Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Pemanfaatan dengan seksama,sistematis, eksplisit dan bijaksana dari best research
evidence yang terkini dalam menentukan keputusan perawatan pasien sebagai
seorang individu yang unik (Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)
Pemanfaatan bukti ilmiah yang mutakhir yang diketahui hingga kini untuk
menentukan
pengobatan
pada
penderita
yang
sedang
dihadapi
(www.geocities.com/iwandarmansjah)
Suatu penggabungan bukti penelitian terbaik engan keahlian klinik dan nilai pasien
(www.cebm.utoronto.ca/intro/howpraet.htm)
Berhati hati dan bijaksana dalam menggunakan bukti bukti terbaru dalam
pembuatan keputusan tentang perawatan pasien (Sackett.DL,2000)
Penjabaran bukti ilmiah lebih lanjut setelah obat dipasarkan dan sering dengan
pengobatan rasional (www.geocities.com/iwandarmansjah)
Paradigma baru dalam bidang medis yang didasarkan pada otoritas dan bergantung
pada penggunaan tentang percobaan yang dikendalikan secara acak seperti halnya
tinjauan ulang sistematis dan metaanalisis walaupun tidak terbatas ke hal ini.
(www.cebm.net)
Pemanfaatan bukti ilmiah mutahir yang benar dalam tatalaksana proses penyakit.
(mki_kr.ugm.ac.id/?pilih=lihat&id=21)
Bukti berbasis kedokteran gigi (EBD) adalah sebuah pendekatan untuk perawatan kesehatan mulut yang
memerlukan integrasi bijaksana penilaian sistematis bukti ilmiah klinis yang relevan, berkaitan dengan kondisi
pasien oral dan medis dan sejarah, dengan keahlian klinis dokter gigi dan pengobatan pasien kebutuhan dan
preferensi
Langkah2
I. Mengubah informasi menjadi pertanyaan untuk penelusura informasi yang spesifik
Pertanyaan dikembangkan menjadi 2
1.
mencari sumber-sumber yang sahih dan relevan terhadap masalah yang dihadapi
misalnya jurnal-jurnal kedokteran , yang maximal 5 tahun.
III. menilai secara kritis / telaah kritis faktor2 yang diperoleh dari segi kebsahan,
manfaat, dan kemungkinan untuk diterapkan
segi keabsahan :Critical Appraisal, selain itu juga melihat representativitas
sample, validitas dan reliabilitas dari SPSS nya. Ada 4 hal yang dilihat dalam suatu
nmakalah untk mengatakan apakah itu baik atau tidak .
1) judul relevan atau tidak, memenuhi criteria atau tidak
2) metodenya bias dipertanggungjawabkan atau tidak,
3) latar belakang apakah sekedar mengutip atau tidak serta dilihat pustakanya
IV evaluasi efektivitas dan efisiensi dari tahap 1-4
V menerapkan kepada pasien
VI Evaluasi ulang
A. Identifikasi dan formulasi masalah
Memformulasi masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu:
Focus question yaitu pertanyaan teraarah. Pertanyaan terfocus
Relevance question yaitu pertanyaan yang sesuai dengan yang dihadapi pasien baik
dalam aspek etiologi, diagnosis, terapi, dan prognosis
Searchable question pertanyaan yang dapat ditelusuri
P Patient and problem
I Intervention (treatment, test, prognostic factor, etiology, etc.)
C Comparison (if necessary)
O - Outcome
B. Mencari/Menelusuri Bukti
Ada 2 sumber penting: EMBASE dan MEDLINE
C. Kajian kritis bukti dari makalah ilmiah
Yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang metodologi dan biostatistik yang
baik dan pengtahuan tentang tata cara kajian kritis makalah ilmiah
Yang dikaji adalah
Desain metodologi
Menentukan kevalilidan
Jika untuk diagnosis: cross sectional atau diagnostic test
Jika untuk terapi: metaanalisis dan RCT
Jika untuk prognosis: longitudinal study, case control, cohort, survival analysis
Menentukan besar sample
Semakin besar sample, semakin representative
Hasil
Dilihat dari nilai p dari uji statistic
(Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik, Dr. Hananto Wiryo)
o
o
o
o
o
o
Alsan
Banjir informasi
Paling tidak ada 20.000 30.000 jurnal/th yang memuat 2 juta hasil penelitian
Semua hasil penelitian tersebut belum tentu bisa dipakai untuk tata laksana pasien
Kemustahilan akses semua informasi
Pendidikan kedokteran tidak dimaksudkan untuk menghafal ilmu yang sudah ada
Mahasiswa dibekali patogenesis/patofisiologi penyakit yang harus dikembangkan
selama menjalankan tugas profesinya.
The slippery slope
Dengan berjalannya waktu dokter makin bodoh, bila tidak melakukan update ilmunya,
ironinya pasien tetap harus percaya dan bayar mahal.
CME kurang efektif
Cenderung pada aspek yang sempit, frekuensi jarang, tidak mudah dijangkau oleh
semua dokter.
Mengapa di lakukan EBM
Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan baik, tepat,
dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan pasien (Majalah
kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)
Kemajuan teknolgi dan media komunikasi mempengaruhi perkembangan disegala
bidang. (Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)
Pengetahuan bisa berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama. (Majalah
kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)
Karena tenaga ahli/medis pada aplikasi klinisnya membutuhkan sesuatu abstrak
yang informatif, singkat, tapi jelas.(www.ahrq.gov)
Tujuan
Tujuan utama dari EBM adalah membantu proses pengambilan keputusan klinik, baik
untuk kepentingan pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitatif yang
ilmiah
terkini
yang
terpercaya
dan
dapat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Manfaat
ManfaatMenemukan bukti yang terbaik
Memperoleh study penelitian kritis
Memudahkan akses dalam menemukan dan menilai bukti
Untuk memperbaiki tata laksana pasien
Untuk memperoleh informasi yang mutakhir dan sah tentang kemajuan ilmu
pengetahua
Untuk memecahkan masalah dalam penanganan pasien
Meningkatkan kualitas pelayanan dan outcome klinis
www.ugm.com
Syarat2
Keterbatasan / kendala
o
CA
Definisi
Proses sistematis dalam sebuah bukti penelitian untuk menilai validitas, hasil dan
relevansinya sebelum menggunakan bukti tersebut untuk menentukan sebuah
keputusan.
Kuliah integrasi modul 1 semster 1 fk unissula 2006
Alat bantu yang dibutuhkan dalam penganalisaan dan penyeleksian penelitian setiap
proses secara kritis untuk menghasilkan penemuan yang berkualitas, serta
memikirkan apakah proses itu memang dibutuhkan, tepat dan apakah ada alternatif
yang lebih baik.
www.deleveni.org
Langkah2
Beberapa langkah yang harus diikuti dalam mengkritisi artikel:
Bacalah dengan cepat:
Judul
Abstract
Pendahuluan/ introduction
Sub judul (jika ada)
Kesimpulan
Baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk memahami gagasan dan tujuan
penulisan serta topic utama dari artikel tersebut
Baca artikel, analisis dan kritisi serta buatlah catatan mengenai gagasan utama
artikel dan topic-topik utama artikel yang anda baca
Garis bawahi gagasan-gagasan utama
Buat catatan lengkap di kertas mengenai gagasan-gagasan tersebut
Cek kembali catatan yang telah anda buat untuk memastikan apakah catatan
tersebut sudah termasuk:
- Tujuan utama dari artikel, misalnya untuk menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi,
memberikan pendapat, mengkritisi, mendiskusikan gagasan/pendapat yang berbeda
dengan gagasan/pendapat orang lain.
- Metode yang dipergunakan oleh peneliti
- Hasil penelitian dan kesimpulan dari analisis hasil tersebut.
Pergunakan catatan-catatan anda tersebut untuk menulis ringkasan, sehingga secara
umum ringkasan harus berisi: gagasan utama, topic, tujuan artikel, metode yang
dipergunakan peneliti, dan hasil penelitian.
( Sumber : Petunjuk Penulisan Kedokteran dan Kesehatan, Soenarto Sastrowijoto)
Alasan
Mendorong kita untuk membuat kegunaan bukti suatu penelitian dan juga menutup
kernggangan antara penelitian dan praktek.
Karena adanya informasi dan masalah yang selalu harus diteliti dan dicari
kebenarannya sehingga informasi tersebut layak dipublikasikan ke masyarakat
Untuk menilai keefektifan sebuah penelitian, apakah penelitian layak diterapkan
Perkembangan IPTEK yang menuntut seseorang harus cermat dalam menyaring
informasi
(www.evidence-based-medicine.co.uk)
Tujuan
o Memahami bahasan utama dari artikel yang dibaca.
o Menganalisa temuan-temuan, hasil penelitian, atau argumentasi yang disampaikan
penulis dalam artikel yang dibaca.
o Memilih kriteria evaluasi /analisa yang sesuai untuk mengevaluasi/menganalisa artikel
yang dibaca.
o Memberikan critical evaluation terhadap artikel yang dibaca berdasarkan kriteria
yang telah dipilih.
( Sumber : Petunjuk Penulisan Kedokteran dan Kesehatan, Soenarto Sastrowijoto)
Manfaat
Syrat2
Keterbatasan / kendala
a.memakan banyak waktu
b. CA tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
c.Ca dapat membuat keputusasaan jika CA menonjolkan kekurangan dari bukti2 yang
baik
Alison Hill, Claire Spitlehouse, Institute Of Heal Sciences Oxford
1. EBM :
suatu sistem atau cara untuk menyaring semua data atau informasi dalam bidang
kesehatan untuk memperoleh informasi yg sahih dan mutahir untuk mengobati
pasiennya
Cara pendekatan untuk mengambil keputusan dalam tatalaksana pasien atau dalam
penyelenggaraan untuk mengambil keputusan secara eksplisit dan sistematis
berdasarkan penelitian terakhir yg sahih atau valid dan bermanfaat
2. critical appraisal :
alat bantu yg dibutuhkan dalam penganalisaan dan penyeleksian penelitian berupa
suatu proses yg secara kritis untuk menghasilkan penemuan yg berkualitas serta
memikirkan apakah proses tersebut memang dibutuhkan atau apakah ada
alternarnatif lain yg lebih baik.
latar belakang EBM?
1. Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan baik, tepat,
dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan pasien
2. Kemajuan teknolgi dan media komunikasi mempengaruhi perkembangan disegala
bidang.
3. Pengetahuan bisa berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama.
1.
2.
Sejarah EBM?
EBM dikembangkan oleh sejumlah ahli epidemiologi klinis dan biostatistik, yang
berkembang pesat. Pertama kali ditulis dalam majalah JAMA sebagai petunjuk
kepustakaan kedokteran (Readers Guildes to Medical Literature) untuk menolong
para klinikus dalam menilai karya ilmiah di bidang kedokteran. Kemudian sebagai
pengguna kepustakaan kedokteran atau Users Guildes to Medical Literature dan
berkembang mnjadi pengetahuan klinis berbasis bukti atau Evidence Based Clinical
Specialities. Dengan berkembangnya metode-metode dalam bidang penelitian dan
tuntutan untuk mengetahui hasil penelitian secara benar, maka pada tahun 1992
berkembanglah EBM atau KBB. Sejalan dengan itu berkembang pula pemeliharaan
kesehatan berbasis bukti atau Evidence Based Health Care (EBHC) yang lebih
menitikberatkan pada kebijakan kesehatan masyarakat pada suatu daerah. KBB
lahir pada tahun 1992 oleh suatu kelompok yang diketuai oleh Gordon Guyatt dari
McMaster University di Canada. Sejak saat itu, sejumlah makalah tentang KBB
dibuat dari 1 publikasi pada tahun 1992 menjadi 1.000 publikasi pada tahun 1998
dan menjadi perhatian internasional.
3.
Kekuatan bukti bervariasi dari kekuatan bukti yang paling kuat seperti TKS
(tinjauan Kepustakaan Sistematis) yg diambil dari banyak penelitian dengan desain
acak, makalah2 yg menggunakan metode RCT dengan hasil persisi sempit sampai
pada bukti-bikti yg lemah seperti opinion respect authority (ORA) atau opini
paraahli, penelitian deskriptif, serta laporan2 dari para ahli.
Dalam mencari bukti yang valid, beberapa criteria yang harus diperhatikan adalah
1.
2.
3.
4.
5.
sebagai berikut:
Bukti yg kuat paling tidak satu tinjauan kepustakaan sistematis dari beberapa
peneltian acak dengan control yg didesain dengan baik
Bukti yang kuat paling tidak satu penelitian acak dengan control yg didesain dengan
layak dan dgn jumlah sampel yg cukup
Bukti2 dari penelitian dengan desain metodologi yg baik tanpa randomisasi seperti
penelitian dengan desain pre-post test tanpa control, kohort, kasus kelola, dan
matching
Bukti dari penelitian dengan desain metodologi yg baik yg berasal lebih dari satu
sumber
Bukti dari ORA yg meliputi bukti klinis, penelitian deskriptif, dan laporan para ahli.
(Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti
(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A)
4.
tujuan?
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(www.cochrane.org)
manfaat?
a. agar dokter tidak salah mendiagnosis
b. agar dokter tidak kesalahan memberikan terapi pada pasien
c. agar dapat menigkatkan kualitas hidup pasien
5.
(Sumber : Wiryo, H., 2002, kajian kritis makalah ilmiah kedokteran klinik menurut
kedokteran berbasisi bukti, sagung seto, jakart)
langkah-langkah?
Identifikasi dan formulasi masalah
6.
Masalah harus disusun dalam bentuk pertanyaan. Hal ini memudahkan untuk mencari
bukti yang baik., caranya :
1. focus question : pertanyaan terarah. Secara tegas pertanyaan diarahkan pada
masalah tertentu.
kendala?
kurangnya informasi, fasilitas dan teknologi
kurangnya rasa ingin tahu
kurangnya pengalaman dan prior knowledge
menyembunyikan kegagalan suatu karya ilmiah
kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara kritis terhadap suatu masalah
7.
1.
2.
3.
4.
5.
8.
manfaat?
1. Meningkatkan daya analisis kritis
2.
2.
3.
4.
5.
langkah-langkah?
menyiapkan sesi analisi kritis
3.
baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk memahami gagasan dan tujuan
penulisan serta topic utama dari artikel tersebut
menggarisbawahi gagasan-gagasan utama dan membuat catatan lengkapnya
mengoreksi tujuan utama, metode yang digunakan, hasil penelitian dan kesimpulan
dari hasil analisis
menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yaitu introduction, body dan
conclusion
mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki
sumber : www.deliveri.org and praktikum 4
kendala?
memakan banyak waktu
Critikal Apprasial tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
Critical apprasial dapat membuat keputusasaan jika CA menonjolkan kekurangan dari
bukti2 yang baik
4.
5.
Keuntungan :
Dapat mengembangkan pemikiran menurut akses informasi yang valid,relevan dan
berguna sesuai dengan hasil publikasi riset pengetahuan
Keterampilan CA tidak sulit untuk dikembangkan
a.
b.
c.
d.
(Sumber; www.Keele.ac.uk)
8.
Valid,
Penting dan
Dapat diterapkan pada pasien kita.
(Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti
(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A)
9.
yang penting ?
Apakah bukti yang valid digunakan untuk membuat
probabilitas data dasar dan penggunaannya?
Analisis ekonomi Apakah 2 atau lebih alternatif yang jelas
dibandingkan ?
Apakah konsekuensi yang diduga dari tiap
alternatif berdasarkan pada bukti yang valid?
10.
Bagian metode. Karena pada bagian metode menerangkan tentang subjek penelitian,
cara pengambilan sampel, cara pemeriksaan, dan analisis data. Bagian ini yang
menentukan apakah sampel diambil secara acak, dan bagaimana secara rinci proses
randomisasi tersebut dilakukan. Jadi, penelitian yang valid adalah penelitian yang
terbukti melakukan pengambilan sampel secara acak.
Sumber : Kajian Kritis.
11.
12.
Kalau kita mempelajari suatu makalah ilmiah, setelah mengkaji pada bagian metode
untuk menentukan validitasnya, kita kemudian menilai apakah makalah tersebut
penting. Dari aspek terapi, pentingnya suatu makalah dilihat dari besarnya nilai JDD
(jumlah yang dibutuhkan untuk diobati), sedangkan pada aspek diagnosis siambil
selisih antara nilai PrTP (Pre Test Probabilitas) dan PoTP (Post Test Probabilitas).
Kita dapat menghitung nilai JDD, PrTP, dan PoTP pada bab hasil penelitian dalam
makalah tersebut.
13.
Untuk menilai makalah agar dapat diterapkan pada pasien kita tergantung dari
tingkat penguasaan substansi makalah tersebut. Menilai apakah makalah dapat
diterapkan pada pasien, tidak sesederhana dengan hanya memakai kriteria inklusi
dan eksklusi, tetapi juga perbedaan secara kuantitatif dan kualitatif termasuk juga
adanya biologic sense. Seseorang yang sudah mendalami substansi, akan dengan
segera mengetahui bahwa kondisi yang tertulis di dalam makalah tersebut sama
atau berbeda dan kita dapat memprediksikan besaran perbedaan tersebut.
Sehingga apabila kita mengandaikan suatu besaran dengan nilai f, dimana nilai f
(dalam prosentase) menunjukkan perbedaan kondisi pasien kita dengan pasien yang
tertulis di dalam makalah. Jadi besarnya nilai JDD pasien kita ( untuk makalah
aspek terapi) adalah : JDD (makalah)/nilai f, sehingga kita melihat bahwa selain
diperlukan pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan EBM, juga sangat diperlukan
penguasaan substansi dalam mengkaji setiap makalah ilmiah.
Sumber : Kajian Kritis.