Professional Documents
Culture Documents
B. Definisi Vertigo
Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan
keseimbangan dalam telinga bagian dalam
sehingga menyebabkan penderita merasa pusing
atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa
'berputar' ataupun melayang.
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang
artinya memutar merujuk pada sensasi berputar
sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan
pada sistem keseimbangan.
D. Etiologi
Keadaan Lingkungan : Mabuk darat, Mabuk laut
Obat-obatan, alkohol
Endapan kalsium dalam kanalis semisirkularis
Infeksi telinga luar dan tengah : Otitis Media dan
Tumor
Infeksi telinga dalam, labirinitis, neuritis saraf otak
Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster
Trauma kepala
Tumor otak
Gangguan sistem peredaran darah, anemia, Transient
E. Klasifikasi
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vertigo Sentral diakibatkan oleh kelainan pada
batang batang otak atau cerebellum.
2. Vertigo Perifer disebabkan oleh kelainan pada
telinga dalam atau nervus cranialis
vestibulocochlear (N.Perifer
VIII).
Sentral
Bangkitan vertigo
Derajat vertigo
Mendadak
Lambat
Berat
Ringan
Pengaruh gerakan
kepala
Gejala otonom
(+)
(-)
(++)
(-)
Gangguan pendengaran
(+)
(-)
Ciri-ciri
Vertigo Perifer
Vertigo Sentral
Penyebab
Tidak ada
Masa laten
3-40 detik
Tidak ada
Habituasi
Ya
Tidak
Intensitas vertigo
Berat
Ringan
Telinga
berdenging
dan atau tuli
Kadang-kadang
Tidak ada
Nistagmus spontan
Lesi
Meniere Disease
Ditandai dengan vertigo yang intermiten diikuti
dengan keluhan pendengaran . Gangguan
pendengaran berupa tinnitus (nada rendah), dan tuli
sensoris pada fluktuasi frekuensi yang rendah, dan
sensasi penuh pada telinga.
Merupakan akibat dari hipertensi endolimfatik. Hal
ini terjadi karena dilatasi dari membrane labirin
bersamaan dengan kanalis semisirularis telinga
dalam dengan peningkatan volume endolimfe.
Dapat terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi
virus atau bakteri telinga atau gangguan metabolik.
Vestibular Neuritis
Berhubungan dengan infeksi virus
pada nervus vestibularis.
Labirintis terjadi dengan komplek
gejala yang sama disertai dengan
tinnitus atau penurunan
pendengaran.
F. Gejala Klinis
Gejala Primer:
Rasa Pusing berputar-putar
Impulsion (sensasi berpindah,
terdorong/diangkat)
Oscilopia (ilusi pergerakan dunia yg
diprovokasi dengan pergerakan kepala)
Ataxia (ketidakstabilan berjalan)
Gangguan pendengaran, tinnitus
Gejala Sekunder:
Mual
Gejala otonom
Kelelahan
Sakit kepala
Sensitivitas visual
G. Patofisiologi
Ketidakseimbangan cairan telinga
dalam Aparatus vestibularis
Vertig
o
Gejala primer:
Pusing berputarputar
Implusion,
oscilopia, ataxia,
Pembengkakan
rongga
endolimfatikus
Keseimbangan
tubuh
(vestibuler)
terganggu
Gejala sekunder:
Mual, Gejala
otonom, Kelelahan,
Sakit kepala,
Sensitivitas visual.
Tinitus
Gangguan
pola tidur
Pemeriksaan penunjang:
1. Test Audiometric.
2. Vestibular Testing.
3. Evaluasi Laboratorium : elektrolit, gula
darah, fungsi tyroid.
4. Evaluasi Radiologi : MRI
I. Diagnosis
Sekitar 20-40% pasien dapat didiagnosis
segera setelah anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan
berdasarkan komplek gejala yang terdapat
pada pasien.
Diagnosis Banding
Vertigo dengan tuli
Mnires disease
Vestibular neuritis
Labyrinthitis
Labyrinthine trauma
Tumor otak
Acoustic neuroma
Migraine
e.g aminoglycosides
Acute cochleo-vestibular
Cervical spondylosis
Multiple sklerosis
Following flexion-extension
injury
dysfunction
Syphilis (rare)
J. Penatalaksanaan
Medikasi umum terapi vertigo:
a. Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, Benadryl)
b. Antagonis Kalsium (Cinnarizine/Stugeron,
Flunarizine/Sibelium)
c. Fenotiazine (Promethazine, Khlorpromazine)
d. Obat Simpatomimetik (Efedrin)
e. Obat Penenang Minor (Lorazepam, Diazepam)
f. Obat Anti Kholinergik (Skopolamin)
Terapi Fisik :
Kadang-kadang obat tidak banyak
membantu, sehingga perlu latihan fisik
vestibular.
Latihan
bertujuan
untuk
mengatasi
gangguan
vestibular,
membiasakan
atau
mengadaptasi
diri
terhadap gangguan keseimbangan.
Contoh Latihan:
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan
mata ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi,
fleksi, ekstensi, gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka,
kemudian dengan mata tertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka
kemudian dengan mata tertutup.
5. Berjalan tandem (kaki dalam posisi garis lurus, tumit
kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dalam
melangkah).
6. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang
bergerak dan juga memfiksasi pada objek yang diam.