Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
DINI FADHILA
NIM. 1514901 006
A. PENGERTIAN
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan
sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat
dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) (Wijaya &
Putri, 2013).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari
jaringan payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk
mengontrol proliferasi dan maturasi sel (Brunner & Sudart, 2005).
Kanker payudara adalah suatu penyakit yang menggambarkan
gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit, bukan
penyakit tunggal (Tucker dkk, 1998).
B. ETIOLOGI
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian
faktor genetik, hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat
menunjang terjadinya kanker payudara.
Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara
masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan
munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor
hormonal dan familial.
1. Wanita risiko tinggi daripada pria (99:1)
2. Usia: risiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat menstrual
- Early menarche (sebelum 12 tahun)
- Late menopause (setelah 50 tahun)
5. Riwayat kesehatan
6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun,
menggunakan alat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi estrogen.
7. Terapi radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
8. Life style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alcohol (minum 2x sehari),
obesitas, trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok.
Faktor resiko
D. PATHWAY
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
Deteksi
kromosom 17
Perubahan keseimbangan steroid
Mutasi gen BRCA 2
Endogen (esstadiol&progesdiol)
M.
N.
O.
tumor p 53
Mempengaruhi faktor pertumbuhan
sel
P.
usia
Mutasi
gen,
ekspresi
c-onk
virus
Pe
radikal
bebas
Jejas
jaringan
Gangguan proliferasi
jar. Epitel sistem
duktal
Gangguan proliferasi
Q.
dengan derajat otonom
tertentu
R.
alcohol
Mutasi
gen,
ekspresi
onkogen
sel, pe
imunitas
radiasi
defisiensi imun
Limfosit
T
Interferon
Kemampuan
untuk
menghancurkan
dan
menghambat
proliferasi sel
Hyperplasia sel dg
perkembangan atipikal
MK:S.
Kurang pengetahuan
T.
Melepaskan
diri dari sel
Ca.primer
Carsinoma in situ
U.
V.
Invasi stoma
RX radang (pd
Ca inflamasi)
Histamin,
bradikinin
Nyeri
Benjolan (+)
pd mammae
Distorsi lig
cooper
Benjolan pecah
Lekukan pada
kulit (dimpling)
Hipermetabolisme
ulserasi
Stress: ansietas
MK:
Ansietas(cemas)
MK: Kebutuhan
nutrisi < keb.tubuh
Masuk ke
sirkulasi
hematoggen
Invasi pembuluh
limfe menyekat
drainase limfatik
Kulit
bercawak
Metastasis
Pleura
Efusi pleura
Sesak nafas
MK: Gangguan pola nafas
Liver
Obstruksi duktus
hepatikus
Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari
AE.TX
AG.
T0
AI. T1
AN.
T2
AR.
T3
AU.
T4
AW.
AX.
REGIONAL LIMFE NODES (N)
AZ.Kelenjar ketiak tidak teraba
BB.Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
AY. NX
BA.
N0
BC.N1
BD.
Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa
digerakkan
BF. Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi
satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya
BH.
Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau
intraklavikuler terhadap edema lengan
BI. METASTASE JAUH (M)
BK.
Tidak ada metastase jauh
BM.
Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar
payudara
BE. N2
BG.
N3
BJ. M0
BL. M1
BN.
BO.
BP. ST
A
DI
U
M
BT. 0
BX.
I
CB.II
A
BQ.
BU.
BR.N
T1s
BV.N0
BZ. N0
BY.T1
CC.T0
CD.
T1
CE. T2
CM.
T2
CN.
T3
CT. T0
CU.
T1
CV.T2
CW.
T3
DG.
T4
DH.
Semua
T
DN.
Semua
T
CL. II
B
CS. III
A
DF. III
B
DM.
IV
CF. N1
CG.
N1
CH.
N0
CO.
N1
CP. N2
CX.
N2
CY.N2
CZ. N2
DA.
N1, N2
DI. Semua N
DJ. N3
DO.
Semua
N
BS. M
BW.
CA.
M0
M0
CI. M0
CJ. M0
CK.
CQ.
M0
M0
CR.M0
DB.
M0
DC.
M0
DD.
M0
DE.M0
DK.
M0
DL.M0
DP. M1
DQ.
DR.
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat
yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua
DZ.
Penanganan
EB.Pembedahan (kuratif)
EC. Mastektomi parsial (eksisi tumor
local dan penyinaran)
ED.
EE.
EF.
EG.
EH.
EI.
EJ.
EK.
EL. Mastektomi total dengan diseksi
aksila rendah
EM.
Mastektomi radikal yang
dimodifikasi
EN.
EO.Mastektomi radikal
EP.
EQ.
ER.
ES. Mastektomi radikal yang diperluas
EA.
Keterangan
ET.
EU.Mulai
dari
lumpektomi
(pengangkatan jaringan yang
luas dengan kulit yang terkena)
sampai
kuadranektomi
(pengangkatan
seperempat
payudara), pengangkatan atau
pengambilan contoh jaringan
dari kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis
tinggi mutlak perlu (5000-6000
rad)
EV. Seluruh
payudara,
semua
kelenjar limfe di lateral otot
pektoralis minor
EW.
Seluruh
payudara,
semua atau sebagian jaringan
aksila
EX.Seluruh
payudara,
otot
pektoralis mayor dan minor di
bawahnya, seluruh isi aksila
EY.
EZ. Sama seperti masektomi radikal
ditambah
kelenjar
limfe
mamaria interna
FO.
FP. Pada payudara dan kelenjar
limfe regional yang tidak dapat
direseksi pada kanker lanjut,
pada metastase tulang, metastase
kelenjar
limfe,
aksila,
kekambuhan tumor local atau
regional setelah mastektomi
FI. Kemoterapi
FJ.
FK.
FL.
FM.
Terapi
endokrin
FN.
FU.
hormaon
dan
FQ.
FR. Adjuvan
sistemik
setelah
mastektomi;
paliatif
pada
penyakit yang lanjut
FS.
FT. Kanker yang telah menyebar,
memakai estrogen, androgen,
progesterone, anti estrogen,
ooforektomi,
adrenalektomi,
hipofisektomi
Pengobatan paliatf kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu skema
yang kaku, selalu dipertimabngkan kasus demi kasus. Terapi kemoterap[I diberikan bila
ada metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika terpai hormonal tidak
dapat mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang sebelumnya, dan jika tumor
tersebut ER negatif.
FV.
FW. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Laboratorium meliputi:
keluar sponyan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi
2.
a. Non invasif
1) Mamografi
FY.
yang penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat
diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat
keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai
pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan memberikan
keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
antara massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat
menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan
patudar yang tebal/padat.
4) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
GA.
intra vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor.
Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5) Positive Emission Tomografi (PET)
GB.
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik
atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa srlama
2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini
merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
3) Tru-Cut atau Core biopsy
GE.
4) Insisi biopsy
GF.
5) Eksisi biopsy
GG.
GH.
a) Mammografi/USG mammae
b) X-foto thorax
c) Kalau perlu
(1) Galktografi
(2) Tulang-tulang
(3) USG abdomen
(4) Bone scan
(5) CT scan
2) Pemeriksaan laboratorium
a) Rutin, darah lengkap, urine
b) Gula darah puasa dan 2 jam pp
c) Enzyme alkali sposphate, LDH
d) CEA, MCA, AFP
e) Hormon reseptor ER, PR
f) Aktivitas estrogen/vaginal smear
3) Pemeriksaan sitologis
a) FNA dari tumor
b) Cairan kista dan pleura effusion
c) Secret putting susu
4) Pemeriksaan sitologis/patologis
a) Durante oprasi vries coupe
b) Pasca operasi dari specimen operasi
GM.
GN. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Cemas berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, status sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan.
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping terapi kanker.
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif.
d. Gangguan nutrisi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan hipermetabolik (iritasi
lambung, anoreksia)
e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan
GO.
NOC
GT.Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan selama 4x24 jam
diharapkan cemas berkurang.
GU.
NOC :
Anxiety control
Coping
GV.Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk mengontol
cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
GW.
GX.
GY.
GZ.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
GR.
NIC
Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap
penyakit yang dideritanya.
Berikan informasi tentang prognosis secara
akurat.
Beri kesempatan klien untuk mengeksplorasi
perasaannya. Beri informasi dengan emosi wajar
dan ekspresi yang sesuai.
Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping.
Bantu klien mempersiapkan diri dalam
pengobatan.
Catat koping yang tidak efektif, seperti kurang
interaksi sosial, ketidakberdayaan, dll.
Anjurkan untuk mengembankan interaksi dan
support system.
Berikan lingkungan yang aman dan nyaman.
Pertahankan kontak klien, bicara dan sentuhan
yang wajar.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
GS.Rasional
Data-data mengenal mengenai pengalaman
klien sebelumnya akan memberikan dasar
untuk penyuluhan dan menghindari adanya
duplikasi.
Pemberian informasi dapat membantu klien
dalam memahami proses penyakitnya.
Dapat menurunkan kecemasan klien.
Membantu
klien
dalam
memmahami
kebutuhan untuk pengobatan dan efek
sampingnya.
Mengetahui dan menggali pola kopinh klien.
Agar klien memperoleh dukungan dari orang
terdekat/keluarga.
Memberikan kesempatan pada klien untuk
berfikir/merenung/istirahat.
KLien mendapatkan kepercayaan diri dan
keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
HA.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem syaraf, obstruksi jalur
syaraf, inflamasi), efek samping terapi kanker.
HH.
HI.
HB.
NOC
HE.Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
diharapkan
nyeri
berkurang
HF.NOC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
HG.
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu
mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
HC.
NIC
a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi, dan
intensitas
b. Evaluasi terapi: pembedahan, radiasi, kemoterapi,
bioterapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara
menghadapinya.
c. Berikan pengalihan seperti reposisi, aktivitas
menyenangkan seperti mendengarkan music atau
menonton TV
d. Menganjurkan teknik penanganan stress (teknik
relaksasi, visualisasi, bimbingan), berikan
sentuhan terapeutik.
e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
f. Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan
klien.
g. Berikan analgetik sesuai dengan indikasi seperti
morfin, methadone, narkotik, dll
HD.
Rasional
a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk
merencakan asuhan
b. Untuk mengetahui terapi yan dilakukan sesuai
atau tidak, atau malah menyebabkan
komplikasi
c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan
mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri
d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping
dengan menurunkan stress dan ansietas
e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan
nyeri
f. Agar terapi yang diberika tepat sasaran
g. Untuk mengatasi nyeri
HJ.
HK.
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi,
keterbatasan kognitif.
HL.
NOC
HO.
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan
diharapkan
klien
mengetahui penyakitnya.
HP.NOC :
Kowlwdge : disease process
Kowledge : health Behavior
HQ.
Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya.
HM.
NIC
a. Review pengertian klien dan keluarga tentang
diagnose, pengobatan dan akibatnya.
b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan
pengobatannya, ceritakan pada klien tentang
pengalaman klien lain yang menderita kanker.
c. Beri informasi yang akurat dan factual
d. Baerikan bimbingan kepada klien dan keluarga
sebelum mengikuti prosedur pengobatan, terapi
yang lama, dan komplikasi
e. Anjurkan pada klien untuk memberikan umpan
balik.
f. Review klien/keluarga tentang status nutrisi yang
optimal
g. Anjurkan klien untuk mengkaji membrane
mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya
eritema, ulcerasi.
h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan
rambut.
HN.
Rasional
a. Menghindari
adanya
duplikasi
dan
pengulangan terhadap pengerahuan klien
b. Memungkinkan
dilakukan
pembenaran
terhadap kesalahan persepsi dan kesalahan
pengertian
c. Membantu klien dalam memahami proses
penyakit
d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat
keputusan pengobatan
e. Mengetahui sampai sejauh mana pemahaman
klien dan keluarga menganal penyakit klien
f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga
mengenai nutrisi yang adekuat
g. Mengkaji
perkembangan
proses-proses
penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta
masalah dengan kesehatan mulut yang dapat
mempengaruhi intake makanan dan minuman.
h. Meningkatkan integritas kulit.
HR.
4. Gangguan nutrisi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan hipermetabolik (iritasi lambung, anoreksia)
HS.NOC
HV.NOC :
Nutritional Status : food and Fluid
Intake
HW.
Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan berat badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
Tidak terjadi penurunan berat badan yang
berarti
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
HT.NIC
Minitor intake makanan setiap hari, apakah klien
makan sesuai dengan kebutuhannya.
Timbang ukur berat badan.
Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan
pembesaran kelenjar parotis
Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat
Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau
bising. Hindarkan makanan yang terlalu pedas,
manis, dan asin.
Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
misalnya makan dengan keluarga.
Anjurkan teknik relaksasi, visualisasi, latihan
moderate sebelum makan.
Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem
anoreksia yang dialami klien
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
HU.
Rasional
Memberikan informasi tentang status gizi
klien.
Memberikan informasi tentang penambahan
dan penurunan berat badan
Menunjukkan keadaaan gizi klien sangat
buruk
Kalori merupakan sumber energy
Mencegah mual muntah, distensi berlebihan,
dyspepsia yang menyebabkan penurunan
nafsu makan serta mengurangi stimulus
berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
Agar klien merasa seperti berada di rumah
Untuk
menimbulkan
perasaan
ingin
makan/membangkitkan selera makan
Agar dapat diatasi secara bersama-sama
dengan ahli gizi.
HX.
5. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek kemoterapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi
dan anemia.
HY.
NOC
IB. Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan diharapkan tidak terjadi
kerusakan integritas
IC. NOC :
- Respiratory status : Ventilation
- Respiratory status : Airway patency
HZ.
NIC
IE. Airway Management
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
IA. Rasional
Membuka jalan nafas
Memperlancar jalan nafas
Memberikan oksigen untuk otak yang adekuat
Mengetahui adanya kelainan bunyi nafas
Mempertahankan jalan nafas yang adekuat
Memperlebar jalan nafas
IF.
IG.
Terapi Oksigen
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigenasi
IH.
II.
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
IJ.
IK.
IM.
IL.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
IN.
IO.
Philadelphia.
Wijaya, A.S & Putri, Y.M,. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
IP.
IQ.