You are on page 1of 31

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap

: Ny. M

Umur

: 79 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Tanggul 02/03 Mijen Demak

Pekerjaan

: Petani

No. RM

: 706 216

Tanggal Pemeriksaan : 30 September 2015


II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 30 September 2015 jam 10.00 di Poliklinik Mata.
A. Keluhan Utama

Mata kanan kiri nrocos


B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli Mata RSUD kudus dengan keluhan kedua matanya
nrocos sejak 4 bulan yang lalu. Pasien juga merasakan mbruwet, silau saat liat
cahaya, kadang-kadang gatal dan merasa mengganjal pada mata kanan nya.
Keluhan mata merah (-), mata berair (+), meliat ganda (-), mual (-), muntah (-).
Pasien pernah operasi katarak pada mata kanan 6 bulan yang lalu.
Setelah operasi pasien mengatakan mata kanan nya sering gatal, berair, dan silau
saat liat cahaya.
pasiennya tuh keluhannya mata kanan yg ber air/ dua2 ny??

Yg bawah ini ODS dry eye dan OD pseudokafia


Pasien datang ke poli mata RSUD kudus dengan keluhan kedua mata
berair sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan mata berair

membuat penglihatan

bruwet dan silau jika melihat sinar lampu/ cahaya. Pasien juga mengatakan
kedua matanya kadang- kadang gatal dan terasa menganjal sehingga membuat
pasien mengucek-ngucek matanya, namun keluhan menganjal tidak membaik

( ga tau bener ato ga keluhannya hehe coba km cari keluhan dry eyes).. Keluhan
mata merah, melihat ganda, dan trauma di sangkal pasien.
Enam bulan sebelum masuk rumah sakit pasien menjalani operasi
katarak pada mata kanannya karena penglihtannya burem dan silau jika melihat
cahaya

yang sudah dirasakan sejak 3 tahun yang lalu. Penglihatan burem

seperti ada asap yang menutupi pandangan dan silau jika melihat cahaya juga
dirasakan pada mata kirinya.
kamu yakin y mata kirinya ga ad kataraknya?? Menurutku sich km tambahin
klo mata kirinya katarak senilis juga

C. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat pemakaian kacamata (-)

Riwayat operasi katarak mata kanan 6 bulan yang lalu

Riwayat pemakaian steroid jangka panjang (-)

Riwayat Hipertensi (-)

Riwayat Diabetes Mellitus (-)

Riwayat alergi (-) obat dan makanan

Riwayat asma (-)

D. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluhan serupa sebelumnya di keluarga.

Riwayat Hipertensi (-)

Riwayat Diabetes Mellitus (-)

E. Riwayat Sosial Ekonomi :


- Pasien bekerja sebagai petani

Pasien tinggal dengan keluarganya dengan kondisi ekonomi menengah


kebawah

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS PASIEN

Keadaan Umum

Baik

Kesadaran

Compos mentis

Vital Sign

Tekanan Darah

130/90 mmHg

Nadi

82 kali/ menit

Suhu

36,7 0C

Respiration Rate (RR)

20 x / menit

Status Gizi

Baik

B. STATUS OFTALMOLOGI
Gambar:
OD

OS

Keterangan:
1

Pseudofakia

Arkus senilis

OCULI DEXTRA(OD)
6/60

PEMERIKSAAN
Visus

OCULI SINISTRA(OS)
6/60 kenapa bisa?? Klo dry
eyes doang ga mungkin visus
sejelek itu, mungkin dia ad

Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal,

Koreksi

enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),

katarknya
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),

Bulbus okuli

eksoftalmus (-),

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), nyeri

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),

tekan(-),

nyeri tekan (-),

blefarospasme (-), lagoftalmus


(-),

Palpebra

blefarospasme (-),
lagoftalmus (-)

ektropion (-),

ektropion (-),

entropion (-)
Edema (-),

entropion (-)
Edema (-),

injeksi konjungtiva (-),

injeksi konjungtiva (-),

injeksi siliar (-),

Konjungtiva

infiltrat (-),

injeksi siliar (-),


infiltrat (-),

hiperemis (-)
Putih
Bulat, edema (-),

Sklera

hiperemis (-)
Putih
Bulat, edema (-),

keratik presipitat(-),

Kornea

keratik presipitat(-),

infiltrat (-), sikatriks (-)

infiltrat(-), sikatriks (-)

Arkus senilis (+)


Jernih, kedalaman cukup

Camera Oculi

Arkus senilis (+),.


Jernih, kedalaman cukup,

hipopion (-),

Anterior

hipopion (-),

hifema (-),
Kripta(N), warna coklat,(-),

(COA)
Iris

hifema (-),
Kripta(N), warna coklat,(-),

edema(-), synekia (-)


bulat, diameter : 3mm,
letak sentral,

edema(-), synekia (-),


bulat, diameter 3 mm,
Pupil

letak sentral,

refleks pupil langsung (+),

refleks pupil langsung (+),

refleks pupil tak langsung (+)


Jernih, tampak pantulan

refleks pupil tak langsung (+)


Lensa tampak keruh sebagian

Lensa

seperti kaca (pseudophakia)


Jernih
Papil NII bulat, batas tegas,

Vitreus

Jernih
Papil NII bulat, batas tegas,

ablatio (-), mikroaneurisma (-),

Retina

ablatio (-), mikroaneurisma (-),

eksudat (-), perdarahan (-),

eksudat (-), perdarahan (-),

CD ratio (N)
(+)cemerlang
Epifora (+), lakrimasi (-)

Fundus Refleks
Sistem Lakrimasi

CD ratio (N)
(+) suram
Epifora (+), lakrimasi (-)

IV. RESUME ini kamu benerin sndiri y.. sesuai anamnesis dan PF
A. Subjektif :

Mata kanan kiri nrocos sejak 4 bulan yang lalu


Mbruwet pada mata kanan
OD Fotophobia
Kadang-kadang gatal dan merasa mengganjal pada mata kanan
Pasien pernah operasi katarak pada mata kanan 6 bulan yang lalu.
Setelah operasi pasien mengatakan mata kanan nya sering gatal,
berair, dan silau saat liat cahaya.

B. Objektif :
OCULI DEXTRA (OD)
6/60
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-), eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Putih

PEMERIKSAAN
Visus

OCULI SINISTRA (OS)


6/60
Gerak bola mata normal,

Bulbus okuli

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

Sklera

strabismus (-)
Putih

Bulat, jernih

Bulat, jernih

edema (-),

edema (-),

arkus senilis (+)

Kornea

arkus senilis (+)

keratik presipitat (-), infiltrat (-),

keratik presipitat (-), infiltrat (-),

sikatriks (-)

sikatriks (-)

Jernih, tampak pantulan seperti

Lensa

Lensa tampak jernih

kaca (pseudophakia)
Epifora (+), lakrimasi(-)

Sistem Lakrimasi

Epifora (+), lakrimasi(-)

V. DIAGNOSA DIFFERENSIAL

OD Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Matur

OD Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Imatur


OD Pseudophakia et causa Post EKEK Katarak Senilis Hipermatur kalau
hipermatur zonula zin dah rusak jadi biasanya EKIK. Jadi di hapus aj.
ODS Dry Eyes Syndrom cari penyebab dry eyes syndrom pada usia tua
biar bisa d DD in.

VI. DIAGNOSA KERJA


OD Pseudophakia et causa post EKEK Katarak Senilis + Dry Eyes Syndrom
( ga usah kan dah di bawah d tulis ODS dry eyes syn.. hehe)
ODS Dry Eyes Syndrom
VII. DASAR DIAGNOSIS
1. OD Pseudophakia

Subjektif :

Kemeng pada mata kiri sejak 5 bulan yang lalu yang memberat

saat menonton tv dan membaik saat memejamkan mata.


Mbruwet pada mata kanan
Silau saat liat cahaya pada mata kanan
Riwayat operasi katarak OS sekitar 6 bulan yang lalu.

Objektif :

OCULI DEXTRA (OD)


Jernih, tampak pantulan

PEMERIKSAAN
Lensa

OCULI SINISTRA (OS)


Lensa tampak jerih

seperti kaca (pseudophakia)

2. ODS Dry Eyes Syndrom


Subjektif:
Kadang-kadang gatal dan merasa mengganjal pada mata kana dan kiri
Silau saat melihat cahaya pada mata kanan dan kiri
Mata merah (-), secret (-)

Objektif:
OCULI DEXTRA (OD)
Edema (-),

PEMERIKSAAN

injeksi silier (-),


injeksi konjungtiva (-),
infiltrat (-),

OCULI SINISTRA (OS)


Edema (-),
injeksi silier (-),

Konjungtiva

injeksi konjungtiva (-),


infiltrat (-),

hiperemis (-)
Bulat, jernih

hiperemis (-)
Bulat, jernih

edema (-),

edema (-),

arkus senilis (+)

Kornea

arkus senilis (+)

keratik presipitat (-), infiltrat (-),

keratik presipitat (-), infiltrat (-),

sikatriks (-)
Kripta(+), atrofi (-) coklat, edema

sikatriks (-)
Kripta(+), atrofi (-) coklat,

(-), synekia (-)


Epifora (+), lakrimasi(-)

Iris
Sistem Lakrimasi

edema (-), synekia (-)


Epifora (+), lakrimasi(-)

VIII. TERAPI

Cendo Lyteers (ion Natrium & Kalium dengan Benzalkonium Cl) 3 dd 2


gtt OS OS ato ODS ???

Inmatrol (Dexamethasone 1 mg, Polymiksin betasulfat 6000UI,


Neomysin 3,5 mg) 3 dd 2 gtt OD

OS saran operasi EKEK dan IOL

IX. PROGNOSIS
OKULI DEKSTRA OKULI SINISTRA
Quo Ad Vitam

Ad bonam

Ad bonam

Quo Ad Fungsionam

Ad malam

Dubia Ad bonam

Kenapa ad malam?
Kan bagus tuh bisa
lihat ga buta toh??
dubia ad bonam aj
Quo Ad Sanationam

Ad bonam

Ad bonam

Ad bonam

Dubia ad bonam

kekambuhan
Quo Ad Kosmetikam

X. USUL DAN SARAN

Usul :
Schimmer test
Fluoresin test
Check anal test dan temen2nya kamu baca ttg pemeriksaan
apparatus lacrimaris,, klo ad penyumbuatan pemeeriksaan pakai
ap. Untuk mneyingkirkann kenapa matanya berair trs? Karen
ada submbatan at karena usia tua.

Saran:

Gunakan tetes mata secara teratur


Kontrol secara teratur sebulan sekali
Menggunakan kacamata saat berakitifitas
Hindari debu

1. PSEUDOAFAKIA
Pseudoafakia adalah sebuah kondisi dimana mata aphakia telah dilengkapi
dengan lensa intraocular untuk mengganti lensa kristal. Lensa intraocular adalah lensa
buatan yang terbuat dari semacam plastic (polimetilmetakrilat) yang stabil, transparan
dan ditoleransi oleh tubuh dengan baik. Lensa ini sangat kecil, lunak dengan diameter
antara 5-7 mm dan tebal 1-2 mm sehingga dapat menggantikan posisi lensa mata
manusia yang telah keruh/katarak. Karena dapat ditoleransi tubuh dengan baik maka
lensa tanam ini dipasang untuk seumur hidup.
Karena lensa tanam ini menggantikan posis lensa yang telah katarak maka tidak
akan terjadi pembesaran benda yang dilihat, pandangan samping tetap jelas, tidak perlu
buka pasang dan penglihatan terasa lebih nyaman.
Status refraksi pseudofakia tergantung pada kekuatan IOL yang ditanamkan
sebagai berikut:

3.

1.

Emmetropia terjadi ketika kekuatan IOL ditanamkan adalah tepat. Ini adalah
situasi yang paling ideal. Beberapa pasien hanya membutuhkan kacamata plus
untuk penglihatan dekat.

2.

Consecutive myopia terjadi ketika IOL implan terlalu berlebihan dalam


pembiasan mata. Beberapa pasien memerlukan kacamata untuk mengoreksi
miopia
untuk
jarak jauh dan mungkin memerlukan kacamata untuk jarak dekat, tergantung
pada derajat miopia.

Consecutive hypermetropia terjadi saat IOL yang ditanamkan mempunyai kekuatan


yang kurang sesuai. Pasien tersebut membutuhkan kacamata untuk penglihatan jarak
jauh dan tambahan untuk jarak dekat + 2 - 3 D.
Tanda-tanda pseudophakia (dengan Posterior Chamber IOL).
1. Bedah bekas luka dapat dilihat di dekat limbus.
2. Anterior chamber sedikit lebih dalam dari biasanya.
3. Iridodonesis derajat sedang (tremulousness) dari iris
4. Purkinje image test menunjukkan empat gambar.
5. Pupil berwarna kehitaman tetapi ketika cahaya menyinari daerah pupil maka
akan terjadi shining reflex. Ketika pemeriksaan dilakukan saat pupil dilatasi
maka akan terlihat IOL.
6. Status Visual dan refraksi akan bervariasi tergantung pada kekuatan IOL
ditanamkan.

Lensa tanam ini juga dapat menjadi infeksi yang disebut infeksi intraokuler,
dimana sebagian besar berasal dari :

Cairan yang tercemar

Konjungtivitis menahun atau infeksi pinggir kelopak mata menahun atau


dacriocystitis menahun.

Pembedahan yang memakan waktu terlalu lama.

2. DRY EYES SYNDROM


1. DEFINISI DRY EYE
Definisi dry eyes menurut Subcommittee National Eye Institute/Industry Dry
Eye Workshop 2007 adalah dry eye syndrome merupakan sindroma mulfikator air mata
dan permukaan ocular yang menyebabkan penderita merasa tidak nyaman, gangguan
penglihatan, dan instabilitas air mata yang bisa menyebabkan kerosakkan pada
permukaan bola mata. Ia disertai dengan peningkatan osmolaritas air mata dan
peradangan permukaan bola mata.
2. PATOFISIOLOGI
Keratokonjuntivitis (KCS) pada sindroma Sjogren (SS) dipredisposisi oleh
kelainan genetik yang terlihat adanya prevalensi dari HLA-B8 yang meningkat. Kondisi
tersebut dapat memicu terjadinya prose inflamasi kronis dengan akibatnya terjadi
produksi autoantibodi yang meliputi produksi antibodi antinuklear, faktor reumatoid,
fodrin (protein sitoskeletal), reseptor muskarinik M3, antibodi spesifik SS ( seperti anti

RO, anti-LA, pelepasan sitokin peradangan dan infiltrasi limfositik fokal terutama sel
limfosit T CD4+ namun terkadang juga sel B) dari kelenjar lakrimalis dan salivatorius
dengan degenerasi glandular dan induksi apoptosis pada kelenjar lakrimalis dan
konjuncita. Keadaan ini dapat menimbulkan disfungsi kelenjar lakrimalis, penurunan
produksi air mata, penurunan respon terhadap stimulasi saraf dan berkurangnya refleks
menangis. Infiltrasi sel limfosit T aktif pada konjuntiva juga sering dilaporkan pada
KCS non SS.
Reseptor androgen dan estrogen terdapat di dalam kelenjar lakrimalis dan
meibomian. SS sering ditemukan pada wanita post menopause. Pada wanita menopause,
terjadi penurunan hormon seks yang beredar ( seperti estrogen, androgen) dan juga
mempengaruhi fungsi dari sekresi kelenjar lakrimalis. 40 tahun yang lalu, penelitian
mengenai defisiensi estrogen dan atau progesteron sering berkaitan dengan insidensi
KCS dan menopause.
Disfungsi kelenjar meibomian, defisiensi hormon androgen akan berakibat
kehilangan lapisan lipid terutama trigliserida, kolesterol, asam lemak esensia
monosaturasi

(MUFA

seperti

asam

oleat),

dan

lipid

polar

seperti

phosphatidiletanolamin, sfingomielin). Kehilangan polaritas lemak (pada hubungan


antara lapisan aqueous-air mata) akan mencetuskan terjadinya kehilangan air mata atau
evaporasi dan penurunan asam lemak tidak jenuh yang akan meningkatkan produksi
meibum, memicu penebalan serta sekresi air mata yang bersifat viskos sehingga dapat
mengobstruksi duktus dan menyebabkan stagnasi dari sekresi. Pasien dengan terapi
antiandrogenik pada penyakit prostat juga dapat meningkatkan viskositas sekret
kelenjar meibom, menurunkan waktu kecepatan penyerapan air mata dan meningkatkan
jumlah debris.
Sitokin proinflamasi juga dapat menimbulkan destruksi seluler, meliputi
interleukin 1 (IL-1), interleukin 6 (IL-6), interleukin 8 (IL-8), TGF beta, TNF alpha. IL1 beta dan TNF-alfa juga ditemukan pada air mata dari KCS dimana dapat
menimbulkan pelepasan opioid yang akan mengikat reseptor opioid pada membran
neural dan menghambat pelepasan neurotransmiter melalui NF-K beta. IL-2 juga dapat
mengikat reseptor opioid delta dan menghambat produksi cAMP dan fungsi neuronal.
Kehilangan fungsi neuronal akan menurunkan tegangan neuronal normal, yang dapat
memicu isolasi sensoris dari kelenjar lakrimalis dan atrofi kelenjar lakrimalis secara
bertahap.
Neurotransmiter proinflamasi seperti substansi P dan kalsitonin gen related
peptide (CGRP) dilepaskan dan dapat mengaktivasi sel limfosit lokal. Substansi P juga

berperan melalui pelepasan sinyal lewat jalur NF-AT dan NFKb yang memicu ekspresi
ICAM-1 dan VCAM-1, adesi molekul yang mempromosi munculnya limfosit dan
kemotaksis limfosit ke daerah inflamasi. Siklosporin A merupakan reseptor sel natural
killer (NK)-1 dan NK-2 yang dapat menurunkan regulasi molekul sinyal yang dapat
digunakan untuk mengatasi defisiensi lapisan aqueous air mata dan disfungsi kelenjar
meibomian. Proses tersebut juga dapat meningkatkan jumlah sel goblet dan
menurunkan jumlah sel inflamasi dan sitokin di dalam konjuntiva.
Sitokin-sitokin tersebut dapat menghambat fungsi neural yang dapat
mengkonversi hormon androgen menjadi estrogen yang merupakan hasil dari disfungsi
kelenjar meibomian. Peningkatan rata-rata apoptosis juga terlihat pada sel konjunktiva
dan sel lakrimalis asiner yang mungkin disebabkan karena kaskade sitokin. Elevasi
enzim pemecah jaringan yaitu matriks metalloproteinase (MMPs) juga ditemukan pada
sel epitel.
Gen yang berperan dalam produksi musin yaitu MUC1-MUC 17 akan
memperlihatkan fungsi sekresi dari sel goblet, musin yang soluble dan tampak adanya
hidrasi dan stabilitas dari lapisan air mata yang terganggu pada penderita sindroma dry
eyes. Kebanyakan MUC 5AC berperan dominan dalam lapisan mukus air mata. Adanya
defek gen musin makan akan memicu perkembangan sindroma dry eyes. Sindroma
Steven-Johnson, defisiensi vitamin A akan memicu kekeringan pada mata atau
keratinisasi dari epitel okuler dan bahkan dapat menimbulkan kehilangan sel goblet.
Musin juga menurun pada penyakit tersebut dan terjadi penurunan ekspresi gen musin,
translasi dan terjadi perubahan proses post-translasi.
Produksi protein air mata normal seperti lisosim, laktoferin, lipocalin,
fosfolipase A2 juga menurun pada KCS.
FREKUENSI
Sindroma dry eye biasanya terjadi pada pasien usia lebih dari 40 tahun dan
merupakan penyakit mata yang cukup sering terjadi, yaitu sekitar 10-30% populasi. Di
Amerika Serikat, diperkirakan ada sekitar 3.23 juta wanita dan 1.68 juta pria yang
berusia 50 tahun keatas yang menderita sindroma dry eyes.
Frekuensi sindroma dry eyes di beberapa negara hampir serupa dengan
frekuensi di Amerika Serikat.
ETIOLOGI

Pada tahun 1995, Subcommittee National Eye Institute/Industry Dry Eye


Workshop menyatakan bahawa dry eye syndrome adalah keratokonjungtivitis sika. Dan
pada tahun 2007, Subcommittee National Eye Institute/Industry Dry Eye Workshop telah
mengeluarkan klasifikasi terbaru dry eye syndrome mengikut etiopatologisnya kepada
klasifikasi utama seperti di gambar 3.

DRY EYE SYNDROME

DEFISIENSI AQUEOUS

PENGUAPAN

INTRINSIK
SJOGREN SYNDROME DRY
NON-SJOGREN
EYE
SYNDROME DRY EYE

EKSTRINSIK

DEFISIENSI SEKRET MEIBOM DEFISIENSI VITAMIN A

PRIMER

DEFISIENSI LAKRIMAL

OBAT TOPIKAL

KELAINAN PEMBUKAAN PALPEBRA


SEKUNDER

OBSTRUKSI KELENJAR LAKRIMAL


KANTA LEKAP
KERDIPAN MATA MENURUN
REFLEKS HIPOSEKRESI

KELAINAN PERMUKAAN OKULAR


OBAT ACCUTANE

OBAT SISTEMIK

Gambar 3: klasifikasi dry eye syndromes menurut Subcommittee National Eye


Institute/Industry Dry Eye Workshop 2007

Dry Eye Karena Defisiensi Aqueous


a. Sjorgen Syndrome Dry Eye
Kelainan ini berlaku dimana autoantibody menyerang glandular lakrimal dan
saliva. Kelenjar lakrimal dan saliva dipenuhi oleh T-cell yang teraktivasi lalu
menyebabkan acinar, kematian sel duktus dan berkurangnya sekresi air mata
serta air liur.
b. Defisiensi Glandular Lakrimal
Defiesiensi glandular lakrimal terbagi kepada 2 iatu primer dan sekunder;

Primer
o Berdasarkan umur: menurut penelitian, semakin meningkat usia,
semakin meningkat kalainan patologis kelenjar lakrimal seperti
hilangnya pembuluh darah paralakrimal, atrofi sel acinar, fibrosis
periduktal, dan fibrosis interasinar.
o Congenital alacrima: merupakan kelainan yang langka pada usia
muda pada penderita Addisons disease, neurodegeneration
central, dan disfungsi autonomic.
o Familial dysautonomia: kelainan multisystem penyakit Riley
Day Syndrome dimana penderita mengalami kelainan dalam
mengekspresikan emosi dan perasaan yang menyebabkan
tangisan.

Sekunder
Kelainan dalam sekresi air mata kerana infiltrasi sel radang pada kelenjar
pada penyakit seperti;
o sarcoidosis (sarcoid granulomata)
o lymphoma (sel lymphomatus)
o AIDS (T-cell
o Graft vs Host Disease (periduktus T-cell dan limfosit)
o ablasi glandular larimal
o denervasi

saraf

parasimpatis)

glandular

lakrimal

(melibatkan

saraf

c. Obstruksi Kelenjar Lakrimal


Obstruksi duktus lakrimal di pelpebra superior dan glandular lakrimal aksesorius
menyebabkan dry eye syndrome tipe defisiensi aqueous lalu bisa menyebabkan
konjungtivitis sikatriks. Beberapa kondisi spesifik obstruski kelenjar lakrimal
adalah seperti;

Trachoma

Pemphigoid sikatrik

Erytema multiformis

Luka bakar

d. Refleks Hiposekresi
Saraf sensoris yang mengawal sekresi glandular lakrimal dikawal oleh nervus
trigeminal (N.V). apabila mata dibuka, akan menyebabkan peningkatan reflex
sensoris dikarenakan terpaparnya permukaan ocular. Reflex hiposekresi
melibatkan 2 cara iatu;

Penurunan reflex inducing sekresi glandular lakrimal.

Penurunan reflex kerdipan kelopak mata.

Kerosakkan nervus facialis (N.VII) dimana kelopak mata tidak dapat


ditutp dengan sempurna.

Dry Eye Karena Penguapan Air Mata


a. Disfungsi Kelenjar Meibom
2 kondisi disfungsi kelenjar Meibom adalah disfungsi glandular itu sendiri serta
blepharitis posterior yang merupakan antara penyebab utama kepada sindroma
dry eye. Disfungsi kelenjar ini metebabkan air mata kurannya lapisan lipid yang
meliputi bahagian superficial air mata.
b. Kelainan Pembukaan Pelpebra
Kelainan pembukaan pelpebra atau ketidakmampuan kelopak mata menutup
sempurna menyebabkan ada sebahagian permukaan bola mata yang terdedah

kepada udara sekitar yang menyebabkan berlakunya penguapan. Antara


penyebab penutupan palpebra tidak sempurna adalah pada keadaan;

Craniostenosis

Proptosis

Myopia yang tinggi

Exopthalmus

Fissure palpebra yang terlalu lebar

c. Penurunan Kerdipan Mata


Kerdipan mata yang lambat menyebabkan permukaan bola mata lebih lama
terdedah kepada udara luar lalu menyebabkan lebih banyak air mata yang terjadi
penguapan. Kelainan ini berlaku akibat;

berkurangnya dopamine di susbtansia nigra,

Parkinson disease

Reflex emosional pada pekerjaan yang memerlukan konsentrasi seperti


sedang melihat melalui mikroskop

d. Kelainan Permukaan Okular


Kelainan ini bisa menyebabkan permukaan ocular tidak dapat dilembabkan
dengan sempurna dan merata, pemecahan film air mata yang terlalu dini,
hiperosmolaritas air mata, dan mata kering seperti pada:

defisiensi vitamin A (kerosakkan asinar lakrimal)

penggunaan benzalkonium klorida (menyebabkan keratitis pungtata)

e. Penggunaan Lensa Lekap (Contact Lens)


Seringnya pengguna lensa lekap mengeluh mata kering dan tidak selesa dimana
sebuah survey di amerika Srikat dijalankan menunjukkan 50% pengguna kanta
lekap mengadu mengalami dry eye, 5 kali lebih sering dari pengguna kacamata
biasa. Kanta lekap mempunyai sifat yang lebih kering dari permukaan bola mata
menyebabkan air mata lebih mudah berlaku penguapan serta berlaku perubahan
komposisi film air mata.

f. Kelainan Permukaan Okular


Kelainan seperti konjungtivitis allergika menyebabkan film air mata tidak stabil
lalu lebih mudah untuk rosak .
Delphi Panel Report telah mengklasifikasikan dry eye syndrome mengikut tingkat
keparahan seperti yang ditunjukkan didalam gambar 4;

Gambar 4: Grading keparahan dry eye syndrome berdasarkan Delphi Panel Report
MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan dry eyes paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau
berpasir (benda asing). Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mucus berlebihan,
tidak mampu menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit,dan
sulit menggerakkan palpebra. Pada kebanyakan pasien, ciri pada pemeriksaan mata
adalah tampilan yang nyata-nyata normal. Ciri yang paling khas pada pemeriksaan slit
lamp adalah terputus atau tiadanya meniskus air mata di tepian palpebra inferior.
Benang-benang mucus kental kekuning-kuningan kadang-kala terlihat dalam fornix
conjungtiva inferior. Pada konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan
mungkin menebal, edema dan hiperemik.
Epitel kornea terlihat bertitik halus pada fissura inter-palpebra. Sel-sel
epitelkonjungtiva dan kornea yang rusak terpulas dengan bengal rose 1% dan defek

padaepitel kornea terpulas dengan fluorescein. Pada tahap lanjut keratokonjungtivitis


sicca tampak filamen-filamen dimana satu ujung setiap filamen melekat pada epitel
korneadan ujung lain bergerak bebas. Pada pasien dengan sindrom sjorgen, kerokan dari
konjungtiva menunjukkan peningkatan jumlah sel goblet. Pembesaran kelenjar lakrimal
kadang-kadang terjadi pada sindrom sjorgen.

DIAGNOSIS
Diagnosis dry eye syndrome adalah berdasarkan riwayat perjalanan penyakit,
gejala klinis yang dirasakan, beberapa tes penunjang, mengikut ketersediaan dan
keperluan. Gejala klinis paling sering dikeluhkan pasien dry eye adalah;

Gatal

Mata seperti berpasir

Pengelihatan kadang kadang kabur.

Terdapat gejala sekresi mucus yang berlebihan

Sukar menggerakkan kelopak mata

Mata tampak kering

Erosi kornea.
Untuk test diagnostic, ia dilakukan untuk prevensi komplikasi yang lebih jeleks

serta pada penderita yang mempunyai risiko tinggi. Beberapa test bisa dijalankan untuk
membantu diagnosis sindroma dry eye. Beberapa tes yang bisa dilakukan adalah
seperti;
a. Tes Schimer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan lapisan air mata dan memasukkan strip
Schimer

(kertas

saring

Whartman

No.

41)

ke

dalam

cul-de-sac

konjungtivainferior pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebral


inferior. Bagian basah yang terpapar diukur lima menit setelah dimasukkan.
Panjang bagian basah kurang dari 10 mm tanpa anestesi dianggap abnormal.

Gambar 5: gambaran test Schimer menggunakan Schimers strip


b. Tes Break up Time
Tes ini berguna untuk menilai stabilitas air mata dan komponen lipid dalam
cairan air mata, diukur dengan meletakkan secarik kertas berfluorescin di
konjungtivabulbi dan meminta penderita untuk berkedip. Lapisan air mata
kemudian diperiksa dengan bantuan filter cobalt pada slitlamp, sementara
penderita diminta tidak berkedip. Selang waktu sampai munculnya titik-titik
kering yang pertama dalam lapis fluorescin kornea adalah break up time.
Biasanya lebih dari 15 detik. Selang waktu akan memendek pada mata dengan
defisiensi lipid pada air mata.
c. Tes Ferning Mata
Sebuah tes sederhana dan murah untuk meneliti komponen musin air mata,
Dilakukan dengan mengeringkan kerokan lapisan air mata di atas kaca objek
bersih.
d. Sitologi
Impresi adalah cara menghitung densitas sel goblet pada permukaan
konjungtiva. Pada orang normal, populasi sel goblet paling tinggi di kuadran
infranasal.
e. Pemulasan Flourescin

Dilakukan dengan secarik kertas kering fluoresin untuk melihat derajat basahnya
air mata dan melihat meniscus air mata. Fluoresin akan memulas daerah yang
tidak tertutup oleh epitel yang tidak tertutup oleh lapisan musin yang
mongeringdari kornea dan konjungtiva.
f. Pemulasan Rose Bengal
Rose Bengal lebih sensitive daripada fluoresin. Pewarna ini akan memulas
semua sel epitel yang tidak tertutup oleh lapisan musin yang mengering dari
kornea dankonjungtiva.
g. Pengujian Kadar Lisozim Air Mata
Air mata ditampung pada kertas Schimer dan diuji kadarnya dengan cara
spektrofotometri.
h. Osmolaritas air mata
Hiperosmolaritas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis sicca dan
pemakai lensa kontak diduga sebagai akibat berkurangnya sensitifitas kornea.
Laporan-laporan penelitian menyebutkan bahwa hiperosmolaritas adalah tes
yang paling spesifik bagi keratokonjungtivitis sicca, karena dapat ditemukan
pada pasien dengan tes Schirmer normal dan pemulasan Rose Bengal normal.
i. Laktoferin
Laktoferin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi
kelenjar lakrimalis. Untuk mengukur kuantitas komponen aquous dalam air
mata dapat dilakukantes Schirmer. Tes Schirmer merupakan indicator tidak
langsung untuk menilai produksi air mata. Berkurangnya komponen aquous
dalam air mata mengakibatkan airmata tidak stabil. Kestabilan air mata pada
konjungtivitis disebabkan kerusakan epitel permukaan bola mata sehingga
mucus yang dihasilkan tidak normal yang berakibat pada proses penguapan air
mata. Salah satu pemeriksaan untuk menilai stabilitas lapisan air mata adalah
dengan pemeriksaan break up time (BUT).
j. Slit lamp

Pada pemeriksaan dengan slit lamp didapatkan dilatasi pembuluh darah


konjungtiva dan injeksi perikornea. Ciri khas pada pemeriksaan ini adalah
terputus atau tiadanya meniscus air mata di tepian palpebral inferior. Benangbenang mucus kental kekuningan kadang-kadang terlihat dalam fornix
konjungtiva inferior. Pada konjungtiva bulbaris tidak tampak kilauan yang
normal dan mungkin menebal,edema, dan hiperemis.

Gambar 6: gambaran injeksi konjugtiva yang diffuse yang dilihat menggunakan slit
lamp. Terlihat juga massa nodular di bahagian limbus inferior
Efek dry eye terhadap penurunan visus
Pasien yang menderita dry eye syndrome sering mengeluh photofobia,
kesukaran memandu kereta diwaktu malam, kesukaran membaca, serta kelelahan mata.
Menurut penelitian menggunakan Snellen Chart, penurunan visus ketika pasien
menderita dry eye syndrome adalah biasa. Ini disebabkan oleh tidak stabilnya ikatan
molekul air mata. Sebagai respons kompesasi, penderita akan mengedipkan matanya
berulang-ulang kali untuk mengstabilkan molekul air mata lalu visus kembali kepada
seperti biasa. Namun seringnya ikatan molekul air mata tadi akan pecah dan pandangan
akan kembali kabur. Menurut penelitian dari Jepang, visus pasien dry eye bisa menurun
dari 20/40 sampai 20/60, lalu menyebabkan kesukaran memandu kendaraan pada waktu
malam.
PENATALAKSANAAN

Menurut Subcommittee National Eye Institute/Industry Dry Eye Workshop 2007,


terdapat banyak cara dapat dilakukan untuk terapi dry eye syndrome seperti;
a. Pelumas Air Mata
b. Membaiki Retensi Air Mata
c. Stimulan Air Mata
d. Pengganti Air Mata Biologis
e. Terapi Anti-Inflamasi
f. Fatty Acid Essential
g. Management Lingkungan
a. Pelumas Air Mata
Karekteristik pelumas air mataadalah larutan hipotonik ataupun isotonic, larutan
buffer yang mengandungi elektrolit, surfaktan dan agen pengental. Dalam kandungan
pelumas air mata harusnya;

Bebas benzalkonium klorida (BAK)


BAK merupakan bahan yang paling sering dijumpai didalam pelumas yang bisa
dibeli dimana-mana toko. BAK sangat merbahaya kepada mata sekiranya
digunakan berlebihan kerana ia bisa menyebabkan kerosakkan epitel
konjungtiva dan kornea, serta bisa menyebabkan nekrosis epitel hingga ke
lapisan-lapisan dibawahnya.

Bebas disodium (EDTA)


EDTA juga merupakan bahan yang sering ada didalam pelumas yang biasa
dibeli di toko. Penggunaan berlebihan bisa menyebabkan reaksi toksik kepada
epitel konjungtiva dan kornea.

Mengandungi elektrolit dan/atau ion


Kehadiran elektrolit dan ion didalam pelumas dibuktikan dapat membantu
perbaikkan kerosakkan permukaan bola mata akibat dry eye. Natrium dan
bikarbonat merupakan unsure paling penting dimana natrium bisa menjaga
ketebalan kornea dan bikarbonat pula membantu penyembuhan lapisan epitel
kornea yang telah rosak. 2 pelumas yang mempunyai kadar elektrolit seperti air
mata sebenar adalah;
o TheraTear

o BIONS Tears

Mengandungi cairan hipo-osmotik


Penderita dry eye mempunyai hyperosmolaritas. Maka cairan pelumas harusnya
megandungi cairan hypo-osmotik agar mata bisa kembali kepada kelemabapan
normal. Contoh pelumas yang mempunyai cairan hypo-osmotik adalah;
o Hypotears (230 mOsm/L)
o TheraTears (181 mOsm/L)

Gambar 7: contoh kemasan pelumas air mata

Mengandungi agen pengental


Agen pengental diperlukan dalam air mata agar ia tetap stabil didalam bentuk
tertentu, sama seperti komposisi sebenar air mata iatu musin. Namun begitu,
dengan adanya agen pengental didalam pelumas air mata, ia akan menyebabkan
pandangan menjadi kabur, dimana semakin besar densitasnya semakin buram
pandangan. Antara agen pengental yang bisa digunakan adalah;
o Carboxymethyl cellulose
o Polyvinyl alcohol
o Polyethylene glycol
o Propylene glycol hydroxymethyl cellulose
o Hydroxypropyl cellulose
o Hyaluronic acid

b. Memperbaiki Retensi Air Mata


Terdapat 2 penatalaksaan pembaikkan retensi air mata dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan punctal plugs yang bisa direabsorbsi atau non-

reabsorbsi. Punctual plug ini dimasukkan ke dalam kanalikulus lakrimal agar air
mata bisa mengalir dengan sempurna. Indikasi pemakaian adalah pada pasien
dry eye dengan gejala, tes Schirmer menunjukkan hasil kurang 5mm dalam 5
minit serta terdapat bukti bahawa ada kerosaakan permukaan bola mata pada tes
menggunakan pewarnaan seperti fluorescence.

Gambar 8: punctual plug yang dimsaukkan ke dalam kanalikulus lakrimalis


c. Stimulan Air Mata
Beberapa agen farmakologis bisa menjadi stimulant kepada air mata agar
mensekreksikan aquoes atau mucus atau kedua-duanya. Menurut percubaan
klinis, diquafosol eye drop menunjukkan hasil yang efektif pada pengobatan dry
eye syndrome. Bagi agen lain masih didalam penelitian.
d. Pengganti Air Mata Biologis
Pengganti air mata biologis digunakan dengan mengambil dari badan
sendiri melalui 2 sumber iatu serum dan saliva. Penggantian menggunakan
saliva dilakukan dengan implantasi kelenjar saliva submandibular. Namun
begitu, kelenjar saliva akan menyebabkan sekresi saliva yang banyak lalu bisa
menyebabkan edema kornea. Maka transplantasi ini hanya dilakukan pada
pasien yang benar-benar mengalami defisiensi air mata dimana hasil tes
Schirmer 1mm atau kurang.

e. Terapi Anti-Inflamasi
Kurangnya sekresi air mata mungkin disebabkan reaksi inflammasi
dimana sel inflammasi menyebabkan retensi di saluran air mata. Antara antiinflammasi yang bisa digunakan adalah;

Kortikosteroid

Siklosporin

Tetrasiklin

f. Fatty Acid Essential


Fatty acid essential tidak disintesis oleh vertebra seperti manusia
melainkan didapatkan melalui pemakanan. Pengambilan essential fatty acid
yang dilakukan penelitian mampu mempercepatkan penyembuhan iritasi ocular
adalah;

Omega-3 (minyak ikan kod)

Omega-6

g. Managemen Lingkungan
Factor lingkungan seperti terpaparnya kepada cahaya matahari yang
lama, berada didalam ruangan AC lama, harus dihindarkan agar air mata tidak
mudah terjadi penguapan. Sekiranya pekerjaan memerlukan melihat cahaya
seperti menggunakan mikroskop, gunakan mikroskop dengan menurunkan
sedikit tinggi mata memandang untuk mengurangkan pembukaan kelopak mata.
Pastikan mata berehat seketika sekurangnya 5 menet bagi setiap 30 menet
bekerja. Udara yang terlalu sejuk juga bisamneyebabkan mata kering. Bagi yang
tinggal di daerah salju, pakai goggle ketika keluar dari rumah dan menggunakan
penutup mata ketika tidur.
Menurut International Task Force Guidelines for Dry Eye, berikut adalah
rekomendasi penatalaksanaan berdasarkan tingkat keparahan dry eye syndrome seperti
gambar 9.

Gambar 9: rekomendasi penatalaksanaan dry eye syndrome berdasarkan International


Task Force Guidelines for Dry Eye
PROGNOSIS
Secara umum, prognosis dry eye syndrome baik sekiranya penatalaksaan cepat.
Namun keterlambatan pengobatan bisa menyebabkan komplikasi-komplikasi pada
struktur permukaan bola mata yang bisa menyebabkan penurunan visus lalu kebutaan.
KOMPLIKASI
Pada awalnya perjalanan mata kering, penglihatan sedikit terganggu. Dengan
memburuknya keadaan, ketidak-nyamanan sangat terganggu. Pada kasus lanjut, dapat
timbul ulkus kornea, penipisan kornea, dan perporasi. Kadang-kadang terjadi infeksi
bakteri sekunder dan berakibat parut dan vaskularisasi pada kornea yang sangat
menurunkan penglihatan. Terapi dini dapat mencegah komplikasi-komplikasi ini.

F.
PEMERIKSAAN KLINIS
1. Anamnesis

Perlu dilakukan pemeriksan riwayat penyakit untuk menegakkan diagnosis


sindroma dry-eyes seperti ada tidaknya:
Iritasi okuler dengan gejala klinis seperti rasa kering , rasa terbakar, gatal, nyeri , rasa
adanya benda asing pada mata, fotofobia, pandangan berkabut. Biasanya gejala tersebut
dicetuskan pada lingkungan berasap atau kering, aktivitas panas indoor, membaca lama,
pemakaian komputer jangka panjang.
Pada KCS, gejala-gejala akan semakin memburuk setiap harinya dengan penggunaan
mata yang lebih memanjang dan paparan lingkungan. Pasien dengan disfungsi kelenjar
meibomian kadang mengeluh mata merah pada kelopak mata dan konjuntiva tetapi
pasien-pasien tersebut memperlihatkan perburukan gejala terutama pada pagi hari.
Terkadang, pasien mengeluh sekret air mata yang berlebihan, hal ini disebabkan karena
reflek menangis mata yang meningkat karena permukaan kornea yang mengering
Pemakaian obat-obatan sistemik, karena dapat menurunkan produksi air mata seperti
antihistamin, beta bloker dan kontrasepsi oral.
Riwayat penyakit dahulu berupa kelainan jaringan ikat, artritis reumatoid, atau
abnormalitas tiroid. Terkadang pasien juga mengeluh mulut kering

2. Pemeriksaan fisik
Gejala dari sindroma dry eyes meliputi:
Dilatasi vaskuler konjuntiva bulbi
Penurunan meniskus air mata
Permukaan kornea yang ireguler
Penurunan absorbsi air mata
Keratopati epitel kornea punctata
Kornea berfilamen
Peningkatan debris pada lapisan air mata
Keratitis puntata superfisialis
Sekret mukus
Pada kasus berat, ulkus kornea
Gejala-gejala dry eyes tidak berhubungan dengan tanda-tanda dry eyes. Pada
kasus berat, juga ditemukan defek epitel atau infiltrasi kornea steril atau ulkus kornea.
Keratitis sekunder juga dapat terjadi. Baik perforasi kornea karena steril atau infeksi
dapat terjadi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Tes Schimer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan lapisan air mata dan memasukkan strip
Schirmer (kertas saring Whartman No. 41) ke dalam cul de sac konjungtiva inferior
pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebra inferior. Bagian basah yang

terpapar diukur lima menit setelah dimasukkan. Panjang bagian basah kurang dari 10
mm tanpa anestesi dianggap abnormal.

Gambar 2. Tes Schimmer


Tes Break-up Time
Tes ini berguna untuk menilai stabilitas air mata dan komponen lipid dalam
cairan air mata; diukur dengan meletakkan secarik kertas berfluorescein di konjungtiva
bulbi dan meminta penderita untuk berkedip. Lapisan air
mata kemudian diperiksa dengan bantuan filter cobalt pada slitlamp, sementara
penderita diminta tidak berkedip. Selang waktu sampai munculnya titik-titik kering
yang pertama dalam lapis fluorescein kornea adalah break-up time. Biasanya lebih dari
15 detik. Selang waktu akan memendek pada mata dengan defisiensi lipid pada airmata.
Tes Ferning Mata
Sebuah tes sederhana dan murah untuk meneliti komponen musin air mata ; dilakukan
dengan mengeringkan kerokan lapisan air mata di atas kaca obyek bersih.
Sitologi
Impresi Adalah cara menghitung densitas sel Goblet pada permukaan konjungtiva. Pada
orang normal, populasi sel Goblet paling tinggi di kuadran infra nasal.
Pemulasan Fluorescein

Dilakukan dengan secarik kertas kering fluorescein untuk melihat derajat basahnya air
mata dan melihat meniskus air mata. Fluorescein akan memulas daerah yang tidak
tertutup oleh epitel selain defek mikroskopik pada epitel kornea.
Pemulasan Rose Bengal
Rose Bengal lebih sensitif daripada fluorescein. Pewarna ini akan memulas semua sel
epitel yang tidak tertutup oleh lapisan musin yang mengering dari kornea dan
konjungtiva.
Pengujian kadar lisozim air mata
Air mata ditampung pada kertas Schirmer dan diuji kadarnya dengan cara
spektrofotometri.
Osmolalitas air mata
Hiperosmolalitas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis sicca dan
pemakai lensa kontak; diduga sebagai akibat berkurangnya sensitifitas kornea. Laporanlaporan penelitian menyebutkan bahwa hiperosmolalitas adalah tes yang paling spesifik
bagi keratokonjungtivitis sicca, karena dapat ditemukan pada pasien dengan tes
Schirmer normal dan pemulasan Rose Bengal normal.
Laktoferin
Laktoferin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi kelenjar
lakrimalis
Untuk mengukur kuantitas komponen akuos dalam air mata dapat dilakukan tes
Schirmer. Tes Schirmer merupakan indikator tidak langsung untuk menilai produksi air
mata. Berkurangnya komponen akuos dalam air mata mengakibatkan air mata tidak
stabil. Ketidakstabilan air mata pada dry eyes.disebabkan kerusakan epitel permukaan
bola mata sehingga mukus yang dihasilkan tidak normal yang berakibat pada proses
penguapan air mata. Salah satu pemeriksaan untuk menilai stabilitas lapisan air mata
adalah dengan pemeriksaan break up time (BUT)
G.

PENATALAKSANAAN

Sindroma dry eye sangat kompleks penyebabnya dan diatasi berdasarkan


penyebabnya, tetapi sementara mencari penyebabnya dapat juga diatasi terlebih dahulu
keluhan lainnya seperti kering, gatal dan rasa terbakar.
Tujuan utama dari pengobatan sindrom dry eye adalah penggantian cairan mata.
Terapi yang saat ini dianut adalah air mata buatan sebagai pelumas air mata sedangkan
salep berguna sebagai pelumas jangka panjang terutama saat tidur. Terapi tambahan
dapat dilakukan dengan memakai pelembab, kacamata pelembab atau kacamata
berenang.
Untuk menjaga agar air mata tidak terdrainase dengan cepat dapat digunakan
punctal plug, dengan demikian mata akan lebih terasa lembab, tidak kering, tidak gatal,
tidak seperti terbakar.

Gambar 5. Plug punctal


Salmon merupakan sumber asam lemak omega 3 yang dapat mengurangi resiko
dry eyes. Sardine, herring dan minyak ikan dapat dicoba untuk dijadikan suplemen
sehari.
Jika menggunakan kontak lens, jangan sembarangan memakai kontak lensa
karena tidak semua tetes mata cocok digunakan untuk kontak lensa. Untuk memberi
tetes mata, maka sebaiknya kontak lensa dilepaskan dahulu dari mata dan biarkan 15
menit tanpa kontak lensa.
Jika permasalahan timbul akibat lingkungan, maka dapat digunakan kacamata
hitam ketika beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi paparan sinar matahari,
angin dan debu.
Silicon plug yang dimasukkan ke dalam kelenjar lakrimalis pada ujung mata
dapat menjaga air mata terdrainase lebih lambat sehingga menjaga kelembaban mata.

Alat ini dikenal dengan istilah lakrimal plug dan diletakkan tanpa nyeri oleh spesialis
mata. Untuk sebagian orang silicon plug terasa tidak nyaman di mata maka saat ini
dapat juga dilakukan puncta kauterisasi.
Dapat juga mengkonsumsi obat-obatan seperti restasis, kortikosteroid topikal,
tetrasiklin oral, doksisiklin. Obat restasis memiliki efek dalam memproduksi cairan air
mata sehingga mata dapat menghasilkan air mata alami sehingga dapat mengurangi
kekeringan pada mata yang disebabkan oleh proses penuaan atau agen yang
menyebabkan produksi menurun. Tindakan pembedahan dilakukan jika terdapat
kelainan anatomis dari bulu mata.

You might also like