You are on page 1of 112

Vol 8 No.

1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (Persea


americana, Mill.) Terhadap Pertumbuhan
Enterococcus faecalis
(The Inhibition Effect of Avocado Leaves Extract (Persea
americana, Mill.)to the Growth of Enterococcus faecalis)
Felina Lucia Charyadie, Soegijanto Adi*, Rima Parwati Sari**
*Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT
Background: Root canal treatment is the most common method to perserve a tooth from
infection of the root canal mixed bacteria. Enterococcus faecalis is one of the bacteria that
often causes failure of the root canal treatment. Persea americana leaves extract has
antibacterial activities because of containing active compounds such as alkaloid, flavonoid,
saponin, and tanin that may cause inhibit the growth of certain bacteria. Based on previous
study Persea americana leaves extract proven to be able inhibit the growth of Staphylococcus
aureus and Streptococcus mutans which are the same type with Enterococcus faecalis.
Purpose: The aim of this study was to examine the inhibition effect of Persea americana
leaves extract in concentrations of 25%, 50%, and 100% to the growth of Enterococcus
faecalis bacteria. Methods: This study was using diffusion method in BHI gelatin, and
incubated anaerobically at 37C for 48 hours. Result: The mean of the inhibition effect of
Persea americana leaves extract in one of each concentrations, 25%, 50%, and 100% are
8.99 mm, 10.73 mm, and 11.8 2mm, while the positive control group (ChKM) is 10.53 mm.
Data were analyzed with ANOVA (one way) test and the result showed that there are
significant differences (p<0.05) between all groups. LSD test showed that there are
significant differences in all groups except the ChKM group and the 50% group. Conclusion:
Persea americana leaves extracts having inhibition effect to the growth of Enterococcus
faecalis bacteria.
Keywords: Root canal treatment, Enterococcus faecalis bacteria, Persea americana leaves
extract.
Correspondence: Soegijanto Adi, Department of Conservation, Faculty of Dentistry, Hang
Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0816511661

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Latar Belakang:Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan yang
biasanyadilakukan untuk mempertahankan gigi yang telah terinfeksi oleh bakteri mixed pada
saluran akar. Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan
terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Ekstrak daun alpukat telah diketahui memiliki
aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin,
dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Berdasarkan penelitian
sebelumnya ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans yang merupakan golongan bakteri yang
sama dengan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat ada tidaknya daya hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan
100% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian dilakukan
dengan metode difusi pada media BHI agar dan diinkubasi secara anaerob pada 37C
selama 48 jam. Hasil:Hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat
dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm, dan
11.82 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif (ChKM) sebesar 10.53 mm. Data
kemudian dianalisis dengan uji ANOVA (one way) dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna pada seluruh kelompok karena nilai (p<0.05). Hasil uji LSD
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada seluruh antar kelompok kecuali kelompok
ChKM dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% karena nilai (p>0.05).
Kesimpulan:Ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Enterococcus faecalis
Kata Kunci: Perawatan saluran akar, Bakteri Enterococcus faecalis, Ekstrak daun alpukat
Korespondensi: Soegijanto Adi, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp
0816511661

penetrasi

PENDAHULUAN
Perawatan

saluran

akar

dentin,

bakteri
maka

melalui

tindakan

tubulus
preparasi

merupakan prosedur perawatan yang

saluran akar yang disertai irigasi

bermaksud mempertahankan gigi dan

kurang

kenyamanannya agar dapat diterima

membebaskan saluran akar dari bakteri

secara

dengan baik, sehingga perlu dilakukan

biologik

oleh

jaringan

sekitarnya. Kemampuan bakteri untuk

cukup

untuk

dapat

pemberian obat-obatan saluran akar.2

tetap bertahan di dalam saluran akar,

Diantara berbagai jenis bakteri

memegang peranan penting terhadap

yang terdapat pada saluran akar,

timbulnya

bakteri

kegagalan

perawatan

saluran akar.1

cukup

faecalis

merupakan bakteri yang umumnya

Mengingat anatomi ruang pulpa


yang

Enterococcus

rumit

serta

jauhnya

ditemukan pada perawatan saluran


akar yang gagal. Hal ini dibuktikan

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

dari beberapa hasil penelitian yang

beberapa antibiotik. Beberapa obat-

dilakukan dengan metode kultur dan

obatan saluran akar selain relatif mahal

metode polymerase chain reaction

juga

(PCR), prevalensi keberadaan bakteri

kelemahan/keburukan,

Enterococcus faecalis pada perawatan

golongan obat non spesifik yaitu

saluran akar yang gagal semakin

Chlorophenol

meningkat dari tahun 1964 2004

(ChKM) yang bersifat toksik, dapat

sebesar

24%

hingga

77%.3

memiliki

beberapa
contohnya

Kamfer

menyebabkan

iritasi

Menthol

dan

nekrosis

Enterococcus faecalis memiliki faktor-

jaringan lunak, berbau menyengat,

faktor

rasanya

virulen

seperti

aggregation

substance (AS), surface adhesion, sex

tidak

enak,

serta

dapat

menimbulkan reaksi alergi.

pheromones, lipoteichoic acid (LTA),

Saat ini banyak dikembangkan

extracellular superoxide production

penggunaan

(ESP), gelatinase, hyalurodinase, AS-

alternatif, mengingat sifat resistensi

48, dan cytolysin. Faktor-faktor inilah

bakteri

yang

Enterococcus

beberapa kelemahan dari obat-obatan

faecalis dapat bertahan hidup di dalam

saluran akar terdahulu. Salah satu

saluran akar sebagai organisme tunggal

tanaman yang dapat dimanfaatkan

dan

adalah

menyebabkan

resisten

antimikrobial

terhadap

obat-obat

sehingga

sulit

dieliminasi dari saluran akar secara


4

sempurna.

tanaman

Enterococcus

tanaman

sebagai

faecalis

alpukat

dan

(Persea

americana mill.). Ekstrak daun alpukat


diketahui

memiliki

kandungan

senyawa aktif seperti alkaloid, saponin,

Pemberian obat-obatan saluran

dan

flavonoid

yang

mampu

akar digunakan dengan tujuan untuk

menghambat pertumbuhan beberapa

mengeliminasi bakteri yang tidak dapat

bakteri. Beberapa diantaranya adalah

dihilangkan dengan proses chemo-

bakteri Staphylococcus aureus dan

mechanical

Streptococcus

seperti

bakteri

Berdasarkan

penelitian sebelumnya ekstrak daun

sifat kimianya, obat-obatan saluran

alpukat 50% dan 100% terbukti cukup

akar dibagi menjadi golongan obat non

efektif

spesifik dan golongan obat spesifik

pertumbuhan

yaitu dapat berupa satu atau kombinasi

mutans.Selain

Enterococcus faecalis.

mutans.

dapat
bakteri
sebagai

Berdasarkan

menghambat
Streptococcus
antibakteri,
3

Vol 8 No. 1 Februari 2014

kelebihan

lain

ISSN : 1907-5987

senyawa

flavonoid

MATERI DAN METODE

dalam daun alpukat juga dapat bersifat

Jenis

penelitian

ini

adalah

sebagai antioksidan, analgesik, dan

penelitian eksperimental laboratoris in

antiinflamasi

vitro dan rancangan penelitian the post

sehingga

dapat

mengurangi kerusakan jaringan pulpa,

test

rasa

Parameter penelitian ini adalah zona

sakit,

dan

keradangan

pada

penyakit pulpa dan periapikal. 6

only

control

group

design.

jernih yang dihasilkan oleh bahan uji.

Bakteri Staphylococcus aureus

Kelompok

sampel

penelitian

ini

dan Streptococcus mutans merupakan

menggunakan 3 kelompok perlakuan

golongan bakteri yang sama dengan

(ekstrak daun alpukat 25%, 50%, dan

Enterococcus faecalis yaitu bakteri

100%)

gram

(kontrol positif menggunakan ChKM

positif

anaerob

fakultatif.

dan

kelompok

dan

alpukat seharusnya dapat dijadikan

aquades steril). Pembagian kelompok

sebagai suatu alternatif bahan alami

ini bertujuan untuk mengetahui adanya

yang dapat dikembangkan sebagai obat

perbedaan

sterilisasi saluran akar. Selain bahan

berbagai konsentrasi. Sampel dalam

uji dengan konsentrasi 50% dan 100%,

penelitian

penelitian ini juga menguji konsentrasi

Enterococcus

yang

25%.

disetarakan dengan larutan Mc Farland

Diharapkan konsentrasi yang lebih

0,5. Besar sampel yang digunakan

kecil juga memiliki daya antibakteri

untuk tiap kelompok sebanyak 6

pada

sampel, sehingga total sampel yang

kecil

yaitu

pertumbuhan

bakteri

negatif

kontrol

Berdasarkan hal tersebut ekstrak daun

lebih

kontrol

daya

menggunakan

hambat

ini

dalam

adalah

biakan

faecalis

yang

Enterococcus faecalis sehingga dapat

digunakan

mengurangi efek sitotoksisitasnya.

Penelitian dilakukan di Laboratorium

Berdasarkan uraian diatas maka


perlu dilakukan penelitian tentang daya
hambat ekstrak daun alpukat (Persea
americana,

Mill.)

adalah

Mikrobiologi

30

Fakultas

sampel.

Kedokteran

Gigi Universitas Hang Tuah.


Alat

yang digunakan

adalah

terhadap

blender, timbangan digital, water bath,

pertumbuhan Enterococcus faecalis

rotary evaporator vakum, penyaring

dalam berbagai konsentrasi.

Buchner,

tabung

reaksi

dan

rak,

autoclave, erlenmeyer dan pengaduk


4

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

kaca, kertas saring berbentuk lingkaran

100% didapat dari 2 gr ekstrak pekat

diameter

dan 2 ml aquades steril. Untuk

mm,

beaker

glass,

inkubator, petridish, spuit, burner,

konsentrasi

osse, mikropipet, vortex, anaerobic

pengenceran dengan mengambil 1 mg

jar, lidi kapas steril, digital calipers

ekstrak konsentrasi 100% dan 1 ml

krisbow dengan ketelitian 0.01 mm,

aquades steril. Selanjutnya konsentrasi

dan syringe mikroporus membrane

25% didapat dari 1 mg ekstrak

diameter

yang

konsentrasi 50% dan 1 ml aquades

bakteri

steril. Ekstrak daun alpukat yang akan

Enterococcus faecalis, ekstrak daun

diuji terlebih dahulu disterilkan dengan

alpukat, ChKM, aquades steril, etanol

syringe

96%, media Brain Heart Infusion

diameter 0,2 m untuk mencegah

(BHI)

kontaminasi.

0,2

m.

diperlukan

Bahan

adalah

agar,

media

Brain

Heart

Infusion (BHI) cair, dan larutan standar


Mc Farland 0,5.

50%

mikroporus

Penelitian

dilakukan

membrane

dilakukan

dengan

metode difusi pada media BHI agar.

Ekstrak daun alpukat dibuat dari

Pada

kelompok

perlakuan,

kertas

serbuk daun alpukat yang ditambahkan

saring berbentuk lingkaran berdiameter

pelarut etanol 96% dan digoyang

5 mm dicelupkan dalam ekstrak daun

dengan

alpukat selama 10 detik. Kertas saring

menggunakan

water

bath

dengan kecepatan 120 rpm selama 1

untuk

jam. Serbuk daun alpukat kemudian

dicelupkan dalam ChKM dan untuk

dimaserasi selama 24 jam pada suhu

kelompok kontrol negatif dicelupkan

kamar, lalu difiltrasi dengan penyaring

dalam aquades steril. Kertas saring

Buchner, dan dilakukan maserasi ulang

diletakkan pada tiap zona media BHI

terhadap residu selama 24 jam. Proses

agar dengan menggunakan pinset steril

ini dilakukan hingga 3 kali sehingga

dan agak ditekan-tekan, kemudian

didapatkan 3 filtrat. Ketiga filtrat

petridish

tersebut

dan

anaerobic jar dan diinkubasi selama 2

vakum

x 24 jam dengan suhu 37C. Zona

evaporator dengan suhu 50C sampai

hambat yang dihasilkan berupa zona

didapatkan ekstrak pekat. Pembuatan

jernih (clear zone) disekitar kertas

Ekstrak

saring dan diukur menggunakan digital

kemudian

dipekatkan

dengan

daun

dicampur
rotary

alpukat

konsentrasi

kelompok

kontrol

dimasukkan

ke

positif

dalam

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

calipers (dalam satuan mm). Zona

Tabel 1. Hasil Rerata Zona Hambat

jernih diukur pada bidang horizontal,


vertikal, dan diagonal lalu dibagi 3
sehingga didapatkan rerata (mean)
diameter zona hambat. Besar diameter
zona

jernih

yang

dihasilkan

menunjukkan adanya daya hambat

Berdasarkan data hasil penelitian


(Tabel 1) menunjukkan bahwa terdapat
daya hambat ekstrak daun alpukat
dengankonsentrasi 25%, 50%, dan

ekstrak daun alpukat.


Data

dianalisis

dengan

uji

statistik Shapiro Wilk untuk melihat


apakah data yang didapat berdistribusi
normal.

Dilanjutkan

dengan

uji

statistik Levene Test untuk mengetahui


apakah data yang didapat homogen
variansnya. Data kemudian dilakukan
uji statistik Oneway Anova (ANOVA)
untuk

melihat

perbedaan

antar

kelompok dan selanjutnya dilakukan


uji Least Significant Difference (LSD)
untukmengetahui

100%

terhadap

pertumbuhanEnterococcus

faecalis.

Daya hambat terkecil dihasilkan oleh


ekstrak daun alpukat konsentrasi 25%
sebesar 8.99 mm, dan daya hambat
terbesar dihasilkan oleh ekstrak daun
alpukat

konsentrasi

100%

sebesar

11.82 mm. Terlihat bahwa semakin


tinggi konsentrasi ekstrak daun alpukat
maka daya hambat yang dihasilkan
juga semakin besar (Gambar 1).

perbedaan

kemaknaan diantara setiap kelompok.

HASIL
Hasil
perhitungan

penelitian
rerata

berupa

diameter

dan

standar deviasi zona hambat ekstrak


daun alpukat terhadap pertumbuhan
Enterococcus faecalis.

Gambar 1. Grafik Hasil Rerata Zona


Hambat

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Tabel 2.Hasil Uji ANOVA

menunjukkan tidak ada perbedaan


bermakna karena nilai p>0.05, hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan
rerata daya hambat yang dihasilkan

(*) adalah terdapat perbedaan bermakna

kelompok ChKM (10.53 mm) dan


Hasil uji ANOVA (tabel 2)

ekstrak daun alpukat 50% (10.73 mm)

menunjukkan terdapat perbedaan yang

memiliki

bermakna

signifikan.

pada

masing-masing

perbedaan

yang

tidak

kelompok karena nilai p<0.05, maka


disimpulkan
alpukat
pertumbuhan

bahwa

ekstrak

dapat

daun

menghambat

bakteri

Enterococcus

faecalis dan perlu dilanjutkan dengan

PEMBAHASAN
Daun alpukat menurut penelitian
sebelumnya

mengenai

analisis

fitokimia beberapa tumbuhan obat


menunjukkan bahwa daun alpukat

uji LSD.

memiliki kandungan senyawa aktif


seperti alkaloid, flavonoid, saponin,

Tabel 3.Hasil Uji LSD

dan tanin.9 Senyawa-senyawa ini dapat


bekerja

sebagai

senyawa

aktif

antibakteri. Alkaloid akan berikatan


dengan

menunjukkan

uji

LSD
adanya

(tabel

sel

sehingga

menimbulkan perubahankeseimbangan

(*) adalah terdapat perbedaan bermakna

Hasil

DNA

genetik pada rantai DNA.10 Flavonoid


3)

perbedaan

bersifat

lipofilik,

bekerja

dengan

membentuk ikatan kompleks dengan

bermakna antara ekstrak daun alpukat

protein

ekstraseluler

25% terhadap ekstrak daun alpukat

senyawa

50% dan 100%, ekstrak daun alpukat

mengikat dan mengendapkan protein.11

50% terhadap ekstrak daun alpukat

Saponin memiliki ujung hidrofobik

100%, dan ChKM terhadap ekstrak

yang akan berikatan pada protein

daun alpukat 25% dan 100%. ChKM

membran sel melalui ikatan gugus

dengan ekstrak daun alpukat 50%

polar, sedangkan gugus non polar

tanin

serta

bekerja

adanya
dengan

saponin akan berikatan dengan lemak


7

Vol 8 No. 1 Februari 2014

sel.12

membran

ISSN : 1907-5987

Akan

tetapi,

dimungkinkan karena viskositasnya

pemeriksaan skrining fitokimia hanya

yang kental sehingga aliran (flow)

sebatas

atau

bahan uji lebih lambat. Selain itu, bisa

tidaknya senyawa aktif dalam suatu

juga dikarenakan ChKM memiliki

bahan uji. Pemeriksaan tersebut tidak

daya larut dalam air yang rendah, daya

dapat

dari

alir yang tinggi, difusi yang lambat

senyawa aktif yang terkandung di

pada media agar, dan sifat penguapan,

dalamnya. Untuk memeriksa kadar

oleh karena itu pada penelitian in vitro

dari senyawa-senyawa aktif tersebut

tampak daya hambat yang dihasilkan

perlu dilakukan pengujian dengan

ChKM

teknik tertentu dan peralatan yang

penelitian

lebih

metode

mengindikasikan

(KLT).

merupakan bahan yang sangat efektif

membuktikan

menunjukkan

canggih,

kromatografi

ada

kadar

misalnya

lapis

tipis

Beberapa metode lain yang dapat


dilakukan

diantaranya

secara

fisika,

pemeriksaan

pemeriksaan
organoleptis,

kromatografi

dan

pemeriksaan spektofotometri.9

daun

alpukat

100%

Sebaliknya

pada

metode

dilusi,

dengan

bahwa

ChKM

sebagai antiseptik.8
Enterococcus

faecalis

adalah

bakteri yang memilki kemampuan


resisten hampir pada semua obat
antiseptik.

Daya hambat yang dihasilkan


ekstrak

terbatas.

Bakteri

ini

memiliki

kemampuan resistensi intrinsik dan


resistensi yang didapat (acquired).

menghasilkan daya hambat terbesar

Resistensi

bahkan bila dibandingkan dengan daya

karakteristik

hambat kelompok ChKM. Hal ini bisa

hampir atau semua strain spesies yang

jadi disebabkan karena pengaruh dari

mana gen untuk resistensi intrinsik

kadar kandungan senyawa aktif dan

tersebut

dari kepekatan bahan uji. Kepekatan

sedangkan resistensi yang didapat

bahan uji bisa mempengaruhi berat

(acquired)

molekulnya yang menjadi lebih besar

didapat karena mutasi DNA atau

sehingga

viskositasnya

lebih

adanya

kental.7Pada

ekstrak

alpukat

melalui

daun

intrinsik

adalah

suatu

pada

terdapat

pada

dibawa

adalah

dalam

resistensi

pembentukan
transfer

kromoson,

yang

DNA

baru

plasmid

dan

100% memiliki efek antibakteri yang

transposon. Gen resisten pada bakteri

lebih

ini disimpan di plasmid sehingga dapat

lama

dibandingkanChKM,

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ditransfer

ISSN : 1907-5987

saja.13

kapan

Dengan

2.

Cleaning and Shaping. In: Walton RE,

resistensi inilah bakteri Enterococcus

Torabinejad M. Endodontics principles and

faecalis dapat resisten terhadap banyak


obat

termasuk

diasumsikan

ChKM,
bahwa

practice, 4th ed. India: Thomson Press.p.

maka
bakteri

Johnson WT dan Noblet WC. 2009.

258-83.

3.

Stuart CH, Schwartz SA, Beeson TJ, Owatz


CB. 2006. Enterococcus faecalis: Its role in

Enterococcus faecalis juga memiliki

root canal treatment failure and current

kemungkinan resisten terhadap ekstrak

concepts in retreatment.JOE, 32(2): 93-8.

daun alpukat karena mekanisme kerja

4.

Suchitra U dan Kundabala M. 2006.

yang sama berdasarkan kandungan

Enterococcus

fenol yang terkandung didalamnya.

pathogen. medIND journals.p.11-3.

Disimpulkan ekstrak daun alpukat

5.

An Endodontic

Fouad AF. 2009. Endodontic Microbiology.


USA: Wiley-Blackwell.p. 249.

dapat digunakan sebagai alternatif obat


sterilisasi saluran akar namun belum

faecalis:

6.

Fauzia dan Larasati A. 2008. Uji Efek


Ekstrak Air dari Daun Avokad (Persea

bisa mengatasi resistensi Enterococcus

gratissima) terhadap Streptococcus Mutans

faecalis.

dari Saliva dengan Kromatografi Lapisan


Tipis (TLC) dan Konsentrasi Hambat
Minimum (MIC). Majalah Kedokteran

SIMPULAN
Hasil

Nusantara,41(3):173-8.

penelitian

disimpulkan

bahwa

ini
ekstrak

alpukat(Persea
Mill.)konsentrasi
100%

dapat

7.

daun

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.


2008.

americana,
25%,

mempunyai

50%,

daya

Kumpulan

Fakultas

dan

hambat

Staf Pengajar Departemen Farmakologi

Kuliah

Kedokteran

Farmakologi.

Sriwijaya,

Ed.2.,

Jakarta: EGC.h.163-4.

8.

Athanassiadis B, Abbott PV, Walsh LJ.

terhadap pertumbuhan Enterococcus

2007. The use of calcium hydroxide,

faecalis.

antibiotics and biocides as antimicrobial


medicaments

in

endodontics.

AustralianDental Journal Supplement,52:

DAFTAR PUSTAKA

S82-S64.

1.

Cogulu D, Uzel A,Oncag O, Aksoy SC,

fromhttp://espace.library.uq.edu.au/eserv.ph

Eronat C. 2007. Detection of Enterococcus

p?pid=UQ:13789&dsID=Antimicrobial_me

faecalis in necrotic teeth root canals by

dicaments_in_endodontics.pdf

culture and polymerase chain reaction

Jan 12, 2013.

methods. European Journal of Denstistry,1:


216-21.

9.

Sangi,

dkk.

Available

2008.

Analisis

Accessed

Fitokimia

Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa


Utara. Chem. Prog,1(1):53-47.

Vol 8 No. 1 Februari 2014

10.

ISSN : 1907-5987

Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri

12.

IS

dan

Nurhayati

L.

2006.

Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)

Bioaktivitas Ulva reticulate Forsskal. Asal

terhadap

Gili

Bakteri

Vibrio

alginolyticus.

Universitas Institut Teknologi Sepuluh


Nopember. h.8-7.

11.

Noer

Kondo

Lombok

Timur

terhadap

Bakteri. Jurnal Biotika, 5(1): 60-45.

13.

Marsa RD. 2010. Efek Antibakteri Ekstrak

Katja DG, Suryanto E, Wehantouw F.

Lerak

2009.

Enterococcus faecalis (Penelitian In Vitro).

Potensi Daun

Americana

Mill.)

Alpukat (Persea
Sebagai

Sumber

Antioksidan Alami. Chem. Prog, 2(1): 64-

Skripsi,

dalam

Pelarut

Universitas

Etanol

Sumatera

terhadap

Utara,

Medan.h. 21-4, 41-3.

58.

10

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Daya Hambat Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia


marina)Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Mixed periodontopatogen
(The Inhibition Effect of Avicennia marina Mangrove Leaves
Extract to The Growthof Mixed periodontopathogen bacteria)
Adrianus Bagus Krisnata, Yoifah Rizka*, Dian Mulawarmanti**
*Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
**Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT
Background: Periodontitis is a periodontal tissue disease in which one of main factors is
caused by bacteria periodontopathogen. Some antibiotics had been used to eliminate the
mixed periodontopathogen on periodontitis and antibiotic resistance has increased rapidly
during the last decade. Avicennia marina is one of mangrove species which has potent as a
source of antibacterial compound, such as flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, and
saponin.Purposes: The aim of this research was to study the inhibitory effect of mangrove
leaves (Avicennia marina) on the growth of mixed periodontopathogen. Methods: Mangrove
leaves was extracts with ethanol 96%. The antibacterial effect of Avicennia marina extract to
the growth of mixed periodontopathogen that were tested by diffusion methods on Brain
Heart Infusion (BHI) medium with 3 concentration 750 g/ml, 1500 g/ml and 3000 g/ml,
each consisted of 6 samples. The Inhibition effect were examined by measuring the clear zone
surrounding diffusion disc with a digital calipers , stated in millimeters. Results : Data were
analized with ANOVA (one way) test and result showed the significant different (p < 0,05)
between all groups and it was found that there is inhibition growth power of mixed
periodontopathogen bacterial by leaves extract of Avicennia marina with concentration
750 g/ml (6,8067 0,03386), 1500 g/ml (6,9067 0,03266), 3000 g/ml (7,2167
0,02582), DMSO 1% (6 0,0000) and minosiklin 0,1% (48,835 0,4764).Conclusions:
Leaves extract of Avicennia marina could inhibit the growth of mixed periodontopathogen
bacteria.
Keywords: Avicennia marina, antibacterial, periodontal disease,mixed periodontopathogen,
inhibitory effect.
Correspondence: Yoifah Rizka, Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Hang
Tuah University, Arief Rahman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Phone 0315945964,5945894, Fax. 5946261, Email :yoi.riez@yahoo.co.id

11

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Latar Belakang: Periodontitis merupakan sebuah penyakit periodontal dimana faktor
utamanya adalah bakteri periodontopatogen. Antibiotik telah digunakan untuk membunuh
bakteri mixed periodontopathogen pada periodontitis dan resistensi antibiotik meningkat
pesat dalam decade terakhir. Kandungan antibakteri dari alam mempunyai keunggulan
sebagai obat alternatif.Avicennia marina adalah salah satu jenis mangrove yang mempunyai
kandungan anti bakteri seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, dan saponin.Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek daya hambat ekstrak daun mangrove
(Avicennia marina) terhadap pertumbuhan bakteri mixed periodontopathogen dengan
berbagai konsentrasi. Metode: Daun mangrove diekstrak dengan etanol 96%. Efek
antibakteri dari ekstrak Avicennia marina terhadap bakteri mixed periodontopathogen diuji
dengan menggunakan metode difusi pada media Brain Heart Infusion (BHI) dengan 3
konsentrasi 750 g/ml, 1500 g/ml and 3000 g/ml dimana tiap kelompok terdiri dari 6
sampel. Efek daya hambat diteliti dengan mengukur daerah jernih pada disk menggunakan
kaliper digital satuan millimeter.Hasil: Data dianalisa dengan uji one way ANOVA dan
hasilnya menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05) antara semua kelompok dan terdapat
daya hambat pertumbuhan bakteri mixed periodontopatogen oleh ekstrak daun mangrove
(Avicennia marina) dengan konsentrasi 750g/ml(6,8067 0,03386), 1500 g/ml(6,9067
0,03266), 3000 g/ml(7,2167 0,02582), DMSO 1% (6 0,0000) dan minosiklin 0,1%
(48,835 0,4764). Simpulan: Ekstrak daun mangrove (Avicennia marina) dapat
menghambat pertumbuhan bakteri mixed periodontopatogen.
Kata kunci: Avicennia marina, antibakteri, penyakit periodontal, Mixed periodontopathogen,
daya hambat.
Korespondensi: Yoifah Rizka, Bagian Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi,Universitas
Hang Tuah, Jl. Arief Rahman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Telp 031-5945964,5945894,
Fax. 5946261, Email :yoi.riez@yahoo.co.id

mucronata,

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki mangrove

Sonneratia

caseolari.3

Tumbuhan mangrove jenis Avicennia

yang terluas di dunia dan keragaman

marina

paling

banyak

ditemukan

hayati yang terbesar serta strukturnya

karena memiliki batas toleran yang

yang bervariasi.1 Mangrove Indonesia

cukup tinggi terhadap perairan dengan

Center tahun 2006 memperlihatkan

kondisi yang ekstrim salinitas yang

luas hutan mangrove di Indonesia

tinggi, kondisi berlumpur, mampu

mencapai 25% dari total 18 juta

tumbuh dengan baik pada salinitas

hektare mangrove di dunia.2

yang mendekati air tawar sampai


di

dengan 90%.4 Ekstrak daun mangrove

Indonesia jenisnya bermacam-macam,

Avicennia marina banyak ditemukan

tetapi

senyawa-senyawa

Tumbuhan

hanya

Avicenniamarina,

mangrove

didominasi

oleh

Rhizophora

aktif

meliputi

flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin,

12

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

dan saponin daripada kulit, batang,

Penyakit

periodontal

pada

getah, akar dan buah.5Ekstrak daun

umumnya dibagi menjadi dua macam

mangrove

yaitu gingivitis jika mengenai jaringan

mampu

aktivitas

menunjukkan

antimikrobanya

terhadap

gingiva

dan

periodontitis

jika

bakteri gram negatif, gram positif dan

mengenai jaringan periodontal lebih

jamur meliputi Staphylococcusaureus,

luas

Staphylococcus

sementum,

epidermides,

yaitu

ligamen
dan

peridontal,

tulang

alveolar.11

Escherichia coli, Bacillus subtilis,

Bakteri-bakteri patogen yang diduga

Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella

memiliki

pneumonia,

penyebab

kerusakan

Rhyzopus oryzae, Candida albicans

periodontal

adalah

dan Saccharomyces cerevisiae. Hal itu

actinomycetemcommitans

menunjukkan bahwa senyawa aktif

Porphyromonas gingivalis,Tannerella

tersebut mempunyai antibakteri.6

forshytensis,

Aspergilus

Penggunan
berlebihan

dan

niger,

antibiotik
tidak

tepat

peranan

penting sebagai

Actinobacillus

Prevotella

yang

Fusobacterium

pada

Selenomonas

jaringan

(Aa),

intermedia,
neucleatum,

dan

Capnocytophaga

beberapa kasus, dapat ,menyebabkan

yang merupakan bakteri-bakteri jenis

antimikrobial.7

anaerob gram negatif.12 Bakteri-bakteri

masalah

kekebalan

Resistensi

bakteri

ini

merupakan

tersebut yang disebut dengan bakteri

ancaman keberhasilan terapi terhadap

Mixed

penyakit infeksi baik dirumah sakit,

berada dalam rongga mulut pasien

pelayanan kesehatan lain, maupun di

dengan kelainan periodontitis.

masyarakat.8

periodontopathogen

yang

Terapi periodontal selain dengan

Penyakit periodontal merupakan

cara scaling dan root planning, juga

penyakit pada jaringan pendukung gigi

dilakukan

yang terutama disebabkan oleh bakteri.

dimana dapat diberikan secara sistemik

Inflamasi

tulang

maupun secara lokal.13

adanya

Pemberian

merupakan

dan

kehilangan

tanda-tanda

pemberian

antibiotik,

antibiotika

secara

penyakit periodontal.9 Di Indonesia,

lokal mempunyai keuntungan yaitu

penyakit

secara

periodontal

menduduki

langsung

mencapai

daerah

urutan kedua setelah karies dan masih

target yang spesifik, sehingga dosis

merupakan masalah di masyarakat.10

maupun konsentrasinyadapat dikurangi


13

Vol 8 No. 1 Februari 2014

serta

efek

ISSN : 1907-5987

sampingnya

juga

BAHAN DAN METODE

berkurang.14

Penelitian ini adalah penelitian

Ada

beberapa

antimikroba

yang

pengobatan

penyakit

golongan

efektif

true eksperimental laboratoris dengan

untuk

rancangan the post test only control

periodontal.

group design. Sampel penelitian ini

Minosiklin sebagai salah satu dari

menggunakan

golongan

dapat

periodontopatogen yang diambil dari

digunakan sebagai pilihan pada kasus

biakan penderita dengan diagnosis

periodontitis, di bidang kedokteran

periodontitis yang diinokulasi pada

gigi,

pemakaian

media Brain Heart Infusion (BHI) cair

minosiklin terus meningkat, karena

dengan teknik pengambilan sampel

minosiklin

menggunakan

antimikroba

yang

kecenderungan

mempunyai

kelebihan

dibandingkan antibiotika lainnya untuk


terapi

penyakit

bakteri

Mixed

simple

random

sampling.

periodontal.

Daun Avicennia marina diambil

Keuntungan minosiklin adalah efektif

dari

melawan

bakteri

wilayah I Wonorejo Surabaya. Daun

negatif

Avicennia marina yang sudah kering

anaerob, konsentrasi yang tinggi pada

dan halus seberat 1,1 kg diekstrak

gingival crevikular fluid (GCF), dan

menggunakan pelarut etanol 96% 3

efek antimikroba yang baik dengan

liter

pelepasan yang pelan pada poket

menghasilkan ekstrak seberat 96 gram.

pertumbuhan

periodontophatogen

15

periodontal.
di

atas,

penelitian

gram

Berdasarkan penjelasan

maka

perlu

mengenai

Balai

Pengelolaan

dengan

cara

Mangrove

maserasi

Subyek pada penelitian dibagi

dilakukan

dalam 5 kelompok yaitu kelompok

hambat

kontrol negatif dengan DMSO 1%,

daya

ekstrak daun mangrove (Avicennia

kelompok

marina) terhadap pertumbuhan bakteri

menggunakan minosiklin 0,1%, dan 3

Mixed

kelompok

periodontopatogen

yang

kontrol

diberi

ekstrak

positif

daun

merupakan etiologi utama penyakit

mangrove Avicennia marina dengan

periodontal, sehingga nantinya dapat

konsentrasi 750 g/ml, 1500 g/ml

bermanfaat sebagai obat alternatif

dan 3000 g/ml sehingga total sampel

dalam bentuk

yang digunakan pada penelitian ini

obat

kumur untuk

mengobati penyakit periodontal.

adalah 30 sampel.
14

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Bakteri

Mixed

Tahap

periodontopatogen

setelah

mencelupkan

dengan

sebelumnya telah dicelupkan ke dalam

pada

ekstrak daun Avicennia marina selama

obyek glass untuk dibuat preparat yang

10 detik pada kelompok perlakuan.

kemudian akan dilakukan pengecatan

Untuk kelompok kontrol, kertas saring

untuk melihat jenis bakteri yang

dicelupkan pada DMSO 1% untuk

mendominasi.

Bakteri

yang

kontrol negatif dan minosiklin 0,1%

mendominasi

yaitu

bakteri

untuk kontrol positif selama 10 detik.

pengecatan,

Meletakkan kertas saring tersebut pada

suspensi bakteri tersebutdisetarakan

media agar Mixed periodontopatogen

kekeruhannya dengan larutan standar

dengan menggunakan pinset steril agak

Mc Farland 0,5 atau setara dengan

ditekantekan. Memasukkan petri dish

konsentrasi 1,5x108 CFU/ml.

ke dalam inkubator selama 2x24 jam

diinkubasikan,
mikropipet

diambil

yang

gramnegatif.

diletakkan

Setelah

berikutnya
kertas

yaitu

saring

yang

menyiapkan

dengan suhu 370C dalam suasana

petridisk yang telah berisi bakteri

anaerob. Pengukuran zona hambat

Mixed

periodontopatogen

yaitu selisih diameter zona jernih

media

BHI

agar.

mencelupkan

kertas

Selanjutnya,

dengan

Setelah
saring

itu
yang

sebelumnya telah dicelupkan ke dalam


ekstrak daun Avicennia marina selama

dikurangi

diameter

kertas

saring

menggunakan digital kalipers dalam


satuan millimeter (mm).
Dari

hasil

penelitian

perlu

10 detik pada kelompok perlakuan.

dilakukan tes normalitas (Uji Shapiro

Untuk kelompok kontrol, kertas saring

Wilk karena besar sampel < 50).

dicelupkan pada aquadest steril selama

Setelah itu menggunakan uji one way

10 detik. Meletakkan kertas saring

Anova (satu arah) yang dilanjutkan

tersebut

dengan uji LSD (Least Significant

pada

media

agar

periodontopatogen
menggunakan

pinset

Mixed
dengan

steril

Difference).

agak

ditekan tekan. Memasukkan petri

HASIL PENELITIAN

dish ke dalam inkubator selama 2x24

Dari hasil penelitian tentang

jam dengan suhu 370C dalam suasana

daya hambat ekstrak daun mangrove

anaerob.

Avicennia

marina

terhadap
15

Vol 8 No. 1 Februari 2014

pertumbuhan

ISSN : 1907-5987

bakteri

periodontopatogen

Mixed

adalah

berikut:

sebagai

Tabel 1. Diameter zona hambat terhadap bakteri Mixed periodontopatogen (dalam satuan
mm)

Berdasarkan

tabel

g/ml

menunjukkan

menunjukkan bahwa tidak terdapat

hambat

terhadap

daya hambat pada kelompok kontrol

periodontopatogen dan semakin tinggi

negatif DMSO 1%, sedangkan pada

konsentrasi ekstrak Avicennia marina,

kelompok

semakin besar pula zona hambat yang

perlakuan

diatas

ekstrak

daun

Avicennia marina dengan konsentrasi

adanya
bakteri

daya
Mixed

dihasilkan.

750 g/ml, 1500 g/ml dan 3000

55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Daya Hambat (mm)


K

750

1500

3000

Gambar 1. Gambar rata-rata diameter zona hambat

Berdasarkan gambar 1 di atas

jauh lebih besar dibandingkan dengan

dapat dilihat bahwa daya hambat pada

kelompok perlakuan ekstrak Avicennia

kelompok

marina.

kontrol

positif

menggunakan minosiklin 0,1% yang

16

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

terhentinya

PEMBAHASAN
Hasil

analisa

penelitian

protein.15

sintesis

ini

Antibiotik yang memiliki mekanisme

menggunakan uji statistik ANOVA dan

kerja menghambat sintesis protein

LSD dengan signifikansi 5% (p<0,05)

mempunyai daya antibakteri sangat

terlihat perbedaan bermakna antara

kuat.16

kelompok kontrol positif (minosiklin

Hasil kontrol negatif DMSO 1 %

0,1 %) dengan rerata sebesar 48,835

(6,00 mm) dan kelompok perlakuan

mm dan kelompok kontrol negatif

Avicennia marina pada konsentrasi

(DMSO 1%) dengan rerata sebesar

750

6,00 mm. Hal itu membuktikan bahwa

Avicennia marina 1500 g/ml (6,9067

DMSO

daya

mm), ekstrak Avicennia marina 3000

hambat dan tidak mempengaruhi hasil

g/ml (7,2167 mm), serta pada uji

dari penelitian, sedangkan minosiklin

statistik ANOVA dan LSD dengan

merupakan

signifikansi 5% (p<0,05) pada semua

1%

tetrasiklin
lipofilik

tidak

memiliki

antibiotik
dimana

yang

golongan

sifatnya

mampu

adalah

menembus

g/ml

(6,8067

mm),ekstrak

konsentrasi memiliki perbedaan yang


bermakna.Hal

itu

membuktikan

membran lemak di dinding sel dan

bahawa adanya daya hambat ekstrak

menghambat sintesis atau merusak

daun

asam

pertumbuhan

nukleat

sel

bakteri

dan

Avicennia

marina

terhadap

bakteriMixed

menghambat sintesis protein pada

periodontopatogen

ribosomnya, Paling sedikit terjadi 2

adanya senyawa aktif yang terkandung

proses dalam masuknya antibiotik ke

dalam ekstrak daun Avicennia marina

dalam bakteri gram negatif, pertama

antara

secara difusi pasif melalui kanal

terpenoid, tannin dan saponin.5

hidrofilik,

kedua

melalui

lain

dikarenakan

flavonoid,

alkaloid,

sistem

Flavonoid merupakan senyawa

transpor aktif. Setelah masuk antibiotik

polar yang umumnya mudah larut

berikatan seraca reversibel dengan

dalam pelarut polar seperti etanol,

ribosom 30S dan mencegah ikatan

methanol,

tRNAaminoasit

pada

kompleks

aseton.Flavonoid merupakan golongan

mRNA-ribosom.

Hal

tersebut

terbesar dari senyawa fenol, senyawa

mencegah perpanjangan rantai peptida

fenol

yang sedang tumbuh dan berakibat

menghambat

butanol

mempunyai

sifat

pertumbuhan

dan

efektif
virus,
17

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

bakteri dan jamur. Mekanisme kerja

menyebabkan

flavonoid

bakteri.16

dalam

menghambat

kematian

sel

Penelitian

pada

sebelumnya

pertumbuhan bakteri adalah flavonoid

menunjukkan pada konsentrasi 400

menyebabkan

500

terjadinya

kerusakan

g/ml

alkaloid

mampu

gram

negatif

permeabilitas dinding sel bakteri dan

membunuhbakteri

flavonoid

mampu

maupun gram positif.18

motilitas

bakteri.17

mempunyai

sifatnya

menghambat
Flavonoid
bakteriostatik,

Terpenoid mempunyai manfaat


penting

sebagai

obat

tradisional,

tetapi pada konsentrasi yang semakin

antibakteri, antijamur dan gangguan

tinggi flavonoid mampu membunuh

kesehatan. Senyawa terpenoid dapat

bakteri gram negatif maupun gram

menghambat

pertumbuhan

positif.18

mengganggu

proses

Alkaloid memiliki kemampuan


sebagai

antibakteri.

alkaloid

yaitu

mengganggu

Mekanisme

dengan

komponen

peptidoglikan

pada

cara

penyusun

sel

bakteri,

terbentuknya

membran

dan

atau

membran

atau

dinding

terbentuk
sempurna.

atau
17

dengan

dinding
sel

terbentuk

sel,
tidak
tidak

Karena mekanisme itulah

terpenoid

lebih

bersifat

sehingga lapisan dinding sel tidak

bakteriostatik.20 Senyawa senyawa

terbentuk

ini

secara

utuh

dan

yang

mempunyai
itu

dapat

aktivitas

menyebabkan kematian sel tersebut. Di

bakteristatik

meningkat

dalam senyawa alkaloid juga terdapat

menjadi bakterisid, jika kadar senyawa

gugus basa yang mengandung reaksi

antibakteri itu ditingkatkan melebihi

nitrogen yang akan bereaksi dengan

kadar hambat minimal.21

senyawa asam amino yang menyusun

Senyawa tannin menyebabkan

dinding sel bakteri dan DNA bakteri.

denaturasi protein dengan membentuk

Reaksi ini mengakibatkan perubahan

kompleks

struktur dan susunan asam amino,

kekuatan nonspesifik seperti ikatan

dimana akan menimbulkan perubahan

hidrogen

keseimbangan genetik pada pada rantai

sebagaimana

DNA

sehingga

kerusakan

yang

akan

mengalami

kovalen,

akan

mendorong

mikroba

terjadinya lisis sel bakteri yang akan

menempel

dengan

dan

protein

efek

hidrofobik

pembentukan
menginaktifkan

terhadap
pada

melalui

ikatan
adhesi

molekul

untuk

sel

inang,
18

Vol 8 No. 1 Februari 2014

menstimulasi

sel-sel

ISSN : 1907-5987

yang

Antar perlakuan ekstrak daun

berperan dalam sespon imun selular.22

Avicennia marina dengan konsentrasi

Tannin

rendah

750 g/ml (6,8067 mm), 1500 g/ml

mempunyai sifat bakteriostatik, tetapi

(6,9067 mm), dan 3000 g/ml (7,2167

tannin dengan konsentrasi 12,5 - 50

mm)

g/ml mempunyai sifat bakterisid baik

semakin besar konsentrasi ekstrak

untuk bakteri gram negatif

daun Avicennia marina semakin besar

pada

fagosit

konsentrasi

maupun

gram positif.23

yang

menunjukkan

bahwa

pula zona hambat pertumbuhan bakteri

Saponin merupakan glukosida

Mixed

periodontopatogen

yang

yang larut dalam air dan etanol, tetapi

dihasilkan. Hal itu disebabkan pada

tidak larut dalam eter. Saponin bekerja

konsentrasi

sebagai

semakin besar kandungan bahan aktif

antibakteri

dengan

yang

mengganggu stabilitas membran sel

dan

bakteri sehingga menyebabkan sel

antibakterinya.

bakterilisis,

jadi

mekanisme

kerja

semakin

semakin

besar

juga

besar,

efek

Hasil penelitian tampak adanya

saponin termasuk dalam kelompok

perbedaan

antibakteri

hambat pertumbuhan bakteri Mixed

yang

mengganggu

diameter

permeabilitas membran sel bakteri,

periodontopatogen

yang

pada

membran

mengakibatkan
sel

perlakuan

yang

zona

signifikan

kelompok

kontrol

menyebabkan

positif (minosiklin) dengan konsentrasi

keluarnya berbagai komponen penting

ekstrak Avicennia marina konsentrasi

dalam sel bakteri yaitu protein, asam

750 g/ml, 1500 g/ml, dan 3000

nukleat dan nukleotida.17 Karena sifat

g/ml. Hal itu dikarenakan bakteri

itulah saponin pada konsentrasi 1 12

Mixed periodontopatogen didominasi

g/ml

menghambat

oleh bakteri gram negatif. Kandungan

pertumbuhan bakteri gram negatif

protein porin pada membran terluar

E.coli sehingga saponin mempunyai

dinding sel

tidak

dan

kerusakan

selisih

bisa

sifat bakteriostatik.

24

bakteri

gram

negatif

Saponin juga

bersifat hidrofilik. Kemungkinan porin

tidak mampu menghambat bakteri

yang terkandung pada membran terluar

gram negatif dan jamur tetapi saponin

tersebut

mampu

molekul komponen ekstrak lebih sukar

menghambat

bakteri gram positif.25

pertumbuhan

menyebabkan

molekul-

masuk ke dalam sel bakteri. struktur


19

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

dinding sel bakteri ini berlapis tiga

ekstrak

yang tersusun atas peptidoglikan dan

mempunyai efek antibakteri terhadap

lipid dengan kadar yang tinggi (11-22

bakteri Mixed periodontopatogen. Hal

%). Selain itu, 20 % membran luar

ini disebabkan dalam ekstrak daun

bakteri mengandung lipid sehingga

Avicennia marina terdapat berbagai

senyawa metabolit sekunder ini sulit

senyawa aktif flavonoid, alkaloid,

masuk ke dalam membran luar dinding

terpenoid, tannin dan

sel,

berfungsi

mampu berperan dan memberikan

mencegah masuknya bahan kimia dari

hasil yang efektif sebagai antibakteri.

luar.16

Besarnya diameter zona hambat pada

dimana

lipid

ini

Senyawa aktif Avicennia marina

daun

minosiklin

Avicennia

marina

saponin yang

dibandingkan

dengan

mempunyai

cara

kerja

yang

ekstrak Avicennia marina membuat

mengganggu

lapisan

peptidoglikan

peneliti berinisiatif untuk menjadikan

yang

merupakan

komponen

luar

bahan alam ini sebagai preventif di

bakteri sehingga lapisan dinding sel

bidang kedokteran gigi yaitu untuk

tidak terbentuk secara utuh. Hal itu

menjaga oral hygiene dengan sediaan

dikarenakan lapisan lipid bakteri gram

sebagai obat kumur.

negatif yang sangat tebal sehingga

Penelitian ini masih

bersifat

senyawa Avicennia marina kesulitan

kualitatif yaitu menunjukkan adanya

untuk menembus lapisan tersebut.

daya hambat ekstrak daun Avicennia

Sedangkan minosiklin seperti pada

marinaterhadap pertumbuhan bakteri

penjelasan diatas yang mampu masuk

Mixed

melewati membran menyerang DNA

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

bakteri

karena

bersifat

bakteri sehingga sintesis DNA bakteri


Perbedaan

tersebut,

sehingga

marinalebih

bersifat

sedangkan
bakterisid.

cara

SIMPULAN
Terdapat daya hambat ekstrak

kerja

daun mangrove (Avicennia marina)

Avicennia

terhadap pertumbuhan bakteri Mixed

bakteriostatik,

periodontopatogen pada konsentrasi

minosiklin
Sesuai

sehingga

lipofilik,

dengan lebih brusaknya struktur DNA

terganggu.

periodontopatogen

dengan

bersifat

750 g/ml, 1500 g/ml, 3000 g/ml

hasil

dengan semakin besar konsentrasi

penelitian ini, dapat diketahui bahwa

semakin

besar

pula

daya
20

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

hambatnya.Konsentrasi yang memiliki

4.

Susanto AH, Soedarti T, Purnobasuki H.


2012. Struktur Komunitas Mangrove Di

daya hambat paling optimal terhadap

Sekitar

pertumbuhan

bakteri

periodontopatogen
adalah

3000

penggunaan

Mixed

secara

in

g/ml.

Surabaya,Program

vitro

0,1%

Suramadu
Study

S-1

Sisi
Biologi,

Departemen Biologi fakultas Sains dan


Teknologi,

Namun,

minosiklin

Jembatan

Universitas

Airlangga,

Surabaya.
5.

WibowoC, dkk. 2009.Pemanfaatan pohon

mempunyai daya hambat yang lebih

mangrove api-api (Avicennia spp.) sebagai

besar

bahan

bila

dibandingkan

dengan

pangan

dan

obat.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/

ekstrak daun Avicennia marina.

123456789/45052/Pemanfaatan%20Pohon
%20Mangrove.pdf?sequence=1.

UCAPAN TERIMA KASIH

tanggal 5 Mei 2012.

Ucapan terima kasih kepada

6.

Tuah

Laboratorium
Farmasi

Surabaya
Fitokimia

Universitas

Leaf Exstracs of Certain Mangrove Plants

dan

Collected from Godavari Estuarine of

Fakultas

Konaseema delta India. Journal Med Arom

Airlangga

Surabaya atas kesempatan dan fasilitas

Kumar VA, Amnani K, Siddhardha B.


2011. In Vitro Antimicrobial Activity of

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas


Hang

Diakses

Plants, 1(2): 136-132.


7.

Hooton,

TM

and

Levy,

SB.

2001.

Confronting The Antibiotics Resistence

yang diberikan untuk pelaksanaan

Crisis: Making Appropriate

penelitian ini.

Therapeutic

Decisions in Community Medical Practice,


Medscape Portals, Inc.
8.

DAFTAR PUSTAKA

Wahjono H dan Kristina TN. 2008.


Auditing

1.

Noor YR, Khazali, Suryadiputra. 2006.


Panduan

Pengenalan

Mangrove

di

Indonesia.PHKA-WIIP. Bogor.
2.

9.

Obat.

http://herypurba.blog.unair.ac.id/files/2010/
02/botani_mangrove-pemanfaatan-potensimangrove-sebagai-tanaman-obat.pdf.
Diakses tanggal 5 Mei 2012.

sebagai

Penanganan

Penyakit

dan

Educated-guess
Infeksi.

Media

Putri AR. 2009. Inflamasi dan Kehilangan

Fakultas

Purnobasuki H. 2004. Potensi Mangrove


Tanaman

Antibiogram

Kuman

Tulang pada Penyakit Periodontal. Skripsi,

Oseana, 19(2):23-15.

sebagai

Medan

Medika Indonesiana, 43 (1):22-17.

Bayu A. 2009. Hutan Mangrove Sebagai


Salah Satu Sumber Produk Alam Laut.

3.

Peta

Kedokteran

Gigi,

Universitas

Sumatera Utara, Medan.


10.

Amalina R.
Actinobacillus

2010.

Perbedaan

Jumlah

Actinomycetemcomitans

pada Periodontitis Agresif berdasarkan


Jenis Kelamin. Majalah Sultan Agung, 114.

Available

from

http://unissula.ac.id/newver/images/jurnal/J

21

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

uli/rizki%20-periodontitis%20agresif-.pdf.

11.

19.

Diakses tanggal 30 Juni 2012.

Activity Against Resistent Bacterial and

Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR,

Cytotoxicity of Four Alakaloid Toxin

Carranza

Isolated

FA.

2006.Clinical

th

edition, St Louis:

Periodontology, 10

13.

Samaranayake.

2006.

Essential

Brasiliensis.

Toxixon,

20.

Meng Xue, Zhiying Wang, Hui Lv.2010.

Addison Churchil Livingstone. p 283-275.

Volatile Matter from Four Flower Plants

Widyastuti

Species. Indian J. Agric. Res,44 (3) : 167

dan

Rizka

Y.

2006.

157.
21.

Jaya

AM.

2010.

Isolasi

dan

Uji

Kedokteran Gigi.1(1): 13-9.

EfektivitasAntibakteri Senyawa Saponin

Nilawati Niha dan Wibisono Poernomo A.

dari

2003.

dan

pudica).Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas

metronidazole 25% pada perawtan adult

Sains dan teksnologi Universitas Islam

periodontitis. Dental Jurnal Edisi Khusus

Negeri, Malang

Efektifitas

tetrasiklin

1%

22.

Akar

Putri

Malu(Mimosa

Rahman FA. 2009. Daya Anti Mikroba

Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi,

Tanaman

Elysabeth. 2009. Farmakologi dan Terapi.

http://fatma.student.umm.ac.id/2010/11/15/

Edisi

109/ . Diakses tanggal 19 November 2012.

5.

Jakarta.

Penerbit

Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. p. 585

23.

Hayashi

Berkhasiat

Shinji,

Keiji

Obat.

Funatogawa,

Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri

Yoshikazu Hirai. 2008. Antibacterial Effect

Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete l.)

of Tannin in Children and Adult. Botanical

Terhadap

medicines in clinical practice, Vol 3(111):

Bakteri

Vibrio

alginolyticus.

Tugas Akhir, Surabaya : Jurusan Biologi,


Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan
Alam,

Institut

Teknologi

146-141.
24.

Sepuluh

Darsana

Arabski M, dkk. 2012. Effect of Saponin


Againts

Nopember.
17.

Sponge

Constituents and Bacteriostatic Activity of

ilmiah Nasional. UNAIR. h.152-150.

16.

Marine

Microbiology for Dentistry, thirdedition;

dengan Terapi Non Bedah. Denta Jurnal

15.

the

Vol4(7): 891-885.

Pengurangan Kedalaman Poket Periodontal

14.

from

Arenosclera

Saunders.p 245-241.
12.

Torres Yohatra R, dkk. 2002. Antibacterial

Clinical

E.coli

Stains

and

Eukaryotic Cell Line. Journal of Biometric

I Gede Oka,

Besung INK,

Mahatmi Hapsari. 2012. Potensi Daun

and biotechnology VI 2012.


25.

Soetan K, dkk. 2006. Evaluation of the

Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore)

Antimicrobial Activity of Saponin Extract

Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan

of Sorghum Bicolor. African Journal of

Bakteri Escherichia Coli secara In Vitro.

Bioteknologi,Vol5(23):2407-2405.

Indonesia Medicus Veterinus, 1(3) : 351337.


18.

Fenska JE. 2008.The Antimicrobial Effects


of

Flavonoid

Extracts

on

Selected

Bacteria.Miami. Miami High School.

22

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Daya Hambat Ekstrak Nannochloropsis


oculataTerhadap Pertumbuhan Bakteri
Enterococcusfaecalis
(Inhibition effect of Nannochloropsis oculata Extract to the
Growth of Enterococcus faecalis Bacteria)
Ayu Fadhilah, Kristanti Parisihni*, Henu Sumekar**
*Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT
Background: Enterococcus faecalis is one caused bacteria of root canal infections. ChKM is
mostly used as sterilization agent in endodontic treatment but has some disadvantages.
Nannochloropsis oculata extract has been reported to have antibacterial effects for gramnegative bacteria, so could be potentially developed as a root canal sterilization agent.
Purpose: The aim of this study was to determine the inhibitory effect of Nannochloropsis
oculata extract to the growth of E. faecalis. Methods: This study was an experimental study
with post test only control group design and were tested by diffusion methods with 4 groups
concentration of 10%, 20%, 40%, 80%, and 2 controls groups using DMSO 1% as negative
control, and ChKM as positive control, each group consisted of 5 samples. The inhibition
effect were examined by measure the diameter of the clear zone around the disc. Data were
analyzed by one way ANOVA test and followed by LSD test. Result: Results showed that there
were clear zone around the disc, the greater concentration of the extract the greater diameter
of the clear zone. Mean of inhibition zone at concentrations of 10% (6.2160 mm), 20%
(6.5880 mm), 40% (8.0020 mm), 80% (9.5160 mm), DMSO 1% (6 mm) and ChKM (10.9940
mm). It had been proved that N oculata extract could inhibit the growth of E. faecalis
(p<0,05). The largest diameter of the clear zone was in the concentration of 80%.
Conclution: Nannochloropsis oculata extract could inhibit the growth of Enterococcus
faecalis and the mosteffectiveinhibitory concentrationis 80% butitsmaller thanpositive
control(ChKM).
Key words:Endodontic treatment, antibacterial, Nannochloropsis oculata Enterococcus
faecalis
Correspondence: Kristanti Parisihni, Department of Microbiology, Faculty of Dentristry,
Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315912191, e-mail: tanti_kris@yahoo.co.id

23

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Latar belakang: Enterococcus faecalis merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi pada
saluran akar. Perawatan saluran akar terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya yaitu
sterilisasi saluran akar .ChKM merupakan obat yang sering digunakan pada tahapan ini,
namun obat ini masih memiliki kekurangan.Ekstrak Nannochloropsis oculata diketahui
memiliki efek antibakteri terhadap bakteri gram negatif, sehingga potensial untuk
dikembangkan sebagai obat sterilisasi saluran akar. Tujuan: Untuk mengetahui kemampuan
ekstrak Nannochloropsis oculata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus
faecalis. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain penelitian the post test only control
group. Efek antibakteri ekstrak Nannochloropsis oculata terhadap pertumbuhan bakteri
Enterococcus faecalis diuji menggunakan metode difusi dengan 4 konsentrasi dan 2 kontrol,
yaitu 10%, 20%, 40%, 80%, dan kontrol negatif menggunakan DMSO 1% serta kontrol
positif menggunakan ChKM, dimana tiap kelompok terdiri dari 5 sampel. Daya hambat
diperiksa dengan mengukur diameter zona jernih disekitar kertas saring. Analisis data
menggunakan uji one way ANOVA diikuti dengan uji LSD. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan adanya zona jernih disekitar kertas saring dari ekstrak Nannochloropsis
oculata, makin besar konsentrasi maka makin besar diameter zona hambatnya. Rata rata
zona hambat pada konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20% (6,5880 mm), 40% (8,0020 mm), 80%
(9,5160 mm), untuk kontrol negatif DMSO 1% (6 mm) dan kontrol positif ChKM (10,9940
mm). Ini menunjukkan bahwa ekstrak Nannochloropsis oculata dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis (p<0,05). Diameter terbesar dari zona jernih di
sekitar kertas saring terdapat pada konsentrasi 80%. Kesimpulan: Ekstrak Nannochloropsis
oculata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dengan konsentrasi
hambat yang paling efektif adalah 20% namun daya hambatnya masih lebih kecil bila
dibandingkan kontrol positif (ChKM).
Kata kunci: Perawatan endodontik, antibakteri, Nannochloropsis oculata, Enterococcus
faecalis
Korespondensi: Kristanti Parisihni, Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315912191, e-mail: tanti_kris@yahoo.co.id

pulpa. Apabila terjadi keradangan pada

PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan suatu

pulpa salah satu perawatan yang dapat

infeksi endogenous yang menyebabkan

dilakukan oleh dokter gigi adalah

terjadinya demineralisasi enamel dan

perawatan saluran akar.

bisa berlanjut pada dentin oleh karena


asam

yang

mikroorganisme
memetabolisme

Bakteri

paling

oleh

diisolasi

plak

yang

terinfeksi adalah obligat anaerob.2


Sundqvist

saluran

(2006)

yang

menemukan

gigi yang tidak dilakukan perawatan

sejumlah

lambat laun akan mencapai pulpa dan

Enterococcus faecalis (E. faecalis),

mengakibatkan

Streptococcus anginosus, Bacteroides

keradangan

pada

bakteri

akar

banyak

diproduksi

karbohidrat.1Karies

dari

yang

anaerob

seperti

24

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

gracilis, dan Fusobacterium nucleatum

akar

pada perawatan saluran akar yang

memegang

gagal.3 Penelitian menunjukkan bahwa

patogenesis pulpa dan periradikular

dari 100 pengisian saluran akar yang

serta

gagal disertai periodontitis apikalis,

karena

keberadaan

bakteri

perananpenting

keberhasilan

dari

dalam

perawatan

saluran akar.

terdapat bakteri fakultatif sebanyak 69

Perawatan

kasus

endodontik

% dan 50 % diantaranya merupakan

membutuhkan

Enterococci. Walaupun Enterococcus

sterilisasi yang mampu mengeliminasi

biasanya ditemukan pada saluran akar

endotoksin bakteri yang telah melekat

yang tidak dirawat dalam jumlah

pada

sedikit, bakteri ini sering ditemukan

tereliminasi

pada perawatan saluran akar yang

instrumentasi saluran akar.Penggunaan

gagal dan dapat menyebabkan infeksi

obat sterilisasi saluran akar selama

saluran akar yang persisten.3

perawatan

Enterococcus

faecalissering

penggunaan

struktur

gigi

yang

tidak

saat

proses

sempurna

endodonti

obat

harus

dapat

mensterilisasi dan mengurangi jumlah

terdeteksi sebagai spesies pada infeksi

mikroorganisme

patogen

rongga mulut, termasuk periodontitis

saluran akar. Salah satu obat sterilisasi

marginalis, infeksi pada saluran akar

saluran akar yang sering digunakan

dan periradikular abses. Enterococcus

adalah golongan fenol, seperti ChKM

faecalis terbukti dapat bertahan hidup

dan

di

Cresofene.

Obat

dalam

sterilisasi

dalam

saluran

akar

sebagai

golongan fenol ini memiliki beberapa

organisme

tunggal

dan

resisten

kelemahan yaitu bau yang menyengat,

terhadap bahan-bahan antimikrobial

rasa tidak enak, dapat terserap oleh

yang umum digunakan sehingga sulit

tumpatan

dieliminasi dari saluran akar secara

menyebar ke rongga mulut sehingga

sempurna.4

pasien akan mengeluhkan rasa yang

Perawatan saluran akar terdiri


dari

tiga

preparasi,

tahapan

penting

sterilisasi

pengisian.Eliminasi

yaitu
dan

mikroorganisme

tidak

enak

dan

dan

bersifat

dapat

allergen

sehingga dapat menyebabkan reaksi


imun

yang

dapat

membahayakan

pulpa.6

dari akar yang terinfeksi telah menjadi


fokusutama dalam perawatan saluran

sementara

Untuk mengeliminasiE. faecalis


dari

saluran

akar

dan

melihat
25

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

kelemahan beberapa obat sterilisasi

Griffithsia,

tersebut, perlu dikembangkan obat

Gracilaria dan Euchema telah dikenal

sterilisasi saluran akar yang berasal

luas

dari bahan alami serta memiliki daya

karagenan

antibakteri yang baik.

industri gel. Begitupun Sargasssum,

Dua

pertiga

luas

wilayah

Indonesia terdiri dari lautan dan

di

Ulva,

sebagai

Enteromorpha,

sumber

yang

potensial

dibutuhkan

oleh

Chlorella, Nannochloropsis yang telah


dimanfaatkan sebagai adsorden logam

dalamnya terdapat bermacam-macam

berat,

makhluk hidup baik berupa tumbuhan

Gelidium sebagai sumber senyawa

maupun hewan. Salah satu makhluk

bioaktif,

hidup yang tumbuh dan berkembang di

Sargassummuticum yang mengandung

perairan laut adalah alga laut. Ditinjau

senyawa alginate yang berguna dalam

secara

industri farmasi. Pemanfaatan berbagai

biologi,

alga

merupakan

Osmudaria,

Laminariales

kelompok tumbuhan yang berklorofil

jenis

terdiri dari satu atau banyak sel dan

biometanol

berbentuk koloni. Di dalam alga


terkandung
seperti

bahan-bahan

hormon,

poliskarida

dan

alga

lain
dan

pupuk organik.

organik

Hypnea

dan

dan

adalah

sebagai

biodiesel

ataupun

Hasil penelitian menunjukkan

vitamin,

mineral,

bahwa

senyawa

bioaktif.

Oculata

ekstrak

Nannochloropsis

memiliki

sifat

sebagai

Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai

antibakteri,8 salah satunya mampu

komoditas perdagangan atau bahan

menghambat

pertumbuhan

bakteri

baku industri masih relatif kecil jika

Vibrio alginolitycus. Penelitian Kafaie

dibandingkan dengan keanekaragaman

dkk,

jenis alga yang ada di Indonesia.

Nannochloropsis

Padahal

memiliki

komponen

kimiawi

yang

menunjukkan

bahwa

oculata

tidak

efek toksisitas.10

Tujuan

terdapat dalam alga sangat bermanfaat

penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagi bahan baku industri makanan,

kemampuan ekstrak Nannochloropsis

kosmetik, farmasi dan lain-lain.


Alga

merupakan

salah

oculata
satu

sumber potensial senyawa bioaktif


yang

dapat

digunakan

sebagai

antibakteri.8 Berbagai jenis alga seperti

dalam

pertumbuhan

menghambat

bakteri

Enterococcus

faecalis.
Berdasarkan
peneliti

ingin

data

tersebut,

mengembangkan
26

Vol 8 No. 1 Februari 2014

Nannochloropsis

ISSN : 1907-5987

sebagai

diperoleh jumlah sampel keseluruhan

alternatif obat sterilisasi saluran akar

adalah 30 sampel. Sampel penelitian

yang memiliki kemampuan antibakteri

diambil secara acak (random) dari

dan tidak memiliki efek toksisitas

populasi.11

menjadi

oculata

alasan

dilakukannya

Bahan yang digunakan meliputi

penelitian dengan cara mengeksplor

suspensi bakteri Enterococcus faecalis,

sumber daya laut yang kedepannya

ekstrak

bisa

bidang

dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%

kedokteran gigi. Salah satu penelitian

dan 80%, ChKM, etanol 96 %, DMSO

yang harus dilakukan adalah pengujian

1%, larutan Mc Farland 0,5, media

daya hambat ekstrak Nannochloropsis

BHI (Brain Heart Infusion) cair, media

oculata terhadap pertumbuhan bakteri

BHI (Brain Heart Infusion) agar.

dimanfaatkan

di

Enterococcus faecalis sebagai bakteri

Nannochloropsis

oculata

Bakteri Enterococcus faecalis

yang sulit dieliminasi dari saluran akar

didapatkan

dari

dan resisten terhadap antimikrobial

Mikrobiologi

Fakultas

yang umum digunakan.

Gigi Universitas Airlangga Surabaya.

Tujuan dari penelitian ini adalah


mengetahui

daya

Nannochloropsis
pertumbuhan

hambat
oculata

bakteri

Laboratorium
Kedokteran

Pembuatan ekstrak Nannochloropsis

ekstrak

oculata dilakukan di Laboratorium

terhadap

Fitokimia dan Farmakognosi Fakultas

Enterococcus

Farmasi

Universitas

Airlangga

faecalis pada konsentrasi 10%, 20%,

Surabaya, dan untukpenelitian uji daya

40% dan 80%, dibandingkan dengan

hambat dilakukan di Laboratorium

obat sterilisasi saluran akar ChKM.

Mikrobiologi
Universitas

ini

Hang

Kedokteran

Tuah

Surabaya.

Penelitian dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE


Penelitian

Fakultas

tergolong

April 2012 Februari 2013.

penelitian true experimental dengan

Sampel Nannochloropsis oculata

rancangan penelitian the post test only

diambil dari Balai Budidaya Air Payau

control group design.11

Sitobondo. Proses ekstraksi dilakukan

Besar sampel pada penelitian ini

dengan metode maserasi, dengan cara

adalah sebanyak 5 sampel untuk setiap

600 gram bubuk Nannochloropsis

kelompok

oculata direndam kedalam 500 ml

perlakuan,

sehingga

27

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

larutan etanol 96% selama 24 jam

permukaan lempeng BHI agar steril

kemudian disaring dengan corong

dengan menggunakan kapas lidi steril.

buchner yang diletakkan diatas labu

30

cakram

kertas

saring

hisap yang telah dihubungkan dengan

disiapkan. 5 cakram kertas saring

pompa

dan

masing masing dicelupkan kedalam

penyaringan ekstrak ini dilakukan

bahan antibakteri yaitu ekstrak N.

sebanyak

hasil

oculata 10% 2 ml selama 10 detik. 5

penyaringan dievaporasi dengan alat

cakram kertas saring masing masing

yaitu vacum rotavapour selama 7 8

dicelupkan kedalam bahan antibakteri

jam. Kemudian didapatkan hasil akhir

yaitu ekstrak N. oculata 20% 2 ml

berupa

Nannochloropsis

selama 10 detik. 5 cakram kertas

oculata sebanyak 29 gram.9Persiapan

saring masing masing dicelupkan

ekstrak

kedalam

vacum.

Perendaman

kali.

ekstrak

Filtrat

Nannochloropsis

oculata

dengan berbagai konsentrasi di dalam

tabung

antibakteri

yaitu

ekstrak N. oculata 40% 2 ml selama 10

steril

dengan

detik. 5 cakram kertas saring masing

pengenceran

DMSO

masing dicelupkan kedalam bahan

tabung

menggunakan

bahan

12

1%.

antibakteri yaitu ekstrak N. oculata


Bakteri Enterococcus faecalis

80% 2 ml selama 10 detik. 5 cakram

biakan murni berupa biakkan dalam

kertas

BHI cair yang sudah diinkubasi selama

dicelupkan kedalam larutan ChKM 2

24

anaerob,

ml selama 10 detik. Dan 5 cakram

selanjutnya kekeruhannya disetarakan

kertas saring lainnya masing masing

dengan standar Mc Farland 0,5.

dicelupkan kedalam DMSO 1% 2 ml

jam

dalam

Daya

suasana

hambat

diuji

saring

masingmasing

selama 10 detik.

menggunakan metode difusi (metode

Kertas saring tersebut kemudian

Kirby Bauer). Pertama, disiapkan 1

diletakkan pada media BHI agar

tabung reaksi. Tabung reaksi diisi

Enterococcus

dengan

menggunakan

BHI

cair

yang

telah

faecalis
pinset

steril

dengan
agak

diinokulasikan dengan 1 ml suspensi

ditekan tekan. Petri dish dimasukkan

bakteri Enterococcus faecalis yang

kedalam inkubator selama 2x24 jam

setara dengan larutan Mc. Farland 0,5.

dengan suhu 37 C dalam sungkup

Biakan bakteri diusapkan pada seluruh

anaerob. Setelah 48 jam, diameter


28

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

zona hambat yang terbentuk berupa

Tabel 1. Hasil uji statistik deskriptif

area jernih (clear zone) disekitar kertas


saring diukur dengan menggunakan
digital calipers (dalam satuan mm).
Pengukuran tersebut dilakukan
dari

batas

jernih

terakhir

yang

berdekatan dengan koloni di sebelah


kiri hingga batas kanan yang diukur
pada

jarak

daerah

terpanjang.Biasanya

jernih

diameter

zona

hambat yang timbul menunjukkan


adanya daya antibakteri pada masingmasing

konsentrasi

ekstrak

Nannochloropsis oculata.
Teknik analisa data yang dipakai
untuk membandingkan daya hambat

Gambar 1. Grafik rerata diameter zona


hambat (mm)

pemberian ekstrak Nannochloropsis


oculata dengan konsentrasi 10%, 20%,
40% dan 80% terhadap pertumbuhan
bakteri Enterococcus faecalis adalah
dengan uji one way analysis of varians
(ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji
LSD.13

Sebelum dilakukan uji hipotesis,


maka setiap kelompok kontrol dan
kelompok

diuji

normalitasnya dengan menggunakan


uji Shapiro Wilk (karena sampel
yang digunakan < 50).13
Hasil

uji

Shapiro

Wilk

menunjukkan bahwa data berdistribusi

HASIL
Tabel dibawah ini menunjukkan
rerata

perlakuan

zona

Nannochloropsis

hambat

ekstrak

oculata

sesudah

perlakuan pada kelompok kontrol.

normal dan hasil uji Levene didapatkan


nilai signifikansi 0,07, sehingga dapat
disimpulkan

bahwa

data

hasil

penelitian homogen (p> 0,05).


Data

penelitian

yang

berdistribusi normal dan variansnya


homogen kemudian dianalisis dengan

29

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

menggunakan uji parametrik yaitu one

PEMBAHASAN

way ANOVA untuk mengetahui adanya


perbedaan

antara

kontrol

dengan

kelompok

positif

perlakuan

Penyakit

pulpa dan jaringan

sekitar akar gigi secara langsung


maupun

tidak

langsung

ada

konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%

hubungannya dengan mikroorganisme.

dari ekstrak Nannochloropsis oculata

Bakteri yang paling banyak diisolasi

pada masing masing sampel .

dari saluran akar yang terinfeksi

Hasil
diperoleh

uji

one way ANOVA

dengan pulpa terbuka adalah obligat

signikansi

anaerob.2

nilai

sebesar

Sundqvist

0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan

sejumlah

adanya

perbedaan

Enterococcus

kontrol

positif

masing

kelompok

makna

antara

bakteri

menemukan

anaerob

faecalis

seperti

(E.faecalis),

Streptococcus anginosus, Bacteroides

yang

gracilis, dan Fusobacterium nucleatum

memiliki konsentrasi berbeda beda.

pada perawatan saluran akar yang

Berdasarkan

maka

gagal.3 Saat ini, bakteri Enterococcus

dilanjutkan dengan uji LSD. Dari hasil

faecalis berada pada peringkat ketiga

uji LSD diketahui bahwa ekstrak

bakteri pathogen nasokomial, serta

Nannochloropsis

resisten

pada

beberapa

antibiotik

seperti

aminoglikosida,

penisilin,

semua

dengan

masing

perlakuan

hal

tersebut

oculata

perlakuan

terhadap

menunjukkan

perbedaan yang bermakna (p< 0,05).

tetrasiklin,

Untuk menentukan perbedaan yang

vankomisin.

dominan ditentukan dengan rerata zona

mekanisme

hambat yang paling baik yaitu ekstrak

level pH cytoplasmic tetap optimal

Nannochloropsis

pada

menyebabkan bakteri tersebut juga

konsentrasi 80%. Dimana daya hambat

resisten terhadap antimikroba kalsium

dengan konsentrasi tertinggi memiliki

hidroksida.

zona hambat yang paling baik jika

mampu

dibandingkan dengan konsentrasi 10%,

sumber energi dan dapat bertahan

20% dan 40%, namun daya hambatnya

hidup

masih lebih rendah jika dibandingkan

termasuk pH alkali yang ekstrim, juga

dengan kontrol (+).

pada berbagai suhu.14

oculata

kloramphenikol,
Selain
yang

itu,

dan
adanya

mempertahankan

Enterococcus

faecalis

mengkatabolisme

berbagai

dalam

berbagai

lingkungan

30

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Perawatan saluran akar terdiri


dari

tiga

tahapan

yaitu

hasil penelitian tersebut menunjukkan

preparasi, sterilisasi dan pengisian.5Hal

bahwa ekspresi sel CD4 terbentuk

yang

perawatan

akibat adanya suatu pemaparan bahan

endodontik adalah aktivitas reduksi

antigen atau bahan Nannochloropsis

atau

yang

oculata, yang mampu membangkitkan

anatomi

respons imun secara seluler.9Melalui

ruang pulpa yang sangat rumit serta

senyawa ini berbagai jenis senyawa

jauhnya penetrasi bakteri ke dalam

metabolit

tubulus

tindakan

diantaranya Terpenoid, Alkaloid dan

preparasi saluran akar disertai irigasi

Flavonoid. Oxylipin ini salah satunya

tidak dapat membebaskan saluran akar

bersifat

dari

satunya

terpenting

eliminasi

menginfeksi.15

dari

bakteri

Mengingat

dentin,

bakteri,

penting

system imun ikan kerapu. Berdasarkan

maka

sehingga

diperlukan

sekunder

diproduksi

antibakteri,8salah

sebagai
mampu

menghambat

medikamen saluran akar atau sterilisasi

pertumbuhan

saluran akar.6

alginolitycus pada konsentrasi 20%,

Pada penelitian ini terlihat bahwa


ekstrak

Nannochloropsis

mampu

menghambat

oculata

pertumbuhan

25%,

30%,

berkemampuan
pada

bakteri

dan

Vibrio

35%

membunuh

konsentrasi

40%

dan
bakteri
koloni.9

bakteri Enterococcus faecalis pada

Penelitian Kafaie dkk, menunjukkan

semua kelompok perlakuan dengan

bahwa Nannochloropsis oculata tidak

konsentrasi 10%, 20%, 40% dan

memiliki efek toksisitas terhadap sel

80%.Telah diketahui pada penelitian

plasma dan jaringan pada tikus.10

sebelumnya, ekstrak Nannochloropsis

Senyawa

terpenoid

diduga

Oculata mengandung senyawa turunan

memilikiaktivitasantiradang,antikarsin

dari oksidasi lemak yang disebut

ogenik,antihypercholesterolemia,antih

oxylipin.Senyawa

ini

epatoprotective dan anti serangga oleh

mempunyai efek fisiologis pada ikan

adanya kandungan taraxerol, lupeol, -

kerapu yang dapat ditunjukkan pada

amyrin, -amyrin dan germanicol.16

oxylipin

sel CD4.Hasil ekspresi sel CD4 yang


telah

dipapar

Vibrio

alginolyticus

Senyawa
mekanisme

alkaloid
kerja

memiliki

penghambatan

secara in vivo menunjukkan adanya

dengan cara mengganggu komponen

reaksi silang antara antigen dengan

penyusun

peptidoglican

pada

sel
31

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

bakteri, sehingga lapisan dinding sel

lipid dan berpotensi menginaktifkan

tidak

oksigen triplet.19

terbentuk

secara

utuh

dan

menyebabkan kematian sel tersebut.


Didalam

senyawa

alkaloid

juga

Peneliti
sebagai

menggunakan

ChKM

positif.20,21ChKM

kontrol

terdapat gugus basa yang mengandung

termasuk dalam derivat senyawa fenol,

reaksi nitrogen yang akan bereaksi

yang

dengan

senyawa fenol dalam menghambat sel

senyawa

asam

amino

dimana

mekanisme

menyusun dinding sel bakteri dan

bakteri,

DNA

mendenaturasi

protein

sel

mengakibatkan terjadinya perubahan

menghambat

fungsi

selaput

struktur dan susunan asam amino,

(transpor zat dari sel satu ke sel yang

sehingga

menimbulkan

lain) dan menghambat sintesis asam

perubahan keseimbangan genetik pada

nukleat sehingga pertumbuhan bakteri

rantai DNA sehingga akan mengalami

dapat

kerusakan

mekanisme

bakteri.

Reaksi

akan

yang

akan

ini

mendorong

yaitu

kerja

terhambat.
kerja

dengan

cara
bakteri,

Salah
ChKM

sel

satu
dalam

terjadinya lisis sel bakteri yang akan

menghambat bakteri sama dengan

menyebabkan

mekanisme

kematian

sel

pada

bakteri.17

kerja

flavonoid

yang

merupakan kandungan didalam ekstrak

Flavonoid adalah struktur phenol

Nannochloropsis oculata.

yang memiliki satu kelompok carbonyl

Diameter zona hambat diukur

dengan ekstrasel dan larut protein,

dan diuji statistik menggunakan one

dengan

way

ikatan

tersebut

dapat

ANOVATest

menghambat sintesis protein dari sel

kesalahan

bakteri.

untuk

Hal

memberikan
Senyawa

tersebut
aktivitas

golongan

lah

yang

antibakteri.18

flavonoid

sebesar

dengan

tingkat

5%.

Kemudian

membandingkan

hubungan

antara zona hambat pada konsentrasi

dan

satu dengan yang lain digunakan Post

turunan flavonol lain yang diperoleh

Hoch Test berupa uji Least significant

dapat berperan sebagai antioksidan,

Difference (LSD) atau uji beda nyata

aktifitas

dan

terkecil.13 Dari analisa statistik tersebut

sebagai antihistamin alami. Flavonoid

terlihat adanya perbedaan bermakna

dapat menghambat peroksidasi dari

antara

menghambat

jamur

kelompok

kontrol

positif

(ChKM), kelompok kontrol negatif


32

Vol 8 No. 1 Februari 2014

(DMSO

1%),

ISSN : 1907-5987

dengan

kelompok

80%.Konsentrasi yang paling efektif

perlakuan (ekstrak Nannochloropsis

dalam

occulata).

bakteri Enterococcus faecalis adalah

Dari hasil penelitian, terlihat


bahwa makin besar konsentrasi ekstrak

80%,

menghambat

namun

pertumbuhan

masih

lebih

kecil

hambatannya dibandingkan ChKM.

Nannochloropsis oculata maka makin


besar pula diameter zona hambatnya.
Rata

rata

zona

hambat

UCAPAN TERIMA KASIH

pada

Ucapan terima kasih ditujukan

konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20%

kepada

Fakultas

Kedokteran

(6,5880 mm), 40% (8,0020 mm) dan

Universitas Hang Tuah dan Balai

80% (9,5160 mm). Berdasarkan data

Budidaya Air Payau Situbondo atas

tersebut, diketahui bahwa rata rata

kesempatan

zona hambat pada konsentrasi 80%

diberikan untuk pelaksanaan penelitian

hampir mendekati rata rata zona

ini.

dan

fasilitas

Gigi

yang

hambat pada kontrol positif ChKM


yaitu sebesar 10,9940 mm, sehingga

DAFTAR PUSTAKA

ekstrakNannochloropsis oculata dapat

1.

dikembangkan

sebagai

Samaranayake

LP.

2006.

Essential

microbiology for dentistry. Edinburgh:

material

Churcil Livingstone. p. 270-267.

kedokteran gigi dalam hal ini sebagai

2.

Squiera JF, IN Rocas. 2008. Endodontic

obat sterilisasi saluran akar yang

microbiology in : endodontic principles and

berasal dari alam (sumber daya laut)

practice 4th ed. Michigan: Saunders. p 46-38

karena memiliki daya hambat terhadap


pertumbuhan

3.

activity of a new endodontic sealer against

bakteri

Enterococcus faecalis. J Can Dent Assoc.

Enterococcusfaecalis yang merupakan


bakteri yang sulit dieliminasi dari

72(7): 637.
4.

dalam saluran akar.

M,

Suchitra.

Enterococcus

faecalis:

an

2002.

endodontic

Ford, T.R.P. 2004. Endodontics in clinical


practice, 5th ed. Ediburg London New York

SIMPULAN

Oxford Philadelphia St Louis Sydney

Ekstrak Nannochloropsis oculata


menghambat

Kundabala

pathogen. J Endod. p. 11-3 .


5.

mampu

Bodrumlu E, Semiz M. 2006. Antibacterial

pertumbuhan

bakteri Enterococcus faecalis pada

Toronto. p. 7-1.
6.

Walton RE, Torabinejad M. 2008. Prinsip


dan praktek ilmu endodonsi. Alih bahasa:

konsentrasi 10%, 20%, 40% dan


33

Vol 8 No. 1 Februari 2014

7.

ISSN : 1907-5987

Narlan S, Winiati S, Bambang N. ed ke-3.

actions : Short Review. Indian Journal

Jakarta: EGC. h 278-41.

Physiol Pharmacol, 49(2): 125 31 .

Putra SE. 2007. Alga laut sebagai biotarget


industri.

Available

http://www.energi.lipi.go.id

8.

from

Enterococcus faecalis in necrotic teeth

Accesed

rooth canals by culture and polymerase

April, 2012.

chain reaction methods. European Journal

Chasanah E. 2007. Bioaktif dari biota laut

of Dentistry, 23(1): 145-52.

untuk

9.

15. Cogulu D, Atac Uzel. 2007. Detection of

mendukung

industri

16. Bayu Asep. 2009. Hutan mangrove sebagai

bioteknologi.Availablefromhttp://elip.pdii.li

salah satu sumber produk alam laut. Jakarta

pi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/by

Id/267190 . Accesed April, 2012.

Oseana, 34(2): 23-15.

Pusat

Penelitian

Oseanografi-LIPI.

Yanuhar U, Asus M, Bambang I, Rahmi N.

17. Rinawati ND. 2011. Daya antibakteri

2011. Eksplorasi dan pengembangan bahan

tumbuhan majapahit (Crescentia cujete I)

aktif

terhadap bakteri Vibrio alginolyticus. Tugas

mikroalga

oculata)

laut

sebagai

(Nannochloropsis

antibakteri

Vibrio

Akhir, Surabaya: Jurusan Biologi, Fakultas

alginolyticus dan respons imun secara in

Matematika

vivo pada ikan kerapu. Humback grouper.

Institut Teknologi Sepuluh November.h. 9.

Berk. Penel Hayati Edisi Khusus: 6C (1-5).

Ilmu

Pengetahuan

Alam,

18. Ravikumar S. et al., 2011. Antibacterial

10. Kafaie S, SP Loh dan N Mohtarrudin. 2011.

activity of chosen mangrove plants against

Acute and subacute toxilogical assessment

bacterial

of Nannochloropsis oculata in rats. Africal

Applied Science Journal, 14(8):1202-1198.

Journal

of

Agricultural

Research,

specified

pathogens.

World

19. Bandaranayake WM. 2002. Bioactivities,

7(7):1225-1220.

bioactive

11. Sudibyo. 2009. Statistik penelitian aplikasi

compounds

constituens

of

and

chemical

mangrove

plants.

penelitian di bidang kesehatan. Universitas

Netherlands: Kluwer Academic Publisher.

Negeri Surabaya: Surabaya. University

Wetlands Ecology and Managements.p.

Press.h. 96.

452-421.

12. Patel JD, Anshu Kumar S, Vipin Kumar.

20. Bachtiar SY, Wahju Tjahjaningsih dan

2009. Evaluation of some medicinal plants

Nanik Sianita. 2012. Pengaruh ekstrak alga

used

cokelat

in

preparations

traditional
for

wound

healing

antibacterial

property

(Sargassum

pertumbuhan

sp.)

bakteri

terhadap
Escherichia

against some pathogenic bacteria. Journal

coli.Journal of Marine and Coastal Science,

of

1(1): 60-53.

Clinical

Immunology

and

Immunopathology Research, 1(1): 012-007.

21. Osswald

13. Dahlan S. 2011. Statistik untuk kedokteran

2005.

The

problem

of

endodontitis and managing it through


conservative dentistry.p. 134 14.

dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.h.


87.

R.

14. Prakash P, Gupta N. 2005. Therapeutic uses


of Ocimum sanctum Linn (Tulsi) with a
note on eugenol and its pharmacological

34

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

KhasiatEkstrakSargassumsp.
TerhadapKepadatanKolagen
pada ProsesPenyembuhan
Ulkus Traumatikus
(Effectivity Extract of Sargassum Sp. TowardsDensity
of Collagen in Traumatic UlcusHealing)
Asa Karina, Syamsulina Revianti*, Isidora Karsini S.**
*Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT
Background: Oral traumatic ulcus is the most common oral soft tissue lession in people and
cause pain, difficulty in speaking, eating and swallowing. Sargassum sp. is a marine natural
resources that can be used as an alternative therapy that contains saponins, flavonoids, vit. K,
vit.C, Fe, Mg, Zn useful in wound healing. Objectives: To prove the effectivity of the extract
Sargassum sp. towards density of collagen in oral traumatic ulcus healing. Materials and
Methods: This research used the post test only control group design. Twenty five male Wistar
rats divided into 5 groups which consist of 5 rats in each group. Traumatic ulcus were
performed in all of the labial mucosa. K1 group was treated with aquadest as a control
group, K2 group was treated with hyaluronic acid 0,2% as a control positive, K3 group was
treated with extract of Sargassum sp. 25%, K4 group was treated with extract of Sargassum
50%, and K5 was treated with extract of Sargassum sp. 75%. The extract Sargassum sp. were
applied topically once a day to experiment groups until seventh day. At the eighth day, rat
were sacrificed at labial mucosa being biopsied and preparated for histopatological
examination with Massons Trichrom staining to analized the collagen density. Results: This
data were analized with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney U test. There are significant
differences in the density of collagen in K1 (x = 1.00) and K2 (x = 2.00), K1 and K4 (x =
1.80), K5 (x = 3.00) and K1, K2 and K5, K3 (x = 1.40) and K5, K4 and K5. Conclusions:
ExtractSargassum sp. 25% is not effective towards collagen density in traumatic ulcus
healing. Sargassum sp. 50% and 75% were effective towards collagen density in traumatic
ulcus healing, especially Sargassum sp. 75% is the most effective. There are significant
differences between Sargassum sp. 75% and hyaluronic acid 0,2% towards collagen density
on traumatic ulcus healing. Sargassum sp. 75% can increase collagen density more than
hyaluronic acid 0,2%.
Key words: Sargassum sp., collagen, masson's trichrom, traumatic ulcus.
Correspondence: Syamsulina Revianti, Department of Oral Biology,Faculty of Dentistry,
Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315946261, 031-5945894, email: syamsulinarevianti16@gmail.com

35

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Latar Belakang:Ulkus sering dijumpai pada masyarakat dan menyebabkan rasa nyeri,
kesulitan berbicara, makan maupun menelan. Sargassum sp. adalahsumber daya alam laut
yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternatif yang mengandung saponin, flavonoid,
vit.K, vit. C, Fe, Mg, Zn berguna dalam penyembuhan luka.Tujuan: Mengetahui efektivitas
ekstrak Sargassum sp. kepadatan kolagen dalam penyembuhan ulkus traumatikus. Bahan dan
Metode: Tikus Wistar berumur 6 bulan, jenis kelamin jantan dan berat badan 200-300 gram.
Tikus Wistar dibagi menjadi 5 kelompok.Tikus Wistar diaklimatisasi selama 1 minggu. Pada
hari ke-8 tikus Wistar diberi traumatikus ulkus mukosa labial menggunakanamalgam stopper
yang telah dipanaskan. Pada hari ke-9, tikus Wistar diberi perlakuan (aquades, asam
hialuronat, Sargassum sp. 25%,50%, dan75% selama 7 hari). Pada hari ke-16 tikus
dikorbankan dan biopsi insisi di bibir bawah. Membuat preparat dengan pengecatan
Massons Trichrom untuk melihat kolagen.Hasil: Terdapat perbedaan kepadatan kolagen
secara signifikan di K1 (x=1,00) dan K2 (x=2,00), K1 dan K4 (x=1,80), K5 (x=3,00) dan K1,
K2 dan K5, K3 (x=1,40) dan K5, dan K4 dan K5. Kesimpulan: Sargassum sp. 25% adalah
tidak berkhasiat, Sargassum sp. 50% dan 75% berkhasiat terhadap kepadatan kolagen pada
penyembuhan ulkus traumatik.Konsentrasi yang paling efektif adalah Sargassum sp 75%.
Adaperbedaan nyata antaraSargassum sp. 75% dan asam hialuronat terhadap kepadatan
kolagen pada traumatikus penyembuhan ulkus.
Kata kunci: Sargassum sp., kolagen, massons trichrom, traumatic ulcer.
Correspondence: Syamsulina Revianti, Bagian Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315946261, 031-5945894, email: syamsulinarevianti16@gmail.com

Pada prinsipnya perawatan ulkus

PENDAHULUAN
Ulkus merupakan suatu bentuk
lesi dimana epitelium hilang, berbatas
jelas

dan

membentuk

cekungan.1

traumatikus seharusnya mengeliminasi


nyeri

dan

pasien,

ketidaknyamanan
memperpendek

pada
waktu

Ulkus yang paling sering dijumpai

perawatan,

pada

ulkus

penyembuhan, dan mereduksi ukuran

traumatikus dan Stomatitis Aftosa

lesi.4 Obat yang sering digunakan

Rekuren (SAR).2 Ulkus traumatikus

untuk terapi SARadalah obat analgesik

merupakan lesi rongga mulut yang

untuk mengurangi rasa sakit, agent

umum dan dapat disebabkan oleh

antiseptik untuk mengurangi infeksi

trauma, iritasi basis akrilik, sikat gigi

sekunder,

yang terlalu kuat, iritasi karena gigi

menghilangkan berbagai gejala yang

yang patah, dan kesalahan penggunaan

timbul

alat kedokteran gigi.3

kemudian steroid topikal sebagai anti

masyarakat

adalah

mempercepat

antibodi

akibat

inflamasi.5

topikal

infeksi

Aplikasi

waktu

untuk

sekunder,

kortikosteroid

36

Vol 8 No. 1 Februari 2014

secara

topikal

ISSN : 1907-5987

dapat

membantu

mengurangi

rasa

nyeri.

penggunaan

kortikosteroid

Namun

glikosaminoglikan (GAG) utama yang


dikeluarkan

selama

perbaikan

dalam

jaringan.Asam hialuronat diproduksi

rencana perawatan ulkus traumatikus

oleh fibroblas selama proliferasi pada

masih kontroversial karena beberapa

penyembuhan

dokter

menggunakan

migrasi dan mitosis dari fibroblas dan

kortikosteroid mengalami kegagalan

sel epitel.Kolagen merupakan protein

dalam pengobatannya, namun ada pula

paling melimpah dalam tubuh yang

yang

menggunakan

sangat

terapi

penyembuhan

yang

berhasil

kortikosteroid
traumatikus

untuk
6

merangsang

dibutuhkan
luka.

pada

proses

Hidroksiprolin

satu

merupakan penguat kestabilan dari

pengobatan yang digunakan sekarang

kolagen disebabkan ikatan hidrogen

di pasaran adalah asam hialuronat

intramolekul

0,2%.7

jembatan

Proses

kronis. Salah

ulkus

luka

penyembuhan

luka

merupakan suatu proses kompleks dan

dan

remodeling

jaringan

membentuk

air.Hidroksilasiprolinmemerlukan
asamaskorbat(vitaminC).10

terkait satu sama lain, dari perbaikan


jaringan

yang

Salah satu kekayaan hayati laut


Indonesia

adalah

rumput

sebagai respons atas terjadinya jejas.8

laut.11Sargassum sp. adalah alga laut

Pada

yang merupakan salah satu sumber

proses

membutuhkan

regenerasi
aktif

jaringan

makronutrien

daya

alam

laut

yang

dapat

(karbohidrat, lemak, dan protein) dan

dimanfaatkan sebagai terapi alternatif.

mikronutrien (mineral dan vitamin).

Penelitian

Asam

Sargassumsp.,

Hialuronat

komponen

(AH)

terbesar

adalah

ini

menggunakan
karena

alga

Sargassum

matriks

sp.mudah

diperoleh

ekstraseluler yang bersifat menarik air

Indonesia,

dan

dan banyak ditemukan pada jaringan

utamanya sebagai sumber alginat dan

di

kandungan

perairan
kimia

tumbuh atau rusak. Asam hialuronat

mengandung protein, vitamin C, tanin,

merupakan bagian penting dari matriks

iodium, fenol, dan anti bakteri.12 Pada

ekstraseluler dan merupakan bagian

penelitian terdahulu digunakan ekstrak

penting dari matriks ekstraseluer dan

-Glukan yang diambil dari Sargassum

merupakan

sp. dengan 2 konsentrasi yaitu, 50%,

salah

satu

37

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

dan 75%. Terdapat perbedaan antara

test only control group design untuk

kepadatan

pada

pengamat yang ditujukan pada 5 (lima)

pengaplikasian gel -glukan 50 % hari

kelompok yang masing- masing dipilih

ke-7 terlihat kepadatan kolagen yang

secara random.

memenuhi kriteria padat, dibandingkan

Alat

kolagen

yang

digunakan

pada

dengan kelompok asam hialuronat

penelitian ini adalah kandang hewan

yang bervariasi antara renggang hingga

coba,

padat. Tidak terdapat perbedaan yang

anatomi,

nyata antara pengaplikasian gel -

tempat gel Sargasum sp., spiritus

glukan 75% dibandingkan dengan

burner,

cotton buds,

asam hialuronat. Dosis efektif dalam

scalpel,

handscone,

pengaplikasian topikal gel -glukan

(merah, hitam, dan biru), tabung

pada ulkus traumatikus adalah dengan

erlenmeyer

konsentrasi 50%. Kolagen pertama kali

ekstrak Sargassum sp., blender, freeze

terdeteksi pada hari ke-3 setelah luka,

dryer, micro pipet, tabung untuk

meningkat terus sampai minggu ke-3,

spesimen mukosa labial tikus Wistar.

mencapai puncaknya pada hari ke-7


dan fase maturasi berlangsung mulai
ke-7.13

hari

penelitian

stopper,

pinset

pinset

chirurgis,

tabung

untuk

handle dan
spidol

tempat

warna

whole

Bahan yang digunakan pada


penelitian

ini

adalah

alga

coklat

ini

(Sargassum sp.) yang diperoleh dari

khasiat

Sumenep, Madura, aquadest, HPMC

terhadap

(Hidroksi Propil Metil Sellulosa) (Pro

kepadatan kolagen pada penyembuhan

Analisis), asam hialuronat 0,2%, dietyl

ulkus traumatikus.

eter, pakan tikus, dan alkohol 70%

bertujuan

Pada

amalgam

mengetahui

ekstrakSargassum

sp.

untuk sterilisasi alat, larutan formalin


buffer (larutan formalin 10% dalam

BAHAN DAN METODE


Penelitian

ini

merupakan

phospat buffer saline pada pH 7,0),

penelitian trueeksperimental karena

bahan- bahan untuk membuat sediaan

dalam

histopatologis

penelitian,

peneliti

dapat

beserta

bahan

mengontrol kemungkinan munculnya

pewarnaan Massons trichrom, dan

semua

mikroskop.

variabel

mempengaruhi

luar
proses

yang

dapat

dan

hasil

penelitian.14Rancangan penelitian post

Waktu

penelitian mulai

dari

bulan April 2012 Januari 2013.


38

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Tempat penelitian pada penelitian ini

(kelompok yang diberi perlakuan ulkus

adalah

Coba

traumatikus, diberi pakan standart dan

Laboratorium Ilmu Biokimia Fakultas

aquadest secara per oral dan diberi

Kedokteran Universitas Hang Tuah

ekstrak

Surabaya,

konsentrasi 50%), dan K5 (kelompok

di

Unit

Hewan

Laboratorium

Sintesis

Sargassum

yang

Airlangga, dan Laboratorium Patologi

traumatikus, diberi pakan standart dan

Anatomi Gedung Diagnostic Center

aquadest secara per oral dan diberi

(GDC) Rumah Sakit Dr. Soetomo

ekstrak

Surabaya.

konsentrasi 75%).Tikus diaklimatisasi


selama

perlakuan

dengan

Kimia Fakultas Farmasi Universitas

Gel Sargassum sp. hasil ekstraksi

diberi

sp.

Sargassum

sp.

hari.Pada

hari

ulkus

dengan

ke-8,

alga coklat dilihat dengan campuran

dilakukan pembuatan traumatik ulkus

bahan HPMC (pro analisis) sehingga

pada

didapatkan konsentrasi 25%, 50%, dan

bawah tikus Wistardibawah anastesi

75%.15

umum

Selanjutnya mempersiapkan

daerahsentral

mukosa

(berdasarkan

labial

persetujuan

tikus Wistar sesuai dengan kriteria

Komisi Etik Fakultas Kedokteran Gigi

sampel sebanyak 25 ekor tikus. Tikus

Universitas Hang Tuah).Pada hari ke-

dibagi menjadi 5 kelompok yang

9, dilakukan pengamatan apakah sudah

masing- masing kelompok berisi 5

terbentuk ulkus atau tidak.Apabila

tikus yaitu K1 (kelompok yang diberi

ulkus telah terbentuk, tikus diberikan

perlakuan ulkus traumatikus dan hanya

perlakuan sehari sekali selama 7

diberi pakan standart dan aquadest

hari.Pada hari ke-16 tikus dikorbankan

secara per oral), K2 (kelompok yang

dengan biopsi eksisi pada bibir bawah

diberi perlakuan ulkus traumatikus,

(diameter 1 cm).Selanjutnya dibuatkan

diberi pakan standart dan aquadest

preparat dan dilakukan pengecatan

secara per oral dan diberi obat yang

Massons Trichrom untuk melihat

mengandung asam hialuronat 0,2%),

kepadatan kolagen.

K3 (kelompok yang diberi perlakuan


ulkus

traumatikus,

diberi

pakan

HASIL PENELITIAN

standart dan aquadest secara per oral

Penelitian ini bertujuan untuk

dan diberi ekstrak Sargassum sp.

mengetahui khasiat ekstrakSargassum

dengan

sp. terhadap kepadatan kolagen pada

konsentrasi

25%),

K4

39

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

penyembuhan ulkus traumatikus. Data


hasil pemeriksaan kepadatan kolagen
merupakan data dengan skala ordinal
sehingga

dilakukan

nonparametrik

uji

hipotesis

Kruskal-Wallis

dilanjutkan dengan uji beda MannWhitney

U.

Batas

derajat

kemaknaanapabila p < 0,05 dengan


interval kepercayaan 95%. Analisis
data

dilakukan

dengan

program

komputer SPSS 19
Uji deskripstif merupakan jenis
analisis deskriptif yang menampilkan
tabulasi silang yang menunjukkan
suatu distribusi bersama dan pengujian
hubungan antara 2 variabel atau lebih.
Analisis deskriptif ini digunakan untuk
uji ketergantungan antara masingmasing kelompok dengan kepadatan
kolagen

Tabel 1. Tabel deskriptif kepadatan kolagen

Gambar 1. Grafik kepadatan kolagen

Tabel

diatas

menunjukkan

distribusi kepadatan kolagen pada


setiap subyek dalam masing- masing
kelompok perlakuan.Pada kelompok
K1 terdapat 5 subyek dengan kriteria
kolagen renggang.Pada kelompok K2
terdapat 1 subyek dengan kriteria
kolagen renggang, 3 subyek dengan
kriteria kolagen sedang dan 1 subyek
dengan kriteria kolagen padat.Pada
kelompok K3 terdapat

3 subyek

dengan kriteria kolagen renggang dan


2 subyek dengan kriteria kolagen
sedang.Pada kelompok K4 terdapat 1
subyek

dengan

kriteria

kolagen

renggang, 4 subyek dengan kriteria


kolagen sedang.Pada kelompok K5
terdapat 5 subyek dengan kriteria
kolagen padat.

40

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Tabel 2. Hasil analisis kepadatan kolagen

kelompok,

kemudian

dilanjutkan

dengan uji Mann-Whitney U.

Tabel 3. Hasil analisis Kruskal-Wallis


disertai dengan nilai rerata dan simpangan
baku

Uji Mann-Whitney U digunakan


untuk

mengetahui

apakah

ada

perbedaan yang signifikan antara dua


kelompok dengan derajat kemaknaan
p<0,05.

Tabel 4. Hasil uji beda dengan MannWhitney U

Gambar 1. Kepadatan kolagen a. Kelompok


1, b. Kelompok 2, c. Kelompok 3, d.
Kelompok 4, dan e. Kelompok 5.

Selanjutnya

dilanjutkan

tes

nonparametrik dengan menggunakan


uji

Kruskal-Wallis

dengan

Berdasarkan data hasil penelitian

derajat

kemaknaan p=0,05. Berdasarkan hasil

diatas

didapatkan

data

kepadatan

uji Kruskal-Wallis diperoleh p=0,002

kolagen dengan uji nonparametrik

(p<0,05) yang menunjukkan adanya

yaitu uji Kruskal-Wallis dengan nilai

perbedaan yang signifikan pada semua

signifikan p=0,002 (p<0,05). Hasil dari

41

Vol 8 No. 1 Februari 2014

uji

ISSN : 1907-5987

Kruskal-Wallis

menunjukkan

hewan

coba

karena

memiliki

adanya perbedaan yang signifikan,

metabolisme tubuh yang hampir sama

kemudian

dengan

dilanjutkan

dengan

uji

manusia.

Dengan

bedaMann-Whitney U untuk melihat

menggunakan tikus, hasilnya dapat

signifikansi

digeneralisasikan pada manusia.16

data

kelompok.

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U

Kolagen pertama kali terdeteksi

didapatkan bahwa terdapat perbedaan

pada hari ke-3 setelah luka. Meningkat

yang

kepadatan

terus sampai minggu ke-3. Kolagen

kolagen pada K1 dibandingkan dengan

mencapai puncaknya pada hari ke-7

K2

dan fase maturasi berlangsung mulai

signifikan

(p=0,017),

dengan

K4

antara

K1

dibandingkan

(p=0,014),

K1

hari ke-7, maka pada penelitian ini

dibandingkan dengan K5 (p=0,003),

dilakukan

K2 dibandingkan dengan K5 (p-0,017),

kolagen pada hari ke-7.13

K3

dibandingkan

kepadatan

K5

Penelitian ini menggunakan alga

dibandingkan

coklat Sargassum sp. dalam keadaan

dengan K5 (p=0,004). Kolagen pada

segar yang diperoleh dari perairan

K2 lebih padat secara signifikan

Sumenep,

dibanding K1.Kolagen pada K4 lebih

sertifikat dari Fakultas Sains dan

padat secara signifikan dibandingkan

Teknologi,

K1. Kolagen pada K5 lebih padat

Alga coklat merupakan biota laut yang

secara

kaya akan kandungan senyawa organik

(p=0,005),

dan

dengan

perhitungan

K4

signifikan

dibandingkan

K1,K2,K3,dan K4.

dan

Madura

dan

mendapat

Universitas

anorganik

Airlangga.

yang

dapat

dimanfaatkan dalam beberapa aspek,


akan tetapi masih banyak yang belum

PEMBAHASAN
Sampel yang digunakan dalam

bisa memanfaatkan Sargassum ini

penelitian ini sebanyak 25 ekor tikus

khususnya dibidang kedokteran gigi.

Wistar

Peran

jantan

dengan

dasar

Sargassum

sp.

ulkus

terhadap

pertimbangan sifat jenis kelamin jantan

penyembuhan

yang lebih mudah dikontrol dalam

adalah mengurangi inflamasi, berperan

proses penyembuhan karena tidak

dalam

terpengaruh oleh faktor hormonal pada

meningkatkan migrasi neutrofil dan

saat menstruasi. Tikus Wistar sebagai

transformasi limfosit, meningkatkan

pembekuan

traumatikus

darah,

42

Vol 8 No. 1 Februari 2014

proliferasi

fibroblas,

ISSN : 1907-5987

dan

memacu

pembentukan kolagen.16,17

75%. Hal ini bisa disebabkan karena


kandungan

Hasil pada penelitian ini adalah

antioksidan

pada

Sargassum sp. yang berperan adalah

terdapat perbedaan yang signifikan

flavonoid

antara kepadatan kolagen pada tikus

meningkatkan proliferasi sel fibroblas

yang diberi aquadest dibandingkan

untuk pembentukan kolagen dan dapat

dengan

mengurangi

tikus

yang

diberi

asam

yang

berperan

dalam

inflamasi.Selain

hialuronat 0,2%. Kolagen pada tikus

antioksidan ada juga protein yang

yang diberi asam hialuronat 0,2% lebih

sangat penting dalam pemeliharaan

padat secara signifikan dibanding tikus

dan perbaikan jaringan tubuh. Apabila

yang diberi aquadest. Hal ini bisa

jumlah persediaan protein dalam tubuh

disebabkan karena asam hialuronat

rendah

menginbisi

fibroblas,

turunnya

fibroblas yang terekspos dengan AH

sehingga

secara

penyembuhan luka. Sedangkan apabila

proliferasi

signifikan

meningkatkan

akan

dapat

proses

menyebabkan

sintesis

kolagen

memperlambat

proses

sintesis protein non kolagen serta

jumlah

sintesis

memadai maka proses penyembuhan

kolagen

hialuronat

absolut.Asam

menstimulasi

sintesis

kolagen lebih banyak daripada sintesis

persediaan

protein

cukup

luka akan dapat berlangsung secara


cepat atau optimal.16

protein non kolagen. Asam hialuronat

Saponin juga berperan penting

berperan penting dalam mempengaruhi

dalam penyembuhan luka. Senyawa ini

kecepatan migrasi sel pada proses

mempunyai struktur yang hampir mirip

penutupan

dengan senyawa aktif dalam ginseng,

angiogenesis,

luka,

inflamasi,

reepitelisasi

dan

proliferasi sel.11

ganoderma,
terkenal

dan

tumbuhan

lainnya.Dari

herbal

beberapa

Pada tikus yang diberi ekstrak

penelitian diketahui bahwa senyawa ini

Sargassum sp. dengan konsentrasi

bisa berfungsi sebagai antikanker dan

25%, 50% dan 75%, konsentrasi yang

anti inflamasi. Saponin merupakan

paling

senyawa

efektif

terhadap

kepadatan

yang

penting

dalam

kolagen pada proses penyembuhan

penyembuhan luka. Saponin dapat

ulkus

memacu pembentukan kolagen, yaitu

traumatikus

adalah

ekstrak

Sargassum sp. dengan konsentrasi


43

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

protein struktur yang berperan dalam

banyak mengandung nutrisi yang dapat

proses penyembuhan luka.17

mempercepat

penyembuhan

ulkus

Beberapa vitamin dan mineral

traumatikus dan nutrisi terbanyak ada

dalam Sargassum sp. juga berperan

pada ekstrak Sargassum sp. dengan

dalam penyembuhan luka.Vitamin C

konsentrasi 75%.

berperan

meningkatkan

migrasi

Terdapat

perbedaan

yang

neutrofil dan transformasi limfosit,

signifikan antara kepadatan kolagen

penting untuk sintesis kolagen, dan

pada tikus yang diberi asam hialuronat

untuk

menjaga

daya

tahan

0,2% dibandingkan dengan tikus yang

berperan

untuk

diberi ekstrak Sargassum sp. dengan

meningkatkan fase inflamasi awal,

konsentrasi 75%. Kolagen pada tikus

membantu

epitel.

yang diberi ekstrak Sargassum sp. 75%

Vitamin K berperan dalam proses

lebih padat secara signifikan dibanding

pembekuan

tikus yang diberi asam hialuronat

tubuh.Vitamin

diferensiasi

darah

sel

dan

penutupan

luka.17

0,2%. Hal ini bisa disebabkan karena

MineralCa

berperan

mengendalikan

dalam

ekstrak

Sargassum

sp.

dengan

pembekuan

konsentrasi 75% yang didalamnya

darah.mineral Fe dan Mg berpengaruh

banyak mengandung nutrisi yang dapat

pada proses pertumbuhan sel dan

meningkatkan

kepadatan

pemeliharaan

dalam

penyembuhan

sebagai

jaringan,

kofaktor

berfungsi

untuk

sintesis

proses

kolagen
ulkus

traumatikus.

kolagen, mineral Zn juga berperan


dalam penyembuhan luka, selain itu
juga mampu meningkatkan imunitas.

SIMPULAN
Ekstrak Sargassum sp. dengan

Kandungan abu pada rumput laut lebih

konsentrasi

tinggi dibandingkan dengan sayuran

terhadap

seperti

penyembuhan

bayam

dan

sayuran

25%

tidak

kepadatan

berkhasiat

kolagen

pada
ulkus

lainnya.Bagian batang dan daun pada

traumatikus.Ekstrak

rumput laut mempunyai kandungan

dengan konsentrasi 50% berkhasiat

abu yang tinggi sehingga diperoleh

terhadap

kandungan

penyembuhan

pula.Pada

mineral
ekstrak

yang

tinggi

Sargassum

sp.

Ekstrak

Sargassum

kepadatan
ulkus

Sargassum

kolagen

sp.

pada

traumatikus.
sp.

dengan
44

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987
www.thejedp.com. Accessed at 22 Juni,

konsentrasi 75% berkhasiat terhadap

2012.

kepadatan kolagen pada penyembuhan


3.

ulkus traumatikus. Konsentrasi ekstrak

Cunningham SJ and Quinn FB. 2002.


Ulcerative Lesions of The Oral Cavity.

Sargassum sp. yang paling efektif

Available

dalam

www.utmb.edu/otoref/grnds/Ulcer-oral-

meningkatkan

kedapatan

021016/Ulcer-oral-021016-slidesB.pdf

kolagen pada proses penyembuhan


ulkus traumatikus adalah konsentrasi

from

Accessed at 10 Juni, 2012.


4.

Katsambas

AD

and

Lotti

TL.

2003.

75%. Ada perbedaan yang signifikan

European Handbook of Dermatological

antara aplikasi topikal gel ekstrak

Treatment., 2nd ed., Philadelphia: Elsevier

Sargassum sp. dengan konsentrasi

5.

Oral

75% dan asam hialuronat terhadap


peningkatan kepadatan kolagen pada

Field A and LongmanL. 2003. Tyldesleys


Medicine.,

Liverpool:

Oxford

University Press.
6.

Neville BD, Damm DD, Bouquot JE. 2002.


Oral & Maxillofacial Pathology., 2nd ed.,

penyembuhan ulkus traumatikus.

Philadelphia : W.B. Sauders.p. 258-255


7.

UCAPAN TERIMA KASIH

Maxillo Infection. 4th Ed. Philadelphia: WB

Pada kesempatan ini ucapan


terima

kasih

Laboratorium

disampaikan
Biokimia

Topazian RG, Goldberg MH.2002. Oral and

kepada

Saunders co. p. 25.


8.

Fakultas

Ibelgaufts

H.

2002.

Wound

Cytokines

&

Cells

Online

Encyclopedia.

Healing.,
Pathfinder
Available

Kedokteran Universitas Hang Tuah

frommwww.coper.cfi.htm. Accessed at 10

dan Laboratorium Patologi Anatomi

Juni, 2012.

Gedung Diagnostic Center (GDC)

9.

Schultz GS, Ladwig G, Wysocki A. 2005.


Extracelluler Matrix: Review of Its Roles on

Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya

Acute and Chronic Wounds. Available from

yang telah memberikan kesempatan

www.worldwidewounds.com/2005/august/S

melakukan penelitian ini.

chultz/Extrace-Matric-Acute-ChronicWounds.html. Accessed at 20 Juni 2012.


10. MacKay DND and Miller ALND. 2003.

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

Nutritional Support for Wound Healing

Greenberg MS. 2003. Ulserative, Vesicular,

Alternative Medicine Review. Available

and Bulous Lesions in Burkets Oral

from

Medicine Diagnosis and Treatment., 10th

www.pilonidal.org/books/betaglucan.pdf.

Ed., New York: BC Decker Inc. p. 65-63.

Accessed at 15 Juli, 2012.

Terry

TSI

and

McDowell

J.

2002.

11. Zailani K dan Purnomo H. 2011. Studi

Differential Diagnosis: Is it Herpes or

Kandungan dan Identifikasi Fukosantin dari

Aphtous., Vil 3 no. 1. Available from

Tiga Jenis Rumput Laut Cokelat (Sargassum

45

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

cinereum, Sargassum echinocarpum dan

15. Putri KH.2011. Pemanfaatan rumput Laut

Sargassum filipendula) dari Padike Talongo

Coklat (Sargassum sp) sebagai Serbuk

Sumenep

Minuman

Madura.

Skripsi,

Brawijaya

University, Malang.

Pelangsing.

Skripsi,

Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

12. Kadi A dan Genisa SA. 1993. Produksi,

16. Triyono.

2005.

Perbedaan

Tampilan

Sebaran Jenis, Kandungan Bahan Kimia,

Kolagen di Sekitar Luka Insisi pada Tikus

Rumput Laut Nilai Ekonomi.Available from

Wistar yang Diberi Infiltrasi Penghilang

www.elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/s

Nyeri Levobupivakain dan yang Tidak

earchkatalog/downloadDatabyId/7059/7059.

Diberi Levobuvipakan (Studi Histokimia).

pdf. Accessed at 10 Juni, 2012.

Available

13. Novriansyah,

Robin.

2008.

Perbedaan

Kepadatan Kolagen di Sekitar Luka Insisi


Tikus

Wistar

Konvensional

yang
dan

Dibalut
Penutup

Kasa
Oklusif

from

http://eprints.undip.ac.id/16709/1/Bambang_
Triyono.pdf. Accessed at 22 Juni, 2012.
17. Arissandi Dian. 2009. Pengaruh Basis Gel

Poloxamer

dan

Karbopol

terhadap

Hidrokoloid Selama 2 dan 14 Hari. Tesis,

Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak

Universitas Diponegoro, Semarang.

Etanol Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada

14. Sudibyo.

2008.

Metodologi

Penelitian

Kulit Punggung Kelinci. Skripsi, Fakultas

Aplikasi Penelitian Bidang Kesehatan Buku

Farmasi

Universitas

2, Surabaya: Unesa University Press. p. 4-2.

Surakarta.p.5.

Muhammadiyah,

46

Vol 9 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi


Sapiyang Diulasi Gel Ekstrak Cangkang Kerang
Darahyang Ditambahkan Fluor
(The Difference of Enamel Surface Roughness In Bovine
TeethAfter Application of Anadara Granosa Shell Gel Extract
andthe Addition of Fluor)
Fajar Alexander, Sularsih*, Aprilia**
*Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT
Background: Anadara granosa is one of the best fishery commodity in Indonesia. Anadara
granosa shell waste extract contains calcium and addition fluor that is important to maintain
tooth remineralization. Purpose : The aim of this study was to evaluate the surface roughness
of enamel in bovine after application of anadara granosa shell gel extract and the addition of
fluor for 3, 14, and 28 days. Material and Methods: Thirty six freshly extracted bovine teeth
were collected. The sample were randomly assigned to three controls and three observations
(n=6). T01, T02, and T03 as the control group which placebo was applied after microabrassion
for 3, 14, and 28 days. O1, O2, and O3 as the observation group which anadara granosa shell
gel extract and the addition of fluor was applied after microabrassion for 3, 14, and 28 days.
The remaining specimens all was soaked twice a day for ten minutes. The sample were soaked
in artificial saliva and evaluated after 30 days using surface roughness tester. The result were
tabulated and analyzed using one way anova. Result: There was significant differences the
surface roughness of enamel after aplication of anadara granosa shell gel extract and
addition of flour between 3 and 28 days application.. The surface roughness of enamel in
observation group was smaller than the control group. Conclusion: There was significant
differences the surface roughness of enamel after application of anadara granosa shell gel
extract and addition of fluor in observation group during 28 days.
Keywords:

Anadara granosa shell gel extract, fluor, surface roughness of enamel,


bovineteeth.

Correspondence:Sularsih, Department of Materials Science and Technology


Dentistry,Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arief Rakhman Hakim 150, Sukolilo,
Surabaya, Phone031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :l4rs_dentist@yahoo.com

47

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Latar Belakang: Kerang darah adalah salah satu komoditas perikanan terbaik di Indonesia.
Limbah cangkang kerang darah yang mengandung kalsium dan ditambahkan fluor berfungsi
untuk remineralisasi gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi yang diulasi gel ekstrak cangkang kerang darah
yang ditambahkan fluor selama 3, 14, dan 28 hari. Metode: Sampel terdiri dari 36 gigi sapi
yang baru diekstraksi. Sampel dipilih secara random dan dibagi menjadi 3 kelompok kontrol
dan 3 kelompok perlakuan dengan jumlah sampel (n=6). Kelompok kontrol T01, T02, T03 yang
diulasi etsa dan gel plasebo selama 3 , 14, dan 28 hari. Kelompok perlakuan O1, O2, O3 yang
diulasi etsa dan gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor selama 3, 14,
dan 28 hari.Pengaplikasian gel pada kelompok kontrol dan perlakuan dilakukan 2x setiap 12
jam sehari dan sampel disimpan dalam saliva buatan. Setelah hari ke 30, sampel diuji
kekasaran permukaan enamel dengan menggunakan surface roughness tester. Data
kekasaran permukaan enamel yang telah didapat dianalisis statistik dengan menggunakan
one way anova. Hasil: Ada perbedaan kekasaran permukaan enamel yang signifikan antara
kelompok perlakuan dengan lama pengulasan selama 3 hari dan 28 hari. Kekasaran
permukaan enamel kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol. Kesimpulan:
Terdapat perbedaan yang signifikan dengan lama pengulasan gel ekstrak cangkang kerang
darah yang ditambahkan fluor pada kelompok perlakuan selama 28 hari
Kata Kunci: Gel ekstrak cangkang kerang darah, fluor, kekasaran permukaan enamel, gigi
sapi.
Korespondensi: Sularsih, Bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl.Arief Rakhman Hakim No.150, Sukolilo,
Surabaya, Telp031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :l4rs_dentist@yahoo.com

kerang yang bagus yang diambil untuk

PENDAHULUAN
Kerang

(Anadara

dibuat handycraft.Sisanya yang tidak

granosa) merupakan salah satu jenis

bagus dan berbau dibuang disekitar

kerang yang berpotensi dan bernilai

bibir

ekonomis

dikembangkan

pembuangan sampah dan menjadi

sebagai sumber protein dan mineral

limbah alam. Pemanfaatan cangkang

untuk memenuhi kebutuhan pangan

kerang darah dalam dunia medis, yaitu

masyarakat

potensi kalsium dari cangkang kerang

untuk

Indonesia.

masyarakat

Kebanyakan

Indonesia

menggunakan
sebagai

Darah

daging

asupan

kerang

makanan

hanya
saja
dan

pantai

atau

di

tempat

darah sebagai bahan rehabilitas tulang


dan gigi.1,2
Cangkang

kerang

darah

membuang kulit kerangnya.Banyaknya

mengandung kalsium yang tinggi.

sisa

Berdasarkan pemeriksaan dengan

cangkang

kerang

tidak

x-

dimanfaatkan karena dianggap tidak

ray fluorescence (XRF) dan x-ray

dapat didaur ulang. Hanya cangkang

diffraction

(XRD),

kandungan
48

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

cangkang kerang darah terdiri dari :

lebih tahan terhadap asam sehingga

CaO 97,93%, SiO0,17%, Fe2O3 0,04%,

dapat

MgO 0,85% dan lainnya kurang dari

demineralisasi

dan

1,00%3. Menurut Setiabudhi (2012)

remineralisasi

yang

terdapat

kadar

menghambat

kalsium

dalam

perbaikan
karies.6,7

dan

proses

meningkatkan
merangsang

penghentian

lesi

cangkang

kerang

darah

sebesar

98,61%4.

Kalsium

adalah

mineral

Karies gigi adalah suatu proses

penting untuk pertumbuhan tulang dan

terjadinya pelepasan kalsium pada

gigi dengan proses remineralisasi gigi5.

enamel,

Selain itu dibutuhkan pula fluor dalam

terjadinya

mencegah proses terjadinya karies.

permukaan gigi yang ditumpuki oleh

Adapun fluor dapat dijumpai di dalam

plak gigi. Enamel gigi disusun oleh

bahan makanan dan minuman.6

kristal-kristal yang terdiri dari berbagai

sehingga

menyebabkan

bercak

putih

pada

Pencegahan karies dengan fluor

mineral, komponen utamanya adalah

dapat dilakukan pada masa pra erupsi

kompleks calcium phosphate, yang

dan pasca erupsi. Tindakan yang

disebut

dilakukan

memberikan

merupakan mineral yang berperan

fluoridasi pada air minum sehingga

dalam pembentukan jaringan keras

gigi akan kuat dan tahan terhadap

gigi. Dari 1200 gram kalsium yang

serangan karies biasanya ini dilakukan

terdapat di dalam tubuh, sekitar 90%

pada masa pra erupsi, sedangkan pada

terdapat dalam jaringan keras (tulang

masa

dan

dengan

pasca

erupsi

salah

satu

hydroxyapatite.Kalsium

gigi).

Peningkatan

kebutuhan

diantaranya dengan berkumur-kumur

kalsium dapat terjadi pada masa

memakai

larutan

pertumbuhan, kehamilan, menyusui,

diperoleh

efek

fluor

topikal

sehingga
dari

fluor

dan

defisiensi

kalsium.Kalsium

terhadap enamel. Cara fluor bekerja

mempunyai berbagai fungsi dalam

dengan

tubuh,

bakteri

menghambat
plak

metabolisme

adalah

dapat

pembentukan tulang dan pembentukan

memfermentasi karbohidrat melalui

gigi.4 Kekasaran permukaan enamel

perubahan hidroksil apatit pada enamel

disebabkan

menjadi

hidroxyapatite, dan jika terlalu banyak

fluor

yang

diantaranya

apatit.

Pemberian

fluordapat menghasilkan enamel yang

maka

oleh

dapat

hilangnya

mengakibatkan
49

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

terbentuknya kavitas. Adanya fluoride

CPP-ACP ke bagian dalam email

pada saat pembentukan enamel atau

untuk menggantikan mineral yang larut

aplikasi

topikal

pada

permukaan

sehingga dapat terjadi remineralisasi.12

enamel

menyebabkan

penurunan

Fungsi dari kalsium dan fluoride

kelarutan

permukaan

enamel.

dengan

Penambahan fluoride mempengaruhi

adalah

kekerasan,

dan

pertumbuhan remineralisasi yang telah

stabilitas enamel. Apabila fluoride

hilang akibat terjadinya demineralisasi,

dalam

dimana fluoride masuk ke dalam

aktivitas

jumlah

menstabilkan

kimia,

sedikit
enamel

akan
dengan

pemberian

secara

untuk

enamel

rods

mempercepat

untuk

menghambat

menurunkan kelarutan terhadap asam,

kerusakan

menurunkan

dan

metabolisme kalsium dapat terjadi

meningkatkan remineralisasi.8 Kadar

tanpa harus terganggu oleh bakteri dan

fluoride yang sering digunakan pada

plak.13

demineralisasi

pasta gigi maupun tooth mouse adalah

pada

topikal

sehingga

Maki Oshiro (2007) menyatakan

9,10

bahwa

Berbagai metode serta teknik

permukaan

0,2%.

enamel,

ada

perbedaan
enamel

kekasaran

pada

aplikasi

pencegahan karies sering dilakukan,

Casein

Phosphopeptide-Amorphous

salah

Calcium

Phosphate

satunya

meningkatkan
email.

adalah

kekuatan
Mathias

dengan
permukaan
(2009)

plus

fluoride

(CPP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan


28

hari

secara

topikal

dengan

memperkenalkan suatu bahan yang

pengukuran SEM (Scanning Electron

dapat digunakan untuk pencegahan

Microscopy).14

karies, yaitu Casein PhosphopeptideAmorphous Calcium Phosphate plus


fluoride

(CPP-ACP).11

Bahan

ini

Dari uraian di atas gel ekstrak


cangkang

kerang

darah

yang

ditambahkan fluor memiliki potensi

berbentuk pasta berisi suatu protein

sebagai

bahan

yang

susu kasein yang mengandung mineral

remineralisasi. Oleh karena itu peneliti

kalsium fosfat dan fluoride. Email gigi

ingin mengetahui perbedaan besar

yang mengalami proses demineralisasi

kekasaran permukaan enamel gigi sapi

dapat diperbaiki dengan pemberian ion

(bovine) yang diulasi gel ekstrak

kalsium dan fosfat yang terdapat pada

cangkang

kerang

menunjang

darah

yang
50

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ditambahkan fluor selama 3 hari, 14

dengan placebo) sebanyak 2x sehari

hari, dan 28 hari.

dan dibagi dalam kelompok T01 3 hari,


T02 14 hari, T03 28 hari. kelompok
perlakuan sebanyak 6 gigi insisivus

BAHAN DAN METODE


Penelitian

ini

tergolong

sapi yang diulas etsa dan gel ekstrak

penelitian eksperimental laboratoris

cangkang

dengan

rancangan

ditambahkan fluoride sebanyak 2x

penelitian post test only group design.

sehari dan dibagi dalam kelompok T1 3

Sampel penelitian menggunakan gigi

hari, T2 14 hari, T3 28 hari.

menggunakan

insisivus sapi dengan kriteria, berusia


3

tahun,

mahkota

erupsi

dalam

kerang

darah

yang

Pengukuran dilakukan setelah 30


hari

menggunakan

alat

surface

keadaan utuh, mahkota tidak abrasi,

roughness tester dengan cara spesimen

mahkota tidak fraktur/ retak, mahkota

diletakkan dengan posisi melintang

tidak ada karies.15

pada meja alat pengukur (surface

Bahan yang digunakan pada saat


penelitian

antara

lain

Etsa

asam

roughness) sampai jarum pengukur


dapat

bergerak

bebas

phospat 37%, Normal saline, Saliva

permukaan

buatan, Sediaan gel ekstrak cangkang

Permukaan yang diukur rata 10 mm

kerang, Gigi sapi dari Rumah Potong

untuk

Hewan

kekasaran, yaitu pada bagian tengah

Kedurus

Kota

Surabaya,

yang

menyentuh

dilewati

akan

jarum

diukur.

pengukur

fluoride, NaCl (Natrium Chloride),

tengah

KCl

CaCl2

dapat dipantau posisi jarum pengukur

(Calcium Chloride), NaHCO3, CmcNa

harus menyentuh permukaan spesimen

(Carboxyl Methyl Cellulose-Natrium),

dengan benar, yaitu menyentuh dengan

nipasin, dan nipasol.

tanpa tekanan.Tombol start ditekan

(Potassium

Teknik

Chloride),

sampel

maka alat jarum pengukur) akan

menggunakan simple random sampling

bergerak dengan kecepatan 1 mm/det.

dan dibagi menjadi 6 kelompok secara

Setelah selesai pengukuran, pada layar

acak,

kontrol

monitor akan ditampilkan data-data

sebanyak 6 gigi insisivus sapi yang

tentang keadaan permukaan spesimen,

hanya diulas etsa, tanpa gel ekstrak

yaitu Rz yang menunjukkan rata-rata

cangkang kerang darah (tetapi diulas

aritmatik lima perbedaan ujung puncak

dimana

pengambilan

labial. Pada layar monitor

kelompok

51

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

tertinggi dan ujung puncak terendah


bentukan kekasaran terhadap panjang
permukaan yang diukur dalam satuan
mikron. Pengukuran tiap spesimen
dilakukan sebanyak satu kali, serta
spesimen
pemotongan

tidak

perlu

baik

secara

dilakukan

3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

placebo
gel
ekstrak
cangkang
kerang
darah
(perlakua
n)

3 14 28
hari hari hari

vertikal,

maupunhorizontal.
Gambar 1. Grafik rerata hasil uji kekasaran

HASIL
Nilai rerata dan simpang baku
hasil uji kekasaran permukaan enamel

permukaan enamel gigi sapi antara kontrol


dan kelompok perlakuan selama 3, 14, dan
28 hari

gigi sapi antara kontrol dan kelompok


perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari
dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar
1.

Tabel 1.Nilai rerata dan simpang baku hasil


uji kekasaran permukaan enamel gigi sapi

Berdasarkan gambar 1, rerata


besar permukaan enamel gigi yang
diulasi gel ekstrak cangkang kerang
darah

yang

ditambahkan

fluoride

selama 3, 14, dan 28 hari antara


kelompok kontrol dan perlakuan, pada

antara kontrol dan kelompok perlakuan

kelompok

perlakuan

menunjukkan

selama 3, 14, dan 28 hari

hasil rerata yang lebih kecil. Diantara


lama pengulasan gel ekstrak cangkang
kerang darah ditambahkan fluoride
selama 3,14, dan 28 hari rerata besar
kekasaran permukaan enamel gigi
yang

diulasi

selama

28

hari

menunjukkan rerata paling kecil.


Rerata dan simpang baku hasil
kekasaran permukaan enamel gigi sapi
dianalisa

dengan

uji

saphirowilk

menunjukkan bahwa data berdistribusi


normal (p>0,05) sehingga memenuhi

52

Vol 8 No. 1 Februari 2014

persyaratan

ISSN : 1907-5987

menggunakan

uji

terhadap

lama

pengulasan

antara

parametrik. Uji Levene menunjukkan

kelompok kontrol dan gel perlakuan

nilai probabilitas > 0,05, maka asumsi

selama 3, 14, dan 28 hari dapat dilihat

homogen

pada tabel 3

terpenuhi,

sehingga

memenuhi persyaratan menggunakan


Tabel 3. Taraf signifikan besar kekasaran

uji parametrik.
Hasil uji independent sample test
antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari

permukaan enamel gigi sapi terhadap lama


pengulasan antara kelompok kontrol dan
perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari.

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Taraf signifikan besar kekasaran


permukaan

enamel

gigi

sapi

antara

kelompok plasebo dan gel ekstrak cangkang


kerang darah selama 3, 14, dan 28 hari.

Hasil uji one-way anova besar


kekasaran permukaan enamel gigi sapi
terhadap

lama

kelompok
Hasil uji independent sample test

pengulasan

kontrol

dan

antara

perlakuan

selama 3, 14, dan 28 hari menunjukkan

antara kelompok plasebo dan gel

bahwa

ekstrak cangkang kerang darah selama

bermakna pada kelompok gel ekstrak

3, 14, dan 28 hari menunjukkan bahwa

cangkang kerang darah 3 hari dan 28

tidak ada perbedaan yang bermakna

hari (p<0,05). Tidak ada perbedaan

(p>0,05). Dengan demikian tidak ada

yang bermakna antara hari ke 3 sampai

perbedaan dari hasil pengukuran besar

hari ke 14 maupun hari ke 14 sampai

kekasaran permukaan enamel yang

hari ke 28 (p>0,05) pada kelompok

dilihat

perlakuan,

perbandingannya

antara

terdapat

serta

perbedaan

pada

yang

kelompok

kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol tidak ada perbedaan yang

kontrol selama 3, 14, dan 28 hari.

bermakna pada hari ke 3, 14, sampai

Hasil uji one-way anova besar


kekasaran permukaan enamel gigi sapi

hari ke 28 (p>0,05). Dengan demikian


kelompok

perlakuan

menunjukkan

53

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

adanya perbedaan yang bermakna pada

adalah bahan organik dan air. Bahan

besar kekasaran permukaan enamel

anorganik pada enamel terdiri dari

gigi

kalsium 36,7%, fosfat 17,4%. Enamel

sapi

ekstrak

setelah
cangkang

pengulasan
kerang

gel
darah

sebagian

besar

terdiri

dari

yangditambahkan fluor selama 28 hari

hidroksiapatit dan sebagian kecil fluor

dibandingkan kelompok kontrol yang

apatit.16 Kalsium merupakan mineral

diulasi dengan gel plasebo.

yang berperan dalam pembentukan


jaringan keras gigi. Dari 1200 gram
kalsium yang terdapat di dalam tubuh,

PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan

untuk

sekitar 90% terdapat dalam jaringan

mengembangkan

keras (tulang dan gigi). Peningkatan

pemanfaatan ekstrak cangkang kerang

kebutuhan kalsium dapat terjadi pada

darah yang ditambahkan dengan fluor

masa

dalam

menyusui,

menunjang

proses

pertumbuhan,

kehamilan,

dan

defisiensi

demineralisasi dan remineralisasi gigi.

kalsium.Kalsium mempunyai berbagai

Cangkang

memiliki

fungsi dalam tubuh, diantaranya adalah

kadar kalsium yang sangat tinggi,

pembentukan tulang dan pembentukan

diketahui

gigi.Fungsi

kerang

dari

darah

mulai

dilakukan

utama

kalsium

adalah

penelitian dalam dunia medis yang

mengisi kepadatan tulang.Jumlahnya

membutuhkan cangkang kerang darah

di tulang dan gigi terdiri dari 99%

untuk perkembangan dalam pembuatan

kalsium.

biomaterial

dalam tubuh, termasuk di dalam cairan

implan,

yang

dimana

berguna
sumber

untuk
kalsium

menjadi alasan utama dari penelitian


tersebut.2

Setiabudhi

(2012)

Selebihnya

tersebar

luas

intraseluler dan ekstraseluler.4


Selain
sangat

kalsium,

penting

peran

dalam

fluor
proses

menyatakan bahwa terdapat kadar

remineralisasi dan demineralisasi gigi.

kalsium dalam cangkang kerang darah

Manfaat dari fluor itu sendiri berguna

sebesar 98,61%. Struktur jaringan gigi

untuk menghambat enzim yang terlibat

terdiri dari jaringan keras gigi (enamel,

dalam

dentin, sementum) dan jaringan lunak

pengangkutan

gigi (pulpa). Komponen enamel terdiri

glukosa dalam streptococcus oral dan

dari 96% bahan anorganik, sisanya

juga membatasi penyediaan bahan

pembentukan
dan

asam

serta

penyimpanan

54

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

asam

Pada penelitian ini bahan fosfat (PO42-)

dalam sintesis polisakarida.13 Adanya

tidak digunakan karena tidak tersedia

fluor pada saat pembentukan enamel

dipasaran, dan hanya HPO42- yang

atau aplikasi topikal pada permukaan

dijual dipasaran. Berdasarkan teori

enamel

penurunan

Mount

(2005)

enamel.

HPO42-

tidak

cadangan

untuk

pembuatan

menyebabkan

kelarutan

permukaan

Penambahan

fluor

kekasaran,

mempengaruhi

aktivitas

kimia,

dan

stabilitas enamel. Apabila fluor dalam


jumlah

sedikit

akan

keseimbangan

menyatakan

bahwa

berperan

dalam

HA

karena

HA

mengandung PO43- dibanding HPO42sehingga kristal HA akan larut.17

menstabilkan

Pada penelitian ini waktu yang

enamel dengan menurunkan kelarutan

digunakan

terhadap

menurunkan

ekstrak cangkang kerang darah adalah

meningkatkan

3, 14, dan 28 hari, karena berdasarkan

asam,

demineralisasi

dan

remineralisasi.8

dalam

pengulasan

gel

penelitian yang dilakukan Oshiro dkk

Hasil penelitian yang dilakukan

(2007) yang membandingkan porositas

oleh Maki Oshiro (2007) menyatakan

tubuli dentin dalam jangka waktu

bahwa

kekasaran

tersebut dengan menggunakan SEM

aplikasi

(Scanning Electron Microscopy) sudah

ada

permukaan

perbedaan
enamel

pada

Casein

Phosphopeptide-Amorphous

cukup

Calcium

Phosphate

fluoride

pengaruh pengulasan.14 Pada penelitian

(CCP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan

ini pengulasan gel ekstrak cangkang

28 hari secara topikal. Salah satu

kerang darah dalam sehari dilakukan

indikator

plus

efektif

untuk

mengetahui

terjadinya

proses

dua kali, hal ini mengacu pada

gigi

adalah

penelitian

remineralisasi

yang

dilakukan

oleh

pembentukan kembali sebagian kristal

Paramitha (2011) dan menurut aturan

apatit

larut

pemakaian yang dibuat oleh pabrik

dikarenakan demineralisasi, sehingga

pada penggunaan CCP-ACP.15 Alasan

mengurangi

lain bahwa kandungan yang terdapat

pada

enamel

yang

enamel

kekasaran
dapat

yang

permukaan
menyebabkan

terbentuknya kavitas.17
Selain

fluor,

pada

CCP-ACP

dan

sediaan

gel

ekstrak cangkang kerang darah yang


fosfat

(PO42-)

ditambahkan

fluor

mempunyai

berperan dalam proses remineralisasi.


55

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

kesamaan bahan yaitu pada kadar

permukaan enamel. Lama pengulasan

kalsium dan fluoride.

gel ekstrak cangkang kerang darah

Pada penelitian ini menggunakan

yang ditambahkan fluor selama 14 hari

gigi sapi permanen insisivus rahang

belum

bawah

extracted).

terhadap perbedaan waktu pengulasan

permanen

antara 3 hari dan 28. Hal tersebut

insisivus rahang bawah pada penelitian

kemungkinan karena faktor sediaan gel

ini karena gigi insisivus sapi rahang

ekstrak cangkang kerang darah yang

bawah memiliki bentuk yang sama

ditambahkan

dengan bentuk gigi insisivus pada

konsistensinya masih terlalu padat

rahang bawah manusia, dan mudah

dibandingkan dengan bahan topikal

didapatkan

lain seperti CCP-ACP, sehingga terjadi

(bovine

Penggunaan

fresh

gigi

dari

sapi

rumah

potong

hewan.14,16

menunjukkan

pengaruh

fluor

dimana

kesulitan pada saat absorbsi. Selain itu

Hasil uji one-way anova besar

faktor bentuk anatomi gigi insisivus

kekasaran permukaan enamel gigi sapi

rahang bawah sapi yang berbeda-beda

terhadap

dan permukaan gigi yang kurang rata

lama

pengulasan

antara

kelompok perlakuan selama 3, 14, dan

pada

28 hari menunjukkan

kesulitan pada pengukuran.

perbedaan

secara bermakna pada lama pengulasan


selama

28

hari.

ini,

menyebabkan

Fungsi dari kalsium dan fluoride

analisis

dengan

menunjukkan bahwa perkembangan

adalah

terjadi setelah pengulasan selama 28

pertumbuhan remineralisasi yang telah

hari, tidak ada perbedaan antara lama

hilang akibat terjadinya demineralisasi.

pengulasan selama 3 hari dan 14 hari,

Bahan

fluoride

dan 14 hari dengan 28 hari, tetapi ada

enamel

rods

perbedaan pengulasan antara 3 hari

kerusakan pada enamel dan akan

dan 28 hari. Jadi dapat disimpulkan

berikatan kuat dengan ion-ion bebas

bahwa lama pengulasan gel ekstrak

Ca2+ dan HPO42- membentuk kristal

cangkang

fluorapatit

kerang

Hasil

penelitian

darah

yang

pemberian

secara

untuk

topikal

mempercepat

masuk
untuk

ke

dalam

menghambat

[Ca10(PO4)6(OH).F]

ditambahkan fluor selama 14 hari pada

sehingga metabolisme kalsium dapat

penelitian ini belum menunjukkan

terjadi tanpa harus terganggu oleh

pengaruh terhadap besar kekasaran

bakteri dan plak.13 Faktor - faktor yang


56

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

mempengaruhi kekasaran permukaan

dapat digunakan sebagai biomaterial

enamel pada manusia secara umum

kedokteran

dipengaruhi oleh diet yang tidak

terjadinya remineralisasi, serta dapat

seimbang terutama karbohidrat yang

menekan angka karies gigi di masa

tinggi

depan.

kandungan

tingginya

aktivitas

sukrosanya,
bakteri

gigi

untuk

menunjang

karies

terutama bakteri Streptococcus mutans,

SIMPULAN

dan struktur gigi itu sendiri yang

Terdapat

perbedaan

yang

kurang baik.15 Pada penelitian ini

bermakna pada kekasaran permukaan

faktor lainnya yang mempengaruhi

enamel dengan lama pengulasan gel

pengukuran

permukaan

ekstrak cangkang kerang darah yang

enamel adalah lama waktu pengulasan

ditambahkan fluor selama 3 hari dan

gel ekstrak cangkang kerang darah

28 hari.

kekasaran

yang ditambahkan fluor.


Dari hasil penelitian didapatkan
rerata jumlah kekasaran permukaan

DAFTAR PUSTAKA
1.

PKSPL.

2004.

Pengembangan

enamel antara kelompok kontrol lebih

Penelitian
Budidaya

dan

Perikanan

(Kerang Darah) di Kabupaten Boalemo

besar

dibandingkan

perlakuan.
dengan

Hal

ini

pemberian

cangkang

kerang

kelompok
menunjukkan
gel

ekstrak

darah

kekasaran

dan PKSPL. Laporan Penelitian. p.24-15.


2.

Wheelers.

2003.

Dental

Anatomy,

Physiology, and Occlusion. United States.

yang

ditambahkan fluor dapat menurunkan


besar

Provinsi Gorontalo. Kerjasama BAPPEDA

p. 6.
3.

Wiraningsih.

2010.

Sintesis

kalsium

permukaan

pirosofat dari kulit kerang darah (anadara

enamel.Semakin lama pengulasan gel

granosa) melalui metode presipitasi. Tesis,

ekstrak cangkang kerang darah yang


ditambahkan

dengan

menurunkan

besar

fluor

Universitas Andalas. p.2-1.


4.

Mustakimah,dkk.

2012.

Decomposition

dapat

Study of Calcium Carbonate in Cockle

kekasaran

Shell. World engineering congres 2010, 2nd


5th August, Kuching. Sarawak, Malaysia.

permukaan enamel. Lama pengulasan

Conference on advance Processes and

gel selama 28 hari signifikan berbeda


dibandingkan lama pengulasan 3 hari.

Materials. Vol. 7, No. 1: 10 1.


5.

Setiabudhi M. 2012. Kadar kalsium gigi

Gel ekstrak cangkang kerang darah

sapi setelah pengulasan dengan gel ekstrak

yang ditambahkan fluor diharapkan

kerang darah (anadara granosa). Skripsi,

57

Vol 8 No. 1 Februari 2014

6.

Universitas Hang Tuah, Surabaya. p.9-5,

using CPP-ACP: An in vitrostudy. J

11-10, 18-13, 27-26.

Conserv Dent. Vol 12. p. 225.

Ito D. 2010. Optimal level of calcium


intake

7.

ISSN : 1907-5987

for

caries

prevention.

Tesis.

casein phophopeptide-amorphous calcium

Universitas Kedokteran Gigi. Toronto. p.3-

phosphate pada white spot gigi desidui.

1.

Tesis,

Lubis S. 2001. Fluor dalam pencegahan

Yogyakarta. p. 78-71.

karies gigi. Skripsi. Universitas Sumatera

8.

Universitas

Gadjah

Mada,

14. Herdiyati Y. 2010. Penggunaan Fluor

Utara. Medan. p.10-3.

Dalam Kedokteran Gigi. Tesis, Bandung,

Angela A. 2005. Pencegahan primer pada

Universitas Padjadjaran. p. 12.

anak yang berisiko karies tinggi. Maj. Ked.

15. Oshiro M, Yamaguchi K, et al. 2007. Effect

Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli

of CCP-ACP paste on tooth mineralization:

September

an FE-SEM study. Journal of Oral Science.

2005:

134130.

Medan:

Universitas Sumatera Utara.


9.

13. Afanty A. 2009. Pengaruh aplikasi pasta

Vol 49, no. 2: 120-115.

Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ.


2006.

Art

of

2011.

Perbandingan

kekasaran permukaan enamel terhadap

ed. Mosby Inc. St. Louis,

lama pengulasan Casein phosphopeptide-

Missouri. p.24-18, 122, 182, 246-8, 497-8,

amorphous calcium phosphate berfluoride.

517-8, 637.

Skripsi, Universitas Hang Tuah, Surabaya.

th

science

K.

operative

dentistry. 5

and

16. Paramitha

10. Arida D. 2009. Efek pemberian fluoride


varnish di kedokteran gigi. Skripsi, USU. p.
6.

17. Nurliza C. 2002. Program Pencegahan


Erosi Gigi Dengan Berkumur Larutan

11. Walsh LJ. 2010. MI paste, MI paste plus.


Anthology

p. 25-20.

of

applications.

Baking Soda 1% Untuk Menurunkan Kadar


Asam Sulfat di Dalam Rongga Mulut Pada

http://www.gcamerica.com/products/hp/MI

Karyawan Pabrik Alumunium Sulfat. Tesis.

Paste/mipaste_cookbook.pdf. Accesed 24-

Medan, Universitas Sumatera Utara. p.5

6-2010

18. Mount GJ, Hume WR. 2005. Preservation

12. Mathias J, S Kavitha, S Mahalaxmi. 2009.

and restoration of tooth structure. 2nd ed.

A comparison of surface roughness after

Knowledge book and software. Australia. p.

micro abrasion of enamel with and without

2, 25, 39, 87, 212.

58

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Mangrove


(Avicennia marina) Terhadap Kesembuhan
Ulkus Traumatikus
(The effect of the extract of mangrove leaf (Avicennia marina)
towards the healing of traumatic ulcer)
Arvian Novanolo Mendrofa, Isidora Karsini S*, Dian Mulawarmanti**

*Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah


**Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT
Background: Avicennia marina which has role in wound healing process, but its effect in
wound healing in oral mucosa has not been researched yet. Purposes: To prove the effect of
extract avicennia marina against traumatic ulcer and effective concentration of the extract of
avicennia marina in traumatic ulcer healing. Methods: The subjects of this research are 25
wistar rats that were randomized into 5 different groups; K0 control, K1 were given
hyaluronic acid, P1 were given extract of avicennia marina 10%, P2 were given extract of
avicennia marina 20%, and P3 were given extract of avicennia marina 40%. The subject is
wounded using amalgam stopper that has been heated before. Subject was given topical
application once dailyuntil seven days. The ulcer diameter was measured at the second day
and day 8 using caliper digital. The data obtained were analyzed using Kruskal-Wallis
test.Results: The result showed signification of p<0,05, showing that theres difference in
diameters between two groups. The average diameter differences of traumatic ulcer among
rats are: K0 =0.5700 mm .09721, K1 = 0.8380 mm .04438, P1 = 0.7240 mm .08385,
P2 = 0.8440 mm .02074, and P3 = 0.9500 mm .03674. Conclusions: Avicennia marina
extract concentration of 10%, 20% and 40% have effect in the healing of traumatic ulcer, and
avicennia marina 40% is the most effective concentration against traumatic ulcer healing.
Keywords:Avicennia marina, traumatic ulcer diameter, wound healing
Correspondence: Isidora Karsini S, Department of Oral Pathology, Faculty of Dentistry,
Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315912191, e-mail : Isidora_karsini_drg@yahoo.com

59

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Latar Belakang:Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan yang
biasanyadilakukan untuk mempertahankan gigi yang telah terinfeksi oleh bakteri mixed pada
saluran akar. Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan
terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Ekstrak daun alpukat telah diketahui memiliki
aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin,
dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Berdasarkan penelitian
sebelumnya ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans yang merupakan golongan bakteri yang
sama dengan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat ada tidaknya daya hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan
100% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian dilakukan
dengan metode difusi pada media BHI agar dan diinkubasi secara anaerob pada 37C
selama 48 jam. Hasil: Hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat
dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm, dan
11.82 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif (ChKM) sebesar 10.53 mm. Data
kemudian dianalisis dengan uji ANOVA (one way) dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna pada seluruh kelompok karena nilai (p<0.05). Hasil uji LSD
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada seluruh antar kelompok kecuali kelompok
ChKM dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% karena nilai (p>0.05). Kesimpulan:
Ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus
faecalis
Kata Kunci: Perawatan saluran akar, bakteri Enterococcus faecalis, ekstrak daun alpukat
Correspondence : Isidora Karsini S, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315912191, e-mail : Isidora_karsini_drg@yahoo.com

tak sengaja, luka bakar dari makanan

PENDAHULUAN
Ulkus
pada

merupakan

jaringan

kerusakan
yang

umumnya terjadi pada palatum, cedera

hilangnya

sebagian

akibat kuku jari yang mencungkil-

hingga

melebihi

cungkil mukosa mulut.2Prevalensi TU

membran basalis atau dapat mencapai

pada mukosa rongga mulut cukup

menyebabkan
struktur

lamina

epitel

propia.

mukosa

dan minuman yang terlalu panas

Sedangkan,

ulkus

tinggi

yaitu

sekitar

83,6%.3

traumatikus adalah suatu lesi pada

Kebanyakan

orang

sering

rongga

mengabaikan

terjadinya

ulkus

olehbahan

mulut

yangdisebabkan

kimia,panas,

listrik,

traumatikus, padahal ulkus traumatikus

kekuatan mekanik, kontak dengan gigi

yang berkepanjangan atau resistensi

yang patah, cengkraman gigi tiruan

dan tidak kunjung sembuh atau luka

sebagian atau mukosa tergigit secara

yang

kurang

baikpenyembuhannya

60

Vol 8 No. 1 Februari 2014

dapat

menjadi

ISSN : 1907-5987

ulkus

traumatikus

kronis.4

antiradang

dan

Flavonoid

Akhir-akhir

ini

ini

mulai

antioksidan

antikarsinogenik.

berperan
dengan

sebagai
menghambat

digunakan asam hialuronat 0,2 %

peroksidasi dari lipid dan berpotensi

sebagai salah satu obat terapi ulkus

menginaktifasi oksigen triplet.8

traumatikus.
merupakan

Asam
suatu

ekstraselular

disekresikan
jaringan.

bagian

dan

glikosaminoglikan

hialuronat

merangsang

MATERI DAN METODE

merupakan
utama

selama

Asam

matriks

yang

perbaikan

Penelitian
merupakan

yang

dilakukan

penelitian

true

experimental laboratory. Rancangan

hialuronat

dapat

penelitian ini adalah

penyembuhan

luka,

control group design. Sampel yang

migrasi, dan mitosis dari fibroblas dan

digunakan

sel epitel.5 Namun penggunaan asam

sebanyak 25 ekor tikus wistar jantan

hialuronat dapat menyebabkan alergi

dengan dasar pertimbangan sifat jenis

atau

dan

kelamin jantan yang lebih mudah

dikontrol dalam proses penyembuhan

Asam hialuronat terdapat di semua

karena tidak terpengaruhi oleh faktor

organ tubuh manusia, tetapi lebih

hormonal pada saat menstruasi. Tikus

banyak di jaringan mesenkimal.7

wistar dipilih sebagai hewan coba

reaksi

hipersensitivitas

harganya yang masih relatif mahal.

Avicennia
salah

satu

mengandung

marina

jenis

merupakan

mangrove

beberapa

yang

dalam

post test only

penelitian

ini

karena memiliki metabolisme tubuh


yang hampir sama dengan manusia.10

senyawa

Pada

penelitian

ini

tikus

metabolit sekunder seperti; saponin,

diadaptasi dalam kandang ukuran 40

flavonoid, dan triterpenoid. Saponin

cm x 30 cm x 14 cm dan ditempatkan

yang berperan sebagai antimikroba,

dalam ruangan yang cukup udara dan

antiradang, antibiotik, obat hemolitik,

cahaya. Makanan diberikan tiap pagi,

hipoglikemi, dan sitotoksik, selain itu

siang,

dari beberapa penelitian diketahui

minuman diberikan dalam botol 300

bahwa saponin dapat berfungsi sebagai

ml yang dilengkapi pipa kecil dan diisi

inflamasi.9

air matang. Hewan coba diadaptasikan

sebagai

selama 1 minggu untuk mendapatkan

antikanker
Triterpenoid

dan

anti
berperan

dan

malam.

Sedangkan

61

Vol 8 No. 1 Februari 2014

kesehatan

umum

ISSN : 1907-5987

yang

baik

dan

penyesuaian dengan lingkungan.11


Pada

hari

pertama

pada kelompok P2, aplikasi topikal gel


daun mangrove Avicennia marina gel

masing-

40% pada kelompok P3. Aplikasiobat

masing tikus Wistar sebelum mendapat

secara topikal dilakukan 1 kali sehari

perlakuan dilakukan anastesi secara

selama 7 hari.

inhalasi dengan menggunakan ether

Dari hasil penelitian diatas maka

bertujuan agar hewan coba tidak

data

mengalami

saat

menggunakan statistik analitik dan

perlakuan awal. Kemudian membuat

kemudian dilakukan uji normalitas dan

ulkus dengan menggunakan amalgam

homogenitas.

stopper

ukuran

penelitian ini adalah skala data ratio.

penampang 3 mm yang telah

Bila data terdistribusi secara normal

dipanaskan diatas burner yang diberi

dan memiliki varian yang homogen

spiritus.

maka dilanjutkan dengan uji hipotesis

rasa

yang

Pada

sakit

pada

mempunyai

hari

kedua

dilakukan

penelitian

dengan

dianalisis

Skala

dengan

data

menggunakan

dalam

statistik

pengamatan apakah sudah terbentuk

parametrik yaitu One Way ANOVA

ulkus atau tidak. Jika sudah terbentuk

yang kemudian dilanjutkan dengan

ulkusyang ditandai dengan adanya lesi

menggunakan

berbentuk

putih

signifikan. Bila dalam uji normalitas

dengan sentral kekuningan yang berisi

distribusi data tersebut tidak normal

eksudat

tepi

ataupun tidak homogen maka dapat

Ulkus diukur

dilakukan transformasi data. Apabila

dengan menggunakan kaliper digital

setelah dilakukan transformasi data

yang dilakukan pada hari kedua dan

tetap tidak ada perubahan maka dapat

hari kedelapan.

dilakukan

bulat,

berwarna

fibrinosa

kemerahan (eritem).

dengan
1

LSD

uji

dengan

hipotesis

taraf

dengan

Aplikasi topikal aquades steril

menggunakan statistik non parametrik

pada kelompok K0, aplikasi topikal gel

yaitu Kruskal-Wallis yang kemudian

Asam hialuronat 0,2% pada kelompok

dilanjutkan

K1, aplikasi topikal gel daun mangrove

Mann-Whitney dengan taraf signifikan.

Avicennia marina

gel

dengan

menggunakan

10% pada

kelompok P1, aplikasi topikal gel daun


mangrove Avicennia marina gel 20%
62

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ANOVA yang kemudian dilanjutkan

HASIL
Rerata

dan

simpangan

baku

dengan

menggunakan

LSD.

Data

selisih diameter penyembuhan ulkus

berdistribusi tidak normal atau data

traumatikus pada kelompok perlakuan

tersebut tidak homogen dilakukan

serta kelompok kontrol positif (asam

transformasi data.

hialuronat

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas

0,2%)

dan

kelompok

kontrol negatif (aquadest) dapat dilihat


pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil rerata dan simpang baku


selisih

diameter

penyembuhan

ulkus

traumatikus

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat


dilihat bahwa data berdistribusi normal
Dari

dan

(p > 0.05) pada semua kelompok,

diameter

namun berdasarkan tabel 3 diatas dapat

penyembuhan ulkus traumatikus diatas

dilihat bahwa varians data tidak sama

dapat

simpang

data
baku

hasil
selisih

dilihat

pengurangan
traumatikus
kelompok

rerata

bahwa

terjadi

karena memiliki nilai signifikansi (p <

diameter

ulkus

0.05). Dari hasil tersebut maka harus

paling

banyak

pada

dilakukan

perlakuan

ekstrak

daun

varians data sama.

transformasi

data

agar

mangrove Avicennia marina 40%.


Sedangkan

pengurangan

diameter

ulkus traumatikus paling sedikit terjadi


pada

kelompok

kontrol

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Setelah


Transformasi Data

negatif

(aquadest).
Data di uji dengan menggunakan
statistik parametrik yaitu One Way

63

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat

dilihat bahwa varians data tetap tidak

dilihat bahwa terdapat perbedaan yang

sama karena memiliki nilai signifikansi

bermakna antara selisih diameter pada

(p < 0.05). Dari hasil tersebut maka

kelompok K0 dibandingkan dengan

sebagai alternatif dapat menggunakan

kelompok K1 (p=0.009), kelompok K0

uji non parametrik yaitu Kruskal-

dibandingkan dengan kelompok P1

Wallis.

(p=0.033), kelompok K0 dibandingkan


dengan

Tabel 5. Hasil Uji Kruskal-Wallis

kelompok

P2

(p=0.009),

kelompok K0 dibandingkan dengan


kelompok P3 (p=0.008), kelompok K1
dibandingkan dengan kelompok P3
(p=0.009), kelompok P1 dibandingkan

Berdasarkan

tabel

diatas

dengan

kelompok

P2

(p=0.012),

dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan

kelompok P1 dibandingkan dengan

selisih diameter antara dua kelompok

kelompok P3 (p=0.008), kelompok P2

karena memiliki nilai signifikansi (p <

dibandingkan dengan kelompok P3

0.05), untuk mengetahui kelompok

(p=0.009).

yang

mempunyai

bermakna

maka

perbedaan
dapat

yang

dilanjutkan

dengan uji Mann-Whitney.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang di uji
statistik rata-rata selisih diameter pada

Tabel 6. Hasil Uji Mann-Whitney

kelompok P2 lebih tinggi dibanding


kelompok P1, K1 dan K0. Namun ratarata selisih diameter dari kelompok P2
tidak terlalu besar terhadap kelompok
K1. Hal ini dimungkinkan karena P2
memiliki kadar kandungan saponin,
flavonoid, asam amino, serta vitamin C
yang tidak terlalu tinggi, sehingga

Keterangan:
* : Mempunyai perbedaan bermakna (p <

dapat diasumsikan bahwa ekstrak P2


memiliki kemampuan yang hampir

0.05)

64

Vol 8 No. 1 Februari 2014

sama

dengan

ISSN : 1907-5987

K1

terhadap

penyembuhan ulkus traumatikus.

relatif

kecil,

tersebut

hialuronat oleh fibroblas selama tahap

kelompok K1 lebih tinggi dibanding

proliferasi.5

kelompok P1 dan kelompok K0. Hal

Proses

ini dikarenakan asam hialuronat adalah

traumatikus

komponen

kelompok

matriks

hal

didukung oleh adanya produksi asam

Rata-rata selisih diameter pada

terbesar

namun

ekstra

penyembuhan

ulkus

yang

terjadi

pada

berlangsung

lebih

P3

seluler yang sifatnya menarik air dan

optimal dibandingkan kelompok P1,

banyak ditemukan pada jaringan yang

kelompok P2, kelompok K1, dan

tumbuh atau rusak. Asam hialuronat

kelompok K0. Hal ini diduga karena

merupakan bagian penting dari matriks

kadar nutrisi yang terdapat dalam P3

ekstraseluler dan juga salah satu GAG

mencukupi kebutuhan metabolik bagi

utama

penyembuhan

yang

dikeluarkan

selama

ulkus

traumatikus,

perbaikan jaringan.5 Asam hialuronat

terutama pada fase proliferasi dimana

diproduksi oleh fibroblas selama fase

terjadi

proliferasi pada penyembuhan luka

membutuhkan banyak asupan energi.

merangsang migrasi dan mitosis dari

Selain itu, P3 memiliki kandungan

fibroblas dan sel epitel,5,12 selain itu

yang

dapat dimungkinkan karena kadar

penyembuhan ulkus traumatikus lebih

kandungan pada P1 seperti: saponin,

tinggi dibandingkan pada P1 dan P2.

flavonoid, asam amino, serta vitamin C

Kandungan

yang relatif rendah sehingga terjadi

seperti:

penyembuhan ulkus traumatikus yang

amino, serta vitamin C yang cukup

lebih

tinggi. Percepatan penyembuhan pada

baik

pada

kelompok

K1

dibandingkan P1.

P3

Rata-rata selisih diameter pada


kelompok P1 lebih tinggi dibanding

proses

epitelisasi

berkhasiat

juga

produksi

terhadap

berkhasiat

saponin,

tersebut,

flavonoid,

didukung
asam

yang

oleh

asam

adanya

hialuronat

oleh

fibroblas selama tahap proliferasi.5

kelopok K0. Hal ini dimungkinkan

Kelompok P1, P2, P3 dapat lebih

karena adanya kandungan pada P1

cepat

seperti:

asam

disebabkan banyak kandungan yang

amino, serta vitamin C. Sekalipun

terdapat dalam Avicennia marina yang

kandungan yang terdapat dalam P1

berperan dalam proses penyembuhan

saponin,

flavonoid,

dibandingkan

dengan

K0

65

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

dari ulkus traumatikus. Saponin dapat

acid, dan camosin.14 Asam amino

berperan sebagai anti mikroba, anti

glycine adalah asam amino dengan

radang, antibiotik, obat hemolitik,

konsentrasi tertinggi pada Avicennia

hipoglikemi, dan sitotoksik,8 selain itu

marina.

dari beberapa penelitian diketahui

Glycine merupakan salah satu

bahwa saponin dapat berfungsi sebagai

komponen utama pembentuk kolagen

antikanker dan anti inflamasi.9 Saponin

pada tubuh manusia yang bekerja

merupakan senyawa penting dalam

secara sinergis bersama asam amino

proses penyembuhan luka. Saponin

esensial lainnya untuk membentuk

dapat memacu pembentukan kolagen

sebuah polipeptida yang merangsang

yaitu protein struktur yang berperan

perbaikan

dalam proses penyembuhan luka.

penyembuhan,15 selain itu Avicennia

Senyawa

golongan

jaringan

dan

proses

flavonoid

marina juga mengandung vitamin C

dapat berperan sebagai antioksidan

yang cukup tinggi di bagian daun

dengan menghambat peroksidasi dari

15,32 mg.16

lipid dan berpotensi menginaktifasi


8

Vitamin

berperan

oksigen triplet, serta anti inflamasi

meningkatkan migrasi neutrofil dan

yang dapat mengurangi peradangan

transformasi limfosit, penting dalam

serta membantu mengurangi rasa sakit

sintesis kolagen, dalam pembentukan

bila

terjadi

pembengkakan

pendarahan

atau

ikatan antara

pada

ulkus

pembentukan

13

traumatikus.

serat kolagen yaitu


triple

helix

colagen,dimana kolagen merupakan

Kandungan lain pada Avicennia

protein yang membantu pembentukan

marina yang berperan dalam proses

jaringan ikat dikulit ligament dan

penyembuhan

traumatikus

untuk menjaga daya tahan tubuh.5,17

adalah asam amino. Asam amino

Vitamin C diketahui bisa mempercepat

glisin, betaine, asparagine merupakan

penyembuhan

asam amino yang terdapat pada ekstrak

fungsinya yang juga dapat menangkap

Avicennia marina.8 Asam amino yang

radikal bebas sehingga memutus ikatan

berperan dalam proses penyembuhan

Reactive Oxygen Species (ROS).18

ulkus

luka yaitu, arginine, glycine, lysine,


proline, glucosamine, D-glucoronic

ulkus

Berdasarkan

hasil

dikarenakan

penelitian

yang telah dilakukan, kelompok P3


66

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987
Philadelphia, US: Lippincott Williams &

memiliki penyembuhan paling cepat

Wilkins. p. 297-295.

dibandingkan dengan kelompok P1


dan P2. Sangat besar kemungkinan

4.

Mitchell RN, Kumar V, Abbas AK, Fausto


N. 2009. Robbins and Cotran. Buku Saku

terjadi proses penyembuhan ulkus

Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7 (Pocjet

traumatikus yang lebih cepat dengan

Companion

menggunakan

konsentrasi

to

Robbins

and

Cotran

th

edition).

Pathologic Basis of Disease, 7

ekstrak

Alih

Avicennia marina yang lebih tinggi.

bahasa:

Andry

Hartanto.

Editor:Inggrid Tania et al. Jakarta: EGC.


h.75-29.

SIMPULAN

5.

Ekstrak
memiliki

Avicennia
pengaruh

kesembuhan

ulkus

Nutritional Support for Wound Healing.

marina

Alternative

terhadap

Number

traumatikus.

Medicine

4:

377-359.

Review.

Vol.8,

Available

from

http://www.pilodinal.org/_assets/pdf/nutriti
on.pdf. Accessed in June 25th, 2012.

Konsentrasi ekstrak Avicennia marina


10% tidak memiliki pengaruh lebih

MacKay DND and Miller ALND. 2003.

6.

Kapoor, Pranav, Shabina Sachdeva, and


Silonie

baik sedangkan konsentrasi 20%, 40%

Sachdeva.

2010.

Topical

Hyaluronic Acid in the Management of

terbukti memiliki pengaruh lebih baik

Oral

Ulcers.

Available

from

dibandingkan asam hialuronat 0,2%

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P

terhadap

MC3132908. Accesed in August 8th 2012.

traumatikus.
Avicennia

kesembuhan

ulkus

Konsentrasi

ekstrak

marina

40%

7.

2002. Oral Maxillofacial Infection. 4th

adalah

merupakan konsentrasi yang paling

Topazian RG, Goldberg MH, Hupp JR.

edition. USA: WB Saunders. p. 25.

8.

efektif.

Bayu A. 2009. Hutan Mangrove Sebagai


Salah Satu Sumber Produk Alam Laut.
Available

http://isdj.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/34209

DAFTAR PUSTAKA
1.

1523.pdf. Accessed in June 13th, 2012.

Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. 2008.


Oral Pathologic Correlations. 5th edition. St.

9.

Jakarta: PT. Argo Media Pustaka.

Langlais RP, Miller CS. 2000. Atlas


Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang
Lazim. Jakarta: Hipokrates. p. 94.

3.

Sendih S dan Gunawan. 2006. Keajaiban


Teripang Penyembuhan Mujarab dari Laut.

Louis: WB Saunders. p. 24-21.

2.

from

10.

Rukmini Ambar. 2007. Regenerasi Minyak


Goreng
Menekan

Bekas

dengan

Kerusakan

Arang
Organ

Sekam
Tubuh.

Delong L,et al. 2008. General and Oral

Available

Pathology

http://p3m.amikom.ac.id/p3m69%20%20R

for

The

Dental

Higienist.

on

EGENERASI%20MINYAK%20GORENG

67

Vol 8 No. 1 Februari 2014

11.

12.

13.

ISSN : 1907-5987

%20BEKAS%20DENGAN%20ARANG%

extract (HTE). Boeletin Latinoamericano y

20SEKAM%20MENEKAN%20KERUSA

del Caribe de Plantas Medicinales y

KAN%20ORGAN%20TUBUH.pdf.

Aromaticas

Accesed at Desember 07, 2012.

Available

Kusumawati D. 2004. Biologi Hewan Coba

http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/856/8

Bersahabat dengan Hewan Coba. Gajah

5615225012.pdf. Accesed on November 10,

Mada University Press. p. 22-5.

2012.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA,

16.

No.5 :

429-414.
from

Wibowo C, Kusmana C, Suryani A, Hartati


Y, Oktadiyani P. 2009. Pemanfaatan Pohon

25. Jakarta: EGC. h. 680-662.

Mangrove Api-api (Avicennia spp) Sebagai


Bahan Pangan dan Obat. Available from

Abdullah Y. 2008. Efektivitas Ekstrak


Daun Paci-paci Leucas lavandulaefolia

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/

untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi

123456789/45052/Pemanfaatan%20Pohon

Penyakit

%20Mangrove.pdf?sequence=1. Accessed

MAS

Motile

Aeromonad

dan Hematologi Ikan Lele Dumbo Clarias


sp.

Available

in June 1st, 2012.

17.

Pongsipulung GR, Paulina VYY, Yos


Banne. 2012. Formulasi dan Pengujian

from

http://repository.ipb.ac.id/handle/12345678

Salep Ekstrak Bonggol Pisang Ambon

9/57527. Accesed in Des 28th, 2012.

(Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L.))


Terhadap Luka Terbuka Pada Kulit Tikus

Gam LH, et al. 2006. Proteomic analysis of


snakehead fish (Channa Striata) muscle

Putih

tissue. Malaysian Journal Biochemistry and

norvegicus).

Molecular

fromhttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/p

Biology,

No

14:

Available

32-25.

px?FileName=584.pdf.

Accessed

on

November 29, 2012.


Daud CKD,et al. 2010. Amino and fatty
acid compositions in haruan traditional

Jantan

Alur

Wistar

(Rattus
Available

harmacon/article/viewFile/462/370.

from

Accessed in Des 26th, 2012.

http://majlis.fsktm.um.edu.my/document.as

15.

Rodwell VW. 2003. Biokimia Herper. Edisi

Septicaemia Ditinjau dari Patologi Makro

14.

Vol.

18.

Niki E, N. Noguchi, M. Iwatsuki, and


Y.Kato. 1996. Dynamics of Antioxidation
by Phenolic Antioxidant: AOCS Press. p. 81.

68

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Potensi Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Mangrove


Rhizophora mucronata Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Mixedperiodontopatogen
(Antibacterial Potency Of Rhizophora mucronatas Ekstrak
AgainstMixedperiodontopathogen)
Dwi Andriani*, Yoifah Rizka**
*Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
**Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT
Background: Mangrove especially Rhizophora mucronata is plant from coast that can be the
alternative medicine as antibacterial in periodontal disease due to its componen tannin.
Purpose:Todetermine the antimicrobial extracts of leaves, stems and roots of mangrove
(Rhizophora mucronata) on periodontopathogen Mixed bacterial growth. Methods: This
research was experimental laboratoris. Treatment group consisted of six(6) groups with
different concentrations 1.56 %, 3.125 %, 6.25 %, 12.5 %, 25 %, 50%of extracts from roots ,
stems and leaves of Rhizophora mucronata. Negative control group DMSO 1%, whereas the
positive control group was given tetracycline disc. Antibacterial examination of the mixed
periodontopathogen by diffusion method in Mueller Hinton (MH) agar. Extract was prepared
by percolation methods 83 % ethanol. Measurement of inhibition zone was using digital
calipers (mm). All the data were analysed with Kruskall-walis and Mann Withney-U.
Results:there is significant different (p=0; p <0.05) between extract the root, bark, and leaves
of Rhizophoramucronatawith positive control at all concentrations. The roots extract
(p=0,317 and 0,85), barkss extract (p= 0,536 and 0,127)and leaves extract (p= 0,536 and
0,127)has no significant difference with the negative control, except Rhizophoramucronata
bark is significant different with negative control at concentration of 25% (0,019) and 50%
(0,019).Conclusion: Barks extract showed inhibit zone againts bacteria mixed
periodontopathogen at concentration of 25% and 50%. Root and leaf extracts showed has no
inhibitionagainst bacteria.
Key words:Mixed periodontopathogen, mangrove, Rhizophora mucronata, antibacterial
Correspondence: Dwi Andriani, Department of Oral Biology, Faculty of Dentistry, Hang
Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Phone 031-5912191,
e-mail :riadwiandriani@yahoo.com

69

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Latar Belakang: Mangrove terutama Rhizophora mucronata adalah tanaman pantai yang
dapat menjadi pengobatan alternatif sebagai antibakteri pada penyakit periodontal karena
memiliki komponen tannin. Tujuan: Untuk menentukan daya antimikroba ekstrak daun,
batang dan akar bakau (Rhizophora mucronata) pada pertumbuhan bakteri mixed
periodontopathogen. Methods: Jenis Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.
Kelompok perlakuan terdiri dari enam (6) kelompok dengan konsentrasi yang berbeda
1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50% ekstrak dari akar, batang dan daun Rhizophora
mucronata. Kelompok kontrol negatif DMSO 1%, sedangkan kelompok kontrol positif diberi
tetrasiklin disc. Pemeriksaan antibakteri dari mixed periodontopathogen dengan metode
difusi dalam Mueller Hinton (MH) agar. Ekstrak dibuat dengan metode perkolasi 83% etanol.
Pengukuran zona hambatan menggunakan kaliper digital (mm). Semua data dianalisis
dengan Kruskall-wali dan Mann Whitney-U. Hasil: ada perbedaan yang signifikan (p = 0, p
<0,05) antara ekstrak akar, battang, dan daun Rhizophora mucronata dengan kontrol positif
pada semua konsentrasi. Ekstrak akar (p = 0.317 dan 0,85), ekstrak batang (p = 0.536 dan
0.127) dan ekstrak daun (p = 0.536 dan 0.127) tidak memiliki perbedaan yang signifikan
dengan kontrol negatif, kecuali ekstrak batang Rhizophora mucronata signifikan berbeda
dengan kontrol negatif pada konsentrasi 25% (0,019) dan 50% (0,019). Kesimpulan: Ekstrak
batang menunjukkan zona hambat terhadap bakteri mixed periodontopathogen pada
konsentrasi 25% dan 50%. Akar dan daun ekstrak menunjukkan tidak memiliki hambatan
terhadap bakteri.
Kata kunci : Mixed periodontopatogen, mangrove, Rhizophora mucronata, antibakteri
Korespondensi: Dwi Andriani, Bagian Biologi Oral, FakultasKedokteran Gigi Universitas
Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Telp 031-5912191, email :riadwiandriani@yahoo.com

peradangan dan juga perubahan resesif

PENDAHULUAN
Penyakit periodontal merupakan

pada gingiva dan jaringan periodontal

kelainan dalam rongga mulut yang

disebabkan

memiliki prevalensi cukup tinggi di

spesifik dengan berbagai manifestasi

masyarakat hampir diseluruh dunia. Di

klinis,

Inggris, 54% orang dewasa memiliki

keradangan,

poket

kegoyangan gigi hingga terjadinya

periodontal

mm

lebih.1Levineet,almenemukan

atau
25,9%

dari subyek yang diteliti menderita

oleh

dimulai

mikroorganisme

dari

perdarahan,

kehilangan

tulang,

kehilangan gigi.4,5
Faktor

etiologi

utama

pada

periodontitis kronis dan agresif.2Di

penyakit periodontal adalah bakteri

Indonesia,

penyakit

yang berakumulasi pada dental plak

periodontal pada semua kelompok

(biofilm) dipermukaan gigi dan poket

umur

adalah

periodontal

prevalensi
96,58%.3
merupakan

Penyakit

gingiva (plaksubgingiva).6 Spesies sub

suatu

gingival tertentu kebanyakan terdiri

70

Vol 8 No. 1 Februari 2014

dari

bakteri

ISSN : 1907-5987

Gram-negatif

yang

ini

antara

lain

taninmemiliki

dihubungkan dengan etiologi penyakit

mekanisme

periodontal

ekstraseluler mikroba, sehingga dapat

destruktif

seperti

menghambat

enzim

Actinobacillus

mengakibatkan kematian pada bakteri

actinomycetemcomitans,Porphyromon

tersebut sedangkan kandungan lainnya

as gingivalis (P. gingivalis), Provotella

seperti Alkaloid, Flavanoid, Terpenoid

Intermedia

dan

dan

beberapa

spesies

bakteroid lainnya.

kemampuan

Selain perawatan scaling and


root

Saponin

planningterkadang

juga

anti

memiliki

bakteri

dengan

merusak membran bakteri.10,11,12

dibutuhkan

Ekstrak

daun

Rhizophora

antibiotik sebagai terapi tambahan

mucronata memiliki efek antibakteri

untuk menurunkan jumlah bakteri

pada spektrum yang luas.13 Kulit

periodontal.8Meskipun

batang, daun, dan bunga Rhizophora

memiliki efek inhibitor kuat, diketahui

mucronata telah diteliti memiliki sifat

penggunaan

antibakteri

penyebab

antibiotik

telah

terhadap

menimbulkan fenomena baru dengan

positif

munculnya resistensi, reaksi alergi dan

negatif.12Dibidang

reaksi

toksik.9

kondisi

Berkaitan

tersebut,

antimikroba

alternatif

dengan

diperlukan
yang

dapat

digunakan untuk menurunkan aktifitas

sebagai

batang

Rhizophora

alternatif

semakin

gram

kedokteran

gigi,

bakau

besar

mucronata

mempunyai

daya hambat terhadap pertumbuhan


bakteri Mixed periodontopatogen.14
Berdasarkan

obat

gram

maupun

Ekstrak

bakteri.
Pemanfaatan sumber daya alam

bakteri

latar

belakang

diatas dan adanya potensi antibakteri


dari

tanaman

mangrove,

peneliti

berkembang penggunaannya karena

tertarik untuk membandingkan daya

sifatnya yang alami dan relative aman,

hambat ekstrak daun, kulit batang, dan

tumbuhan

akar

mangrove

Rhizophora

mangrove

dengan

mucronata

spesies

mucronatasalah satunya. Tumbuhan

Rhizophora

ini diketahui sebagai tanaman obat

bakteri

yang dapat digunakan untuk mengobati

sehingga dapat dijadikan bahan dasar

angina, desentri, hematuria dan lain-

pengobatan alternatif untuk penyakit

lain. Kandungan kimia aktif tumbuhan

periodontal.

Mixed

terhadap

periodontopatogen,

71

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

0,02m.

METODE
Penelitian ini termasuk jenis

Metode

antibakteri

pemeriksaan

terhadap

Mixed

penelitian laboratorium (Experimental

periodontopatogen dengan cara difusi

Research)

penelitian

pada media Mueller Hinton (MH).

experimental, dengan menggunakan

Sebelum melakukan inokulasi, bakteri

rancangan penelitian post test only

disetarakan dengan larutan Mc.Farland

control group design.Kelompok dibagi

0,5. Kertas saring yang sebelumnya

3 yairu kelompok kontrol positif (K1),

telah dicelupkan ke dalam ekstrak R.

Kelompok kontrol negatif (K2) dan

mucronata selama 10 detik kemudian

kelompok perlakuan (K3). Kelompok

diletakkan pada media agar kelompok

perlakuan terdiri dari enam kelompok

perlakuan. Untuk kelompok kontrol

yang diberi konsentrasi ekstrak dari

negatif, kertas saring dicelupkan pada

akar, batang dan daun

DMSO1% selama 10 detik, sedangkan

atau

Rhizophora

mucronata berbeda tiap kelompoknya

untuk

yaitu, 1,56%; 3,125%; 6,25%; 12,5%;

langsung

25%; 50%. Pada kelompok kontrol

Media agardiinkubator selama 2x24

negatif dengan DMSO1%, sedangkan

jam dengan suhu 370C dalam suasana

kelompok

anaerob. Pengukuran zona hambat

kontrol

positif

diberi

tetrasiklin disc.

kontrol

positif,

diletakkan

tetradisc

pada

media.

ekstrak Rhizophora mucronata yang

Metode ekstrak tumbuhan bakau

berupa area jernih di sekitar kertas

besar (Rhizophoramucronata) adalah

saring dengan menggunakan digital

ekstrak etanol 83% dari daun, batang

calipers (dalam satuan mm).

dan

akar

tumbuhan

Rhizophora

Semua

data

hasil

mucronata masing-masing 10g dengan

dilakukan

menggunakan

Perkolasi.

deskriptif dan analisis statistik dengan

mucronata

menggunakan SPSS 17.0.

Ektrak

metode

Rhizophora

tabulasi,

uji

penelitian
tatistik

dilarutkan dengan larutan DMSO1%


diencerkan sesuai dengan konsentrasi
50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan

HASIL PENELITIAN
Setelah

dilakukan

rangkaian

1,56%. Proses pencampuran dengan

penelitian daya hambat ekstrak Akar,

menggunakan vortex dan disaring

Kulit Batang dan Daun Rhizophora

dengan microporus membrane

mucronata

dengan

beberapa
72

Vol 8 No. 1 Februari 2014

konsentrasi

terhadap

ISSN : 1907-5987

pertumbuhan

Tuah,

didapatkan
berupa

data

hasil

rata-rata

zona

bakteri Mixed periodontopatogen di

pengamatan

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

hambat pertumbuhan adalah sebagai

Kedokteran Gigi Universitas Hang

berikut :

Gambar 1. Grafik Rerata Daya Hambat Tumbuhan R.mucronata

Berdasarkan

hasil

penelitian

Mann Withney-U dengan signifikansi

dengan menggunakan metode difusi

p<0,05,

diketahui daya hambat tertinggi pada

pertumbuhan

kontrol (+) yaitu diatas 20 mm.

periodontopatogen

Sedangkan

ekstrak

tumbuhan Rhizophora mucronata jauh

tumbuhan mangrove, terbesar pada

lebih rendah dibandingkan dengan

ekstrak

tetradisc

daya

batang

hambat

konsentrasi

50%

(Gambar 1).
Terdapat perbedaan signifikan
pada kelompok kontrol positif dan tiap

bahwa

daya
bakteri

(Gambar

oleh

2).

hambat
Mixed
ekstrak

Hal

ini

menunjukkan bahwa tetrasiklin lebih


baik

dibandingan

dengan

ekstrak

tumbuhanini.

kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji

73

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Gambar 2. Grafik signifikansi Mann Withney-U Tumbuhan Mangrove R.Mucrona

Hasil uji Mann Withney-U juga

penyakit

periodontal

menunjukkan tidak adanya perbedaan

periodontitis

yang

pemberian

signifikan

masing-masing

maka

terapi

antibakteri

dengan

merupakan

kelompok perlakuan dengan ekstrak

upaya

Rhizophora

terhadap

penyebab utama. Salah satu antibakteri

kelompok DMSO1% sebagai kontrol

atau antibiotik yang sering digunakan

negatif, kecuali pada kelompok kulit

adalah

batang dengan konsentrasi 25% dan

Tetrasiklin

50% (Gambar 2). Hal ini menunjukkan

antimikroba yang tinggi (26-28mm)

bahwa bagian kulit batang adalah yang

sesuai dengan The Classification of

terbaik dalam menghambat bakteri

Growth

Mixed

mucronata

periodontopatogen.

untuk

terutama

mengatasi

tetrasiklin
terbukti

Inhibition
15

derivatnya.

memiliki

Response

oleh

Greenwood.

zona

karena tetrasiklin bekerja dengan cara

antibakteri adalah 7 mm dan pada

mengikatkan dirinya pada subunit 30S

konsentrasi

50% diameter zona 8,6

dari ribosom bakteri, sehingga dapat

mm, dibandingkan dengan kontrol

menghambat sintesis protein dengan

negatif

menghalangi

25%

(6mm)

diameter

memang

terdapat

perbedaan diameter zona hambatnya.

ini

efek

Pada

konsentrasi

Hal

dan

faktor

disebabkan

pelekatan

tRNA-

aminoasil yang bermuatan. Adanya


gangguan sintesis protein pada bakteri
berakibat

PEMBAHASAN
Bakteri Mixedperiodontopatogen
merupakan

etiologi

utama

pada

sangat

fatal

yaitu

terhambatnya atau terhentinya sintesis


protein

dan

dapat

mengakibatkan

74

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

kematian sel bakteri.16 Namun setelah

menggunakan etanol p.a (83%) sebagai

diketahui bahwa tetrasiklin sebagai

pelarutnya.

antibiotik

mengingat lebih sederhana dan tidak

non

alamiah

memiliki

beberapa kekurangan seperti yang


telah

dijelaskan

penggunaan

sebelumnya,

antibiotik

memerlukan

ini

digunakan

energi

untuk

12

pemanasan.

tidak

Pada konsentrasi 25% diameter

sesuai dengan aturan pakai dapat

zona antibakteri adalah 7 mm dan pada

menyebabkan residu dalam jaringan

konsentrasi

organ yang dapat menyebabkan reaksi

mm, dibandingkan dengan kontrol

alergi,

negatif

resistensi,

yang

Metode

dan

mungkin

keracunan sehingga cukup berbahaya.

50% diameter zona 8,6

(6mm)

memang

terdapat

perbedaan diameter zona hambatnya.

Selain itu tetrasiklin memiliki efek

Hasil uji Mann Withney-U

samping

menunjukkan tidak adanya perbedaan

pada

pemakaian

jangka

panjang dapat menyebabkan terjadinya

yang

disgenesis berupa perubahan warna

kelompok perlakuan dengan ekstrak

intrinsik gigi permanen yang sifatnya

Rhizophora

17

menetap.

signifikan

juga

masing-masing

mucronata

terhadap

Maka pemilihan ekstrak

kelompok DMSO1% sebagai kontrol

kulit batang Rhizophora mucronata

negatif, kecuali pada kelompok kulit

sebagai antibakteri alam alternatif

batang dengan konsentrasi 25% dan

dalam menangani penyakit periodontal

50%. Hal ini menunjukkan bahwa

merupakan

ekstrak kulit batang memiliki daya

pilihan

yang

dapat

diaplikasikan.

hambat walaupun kecil dibandingkan

Menggunakan tiga bagian dari

dengan kontrol maupun dengan ekstrak

bakau besar (Rhizophora mucronata)

dari akar dan daun. Menurut The

yaitu

dan

Classification of Growth Inhibition

mencari

bagian

Response oleh Greenwood,15 zona

termudah

dalam

hambat dibawah 10 mm dikatakan

mendapatkan bahan, mengingat bakau

tidak memiliki daya hambat sehingga

merupakan tanaman yang dilindungi.

konsentrasi 50% pada ekstrak kulit

Pembuatan

batang masih belum memenuhi syarat.

akar,

kulit

daundiharapkan
terbaik

mucronata

dan

batang

ekstrak
dilakukan

Rhizophora
dengan

menggunakan metode perkolasi dan

Pada

penelitian

sebelumnya

oleh

yang

dilakukan

Firdianto14 daya
75

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

hambat yang paling efektif pada

p<0,05 didapatkan bahwa daya hambat

konsentrasi 80 mg/ml sebesar 13,55

pertumbuhan

mg/ml. Dengan konsentrasi diatas 50%

periodontopatogen

ekstrak

tumbuhan Rhizophora mucronata jauh

ini

dapat

pertumbuhan

menghambat

bakteri

Mixed

periodontopatogen.

bakteri

Mixed

oleh

ekstrak

lebih rendah dibandingkan dengan


tetradisc. Terdapat beberapa alasan

Komponen

pada

ekstrak

yang menyebabkan hal ini dapat

tumbuhan mangrove ini mungkin saja

terjadi.

tidak cukup kuat untuk menghambat

periodontopatogen

pertumbuhan

bakteri

bakteri

Mixed

Pertama,

gram

Bakteri

Mixed

didominasi

oleh

negatif,

sedangkan

18

menyatakan

periodontopatogen dan hanya mampu

menurut Iskandaret.al

mengambat

pada

bahwa kandungan protein porin pada

konsentrasi yang rendah. Beberapa

membran terluar dinding sel bakteri

bakteri dengan metode ekstrak yang

gram

berbeda dapat dihambat oleh ekstrak

Kemungkinan porin yang terkandung

batang rhizophora jenis ini. Pimpliskar

pada

et.al

menyebabkan

bakteri

dalam

menyimpulkan

tertentu

penelitiannya

membran

bersifat

terluar

hidrofilik.

tersebut

molekul-molekul

batang

komponen ekstrak lebih sukar masuk

Rhizophora mucronata menghambat

ke dalam sel bakteri. Selain itu, 20 %

S.aureus, E.coli, dan S.typhi dengan

membran luar bakteri mengandung

konsentrasi 0,5 mg/mL dengan metode

lipid

pengekstrak water dan acetone, dan 1

sekunder ini sulit masuk ke dalam

mg/mL

dari

membran luar dinding sel, dimana lipid

ekstrak metanol dan etanol.19,20 Hal ini

ini berfungsi mencegah masuknya

menunjukkan metode ekstrak juga

bahan kimia dari luar. Kedua, ekstrak

mempengaruhi daya hambat bahan

yang digunakan adalah ekstrak kasar,

terhadap bakteri.

dimana

pada

ekstrak

negatif

pneumatophore

Berdasarkan

hasil

sehingga

ekstrak

senyawa

tersebut

metabolit

memiliki

penelitian,

kandungan senyawa polar dan non

diperoleh perbedaan signifikan pada

polar yang bersatu sehingga daya kerja

kelompok kontrol positif dan tiap

senyawa bioaktifnya kurang optimal.16

kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji


Mann Withney-U dengan signifikansi
76

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987
terhadap Ciprofloxacin berdasarkan teknik

SIMPULAN
Ekstrak

kulit

Polymerase

batang

Chain

Reaction.

Jurnal

Kedokteran YARSI, 17 (1) : 020-011.

menunjukkan adanya zona inhibisi


pada konsentrasi

8.

25% dan 50%,

Tanjung A. 2001. Pemberian Minosiklin


padda

Perawatan

Fakultas

sedangkan ekstrak akar dan daun tidak

Kedokteran

Sumatera

menunjukkan zona inhibisi terhadap

Periodontal.
Gigi

Utara.

Skripsi.

Universitas

Available

at

http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/12345

bakteri Mixed periodontopatogen.

6789/8128/950600001.pdf. diakses 12 Juni


2013.

DAFTAR PUSTAKA
1.

9.

Daly, B., Watt, R. G., Batchelo, P. et.al.

3.

Saunders. p. 245-241.

edition, St Louis:

Levine L, V Baev, R Lev, A Stabholz and

Kandungan

Ashkenazi. 2006. Aggressive Periodontitis

Terkondensasi Pada Tegakan Rhizophora

Among Young Israeli Army Personel. J

mucronata

Periodontol, 77:1392-6.

Tumpangsari di Blanakan Purwakarta.

Tampubolon, Nurmala Situmorang. 2010.


Karies

Gigi

Terhadap

dan

Penyakit

Kualitas

Hidup.
at:

Zat

Pada

Ekstraktif

Ekosistem

11. Hidayaningtyas

Tanin

Tambak

P.

2008.

PerbandinganEfekAntibakteri
SeduhanDaunSirih

(Piper

Air
betle

Linn)

TerhadapStreptococcus

http://repository.usu.ac.id/handle/12345678

mutansPadaWaktuKontakdanKonsentrasi

9/20526 diakses 29 Januari, 2014.

yang

Hatta M. 2011. Penyakit Periodontal dan

UniversitasDiponegoro Semarang.

Hubungannya

dengan

Atherosklerosis.

Berbeda.

Skripsi

12. Ravikumar S, Gnanadesigan M, Suganthi P,

Skripsi. Universitas Hasanudin Makasar.

Ramalakshmi

Kamma JJ, Slots J. 2003. Herpesviral-

Potential of Chosen Mangrove Plants

bacterial

aggresive

Against Isolated Urinary Tract Infectious

periodontitis. J.Clin. Periodontal, vol 30:

Bacterial Pathogens. International Journal

426-420.

of Medicine and Medical Sciences Vol.

Yoshino

infection

T.

in

2007.

Genotypic

Phenotypic

and

Characterization

OfPorphyromonasGingivalis In Relation To
Virulence.

Thesis,

Sweden:

Goteborg

Rieuwpassa I.E
Deteksi

Mutasi

Porphyromonas

A.

2010.Antibacterial

2(3) pp. 99-94, Maret 2010.Available form:


http:www.academicjournal.org/ijmms
diaksespada: 9 Januari 2013.
13. Joel EL, Bhimba V. 2010. Isolation and
characterization of secondary metabolites

University. p. 20-6.
7.

Clinical

10. Kariem, Ichwan Doel. 2002. Distribusi

Available

6.

2006.
th

Dental Public Health. New York, Oxford

Periodontal

5.

FA.

Periodontology, 10

Dampak

4.

Carranza

2003. Trends in Oral Health. Essential

University Press.
2.

Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR,

dan

Hatta M.2009.

Gen
Gingivalis

Gyrase

Resisten

from the mangrove plant Rhizophora


mucronata . Asian Pacific Journal of
Tropical Medicine. p. 602-4.

77

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

14. Firdianto G. 2013. Daya Hambat Kulit


Batang

Spesies

Mangrove

Rhizophora

mucronata Terhadap Pertumbuhan Bakteri


Mixed

Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi


Unversitas Sumatera Utara.
18. Iskandar, Y., D. Rusmiati, dan R.R. Dewi.

periodonthopatogen.

2005. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Surabaya

Etanol Rumput Laut (Eucheuma cottonii)

:FakultasKedokteran Gigi Universitas Hang

Terhadap Bakteri Escherichia coli Dan

Tuah.

Bacillus cereus. Universitas Padjadjaran

KaryaTulisAkhir.

15. Greenwood.

1995.

Susceptibility
Antimicrobial

Antibiotics,

(Sensitivity)
And

Test,

Chemoterapy.

Mc.

Graw Hill Company, USA.


16. Rinawati

DN.

L.)

Evaluation

of

Antimicrobial

2008.

Mumbai Coast. Journal of Advanced


Scientific Research, 3(3): 33-30.
20. Plimpiskar M, Shinde P, Savakare V,

Skripsi,

JadhavV, Jadhav BL.2012. Comparative

November

Performance of Antimicrobial Principles of

InstitutTeknologiSepuluh
Surabaya, Jawa Timur.
2007.

2012.

TerhadapBakteriVibrio

alginolycticus.

17. Aprilisa.

19. Plimpiskar MR, Jadhav RN, Jadhav BL.

principles of Rhizophora species along

DayaHambatTumbuhanMajapahit(Crescent
iacujute

Jatinangor, Sumedang.

Pengaruh

Mangroves
Tetrasiklin

Terhadap Perubahan Warna Gigi Anak.

Mumbai

Rhizopora

Coast.

Species

Indo-Global

Along

Research

Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 2


Issue

4:

429-426.

78

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Mini Screw sebagai Temporary Anchorage Devices


pada Kasus Bimaxillary Dental Protrusion
denganFree End Di Rahang Bawah
(Mini Screw as Temporary Anchorage Devices in Bimaxillary
Dental Protrusion and Free End Mandibular Posterior Teeth )
Arya Brahmanta
Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT
Background: Orthodontic treatment on the bimaxillary dental protrusion is to reduce the
proclination of the mandibular and maxillary anterior teeth. Lost of posterior teeth (free end)
often occured in adult cases and required additional skeletal anchorage. Purpose: Mini
screw implant orthodontic as temporary anchorage devices is indicated to help this
movement without worried about loss anchorage. Case: In this case report, a woman , 38
years old presented class I malocclusion with bimaxillary dental protrusion and free end
mandibular posterior teeth.Case Management: The patient was treated using standart
edgewise orthodontic appliance with mini screw implant as temporary anchorage
devices.Conclusion: The result of this treatment indicated that mini screw can be consider an
effective therapy choice
Keywords: Bimaxillary dental protrusion, free end mandibular teeth, mini screw implant
Correspondence : Arya Brahmanta, Department of Orthodonti, Faculty of Dentistry, Hang
Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya. Phone (031) 5912191, Email:
arya.brahmanta@yahoo.com

79

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Pendahuluan: Perawatan Ortodonti pada kasus Protrusi bimaksiler adalah dengan cara
mengoreksi proklinasi dari gigi geligi anterior rahang atas dan rahang bawah. Pada kasus
kehilangan banyak pada gigi posterior (free end) seringkali dijumpai pada penderita dewasa,
sehingga dibutuhkan penjangkaran yang kuat (skeletal anchorage). Tujuan: Mini screw
implant orthodontic sebagai alat bantu penjangkaran yang bersifat sementara dapat
digunakan untuk koreksi kelainan tersebut, tanpa kekhawatiran adanya kehilangan
penjangkaran. Kasus: Pada laporan kasus ini , seorang wanita, usia 38 tahun dengan
diagnosis Maloklusi kelas I Angle disertai Protrusi bimaksiler dan kehilangan gigi geligi
posterior rahang bawah. Tatalaksana kasus: Penderita ini telah dirawat dengan
menggunakan peranti cekat ortodonti (standart edgewise) dan mini screw implant sebagai
alat penjangkaran tambahan sementara. Simpulan: Hasil dari perawatan ini menunjukkan
bahwa miniscrew dapat dijadikan sebagai pilihan terapi yang efektif.
Kata kunci: Protrusi bimaksiler, kehilangan gigi geligi posterior rahang bawah, mini screw
implant.
Korespondensi: Arya Brahmanta, Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Hang Tuah. Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya. Telp (031) 5912191, Email:
arya.brahmanta@yahoo.com

sementara

PENDAHULUAN
Pada

perawatan

ortodonti,

penjangkaran merupakan faktor yang


sangat penting diperhatikan untuk
mencapai

hasil

perawatan

yang

(TADs)

temporary

anchorage devices. Salah satu jenis


TADs adalah miniscrew.
Miniscrew

banyak

digunakan

dalam perawatan ortodonti karena

maksimal. Menurut (Proffit, 2007)

mempunyai

penjangkaran

seperti metode insersi yang sederhana,

didefinisikan

sebagai

beberapa

pertahanan terhadap pergerakan gigi

nyaman

yang tidak diinginkan atau sebagai

kerjasama pasien, mudah aplikasinya

reaksi

dan merupakan alat penjangkar yang

dari

diinginkan

gigi

posterior

pada

yang

mekanoterapi

penutupan ruangan.1
Penjangkaran
menjadi
sedang

tidak

membutuhkan

kuat.1,2,3
Secara

umum,

miniscrew

terbagi

memiliki diameter 1,2 2 mm dengan

maksimum,

panjang 6 15 mm. Miniscrew

sendiri

penjangakaran
dan

dan

keuntungan

minimal.

Untuk

digunakan

untuk

berbagai

tujuan

mendapatkan penjangkaran maksimum

dalam perawatan ortodontik, termasuk

salah satunya dapat diperoleh dengan

diantaranya adalah penutupan ruang,

implant

perawatan open bite, up righting gigi

sebagai

alat

penjangkar

80

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

posterior,intrusi gigi anterior maupun


posterior dan retraksi gigi.

LAPORAN KASUS
Penderita wanita, usia 38 tahun

Bimaxillary dental protrusion

datang ingin meratakan gigi atas dan

mempunyai karakteristik dentoalveolar

bawahnya

dari gigi anterior atas dan bawah yang

untukmemperbaiki

protrusif sehingga menyebabkan profil

Pasien belum pernah dirawat ortodonti

wajah menjadi cembung.5 Perawatan

sebelumnya.

kasus

yang

maju

penampilannya.

bimaxillary dental protrusion

ditujukan

untuk

mengurangi

kecembungan wajah dan protrusi bibir


melalui retraksi gigi anterior

Diagnosa
Pemeriksaan

ekstra

oral

yang

menunjukkan profil cembung, muka

dilakukan secara en masse untuk

ovoid, kepala brakisefalik dan bibir

menghasilkan perubahan profil wajah.6

inkompeten

Gigi posterior yang hilang (free

simetris.

dengan

bentuk

Pemeriksaan

intra

muka
oral

end) dapat menimbulkan kerugian

kebersihan mulut sedang , fase geligi

pada

tetap. Mutilasi gigi regio 36,37,38 dan

gigi

tetangga

maupun

gigi

lawannya seperti terjadi drifting dan

46,47,48.

over erupsi pada gigi lawan. Pada

35.Pada pemeriksaan fungsional tidak

kondisi intra oral kehilangan banyak

didapatkan kelainan. Analisis model

gigi diregio posterior

didapatkan diskrepansi

maka akan

Mahkota

porselen

pada

rahang atas

menimbulkan kesulitan saat hendak

kurang tempat 7 mm dan rahang

melakukan retraksi gigi anterior karena

bawah kurang tempat 4 mm. Kelainan

diperlukannya penjangkar, untuk itu

kelompok gigi terdapat protrusi pada

dalam

akan

rahang atas dan pada rahang bawah.

menampilkan kasus bimaxillary dental

Tumpang gigit 2 mm dan jarak gigit 4

protrusion

yang

mm. Hubungan kaninus kanan dan kiri

kehilangan gigi posteriornya (free end)

atas terhadap kaninus kanan dan kiri

di rahang bawah dikoreksi dengan

bawah

bantuan miniscrew

implant sebagai

Kemungkinan etiologi adanya faktor

alat penjangkar sementara (TADs)

herediter bimaxillary dental protrusion

temporary anchorage devices.

dan mutilasi gigi regio 36, 37, 38 dan

laporan

pada

kasus

ini

pasien

gigitan

neutroklusi.

46, 47, 48.


81

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Gambar 1. Foto extra oral dan intra oral


pasien sebelum perawatan

Analisis sefalometrik didapatkan


profil cembung FH-NP 83 , NAP
7

dengan hubungan maksila dan

mandibulaterhadap basis kranium :

Gambar 2. Foto panoramic dan lateral

SNA 78; SNB 76 ; ANB

cephalometri pasien.

;dengan inklinasi RA RB protrusi IRencana

grs NA 35 ; I-grs NB 55 ; Inter


Insisal

88

protrusion
lunakdengan

(bimaxillary
).

Analisis
Ricketts

dental
jaringan
Lip

Analysis:bibir atas dan bibir bawah


maju. Analisis foto panoramik terlihat
mutilasi pada regio 36,37,38 dan
46,47,48. Supra posisi pada regio
16,17 dan 26,27. Sisa akar pada regio
48.Mahkota gigi tiruan tetap pada
regio 45.

untuk

koreksi

protrusion

perawatan

adalah

Bimaxillary

dengan

dental

pencabutan

premolar pertama kanan dan kiri di


rahang atas dan dengan menggunakan
mini screw implant ortodonti untuk
retraksi secara en masse pada gigi
anterior rahang bawah. Pada kasus ini
tidak

diperkenankan

adanya

kehilangan penjangkaran dan dengan


adanya free end di rahang bawah maka
diputuskan menggunakan mini screw
implant

ortodonti.

Pada

akhir

perawatan akan dilakukan pembuatan


gigi tiruan pada regio posterior rahang
bawah.
82

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

TATA LAKSANA KASUS


Perawatan
Pertama pasien diinstruksikan
untuk menjaga kebersihan mulutnya,
pembersihan karang gigi, pencabutan
sisa akar pada regio 48 dan pencabutan
regio

14,24

sebelum

dilakukan

perawatan ortodonti aktif.


Dilakukan tahap

leveling dan

aligning pada rahang atas dan rahang

Gambar 3. Pemasangan miniscrew implant

bawah hingga busur mencapai ukuran

pada free end rahang bawah

0,016 NiTi. Hal ini kemudian diikuti


dengan penempatan 2 buah mini screw
implant ortodonti diameter 1,8 mm dan

Kemajuan perawatan
Kontrol

dilakukan

setiap

panjang 8 mm, di regio molar pertama

minggu sekali untuk mengganti elastik

rahang bawah

chain disesuaikan

sebagai

kemudian

satu

dilakukan

retraksi

penjangkar

minggu

kemudian

regio

anterior

dengan kekuatan

yang dibutuhkan dan juga memeriksa


keadaan

klinis mini

screw implant

dengan elastik chain. Distalisasi pada

ortodonti (mobilitas). Dalam 18 bulan

regio

dicapai hasil retraksi yang dinginkan.

35,34,33,43,44,45.

Retraksi

kaninus atas kanan dan kiri guna

Relasi

mempersiapkan tempat untuk koreksi

anterior pada

bimaxillary

protrusion.

dilanjutkan. Protrusi gigi anterior atas

Releveling dengan busur ukuran 0,016

dan bawah berkurang. Perubahan pada

x 0,016 NiTi.

ekstra oral terlihat baik, kecembungan

dental

kaninus

Kelas

I. Retraksi

rahang atas masih

wajah pasien berkurang dan pasien


merasa puas dengan perubahan pada
profil wajahnya. Upaya perrbaikan
masih

terus

didapatkan

dilakukan
hasil

dan

sampai
stabilitas

perawatan ortodonti yang maksimal.

83

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

palatum, retro molarpad, korteks bukal


maksila dan mandibula. Penempatan
mini implant perlu mempertimbangkan
anatomi

jaringan

lunak,

jarak

interradikuler, morfologi sinus, lokasi


saraf

dan

kedalaman

tulang

Gambar 4. Kemajuan perawatan, perubahan

bukolingual. Selain hal tersebut yang

proklinasi anterior rahang atas dan bawah

perlu dipertimbangkan saat memasang


mini implant adalah kualitas tulang

PEMBAHASAN
Mini

yaitu rasio antara korteks dan trabekula

implant

miniscrew

ortodonti

plates

merupakan

tulang. Dimana korteks tulang lebih


kuat,

tahan

terhadap

deformitas

Temporary anchorage device (TADs)

daripada

yang digunakan

menambah

makin tebal korteks tulang makin

perawatan

stabil. 10

penjangkaran
ortodonti.

Mini

untuk
pada
implant

tulang

trabekular,

maka

ortodonti

Posisi pemasangan miniscrew

membutuhkan osseointregrasi untuk

harus diperhatikan dengan baik untuk

stabilitas. Salah satu keuntungan dari

keberhasilannya. Menurut Park et al,

sistem ini adalah dapat meletakkan

posisi pemasangan miniscrew adalah

penjangkar yang bersifat kuat, stabil,

dengan sudut 300 400 terhadap sumbu

absolut di regio anterior maupun

gigi pada maksila, sedangkan pada

posterior sehingga kekuatan dapat

mandibula sebaiknya bersudut 10

langsung dan terkontrol.

7,8

Miniscrew

mempunyai diameter antara 1,3 2,0


mmdengan panjang antara 6 15 mm.

20

terhadap sumbu gigi. Sudut yang

tajam saat insersi dapat menyebabkan

iritasi jaringan lunak dan miniscrew

Menurut Miyawaki kestabilan

dapat meleset dari kontaknya dengan

miniscrew sebagai penjangkar di regio

tulang kortikal.9 Pada pengguanaan

posterior dipengaruhi beberapa faktor

miniscrew untuk retraksi anterior perlu

seperti densitas tulang dan ketebalan

diperhatikan ketinggianya agar gaya

tulang kortikal. Tempat insersi Mini

dapat melalui center of resisitance dari

implant tergantung indikasi dan faktor

gigi anterior

biomekaniknya,sering terdapat pada

dapat lebih maksimal.11

sehingga hasil retraksi

84

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Perawatan ortodonti pada kasus


Bimaxillary

dental

protrusion

DAFTAR PUSTAKA
1.

WR.

2007.

Contemporary

Orthodontic. 3 rd . St. Louis : Mosby, Inc.

ditujukan untuk mengurangi proklinasi


gigi insisif atas dan bawah serta

Profft

p. 685 677
2.

Park S, Bae M, Kyung M, Sung H. 2004.

mengurangi proklinasi bibir atas dan

Micro implant anchorages for treatment

bawah. Pada rahang atas dilakukan

of skeletal Class I bialveolar protruison. J

pencabutan

pada

regio

premolar

Clin Orthod. p. 74 , 710 - 703


3.

Kyung HM, Park S, Bae SM, Sung JH,

pertama untuk tempat bagi koreksi

Kim IB.2003. Development of orthodontic

prokinasi gigi anterior rahang atas.

micro implants for intraoral anchorage. J

Pada rahang bawah tidak dilakukan

Clin Orthod, 37(6) : 321-8

pencabutan gigi dikarenakan telah

4.

Young CP,Seung YL, Doo HK, Sung HJ.


2003. Intrusion of posterior teeth using mini

terdapat banyak ruangan pada regio

screw implants. Am J Orthod Dentofacial

36, 37, 38 dan 46, 47, 48 karena

Orthop, 123:694- 690.

mutilasi

untuk

pemasangan

itu

miniscrew

dilakukan

5.

2005. Bimaxillary dentoalveolar protrusion:

implant

Traits and Orthodontics correction. Angle

ortodonti sebagai (TADs) temporary


anchorage devices agar bisa digunakan

Bills DA, Handelman CS, Be Gole EA.

Orthod, 75: 339-333.


6.

Leonardi R, Annunziata A, Licciardello V,


Barbato E. 2010. Soft tissue Changes

sebagai penjangkar saat dilakukan

following the extraction of premolars in

koreksi en masse gigi anterior rahang

non growing patient with bimaxilarry

bawah yang mengalami proklinasi.

protrusion. Angle Orthod, 80 : 216- 211


7.

Nanda R, Kapila S. 2010. Current Therapy


in Orthodonthic , Mosby Elsevier.

SIMPULAN
8.

Pemakaian miniscrew implant

Clinical Applications of the Miniscrew

ortodonti lebih efisien dan efektif bila


dibandingkan dengan alat ortodontik
lainnya pada kasus bimaxillary dental

Canaro A, Velo, Leone, Siciliani. 2007.

Anchorage System. J Clin Orthod.


9.

Park HS, Jeong SH, Kwon OW. 2006.


Fsctor affecting the clinical succes of screw
implants used as orthodontic anchorage.

protrusion dengan free end dirahang

Am J Orthod Dentofacial Orthop, 130: 25

bawah. Miniscrew implant ortodonti

18.

sebagai (TADs) temporary anchorage


devices

dapat

penjangkar

pada

dipakai
gerakan

anterior secara en masse.

sebagai
retraksi

10. Miyawaki, et al. 2003. Factor associated


with the stability of titanium screw placed
in the posterior region for orthodontic
anchorage. Am J Orthod Dentofacial
Orthop, 124: 378- 373.

85

Vol 8 No. 1 Februari 2014


11. Moon CH, Lee DG, Lee HS, Im JS, Baek
SH. 2008. Factor associated with the succes

ISSN : 1907-5987
upper and lowwer posterior buccal region.
Angle

Orthod,

78:

106-01.

rate of orthodontic miniscrew placed in the

86

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Oral Candidosis pada Ibu Rumah Tangga (IRT)


yang Didiagnosis HIV dan AIDS
(Oral candidosis on a house wife with HIV & AIDS diagnosis )
Dwi Setianingtyas*, Nafiah*, Cane L*, Astrid P**,Ramadhan HP***
*Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah dan poli
Oral DiagnosisGigi dan Mulut RSAL Dr Ramelan Surabaya.
**Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
*** Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya.

ABSTRACT
Background: Oral candidosis is a mucocutaneus desease. It is be attacking for several
circumstance, which decreased imun system condition, such as HIV & AIDS infection.
Objective: This paper reported the management of oral candidosis on a house wife 53 years
old with HIV infection. Case management: The therapy drugs had been given were, topical
antimicotic, systemic antimicotic, multivitamin, mouth wash, borax glyserin and milk peptisol
contain ismacronutrient and micronutrient. Beside drugs the above suggestion for good oral
hygiene. Conclusion: The management of oral candidosis must to be joint good oral health
and good nutrition..
Key words: Oral candidosis, management, house wife, HIV infection
Correspondence: Dwi Setianingtyas, Department of Oral Pathology, Faculty of Dentistry,
Hang Tuah University,Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111,Phone (031) 5945864, Ext
204, Fax : 031-847, Email : andan_rhp@yahoo.com

87

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Latar belakang: Oral candidosis adalah penyakit mukokutan. Menyerang pada beberapa
keadaan yang menurunkan sistem imun, seperti infeksi HIV & AIDS. Tujuan: Tulisan ini
melaporkan tatalaksana kasus oral candidosis pada ibu rumah tangga, usia 53 tahun. Tata
laksana kasus: Diberikan obat-obatan berupa anti jamur topikal, antijamur sistemik,
multivitamin, obat kumur, borax glyserin dan susu peptisol yang berisi mikronutrient dan
makronutrient. Disamping obat-obatan juga diedukasi untuk peningkatan oral hygiene.
Kesimpulan: Tata laksana kasus dari oral candidosis harus ada erpaduan pada kesehatan
mulut dan nutrisi yang bagus
Kata kunci :Oral candidosis, tatalaksana, ibu rumah tangga, infeksi HIV
Korespondensi: Dwi Setianingtyas, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah. Jl. Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111, Telp. (031) 5945864,
Ext 204,Fax : 031-847, Email : andan_rhp@yahoo.com

mengandung, persalinan dan menyusui

PENDAHULUAN
Sebagaimana

kita

maklumi

(2)

secara

transeksual

bersama bahwa kasus HIV & AIDS

(homoseksual); (3) secara horisontal,

(Human Immunodeficiency Virus &

yaitu kontak antar darah atau produk

Acquired

darah

Immuno

Deficiency

yang

terinfeksi.2.3

AIDS

Syndrome) di Indonesia akan terus

dikelompokkan dalam infeksi menular

bertambah banyak, Oleh karena itu

seks (IMS) karena paling banyak

petugas

para

ditularkan melalui hubungan seks (95

dokter dituntut untuk lebih waspada

%).4 Dari Keterangan diatas pada

terhadap berbagai macam kelainan

transmisi yang secara transeksual bisa

yang berhubungan dengan infeksi HIV

terjadi

& AIDS. Beberapa kelainan di Rongga

pekerjaannya tinggal berjauhan dan

mulut dan kulit bahkan menjadi gejala

dalam

klinis pertama yang dapat mudah

sehingga memungkinkan suami harus

dikenal dan dilihat pada orang dengan

berhubungan dengan PSK (Perempuan

infeksi HIV & AIDS tersebut.1

Pekerja

kesehatan

utamanya

Transmisi (penularan) HIV &

waktu

suami

yang

lama

Sosial).

dengan

Pada

karena

istri,

hubungan

dengan PSK yang tanpa pengaman,

AIDS masuk ke dalam tubuh manusia

akan

melalui 3 cara, yaitu : (1)

Penyakit

secara

pada

mengakibatkan
Menular

tertularnya

Seksual,

disini

vertikal dari ibu yang terinfeksi HIV &

adalah HIV & AIDS. Selanjutnya bila

AIDS

suami sudah pulang, pasti si suami

masuk

ke

anak

(selama

88

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

akan berhubungan suami istri juga

diri berupa Universal Precaution (UP)

tanpa

baik

pengaman.

kemungkinan

besar

pekerjaannya

sebagai

Sehingga
istri

bagi

kita

sebagai

operator,

yang

perawat gigi juga penderita lain yang

Rumah

selanjutnya akan kita rawat, sehingga

Tangga (IRT) ikut terjangkit penyakit

terhindar dari transmisi (penularan)

infeksi HIV & AIDS.2.5

secara horizontal.

Ibu

Dari tulisan artikel di Jawa Pos


(30 November 2011) yang mendapat

LAPORAN KASUS

sumber dari Dinas Kesehatan Jawa

Pada tanggal 29 Desember 2011

Timur (Jatim), bahwa profesi IRT

datang ke salah satu Rumah Sakit di

rawan kena HIV & AIDS.Bahkan

Surabaya,seorang perempuan 53 tahun

jumlahnya dua kali lebih banyak

dengan keluhan gigi kiri atas (64)

daripada profesi PSK.Kasus HIV &

goyang dan ingin membuat gigi tiruan

AIDS di Jatim berdasar pekerjaan

baru.Sebenarnya

hingga

pernah mempunyai gigi tiruan, tapi

September

2011,

profesi

terbanyak adalah IRT (639 penderita).

hilang

Terbanyak

dengankesibukan

kedua

setelah

profesi

wiraswasta.6
Tujuan

penderita

ketlisut

sudah

bersamaan

ketika

suaminya

meninggal dunia secara mendadak.


penulisan

ini

untuk

Kurang lebih 9 bulan yang lalu

melaporkan tata laksana kasus Oral

(Maret2011). Penderita bercerita sejak

Candidosis (OC) pada penderita yang

suaminya meninggal, Berat Badannya

diagnosisnya ditegakkan berdasarkan

turun sekitar 10 kg karena tidak bisa

anamnesis, manifestasi klinis yang

makan dan

karakteristik dan ditegakkan dengan

teringat suami. Penderita sedang dalam

pemeriksaan

Dengan

perawatan di Dokter spesialis Penyakit

demikian penting bagi dokter gigi

(Internist) dalam karena seluruh mulut

untuk mengetahui secara klinis lesi

terdapat

khas rongga mulut pada penderita HIV

sariawan yang sangat nyeri. Penderita

& AIDS.Hal ini perlu agar dapat

sudah menghabiskan sebanyak 5 botol

mendeteksi lebih dini dan memberikan

obat Nystatin Oral suspension (yang 1

tata laksana secara tepat dan adekuat.

botol mendapat resep dokter, yang 4

Paling penting adalah untuk proteksi

lagi beli sendiri), Dari anamnesis

laboratorium.

dilanda kesedihan bila

bercak

keputihan

disertai

89

Vol 8 No. 1 Februari 2014

sementara

penulis

ISSN : 1907-5987

mulai

curiga

penderita menderita HIV & AIDS.

laborotorium

patologi

klinik

didapatkan CD4 =84 dan CD3 =186.

Penulis kemudian menggali lebih

Pada tanggal 19-12-2011.Lidah masih

dalam lagi tentang riwayat kesehatan

sariawan, warna putih, badan lemah,

selanjutnya.

meninggal

kemarin muntah dan diare sehari 3

dikarenakan udun dan herpes pada usia

kali.Tensi : 110 / 90. Di konsul ke poli

yang relatif muda , yaitu 57 tahun.

Gastro Intestinal dengan Diagnosis

Suami penderita bekerja sebagai pelaut

masih

yang dan pulang setiap 6 bulan sekali.

sekitar 3 bulan, mual : positif , muntah

Penderita juga bercerita pada kulitnya

: positif

timbul

bila

Erystatin, prednisone dan ada beberapa

mengkomsumsi obat-obatan tertentu.

yang tidak terbaca pada rekam medis

Oleh dokter spesialis penyakit dalam

penderita.

Suami

bercak

kehitaman

setempat di konsul ke VCT (Voluntary

OC.

Didapatkan

dan diare : positif. Terapi

Hasil pemeriksaan laboratorium

Counselling Testing), tapi penderita

klinik

mengaku , bila

didapatkan Lekosit

hasilnya

negatif.

stomatitis

pada

tanggal

6-12-2011

: 5800 (Normal

Penderita juga mengaku sulit makan,

4000 10 000/mm), Hemoglobin :

bila ingin makan, maka makanan

10,7 (Normal 11,516) dan Trombosit

tersebut harus di blender dulu.

: 315 000(Normal 150 450 rb/

Riwayat

pemeriksaan

di

mm3).Pada tanggal 12-6- 2011 yang

poliklinik terkait didapat kan. Pada

lalu juga ada riwayat Gula Darah

tanggal

Puasa 178 (Normal 76- 110).

5-12-2011.

Internist

menemukan lidah putih. Diagnosisnya

Pada pemeriksaan Intra Oral

OC. Mendapat terapi Sohobion dan

pada regio palatum molle kanan dan

Interhistin 10 tablet untuk dikomsumsi

mukosa labial kiri atas menunjukkan

masing-masing

dan

adanya bercak keputihan seperti kepala

tablet

susu, dapat dikerok, meninggalkan

diminum sehari 3 kali, tanpa dijelaskan

daerah kemerahan, multiple, batas

dosisnya.

jelas, bentuk ireguler dan nyeri. Selain

ketokonazol

sehari
sebanyak

sekali,
20

Pada tanggal 6-12-2011 hasil


konsul dari poli VCT penderita di

itu pada mukosa bucal fold regio kiri


atas

ada

ulser,

singel,bentuk

diagnosis Suspect HIV & AIDS. Hasil


90

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

lonjong,diameter 15mm, batas jelas,

mengurangi

tepi ada indurasi dan nyeri.

sekunder.

Pada pemeriksaan Ekstra oral

Hygiene

terjadinya
Juga

infeksi

diberikan

Education

Dental

supaya

terjadi

pada kaki kanan dan kiri terdapat,

peningkatan kebersihan rongga mulut.

makula,

Penderita diminta

hiperpigmentasi,

multipel,

batas jelas, tidak sakit dan tidak gatal.

kemudian

kontrol

7 hari

untuk

melihat

perkembangannya.
TALAKSANA KASUS.
Kunjungan I (29 Desember 2012)
Dari

anamnesis,

pemeriksaan

Kunjungan II (5 Januari 2012 hari


ke 8)

klinis dan melihat data-data yang ada

Rekam medis yang datang pada

di rekam medik dari poli-poli lain.

kontrol pertama pada kunjungan ke II

Diagnosis akhir pada penderita adalah

ini telah menyatakan bahwa penderita

OC yang dicurigai karena infeksi HIV

dinyatakan positif menderita HIV &

&

AIDS.Dengan hasil CD4 yang makin

AIDS.

Selanjutnya

penderita

mendapat terapi antimikotik topikal

menurun

berupa

Penderita tidak bisa datang tepat

Nystatin

oral

suspension,

yaitu

73dan

CD3

180.

penggunaannya diteteskan pada daerah

waktukontrol

ke

dokter

gigi

yang ada bercak putihnya kemudian

dikarenakan

setelah

terapi

harus

dikulum sehari 3 kali.Dikarenakan

menjalani

jamur banyak dan sudah lama, maka

terkait.Hasil

ditambah antimikotik secara sistemik,

merasa lebih nyaman, hanya masih

yaitu Ketokonazol 200 mg sehari 3

kurang nafsu makan nya dan bila

kali. Obat yang diminum ditambah

makan masih di blender.Penderita

vitamin B dan C. Karena penderita

ingin benar-benar sembuh agar bisa

kesulitan

diberikan

sehat kembali dan minta diberi obat

nutrisi tambahan berupa susupeptisol

yang paling bagus. Penderita sudah

yang mengandung susu dan suplemen

mengkomsumsi obat sesuai aturan dan

kesehatan

obat sudah habis.

untuk

serta

makan

Obat

kumur

Chlorhexidin gluconate yang isinya

pemeriksaan
anamnesis

Pemeriksaan

Intra

di

poli

penderita

Oralsemua

antara lain mengandung antiseptik dan

bercak keputihan sudah hilang. Hanya

anti

tinggal di palatum molleregio kanan.

mikotik.

Gunanya

untuk

91

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Ditemukanstomatitis di regio labial


kanan atas. Sedang pemeriksaan extra
oral pada kaki masih tetap tidak ada
perubahan.
Terapi

yang

diberikan

meneruskan nystatin oral suspension,


susu peptisol, vitamin B dan C. Untuk
obat

kumur

dihentikan

sementara

karena dana yang tidak mencukupi.

Gambar 2. Pada Palatum mollekanan


bercak
putih
dapat
dikerok
meninggalkan daerah kemerahan dan
nyeri

Untuk lesi ulser diterapi menggunakan


Borax

Glyserin.

Penderita

di

instruksikan untuk mengerok lidah


dengan sikat gigi bayi yang bulu
sikatnya halus tanpa menggunakan
pasta gigi juga dianjurkan untuk
kontrol 7 hari kemudian.

GAMBAR

KUNJUNGAN

Gambar 3. Pada mukosa labial kiri


bercak
putih
dapat
dikerok
meninggalkan daerah kemerahan dan
nyeri

PERTAMA (29 Desember 2011)

Gambar 1. Pada Lidah tampak bercak


putih
yang
dapat
dikerok,
meninggalkan daerah kemerahan dan
nyeri

Gambar 4. Pada mukosa bukal fold


kiri atas: ulser, single, bentuk lonjong,
15 mm, batas jelas, tepi indurasi dan
nyeri

92

Vol 8 No. 1 Februari 2014

Gambar 5.Pada mukosa bukal kiri


bawah bercak putih dapat dikerok
meninggalkan daerah kemerahan dan
nyeri.

ISSN : 1907-5987

Gambar 8. Pada kaki kiri tampak


makula, hiperpigmentasi, multipel,
bentuk bulat, tidak gatal dan tidak
nyeri

GAMBAR KUNJUNGAN KEDUA (


5 Januari 2012- Hari ke 8)

Gambar 6. Pada mukosa labial fold


kiri atas bercak putih dapat dikerok
meninggalkan daerah kemerahan dan
nyeri.

Gambar 9.Pada mukosa labial kiri


atas tidak ada kelainan dan sudah
sembuh.

Gambar 7. Pada kaki kanan tampak


makula, hiperpigmentasi, multipel,
bentuk bulat, tidak gatal dan tidak
nyeri

Gambar 10. Pada mukosa labial kanan


atas: ulser, single, bentuk bulat, 15
mm,batas jelas, dasar ulser putih
kekuningan, tepi indurasi, dan nyeri

93

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

bila sudah matang virus tersebut baru


keluar dan selanjutnya masuk ke dalam
sel limfosit CD4 lainnya, berkembang
biak dan selanjutnya merusak sel
tersebut. Sel limfosit CD4 berperan
sebagai pengatur utama respon imun.4
Gambar 11.Pada Lidah bercak putih
tampak menipis dan sudah tidak sakit.

Target utama dari HIV adalah


membran CD4.7 CD kepanjangan dari
Cluster Designation atau Cluster of

PEMBAHASAN
Difinisi AIDS adalah kumpulan
gejala yang timbul akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh yang didapat,
disebabkan infeksi virus HIV. Virus ini
menyerang

dan

merusak

sel-sel

Differentiation.
glikoprotein

Sasaran utama virus HIV adalah


subset limfosit yang berasal dari
thymus, yaitu sel helper / inducer.
Pada permukaan

sel

ini

terdapat

molekul glikoprotein disebut CD4,


diketahui

berikatan

dengan

glikoprotein envelope virus HIV. HIV


yang sudah masuk ke dalam sel
limfosit

CD4

tersebut

akan

mengadakan multiplikasi dengan cara


menumpang

integral

dari

menimbulkan energi sementara sel T


terhadap antigen pada respon imun.8
Kadar CD4 (T4) sekitar 500
8

1000.

CD
7

normal

diatas

600

sel/mm3. Sutedjo mengatakan bahwa

infeksi.1.2.4.5

yang

bagian

merupakan

reseptor sel T (TcR), berperan untuk

limfosit T CD 4+, sehingga kekebalan


penderita rusak dan rentan terhadap

CD3

dalam

proses

pertumbuhan sel inangnya. Didalam


sel limfosit CD4, HIV mengadakan
replikasi dan merusak sel tersebut, dan

kadar CD4 pada HIV dibawah ini


menandakan,

bila

CD4

500-1000

berarti terjadi sindrom retroviral akut,


gejala intermiten, OC dan ulser. Bila
CD4

dibawah

gangguan

500,

maka

AIDS

terjadi
kronis.

Limfadenopati, OC, lesi oral, muntah,


diare dan TBC. Pada CD4 dibawah
200 akan terjadi gejala parah AIDS,
peningkatan masalah kanker, kelainan
paru dan susunan syaraf pusat. Yang
terakhir bila CD4 dibawah 200, maka
terjadi peningkatan probabilitas infeksi
oportunistik dan mortalitas.3.8

94

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Pada kasus ini, pada kunjungan

candidosis(Acut

pertama didapatkan CD4 hanya 84,

candidosis

kemudian menurun menjadi 73 pada

candidosis,

kunjungan selanjutnya. Maka menurut

candidosis),

pseudomembaran
thrush,

erythematous

chronic

hyperplastic

Angular

cheilitis,

Putra , bila CD4 kurang dari 200 maka

Recurrent Aphthous ulcer, xerostoma,

sudah dipastikan menderita AIDS.

cervical caries occuring in association

Karena memang diagnosis berdasarkan

withxerostoma, necrotizing stomatitis

pada keberadaan anti HIV dalam darah

(progresive), depapilated tongue, ulser

tepi atu pengukuran dari jumlah CD4.

persisten

Sedangkan menurut ciri-ciri stadium

Submandibular lymphadenopathy dan

klinis infeksi HIV pada penderita ini

squamous cell carcinoma, salivary

diperkirakan memasuki stadium 2,

gland

karena

petechiae

pada

stadium

terjadi

penurunan Berat Badan kurang 10%

(non

healing

enlargement

ulcers),

dan

palatal

secondary

to

thrombocytopenia. 5.7.10
Menurut Murtiastutik4

dari Berat Badan penderita, adanya

bahwa

manifestasi mukokutaneus dan infeksi

OC merupakan penyakit paling sering

saluran nafas atas rekuren. Dengan

ditemukan.

performan scale 2 : simptomatis dan

berpendapat bahwa OC jarang pada

aktifitas masih normal. 2.4.5

orang

Macam manifestasi lesi Rongga

Nasrodin2

Sebab

muda

yang

sehat,

namun

merupakan MARKER untuk infeksi

mulut pada penderita HIV & AIDS

HIV,

adalah Kaposis sarcoma, Non

tertekan dan perjalanan menjadi AIDS

Hodkin

HIV-related

dapat terjadi. OC harus dimonitor

periodontitis, Linear gingival erythema

setiap saat, penyebaran ke sistem

(LGE),

ulceratif

respirasi

Necrotizing

ulceratif

menyebabkan

Herpetic

stomatitis

Lymphoma,

Necrotizing

Ginggivitis,
periodontitis,
(Herpes

labialis),

atau

sistem

imun

digestif

dapat

morbiditas

yang

signifikan.

zoster

Pada penderita dalam kasus ini

(shingles), Oral hairy leukoplakia of

juga didapatkan pada seluruh tungkai

the tongue (oral viral leukoplakia),

kaki kanan dan kiri ditemukan makula,

condyloma acuminata (Warts),HPV

hiperpigmentasi, batas jelas, multipel,

associated

tidak gatal dan tidak nyeri. Sesuai

with

Herpes

menunjukkan

warts,

oral

95

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Murtiastutik4

pendapat

tentang

mendapat perhatian. Ketika lndividu

diantara individu yang terinfeksi HIV

dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian

beberapa

besar menunjukkan perubahan karakter

tipe

kelainan

akan

berkembang sekitar 80%. Penyakit

psikososial

kulit

umum

dalam

stress,

terjadi

adalah

depresi, merasa kurangnya dukungan

erupsi

obat.

sosial, perubahan perilaku). Efek dari

diagnosisnya

adalah

infeksi HIV pada individu tersebut

suspek erupsi obat morbiliform atau

mendorong reaksi penolakan hingga

dermatitis1.4 Kelainan kulit muncul

syok

hampir secara umum terjadi pada

bulan, hingga tahun dan kondisi ini

perjalanan

potensial

dermatitis

yang

(hidup

atau

Kemungkinan

penyakit

HIV

sebagai

yang

berlangsung

semakin

berbulan-

mendorong

akibat dari defisiensi imun yang timbul

progresivitas infeksi HIV ke AIDS.

atau berhubungan dengan pengobatan

Jadi karakter psikososial erat terkait

yang didapat penderita selama ini.

dengan

Tata laksana penderita AIDS


secara

umum

dukungan

istirahat,

stressor,

yang

memadai

psikologis dan psikososial.

makronutrien

dan

infeksi

HIV.Penderita umumnya dihadapkan 3

adalah

nutrisi

berbasis

progresivitas

yaitu

Untuk

stressor

terapi

biologis,

yang

telah

mikronutrien untuk penderita HIV &

dilakukan pada tanggal 5 Desember

AIDS, konseling termasuk pendekatan

2011 lalu kurang memberikan respon,

psikologis

kemungkinan

dan

psikososial,

karena

terapi

yang

membiasakan gaya hidup sehat ,

diberikan kurang berfungsi oleh karena

seperti rutin senam.2 Pada kasus ini

hitung

konseling sudah dilakukan di poli VCT

responnya,

Rumah Sakit tempat penderita dirawat.

memuaskan. Juga kurang melibatkan

Sebab

menurut

Putra,9

bahwa

diagnosis terinfeksi HIV & AIDS


merupakan suatu kejadian yang mirip

sel

CD4

yang

sehingga

menurun

sering

tidak

peningkatan Oral Hygiene, pemberian


obat kumur serta tambahan nutrisi.
Penulis sudah melakukan tata

dengan bencana besar, karena penyakit

laksana

infeksi

prognosis

penanganan OC pada penderita HIV &

kurang baik, sehingga strategi untuk

AIDS RSUD Dr Soetomo Surabaya11

mengurangi tekanan psikologis perlu

dengan pemberian Nystatin topikal 4-5

ini

mempunyai

sesuai

dengan

Protap

96

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

kali sesudah makan. Untuk efektifitas

yang menyebabkan menurunnya fungsi

preparat ini tergantung lamanya kontak

biologis tubuh. Nutrisi sangat penting

antara suspensi dan mukosa yang

dalam tata laksana penderita HIV &

terkena.Harus ditahan didalam mulut

AIDS, selain mendorong perubahan

beberapa

kea rah perbaikan juga berperan untuk

menit

ditelan.Setelah

sebelum

pemberian

obat

menekan progresivitas AIDS.2

dianjurkan tidak makan atau minum

Banyak

penderita

mendapat

selama 20 menit.Respon terapi terlihat

keuntungan dengan meningkatkan oral

dalam

hygiene dan seringnya melakukan

hari

pertama.Tambahan

berupa ketokonasol sistemik dan obat

kebersihan

kumur.

seperti

Penambahan
dikarenakan
kalsium

vitamin

mengkomsumsi

diet
yogurt

disini

acidophilis, Echinacea dan antioksidan

bersama

sangat bermanfaat.Pada penderita OC.

berbagai

vitamin,

vitamin

dan

mulut.Perubahan

Pada kasus ini penderita diminta

misalnya B6 dan E penting dalam

menjaga kebersihan mulut. Karena bila

mempertahankan

tidak akan memperparah kasus OC.

gigi,

intregitas

tulang,

jaringan ikat, serta

dinding

pembuluh

darah.

Membantu

SIMPULAN

meningkatkan absorpsi zat besi nonhenil,

meningkatkan

terhadap

infeksi

resistensi

primer

maupun

Bila ada penderita datang dengan


kondisi dincurigaiadanya lesi HIV &
AIDS

di

rongga

sebaiknya

oksidan yang larut dalam air terbukti

penderita untuk dikonsul ke poli VCT

menurunkan symptom dan derajat

untuk mengetahui jumlah CD4 demi

beratnya

kepentingan penderita sendiri dan kita

infeksi

akibat

sebagai

selama berlangsungnya infeksi.2

memberikan tata laksana dengan tepat

dengan

susu

peptisol,

medis

mengarahkan

virus.Kebutuhan vitamin C meningkat

Terapi disini juga dikombinasi

tenaga

bisa

maka

oportunistik dan berperan sebagai anti

penyakit

kita

mulut,

agar

bisa

dan adekuat.

sebab

dibutuhkan dukungan nutrisi. Pada

DAFTAR PUSTAKA

penderita yang terinfeksi HIV sering

1.

mengalami gangguan asupan nutrisi

Murtiastutik D. 2009. Atlas HIV & AIDS


dengan kelainan kulit. Edisi pertama.

97

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Airlangga University Press. Kampus C

2.

Burkets Oral medicine secrets. Hainley &

Nasrodin. 2007. HIV & AIDS pendekatan

Beltus. Inc Philadelphia.p.183-7.

pertama.

4.

Airlangga

University

6.

8.

Press.

Sutedjo AY. 2006. Buku saku Mengenal


penyakit

melalui

hasil

pemeriksaan

Kampus C Unair. Surabaya. h. 15; 37-27;

laboratorium. Cetakan pertama. Penerbit

177-99.

Amara books. Jogyakarta. h. 140-2.

Little JW, Falace DA, Miller CS & Rhodus

9.

Putra

ST.

2005.

Psikoneuroimunologi

NL. 2008. Dental management of the

Kedokteran. Gramik Fakultas Kedokteran

medically compromised patient. Mosby

Unair.RSU Dr Soetomo. Surabaya. h. 141-

elsevier. p. 280

137;177.

Murtiastutik D. 2008. Buku ajar Infeksi

10.

Scully C & Cawson RA. 1999. Colour

menular seksual. Cetakan ke 2. Airlangga

guide.

University

Churchill livingstone. Edinburg. p. 159.

press.

Surabaya.

h.

220-

211;253-8
5.

Sonis ST, Fazio Rc & Fang LCT. 2003.

Unair. Surabaya. h. 2.

biologi molekuler klinis dan sosial. Edisi

3.

7.

11.

Oral

desease.

Second

edition.

Barakbah J, Soewandojo E & Nasrodin.

Setianingtyas D. Deteksi dini melalui oral

2009. Protap HIV & AIDS. RSU Dr

infeksi

Soetomo Surabaya / Fakultas Kedokteran

HIV

&

AIDS

&

Universal

Precaution. Temu ilmiah Rumkital Dr

Unair.

Cetakan

Ramelan. Tanggal 16 April 2009.

University

pertama.

Press.

h.

Airlangga
307-47.

Jawa Pos Metropolis. 2011. Ibu rumah


tangga rawan kena. Jumlahnya dua kali
lebih banyak dari PSK. Surabaya.h. 25.

98

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Penatalaksanaan Urtikaria Akut Di Rongga Mulut


(Management Of Acute Urticaria In Oral Cavity)
Herlambang Prehananto*, Dwi Setianingtyas**
*PPDGS Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya
*Poli Oral Medicine Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya

ABSTRACT
Introduction: Acute urticaria is a skin response with clear boundaries , occurs in the
superficial epidermis . Acute urticaria suffered by patients who are less than 6 weeks after
exposure alergren . Acute urticaria is a reaction caused by systemically circulating antigen ,
thus causing a good reaction in the mucosa and skin . In lesions that appear on the oral
mucosa commonly referred to as allergic stomatitis .Objective: This case report discusses the
management of acute urticaria in the oral cavity with the etiology of inhalant allergens .Case
Male patients aged 43 years suffering from acute urticaria was referred to the Oral Diagnosis
poly Naval Hospital dr . Ramelan Surabaya . On clinical examination of the oral cavity
obtained on oral mucosal erosions and papules on the dorsal tongue , and teeth are suspected
of focal infection . Case Management: Patients referred for release denture and tooth decay
to be treated as well as the scaling due to focal infection is suspected . Conclusion: Giving
betadine gargle to avoid secondary infections in the oral cavity .
Key words: Allergic stomatitis, urticaria, acute.
Correspondence: Herlambang Prehananto, PPDGS Oral Pathology,Faculty of Dentistry,
Airlangga University, Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Phone (031) 5030255
ext123, HP : 08562508507, email : lambang.drg@gmail.com

99

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

ABSTRAK
Pendahuluan: Urtikaria akut adalah respons kulit dengan batas yang jelas, terjadi pada
epidermis superfisial. Urtikaria akut diderita oleh pasien yang kurang dari 6 minggu setelah
paparan alergren.Urtikaria akut merupakan reaksi yang terjadi akibat antigen yang beredar
secara sistemik, sehingga menyebabkan reaksi baik pada mukosa dan kulit.Pada lesi yang
muncul di mukosa mulut biasa disebut dengan stomatitis alergika.Tujuan: Laporan kasus ini
membahas tentang penatalaksanaan urtikaria akut pada rongga mulut dengan etiologi
alergen dari inhalan. Kasus: Pasien laki-laki berusia 43 tahun menderita urtikaria akut
dirujuk ke poli Oral Diagnosis Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Pada
pemeriksaan klinis rongga mulut didapatkan erosi pada mukosa rongga mulut dan papula
pada dorsal lidah, serta terdapat gigi yang dicurigai menjadi fokal infeksi. Tata Laksana
Kasus: Pasien dirujuk untuk melepaskan gigi tiruan dan gigi berlubang untuk dilakukan
perawatan serta scalling karena di curigai sebagai fokal infeksi. Kesimpulan: Pemberian
betadine kumur untuk menghindari infeksi sekunder di rongga mulut.
Kata kunci :Stomatitis alergika, urtikaria, akut.
Korespondensi:Herlambang Prehananto, PPDGS Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Airlangga, Jl. Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Telepon : (031)
5030255 ext123, HP : 08562508507, email : lambang.drg@gmail.com

pernah sekali mengalami serangan

PENDAHULUAN
Urtikaria

merupakan

respons

urtikaria

akut

dalam

kulit dengan batas yang jelas, terjadi

hidupnya.Diagnosis

pada epidermis superfisial, berupa

dapat

urtika, yaitu lesi eritematous dan

riwayat

menonjol (1- 2 mm sampai beberapa

pemeriksaan

cm) yang timbul dan hilang dalam

menyebabkan pembesaran pembuluh

beberapa jam disertai rasa gatal yang

darah kapiler disertai peningkatan

hebat.

diklasifikasikan

permeabilitas dinding pembuluh darah,

menurut lamanya, yaitu urtikaria akut

sebagian besar cairan plasma melewati

urtikaria kronis.1 Urtikaria akut

endotel dinding pembuluh darah keluar

bila bentol kemerahan dengan ukuran

ke jaringan. Hal ini mengakibatkan

yang bervariasi serta gatal, timbul dan

hipovolaemia yang berarti turunnya

tidak lebih dari 6 minggu.2 Sedang

tekanan darah secara berlebihan.1,4

dan

Urtikaria

urtikaria kronis berlangsung lebih dari


atau sama dengan 6 minggu.2,3

populasi

di

Rumah

pasien,

berdasar

akut
catatan

anamnesis,

dan

klinis.Urtikaria

Urtikaria

akut

biasanya

menimbulkan rasa gatal yang hebat

Urtikaria akut terjadi pada 1520%

ditegakkan

urtikaria

Sakit

Dermatologi di Inggris dan setidaknya

disertai bercak merah di seluruh tubuh,


telapak tangan dan kaki. Timbul rasa
panas

dan

terjadinya

ulser

pada
100

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

Rongga Mulut (RM), disertai keluhan

pada RM. Pada anamnesis, ternyata

pusing, lemah, perasaan tidak enak

awalnya pasien melakukan kegiatan di

badan.Bronkospasmus

lapangan yang penuh debu limbah

(pengerutan

otot bronkus) yang mengakibatkan

sekitar

sesak nafas. Hiperperistaltik yang

pasien merasa sesak nafas dan muncul

menyebabkan

disertai

bentol-bentol pada seluruh tubuhnya

muntah. Kejang otot tubuh karena

dan rasa tidak enak pada mukosa RM

rasa

mual
1

adanya gangguan pusat syaraf.


Urtikaria

latihan.

Kemudian

sejak tanggal 22 Oktober 2013. Karena


dapat

rasa gatal yang berlebihan dan merasa

menyebabkan munculnya lesi pada

berat bila bernafas kemudian pasien

permukaan mukosa RM. Reaksi ini

berobat ke poli Kulit dan Kelamin

dapat terjadi akibat antigen yang

RSAL dr. Ramelan Surabaya. Dokter

beredar

memberinya obat eritromycin 500 mg

secara

akut

tempat

sistemik,

yang

menyebabkan reaksi baik pada mukosa

diminum

dan kulit.

diminum

Reaksi

antigen-antibodi

3 kali sehari, loratadin


sehari

sekali,

dapat menyebabkan penyakit klinis

Methylprednisolon salep digunakan 3

pada mulut dan wajah. Jenis anafilatik

kali sehari 2 oles, antihistamin 3 kali

atau jenis segera ditandai dengan

sehari, cimetidin 3 kali sehari, dan

edema seperti misalnya urtikaria.3

dipenhydramin.

Kemudian

pasien

dikonsulkan ke departemen gigi dan


KASUS
Pada tanggal 11 November 2013,
pasien laki-laki berusia 43 tahun

mulut, poli THT dan penyakit dalam


untuk dilakukan penelusuran penyakit
yang mungkin menyertai.

datang ke bagian Oral Medicine

Keadaan umum pasien cukup,

Departemen Gigi dan Mulut Rumah

Glasgow Coma Scale (GCS) 4 5 6,

Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr

tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84

Ramelan Surabaya atas konsulan dari

kali/menit. Pasien tidak mempunyai

poli rawat inap kulit dan kelamin

riwayat

dengan keluhan utama gatal diseluruh

Pemeriksaan

kulit. Selain itu Dokter Spesialis Kulit

pada seluruh kulit muka dan hampir

dan Kelamin (Sp.KK) juga meminta

seluruh tubuh dimulai lengan, kaki,

untuk mencari adanya fokal infeksi

punggung dan dada pasien terdapat

alergi
ekstraoral

sebelumnya.
didapatkan

101

Vol 8 No. 1 Februari 2014

papula

dan

ISSN : 1907-5987

makula,

multipel,

hematokrit 45,0 (37,0 54,0 %), SGPT

jelas,

22 (0 45 U/L), SGOT 25 (0 35

diameter 2-3 mm, terasa gatal.Pada

U/L), BUN 12,3 (8,0 23,0 mg/dL),

pemeriksaan

limfe

kreatinin 1,4 (0,9 1,5 mg/dL), gula

submandibularis, palpasi kanan dan

darah acak (GDA) 116 mg/dl, laju

kiri teraba, kenyal, dapat digerakkan,

endap darah (LED) 35 mm/jam.

berwarana

merah,

berbatas

kelenjar

bentuk bulat, ukuran sekitar 1x1x1 cm,


dan sakit.

TATA LAKSANA KASUS

Pemeriksaan intraoral pada regio


palatum,

nampak

erosi,

Kunjungan I (11 November 2013)

bilateral,

Pada kunjungan awal , dari

multipel, warna merah, berbatas jelas,

anamnesis dan pemeriksaan klinis

bentuk irreguler, luas sekitar 3 mm,

kasus ini didiagnosis klinis sebagai

dan terasa sakit. Pada lidah nampak

stomatitis alergika, dengan diagnosis

papula, multipel, bilateral, diameter 1

banding

mm, berbatas jelas, berwarna putih.

Selanjutnya pasien dikonsulkan ke

Nampak gigi 21 dan 37 hilang, gigi 22

laboratorium

karies gangren pulpa, dan gigi 36

dilakukan pemeriksaan rontgen foto

terdapat tumpatan komposit. Secara

panoramik untuk mengetahui adanya

umum Oral hygene (OH) pasien jelek

fokal infeksi.

karena banyak kalkulus dan stain pada


seluruh

permukaan

Radiologi

yang

untuk

didapat

dari

pemeriksaan rontgen foto terdapat

dikarenakan pasien adalah perokok dan

karies pada gigi 22 yang memakai gigi

seluruh permukaan mukosa RM terasa

tiruan tetap, karies superfisialis gigi 46

parestesi.

dan gangren pulpa (GP) gigi 36.


pemeriksaan

hal

Hasil

multiformis.

ini

Pada

gigi,

eritema

penunjang

Pasien dirujuk untuk melepaskan

darah lengkap didapatkan Sel Darah

gigi tiruan pada gigi 22, dilakukan

Putih (SDP) 20,7 (4,0 10,0 10/L),

penumpatan pada gigi 22 dan 46, dan

granulosit 18,3 (2,0 7,0 10/L),

ekstraksi gigi 36. Pasien diinstruksikan

limfosit 7,5 (20,0 40,0 %), granulosit

untuk kumur dengan betadine gargle

88,3 (50,0 70,0 %), sel darah merah

sehari

(SDM) 4,92 (3,50 5,50 10/L),

multivitamin diberikan sehari sekali.

hemoglobin 15,0 (11,0 16,0 g/dL),

Pasien disarankan kontrol

kali

tanpa

dibilas

dan

seminggu
102

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

setelahnya tetapi pasien melakukan

susah untuk dihubungi dan tidak ada

pulang paksa dari rawat inap kemudian

kunjungan

berikutnya.

Gambar 1. Kunjungan 1 (A) Tampak papula dan makula pada permukaan punggung, (B)
kaki, (C) dada, (D) tangan, dan (E) wajah. (F) Terdapat bentukan papula diseluruh permukaan
dorsal lidah dan (G) tampak erosi, kemerahan yang berbatas jelas. (H) Gigi karies 21 dan 22
yang dicurigai menjadi fokal infeksi.

Dari data rekam medis pada

dengan hasil SDP 19, 5 (4,0 10,0

tanggal 1 Desember 2013 pasien

10/L), granulosit 16,5 (2,0 7,0

kembali melakukan rawat inap (MRS)

10/L), limfosit 8,9 (20,0 40,0 %),

lagi di RSAL dr. Ramelan Surabaya

granulosit 84,3 (50,0 70,0 %). Sehari

dengan

dan

kemudian dilakukan lagi pemeriksaan

kemerahan di kulit seluruh tubuh yang

penunjang dengan hasil SDP 20,9 (4,0

tak

Pada

10,0 10/L), granulosit 16,9 ( 2,0

pemeriksaan fisik didapatkan keadaan

7,0 10/L), limfosit 11,8 (20,0 40,0

umum pasien cukup, GCS 4 5 6,

%), granulosit 80,7 (50,0 70,0 %),

tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88

dan LED 35 mm/jam, SGPT 52 (0 45

x/menit, suhu badan 36C.

U/L), SGOT 18 (0 35 U/L), GDP 65

keluhan

kunjung

rasa

gatal

sembuh.

Pada tanggal 1 Desember 2013


dilakukan

pemeriksaan

penunjang

(70 105 mg/dL). Sembilan hari


kemudian

dilakukan

pemeriksaan
103

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

penunjang lagi dengan hasil SDP 15,4

PEMBAHASAN

(4,0 10,0 10/L), granulosit 12,3

Urtikaria dapat timbul tiap hari

(2,0- 7,0 10/L), limfosit 13,9 (20,0

atau intermiten, lamanya beberapa

40,0 %), granulosit 79,9 (50,0 70,0

menit sampai beberapa jam bahkan

%).

penunjang

beberapa hari. Dapat terjadi pada

tujuh belas hari setelah perawatan

semua umur baik laki-laki maupun

adalah SDP 21,7 (4,0 10,0 10/L),

perempuan, dengan faktor etiologi

granulosit 19,1 (2,0 7,0 10/L),

yang jelas antara lain yaitu reaksi obat,

limfosit 6,2 (20,0 40,0 %), granulosit

reaksi

87,7 (50,0 70,0 %) dan Mean

produk dari

Corpuspular Volume (MCV) 100,9

infeksi dari bakteri maupun virus.

(80,0 100,0 fL).

Namun

Hasil

pemeriksaan

Tindakan yang dilakukan dengan

terhadap

bahan

makanan,

pembuluh darah, dan

kadang

kala

etiologinya

idiopatik.3,4

pemberian delladryl intra muscular

Pada kasus ini seorang pria usia

(i.m) dan dexametasoneintra vena

43 tahun, tidak ada riwayat alergi

(i.v). Dokter juga memberikan resep

makanan maupun alergi yang lain,

eritromycin 500mg diminum 3 kali

riwayat atopik

sehari, dexametasone diminum sehari

keluhan

urtikaria

3 kali 2 tablet, loratadine diminum

minggu.

Jika

sehari sekali, CTM diminum sehari 3

kemerahan) dengan bentuk dan ukuran

kali,

yang bervariasi, gatal, timbul tersebar

dan

bedak

salisil

untuk

mengurangi rasa gatal di kulit.


Setelah

dilakukan

tidak jumpai, serta


kurang
urtikaria

dari

(bentol

diseluruh kulit tubuh, tidak ada riwayat

perawatan

atopi dalam keluarga, tidak ada riwayat

selama 17 hari keadaan pasien belum

alergi dan gejala berkepanjangan, dan

membaik,

kurang dari 6 minggu disebut uritkaria

dengan

warna

merah

ditubuh masih menetap tetapi gatal

akut.

pada tubuh sudah menghilang.Pasien

Penyakit alergi umumnya terjadi

disarankan untuk tetap melakukan

jika

sistem

imun

salah

dalam

perawatan untuk dilakukan observasi

merespons paparan suatu bahan yang

lebih lanjut, tetapi pasien melakukan

dalam keadaan normal sebenarnya

pulang paksa karena alasan ingin

tidak berbahaya, misalnya tepungsari

berobat jalan.

(pollen), rumput atau debu rumah,


104

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

dengan mengadakan reaksi berlebihan

imun tubuhnya akan mengenali antigen

untuk

yang

tersebut sebagai benda asing dan

diduga merupakan benda asing. Bahan

segera berupaya mengatasinya. Sistem

ini disebut sebagai alergen.3

imun

menyingkirkan

Pada

pasien

munculnya

bahan

ini

urtikaria

diduga

dikarenakan

serbuk

saribunga

(polen),

segera

membentuk

sejumlah besar antibodi yang disebut


immunoglobulin E (IgE).5

alergen inhalan. Alergen dari inhalan


berupa

tubuh

Jika alergen bertemu IgE yang


spesifik

terhadapnya,

maka

akan

sporajamur, debu, bulubinatang, dan

melekat pada antibodi mirip anak

aerosol,

kunci

umumnya

lebih

mudah

dalam

lubang

kuncinya.

menimbulkan urtikaria alergik (tipe I).

Perlekatan ini akan merangsang sel

Reaksi ini sering dijumpai pada pasien

tempat IgE melekat untuk melepaskan

atopi dan disertai gangguan napas.5

dan

Dikarenakan

memicu terjadinya proses inflamasi

pasien

berada

pada

tempat dengan paparan udara yang

membentuk

histamin,

yang

atau keradangan.5

penuh debu dari limbah maka pasien

Penatalaksanaan urtikaria akut

mengeluh sesak nafas dan timbul

dengan menghindari NSAID, aspirin,

bentol yang disertai rasa gatal.

penghambat angiotensin converting

Pada alergi terhadap debu atau

enzyme (ACE), alkohol, kelelahan fisik

tepungsari (pollen), setiap antibodi

dan stres karena dapat menyebabkan

tertentu yang bereaksi terhadap satu

urtikaria non immunologik. NSAID

jenis alergen tertentu saja.Misalnya

dan

antibodi

bereaksi

urtikaria karena menghambat sintesis

terhadap tepungsari bunga regweed.

prostaglandin dari asam arakhidonat,

Molekul IgE mempunyai sifat khusus,

obat

karena IgE merupakan satu-satunya

menyebabkan

antibodi yang mampu merekat erat

alkohol, kelelahan fisik dan stress

pada badan sel mast, yaitu sel jaringan

dapat merangsang pembuluh darah

(tissues cells) dan basofil (sel darah).5

kapiler

Jika
mengalami

tertentu

yang

seseorang pasien
kontak

atau

alergi

aspirin

dapat

penghambat

ACE

dapat

angioedema,

sedang

menjadi

peningkatan

menimbulkan

vasodilatasi

permeabilitas

dan
yang

paparan

berakibat terjadinya transudasi cairan

dengan suatu alergen, maka sistem

dan pengumpulan cairan setempat


105

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

sehingga secara klinis tampak edema

beberapa faktor, data mutakhir telah

disertai kemerahan.2

menerangkan hubungan antara flora

Pemberian terapi medikamentosa

normal usus manusia dengan alergi.7

bersifat simtomatis.Obat lini pertama

Penyebab

adalah

II

bersumber dari bakteri yang ada di RM

second-generation)

dan tenggorokan seperti Streptococcus

antihistamin

(Nonsedating

generasi

loratadine, cetrizine. Waktu pemberian


antihistamin

lainnya

dapat

mutans dan Streptococcus aureus.8

mengikuti

Penatalaksanaan pada stomatitis

urtikaria.Penambahan

alergika di RM pemberian obat kumur

antihistamin AH2 (simetidin) pada

antiseptik diharapkan bisa mengurangi

beberapa

paparan mikroorganisme yang bisa

ritme

sebaiknya

alergi

diurnal

kasus

memberikan

perbaikan.Jika pruritus menonjol pada

memperparah

malam hari bahkan tidak jarang pasien

Selanjutnya pasien dirujuk ke poli

cemas

ditambahkan

periodonsia

klasik

yang

pembersihan calculus atau scalling dan

diberikan 1 kali sehari pada malam

poli konservasi untuk menumpat gigi

hari.Apabila semua tahapan terapi

yang berlubang.

maka

antihistamin

yang

dapat
generasi

diberikan

tersebut

belum

keadaan

untuk

Seharusnya

RM.

dilakukan

pasien

menjalani

memberikan hasil dapat diberikan

rujukan tersebut tetapi dari awal pasien

kortikosteroid, dan pemberiannya tidak

di rujuk ke departemen gigi dan mulut

lebih dari 3 minggu. Penggunakan

pasien

eritromycin

untuk

koorperatif.Pasien merasa tidak ada

menghindari adanya infeksi sekunder.2

hubungan antara alerginya dengan

digunakan

Langkah

selanjutnya

dokter

menunjukan

keadaan

RMnya,

sifat

walaupun

tidak

sudah

Sp.KK merujuk pasien ke departemen

dijelaskan secara seksama tetapi pasien

gigi dan mulut, poli THT dan poli

masih merasa tidak percaya.Pasien

penyakit dalam RSAL dr. Ramelan.

juga sudah dua kali melakukan pulang

Hal ini dikarenakan dicurigai adanya

paksa ketika menjalani rawat inap. Hal

fokal infeksi yang bisa menyebabkan

ini yang membuat pasien susah untuk

terjadinya

menjalani kontrol ke departemen gigi

urtikaria.

Populasi

mikrobiota di usus manusia bersifat


dinamik

dan

dipengaruhi

dan mulut.

oleh
106

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987
2.

SIMPULAN

Suryana, Ketut., Adiguna, Made Suastika.


2006 Seorang Wanita Dengan Uritkaria

Uritkaria akut dapat disebabkan

Kronik Idiopatik; J Peny Dalam Volume 7

oleh fokal infeksi dari RM. Bakteri


pada gigi berlubang dan calculus dapat
menyebabkan

timbulnya

akut.Pemeriksaan
kerjasama

dari

Nomer 2; Denpasar. p.5 2.


3.

Katz, Stephen I., Gilchrest, Barbara A.,

urtikaria

penunjang
pasien

Paller,

dan

Amy

S.,

Leffell,

David

J.

2003.Fitzpatricks Dermatology In General

sangat

Medicine 7th; Mc Graw-Hill Companies;


United State. p. 342 330.

membantu dalam terapi kesembuhan


4.

urtikaria akut.

Wolff, Klause., Goldsmith, Lowella A.,

Greenberg, M., Glick, M. 2003. Burkets


Oral Medicine Diagnosis & Treatment 10th;
BC Decker Inc; New jersey. p. 216-215.

UCAPAN TERIMAKASIH

5.

Ucapan terimakasih kepada poli

jurnal

2008.

Prevalensi

Berkala

IImu

Kesehatan

Kulit

Kelamin Vol. 20 No. I:3 1.


6.

Ramelan Surabaya atas kesempatan


dan fasilitas yang diberikan untuk

Suryadi.

Urtikaria di Kota Palembang Tahun 2007;

Oral Medicine Departemen Gigi dan


Mulut Rumah Sakit Angkatan Laut dr.

Tjekyan,

Soedarto. 2012. Alergi dan Penyakit Sistem


Imun; Sagung Seto; Jakarta. p. 17-13.

7.

Wikaningrum, R., Rochani, Jekti. T.,


Djannatun, T., Widiyanti, D., Pane, Abdul.

penulisan laporan kasus ini.

R. 2008.Bacterial Populations in Neonatus


Faeces : A Preliminary study; Jurnal

DAFTAR PUSTAKA

Kedokteran Yarsi vol. 16 No. 2; Mei

1.

Agustus; p : 89 86.

Manggala, Yudha. 2008Kesesuaian Hasil


Identifikasi Alergen Pada Pasien Dengan
Riwayat

Urtikaria

Akut

Menggunakan

Metode Uji Tusuk (Prick Test) Dan Metode


Wawancara

(Anamnesis);

8.

Chisholm,

Cary;

Guttate

http://emedicine.medscape.com;

Psoriasis;
accesed

March 15 2014; 09:30:00.

Universitas

Dipenogoro; Semarang. p. 15 10.

107

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Systemic Observation-Surgical Periodontic Approach


In The Managementof Amlodipine Induced
GingivalEnlargement
Rahmidian Safitri, Hardini Dyah Astuti, Poernomo Agoes
Periodontology Department Airlangga University

ABSTRACT
Background: Drug induced gingival enlargement is frequently observed in patients taking
three main group of drugs like calcium channel blockers (CCBs), immunosuppressants
and anticonvulsants. Amlodipine belongs to the dihydropyridine-a third generation calcium
channel blockers agents that may cause the side effect of drug-induced gingival enlargement
and oral bacteria intervention due to calculus retention. This case report describes the
management of gingival enlargement in a hypertensive patient taking amlodipine. Purpose:
This case report was aimed to discuss the treatment and maintenance of systemic
observationsurgical periodontic approach to restore gingival enlargement. Case: A 47-years
old man was referred to the Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Airlangga
University complaining of swellings and bleeding on his gingiva in all region. He felt very
uncomfortable as the swelling interfered while chewing and sometimes there was bleeding
spontaneously and halitosis. He had hypertension since 5 years and was on medications
Captopril 12,5 mg daily during 4 years and Amlodipine 5mg daily during last 1 year. A
provisional diagnosis and systemic observation-periodontal phases treatment were taken to
restore gingival enlargement condition. Case Management: Systemic observation of
medication use, periodontal phases treatment such as scaling root planning, periodontal surgery
as flap surgery, home oral hygiene maintenance, control recall every month during first 3 months
were taken. Conclusion:The successful of combination carefully systemic observationsurgery periodontal approach are promising to maintain Amlodipine induced gingival
enlargement.
Key Words: Amlodipine, gingival enlargement, systemic observation, surgical periodontic
Correspondence: Rahmidian Safitri, Department of Periodontology, Faculty of Dentistry,
Airlangga University, Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Phone (031) 5030255 ext
123, email : rahmidiansafitri80@gmail.com

immunosuppressants. Although

INTRODUCTION

the

Drugs associated with gingival

pharmacologic effect of each of these

enlargement can be broadly divided

drugs is different and directed toward

into three categories: anticonvulsants,

various primary target tissues, all of

calcium

them seem to act similarly on a

channel

blockers,

and

108

Vol 8 No. 1 Februari 2014

secondary

target

ISSN : 1907-5987

the

during 4 years and Amlodipine 5 mg

gingival connective tissue, causing

daily during last 1 year. Some months

common clinical and histopathological

after using Amlodipin, he developed

findings.1

gingival hyperplasia.

Amlodipine

tissue,

i.e.,

belongs

to

The clinical appearance of

thedihydropyridine-a third generation

thetissue

calcium channel blockers agents that

hyperplastic tissue was red, smooth

may cause the side effect of drug-

and shiny in all region, with no pain

induced gingival enlargement and oral

on touch, and bled easily on probing

bacteria intervention due to calculus

(Fig.1). Gingival tissue around the

retention.

crown reached the occlusal tooth

CCBs

are

commonly

was

surface,

of

Some

measuring more than 5 mm, plaque

studies have addressed the risk of

and calculus (Fig. 2). A provisional

gingival hyperplasia during the use of

diagnosis and systemic observation-

CCBs, it was often based on case

periodontal phases treatment were

reports (Seymour et al. 1994, Bhatia et

taken to restore gingival enlargement

al. 2007) or on a cross-sectional study

condition.

diseases.

periodontal

and

prescribed and used for the treatment


cardiovascular

with

exophytic

pockets

(Meisel et al. 2005).2

CASE
A 47-years old man was referred
to the Department of Periodontology,
Faculty

of

Dentistry,

Airlangga

University complaining of swellings

Fig 1. Gingival hyperplasia in all teeth region

and bleeding on his gingiva in all


region. He felt very uncomfortable as
the swelling interfered while chewing
and sometimes there was bleeding
spontaneously and halitosis. He had
hypertension since 5 years and was on
medications Captopril 12,5 mg daily

Fig. 2 Pocket measurement more than 5 mm

109

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

CASE MANAGEMENT

The dental treatment included


scaling

and

root

planning

and

instructions on appropriate method for


brushing teeth. Refferal to internist
was made, due to the possibility of
medication changing. The rontgen

Fig

panoramic result showing severe

with bone graft

bone

loss

in

the

4. Conventional flap surgery added

regio

16,17,18,27,28,31,32,41,42 (Fig.3).

Fig 5. Mattress suturing was done


Fig 3.Rontgen panoramic showing severe

Follow up was done one to

bone loss

three monthly, once each month.


The

conventional

planning

were

gingivectomy

for

moved
reduce

surgery
from
gingival

Upon

examination

at

month

review, the periodontal pockets were


generally

reduced.

There

is

no

pocket into flap surgery added with

hyperplasia gingival recurrency during

bone graft (Fig.4& Fig.5). While the

examination. Regular oral hygiene

gingival hyperplasia was relieved, but

reinforcement and scaling was done

there are severe bone loss in some

for him. One year after completion of

region.

the

Commercially

available

surgery,

disappearance

of

chlorhexidine rinse (0.12%) was used

hyperplasia gingiva and satisfactory

to help control plaque accumulation

periodontal condition were confirmed

and to

(Fig 6).

reduce the development of

gingival inflammation.
110

Vol 8 No. 1 Februari 2014

ISSN : 1907-5987

factor

in

the

development

and

expression of the gingival changes.5 In


this

present

case

the

local

environmental factors such as poor


plaque control and multiple retained
roots at the initial presentation may
act

as

risk

factors

that

had

contributed to worsen the existing


Fig. 6 Clinical review after one year

gingival enlargement and therefore

periodontal treatment

complicate

the

oral

hygiene

procedures.
DISCUSSION

Physicians should be able to

The pathogenesis of hyperplasia


gingiva

is

uncertain

and

the

treatment is still largely limited to the


maintenance of an improved level of
oral hygiene and surgical removal of
the overgrown tissue. Several factors
may

influence

the

relationship

between the drugs and gingival


tissues, were including age, genetic
predisposition,

changes

in

oral

cavity

related to the health of the patients.


Thus, there is a need collaboration
between general doctors or internist
in this case with dental practicioner in
the care of drug induced gingival
enlargement, to have holistic result
both systemic and good clinical
outcome.

pharmacokinetic

variables, and alteration in gingival


connective

identify

tissue

homeostasis,

REFERENCES
1.

Dongaribagtzoglou A, Cutter C. 2004.

histopathology, ultra-structural factors,

The

inflammatory changes and drug action

pathogenesis, and clinical management of

Associated

an association between the oral hygiene

induced hyperplasia gingiva. This

inflammation may be important risk

factors,

Gingival

Enlargement.

Periodontol,75:1431-1424.
2.

Kaur G, Verhamme KMC, Dieleman JP,


Vanrolleghem A, van Soest EM, Stricker
BHCh,

suggests that plaque-induced gingival

risk

drug-associated gingiva enlargement. Drug-

on growth factors.4 Most studies show

status and the severity of drug-

prevalence,

Sturkenboom

Association

between

MCJM.
calcium

2010.
channel

blockers and gingival hyperplasia. J Clin

111

Vol 8 No. 1 Februari 2014

3.

Periodontol,37:630-625. doi:10.1111/j.1600-

Seymour RA. 1992. The incidence and

051X.2010.01574.x.

severityof

Upadhyay Y. Amlodipine-Induced Gingival

overgrowth. J Clin Periodontol,19: 314-311.

Overgrowth: A Case Report. IOSR Journal

4.

6.

nifedipineinduced

gingival

Ikawa K, Ikawa M, Shimauchi H, Iwakura

of Dental and Medical Sciences (JDMS.

M and Sakamoto S. 2002. Treatment of

Volume 3, Issue 4 (Jan.-Feb. 2013), PP 20-

gingival overgrowt induced by manidipine

17. www.iosrjournals.org.

administration: a case report. J Periodontol,

Seymour, R. A., Ellis, J. S., Thomason,

72: 122-115.

J. M., Monkman, S. Idle, J. R. 1994.

5.

ISSN : 1907-5987

7.

Taib Ha, Ali TBTb, Kamin Sb. 2007. Case

Amlodipine induced gingival overgrowth.

Report-Amlodipine-induced

Journal of Clinical Periodontology,21 :

overgrowth:

283-281.

Orofacial

Sciences,

case

gingival

report.Archivesof
2:

64-61.

Barclay S, Thomason JM, Idle JR and

112

You might also like