Professional Documents
Culture Documents
oleh
Dewi Putri M (SN14012) Pitriono
(SN14031)
Irawan Derajat (SN14018) Putra P
(SN14033)
Istiharoh (SN14019) Siska E
(SN14040)
Joko Ribut S (SN14020) Zeplen Chitra E (SN14049)
Nova Dwi A (SN14028)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
LATAR BELAKANG
Pada klien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk
melakukan kerusakan atau mencederai diri sendiri, orang lain, atau
lingkungan. Dan perilaku kekerasan tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan
adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman. Ekspresi marah yang segera karena
suatu sebab adalah wajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara
cultural ekspresi marah yang tidak diperbolehkan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui self control
masing-masing pasien dengan resiko perilaku kekerasan dengan diberikan
senam aerobic low impact. Tujuan senam ini untuk mengetahui skor
Agression Self Control dari pasien, yang nantinya dapat diketahui
perbedaan skor sebelum dan sesudah diberikan senam aerobic low impact
TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian senam aerobic low impact terhadap skor
agression self control pasien dengan resiko perilaku kekerasan.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui respon pasien terhadap tindakan senam aerobic low impact yang
diberikan.
Untuk mengetahui skor agression self control pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan sebelum dilakukan senam aerobic low impact.
Untuk mengetahui skor agression self control pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan sesudah mengikuti senam aerobic low impact.
Untuk mengetahui perbedaan skor agression self control sebelum dan sesudah
diberikan senam aerobic low impact pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan.
DASAR PEMIKIRAN
Senam aerobic low impact memperlihatkan dapat mempertahankan aliran darah otak,
meningkatkan persediaan nutrisi otak, memfasilitasi metabolisme neurotransmiter yang
dapat menurunkan agresi serta dapat memicu perubahan aktivitas molekuler dan seluler
yang mendukung dan menjaga fungsi otak (Kuntaraf, 2005).
Sirkulasi yang optimal ke otak akan membantu aliran darah membawa banyak oksigen
dan nutrisi ke otak, sehinga terjadi peningkatan metabolisme yang menyebabkan
peningkatan energi yang dihasilkan oleh mitokondria sel saraf untuk mensintesis
neurotransmiter terutama serotonin dan norepinefrin didalam otak termasuk sistim limbik
yang berkaitan dengan pengendalian emosi, perilaku instinktif, motivasi serta perasaan
(Heryati, 2008).
PELAKSANAAN TINDAKAN
Pelaksanaan senam aerobic low impact dilaksanakan satu kali senam
pada setiap harinya dengan durasi 14 menit. Pelaksanaan senam dilakukan
3 kali dalam satu minggu. Sebelum dilaksanakan senam aerobic low
impact, pasien resiko perilaku kekerasan dilakukan penilaian dengan
menggunakan score agression self-control. Penilaian dilakukan dengan
menghitung skor total dari masing-masing pasien dan dibandingkan antara
sebelum dan sesudah dilakukan pelaksanaan senam aerobic low impact.
HASIL
Ruang Srikandi
inisial
Ny.S
Ny.P
Ny.S
Ny.E
Ny.
Pre
30
37
48
44
28
Post
49
52
60
58
46
Ruang Sena
inisia
l
Tn.
Tn.S
Tn.R
Tn.R
Tn.
P
Pre
37
42
30
34
44
Post
53
58
49
50
60
ANALISA
Dalam terapi senam aerobic low impact Manfaat yang pasti dirasakan
setelah melakukan terapi senam aerobic low impact adalah perasaan
rileks, tubuh lebih tenang, tenaga terasa tersalurkan dan pikiran lebih fresh.
Terapi senam aerobic low impact memberikan kesempatan bagi tubuh dan
pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi
relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan
mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi
hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh senam aerobic low
impact terhadadap skor agression self control pasien dengan resiko perilaku
kekerasan pada pasien resiko perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta tahun 2015, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Sebelum dilakukan kegiatan senam aerobic low impact pada pasien resiko perilaku
kekerasan skor agression self control yang didapat dari pasien (Ny.S:30 Ny.P : 37
Ny.Sr:48 Ny.E:44 Ny.J:28) (Tn.H:37 Tn.S:42 Tn. Ro:30 Tn.R: 34 Tn. P :44)
Sesudah dilakukan kegiatan senam aerobic low impact pada pasien resiko perilaku
kekerasan hasil skor agression self control terdapat perubahan yaitu meningkat
(Ny.S:49 Ny.P : 52 Ny.Sr:60 Ny.E:58 Ny.J:46) (Tn.H:53 Tn.S:58 Tn. Ro:49 Tn.R: 50 Tn.
P :60)
Jadi terdapat pengaruh senam aerobic low impact terhadap skor agression self
control dimana sesudah dilakukan kegiatan senam ini terdapat peningkatan skor
agression self pada pasien resiko perilaku kekerasan.