Professional Documents
Culture Documents
TRACHEOSTOMY
Terminologi
Tracheotomy berasal dari bahasa Yunanai, dari kata trachea dan tome
(memotong). Istilah trakeotomi (tracheotomy) lebih mengacu kepada tindakan
pembedahan pada trakea untuk fungsi ventilasi. Tracheostomy juga berasal dari
bahasa Yunani, stome (membuka atau mulut) jadi istilah trakeostomi
(tracheostomy) menunjukkan lobang atau stoma permanen yang dibuat pada
trakea dan kulit tersebut.
Indikasi
Indikasi dilakukan trakeotomi adalah:
aspirasi
Trakeostomi
elektif,
misalnya
pada
operasi
2. Untuk mengurangi ruang rugi (dead air spase) di saluran nafas bagian atas
seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengan adanya
stoma maka seluruh oksigen yang hirupnya akan masuk ke dalam paru
tidak ada yang tertinggal di ruang rugi itu. Hal ini berguna pada penderita
dengan kerusakan paru yang kapasitas vitalnya berkurang.
3. Untuk mempermudah penghisapan sekret dari bronkus dari penderita yang
tidak dapat mengeluarkan sekret secara fisiologik misalnya pada penderita
dalam keadaan koma.
4. Untuk memasang respirator (alat bantu pernafasan)
5. Untuk mengambil benda asing dari subgiotik apabila tidak mempunyai
fasilitas untuk bronkoskopi.
selanjutnya
mengurangi
kekuatan
yang
diperlukan
untuk
dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup
besar (paling sedikit pipa 7)
3. Trakheostomi dilakukan untuk proteksi terhadap aspirasi
4. Trakheostomi memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang
sangat penting pada pasien dengan gangguan pernafasan
5. Trakheostomi memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk
pembersihan
6. Trakheostomi memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke
traktus
7. Trakheostomi
mengurangi
kekuatan
batuk
sehingga
mencegah
Teknik Trakeostomi
Trakeostomi emergensi
Trakeostomi emergensi relatif jarang dilakukan, dan penyebab yang
sering adalah obstruksi jalan nafas atas yang tidak bisa diintubasi. Anoksia pada
obstruksi jalan nafas akan meyebabkan kematian dalam waktu 4-5 menit dan
tindakan trakeostomi harus dilakukan dalam 2-3 menit. Teknik insisi yang
paling baik pada trakeostomi emergensi adalah insisi kulit vertikal dan insisi
vertikal pada cincin trakea kedua dan ketiga.12 insisi vertikal ini lebih baik karena
lebih mudah dilakukan dan lebih cepat, dimana insisi kulit vertikal dapat langsung
diteruskan dengan cepat menuju jaringan lemak subkutan, fasia servikal dalam
pada garis tengah yang relatif avaskuler.
teknik insisi dibanding teknik insisi dengan flap. Teknik ini cocok untuk
anak-anak yang membutuhkan trakeoatomi jangka panjang sehingga tidak
mengganggu pertumbuhan trakeanya.
2.
diperkenalkan
pertamakali
menggunakan 2 cara insisi yaitu insisi horizontal dan insisi vertikal. Insisi
horizontal dibuat pada dinding anterior trakea yaitu pada cincin trakea ke 2-3,
ke 3-4 atau 5-6. Jabir dibentuk dengan cara membuat dua buah insisi vertikal
yang kemudian bertemu pada ujung insisi horizontal dan melewati 2 buah
cincin. Lebar jabir sama dengan lebar kanul. Jabir kemudian dijahitkan pada
jaringan subkutan dan dermis di bagian inferior.
Teknik ini digunakan untuk jangka waktu yang lama (beberapa bulan
beberapa tahun) dan menurut penelitian dapat ditoleransi baik oleh penderita.
Miller dalam penelitiannya mengatakan bahwa pemasangan jabir dapat
mengurangi terlepasnya kanul. Gilmore dkk hanya menemukan 1 kasus
stenosis trakea pada 27 anak yang berusia kurang dari 13 tahun yang
ditrakeostomi dengan menggunakan insisi ini. Palva dkk juga mendapatkan
hasil yang sama.
3. Insisi palang (starplasty)
Insisi ini dibuat berdasarkan geometri Z plasty 3 dimensi. Pertama dibuat
insisi berbentuk huruf X pada kulit dan kemudian dilanjutkan dengan insisi
berbentuk + pada trakea diikuti dengan pejahitan jabir ke sekelilingnya. Cara
ini dipopulerkan boleh Koltai. Cara ini diindikasikan pada trakeostomi
jangka panjang (untuk pasien dengan kelainan neurologis) dan permanen.
Penelitian
menunjukkan
bahwa
teknik ini
trakea dan kolaps pada dinding anterior trakea. Eliasa dkk juga
merekomendasikan teknik ini pada anak-anak usia dibawah 6 bulan. Dari
penelitiannya didapatkan tidak adanya komplikasi pada teknik straplasty
dibanding teknik regular atau insisi vertikal. Solares juga mendapatkan hal
yang sama, dimana teknik ini dapat mengurangi komplikasi dan kematian
Intraoperatif
Perdarahan, cedera pembuluh darah besar, kerusakan
subkutis,
Perubahan
posisi
kanul,
pneumothorak
atau
adanya
granuloma,
KRIKOTIROTOMI
Kontraindikasi:
Kontraindikasi relatif tindakan ini adalah anak-anak berusia kurang dari 12
tahun, infeksi laring, resiko terpotongnya tumor dan kasus trauma laring.
Penggunaan krikotirotomi sebagai terapi jalan nafas defenitif jangka panjang
masih kontroversi. Jika bantuan jalan nafas ini membutuhkan waktu lebih dari 3
hingga 5 hari, maka krikotirotomi harus diganti dengan trakeostomi elektif untuk
menghindari stenosis subglotis atau laring
Teknik krikotomi:
Ada
teknik
krikotirotomi
yaitu
teknik
krikotirotomi
dengan
jarum suntik yang telah dihubungkan dengan iv cateter no 12 atau 14, yang berisis
salin dengan sudut 450 kearah kaudal untuk mencegah trauma pada dinding
posterior trakea, cabut jarum dan stylet kemudian dorong kateter lebih jauh.
Aspirasi udara untuk memastikan posisi dalam trakea, berikan ventilasi inspirasi
dan ekspirasi dengan rasio 1:4 detik, fiksasi kanul kateter.
Teknik ini mungkin lebih berguna pada anak-anak dengan menggunakan
Kateter yang lebih besar untuk memberikan waktu yang cukup untuk melakukan
trakeostomi dengan persiapan yang lebih baik. Hal ini karena pada anak sedapat
mungkin dihindari trakeostomi emergensi dan krikotirotomi. Pada teknik ini Pa02
hanya dapat dipertahankan selama 30-40 menit dan akumulasi C02 dapat tejadi
dengan cepat. Komplikasi dari teknik ini adalah ventilasi yang tidak adekuat dapat
menyebabkan hipoksia dan kematian, aspirasi darah, laserasi esophagus,
hematom, perforasi dinding posterior trakea, emfisema subkutis dan atau
emfisema mediastinum dan perforasi tyroid.
Teknik krikotirotomi melalui pembedahan:
Pasien tidur posisi supine dengan posisi leher netral, identifikasi membran
krikotiroid, stabilkan kartilago tiroid dengan tangan kiri, buat insisi kulit
transversal sampai membran krioktiroid, kemudian putar pemegang pisau bedah
900 untuk melebarkan jalan nafas, tarik kartilago krikoid dengan hook krikoid,
masukkan kanul trakeostomi yang sesuai, kembangkan cuff dan berikan ventilasi,
observasi pengembangan paru dengan auskultasi untuk menilai ventilasi yang
adekuat, fiksasi kanul pada leher pasien
Komplikasi :
Komplikasi teknik ini adalah adanya aspirasi, salah arah, stenosis atau
edema subglotis, stenosis laring, perdarahan atau hematom, laserasi esophagus,
laserasi trakea, emfisema mediastinum, lumpuh pita suara dan suara parau.
Krikotirotomi pada beberapa keadaan lebih disukai dibanding trakeostomi
emergensi. Keuntungan utamanya adalah bahwa membran krikotiroid dekat
dengan permukaan kulit. Prosedur ini mudah distandarisasi dan mudah diajarkan
kepada residen dan pada petugas gawat darurat. Kerugian utamanya adalah
kerusakan subglotis, tetapi hal ini biasanya karena pemakaian pipa krikotirotomi
terlalu lama.
MANUVER HEIMLICH
Orang tersedak sering kita temui sehari-hari.Tersedak bisa terjadi pada
siapapun termasuk teman dan keluarga kita baik yang masih anak anak hingga
dewasa.Tersedak atau choking ternyata bukanlah suatu keadaan sepele. Choking
adalah salah satu kegawat daruratan medis yang jika tidak ditangani dengan cepat
dan tepat dapat menyebabkan kematian.
Otak adalah organ yang sangat sensitif jika ada penurunan asupan oksigen.
Hal ini terjadi saat seseorang tersedak karena benda asing akan menyumbat jalan
napas atas sehingga kita tidak dapat bernapas dengan baik. Otak akan mulai
mengalami kerusakan setelah 6 menit dan akan rusak permanen jika tidak
mendapat oksigen selama 10 menit.
Setelah melewati mulut, makanan atau benda lainnya akan masuk ke suatu
saluran yang bernama esofagus atau kerongkongan menuju lambung. Di belakang
mulut terdapat suatu percabangan yang ditutupi oleh suatu katup bernama
epiglottis yang akan memisahkan saluran makan (esofagus) dengan saluran
pernapasan (trakea). Saat menelan atau bernapas, katup ini akan bergantian
menutup masing masing saluran agar makanan tidak salah masuk ke saluran
napas. Saat seseorang makan sambil tertawa atau bicara, kemungkinan makanan
untuk masuk ke trakea semakin besar sehingga bisa terjadi choking. Makanan
yang masuk ke trakea ini nantinya akan mengganggu secara penuh atau sebagian
aliran udara ke paru paru.
The Heimlich Maneuver merupakan suatu metode standar untuk
mengeluarkan benda asing dari orang yang mengalami choking. Prosedur ini
ditemukan oleh Dr. Henry Heimlich seorang ahli bedah thorax pada tahun 1974.
Prinsipnya adalah memberikan tekanan pada perbatasan perut dan dada seseorang
sehingga udara akan menghentak benda asing yang tertelan.
ACEP merekomendasikan bahwa Manuver Heimlich digunakan hanya
ketika seseorang tersedak dan hidupnya terancam oleh obstruksi tenggorokan.
Tersedak ditandai oleh ketidakmampuan untuk berbicara, batuk atau bernafas, dan
dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran dan kematian. Hindari menggunakan
kekuatan berlebihan dalam mempekerjakan Manuver Heimlich untuk menghindari
cedera tulang rusuk atau organ internal. Mengingat sifat berpotensi hidup-ataumati situasi, menggunakan penilaian terbaik Anda.
Dalam keadaan tersedak, American Heart Association dan ACEP
menyebutkan pedoman berikut :
Dewasa Sadar
Pada saat tersedak, penyelamat harus mengambil tindakan jika mereka
melihat tanda-tanda obstruksi jalan napas yang berat (termasuk pertukaran
udara yang buruk dan peningkatan kesulitan bernapas , a silent cough,
sianosis atau jika orang tersebut tidak dapat berbicara atau bernapas) . Untuk
membedakan antara obstruksi jalan napas ringan dan obstruksi jalan napas
berat, penyelamat harus bertanya, " Apakah Anda tersedak ? " Jika korban
mengangguk ya, bantuan dibutuhkan. Tersedak juga sering ditunjukkan oleh
Universal Distres Signal (tangan memegangi tenggorokan) .
tersedia . Dalam kedua kasus , orang tersebut harus diperiksa oleh dokter
sesegera mungkin .
atau dibuang. Jika benda asing sudah dihapus dan bayi tidak bernapas , mulai
CPR .
dalam.
Anak tidak sadar ( Lebih dari satu tahun )
Jika anak tidak sadar , teruskan seperti untuk orang dewasa , kecuali :
Jangan melakukan sapuan jari pada anak-anak usia di atas 8 tahun.
Sebaliknya, lakukan pengangkatan lidah - rahang dan menghapus benda asing
Keadaan Khusus :
1. Bila korban adalah ibu hamil atau obesitas, penekanan dilakukan di dada
korban. Hentakan ke belakang dengan hati hati.
2. Bila korban bayi lakukan dengan menggunakan dua metode yaitu chest thrust
dan back blows. Lakukan penekanan 5 kali dengan dua jari pada dada bayi
sekitar 1/3 1/2 kedalaman dada lalu diikuti dengan back blows yaitu menepuk
punggung bayi juga sebanyak 5 kali.
3. Korban yang lebih besar dari penolong dapat ditidurkan di lantai rata dan
dilakukan tekanan pada tempat yang sama dengan prosedur biasa.
4. Jangan memberikan pertolongan pada korban yang jika ditanya apakah
tersedak atau tidak bisa mengeluarkan suara dan batuk dengan keras. Pada
korban bayi jangan beri pertolongan apabila menangis kuat atau batuk.
5. Lakukan pertolongan hingga sumbatan keluar atau pertolongan datang. Jika
korban tidak sadar, baringkan dan lakukan kompresi dada.
Gradasi 2:
Gradasi 3:
Gradasi 4:
- Retraksi , ketakutan, sianosis,
- menolak makan/minum
Penatalaksanaan:
- Oksigenasi
- Tentukan penyebab
- Siapkan terapi sesuai penyebab :
- infeksi : medikamentosa + nebulizer
- abses retrofaring : pungsi + insisi
- bronkoskopi
- trakeotomi
Indikasi trakeotomi:
Menurut gradasi Jackson :
- gradasi 2: persiapan
- gradasi 3: segera trakeotomi
- Bila curiga ok. tumor: lakukan > awal
- Bila sangat darurat: krikotiroidotomi - trakeotomi