Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap
: Ny. M
Umur
: 79 tahun
Agama
: Islam
Alamat
Pekerjaan
: Petani
No. RM
: 706 216
membuat penglihatan
bruwet dan silau jika melihat sinar lampu/ cahaya. Pasien juga mengatakan
kedua matanya kadang- kadang gatal dan terasa menganjal sehingga membuat
pasien mengucek-ngucek matanya, namun keluhan menganjal tidak membaik
( ga tau bener ato ga keluhannya hehe coba km cari keluhan dry eyes).. Keluhan
mata merah, melihat ganda, dan trauma di sangkal pasien.
Enam bulan sebelum masuk rumah sakit pasien menjalani operasi
katarak pada mata kanannya karena penglihtannya burem dan silau jika melihat
cahaya
seperti ada asap yang menutupi pandangan dan silau jika melihat cahaya juga
dirasakan pada mata kirinya.
kamu yakin y mata kirinya ga ad kataraknya?? Menurutku sich km tambahin
klo mata kirinya katarak senilis juga
Keadaan Umum
Baik
Kesadaran
Compos mentis
Vital Sign
Tekanan Darah
130/90 mmHg
Nadi
82 kali/ menit
Suhu
36,7 0C
20 x / menit
Status Gizi
Baik
B. STATUS OFTALMOLOGI
Gambar:
OD
OS
Keterangan:
1
Pseudofakia
Arkus senilis
OCULI DEXTRA(OD)
6/60
PEMERIKSAAN
Visus
OCULI SINISTRA(OS)
6/60 kenapa bisa?? Klo dry
eyes doang ga mungkin visus
sejelek itu, mungkin dia ad
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal,
Koreksi
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
katarknya
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
Bulbus okuli
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), nyeri
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),
tekan(-),
Palpebra
blefarospasme (-),
lagoftalmus (-)
ektropion (-),
ektropion (-),
entropion (-)
Edema (-),
entropion (-)
Edema (-),
Konjungtiva
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Putih
Bulat, edema (-),
Sklera
hiperemis (-)
Putih
Bulat, edema (-),
keratik presipitat(-),
Kornea
keratik presipitat(-),
Camera Oculi
hipopion (-),
Anterior
hipopion (-),
hifema (-),
Kripta(N), warna coklat,(-),
(COA)
Iris
hifema (-),
Kripta(N), warna coklat,(-),
letak sentral,
Lensa
Vitreus
Jernih
Papil NII bulat, batas tegas,
Retina
CD ratio (N)
(+)cemerlang
Epifora (+), lakrimasi (-)
Fundus Refleks
Sistem Lakrimasi
CD ratio (N)
(+) suram
Epifora (+), lakrimasi (-)
IV. RESUME ini kamu benerin sndiri y.. sesuai anamnesis dan PF
A. Subjektif :
B. Objektif :
OCULI DEXTRA (OD)
6/60
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-), eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Putih
PEMERIKSAAN
Visus
Bulbus okuli
Sklera
strabismus (-)
Putih
Bulat, jernih
Bulat, jernih
edema (-),
edema (-),
Kornea
sikatriks (-)
sikatriks (-)
Lensa
kaca (pseudophakia)
Epifora (+), lakrimasi(-)
Sistem Lakrimasi
V. DIAGNOSA DIFFERENSIAL
Subjektif :
Kemeng pada mata kiri sejak 5 bulan yang lalu yang memberat
Objektif :
PEMERIKSAAN
Lensa
Objektif:
OCULI DEXTRA (OD)
Edema (-),
PEMERIKSAAN
Konjungtiva
hiperemis (-)
Bulat, jernih
hiperemis (-)
Bulat, jernih
edema (-),
edema (-),
Kornea
sikatriks (-)
Kripta(+), atrofi (-) coklat, edema
sikatriks (-)
Kripta(+), atrofi (-) coklat,
Iris
Sistem Lakrimasi
VIII. TERAPI
IX. PROGNOSIS
OKULI DEKSTRA OKULI SINISTRA
Quo Ad Vitam
Ad bonam
Ad bonam
Quo Ad Fungsionam
Ad malam
Dubia Ad bonam
Kenapa ad malam?
Kan bagus tuh bisa
lihat ga buta toh??
dubia ad bonam aj
Quo Ad Sanationam
Ad bonam
Ad bonam
Ad bonam
Dubia ad bonam
kekambuhan
Quo Ad Kosmetikam
Usul :
Schimmer test
Fluoresin test
Check anal test dan temen2nya kamu baca ttg pemeriksaan
apparatus lacrimaris,, klo ad penyumbuatan pemeeriksaan pakai
ap. Untuk mneyingkirkann kenapa matanya berair trs? Karen
ada submbatan at karena usia tua.
Saran:
1. PSEUDOAFAKIA
Pseudoafakia adalah sebuah kondisi dimana mata aphakia telah dilengkapi
dengan lensa intraocular untuk mengganti lensa kristal. Lensa intraocular adalah lensa
buatan yang terbuat dari semacam plastic (polimetilmetakrilat) yang stabil, transparan
dan ditoleransi oleh tubuh dengan baik. Lensa ini sangat kecil, lunak dengan diameter
antara 5-7 mm dan tebal 1-2 mm sehingga dapat menggantikan posisi lensa mata
manusia yang telah keruh/katarak. Karena dapat ditoleransi tubuh dengan baik maka
lensa tanam ini dipasang untuk seumur hidup.
Karena lensa tanam ini menggantikan posis lensa yang telah katarak maka tidak
akan terjadi pembesaran benda yang dilihat, pandangan samping tetap jelas, tidak perlu
buka pasang dan penglihatan terasa lebih nyaman.
Status refraksi pseudofakia tergantung pada kekuatan IOL yang ditanamkan
sebagai berikut:
3.
1.
Emmetropia terjadi ketika kekuatan IOL ditanamkan adalah tepat. Ini adalah
situasi yang paling ideal. Beberapa pasien hanya membutuhkan kacamata plus
untuk penglihatan dekat.
2.
Lensa tanam ini juga dapat menjadi infeksi yang disebut infeksi intraokuler,
dimana sebagian besar berasal dari :
RO, anti-LA, pelepasan sitokin peradangan dan infiltrasi limfositik fokal terutama sel
limfosit T CD4+ namun terkadang juga sel B) dari kelenjar lakrimalis dan salivatorius
dengan degenerasi glandular dan induksi apoptosis pada kelenjar lakrimalis dan
konjuncita. Keadaan ini dapat menimbulkan disfungsi kelenjar lakrimalis, penurunan
produksi air mata, penurunan respon terhadap stimulasi saraf dan berkurangnya refleks
menangis. Infiltrasi sel limfosit T aktif pada konjuntiva juga sering dilaporkan pada
KCS non SS.
Reseptor androgen dan estrogen terdapat di dalam kelenjar lakrimalis dan
meibomian. SS sering ditemukan pada wanita post menopause. Pada wanita menopause,
terjadi penurunan hormon seks yang beredar ( seperti estrogen, androgen) dan juga
mempengaruhi fungsi dari sekresi kelenjar lakrimalis. 40 tahun yang lalu, penelitian
mengenai defisiensi estrogen dan atau progesteron sering berkaitan dengan insidensi
KCS dan menopause.
Disfungsi kelenjar meibomian, defisiensi hormon androgen akan berakibat
kehilangan lapisan lipid terutama trigliserida, kolesterol, asam lemak esensia
monosaturasi
(MUFA
seperti
asam
oleat),
dan
lipid
polar
seperti
berperan melalui pelepasan sinyal lewat jalur NF-AT dan NFKb yang memicu ekspresi
ICAM-1 dan VCAM-1, adesi molekul yang mempromosi munculnya limfosit dan
kemotaksis limfosit ke daerah inflamasi. Siklosporin A merupakan reseptor sel natural
killer (NK)-1 dan NK-2 yang dapat menurunkan regulasi molekul sinyal yang dapat
digunakan untuk mengatasi defisiensi lapisan aqueous air mata dan disfungsi kelenjar
meibomian. Proses tersebut juga dapat meningkatkan jumlah sel goblet dan
menurunkan jumlah sel inflamasi dan sitokin di dalam konjuntiva.
Sitokin-sitokin tersebut dapat menghambat fungsi neural yang dapat
mengkonversi hormon androgen menjadi estrogen yang merupakan hasil dari disfungsi
kelenjar meibomian. Peningkatan rata-rata apoptosis juga terlihat pada sel konjunktiva
dan sel lakrimalis asiner yang mungkin disebabkan karena kaskade sitokin. Elevasi
enzim pemecah jaringan yaitu matriks metalloproteinase (MMPs) juga ditemukan pada
sel epitel.
Gen yang berperan dalam produksi musin yaitu MUC1-MUC 17 akan
memperlihatkan fungsi sekresi dari sel goblet, musin yang soluble dan tampak adanya
hidrasi dan stabilitas dari lapisan air mata yang terganggu pada penderita sindroma dry
eyes. Kebanyakan MUC 5AC berperan dominan dalam lapisan mukus air mata. Adanya
defek gen musin makan akan memicu perkembangan sindroma dry eyes. Sindroma
Steven-Johnson, defisiensi vitamin A akan memicu kekeringan pada mata atau
keratinisasi dari epitel okuler dan bahkan dapat menimbulkan kehilangan sel goblet.
Musin juga menurun pada penyakit tersebut dan terjadi penurunan ekspresi gen musin,
translasi dan terjadi perubahan proses post-translasi.
Produksi protein air mata normal seperti lisosim, laktoferin, lipocalin,
fosfolipase A2 juga menurun pada KCS.
FREKUENSI
Sindroma dry eye biasanya terjadi pada pasien usia lebih dari 40 tahun dan
merupakan penyakit mata yang cukup sering terjadi, yaitu sekitar 10-30% populasi. Di
Amerika Serikat, diperkirakan ada sekitar 3.23 juta wanita dan 1.68 juta pria yang
berusia 50 tahun keatas yang menderita sindroma dry eyes.
Frekuensi sindroma dry eyes di beberapa negara hampir serupa dengan
frekuensi di Amerika Serikat.
ETIOLOGI
DEFISIENSI AQUEOUS
PENGUAPAN
INTRINSIK
SJOGREN SYNDROME DRY
NON-SJOGREN
EYE
SYNDROME DRY EYE
EKSTRINSIK
PRIMER
DEFISIENSI LAKRIMAL
OBAT TOPIKAL
OBAT SISTEMIK
Primer
o Berdasarkan umur: menurut penelitian, semakin meningkat usia,
semakin meningkat kalainan patologis kelenjar lakrimal seperti
hilangnya pembuluh darah paralakrimal, atrofi sel acinar, fibrosis
periduktal, dan fibrosis interasinar.
o Congenital alacrima: merupakan kelainan yang langka pada usia
muda pada penderita Addisons disease, neurodegeneration
central, dan disfungsi autonomic.
o Familial dysautonomia: kelainan multisystem penyakit Riley
Day Syndrome dimana penderita mengalami kelainan dalam
mengekspresikan emosi dan perasaan yang menyebabkan
tangisan.
Sekunder
Kelainan dalam sekresi air mata kerana infiltrasi sel radang pada kelenjar
pada penyakit seperti;
o sarcoidosis (sarcoid granulomata)
o lymphoma (sel lymphomatus)
o AIDS (T-cell
o Graft vs Host Disease (periduktus T-cell dan limfosit)
o ablasi glandular larimal
o denervasi
saraf
parasimpatis)
glandular
lakrimal
(melibatkan
saraf
Trachoma
Pemphigoid sikatrik
Erytema multiformis
Luka bakar
d. Refleks Hiposekresi
Saraf sensoris yang mengawal sekresi glandular lakrimal dikawal oleh nervus
trigeminal (N.V). apabila mata dibuka, akan menyebabkan peningkatan reflex
sensoris dikarenakan terpaparnya permukaan ocular. Reflex hiposekresi
melibatkan 2 cara iatu;
Craniostenosis
Proptosis
Exopthalmus
Parkinson disease
Gambar 4: Grading keparahan dry eye syndrome berdasarkan Delphi Panel Report
MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan dry eyes paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau
berpasir (benda asing). Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mucus berlebihan,
tidak mampu menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit,dan
sulit menggerakkan palpebra. Pada kebanyakan pasien, ciri pada pemeriksaan mata
adalah tampilan yang nyata-nyata normal. Ciri yang paling khas pada pemeriksaan slit
lamp adalah terputus atau tiadanya meniskus air mata di tepian palpebra inferior.
Benang-benang mucus kental kekuning-kuningan kadang-kala terlihat dalam fornix
conjungtiva inferior. Pada konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan
mungkin menebal, edema dan hiperemik.
Epitel kornea terlihat bertitik halus pada fissura inter-palpebra. Sel-sel
epitelkonjungtiva dan kornea yang rusak terpulas dengan bengal rose 1% dan defek
DIAGNOSIS
Diagnosis dry eye syndrome adalah berdasarkan riwayat perjalanan penyakit,
gejala klinis yang dirasakan, beberapa tes penunjang, mengikut ketersediaan dan
keperluan. Gejala klinis paling sering dikeluhkan pasien dry eye adalah;
Gatal
Erosi kornea.
Untuk test diagnostic, ia dilakukan untuk prevensi komplikasi yang lebih jeleks
serta pada penderita yang mempunyai risiko tinggi. Beberapa test bisa dijalankan untuk
membantu diagnosis sindroma dry eye. Beberapa tes yang bisa dilakukan adalah
seperti;
a. Tes Schimer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan lapisan air mata dan memasukkan strip
Schimer
(kertas
saring
Whartman
No.
41)
ke
dalam
cul-de-sac
Dilakukan dengan secarik kertas kering fluoresin untuk melihat derajat basahnya
air mata dan melihat meniscus air mata. Fluoresin akan memulas daerah yang
tidak tertutup oleh epitel yang tidak tertutup oleh lapisan musin yang
mongeringdari kornea dan konjungtiva.
f. Pemulasan Rose Bengal
Rose Bengal lebih sensitive daripada fluoresin. Pewarna ini akan memulas
semua sel epitel yang tidak tertutup oleh lapisan musin yang mengering dari
kornea dankonjungtiva.
g. Pengujian Kadar Lisozim Air Mata
Air mata ditampung pada kertas Schimer dan diuji kadarnya dengan cara
spektrofotometri.
h. Osmolaritas air mata
Hiperosmolaritas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis sicca dan
pemakai lensa kontak diduga sebagai akibat berkurangnya sensitifitas kornea.
Laporan-laporan penelitian menyebutkan bahwa hiperosmolaritas adalah tes
yang paling spesifik bagi keratokonjungtivitis sicca, karena dapat ditemukan
pada pasien dengan tes Schirmer normal dan pemulasan Rose Bengal normal.
i. Laktoferin
Laktoferin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi
kelenjar lakrimalis. Untuk mengukur kuantitas komponen aquous dalam air
mata dapat dilakukantes Schirmer. Tes Schirmer merupakan indicator tidak
langsung untuk menilai produksi air mata. Berkurangnya komponen aquous
dalam air mata mengakibatkan airmata tidak stabil. Kestabilan air mata pada
konjungtivitis disebabkan kerusakan epitel permukaan bola mata sehingga
mucus yang dihasilkan tidak normal yang berakibat pada proses penguapan air
mata. Salah satu pemeriksaan untuk menilai stabilitas lapisan air mata adalah
dengan pemeriksaan break up time (BUT).
j. Slit lamp
Gambar 6: gambaran injeksi konjugtiva yang diffuse yang dilihat menggunakan slit
lamp. Terlihat juga massa nodular di bahagian limbus inferior
Efek dry eye terhadap penurunan visus
Pasien yang menderita dry eye syndrome sering mengeluh photofobia,
kesukaran memandu kereta diwaktu malam, kesukaran membaca, serta kelelahan mata.
Menurut penelitian menggunakan Snellen Chart, penurunan visus ketika pasien
menderita dry eye syndrome adalah biasa. Ini disebabkan oleh tidak stabilnya ikatan
molekul air mata. Sebagai respons kompesasi, penderita akan mengedipkan matanya
berulang-ulang kali untuk mengstabilkan molekul air mata lalu visus kembali kepada
seperti biasa. Namun seringnya ikatan molekul air mata tadi akan pecah dan pandangan
akan kembali kabur. Menurut penelitian dari Jepang, visus pasien dry eye bisa menurun
dari 20/40 sampai 20/60, lalu menyebabkan kesukaran memandu kendaraan pada waktu
malam.
PENATALAKSANAAN
o BIONS Tears
reabsorbsi. Punctual plug ini dimasukkan ke dalam kanalikulus lakrimal agar air
mata bisa mengalir dengan sempurna. Indikasi pemakaian adalah pada pasien
dry eye dengan gejala, tes Schirmer menunjukkan hasil kurang 5mm dalam 5
minit serta terdapat bukti bahawa ada kerosaakan permukaan bola mata pada tes
menggunakan pewarnaan seperti fluorescence.
e. Terapi Anti-Inflamasi
Kurangnya sekresi air mata mungkin disebabkan reaksi inflammasi
dimana sel inflammasi menyebabkan retensi di saluran air mata. Antara antiinflammasi yang bisa digunakan adalah;
Kortikosteroid
Siklosporin
Tetrasiklin
Omega-6
g. Managemen Lingkungan
Factor lingkungan seperti terpaparnya kepada cahaya matahari yang
lama, berada didalam ruangan AC lama, harus dihindarkan agar air mata tidak
mudah terjadi penguapan. Sekiranya pekerjaan memerlukan melihat cahaya
seperti menggunakan mikroskop, gunakan mikroskop dengan menurunkan
sedikit tinggi mata memandang untuk mengurangkan pembukaan kelopak mata.
Pastikan mata berehat seketika sekurangnya 5 menet bagi setiap 30 menet
bekerja. Udara yang terlalu sejuk juga bisamneyebabkan mata kering. Bagi yang
tinggal di daerah salju, pakai goggle ketika keluar dari rumah dan menggunakan
penutup mata ketika tidur.
Menurut International Task Force Guidelines for Dry Eye, berikut adalah
rekomendasi penatalaksanaan berdasarkan tingkat keparahan dry eye syndrome seperti
gambar 9.
F.
PEMERIKSAAN KLINIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Gejala dari sindroma dry eyes meliputi:
Dilatasi vaskuler konjuntiva bulbi
Penurunan meniskus air mata
Permukaan kornea yang ireguler
Penurunan absorbsi air mata
Keratopati epitel kornea punctata
Kornea berfilamen
Peningkatan debris pada lapisan air mata
Keratitis puntata superfisialis
Sekret mukus
Pada kasus berat, ulkus kornea
Gejala-gejala dry eyes tidak berhubungan dengan tanda-tanda dry eyes. Pada
kasus berat, juga ditemukan defek epitel atau infiltrasi kornea steril atau ulkus kornea.
Keratitis sekunder juga dapat terjadi. Baik perforasi kornea karena steril atau infeksi
dapat terjadi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Tes Schimer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan lapisan air mata dan memasukkan strip
Schirmer (kertas saring Whartman No. 41) ke dalam cul de sac konjungtiva inferior
pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebra inferior. Bagian basah yang
terpapar diukur lima menit setelah dimasukkan. Panjang bagian basah kurang dari 10
mm tanpa anestesi dianggap abnormal.
Dilakukan dengan secarik kertas kering fluorescein untuk melihat derajat basahnya air
mata dan melihat meniskus air mata. Fluorescein akan memulas daerah yang tidak
tertutup oleh epitel selain defek mikroskopik pada epitel kornea.
Pemulasan Rose Bengal
Rose Bengal lebih sensitif daripada fluorescein. Pewarna ini akan memulas semua sel
epitel yang tidak tertutup oleh lapisan musin yang mengering dari kornea dan
konjungtiva.
Pengujian kadar lisozim air mata
Air mata ditampung pada kertas Schirmer dan diuji kadarnya dengan cara
spektrofotometri.
Osmolalitas air mata
Hiperosmolalitas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis sicca dan
pemakai lensa kontak; diduga sebagai akibat berkurangnya sensitifitas kornea. Laporanlaporan penelitian menyebutkan bahwa hiperosmolalitas adalah tes yang paling spesifik
bagi keratokonjungtivitis sicca, karena dapat ditemukan pada pasien dengan tes
Schirmer normal dan pemulasan Rose Bengal normal.
Laktoferin
Laktoferin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi kelenjar
lakrimalis
Untuk mengukur kuantitas komponen akuos dalam air mata dapat dilakukan tes
Schirmer. Tes Schirmer merupakan indikator tidak langsung untuk menilai produksi air
mata. Berkurangnya komponen akuos dalam air mata mengakibatkan air mata tidak
stabil. Ketidakstabilan air mata pada dry eyes.disebabkan kerusakan epitel permukaan
bola mata sehingga mukus yang dihasilkan tidak normal yang berakibat pada proses
penguapan air mata. Salah satu pemeriksaan untuk menilai stabilitas lapisan air mata
adalah dengan pemeriksaan break up time (BUT)
G.
PENATALAKSANAAN
Alat ini dikenal dengan istilah lakrimal plug dan diletakkan tanpa nyeri oleh spesialis
mata. Untuk sebagian orang silicon plug terasa tidak nyaman di mata maka saat ini
dapat juga dilakukan puncta kauterisasi.
Dapat juga mengkonsumsi obat-obatan seperti restasis, kortikosteroid topikal,
tetrasiklin oral, doksisiklin. Obat restasis memiliki efek dalam memproduksi cairan air
mata sehingga mata dapat menghasilkan air mata alami sehingga dapat mengurangi
kekeringan pada mata yang disebabkan oleh proses penuaan atau agen yang
menyebabkan produksi menurun. Tindakan pembedahan dilakukan jika terdapat
kelainan anatomis dari bulu mata.