You are on page 1of 18

POS TRANSITORIS DAN ANTISIPASI

Tugas Akuntansi
(Presentasi, Makalah, dan Contoh Soal)

Dosen Pembimbing : Sudaryono


Oleh :
Kelompok 5
1.

Lely Novia Cahyaningrum

2.

Frets Eric Latupeirissa

3.

Handi Irawan

4.

Muh.Ervan

1A113021

5.

Rahadityo

1C114752

6.

Rezky Ramadhianti

7.

Yunias Ferry Hardanto

14114388
14114733

19114206
1C114585

UNIVERSITAS GUNADARMA
2016

16114019

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul:
POS TRANSITORIS DAN ANTISIPASI
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Jakarta, 11 Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .

DAFTAR ISI

1. Pengertian Pos Transitoris

serta

Pos

.
3

A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
4
2. Permasalahan
4
3. Tujuan

B. PEMBAHASAN

5
2. Pengertian Pos Antisipasi
7
3. Pencatatan

Pos

Transitoris

Aktif

dan

Pasif

Pendekatan Neraca dan Pendekatan Laba Rugi


.

dalam

4. Pencatatan Pos Antisipasi Aktif dan Pasif

10
5. Contoh

Permasalahan

yang

berkaitan

dengan

rekening

Transitoris Aktif dan Pasif serta Pos Antisipasi Aktif dan Pasif .
.

11

Pos
.

C. KESIMPULAN

Daftar Pustaka

12

sering

kali

16

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Waktu

penyusunan

Neraca

dijumpai

adanya

transaksiyang belum selesai. Hal inimemerlukan pencatatan


sendiri dan harus disajikan ke dalam Neraca, sehingga diperoleh
gambaran kekayaan, kewajiban dan modal yang mendekati
keadaaan sebenarnya.
Seringkali perusahaan mengalami situasi dimana penerimaan
hasil dengan prestasi yang harus diserahkan atau biaya yang
dikeluarkan dengan manfaat yang akan diterimanya tidak jatuh
bersamaan.
2. Permasalahan
a. Bagaimana pencatatan transitoris aktif dengan pendekatan
rugu laba dan pendekatan neraca?
b. Bagaimana pencatatan transitoris pasif dengan pendekatan
rugu laba dan pendekatan neraca?
c. Bagaimana pencatatan transaksi untuk pos antisipasi aktif?
d. Bagaimana pencatatan transaksi untuk pos antisipasi pasif?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari pos transitoris aktif
b. Untuk

mengetahui

pencatatan

transitoris

aktif

pendekatan rugi laba dan pendekatan neraca


c. Untuk mengetahui pengertian dari pos transitoris pasif
4

dengan

d. Untuk

mengetahui

pencatatan

transitoris

pasif

dengan

pendekatan rugi laba dan pendekatan neraca


e. Untuk mengetahui pengertian dari pos antisipasi aktif
f. Untuk mengetahui pencatatan transaksi pos antisipasi aktif
g. Untuk mengetahui peengertian dari pos antisipasi pasif
h. Untuk mengetahui pencatatan transaksi pos antisipasi pasif

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pos Transitoris
Pos Transitoris adalah pendapatan yang sudah diterima kasnya akan tetapi
belum menjadi hak perusahaan, dan biaya yang sudah dibayar dengan kas akan
tetapi belum menjadi kewajiban perusahaan.
Pada Pos Transitoris terdapat 2(dua) macam rekening,yaitu:
a. Pos Transitoris Aktif
Pos Transitoris Aktif adalah pos yang berhubungan dengan
biaya biaya yang sudah di bayar oleh perusahaan tetapi
belum semuanya di manfaatkan oleh perusahaan. Contohnya
perkiraan yang berhubungan dengan pos transitoris aktif
sebagai berikut:

Persekot biaya / biaya dibayar di muka


Biaya

dibayar

perusahaan
merupakan

dimuka

dalam

adalah

kelompok

klaim kepada

bagian
aktiva

pihak

dari

asset

lancar,

yang

tertentu

yang

pelunasannya dalam bentuk selain kas, karena itu tidak


dikelompokan kedalam kelompok piutang. Transaksinya
debet

biaya

dibayar

dimuka

selalu

menyebabkan

pengurangan terhadap asset perusahaan dalam bentuk

kas. Perbedaannya dengan piutang adalah : Kalau


piutang diharapkan pembayarannya dalam bentuk kas
sedangkan

biaya

dibayar

dimuka

diharapkan

perusahaan memperoleh selain kas, misalnya barang


atau jasa yang diperlukan perusahaan. Biaya dibayar
dimuka timbul akibat pembelian barang, jasa atau
aktiva lain yang belum diterima atau belum sepenuhnya
diterima oleh perusahaan. Contoh dari akun biaya
dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka, asuransi
dibayar di muka, iklan dibayar di muka, bunga dibayar
di muka, dan sebagainya.

b. Pos Transitoris Pasif


Pos Transitoris Pasif adalah pos yang berhubungan dengan
penghasilan yang sudah diterima oleh perusahaan tetapi
sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. Contoh perkiraan
yang berhubungan dengan pos transitoris pasif sebagai
berikut:
Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan diterima dimuka adalah penerimaan-penerimaan
yang tidak merupakan pendapatan untuk periode yang
bersangkutan, Penerimaan-penerimaan semacam ini akan
tetap dilaporkan sebagai pendapatan yang diterima di muka
sampai

saat

di

mana

penerimaan

tadi

diakui

sebagai

pendapatan,contohnya:

Penghasilan sewa di terima di muka


Sewa

Dibayar

di

Muka

adalah

pengeluaran

yang

dilakukan oleh suatu entitas untuk sewa suatu aset


6

milik pihak lain yang jangka waktunya lebih dari satu


Periode Akuntansi.

Penghasilan bunga yang di terima di muka

2. Pengertian Pos Antisipasi


Pos Antisipasi adalah pendapatan yang belum diterima dalam
bentuk kas akan tetapi sudah menjadi hak perusahaan, dan
biaya yang belum dibayar dengan kas akan tetapi sudah menjadi
kewajiban perusaahaan.
Sama halnya dengan Pos Transaitoris, pos antisipasi dibagi
menjadi dua rekening,yaitu:
a. Pos Antisipasi Aktif
Pos Antisipasi Aktif adalah pendapatan-pendapatan yang
sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima kasnya.
Transaksi ini dikenal dengan nama Pendapatan Yang Masih
Akan

Diterima

atau

Piutang
7

Pendapatan.

Contohnya:

Perusahaan menyewakan gedung selama satu tahun terhitung


dari 1 Juli 2006 sampai 30 Juni 2007. Biaya sewa selama satu
tahun yaitu Rp. 8.000.000.00. dan diterima dibelakang pada
30 Juni 2007. Jika perusahaan membuat laporan keuangan
pada 31 Juli 2006, maka pendapatan yang harus diterima
untuk tahun 2006 adalah Rp. 200.000.00 yaitu sewa untuk
jangka waktu 1 bulan terhitung dari 1 Juli 2006 sampai 31 Juli
2006

meskipun

kasnya

belum

diterima.

Pos

antisipasi

demikian menimbulkan adanya tagihan sewa yang akan


dilaporkan sebagai aktifa yaitu sewa masih akan diterima.
b. Pos Antisipasi Pasif
Pos Antisipasi Pasif adalah beban-beban yang telah menjadi
beban suatu periode akuntansi, akan tetapi belum dikeluarkan
kasnya

sampai

pada

akhir

periode

akuntansi

yang

bersangkutan.
Contoh transaksi yang berhubungan dengan pos ini adalah :

utang biaya gaji


utang biaya iklan

3. Pencatatan Pos Transitoris Aktif dan Pasif serta Pos dalam


Pendekatan Neraca dan Pendekatan Laba Rugi
Menurut

Donald

Kieso,

(2004

391)

mengemukakan

sebagaiberikut :
a. Pendekatan laba rugi (Income statement approach)
Pendekatan

laba

rugi

(income

statement

approach)

merupakan jumlah bebanpiutang tak tertagih dan kredit

yang

berkaitan

pada

akun

penyisihan

tidak

dipengaruhioleh setiap saldo yang ada saat ini dalam akun


penyisihan, karena estimasi bebanpiutang tak tertagih
berhubungan dengan akun nominal (penjualan) dan setiap
saldodalam

akun

penyisihan

diabaikan.

Karenanya

penandingan biaya dengan pendapatansecara tepat akan


tercapai.
b. Pendekatan neraca (Balance sheet approach)
Sedangkan

pendekatan

neraca

(balance

sheet

approach),berdasarkan pengalaman masa lalu, sebuah


perusahaan

dapat

beredarnya

mengestimasikanpresentase

yang

tidak

mengidentifikasipiutang

akan
tertentu.

tertagih,

piutang
tanpa

Prosedur

ini

menyediakan estimasi yang cukup akurat menyangkut nilai


piutang yang dapat direalisasi, tetapi tidak sesuai dengan
prinsip penandingan biaya dan pendapatan

dan

tujuan

dari metode ini adalah melaporkan nilai realisasi bersih


piutang dalam neraca
Berikut ini adalah contoh dari pencatatan dengan menggunakan
pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi:
Untuk pos transitoris aktif:

Pendekatan neraca

Pendekatan laba / rugi

- waktu mencatat

- waktu mencatat

Persekot biaya Rp xx
Kas

Biaya .

Rp xx

Rp xx

Kas

- Waktu penyesuaian

- waktu penyesuaian
9

R p xx

Biaya .

Rp xx

Persekot biaya

Persekot biaya

Rp xx

Rp xx

Biya .

Rp xx

Untuk pos transitoris pasif:

Pendekatan neraca

Pendekatan laba - rugi

- Waktu mencatat

- waktu mencatat

Kas

Rp xx

- Kas

Utang penghasilan

Rp xx
Penghasilan

Rp xx

sewa

- Waktu penyesuaian

-Waktu penyesuaian

Utang penghasilan

R p xx

Penghasilan sewa

Rp xx

Penghasilan sewa
Utang

Rp xx

penghasilan

10

Rp xx

Rp xx

4. Pencatatan Pos Antisipasi Aktif dan Pasif


Pos antisipasi aktif merupakan pendapatan yang diterima di
belakang. Pendapatan untuk perioda tertentu yang belum
diterima uangnya diakui melalui jumal penyesuaian pada akhir
perioda. Jurnal penyesuaian tersebut dibalik pada hari kerja
pertama perioda berikutnya.Penerimaan kas dicatat dengan
mendebit rekening Kas dan mengkredit rekening Pendapatan.

Contoh pencatatannya
Piutang Penghasilan

Rp

xx
Penghasilan

Pos

antisipasi

pasif

Rp xx

merupakan

biaya

yang

dibayar

di

belakang. Biaya untuk perioda tertentu yang belum diterima


uangnya diakui melalui jumal penyesuaian pada akhirperioda.
Jurnal penyesuaian tersebut dibalik pada hari keria pertama
perioda berikutnya.Pembayaran kas dicatat dengan mendebit
rekening biaya dan mengkredit rekening Kas.

Contoh pencatatannya
Biaya

Rp xx
Hutang

11

Rp xx

5. Contoh Permasalahan yang berkaitan dengan rekening Pos


Transitoris Aktif dan Pasif serta Pos Antisipasi Aktif dan Pasif
Ada dua cara pencatatan pada waktu melakukan pembayaran
beban ( biaya ) :
a.

Pendekatan Neraca, yaitu


pembayaran beban dicatat dalam rekening Beban dibayar
di muka

b.

Pendekatan

Rugi

Laba,

yaitu pembayaran beban dicatat dalam rekening Beban.


Contoh :
Pada Tanggal 1 April 1990 membayar premi asuransi untuk satu
tahun Rp. 240.000,00.
a.

Jika menggunakan pendekatan neraca,


transaksi tersebut dicatat dalam rekening :
Asuransi dibayar dimuka ( Debet ) Rp. 240.000,00
Kas ( Kredit )

Rp.

240.000,00
Jumlah tersebut akan tetap terlihat pada rekening asuransi
dibayar di muka di neraca saldo 31 Desember 1990.
Sampai

dengan

tanggal

31

Desember

1990

tersebut

sebenarnya asuransi yang sudah dimanfaatkan adalah 9 bulan


( 1 April 1990 31 Desember 1990 ). Ini berarti sejumlah Rp.
180.000,00 ( 9/12 x Rp. 240.000,00 ) sudah menjadi beban
tahun 1990. Maka jumlah tersebut harus dipindahkan dari
12

rekening Asuransi dibayar dimuka ke rekening Beban


Asuransi dengan jurnal penyesuaian :
Beban Asuransi

Rp. 180.000,00

Asuransi dibayar di muka

Rp.

180.000,00

b.

Jika menggunakan Pendekatan Rugi Laba , transaksi pada


contoh di atas pada tanggal 1 April 1990, dicatat dalam
rekening :
Biaya Asuransi ( debet )

Rp. 240.000,00

Kas ( Kredit )

Rp.

240.000,00
Sampai dengan tanggal 31 Desember 1990 sebenarnya
yang sudah menjadi beban baru 9 bulan ( Rp. 180.000,00 ).
Sedangkan sisanya ( Rp. 60.000,00 ) bukan merupakan beban
tahun 1990.
Maka jumlah yang eblum merupakan beban tersebut
harus di pindahkan dari rekening Biaya Asuransi ke
rekening Asuransi dibayar di muka , dengan jurnal
penyesuaian :
Asuransi dibayar di muka

Rp. 60.000,00

Beban Asuransi

Pada

waktu

Rp. 60.000,00

menerima

pendapatn

pada

umumnya

dicatat dalam rekening pendapatan ( Pendekatan Rugi


Laba ), tetapi kadang kadang pendapatan yang diterima

13

untuk

lebih

dari

satu

periode

dicatat

dalam

rekening

Pendapatan diterima di muka ( Pendekatan neraca ).


Contoh :
Pada tanggal 1 Juli 1990 diterima sewa untuk 2 tahun Rp.
2.000.000,00.
a.

Jika

mengunakan

pendekatan neraca transaksi tersebut di catat dalam rekening


:
Kas ( debit )

Rp. 2.000.000,00

Sewa diterima di muka ( kredit )

Rp.

2.000.000,00
Jumlah tersebut akan tetap terlihat pada rekening sewa
diterima di muka di neraca saldo 31 Desember 1990.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 1990 tersebut,
sebenarnya yang sudah merupakan pendapatan tahun 1990,
adalah 6 bulan ( 1 Jli 1990 31 Desember 1990) = 6/24 x Rp.
2.000.000,00 = Rp. 500.000,00. Sedang selebihnya ( Rp.
1.500.000,00 ) belum merupakan pendapatan tahun 1990.
Karena pada saat penerimaan sewa dicatat dalam
rekening sewa diterima di muka maka untuk jumlah yang
sudah merupakan pendapatan tahun 1990 harus dipindahkan
ke rekening Pendapatan Sewa dengan jurnal Penyesuaian
sebagai berikut :
Sewa diterima di muka

Rp. 500.000,00

Pendapatan sewa

Rp.

500.000,00

14

b. Jika menggunakan pendekatan Rugi Laba, transaksi di atas


dicatat dalam rekening :
Kas ( debit )

Rp. 2.000.000,00

Pendapatan sewa ( kredit )

Rp.

2.000.000,00
Sampai

dengan

tanggal

31

Desemmber

1990,

sebenarnya yang sudahmerupakan pendapatan tahun 1990


adalah

Rp.

500.000,00.

Sedang

selebihnya

Rp.

1.500.000,00 ) belum merupakan pendapatan.


Jumlah ini harus dipindahkan ke rekening Pendapatan
Sewa diterima di muka dengan jurnal penyesuaian :
Pendapatan sewa

Rp. 1.500.000,00

Sewa diterima di muka

Rp.

1.500.000,00

Perusahaan membayar gaji pegawai mingguan tiap hari sabtu. Tarif


gaji Rp. 40.000,00 per hari. Pembayaran gaji terakhir tanggal 27 Desember
dengan demikian gaji karyawan tanggal 29, 30, dan 31 Desember belum di
bayar karena baru akan di bayar pada hari Sabtu tanggal 3 Januari tahun
berikutnya. Ini berarti sampai akhir periode akuntansi terdapat gaji yang
beluum di bayar 3 hari @ Rp. 40.000,00 = Rp. 120.000,00.
Jurnal penyesuaiannya:
Beban gaji

Rp. 120.000,00
15

Utang gaji

Rp. 120.000,00

Suatu perusahaan menyimpan uang di Bank Pasifik, Rp. 1.000,000,00


pada tangggal 1 September 1990. Suku bunga 18%, bunga di terima 6 bulan
sekali (tiap 1 Maret 1 September).
Ini berarti bunga 6 bulan pertama baru akan di terima tanggal 1 Maret
1991 sehingga sampai akhir periode akuntansi, terdapat bunga yang di tunda
penerimaannya selama 4 bulan (1 September 31 Desember) yaitu 4/12 x
18% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 60.000,00.
Jurnal penyesuaiannya:
Piutang bunga

Rp. 60.000,00

Pendapatan bunga

Rp. 60.000,00

C. KESIMPULAN
Salah satu tujuan akuntansi adalah menyajikan laporan
keuangan yang wajar, oleh sebab itu akuntansi memerlukan
penyesuaian. Tindakan penyesuaian bisa kita lakukan kapan saja,
bisa sekali dalam sehari, sekali dalam seminggu, sebulan, tapi
biasanya dalam perusahaan penyesuaian dilakukan pada akhir
periode akuntansi.

16

Ada berbagai item yang memerlukan penyesuaian agar


laporan keuangan dapat disajikan secara wajar. Item-item tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Pos Transitoris yaitu; pos pendapatan yang belum dapat
diakui sebagai pendapatan sekalipun sudah diterima uangnya dan
pos beban yang belum dapat diakui sebagai beban sekalipun sudah
dilakukan pembayaran;
2.Pos antisipasi adalah pos pendapatan yang harus diakui
sekalipun belum diterima uangnya dan pos beban yang harus diakui
sekalipun belum dilakukan pembayaran.

DAFTAR PUSTAKA
Dharma Tintri Ediraras S, Akuntansi 1, Gunadarma, Jakarta, 1991
ekonomisetio.files.wordpress.com/2010/09/jurnal-penyesuaian-9.doc
17

(diakses tanggal 1

Juni 2012)

http://smkn1purwodadi.net/v2/index.php?
option=com_content&task=view&id=102&Itemid=35(diakses
tanggal 1 Juni 2012)
marketvalas.blogspot.com/.../pos-pos-transitoris-dan-antisipasi.html
(diakses tanggal 1 Juni 2012)
Slamet Sugiri, Pengantar Akuntansi 1, Edisi 6, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta,2001
www.sman2-balikpapan.sch.id/blog/?p=1767 (diakses tanggal 1 Juni
2012)

18

You might also like