perusahaan.
b.

Demikian juga pada rugi laba yang tampak adalah pada hasil penjualan dan beban

beban operasi perusahaan. Dalam artian laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui
posisi keuangan perusahaan darimana sumber dan untuk apa penggunaanya.
c.

Analisis arus kas (cash flow) merupakan hal yang dianggap sangat penting bagi

suatu perusahaan yang mana akan memperlihatkan dari mana dan kemana dana tersebut
diperoleh, dibelanjakan atau dipergunakan agar kegiatan finansial perusahaan dapat terus
berjalan dengan baik .Disamping itu untuk mengetahui kondisi kas serta sebab sebab
terjadinya perubahan kas pada suatu periode tertentu dan sebagai dasar dalam menaksir
kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber sumber yang ada atau dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow dimasa
yang akan datang.

E. Metode Analisis
Adapun metode analisis yang digunakan adalah :
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan arus kas yang pengaruhnya terhadap perencanaan
dan pengendalian kas pada PT

Sagita Utama Lestari.

2. Analisis sumber dan penggunaan kas dimaksudkan untuk mengetahui dari mana sumber kas
diperoleh dan untuk apa penggunaan kas tersebut, serta untuk mengetahui apakah arus kas (cash
flow) dapat dijadikan sebagai alat perencanaan dan pengendalian kas dalam aktivitas operasi
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Zaki Baridwan,2000, Intermediate Accounting, Edisi kesembilan, BFEE


Yogyakarta
Safyan Syafri Harahap,2002 Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan,
PT. Grafindo Persada, Jakarta 2002
Indriyono Gitosudarmo dan Basri,2002 Manajemen Keuangan,cetakan
pertama, edisi keempat, BFEE Yogyakarta
S. Munawir, 2004, Analisa laporan Keuangan,Penerbit Liberty, Edisi
ketujuh, Yogyakarta 2004
Iman Santoso, 2007, Intermediate Accounting,cetakan pertama, PT.
Refika Aditama,2007
Harnanto, 2002, Analisis Laporan Keuangan, Percetakan AMP-YKPN,
Jakarta 2002
Bambang Riyanto, 2001, Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan,
Yayasan badan Penerbit Gajah Mada, 2001
Hani Handoko, 1999, Manajemen, BFEE UGM, Yogyakarta,1999
Bambang Kusriyanto dan Suwarjoyo,2000, Teknik Manajemen

Keuangan, seri Manajemen No. 85, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta ,2000
R.A.Supriyono,1999, Akuntansi Manajemen I, cetakan kelima BEEFUGM, Yogyakarta,2000
George R. Terry,2006, Asas asas manajemen, Alumni Bandung,2006

Tidak lama lagi 2012 akan berakhir. Perusahaan (badan) yang


menggunakan tahun buku yang sama dengan tahun kalender oleh
ketentuan perpajakan wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan PPh Badan paling lambat 30 April 2013.
Untuk itu, perusahaan perlu melakukan estimasi jumlah PPh Badan
Terutang untuk tahun pajak 2012, yaitu melakukan penghitungan
pajak berdasarkan data pembukuan yang aktual sampai dengan 30
November 2012 ditambah dengan proyeksi laba/rugi sampai dengan
31 Desember 2012.
Dengan melakukan identifikasi koreksi fiskal positif dan negatif atas
pos-pos laba/rugi yang tercantum proyeksi tersebut dan
memperhitungkan kompensasi kerugian (jika ada), akan dapat
diperoleh angka PPh Badan Terutang tahun pajak 2012. Kemudian
setelah dikurangi dengan Kredit Pajak (PPh pasal 22, 23, 24, dan
25), maka akan dapat diketahui apakah perusahaan berada pada
posisi Kurang Bayar atau Lebih Bayar atas PPh Badan.
Perencanaan PPh Badan Akhir Tahun
Strategi perencanaan PPh Badan akhir tahun hanya relevan untuk
perusahaan yang penghasilannya dikenakan dengan tarif umum,
bukan yang terkena PPh Final seperti perusahaan real estate,
perusahaan properti dan perusahaan jasa konstruksi yang PPhnya
dikenakan dari penghasilan bruto dengan tarif khusus.
Membuat estimasi jumlah PPh Badan Terutang serta mengetahui
posisi Kurang/Lebih bayar adalah merupakan langkah pertama
dalam perencanaan pajak akhir tahun. Semakin dekat dengan akhir
tahun maka semakin akurat estimasi dapat dibuat.
Namun di sisi lain waktu untuk mengimplementasikan strategi

perencanaan pajak akhir tahun akan semakin sempit. Oleh karena


itu idealnya perencanaan pajak akhir tahun dilakukan setidaknya
sejak tiga bulan sebelum tutup buku akhir Desember. Hasil estimasi
akan menentukan strategi berikutnya.
Dalam hal estimasi berdasarkan proyeksi menunjukkan posisi PPh
Badan Kurang Bayar dalam jumlah cukup besar dan dipandang akan
menguras kas perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan
langkah-langkah antara lain sebagai berikut:
1. Menunda transaksi yang akan menghasilkan laba ke 2013.
Penundaan transaksi perusahaan yang akan menghasilkan laba di
Desember 2012 ke 2013 dimaksudkan untuk mencegah
pertambahan jumlah penghasilan kena pajak 2012 yang dengan
sendirinya akan menambah jumlah PPh Badan Terutang.
Contoh:
* Menunda realisasi penjualan aktiva tetap yang menghasilkan laba
ke awal 2013 dimana sebelumnya di rencanakan akan dilakukan di
Desember 2012.
* Menunda realisasi penerimaan piutang atau pembayaran utang
yang menimbulkan keuntungan selisih kurs di Desember 2012 ke
awal 2013.
Secara konvensional, penggeseran laba perusahaan ke tahun 2013
juga dapat dilakukan dengan melakukan penundaan atau
pergeseran pengakuan penjualan akhir 2012 ke awal 2013. Namun
ini cocok dilakukan apabila ketentuan perpajakan memperkenankan
perusahaan menganut stelsel kas murni (pure cash basis), sehingga
perusahaan dapat menunda pengakuan penjualan hingga pada saat
menerima pembayaran dari pelanggan pada awal 2013 meskipun
penyerahan barang/jasa dilakukan di Desember 2012.
Sayangnya, ketentuan perpajakan Indonesia menganut stelsel kas
campuran (modified cash basis), di mana penjualan dalam suatu
periode harus meliputi seluruh penjualan, baik yang tunai maupun
yang bukan, sehingga langkah ini tidak dapat dilakukan.

2. Mempercepat pengakuan biaya/rugi pada akhir 2012.


Dengan melakukan percepatan pengakuan biaya/rugi pada akhir
2012, maka penghasilan kena pajak akan berkurang dan dengan
sendirinya akan mengurangi jumlah PPh Badan Terutang.
Contoh:
* Menjual aktiva tetap perusahaan yang tidak produktif dan nilai
bukunya jauh diatas harga pasar pada Desember 2012 sehingga
menimbulkan kerugian yang segera dapat diakui.
* Mempercepat biaya iklan dan promosi pada Desember 2012 yang
sedianya merupakan budget awal 2013.
* Membayar bonus 2012 kepada Direksi dan karyawan pada
Desember 2012 yang sedianya dibayarkan pada 2013.
* Mempercepat realisasi pelunasan utang dalam valuta asing yang
menimbulkan kerugian selisih kurs pada Desember 2012.
* Mempercepat realisasi atas rencana pembelian aktiva tetap baru
di Desember 2012 yang sedianya dilakukan pada awal 2013. Dalam
hal ini, perusahaan dapat mengakui biaya penyusutan untuk
Desember 2012 meskipun aktiva tetap tersebut baru digunakan
mulai Januari 2013.
* Merealisasi program training karyawan (local & overseas training)
pada Desember 2012 yang sedianya dilaksanakan pada awal 2013.
* Melakukan repair and maintenance aktiva tetap produktif
perusahaan di Desember 2012 yang sedianya akan dilakukan pada
awal 2013.
Langkah-langkah yang dikemukakan di atas hanya merupakan
beberapa contoh yang tentu saja perlu disesuaikan dengan kegiatan
masing-masing perusahaan.
Selanjutnya dalam hal estimasi menunjukkan PPh Badan Lebih
Bayar, dan dengan alasan tertentu perusahaan bermaksud
menghindari pemeriksaan, maka strateginya adalah kebalikan dari
langkah-langkah di atas. Sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku
di Indonesia, PPh Badan Lebih Bayar akan dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu sebelum diberikan pengembalian kelebihan tersebut

ke perusahaan.
Dari perspektif perusahaan sebagai Wajib Pajak, kecuali dalam
keadaan terpaksa, perusahaan pada umumnya menghindari PPh
Badan Lebih Bayar yang akan mengundang pemeriksaan yang
cukup menyita waktu, tenaga dan biaya. Perencanaan PPh Badan
akhir tahun yang menghasilkan pajak terutang lebih kecil di 2012
juga menguntungkan dari sisi time value of money karena terdapat
penundaan pembayaran pajak secara riil.
Diasuh oleh:
Ruston Tambunan, Ak., M.Si., M.Int.Tax,BKP
CITASCO-Registered Tax Consultants
www.citasco.com
ruston@citasco.com
(ade)
Mempercepat kas masuk adalah salah satu cara untuk menjaga agar posisi kas
perusahaan selalu ada di titik yang aman. Sayangnya tehnik ini hanya indah
terdengar tetapi tidak mudah untuk dilakukan. Diperlukan langkah-langkah
terencana dan terukur untuk mewujudkannya. Langkah apa saja yang bisa
diambil oleh perusahaan agar kas masuk bisa dipercepat?
Sebelum saya sharing langkah-langkahnya, saya ingin mengajak pembaca
(terutama mereka yang selama ini belum pernah terlibat dalam proses
pengelolaan kas atau penagihan piutang) untuk memahami mengapa sebagian
besar pelanggan (debitur) cenderung terlambat membayar. Tanpa paham hal
ini, saya ragu jika pembaca bisa memehamai tips iniapalagi
mengaplikasikannya.
Sudah sangat sering saya singgung di tulisan-tulisan lain (tertama yang terkait
dengan masalah kas) bahwa menjaga kondisi agar perusahaan selalu memiliki
kas yang cukup adalah sangat penting. Kas-yang-cukup yang saya maksudkan di
sini adalah jumlah kas yang cukup untuk membiayai opersional perusahaan
sehingga bisa berjalan dengan lancar.

Secara matematis, idealnya jumlah kas masuk harus selalu lebih besar dari kas
keluar. Sayangnya kondisi ideal ini tidak selalu terjadi. Ada saat-saat kas masuk
lebih kecil dari kas keluar. Agar kondisi demikian bisa terjaga, umumnya
perusahaan membuat peramalan/prakiraan kasyang biasa disebut dengan
cash forecast, dan penganggaran kasyang biasa disebut dengan cash budget.
Dengan selalu berpatokan pada cash forecast dan cash budget, mestinya kas
akan tetap aman. Tetapi, sekali lagi ini bukan sesuatu yang mudah.
Faktor-faktor internal (penggunaan kas) mungkin bisa dikendalikan, tetapi faktor
eksternal (kas masuk) tidakterutama pada perusahaan yang melayani
penjualan kredit. Meskipun pada masing-masing nota tagihan (invoice) sudah
dicantumkan tanggal jatuh tempo, tidak semua pelanggan (yang membeli secara
kredit) melakukan pembayaran dengan tepat waktu.
Banyak kemungkinan alasan yang menyebabkan hal itu bisa terjadi. Pelanggan
mengalami pailit sudah pasti tidak akan mampu membayar. Perusahaan yang
mengalami kesulitan kas cenderung menunda pembayaran. Bahkan perusahaan
yang kondisi keuangannya sehatpun tidak ada jaminan akan membayar tepat
waktuada banyak kasus yang menunjukan bahwa pelanggan dengan sengaja
menahan pembayaran sebagai bagian dari strategi keuanganmereka.
Di luar semua kemungkinan penyebab itu, yang paling nyatadan ini sudah
jamak terjadibahwa, di perusahaan manapun pegawai bagian hutang
(accounts payable) baru cenderung baru melakukan persiapan pembayaran
persis pada tanggal jatuh tempo utang mereka. Sehingga, kemungkinan
pembayaran terlambat menjadi semakin besar. Itu artinya kemungkinan kas
masuk tidak tepat waktu (seperti yang telah direncanakan) juga menjadi
semakin besar.
Saya merekomendasikan 5 langkah berikut ini untuk meminimalisir
kemungkinan penundaan pembayaran, sekaligus mempercepat kas masuk:

1. Diskusikan Tagihan Terlebih


Dahulu
Semakin awal pelanggan tahu bahwa anda menginginkan pembayaran tepat
waktu, kemungkinan pelanggan membayar tepat waktu semakin besar.

Sebaliknya semakin mereka telat mereka mengetahui, semakin besar


kemungkinan mereka menunda pembayaran.
Misalnya, pada saat mereka memesan barang, anda bisa memberitahukan
mereka pada saat itu juga bahwa perusahaan anda meminta pembayaran yang
tepat waktu. Selambat-lambatnya, di hari yang sama saat anda mengirimkan
barang pesanan.
Berbagai cara bisa ditempuh untuk melakukan hal itu, misalnya: dengan
mengirimkan email atau menghubungi mereka via telpon. Sampaikan bahwa
anda mengirimkan barang pesanan mereka hari ini. Dan persahaan anda
mengharapkan pembayaran yang cepatmisalnya: 1 minggu. Kecuali anda
menyampaikan hal itu sejak awal, kemungkinan besar mereka baru akan
melakukan mebayaran pada saat tanggal jatuh tempo, atau bahkan lebih lambat
lagimeskipun pelanggan sesungguhnya memiliki punya cukup kas.
Ada trik kecil yang dapat membuat pelanggan tidak mungkin lupa untuk
membayar tagihan yang anda kirimkan, yaitu dengan mendikusikan barang yang
dikirimkan dengan detail, bahas sat persatu. Jangan hanya hanya sebutkan
jumlah tagihannya. Dengan demikian, setiap mereka mengunakan barang yang
anda supply, mereka akan ingat akan permintaan anda agar mereka membayar
dalam waktu minggu.
Lain daripada itu, ada baiknya anda mengetahui jika ternyata bagian hutang
(accounts payable) mengharapkan anda untuk menggunakan format (atau
sistem penomoran) tertentu pada lembaran invoice, misalnya: menggunakan
sistim penomoran [NamaPerusahaanTanggal = JAK01082011]. Ikuti format yang
mereka minta. Jika tidak, ada kemungkinan invoice anda akan terbengkalai
entah dimana karena tidak bisa dimasukan ke dalam system akuntansi mereka,

2. Tawarkan Diskon Untuk


Pembayaran Lebih Awal

Diantara pelanggan, mungkin ada perusahaan berskala besar. Biasanya mereka


menerapkan kebijakan keuangan yang ketatmereka tidak akan melakukan
pembayaran lebih cepat dari tanggal jatuh tempo. Susah pasti mereka
melakukan hal itu sebagai bagian dari strategi keuangan perusahaan mereka.
Untuk pelanggan yang seperti itu, anda bisa menawarkan diskon tertentu jika
mereka melakukan pembayaran lebih awal. Ada perusahaan yang enggan
melakukan hal itu, ada juga yang memang menerapkan sistem ini. Tentu anda
bisa menentukan pilihan apakah anda memutuskan menawarkan diskon untuk
pembayaran lebih awal atau tidak.
Salah satu kendala terbesar untuk mengimplementasikan strategy ini adalah
ketika anda menjual barang/jasa yang marginnya sangat tipissamasekali tidak
ada ruang yang tersisa untuk menawarkan diskon. Jika keadaannya memang
demikian sementara anda pikir strategy ini dapat mempercepat kas masuk, ada
baiknya mempertimbangkan untuk mengangkat harga sedikit untuk pesanan
berikutnya, sehingga anda memiliki ruang yang cukup untuk menawarkan
diskon.
Besaran diskon biasanya bervariasi antara 2 hingga 3 persen. Mungkin tidak
semua pelanggan tertarik dengan tawaran diskon. Tetapi diantara mereka, saya
yakin ada saja yang tertarik mekmanfaatkan diskon tersebut dan melakukan
pembayaran lebih awal. Rasanya tidak ada salahnya untuk dicoba.

3. Tambahkan Pilihan Metode


Pembayaran
Jika selama ini anda hanya menerima pembayaran cia cek atau transfer, tidak
ada salahnya anda tawarkan metode pembayaran lainterutama sekali untuk
pelanggan yang yang berlokasi di luar negeri.
Metode tambahannya mungkin pembayaran via credit card PayPal. Adanya
tambahan pilihan metode pembayaran akan membuat pelanggan bisa
mengatur pembayaran dengan lebih fleksibel. Misalnya: mungkin kantor

beberapa pelanggan jauh dari bank, atau pelanggan sedang tidak memiliki
persediaan kas yang cukup, tetapi mereka memiliki flatform credit. Pembayaran
via credit card atau PayPal membuat mereka jadi mampu melakukan
pembayaran.
Meskipun untuk invoice yang biasanya dikirimkan via fax ata via post, tidak ada
salahnya jika anda mencantumkan pilihan pembayaran online. Memang,
seberapa baik hubungan anda dengan pelanggan sangat mempengaruhi apakah
mereka bersedia untuk mengubah metode pembayaran atau tidak. Tetapi,
tetapi tetap saja tidak ada salahnya untuk dicoba.

4. Lakukan Follow Up Invoice


Terjadwal
Ini super-penting. Sebagai bagian tak terpisahkan dari proses penagihan, jadikan
kebiasaan untuk selalu mengawasai tanggal jatuh tempo piutang (tagihan)
setiap hari. Software akuntansi tertentukhususnya kelas ERPbiasanya
memiliki fitur yang dapat menampilkan daftar piutang yang akam segera jatuh
tempoper nama pelanggan, sehingga pengguna software langsung
menemukan jadwal jatuh tempo tagihan setiap kali mereka login. Jika software
akuntansi anda memiliki fitur tersebut, setuplah seperti itu.
Jika tidak, anda bisa menjalankan analisa umur piutang minimal sekali dalam
seminggu untuk melihat jadwal piutang jatuh tempo dalam rentang waktu satu
bulan ke depan. Masukan masing-masing tanggal jath tempo tersebut ke dalam
kalender di Ms Outlook, setup alarm agar pop-up setiap kali ada piutang yang
akan jatuh tempo.
Dengan demikian anda tidak akan pernah lupa untuk melakukan follow up.
Hubungi mereka via telpon atau email untuk mengingatkan bahwa sebentar lagi
utang mereka akan jatuh tempo sekaligus minta agar jangan sampai terlambat
melakukan pembayaran. Sgar jangan sampai membuat pelanggan merasa tidak
nyaman karena dicereweti, mulailah dengan menanyakan apakah mereka

menemui masalah dalam menyiapkan pembayaran (salah nomor invoice


misalnya? Dan lain-lain).
Memastikan pelanggan tidak merasa terganggu dengan telpon atau kehadiran
email anda, adalah sangat penting. Pelanggan yang merasa sebal tidak mungkin
akan melakukan pembayaran tepat waktu. Tetapi jika anda menawarkan
bantuan (menanyakan apakah ada masalah atau tidak), besar kemungkinan
mereka justr berterimakasih karena anda telah menawarkan bantuan untuk
mempermudah pekerjaan mereka. Jika anda menelpon, lakukanlah dengan
sopan dan ramahjangan sampai menimbulkan kesan atau nada yang
menekan.

5. Kenakan Denda Atau Provisi


Untuk Setiap 1 Hari
Keterlambatan
Keterlambatan pembayaran (dan kas masuk) bisa berakibat sangat buruk bagi
perusahaanterlebih-lebih jika perusahaan anda bukan yang berskala besar.
Sehingga sangat masuk akal jika satu hari keterlambatan diperhitngan dengan
denda atau provisi. Lagipula, hal ini sudah lumrah dilakukan.
Tidak ada angka baku mengenai jumlah denda atas keterlambatan pembayaran.
Tiap persahaan memiliki kebijakan yang berbedabahkan mungkin juga
diberlakukan berbeda untuk beda pelanggan, meskipun oleh perusahaan yang
sama. Umumnya, denda Rp 500,000 untuk pelanggan perorangan atau
persahaan kecil mestinya cukup membuat mereka menjadi lebih tepat waktu
dalam membayar. Sedangkan untuk pelanggan skala besar atau korporasi
bahkan 50% dari nilai tagihanpun rasanya wajar. Tentu, posisi tawar perusahaan
anda dengan pelanggan perlu juga dipertimbangkan. Jika perusahaan tidak
memiliki posisi untuk melakukan hal itumisalnya: pelanggan menghentikan
pemesanansebaiknya jangan dilakukan.

Dalam strategi manajemen pajak, harus diutamakan arus kas perusahaan, dimana bila bisa menunda
pembayaran tentunya menguntungkan perusahaan sepanjang penundaan itu tidak melanggar aturan
perpajakan.

Ketika perusahaan sudah membuat perencanaan pajak yang baik atas akun beban penyusutan dan beban gaji,
yang meliputi kepantasan beban dan bukti yang dimiliki. Perusahaan juga telah melakukan pelaksanaan
kewajiban pajak yang baik seperti mengadakan pembukuan yang sesuai dengan standar akuntansi dan
peraturan pajak. Tibalah saatnya perusahaan membayar pajak. Pembayaran ini haruslah disesuaikan dengan
kemampuan arus kas perusahaan dimana jangan sampai perusahaan membayar pajak yang bukan haknya dan
tidak membayar pajak yang adalah kewajibannya.
sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan hendak melakukan perencanaan pajak, maka ketiga hal diatas harus
terpenuhi. Contoh, perusahaan memiliki akun beban penyusutan dan beban gaji, maka jumlah beban atas
penyusutan haruslah sama dengan jumlah aktiva yang dimiliki. Seandainya jumlah aktiva tidak sesuai dalam
artian sengaja melanggar aturan perpajakan dengan menimbulkan aktiva baru yang memang tidak dimiliki oleh
perusahaan, maka akan timbul konsekuensi atas beban pajak dimasa depan. Seandainya perusahaan diperiksa
oleh petugas pajak, maka pasti akan segera diketahui pelanggaran yang telah dilakukan oleh perusahaan.
Contoh lain adalah Perusahaan bergerak dibidang perdagangan, namun memiliki jumlah karyawan yang tidak
masuk akal. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan perencanaan pajak yang baik. Hal terakhir adalah bukti selalu
ada. Biaya gaji, sesuai dengan pembayaran terhadap jumlah karyawan yang dibuktikan dengan data absensi
karyawan, slip pembayaran gaji ke bank atau pembayaran langsung pada karyawan.

You might also like