You are on page 1of 27

Referat Vertigo

A. Anatomi dan Fisiologi Alat


Keseimbangan Tubuh
Terdapat 3 sistem pengaturan keseimbangan tubuh:
1. Sistem Vestibular + 54%
(Aparatus vestibularis, Nervus Vestibularis,
Vestibular Sentra)
2. Sistem Proprioseptik (gerakan, posisi, getaran)
3. Sistem Optik (penglihatan)

Sistem keseimbangan (Aparatus Vestibular)


terdapat di rongga telinga bagian dalam
terdiri dari:
1.
2.
3.
4.

Canalis semicircularis anterior


Canalis semicircularis Posterior
Canalis semicircularis Lateris
Organ Otolith yaitu sacculus dan utriculus

B. Definisi Vertigo
Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan
keseimbangan dalam telinga bagian dalam
sehingga menyebabkan penderita merasa pusing
atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa
'berputar' ataupun melayang.
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang
artinya memutar merujuk pada sensasi berputar
sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan
pada sistem keseimbangan.

D. Etiologi
Keadaan Lingkungan : Mabuk darat, Mabuk laut
Obat-obatan, alkohol
Endapan kalsium dalam kanalis semisirkularis
Infeksi telinga luar dan tengah : Otitis Media dan
Tumor
Infeksi telinga dalam, labirinitis, neuritis saraf otak
Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster
Trauma kepala
Tumor otak
Gangguan sistem peredaran darah, anemia, Transient

E. Klasifikasi
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vertigo Sentral diakibatkan oleh kelainan pada
batang batang otak atau cerebellum.
2. Vertigo Perifer disebabkan oleh kelainan pada
telinga dalam atau nervus cranialis
vestibulocochlear (N.Perifer
VIII).
Sentral
Bangkitan vertigo
Derajat vertigo

Mendadak

Lambat

Berat

Ringan

Pengaruh gerakan
kepala
Gejala otonom

(+)

(-)

(++)

(-)

Gangguan pendengaran

(+)

(-)

Ciri-ciri

Vertigo Perifer

Vertigo Sentral

Sistem vestibuler (telinga dalam, saraf perifer)

Sistem vertebrobasiler dan


gangguan vaskular (otak, batang
otak, serebelum)

Penyebab

Vertigo posisional paroksismal jinak (BPPV),


penyakit maniere, neuronitis vestibuler, labirintis,
neuroma akustik, trauma

iskemik batang otak, vertebrobasiler


insufisiensi, neoplasma, migren
basiler

Gejala gangguan SSP

Tidak ada

Diantaranya :diplopia, parestesi,


gangguan sensibilitas dan fungsi
motorik, disartria, gangguan
serebelar

Masa laten

3-40 detik

Tidak ada

Habituasi

Ya

Tidak

Intensitas vertigo

Berat

Ringan

Telinga
berdenging
dan atau tuli

Kadang-kadang

Tidak ada

Nistagmus spontan

Lesi

Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam


atau nervus cranialis vestibulocochlear (N. VIII)
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

Onsetnya lebih seriang terjadi pada usia rata-rata 51


tahun.
Disebabkan oleh pergerakan otolit dalan kanalis
semisirkularis pada telinga dalam.
Otolit mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat
yang berasal dari utrikulus telinga dalam . Pergerakan
dari otolit distimulasi oleh perubahan posisi dan
menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.
Biasanya idiopatik tapi dapat juga diikuti trauma
kepala, infeksi kronik telinga, operasi dan neuritis
vestibular sebelumnya

Meniere Disease
Ditandai dengan vertigo yang intermiten diikuti
dengan keluhan pendengaran . Gangguan
pendengaran berupa tinnitus (nada rendah), dan tuli
sensoris pada fluktuasi frekuensi yang rendah, dan
sensasi penuh pada telinga.
Merupakan akibat dari hipertensi endolimfatik. Hal
ini terjadi karena dilatasi dari membrane labirin
bersamaan dengan kanalis semisirularis telinga
dalam dengan peningkatan volume endolimfe.
Dapat terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi
virus atau bakteri telinga atau gangguan metabolik.

Vestibular Neuritis
Berhubungan dengan infeksi virus
pada nervus vestibularis.
Labirintis terjadi dengan komplek
gejala yang sama disertai dengan
tinnitus atau penurunan
pendengaran.

Beberapa macam vertigo sesuai


kejadiannya:
Vertigo Spontan : tanpa ransangan, atau

penyakit meniere oleh tekanan endolimfe yang


tinggi.

Vertigo Posisi : perubahan posisi kepala,

adanya rangsangan pada kupula kanalis


semisirkulari oleh debris atau kelainan servikal.

Vertigo Kalori : dirasakan pada saat


pemeriksaan kalori.

F. Gejala Klinis
Gejala Primer:
Rasa Pusing berputar-putar
Impulsion (sensasi berpindah,
terdorong/diangkat)
Oscilopia (ilusi pergerakan dunia yg
diprovokasi dengan pergerakan kepala)
Ataxia (ketidakstabilan berjalan)
Gangguan pendengaran, tinnitus

Gejala Sekunder:
Mual
Gejala otonom
Kelelahan
Sakit kepala
Sensitivitas visual

G. Patofisiologi
Ketidakseimbangan cairan telinga
dalam Aparatus vestibularis

Vertig
o
Gejala primer:
Pusing berputarputar
Implusion,
oscilopia, ataxia,

Pembengkakan
rongga
endolimfatikus
Keseimbangan
tubuh
(vestibuler)
terganggu

Gejala sekunder:
Mual, Gejala
otonom, Kelelahan,
Sakit kepala,
Sensitivitas visual.

Tinitus
Gangguan
pola tidur

Beberapa teori yg berusaha menjelaskan


kejadian ketidakseimbangan tubuh:
1. Teori rangsang berlebihan
(overstimulation)
2. Teori konflik sensorik
3. Teori neural mismatch
4. Teori otonomik
5. Teori neurohumoral
6. Teori sinap

H. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


pada Vertigo
Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan Neurologik
2. Gait test :
. Rombergs sign
. Uji berjalan (stepping test)
. Past-pointing test (uji Tunjuk Barany)
3. Test Fungsi Vestibuler dengan
Dix-Hallpike manoeuver
4. Test hiperventilasi
5. Tes Kalori
6. Test Fungsi Pendengaran

Pemeriksaan penunjang:
1. Test Audiometric.
2. Vestibular Testing.
3. Evaluasi Laboratorium : elektrolit, gula
darah, fungsi tyroid.
4. Evaluasi Radiologi : MRI

I. Diagnosis
Sekitar 20-40% pasien dapat didiagnosis
segera setelah anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan
berdasarkan komplek gejala yang terdapat
pada pasien.

Diagnosis Banding
Vertigo dengan tuli

Vertigo tanpa tuli

Vertigo dengan tanda intracranial

Mnires disease

Vestibular neuritis

Tumor Cerebellopontine angle

Labyrinthitis

Benign positional vertigo

Vertebrobasilar insufficiency dan


thromboembolism

Labyrinthine trauma

Acute vestiblar dysfunction

Tumor otak

Misalnya, epyndimoma atau


metastasis pada ventrikel keempat

Acoustic neuroma

Medication induced vertigo

Migraine

e.g aminoglycosides
Acute cochleo-vestibular

Cervical spondylosis

Multiple sklerosis

Following flexion-extension

Aura epileptic attack-terutama

injury

temporal lobe epilepsy

dysfunction
Syphilis (rare)

Obat-obatan- misalnya, phenytoin,


barbiturate
Syringobulosa

J. Penatalaksanaan
Medikasi umum terapi vertigo:
a. Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, Benadryl)
b. Antagonis Kalsium (Cinnarizine/Stugeron,
Flunarizine/Sibelium)
c. Fenotiazine (Promethazine, Khlorpromazine)
d. Obat Simpatomimetik (Efedrin)
e. Obat Penenang Minor (Lorazepam, Diazepam)
f. Obat Anti Kholinergik (Skopolamin)

Terapi Fisik :
Kadang-kadang obat tidak banyak
membantu, sehingga perlu latihan fisik
vestibular.
Latihan
bertujuan
untuk
mengatasi
gangguan
vestibular,
membiasakan
atau
mengadaptasi
diri
terhadap gangguan keseimbangan.

Contoh Latihan:
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan
mata ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi,
fleksi, ekstensi, gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka,
kemudian dengan mata tertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka
kemudian dengan mata tertutup.
5. Berjalan tandem (kaki dalam posisi garis lurus, tumit
kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dalam
melangkah).
6. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang
bergerak dan juga memfiksasi pada objek yang diam.

Terapi Fisik Brand-Darrof


1. Ambil posisi duduk.
2. Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi
kanan, kemudian balik posisi duduk.
3. Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke
sisi kiri. Masing-masing gerakan lamanya sekitar
satu menit, dapat dilakukan berulang kali.
4. Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin
lama makin bertambah.

You might also like