Professional Documents
Culture Documents
HANDOUT Fisika Bangunan
HANDOUT Fisika Bangunan
FISIKA BANGUNAN
(TKF 3310)
oleh :
I. PENDAHULUAN
I.1. Fakta tentang bangunan dan konsep pembangunan berkelanjutan
Bangunan adalah barang yang melekat erat dalam kehidupan manusia, dari sejak
permulaan manusia ada. Tercatat bahwa keberadaan bangunan ada sejak keberadaan
manusia itu sendiri.
Beberapa hal yang menyangkut bangunan adalah sebagai berikut :
Bangunan yang ada di dunia saat ini telah mengkonsumsi 40% dari energi dunia
dan melepaskan 1/3 CO2 dunia.
Separo dari flourocarbon yang ada dilepaskan dari bangunan yang berdampak
pada rusaknya ozone.
Sampah yang ada di isi 40 %-nya oleh sampah dari konstruksi bangunan
Khusus data yang ada tentang bangunan di Amerika adalah sebagai berikut :
Dari fakta di atas maka terlihat bahwa bangunan bertanggung jawab atas kerusakan
lingkungan dan pembangunan yang tidak berkelanjutan (unsustainable).
Beberapa indikator dari pembangunan yang tidak berkelanjutan
Untuk memahami tentang bangunan yang berprinsip pada sustainability, maka perlu
dipahami beberapa hal yang penting
1. Definisi dari sustainability
meeting the needs of the current generation without compromising the ability of future
generations to meet their needs
Definisi tambahan yang lain:
A process which enables all people to realize their potential and improve their quality
of life in ways which protect and enhance the Earths life support systems. (Sara Parkin,
Forum for the Future)
Gambaran ideal dari bangunan yang berkelanjutan di idealkan seperti halnya keberadaan
pohon (gambar 1.1).
Pohon yang berdiri akan memberikan pengaruh terhadap lingkungannya sebagai berikut :
1. Meyegarkan air dan udara melalui mekanisme penyerapan air dan fotosintesa.
2. Mampu menahan air hujan.
3. Mampu menghasilkan sendiri makanannya (dari daun yang gugur)
4. Mampu menjadikan tanah subur.
5. Menggunakan dan menyimpan tenaga matahari
6. Menggunakan kembali sampah-sampah yang dihasilkannya
7. Dapat menghidupi dirinya sendiri
8. Mampu menyediakan dan mnyuburkan habitat bagi hewan dan tumbuhan lainnya
9. Mampu memberikan kenyamanan dari cuaca yang ekstreem.
10. Memberikan keheningan dan keindahan.
Sejauh mana air tanah bisa dikelola apakah bisa dipertahankan dengan keberadaan
bangunan
2. "Water Efficiency",
Pertanyaan yan berkaitan dengan efisiensi dalam hal penggunaan air oleh keberadaan
bangunan meliputi :
Penggunaan air hujan atau air abu2 (air buangan limbah manusia yang tidak
mengandung sampah berbahaya) untuk irigasi;
Penggunaan bahan lokal sehingga lebih murah dalam konsumsi energi untuk
transportasinya.
Efektifitas ventilasi
*) Hugo Hens : Building Physics - Heat, Air and Moisture: Fundamentals and
Engineering Methods with Examples and Exercises, Wiley.
Dari definisi tersebut dapat kita ambil beberapa hal yang penting diantaranya :
Kenyamanan adalah kondisi kesehatan mental dan fisik. Untuk mencapai hal
tersebut tergantung faktor manusia dan lingkungannya. Bisa dilihat bahwa
pemenuhan terhadap kenyamanan thermal, acoustic dan visual membutuhkan
rekayasa.
Sehat tidak selalu berarti ketiadaan penyakit, tetapi juga bersih dari bakteri dan
terhindar dari stres psikologis. Untuk itu kondisi bangunan harus bersih dari
VCO, radon, bakteri, debu, tengu, jamur dsb.
Suhu
Radiasi Matahari
Kecepatan Angin
Kelembaban
Curah Hujan
Gambar II.1. Dua kondisi yang ekstrem yaitu sangat panas dan sangat dingin dan
bagaimana tubuh manusia meresponnya
Tubuh manusia bereaksi terhadap suhu yang panas atau dingin dengan cara
mempertahankan temperatur tubuh secara konstan. Reaksi alamiah kita akan mampu
mengakomodasi suhu dengan range tertentu dengan tetap merasa nyaman.
Gambar II.3. Grafik zona kenyamanan manusia fungsi dari angin, suhu, RH dan radiasi
Grafik COMFORT ZONE di atas memberikan gambaran secara kasar tentang zona
nyaman manusiadalam kondisi menggunakan pakaian biasa, istirahat dan tidak dalam
paparan sinar matahari secara langsung
II.5. Fungsi utama bangunan
Dalam kaitannya dengan kenyamanan manusia maka fungsi utama bangunan
adalah memodifikasi cuaca modifying climate sehingga sesuai dengan standar
kenyamanan manusia. Bangunan melaksanakan tugasnya dengan dua cara yaitu secara
aktif dan pasif.
Aktif artinya menggunakan alat-alat dengan masukan energi, dan pasif adalah dengan
menyandarkan kepada fenomena fisis yang melingkupinya.
II.6. Klimatologi
Salah satu ilmu yang terkait erat dengan fungsi bangunan sebagai pemodifikasi cuaca
adalah klimatologi
Sepanjang pesisir Amerika Serikat, Afrika tengah, Eropa selatan, and Asia
tenggara
Dinding terbuka dan lantai yang tinggi untuk mendukung evaporasi oleh angin
Jendela tinggi dengan desain rumah tipis untuk menciptakan cross ventilation
Meliputi barat daya Amerika Serikat and pedalaman Amerika tengah, Afrika
utara, Timur tengah, and Australia tengah
Dinding massive untuk menyerap panas ketika siang dan dikembalikan lagi ke
lingkungan ketika sore
Sesedikit mungkin permukaan dalam arah timur dan barat ketika musim panas
dan mendapatkan sebanyak mungkin matahari ketika musim dingin dari selatan
C. IKLIM SEDANG
Meliputi daerah pertengahan garis lintang Amerika Serikat, sebagian besar Eropa,
Rusia selatan, and China bagian utara
Desain dasarnya biasanya untuk melindungi angin dingin (winter) dari utara
Tertutup dengan shading di sebelah timur dan barat di waktu musim panas.
Membuka terhadap matahari di musim dingin dan terbuka untuk udara di waktu
musim panas.
D. IKLIM DINGIN
Daerah di atas 45 LU, bagian utara USA dan Kanada, Utara Eropa dan Rusia,
wilayah dekat kutub
Siang hari di musim dingin yan sangat pendek, matahari juga sangat pendek
Proteksi terhadap angin dari utara dan memaksimalkan sinar matahari musim
dingin dari arah selatan
Gambar II.12. Timber hut dan igloo sebagai bangunan khas daerah iklim dingin
(3.1)
Dimana : Pmet = metabolisme tubuh, tergantung pada keadaan sekitar, aktivitas, umur
jenis kelamin dan kondisi kesehatan.
Pr
Pc
Pe
P = m cp /
Dimana
(3.2)
(3.3)
Gambar III.1. Pr , Pc dan Pe dalam hubunganya dengan suhu lingkungan dan aktivitas
Untuk keadaan orang yang sedang duduk dengan suhu sekitar 18C dengan
asumsi tidak ada panas yang lepas melalui konduksi maka proporsi masing-masing
sekitar :
45% radiasi
30% konveksi
25% evaporasi
Dengan naiknya aktivitas fisik maka metabolisme akan naik dengan sangat cepat.
Kenaikan metabolisme bisa sampai 4-10 kali dari kerja yang dilakukan. Oleh karena itu
efisiensi sekitar 10-25%. Jika suhu tubuh konstan, panas karena kenaikan metabolisme
tubuh tentu harus dikeluarkan oleh tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara menaikan
sirkulasi peredaran darah di sekitar kulit. Suhu kulit akan naik dan tentunya panas yang
dikeluarkan melaui radiasi dan konveksi juga akan naik bisa dilihat persamaan 3.1.
Perubahan suhu tubuh lebih dari 1C tidak sehat, untuk kondisi suhu tubuh tetap maka
P = 0
III.2. Luas permukaan tubuh manusia
Luas permukaan tubuh manusia bisa dihitung denganm enggunakan persamaan
Dubois (Dubois and Dubois, 1916) yaitu :
AD 0.202 xW 0, 425 xH 0.725
(3.3)
Ukuran standar sebesar 1.8m2 biasanya digunakan untuk ukuran manusia dengan tinggi
173m dan berat 70 kg.
III.3. Regulasi Termal Tubuh
Perubahan dari temperatur lingkungan menyebabkan perubahan jumlah panas yang
dikeluarkan oleh tubuh manusia. Bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar III.2. Perubahan dari panas yang dikeluarkan oleh tubuh fungsi dari suhu
lingkungan.
Kondisi ini cukup untuk membuat suhu tubuh manusia terjaga konstan. Untuk orang
dalam kondisi nyaman termal perubahan ini tentu membutuhkan adanya upaya tubuh
untuk menciptakannya. Berikut adalah mekanisme tubuh dalam menjaga kesetimbangan
tersebut.
Kondisi lingkungan yang dingin
Dari penelitian telah diketahui bahwa total panas yang dikeluarkan tubuh hampir
tidak tergantung pada lingkungan di dalam ranah lingkungan tertentu. Alasannya adalah,
temperatur kulit juga turun dengan turunnya suhu lingkungan. Sehingga menimbulkan
turunnya panas yang dipancarkan lewat radiasi dan konveksi. Pada bagian tertentu dari
tubuh perubahan temperature sangat kecil, tetapi untuk bagian tubuh yang lain perubahan
cukup besar khususnya tangan dan kaki.
Dengan turunnya suhu lingkungan, suhu pemukaan kulit menurun juga dengan
cara vasocontriction, yaitu konstraksi dari bejana darah di dekat permukaan kulit. Pada
bagian terluar kulit tubuh terletak lemak, lemak mempunyai konduktivitas termal rendah,
Sedangkan darah mempunyai konduktivitas tinggi seperti halnya air. Maka ketika aliran
darah melemah, maka aliran panas dari pusat ke kulit juga melemah dan mengakibatkan
aliran panas juga mengecil.
Menurunnya temperatur lingkungan menyebabkan naiknya Pr dan Pc menurut
persamaan 3.1. Dari persamaan tersebut kita juga mendapatkan sebuah informasi bahwa
penurunan temperatur tersebut dicounter dengan naiknya metabolisme.
Seperti halnya perubahan suhu lingkungan, perubahan suhu didalam tubuh juga
bisa mengubah suhu permukaan kulit. Jika panas yang dibangkitkan tidak bisa menjaga
suhu kulit yaitu sekitar 26-27C di batang tubuh, maka tubuh menjadi menggigil dan
metabolisme tubuh meningkat. Kenaikan bisa sampai 3 kali dibandingkan dengan yang
terjadi di zona nyaman. Untuk waktu yang pendek kenaikan bisa sampai 10 kali. Untuk
kasus orang telanjang, menggigil dimulai ketika temperatur luar sekitar 15C.
Suhu lingkungan yang hangat
Jika suhu lingkungan naik, maka suhu kulit harus juga naik untuk bisa melepaskan panas
ke lingkungan. Ini terjadi dengan naiknya sirkulasi darah di sekitar kulit untuk
meningkatkan vasodilation. Darah yang beisi 90% air dengan panas spesifik yang tinggi
(4200 Ws/kg) dapat mengangkut panas dengan baik tanpa adanya perubahan temperatur
yang mencolok. Peningkatan sirkulasi darah di kulit otomatis meningkatkan aliran panas
dari pusat tubuh ke kulit. Variasi dari aliran darat yang mengatur temperatur kulit
mempengaruhi perubahan di organ bagian dalam. Misalnya dalam kasus bekerja keras,
otomatis aliran darah ke ginjal juga naik, hal ini juga akan menaikkan aktivitas hati.
Kondisi tersebut menyebabkan metabolisme naik dan panas harus dikeluarkan untuk
menjaga tubuh dalam kondisi suhu konstan.
Kondisi vasocontrauction maximum mengurangi aliran darah sampai dengan 2.7.
103 kg/m2s. Kondisi maximum vasodilation kira-kira 37.103 kg/m2s. Jadi variasi aliran
dalam darah kira-kira 1 sampai dengan 15 kali.
Kondisi nyaman termal
Dalam range suhu sekitar 16 sampai dengan 22C suhu panas tubuh dijaga
konstan dengan variasi sirkulasi aliran darah yang melewati kulit. Dalam range ini
disebut dengan zona nyaman / comfort.
Gambar III.3. Batas atas dan bawah zona nyaman, u dan l yang ditentukan oleh
kenaikan metabolisme di l dan berkeringat di u . Untuk pakaian yang ringan l = 1416C dan u =20-22C
Jika temperature turun dibawah 16C, mekanisme ini tidak bisa lagi menjaga supaya
panas tubuh terbuang lewat kulit lebih banyak. Regulasi selanjutnya dialihkan dengan
kenaikan metabolisme tubuh.
Berkeringat
Ketika kesetimbangan termal tidak lagi bisa di jaga dengan vasolidasi, maka
keringat mulai muncul. Kondisi ini biasanya mulai muncul di atas suhu 28C untuk tubuh
yang telanjang dan sekitar 24C untuk tubuh dengan menggunakan pakaian ringan (tabel
di bawah ini).
Gambar III.4. Tabel perbandingan panas yang keluar dan keringat dalam beberapa
rentang suhu lingkungan
Meskipun dalam zona comfort, sekitar 10% dari area kulit lembab dan ini
bertanggung jawab terhadap kehilangan panas dari kulit. Bersama-sama dengan
kehilangan panas dari pernafasan dan karena keringat emosi kehilangan panas ini
merupakan insensible water loss. Ketika keringat mulai muncul di atas suhu
kenyamanan, ini masuk dalam kategori sensible water loss. Tolong jangan kacaukan
pengertian ini dengan sensibel dan laten heat.
Mekanisme keringat adalah sangat penting dalam lingkungan panas seperti di
industri. Besarnya Pr dan Pc tergantung pada kulit dan temperatur lingkungan. Sementara
Pmet tergantung pada kerja yang dilakukan P dan efisiensi atas kerja yang akan
menyisakan P. Perbedaan antara metabolisme Pmet dan beberapa panas yang dikeluarkan
akan diselesaikan dengan keringat.
Pe = Pmet Pr Pc P P
(3.4)
Panas hanya bisa disimpan dalam tubuh selama periode sesaat, dalam jangka panjang
P=0. Hubungan antara panas yang hilang dengan keringat dan emisi kelembaban M
(kg/s) adalah sebagai berikut :
Pe = M l
(3.5)
(3.5)
Berkeringat hanya akan terjadi pada kondisi panas lingkungan yang tinggi atau
ketika metabolisme tubuh lebih tinggi daripada (Pr + Pc + P). Maka dengan kerja yang
sangat keras, berkeringat bisa terjadi pada suhu lingkungan yang rendah. Kulit kemudian
tidak lagi terasa kering (terjadi ketika emisi dari kelembaban kurang dari 10 g/h). Ketika
keringat naik, atau ketika kapasitas dari udara untuk mengangkat kelembaban dari
permukaan kulit menurun, maka kulit kita akan terasa lembab, meskipun di sekeliling
tidak terdapat kelembaban yang cukup. Rasa ketidaknyamanan muncul ketika Pe naik,
kalembaban tidak lagi mudah untuk diuapkan.
Panas yang disebabkan oleh evaporasi tergantung pada ambient temperatur dan
relatif humidity dari udara. Emisi dari air akan meningkat dengan meningkatnya
temperatur udara (Gambar III.5).
Gambar III.5. Evaporasi sebagai fungsi dari suhu dan kelembaban relatif
Jika ambient temperature sudah tinggi, maka metabolisme bisa menjadi tinggi
sampai dengan P > 0. Panas tubuh kemudian menjadi naik dan terjadilah hiphotermia.
Pada sekitar panas tubuh 40C stroke terjadi. Pada suhu 41C keringat berhenti dan orang
akan mengalami koma. Pada suhu 42C terjadi kerusakan otak permanen dan meninggal.
Kehilangan cairan
Keringat bisa menghasilkan kekurangan cairan yang cukup besar (lihat contoh
soal). Jika kehilangan cairan sekitar 5% dari cairan tubuh, maka fungsi tubuh akan
terganggu. Kehilangan 10 % akan mengurangi volume darah dan sangat berbahaya.
Sebagai tambahan, berkeringat juga berarti kehilangan garam, meskipun ini tidak terlalu
serius dalam jangka pendek. Air yang keluar dari urine juga menurun. Air yang hilang
dalam kondisi kerja sangat keras bisa mencapai 1 kg/jam. Yang itu hanya akan bertahan
selama 2 jam. Pada kondisi lingkungan yang sangat panas kehilangan cairan bisa
mencapai 2,5 kg/h yang biasanya manusia hanya bisa bertahan sekitar 30 menit saja.
Panas dan kerja berat akan menghasilkan kehausan, yang mendorong orang untuk
minum. Meskipun demikian seringkali respon natural ini tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan air dalam tubuh manusia.
Nilai maximum dari Pe,max didapatkan pada kondisi kerja yang berat dan nilai
Pmet yang tinggi. Pada kondisi kerja yang lebih ringan, uap air akan lebih sedikit keluar.
Hubungan antara emisi uap air dan metabolisme dapat ditulis sebagai berikut :
Pe = Pe,max (const/ Pmet)
Contoh-contoh soal
(3.6)
1. Seseorang dengan berat 75 kg dalam kondisi istirahat dan memakai pakaian secara
rapat. Seberapa cepat suhu tubuh naik ?
Jawab : Pembangkitan panas sebesar 80W (metabolisme basal), persamaan (3.2.)
P = m cp /
80 = 75 . 3300 / , dimana adalah kenaikan dalam C, maka / = 0.00032C/s,
atau 1,2C/h.
2. Seorang yang melakukan kerja fisik mengeluarkan panas sebesar 100W. Dia
mempunyai luasan tubuh 1.8 m2. Kerja yang dilakukan di ruangan yang bersuhu 26C
dan RH 50%. Kecepatan udara 0.3 m/s. Hitunglah produksi keringat yang dihasilkan.
Jawab : Dari gambar III.1, temperature kulit sekitar 33C, jika hr dan hc masing-masing
adalah W/m2K, maka panas yang dilepaskan adalah Pc/A = Pr/A = 6 (3326) = 42W/m2
P/A = 100/1.8 = 55W/m2. Perbedaan harus dilakukan untuk membedakan antara A untuk
radiasi dan A untuk konveksi. Jika efisiensi adalah 25%, metabolisme adalah : 55/0.25 =
220W/m2. Basal metabolisme sekitar 50W/m2, jadi totalnya 270 W/m2. Jika suhu tubuh
konstan maka P = 0
Pe = 270 42 42 55 0 = 131 W/m2.
Dari tabel 5, saturated vapour pressure untuk kulit bersuhu 33C adalah 5000 Pa, dan
vapour pressure untuk ruangan adalah 3354 untuk RH 50%. Maksimum untuk nilai Pe
adalah :
Partial pressure di permukaan kulit 4200 N/m2 dan di suhu lingkungan sebesar 2300
N/m2.
Pe,max = 0,2. 0,30,3 (4200 2300) = 265 W/m2
Hanya 300 240 = 60 W yang perlu dibuang oleh tubuh, untuk luasan tubuh seluas
1.8m2, rasio Pe / Pe,max adalah :
60/(265 x 1.8) = 0.13, hal ini memberikan = 1, kemudian
((300 -240)/2480) x 1 = 0.024 g/s
Salah satu ciri khas dari bangunan adalah dia mempunya pembatas (kulit) yang
membatasi dirinya dengan lingkungan.
Fungsi dari kulit hampir sama dengan fungsi bangunan, diantaranya adalah
mengatur panas, udara, uap, air hujan, suara, api serangga, dan juga akses
Bisa diringkas bahwa fungsi dari kulit adalah mengontrol aliran massa dan energi
Mengatur microclimate
Besarnya aliran (flow rate) tergantung pada : Perbedaan temperature, tipe material
dan model dari aliran
Tipe aliran panas ada beberapa macam yaitu steady state vs dinamik atau satu,
dua, atau tiga dimensi
Proses transfer panas yang ada di bangunan seperti yang terlihat di gambar IV.1. meliputi
a.
b.
c.
d.
Pelepasan panas dan air dari penerangan, alat masak dan penghuni dalam
rumah
e.
Dalam ruangan terjadi transfer secara konveksi dan radiasi antara dinding bagian
dalam dan ruangan
Di dalam material, terjadi transfer konduksi dalam bagian yang padat dan
kombinasi antara radiasi, konduksi dan konveksi dalam bagian yang berisi udara.
Sisi dalam material yang berisi udara juga merupakan gabungan antara radiasi,
konveksi dan konduksi.
(4.1.)
Dimana T1 dan T2 adalah temperature di dua sisi bangunan, d adalah ketebalan bahan dan
adalah konduktivitas termal bahan.
Perhitungan heat transfer di dalam dan di luar dinding biasanya dilakukan dengan rumus
sederhana berikut :
(4.2.)
Dimana Ri dan Re adalah internal dan ekternal tahanan permukaan (kombinasi dari efek
transfer panas radiasi dan konveksi), Trs adalah temperatur udara kering di dalam dinding
(kurang lebih merupakan rata-rata dari temperatur radiasi dan temperatur udara), dan Te
adalah temperatur udara luar. Sebagai standar perhitungan tahanan permukaan dianggap
tetap (fixed value), Re = 0.04 m2K/W dan Ri = 0.13 atau 0.16 m2K/W (tergantung pada
situasi). Penggunaan nilai yang tetap ini jelas merupakan penyederhaan dari fenomena
fisik yang riil. Tabel di bawah ini memberikan gambaran lebih rinci tentang nilai dari
konduktivitas termal bangunan.
Thermal conductivity () dan tentunya juga tahanan bervariasi tergantung pada :
Tipe material
Konten air/kelembaban
Parameter yang juga penting dalam bangunan adalah kapasitas termal. Hal ini
mengindikasikan kemampuan material dalam menyimpan panas. Nilai ini diberikan
dalam c (J/kgK) dan juga (kg/m3). Dalam hubungannya dengan spesifik kapasitansi
maka nilai yang paling umum dari material bangunan adalah antara 1000 sampai dengan
2000 J/kgK.
Gambar IV.3. Variasi dari konduktifitas termal polyurethane sebagai fungsi suhu
Tabel 4.2.Parameter termal bahan-bahan bangunan
(Sumber Building Heat Transfer, 2003)
Perhitungan dan prediksi kenyamanan termal di waktu musim dingin dan panas.
(4.3.)
Dimana
RT
Ri dan Re
(d/)
Rj
R = 0.11 m2 K/W
R = 0.35 m2 K/W
90 mm fiberglass
R = 2.29 m2 K/W
12.7mm gypsum
R = 0.08 m2 K/W
Juga perlu diperhatikan adanya lapisan tipis udara di dalam dan di luar ruangan.
1
Routdoor airfilm Rsiding Rconcrete Rinsulation Rgypsum Rindoor airfilm
1
1
2
U 0.04 0.11 0.35 2.29 0.08 0.12 2.99 0.33W / m . K
Penggunaan U sangat penting dan dominan pada perhitungan steady state, ketika
perhitungan lebih detil dibutuhkan, yatu pada perhitungan dinamis, maka parameter
dan c sangat dibutuhkan. Apakah dengan demikian, dibutuhkan perhitungan sangat detil
terhadap dua parameter ini, ternyata tidak begitu mendesak dengan dua alasan.
1. Densitas material building pada kebanyakan kasus sudah banyak diketahui
dengan baik dan pasti, dalam kasus yang benar-benar membutuhkan pengukuran,
pengukuran juga tidak terlalu sulit.
2. Spesifik panas pada bahan bangunan tidak terlalu banyak variasi nilainya. Secara
praktis, nilai-nilai yang ada dalam banyak tabel dan standar sudah mencukupi,
dan keadaan yang lain tidak banyak mengubah nilai itu.
IV.4. Trasfer panas melalui kaca
Q = A x SC x SCL
Q
SC
SCL
(4.4.)
Hal-hal yang berkenaan dengan nilai SC dan SCL akan dibahas lengkap pada bagian
perhitungan beban pendinginan.
VI.5. Contoh sederhana perhitungan heat transfer di bangunan dua dimensi
1. Hitunglah suhu di dalam ruangan Jika suhu di luar 35C dan suhu tanah 15C
2. Dengan mengasumsikan prinsip perpindahan panas yang tetap seimbang (steady state),
hitunglah suhu ruangan untuk teras (sun space) dan basement.
Diketahui :
Suhu diluar = 300 C
Suhu ruang dalam (interior) = 220 C
Suhu efektif tanah = 150 C
V. VENTILASI
V.1. Beberapa definisi berkaitan dengan ventilasi.
Beberapa definisi tentang ventilasi yang penting untuk diketahui terlebih dahulu
diantaranya adalah
Ventilasi adalah proses dimana udara bersih dimasukkan ke dalam ruangan untuk
mengganti udara kotor.
Tujuan utamanya adalah untuk menjamin ketersediaan udara segar, juga untuk
menurunkan suhu di ruangan.
Ventilasi alami adalah proses penyediaan dan penggantian udara dengan proses
alami, yaitu dengan mengandalkan misalnya jendela, ventilator. Proses ini
bergantung sepenuhnya pada perbedaan temperatur atau perbedaan tekanan.
Ventilasi alami yang dikontrol adalah pergantian udara melalui bukaan yang
spesifik misalnya jendela, pintu dan saluran ventilasi dengan mengunakan energi
alami, yaitu perbedaan tekanan atau perbedaan suhu. Hal ini biasanya bisa
dikendalikan dalam taraf tertentu oleh penghuni
Infiltrasi adalah aliran udara yang tidak bisa dikontrol yang melewati
lubang/saluran lain atau bocoran yang juga terjadi karena angin, perbedaan
tekanan dan temperature. Berbeda dengan ventilasi, infiltrasi tidak bisa
dikendalikan dan kurang diinginkan oleh penghuni, tetapi meskipun demikian
infiltrasi biasanya adalah sumber ventilasi utama di sebuah rumah.
Ventilasi mekanis atau forced ventilation adalah proses pergantian udara dengan
menggunakan
mesin,
misalnya
fan.
Biasanya
digunakan
untuk
untuk
Mampu mengeluarkan hasil respirasi (Co2, uap air dsb) dan juga bau dari tubuh
manusia atau hewan, termasuk mampu menghilanglan asap rokok.
Mampu menciptakan sensasi angin sehingga tercipta keadaan segar dan nyaman
(biasanya dengan kecepatan 0.1 sd 0.3 m/s).
Wind Effect
Ketika udara mengalir karena angin, udara memasuki bukaan di bagian angin
datang (windward) dan akan keluar melalui bukaan di arah angin pergi air (leeward).
Distribusi tekanan disebabkan karena angin dapat dilihat di gambar berikut.
Model/bentuk bangunan.
Secara matematis tekanan pada permukaan bangunan dapat di tuliskan sebagai berikut :
Pw - Po =Cp vw 2
(5.1.)
dimana
Pw = tekanan rata-rata pada permukaan bangunan (N/m2 or Pa)
Po = tekanan statis pada angin (N/m2 or Pa)
vw = rata-rata kecepatan angin (m/s)
= densitas udara (kg/m3)
Cp = Koefisien tekanan permukaan
Stack Effect
Ketika terjadi pergerakan udara karena perbedaan temperatur antara luar dan dalam
maka arah aliran udara akan vertikal melewati hambatan yang terkecil. Perbedaan
temperatur menyebabkan perbedaan densitas udara dan akhirnya menjadikan perbedaan
tekanan. Hal ini akan mendorong udara mengalir.
Biasanya di musim dingin sering terjadi stack effect dikarenakan temperatur ruangan
lebih tinggi dari luar, dan akhirnya udara hangat tapi naik ke atas sehingga udara luar bisa
masuk melalui bagian bawah bangunan.
Ketika tekanan termal berdiri sendiri, maka muncul neutral pressure level (NPL),
dimana tekanan antara dalam dan luar ruangan sama.
Pada semua level, perbedaan tekanan antara luar dan dalam ruangan tergantung pada
jarak dari NPL dan perbedaan densitas udara dalam dan luar ruangan.
(5.2.)
Dimana
Ps = perbedaan tekanan karena stack effect (N/m2 or Pa)
= densitas udara (kg/m3)
g = gravitational constant = 9.81 m/s2
h = height of observation (m)
hneutral = height of neutral pressure level (m)
T = absolute temperature (K) (subscripts i = inside and o = outside)
mendisain
sistem
ventilasi,
tingkat
ventilasi
dibutuhkan
untuk
untukmenentukan besarnya ukuran fan, bukaan dan pipa udara. Metode yang bisa
digunakan untuk menghitung tingkat ventilasi diantaranya adalah sebagai berikut :
(a) Tingkat maximal konsentrasi kontaminan
Persamaan peluruhan dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi steadi-state
dari konsentrasi kontaminan dan tingkat ventilasi:
Ci = Co + F / Q
(5.3.)
dimana
Ci = tingkat maksimum konsentrasi kontaminan
Co = konsentrasi kontaminan di luar
F
Dimana
Q
ACH
6
20 - 60
15
6
15 - 30
Kebutuhan
udara luar
(l/s/person)
7
50
10
10
30
20
5
5
50
150
20
8
8
8
10
20
13
15
Ventilasi alami harus efektif terlepas dari besar dan arah angin yang biasanya
terjadi, bahkan ketika angin tidak ada sama sekali;
Jendela seharusnya terlepak di bagian tekanan yang berlawanan, hal ini biasanya
akan meningkatkan ventilasi udara;
Harus dipastikan adanya jarak verikal diantara dua bukaan untuk menjamin
terjadinya stack effect;
Bukaan pada ketinggian yang sama dan dekat dengan ceiling harus dihindari
karena akan lebih banyak udara yang melewati pada zona berpenghuni;
Untuk mendapatkan aliran angin, faade bangunan yang panjang, jendela dan
pintu harus diarahkan ke kecenderungan datangnya angin.
Vertical shafts and open staircases bisa digunakan untuk meningkatkan dan
membangkitkan stack effect;
Bukaan di dekat tekanan yang netral sebaiknya di kurangi karena hal tersebut
kurang efektif untuk ventilasi yang di sebabkan oleh termal (thermally induced
ventilation);
Jika bukaan inlet and outlet hampir sama besarnya, maka ventilasi yang seimbang
dan besar dapat didapatkan.
Masalah keamanan
Draught prevention
Desain dari shading, dan daylighting bisa menutup aliran udara luar
VI. PSYCRHOMETRI
VI.1.Beberapa Terminologi Dasar
Udara lembab : tipikal udara atmosfer yang mengandung sejumlah kecil uap air
(merupakan campuran dari dua gas ideal yaitu udara kering dan uap air)
Dew point : Tdp adalah suhu dimana uap air mulai mengembun dan memisahkan
diri dari campuran, yaitu suhu dimana udara menjadi saturasi penuh, di atas suhu
ini maka uap akan selalu ada dalam udara.
Humidity ratio : perbandingan antara masa aktual dari uap air yang ada dalam
udara basah dengan massa udara kering. Biasanya dinyatakan dalam kg/kg
mw
[kg air / kg udara ker ing ]
ma
(6.1.)
Parameter ini sulit untuk diukur tetapi sangat berguna dalam banyak perhitungan.
Seperti halnya gas ideal, rasio kelembaban dapat juga dituliskan dalam bentuk
partial pressure of water vapor dan total pressure of air.
x 0.622
pw
[kg air / kg udara ker ing ]
p pw
(6.2.)
dengan pw = partial pressure of water vapor [Pa] dan p adalah total pressure of
air [Pa].
Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari
tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada
pw
ps (T )
(6.3.)
Hubungan antara humidity ratio dan relative humidity adalah sebagai berikut :
x 0.622
ps (T )
p
ps (T )
p
x
ps (T ) x 0.622
(6.4.)
T
(0.622 x)[m 3 / kg dry air ]
p
(6.5.)
ps (T )
[kg water / kg dry air ]
p ps (T )
(6.6.)
Specific enthalpy - terdiri dari dari sensible dan latent heat, ini sangat penting
dalam perhitungan beban pendinginan dan pemanasan
Enthalphy dari udara lembab meliputi - enthalpy dari udara kering (sensible heat)
dan enthalpy uap (latent heat). Jadi specific enthalpy dari udara lembab
merupakan total enthalpy dari udara kering dan uap air per kg dari udara kering.
Specific enthalpy dari udara kering
h c p .t
h r0 c p ,v .t
(6.7.)
Dimana
t
(6.8.)
(6.9.)
(6.10.)
(6.11.)
Dan specific enthalpy dari udara lembab yang mengandung es (saturated) adalah
h 1.01.t xs ( 2501 1.86.t ) ( x xs )(2.09t 334)
(6.12.)
Gambar 6.3.Phsychrometer
Adiabatic saturation temperatur dapat ditentukan (pada tekanan atmosfer) dengan
menggunakan thermometer yang dilapisi dengan kain basah. Dalam gambar (sling
psychrometer) Ingat : Sensor kelembaban elektronic sudah banyak tersedia sekarang
Proses-proses Psychrometric.
a. Sensible cooling
Dalam proses ini, jumlah uap air tetap, tetapi temperature turun ketika udara melewati
coil pendingin. Untuk menjaga kelembaban tetap maka coil harus kering dan suhu
permukaannya harus lebih tinggi dari dew point temperatur udara. Jika koil efektif 100%,
maka temperatur udara yang keluar akan sama dengan temperatur koil. Secara riil
temperatur udara yang keluar akan lebih tinggi suhunya daripada temperatur koil.
(6.19.)
Dengan memisahkan total transfer panas dari cooling coil kita bisa menggunakan
parameter baru yaitu SHF (sensible heat factor), yaitu rasio panas sensible terhadap total
transfer panas.
(6.20.)
Nilai SHF sebesar 0.75 sampai dengan 0.8 sangat umum di lokasi panas dan kering. Di
daerah lembab seperti Indonesia, nilai tersebut bisa mencapai 0.6.
Dapat dilihat pada gambar 6.5. bahwa proses O-C diberikan dengan
(6.21.)
Dari definisi SHF kita bisa kembangkan :
(6.22.)
Dari dua persamaan diatas, kita bisa menulis slope dengan rumus :
(6.23.)
Kita bisa lihat bahwa slope dari proses tersebut merupakan fungsi dari SHF. Jadi kita bisa
menggambar di psikrometrik chart manakala titik awal dan SHf diketahui. Dalam
beberapa psikrometrik chart nilai SHF dicantumkan.
Dalam kondisi riil udara yan keluar dari koil selalu lebih tinggi suhunya dibandingkan
dengan suhu koil disebabkan karena pembentukan boundary layer di permukaan coil dan
juga karena variasi suhu sepanjang koil. Untuk itu kita definisikan by-pass factor (BPF)
(6.24.)
Dapat dilihat bahwa semakin besar BPF maka semakin besar pula perbedaan suhu antara
udara outlet dan suhu koil. Ketika BPF=1, maka tidak ada proses cooling atau
dehumidification sama sekali. BPF dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah row di
koil, mengurangi kecepatan angin atau mengurangi fin pitch.
d. Pemanasan dan Pelembaban
Selama musim dingin biasanya sangat dibutuhkan kondisi ruangan yang panas sekaligus
lembab. Hal tersebut biasanya diselesaikan dengan sensible heating kemudian diteruskan
dengan penyemprotan uap air melalui nozzle.
Dimana Qh adalah panas yang disuplai melalui koil pemanas dan h w adalah entalpi dari
uap. Karena proses ini juga melibatkan pertukaran panas danm massa secara simultan,
maka kita dapat mendefinisikan SHC pada proses ini seperti pada proses cooling dan
dehumidification.
e. Cooling dan Humidification
Dalam proses ini temperatur udara turun dan kelembabannya naik. Hal ini bisa
dilakukan dengan menyemprotkan air dingin pada aliran udara. Suhu air haruslah lebih
rendah daripada dry bulb temperature tetapi harus lebih tinggi dari pada temperatur dew
point, untuk mencegah kondensasi (Tdpt <Tw<To)
kelembaban pada point 3 akan lebih kecil dibandingkan di point 4. Dan akan muncul
kenaikan temperatur sebagai akibat dari panas laten proses kondensasi. Proses ini sangat
jarang terjadi di AC tetapi biasa terjadi dalam fenomena fog atau frost jika suhu udara
campuran di bawah 0C.
Thermal comfort adalah kondisi dari perasaan manusia dimana dia merasa
nyaman dengan lingkungannya.
Kegunaan HVAC adalah menciptakan kondisi ruangan yang bisa diterima oleh
sebagian besar dari penghuni di dalamnya.
Suhu ruangan
Kelembaban
Angin
Pakaian
Aktivitas
Faktor lain misalnya (kebisingan, umur, jenis kelamin, kualitas udara, dll)
Manusia mempunyai sensor panas dan dingin dalam tubuhnya secara terpisah.
Sensor panas yang terletak di hypothalamus, mengirimkan sinyal jika suhu tubuh
naik diatas 37 C kemudian tubuh melakukan aktivitas pendinginan dengan cara
meningkatkan aliran darah dan bekeringat.
1. Temperature
Komponen ini adalah yang paling dominan dalam menentukan kenyamanan termal,
beberapa hal yang penting untuk di ingat adalah :
Menurut ISO7730 standar, perbedaan suhu antara kepala dan pergelangan kaki
maksimal sebesar 3C
2. Kelembaban
Tidak mempunyai efek yang signifikan pada zona thermal comfort terutama pada
suhu normal dan aktivitas normal
RH 30-70% masih diterima untuk orang sehat dan pada suhu 20-25C dengan
pakaian biasa.
3. Angin
Biasanya merupakan salah satu yang sering dikeluhkan di dalam ruangan (barat)
Di negara 4 musim, hal ini kurang di senangi, sebaliknya di negara lembab dan
panas sangat disukai.
Sensasi dari angin tergantung dari suhu udara, pada suhu udara yang lebih rendah,
semakin banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan angin
Kecepatan angin sampai dengan 0.15 m/s masih bisa diterima pada suhu yang
dingin dan pakaian ringan
Kecepatan angin sampai dengan 0.5 m/s bisa diterima pada aktivitas yang lebih
tinggi
4. Pakaian
5. Aktivitas
Metabolisme adalah energi yang dikeluarkan oleh tubuh dalam beraktifitas dan
merupakan bentuk konservasi dari suhu tubuh
Metabolisme tidak sama dengan transfer panas antara manusia dan lingkungannya
Metabolic rate : tergantung pada aktivitas, di ukur dalam ukuran Met. 1 Met =
58.2 W/(m2 Dubois area)
Diukur dari rata-rata orang dewasa yang duduk dengan tenang. Rata-rata luas area
orang dewasa adalah AD = 1.8 m2
6. Kualitas Udara
Beberapa kemungkinan yang mempengaruhi kenyamanan termal ketika semua
parameter sudah terpenuhi diantaranya adalah :
Debu, asap, dan fumes yang mengakibatkan iritasi pada organ-organ pernafasan.
Langkah penanggulangan
Dalam desain HVAC maka harus ada filtrasi dan fresh air supply.
Level noise
Suara yang keras tidak sehat, dapat mengganggu pernafasan, tidur dan juga
kemampuan untuk berkonsentrasi ketika memang kerja membutuhkan yang
demikian.
Udara panas dan lembab yang masuk melalui pintu, jendela dan ventilator.
Semua beban tersebut rata-rata memberikan kontribusi sensible dan latent heat, kecuali
lampu, konduksi panas dan radiasi sinar matahari yang tidak memberikan kontribusi
latent heat.
Salah satu apek yang cukup sulit dalam perkiraan beban pendinginan adalah
perkiraan waktu maksimum beban pendinginan terjadi. Tabiatnya, beban pendinginan
tersebut naik turun dalam rentang jam, hari bahkan bulan dalam satu tahun. Sebagai
contoh, panas yang didapatkan dari atap akan maksimal ketika tengah hari, sementara
panas yang didapatkan dari dinding sebelah timur akan mencapai maksimal pada pagi
hari
VII.4. Contoh perhitungan beban pendinginan
Lokasi berada di St.Louis Missouri, luas lantai 13.7 x 18,3 m dengan tinggi 3,7 m
humidity
Delapan buah jendela double pane (6,4 mm) dipasang di bagian dinding
aluminium, masing-masing jendela seluas 1.2 m x 1.5 m
Atap datar dengan luas 13,7 x 18.3 m terbuat dari concrete 100 mm dengan
lapisan isolasi dan stell decking setebal 90 mm
Ruangan ditempati dari jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore oleh 18 orang yang
bekerja ringan
Komputer dan alat-alat yang lain sebesar 5.4 W/m2 ditambah satu biji coffee
maker.
Untuk memudahkan pehitungan kita asumsikan bahwa uang 101 kecuali dinding
sebelah barat dikelilingi dengan ruangan yang suhunya sama dengan ruangan 101.
Catatan : HVAC sistem biasanya akan sangat oversized jika perhitungan didasarkan
pada suhu paling ekstrem (pada kasus musim panas, adalah paling panas) oleh karena
itu outdoor desain temperature didasarkan pada frekuensi paling sering. Lihat :
ASHRAE handbook Fundamental.
Data ASHRAE menunjukkan 3 kolom dry bulb dan wet bulb temperature. Angka
0.4% menunjukkan bahwa temperatur di St Louis melebihi 35C hanya 0.4%
dalam satu tahun. Demikian juga dengan kolom kedua, angka 1% artinya
temperatur yang melebihi 34C hanya 1% atau sekitar 87.6 jam dalam satu tahun,
ketika dry buld 34C maka wet bulb temperatur yang paling sering terjadi adalah
24C.
Dalam kasus ini kita akan menggunakan angka 35C untuk dry buld dan 25C
untuk wet bulb.
Dinding bangunan tersebut merupakan seri dari beberapa bahan sebagai berikut :
Aluminium
R = 0.11 m2 K/W
R = 0.35 m2 K/W
90 mm fiberglass
R = 2.29 m2 K/W
12.7mm gypsum
R = 0.08 m2 K/W
Juga perlu diperhatikan adanya lapisan tipis udara di dalam dan di luar ruangan.
1
Routdoor airfilm Rsiding Rconcrete Rinsulation Rgypsum Rindoor airfilm
1
1
2
U 0.04 0.11 0.35 2.29 0.08 0.12 2.99 0.33W / m . K
1
1
2
U 0.04 0.06 2.29 0.54 0 0.16 3.09 0.323W / m . K
Maka panas konduksi yang melalui dinding sebelah barat dengan asumsi seharian
tidak terkena matahari adalah :
Total area untuk dinding adalah luas dinding dikurangi luas jendela. [3.7x13.7m]
[8x (1.2x1.5) = 14.4 m2] = 36.3 m2
Pada waktu cahaya matahari mengenai permukaan sebagian energinya masuk dan
memanasi permukaan dinding. Besarnya cahaya akan maksimum pada sudut
datang 90 derajat.
Dinding dan atap mempunyai kemampuan untuk menyimpan energi, oleh karena
itu mampu membuat delai adanya transfer energi dari luar ke dalam
Sebuah faktor yang disebut dengan CLTD (cooling load temperature different)
digunakan untuk menghitung adanya heat transfer dari bagian luar yaitu dinding,
atap dan jendela (exterior wall). CLTD merupakan fungsi dari kemampuan bahan
dalam menyimpan panas dan merupakan pengganti T dalam perhitungan
konduksi.
Q = U x A x CLTD
Berikut nilai CLTD dari tembok yang menghadap ke barat dari ASHRAE
Perlu diperhatikan nilai CLTD diatas adalah nilai yang telah sesuai dengan asumsi
yang diberikan di depan yaitu : suhu ruangan 25.6C suhu maksimum outdoor
35C dan maksimum perbedaan temperature harian 11.7C, tanggal 21 July, 40
lintang utara dan permukaan dinding warna gelap.
Table dari bebagai macam dinding dan atap, dan juga beberapa faktor koreksi
untuk aplikasi yang berbeda dapat ditemukan dalam 1997 ASHRAE Handbook
Fundamentals and ASHRAEs Cooling and Heating Load Calculation Principles
manual.
Dinding yang kita gunakan di klasifikasikan dalam dinding tipe 9, pada jam 4 sore
(jam ke 17 dalam tabel), CLTD untuk dinding yang menghadap ke barat adalah
12C), ini artinya meskipun perbedaan suhu udara kering aktual cuma 9.4C (3525.6), tetapi matahari yang memanasi dinding seolah-olah menambah perbedaan
temperatur menjadi 12C.
Perhatikan bahwa CLTD naik di sekitar setelah siang dan turun di sore hari,
karena panas yang tersimpan akhirnya tertransfer ke dalam ruangan.
Untuk atap
Q = 0.323 x 250.7 x 44 = 3,563 W
Penentuan U faktor pada kaca jendela juga sama dengan cara penentuan pada
jendela dan atap. Jendela kaca dalam kasus ini adalah 6.4 mm dan udara bebas
diantaranya,. Di asumsikan jendela tetap fix, tidak bisa buka tutup dengan frame
aluminium dan thermal break maka U-factor adalah 3.56 W/m2K
Nilai CLTD = 7, juga diambilkan dari daftar ASHRAE untuk cltd glass window
Panas terbesar yang masuk melalui kaca adalah melalui radiasi langsung jika
dibandingkan melalui konduksi.
Kaca yang double atau bahkan triple memang sangat efektif untuk menghambat
panas dalam konduksi tapi hal itu tidak punya banyak pengaruh dalam menahan
radiasi
Untuk membatasi jumlah sinar matahari yang masuk maka akan lebih efektif
menggunakan lapisan penyerap panas, reflective glass, atau internal dan external
shading.
Persamaan menghitung untuk radiasi sinar matahari yang masuk melalui kaca
adalah sebagai berikut : Q = A x SC x SCL
SC
SCL
SCL digunakan untuk menghitung rerata besarnya solar radiasi yang masuk ke
dalam ruangan memanaskan ruangan dan melepaskan panasnya dalam bentuk
sensible heat.
SCL didasarkan atas beberapa variabel yaitu, : arah jendela, waktu dalam sehari,
bulan dan garis lintang. Empat variable ini menentukan posisi jendela dalam
hubungannya dengan sudut datang tdd sinar matahari
Dua variable yang lain yaitu interior partisi dinding dan tipe dari lantai
menentukan kapasitas dan ruang untuk menyimpan panas. Dua hal ini akan
menentukan time lag antara radiasi matahari memanasi ruangan dan furniture dan
waktu dimana panas dilepaskan oleh benda-benda tadi ke dalam ruangan.
Yang terakhir yaitu shading menentukan besarnya sinar matahari yang masuk
melalui kaca jendela.
Dalam contoh kita nilai SCL dari kaca (masuk dalam kelompok A) bisa
diambilkan dari tabel ASHRAE sebagai berikut
Dalam kasus kita jendela adalah dua panel setebal 6.4 mm dipasang di panel
alumunium dan fixed. Nilai SC untuk yang demikian adalah 0.74.
Demikian juga dengan shading external seperti overhang, vertical fins, atau
awning dapat mengurangi panas yang masuk ke jendela.
E. Panas Internal
Beban panas internal yang utama adalah manusia, lampu, alat masak, motor dll.
Di bawah ini tabel tentang beberapa panas yang dibangkitkan oleh beberapa
peralatan dan manusia.
Dalam perhitungan ini kita kenalkan konsep CLF (Cooling load Factor) dimana
konsepnya sama dengan CLTD untuk konduksi dan SCL untuk radiasi sinar yaitu
untuk menghitung kapasitas dari ruangan dalam menyimpan panas.
Panas sensible yang dibangkitkan oleh manusia diserap dan disimpan oleh bendabenda di ruangan. Ada waktu jeda antara benda-benda itu mendapatkan panas dan
akhirnya melepaskan panas tersebut kembali sehingga mempengaruhi panas di
ruangan.
Dalam menghitung panas dari manusia, nilai dari CLF tergantung pada :
1. Kontruksi dinding bagian dalam
2. Tipe dari lantai
3. Jumlah jam ruangan dipakai oleh manusia
4. Jumlah jam sejak manusia masuk ke ruangan tersebut.
Tabel CLF
Dari tabel kita bisa lihat bahwa satu jam setelah orang masuk ke ruangan, ada
35% (1 - 0.65) dari panas sensible diserap oleh dinding lantai dan furniture, dan
65 % adalah nilai aktual beban pendinginan dari manusia.
Kita lihat tabel ke arah kanan, dengan semakin lama orang ada dalam ruangan
ternyata dinding, lantai dan furniture tdak lagi menyerap banyak panas dan bendabenda itu mulai melepaskan panasnya dari yang di dapatkan sebelumnya.
Sebagai contoh bila orang masuk pada jam 08 a.m dan bertahan total 8 jam,
sampai dengan pukul 14 (6 jam setelah masuk) 91% dari panas yang dibangkitkan
manusia merupakan beban pendinginan oleh ruangan hanya 9 persen yang diserap
oleh permukaan (dinding lantai atap) dan furniture.
Catatan : Jika suhu ruangan tidak diset pada temperature sama dalam waktu 24
jam, maka nilai CLF = 1. Kebanyakan AC dimatikan di malam hari dan
dinaiikkan setting suhunya unytuk mengurangi energi, oleh karena itu biasanya
digunakan CLF =1.
Panas lampu merupakan hal yang sangat signifikan, sebagai contoh, sebuah lampu
120 watt membangkitkan 120W, yang rata-rata sama dengan panas yang
dibangkitkan oleh rata-rata seorang pekerja kantor.
Dengan ballast faktor, 1.2 untuk lampu flourescent dan 1 ntuk non fluoroscent
Coffe maker kita memberikan kontribusi panas sebesar 1050 W (sensible) dan 450
W (latent)
Infiltrasi selalu terjadi dalam bangunan kita sehingga, pada kasus AC maka
infiltrasi selalu memberikan kontribusi pada beban panas sensible dan latent
karena udara luar biasanya lebih panas dan lebih lembab dari pada ruangan dalam.
Metode ini paling mudah tetapi pada saat yang sama juga paling tidak akurat.
Dengan menggunakan metode ini jumlah udara infiltrasi dihitung dengan rumus :
Infiltasi = (volume ruang x air change rate) : 60
B. Crack Method.
Metode ini sedikit lebih komplek dan didasarkan pada rata-rata kuantitas udara
masuk melalui crack disekitar jendela dan pintu ketika kecepatan udara konstant
C. Effective leakage-area method, juga mempertimbangkan kecepatan angin,
shielding, dan stack effect, dan membutuhkan perhitungan yang sangat detail.
VIII.
Sensible
3563
144
359
6447
1350
6480
2404
876
21623
KONSEP PENCAHAYAAN
BANGUNAN
Latent
990
450
1159
2599
BUATAN
DALAM
Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya yang dipancarkan oleh
lampulampu, menjangkau bidang kerja. Ini merupakan suatu ukuran efektivitas pola
pencahayaan.
Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal
dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada
setiap meter persegi (m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber
cahayanya isotropik 1-candela (yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat
isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jari jari r adalah 4r2, maka
lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4m2, dan oleh karena itu flux cahaya total
yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 41m. Jadi flux cahaya yang dipancarkan
oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah: Flux cahaya (lm) = 4
intensitas cahaya (cd) Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan
dengan luas areal pada mana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan
luas satu meter persegi, menerangi meter persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal
yang sama untuk 1000 lumens, yang menyebar ke sepuluh meter persegi, hanya
menghasilkan cahaya suram 100 lux.
Hukum Kuadrat Terbalik Hukum kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara
pencahayaan dari sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intensitas cahaya
per satuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya (pada dasarnya
jari-jari).
E=I/d2
(8.1.)
Dimana E = Emisi cahaya, I = Intensitas cahaya dan d = jarak. Bentuk lain dari
persamaan ini yang lebih mudah adalah:
E1 d1 = E2 d2
(8.2.)
Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya kawat lampu
pijar jernih, atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es.
Contoh: Jika seseorang mengukur 10 lm/m dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak 1
meter, berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya?
Penyelesaian: E 1m = (d2 / d1) * E2 = (1,0 / 0,5) * 10
VIII.2. Jenis-jenis lampu
= 40 lm/m
Efficacy 12 lumens/Watt
Lampu Tungsten-Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar
tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi
dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke
dinding pendingin bola lampu. Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada
dinding bola lampu membentuk molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu
menjaga molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat
pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten
disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar bukan ditempat yang sama
dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar
tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.
Efficacy 18 lumens/Watt
Kelebihan
Lebih kompak
Kekurangan
Lebih mahal
IR meningkat
UV meningkat
Masalah handling
Lampu Neon
Ciri-ciri lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat
bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau
logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu
sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri
bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun
kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm dan 185nm. Bagian dalam dinding kaca
memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan
meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung
neon merupakan lampu katode panas, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari
proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium
karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk
membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur
lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar
UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru
menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini
memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih luas.
Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang
kompak.
Tri-fosfor
Efficacy 90 lumens/Watt
Efficacy 60 lumens/Watt
Lampu Sodium
Lampu sodium tekanan tinggi
Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan
dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik
daripada metal halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas.
Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter
elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik
terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga 2372F. Didalamnya diisi
dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium
merkuri.
Mengoperasikan sodium pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi menjadikan
sangat reaktif.
Arc tube (tabung pemacar cahaya) didalam bola lampu mempunyai lapisan
pendifusi untuk mengurangi silau.
Makin tinggi tekanannya, panjang gelombangnya lebih luas, dan CRI nya lebih
baik, efficacy nya lebih rendah.
Disebabkan karakteristik tersebut, lampu jenis HID yang lain telah menggantikan lampu
uap merkuri dalam banyak penggunaannya. Walau begitu, lampu uap merkuri masih
merupakan sumber yang populer untuk penerangan taman sebab umur lampunya yang
mencapai 24.000 jam dan bayangan taman yang hijaunya terlihat seperti gambaran hidup.
Pemancar disimpan di bagian dalam bola lampu yang disebut tabung pemancar. Tabung
pemancar diisi dengan gas merkuri dan argon murni. Tabung pemancar tertutup di dalam
bola lampu yang berada diluarnya, yang diisi dengan nitrogen.
Gir pengendali alat elektroda ketiga lebih sederhana dan lebih mudah dibuat.
Beberapa negara telah menggunakan MBF untuk penerangan jalan dimana lampu
kuning SOX dianggap tidak pantas.
Tidak terdapat pemanas awal katoda, elektroda ketiga dengan celah yang lebih
pendek untuk memulai pelepasan
Bola lampu bagian luar dilapisi fospor. Hal ini akan memberi cahaya merah
tambahan dengan menggunakan UV, untuk mengkoreksi bias pelepasan merkuri.
Lampu Kombinasi
Lampu kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini
mengkombinasikan dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang diisi gas.
Salah satu sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa (seperti sebuah lampu
merkuri) dan sumber lainnya adalah kawat pijar tungsten yang disambungkan secara seri.
Kawat pijar ini bertindak sebagai balas untuk tabung pelepasan yang menstabilkan arus,
jadi tidak diperlukan balas yang lain. Kawat pijar tungsten digulung dengan susunan
melingkar pada tabung pelepasan dan dihubungkan dalam susunan seri. Lapisan bubuk
fluorescent diletakkan ke bagian dalam dinding lampu untuk mengubah sinar UV yang
dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya nampak. Pada penyalaan, lampu hanya
memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan selama perjalanan sekitar 3 menit,
pemancar didalam tabung pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh. Lampu ini
cocok untuk area anti nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan lampu pijar
tanpa modifikasi.
Ciri-ciri lampu kombinasi
Halida bertindak sama halnya dengan siklus halogen tungsten. Manakala suhu
bertambah maka terjadi pemecahan senyawa halida melepaskan logam ke pemancar.
Halida mencegah dinding kuarsa diserang oleh logam-logam alkali.
Efficacy 80 lumens/Watt
Pemilihan warna, ukuran, dan nilainya lebih besar untuk MBI daripada jenis
lampu lainnya. Jenis ini merupakan versi yang dikembangkan dari dua lampu
pelepas dengan intensitas tinggi, dan cenderung memiliki efficacy yang lebih baik
Lampu LED
Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang
efisien energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang
spektrum yang sangat sempit, mereka dapat memproduksi cahaya putih. Hal ini sesuai
dengan kesatuan susunan merah-biru hijau atau lampu LED biru berlapis fospor. Lampu
LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED
digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas,
cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih dalam masa
perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan dan menjanjikan
untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu
lintas warna merah menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LEDs,
menggantikan lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi
penghematan energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi
dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED,
biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan yang
cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang lebih
lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.
VIII.3. Komponen Pencahayaan
Luminer/ Reflektor
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu,
adalah reflector. Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area yang
diterangi dan juga pola distribusi cahayanya. Reflektor biasanya menyebar (dilapisi cat
atau bubuk putih sebagai penutup) atau specular (dilapis atau seperti kaca). Tingkat
pemantulan bahan reflektor dan bentuk reflektor berpengaruh langsung terhadap
efektifitas dan efisiensi fitting. Reflektor konvensional yang menyebar memiliki tingkat
pemantulan 70-80% apabila baru. Bahan yang lebih baru dengan daya pemantulan yang
lebih tinggi atau semi-difusi memiliki daya pemantulan sebesar 85%. Pendifusi/Diffuser
konvensional
menyerap
cahaya
lebih
banyak
dan
menyebarkannya
daripada
memantulkannya ke area yang dikehendaki. Lama kelamaan nilai daya pantul dapat
berkurang disebabkan penumpukan debu dan kotoran dan perubahan warna menjadi
kuning disebabkan oleh sinar UV. Reflektor specular lebih efektif dimana pemantul ini
memaksimalkan optik dan daya pantul specular sehingga membiarkan pengontrolan
cahaya yang lebih seksama dan jalan pintas yang lebih tajam. Dalam kondisi baru, lampu
ini memiliki nilai pantul sekitar 85-96%. Nilai tersebut tidak berkurang seperti pada
reflektor konvensional yang berkurang karena usia. Bahan yang umum digunakan adalah
alumunium yang diberi perlakuan anoda (nilai pantul 85-90%) dan lapisan perak yang
dilaminasikan ke bahan logam (nilai pantul 91-95%). Menambah (atau melapisi)
alumunium dilakukan untuk mencapai nilai pantul lebih kurang 88-96%. Lampu harus
tetap bersih agar efektif, reflektor optik kaca tidak boleh digunakan dalam peralatan yang
terbuka di industri dimana peralatan tersebut mungkin akan terkena debu.
(8.3.)
Tahap 4: Perhitungan Faktor Penggunaan
Faktor penggunaan didefinisikan sebagai persen dari lumen lampu kosong yang
mengeluarkan cahaya dan mencapai bidang kerja. Faktor ini bertanggungjawab langsung
terhadap cahaya dari luminer dan cahaya yang dipantulkan permukaan ruangan. Fihak
pabrik akan memasok setiap luminer dengan tabel CU nya sendiri yang berasal dari
laporan pengujian fotometrik. Dengan menggunakann tabel yang tersedia dari pabrik,
ditentukan faktor penggunaan untuk pemasangan berbagai cahaya jika pantulan dari
dinding dan langit-langit diketahui, indeks ruangan telah ditentukan dan jenis luminer
diketahui. Untuk peralatan tabung kembar, faktor pengunaannya adalah 0,66, sesuai
untuk indeks ruangan 2,5.
(8.4)
N = Jumlah fitting
E = Tingkat lux yang diperlukan pada bidang kerja
A = Luas ruangan (L x W)
F = Flux total (Lumens) dari seluruh lampu dalam satu fitting
UF = Faktor penggunaan dari tabel untuk peralatan yang digunakan
LLF = Faktor kehilangan cahaya. Kehilangan ini disebabkan oleh penurunan
keluaran lampu yang sudah lama dan penumpukan kotoran pada peralatan dan
dinding bangunan.
LLF = Lumen lampu MF x Luminer MF x Permukaan ruangan MF
Misalnya N = 200 100 2 3050 0,66 0,8= 6,2; Sehingga, lampu tabung
kembar nomor 6 diperlukan. Jumlah total lampu 36-Watt adalah 12.
Tahap 6: Ruang luminer untuk mencapai keseragaman yang dikehendaki
Setiap luminer akan memiliki ruang yang direkomendasikan terhadap perbandingan
tinggi. Pada metodologi perancangan sebelumnya, perbandingan keseragaman, yakni
perbandingan terang minimum terhadap terang rata-rata dijaga pada 0,8 dan ruang yang
cocok untuk perbandingan tinggi ditentukan untuk mencapai keseragaman. Dalam
perancangan modern memadukan efisiensi energi dengan tugas pencahayaan, konsep
yang muncul adalah memberi keseragaman 1/3 hingga 1/10 tergantung pada tugasnya.
Nilai luminer diatas yang direkomedasikan adalah 1,5. Jika perbandingan aktual lebih
dari nilai yang direkomendasikan, keseragaman pencahayaan akan menjadi lebih kecil.
Contoh untuk peralatan yang pantas, mengacu ke gambar 12. Luminer yang lebih dekat
ke dinding besarnya harus setengah atau lebih kecil dari jarak spasi.
Akan lebih baik bila memilih luminer dengan SHR yang lebih besar. Hal ini akan
mengurangi jumlah peralatan dan beban pencahayaan yang terhubung.
VIII.5. Tingkat Pencahayaan Yang Direkomendasikan Untuk Berbagai Tugas/
Kegiatan/ Lokasi
Pencahayaan minimum untuk seluruh interior yang bukan untuk pekerjaan, telah
disebutkan sebesar 20 Lux (seperti pada IS 3646). Faktor sekitar 1,5 merupakan
perbedaan terkecil yang cukup berarti pada efek pencahayaan subjektif. Oleh karena itu
direkomendasikan skala pencahayaan berikut. Detail untuk standar ini ada dalam
lampiran.
Daylight mempunyai dua komponen yaitu cahaya matahari (sunlight) dan cahaya
langit (skylight). Sebagian besar dari desain pencahayaan alami berusaha untuk
mendapatkan cahaya matahari.
Pada siang hari yang cerah besar cahaya sebesar 100000 lumen dapat mengenai
luasan sebesar 1 m2 yang berarti besarnya illuminasi sebesar 100000 lux. Jika
efisiensi pencahayaan alami sebesar 100% maka dengan itu akan sangat cukup
untuk menerangi ruangan sebesar 100m2 dengan illuminasi sebesar 1000 lux.
Pencahayaan
alami
dikatakan
sukses
dengan
dua
hal
yaitu
dengan
Satu kata kunci untuk pencahayaan alami adalah control yaitu pengontrolan
tingkat pencahayan, arah dan distribusinya.
Sidelighting system
Sebagian besar dari desain ini saat ini adalah untuk mengatasi problem dari
ketidakseimbangan distribusi cahaya yang dihasilkan dari jendela tradisional.
Contoh dari desain ini adalah pemberian lightshelves, prisms atau mirrored
louvers yang mampu memantulkan cahaya dari samping jendela ke arah lebih
dalam.
Jendela
Distribusi cahaya yang dihasilkan tergantung pada kondisi langit. Kondisi langit
overcast mampu memberikan distribusi cahaya yang lebih dalam dari pada
kondisi clear sky. Dalam keadaan ini bayangan cenderung agak halus dan silau
juga agak besar karena keadaan langit yang sangat cerah.
Pembahasan lebih lanjut bisa dilihat di IESNA tentang rule of the thumb dari
dalamnya penetrasi cahaya sebagai fungsi dari lokasi jendela.
Secara garis besar kedalaman dari penetrasi cahaya adalah dalam ranah 1.5
sampai dengan 2 kali tinggi kepala jendela.
Jendela tunggal cenderung menghasilkan glare krn kontras yang terjadi antara
cerahnya jendela dan gelapnya sekeliling jendela bagian dalam.
Lebih baik dengan menggunakan dua jendela dari arah yang berlawanan sehingga
menghasilkan cahaya yang lebih seimbang
Gambar 9.1. Kedalaman cahaya masuk merupakan fungsi dari ketinggian jendela
Gambar 9.2. Kedalaman cahaya masuk merupakan fungsi dari lebar jendela
Gambar 9.3. Kombinasi antara jendela dan clerestory menghasilkan kombinasi yang
lebih baik
Gambar 9.4. Dua jendela dari sisi yang berbeda juga memperpanjang penetrasi sekaligus
mengurangi glare
Lighf self
Light self adalah sebuah device yang didisain untuk menangkap cahaya matahari dan
diteruskan ke ruangan yang lebih dalam. Hasilnya akan lebih memperdalam penetrasi dan
keseimbangan pencahayaan dibandingkan hanya menggunakan jendela biasa.
Gambar 9.6. Eksterior dan Interior Lightself jika dibandingkan dengan jendela biasa
Eksterior Lightself lebih efektif dalam memberikan shading dibandingkan interior
tetapi merefleksikan lebih sedikit cahaya ke dalam ruang
Louvers
Louvers mempunyai fungsi yang sama yaitu menangkap cahaya untuk kemudian
memantulkannya ke belakang. Louvers bisa didisain secara statis dan juga dinamis,
dan bekerja optimal di bawah kondisi sunlight. Dalam mode automatic, maka
algoritma program harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan penerangan, waktu
dan juga heating, cooling sistem
Toplighting System
Skylight system merupakan model yang paling sederhana. Yaitu berupa bukaan
kaca horisontal yang menangkap cahaya dari luar dan mendistribusikannya ke
dalam. Konsep ini hanya bisa digunakan di lantai paling atas dalam perumahan
bertingkat.
Roof monitor dan sawtooth berbeda dalam bentuk dan model, dan biasanya
digunakan untuk menangkap cahaya matahari dalam kurun waktu tertentu, yaitu
dalam hari atau bulan tertentu. Semisal untuk menghindari cahaya musim panas
sementara menangkap cahaya matahari di musim dingin.
Dua sisi dari monitor roof dan cahaya yang dihasilkan juga lebih merata
Light pipe sistem adalah sebuah strategi untuk membawa cahaya masuk ke dalam
ruangan di sebuah bangunan bertingkat.
Jenis ini sangat beragam dari yang paling sederhana sampai yang canggih.
Gambar 9.17. Sun Tracking Mirror Heliodon dan pipa pengangkut cahaya
Prinsip Prinsip Dasar Daylighting
1. Dimulai dari gambar disain rumah, yang memungkinkan semua tempat kerja atau
kamar mendapatkan akses dari jendela, skylight, atau sumber daylighting yang lain.
Berikan perhatian lebih pada jendela yang memberikan view. Perhatikan bahwa area
efektif daylighting hanya 2 kali lebar dari jendela atau 22.5 kali tinggi dari jendela
itu
2. Minimalkan ukuran lebar barat-timur bangunan, dan maksimalkan ukuran utaraselatan, Karena posisi matahari yang berubah-ubah, sangat sulit untuk mendisain
jendela yang menghadap timur atau barat. Jendela yang menghadap ke utara di bagian
bumi bagian utara jelas tidak bermasalah dengan beban panas. Dan jendela yang
menghadap ke selatan akan sangat mudah di proteksi dengan overhangs, awning atau
lightselves.
3. Jika beberapa area bangunan tidak dekat dengan jendela, perlu di investigasi
penggunaan top-light skylights di one-story buildings atau di bagian puncak dari
gedung bertingkat. Top-light skylights yang sederhana, yaitu sekitar 3% sampai 5%
dari total luas atap akan mampu memenuhi kebutuhan penerangan interior.
4. Jaga interior dari cahaya alami yang terlalu banyaksekitar 2.5 kali lebi besar
daripada level penerangan lampudengan menggunakan kaca jendela yang tepat,
exterior shading devices, interior shading devices, atau kombinasi dari ketiganya.
5. Sediakan juga lampu listrik, atau sistem kontrol yang hemat energi. Cara yang
terbaik adalah dengan membuat dim, dari pada menggunakan model on-off. Sistem
fluorescent dimming modern memungkinkan pengontrolan daylighting dan juga
penggunaan energy-efficient fluorescent dan compact fluorescent lighting.