Professional Documents
Culture Documents
TRACHEOSTOMY
Jessica Jasmine
Lay Anastasia Tika
Jean Valeria
Agatha Kristanti
Ruth Isabelle
Identitas
Nama : Tn. YP
Usia
: 83 tahun
Suku
: Jawa
Alamat : Jl. Umbulrejo, Ponjong
Pemeriksaan dilakukan pada :
8 Desember 2015
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum
Status Gizi
: E1V2M1
: BB 70kg , TB 160 cm
Vital Sign
Suhu
Tekanan darah
Nadi
Laju napas
: afebris
: 131/59
: 73 x/menit
: 40x/menit
Kepala
Mulut
Hidung :
Inspeksi
: simetris, deformitas (-)
Palpasi
: tidak dapat dinilai
Rhinoscopy anterior : tidak dilakukan
Rhinoscopy posterior : tidak dilakukan
Leher
:
Inspeksi
: trakea di tengah
Palpasi
: KGB tidak teraba
Laryngoscopy indirect : tidak dilakukan
Telinga :
Auricula tidak ada kelainan
Otoskopi AD/AS :
AS : dbn
AD : dbn
Thorax :
Paru
I
: simetris, retraksi suprasternal (-), retraksi supraclavicular (-)
P
: stem frenikus kanan dan kiri sama
P
: sonor pada semua lapang paru
A
: bunyi napas vesikular, rhonki -/-, wheezing -/Jantung
I
: ictus cordis tidak terlihat
P
: ictus cordis tidak teraba
P
: batas atas jantung ICS III
Batas kanan jantung linea para sternalis dekstra ICS V
Batas kiri jantung linea midclavicularis ICS VI
A
: bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop
Abdomen
I
: jejas (-)
P
: tidak teraba massa, nyeri tekan tidak dapat dinilai
P
: timpani pada seluruh kuadran
A
: Bising usus +, 4-5x/menit
Ekstremitas
Akral dingin, CRT < 2 detik, oedema +/+
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen paru :
Cardiomegali dengan pulmo dalam batas
normal
CT Scan :
ICH luas di lobus temporo-parieto-occipital
dextra dan IVH luas juga SDH dengan edema
cerebri serta herniasi subfalcin ke sinistra
Diagnosis
Pasien laki-laki, usia 83 tahun dengan
prolonged intubation a.i perfusi non-adekuat
dan riwayat ICH dengan tatalaksana tindakan
trakeostomi elektif
Laporan operasi
Pasien dibaringkan dengan supine dengan leher
hiperekstensi dan diinduksi dengan phentanyl
DEFINISI
Trakeostomi adalah
tindakan membuat lubang
pada dinding anterior
trakea untuk
mempertahankan jalan
napas
KLASIFIKASI
Letak
Letak tinggi
Letak rendah
Waktu
Darurat
Terencana
INDIKASI
Mengatasi obstruksi laring
Mengurangi dead air space disaluran nafas
bagian atas
Mempermudah pengisapan sekret dari
bronkus pada pasien yang tidak dapat
mengeluarkan sekret secara fisiologis.
Untuk memasang respirator dengan intubasi
>48 jam
INDIKASI
Untuk mengambil benda asing dari subglotis
dan tidak memiliki fasilitas untuk bronkoskopi.
Dilakukan sebelum pembedahan tumor-tumor
orofaring atau laring
Radioterapi daerah leher
Multiple fracture pada daerah muka
KONTRAINDIKASI
Obstruksi laring oleh tumor ganas insiden
kekambuhan pada stoma bertambah dan mempersulit
eksisi luas
pengangkat sebagian tumor secara endoscopy
atau melakukan cricothyroidektomi
Pemasangan trakeostomi pada keadaan darurat
umumnya tidak memiliki kontraindikasi, namun perlu
diperhatikan adanya cedera vertebralis cervicalis.
Anatomi
Sebuah tabung fibrokartilago, yang ditopang
oleh kartilago trakea inkomplit (cincin), yang
mengisi bagian medial dari leher.
Lokasi :
inferior laring setinggi C6 s.d T4-T5
Bersebelahan dengan esofagus
Diameter : 2.5 cm
Panjang : 10-13 cm
Fisiologi
Respirasi :
Jalur udara
Pertahankan saluran udara
Mengurangi dead space
Proteksi :
Silia untuk mengeluarkan benda asing
Refleks batuk
Menghangatkan dan melembabkan pernapasan
Fonasi :
Suara dihasilkan oleh getaran plika vokalis
Alat Trakeostomi
Diameter Luar
Prematur
4,5 mm
4,5 - 5,0 mm
4,5 - 5,0 mm
5,0 - 5,5 mm
3-6 bulan
5,0 - 5,5 mm
5,5 mm
6-12 bulan
5,0 - 5,5 mm
5,5 - 6,0 mm
1-2 tahun
5,5 - 6,0 mm
5,5 - 6,0 mm
3 tahun
5,5 - 6,0 mm
6,0 - 6,5 mm
Teknik Trakeostomi
Seefisien mungkin dengan menghindari
trauma pada laring, trakea dan struktur yang
berdekatan
Jika mungkin, lakukan intubasi endotrakeal
sebelum trakeostomi.
Posisi Trakeostomi
Prosedur Trakeostomi
Humidifikasi
Fiksasi aman dan ganti setiap hari
Bersihkan luka sesering mungkin
Penghisapan steril
Radiografi untuk mengetahui posisi pipa
Kultur luka dan sputum
Alat untuk keadaan darurat selalu tersedia
Komplikasi
Komplikasi Segera:
- Apnea
- Perdarahan
- Trauma bedah pada struktur sekitar
- Pneumothorax dan pneumomediastinum
- Trauma kartilago krikoid
Komplikasi
Komplikasi Menengah :
- Trakeitis dan trakeobronkitis
- Erosi trakea dan perdarahan
- Hiperkapnea
- Ateletacsis
- Pergeseran pipa
- Obstruksi pipa
- Emfisema subkutan
- Aspirasi dan abses paru
Komplikasi
Komplikasi Lanjut :
- Fistel trakeokutan menetap
- Stenosis laring / trakea
- Granulasi trakea
- Kesukaran dekanulasi
- Fistel trakeoesofagus
- Masalah jaringan parut trakeostomi
KOMPLIKASI
Komplikasi awal :
Perdarahan
- komplikasi paling sering dari trakeostomi yang terjadi
pada 5% kasus
- perdarahan biasanya berasal dari vena atau insisi pada
isthmus tiroid
- perdarahan berat biasanya mengenai arteri thyroidea
superior
Obstruksi tuba
- penyebab utama kegagalan ventilasi setelah
pemasangan trakeostomI
- umumnya disebabkan oleh sumbatan mukus
Dislokasi tuba
- dapat terjadi pada pasien yang baru menjalani trakeostomi sebelumnya
- terjadi sebelum terbentuk stabilitas antara lumen trakea dan kulit
Emfisema subkutan
- terjadi karena masuknya udara ke lapisan fasial dari leher dan
umumnya merupakan hasil dari penutupan insisi trakeostomi yang terlalu ketat
- obstruksi atau displacement tuba dapat menyebabkan masuknya udara
ke dalam lapisan fasial
- emfisema subkutis yang berat dapat menyebabkan
pneumomediastinum dan berisiko tinggi terjadinya infeksi bakteri.
Pneumotoraks
- terjadi pada kurang dari 5% kasus trakeostomi karena kerusakan apeks
pleura
- pneumotoraks dapat berasal dari ventilasi yang dipaksa berlebihan
yang mencegah ekshalasi pasif dari udara
- Udara yang terperangkap ini dapat menyebabkan ruptur alveolar dan
masuknya udara menuju rongga pleura
Komplikasi akhir :
Ruptur arteri
- ditandai dengan sentinel bleed yang terjadi
beberapa jam sebelum terjadi perdarahan massif
- dilakukan penekanan digital untuk menekan arteri
innominate ke manubrium, dilakukan sternotomi median dan
ligasi pembuluh darah
Stenosis subglotis
- iritasi kronis dari mukosa trakea kontaminasi
bakteri dan inflamasi
- Inflamasi ini berakhir dengan pembentukan jaringan
parut dan stenosis subglotis
- pencegahan : meminimalisasi pergerakan dari tuba,
mengatasi refluks gastroesofageal, pencabutan tuba jika
sudah tidak digunakan
Infeksi
- kelembaban serta luka terbuka pada trakeostomi
memudahkan infeksi
Aspirasi
- berkurangnya refleks proteksi glottis aspirasi
- pencegahan : memberikan diet lunak yang dapat
mengurangi
risiko aspirasi dibandingkan dengan
cairan, serta memposisikan kepala pasien lebih tinggi